Kelopok 2a

advertisement










DERMATOFITOSIS : merupakan penyakit pada jaringan
yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum
pada epidermis, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh
jamur golongan dermatofita.
 CENTRAL HEALING : proses penyembuhan yang berada di
bagian tengah lesi sedangkan bagian tepi masih aktif
 LESI SATELIT : Suatu lesi central yang besar di kelilingi
oleh 2 lesi atau lebih lesi lainnya serupa tapi lebih
kecil.
 Plak : peninggian diatas permukaan kulit, permukaannya
rata dan berisi zat padat (bisa infiltrat), dengan
diameternya 2cm atau lebih.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Mengapapa obat yang digunakan tidak efektif untuk pasien ?
Apa hubungan salep yang digunakan z dengan central healing ?
Apa saja faktor resiko dari dermatofitosis ?
Apa hasil pemeriksaan kerokan yang diharapkan pada kasus ini ?
Bagainama mekanisme terjadinya gatal gatal ?
Bagaimana mekanisme central healing lesion ?
Apa penyebab dari dermatofitosis ?
Apakah selalu plak eritem diikuti lesi satelit ?
Apakah penyakit ini hanya menyerang hanya bagian punggung saja ?
Apasaja kemungkinan diagnosis penyakit yang mempunyai ukk yang sama
?
Mengapa dokter menanyakan mempunyai riwayat kebiasaan ?
Apa saja gejala dermatofitosis selain pada kasus ?
Apa saja klasifikasi dari tinea ?
Bagaimana cara menegakkan diagnosis penyakit ini ?
Apakah penyakit ini dapat menular ? Bagaimana caranya ?
Bagaimana tatalaksana pada kasus ?
Bagaimana cara edukasi pada pasien ?
1.
2.
3.
4.
5.
Karena obat yang digunakan tidak sesuai
Faktor resiko : higne yang buruk
gatal terjadi akibat terangsangnya mediator
inflamasi yaituhistamin oleh jamur.
Penyebab dermatofitosis yaitu golongan
jamur dermatofita yang bersifat keratofilik.
Central healing lesion terjadi akibat jamur
bersifat keratofilik sehingga memakan
keratin yang ada.
DEFINISI
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
STRUKTUR
YANG
TERLIBAT
FAKTOR
RESIKO
TINEA
(DERMATIFITOSIS)
PATOGENESIS
GANGGUAN
YANG
TERJADI
PATOFISIOLOGI
MUNCULNYA
UKK
DIAGNOSI
S
PENATALAKSANAA
N
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
FARMAKOTE
RAPI
NONFARMAK
OTERAPI
DIAGNOSIS
BANDING
PENCEGAHAN
EDUKASI
Mahasiswa mampu memahami :







Definisi dermatofitosis da tinea
Mengenali ukk untuk tinea, eritema, papul, vesikel,
bula, skuama, krusta dll.
Klasifikasi dan faktor resiko tinea
Menjelaskan patogenesis tinea termasuk struktur yang
terlibat, gangguan yang terjadi higga munculnya ukk.
Pemeriksaan fisik dan penunjang masing masing
klasifikasi tinea
Membedakan penyakit yang mirip dengan ukk yang
sama
Memahami farmakoterapi dan nonfarmakoterapi
untuk tina beserta pencegahannya.
Penyakit pada jaringan yang mengandung
zat tanduk, misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut, kuku, yang disebabkan
golongan jamur dermatofita.
Dermatofita
 kelas fungi imperfecti yang terdiri dari 3 genus
yaitu microsporum, trichophyton, dan
epidermophyton
 40 spesies dermatofita : 2 spesies
epidermophton, 17 spesies microsporum, 20
spsies trichophyton
 Mempunyai sifat keratofilik
 Berkembang biak dengan cara fregmentasi atau
membentuk spora.
 Berdasarkan
lokasi :
 Berdasarkan
sifatnya :

Tinea Kapitis

Microsporon

TINEA Barbe

Trichospiton

Tinea kruris

Epidermopithon

Onycomikosis

Tinea pedis et manum

Tinea unguium

Tinea korporis
 Tinea
imbrikata
 Tinea
favosa & favus
 Tinea
fasialis
 Tinea
aksilaris
 Tinea
sirsinata, Arkuata
 Tinea
inkagnito
Tidak Dapat Diubah
Dapat Diubah
Jenis Kelamin : laki-laki > dari
perempuan
Kontak dengan hewan yang
terinfeksi dermatofita
Usia: dewasa > anak-anak
Hygiene pribadi dan lingkungan
buruk
Iklim tropis
Immunocompromised ( karena
obat)
Patogenesis
Perlekatan
Dermatovita
menginfeksi kulit
melalui
hifajar.keratin
Melakukan
pertahanan dari flora
normal kulit, suhu,
sinar UV
Setelah perlekatan
berhasil, spora dan
fragmen hifa akan
menginvasi keratonosit
DERMATOFITA
Penetrasi
Respon Host
Setelah
melekat, spora
menyerbuk
Derajat inflamasi
tergantung sistem
imun
Mensekresikan
protease, lipase
dan mucinolitik
Antigen dermatofita
dipersentasikan oleh
sel langerhans
epidermal
Dinding sel jamur
(fungal
mannans)menghambat
proliferasi keratinosit
Ke limfosit T
berploriferasi dan
bermigrasi ke
tempat infeksi
Etiologi
Menempel
pada kulit
Hiperpigmentosa
Keratin
habis
Mencari tempat
yang banyak
keratin
Central
healing
Di garuk akan
menyebar
Menghasilkan
enzim
keratinase
Mencerna keratin
dipermukaan kulit
Memudahkan
invasi ke dalam
stratum
korneum
Koloni hifa pada
keratin yang mati
Menghasilkan
keratolitik
enzim
Difusi
jaringan yang
lebih dalam
Sel-sel gepeng
terkelupas
Skuama
Merangsang
respon imun
tubuh
Melepaskan
mediator
inflamasi
Terasa gatal
dan perih
Papul dengan lesi
polisiklik dan
berbatas tegas
Terjadi proses
inflamasi
Merusak
pigmen kulit
Terjadi reaksi
antigen antibodi
Vasodilatasi
pembuluh darah
Hiperpigmentosa
Eritematosa
NO
TINEA
TANDA DAN GEJALA
1
Tinea Kapitis
o
o
o
o
Grey patch ring worm
Black dot ring worm
Kerion
Tinea Favosa
2
Tinea Korporis
o
o
o
o
o
Lesi bulat dengan tepi aktif
Eritem
Papul
Vesikel
bagian tengah lesi relatif
lebih tenang
3
Tinea Kruris
o
o
o
Gatal menahun
makula eritem dengan erosi
terkadang tampak eskoriasi
4
Tinea Manus &
Tinea Pedis
o Bentuk Intertriginosa
o Bentuk Hiperkeratosis
o Bentuk Vesikular Subakut
5
Tinea Unguium
Permukaan kuku tidak mengkilat, rapuh, dan
dibawah kuku tampak adanya detritus yang
banyak mengandung elemen jamur
6
Tinea Barbae
o
o
o
o
o
7
Tinea
Imbirkata
Makula eritem dengan skuama yang melingkar
Eritem
Papul
Skuama
gambaran polisiklik dengan tepi aktif
krusta
Tinea Kapitis
Tinea Manus
Tinea korporis
Tinea Unguium
Tinea kruris
Tinea Barbae
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan
Fisik
3. Pemeriksaan
Penunjang
No
Klasifikasi
Pemeriksaan
1
Tinea Korporis
KOH 10-20%. Ditemukan hifa panjang
bercabang.
2
Tinea Kapitis
KOH 10-20%. Ditemukan hifa panjang
double counter (dua garis lurus sejajar),
dikotomi (bercabang dua dan bersepta).
3
Tinea Kruris
KOH 10-20%. Ditemukan hifa panjang
tampak berderetan.
Etiologi
Eflourosensi
Predileksi
Pitiriasis versikolor
Malassezia furfur
Robin
Makula hipopigmentasi
(putih), hiperpigmentasi
(kecoklatan),dalam
berbagai ukuran dan
dengan skuama halus
diatasnya.
Badan, kadang ketiak, lipat
paha, lengan, tungkai atas,
leher, muka, kulit kepala
Pitirisis rosea
Idiopatik
Makula eritematosa dan
skuama halus,batas tegas,
herald patch dibadan,
solitar, bentuk oval
&anular, lesi menyerupai
pohon cemara terbalik
Badan, lengan atas bagian
proksimal & paha atas
Psoriasis
Autoimun
Bercak eritem yg meninggi
(plak) dg skuama
diatasnya, eritem berbatas
tegas &merata, skuama
berlapis-lapis, kasar &
berwarna putih serta
transparan disertai
fenomena tetesan lilin.
Kulit kepala, perbatasan daerah
kepala dg muka, ekstremitas
bagian ekstensor terutama siku,
lutut, &lumbosakral
DKA (Dermatitis
Kontak Alergen)
Bahan kimia
sederhana dengan
berat molekul
umumnya rendah
(<1000 dalton)
-Pada yang akut  dimulai dengan bercak
eritema berbatas tegas, kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula.
Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan
erosi dan eksudasi (basah) .
Tangan, lengan, wajah,
telinga, leher, badan,
genitalia, paha dan
tungkai
-Pada yang kronis terlihat kulit kering,
berskuama, papul, likenifikasi, pistul,
batasnya tidak jelas.
-Gejala yang umum dirasakan penderita adalah
pruritus yang umumnya konstan dan sering
kali hebat (sangat gatal).
DKI (Dermatitis Kontak
Iritan)
Dermatitis seboroik
Bahan yang bersifat
iritan, misalnya
bahan pelarut,
detergen, minyak
pelumas, asam,
alkali, dan serbuk
kayu
-Kemerahan pada area kulit yang terkena
(eritem).
Jamur pityrosporum
ovale (genus
Malassezia).
-Kulit kemerahan yang ditutupi sisik halus
sampai peninggian kulit yang besar, berminyak
dan mengelupas.
-Panas, gatal, dan terkadang nyeri.
-Pada beberapa kasus tertentu ditemukan juga
fisur (kerusakan) pada area kulit yang terpapar.
-Tanda khas  adanya sisik halus dan umumnya
berwarna putih
Area yang banyak
mengandung kelenjar
minyak (sebasea) seperti
pada kulit kepala, wajah,
dan batang tubuh.
-Rasa gatal atau terbakar
Kandidiasis
Species candida,
biasanya oleh
candida albicans
Bervariasi tergantung bagian tubuh mana yang
terkena.
Mulut, vagina, kulit,
kuku, bronki, atau paruparu.
Menurut badan POM RI (2011)
1.
Gunakan handuk tersendiri untuk mngeringkan bagian yang terinfeksi atau bagian
yang terinfeksidikeringkan terakhir, untuk mencegah penyebaran ke bagian tubuh
lainnya.
2.
Jangan menggunakan handuk , baju yang terinfeksi secara bergantian dengan
penderita.
3.
Cuci handuk, baju yang terkontaminasi dengan air panas untuk mencegah
penyebaran jamur.
4.
Jika memungkinkan, hindari penggunaan baju dan sepatu yang membuat kulit
basah seperti benang woll dan bahan sintetis yang dapat menghambat sirkulasi
udara.
5.
Hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami infeksi.
6.
Gunakan sandal yang terbuat dari bahan dari kayu dan karet.
Tinea merupakan Penyakit pada jaringan yang
mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum
pada epidermis, rambut, kuku, yang disebabkan oleh
golongan jamur dermatofita yang bersifat keratofilik,
dan menghasilkan gejala melalui aktivasi respon imun
pejamu.
 Ilmu
penyakit kulit dan kelamin FK UI ed. 7
 F I Tzpatrick’s. 2009. Color Atlas And
Synopsis Of Clinical Dermatology. Ed 6
 Emedicine Medscape
Download