1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anura atau yang biasa

advertisement
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anura atau yang biasa disebut Katak dan Kodok, adalah hewan yang
mudah dikenali karena cara hidupnya yang khas yaitu umumnya mengalami
metamorfosis (Duellman & Trueb, 1986; Zug, 1993; Kusrini, 2009). Bersama
dengan Gymnophiona (Caecilia) dan Urodela (Salamander), Anura merupakan
salah satu bagian dari kelompok hewan Amphibia (amfibi) yang belum punah
(Muller et al, 2005; Kurniawan 2011). Amfibi juga diketahui merupakan salah
satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki peranan sangat penting secara
ekologis. Peran yang sampai saat ini diketahui antara lain sebagai pemangsa
arthropoda, cacing dan larva serangga (Iskandar, 1998). Menurut Stebbins &
Cohen (1997) amfibi juga diketahui dapat berperan sebagai bio-indikator kondisi
lingkungan.
Indonesia memiliki sekitar 16-17% jenis amfibi dan reptil dari seluruh
jenis yang ada di dunia (Yusuf et al, 2005; Iskandar & Erdelen, 2006).
Kalimantan sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia sampai saat ini paling
sedikit ditemukan 148 sampai 183 jenis amfibi (Inger & Stuebing, 2005;
GÓ§ltenboth et al, 2006; Mistar, 2008; Bain et al, 2008), termasuk kodok primitif
yaitu Borbourula kalimantanensis (Mistar, 2008). Jumlah tersebut masih sangat
mungkin berubah karena menurut perkiraan para ahli keanekaragaman amfibi di
dunia mencapai 10.000 jenis. Ordo Anura (katak dan kodok) yang berada di
Indonesia diperkirakan lebih dari 500 jenis dengan daerah persebaran luas, mulai
dari Sumatra sampai Papua (Mistar, 2008).
Potensi yang cukup besar ini berbanding terbalik dengan jumlah penelitian
mengenai amfibi yang masih terbatas. Menurut Iskandar (2004) menyebutkan
bahwa amfibi dan reptil sering disia-siakan dan dianggap kurang berperan dalam
ekosistem di beberapa ilmu kehutanan. Senada dengan Iskandar (1998), Kusrini
(2009) amfibi merupakan salah satu biota yang kurang mendapat perhatian di
Indonesia meskipun keberadaannya di alam memiliki peranan penting.
1
Salah satu pulau di Indonesia yang sangat berpotensi menyimpan
keanekaragaman Anura adalah Borneo. Pulau ini merupakan salah satu dari lima
pulau terbesar di Asia Tenggara. Secara administratif, Borneo terbagi atas tiga
negara yaitu Kerajaan Malaysia, Kesultanan Brunei Darussalam dan Republik
Indonesia (Bain et al, 2008; Mistar, 2008). Bagi Indonesia, Borneo atau yang
biasa disebut pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar kedua di Indonesia
setelah Papua (Irian Jaya) dan sebagai pulau dengan beragam ekosistem dari
pantai sampai pegunungan (Abdiansyah, 2011).
Kurangnya perhatian tentang kondisi amfibi di Indonesia berimbas pada
data dasar yang dirasa sangat minim. Kondisi ini menyebabkan banyak orang
beranggapan bahwa amfibi tidak begitu penting dalam ekosistem. Pengambilan
data dilakukan di Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
Kabupaten Murung Raya secara umum memiliki berbagai tipe ekosistem, mulai
dari perbukitan di bagian utara sampai dataran rendah di bagian selatan. Murung
Raya berpotensi besar dalam menyimpan kekayaan hayati namun banyak daerah
yang masih belum tersentuh oleh peneliti-peneliti Indonesia. Berdasarkan uraian
di atas perlu diadakan penelitian tentang keanekaragaman dan distribusi anggota
Anura (katak dan kodok) yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi
database, menggali dan meng-update kekayaan hayati Kabupaten Murung Raya.
B. Permasalahan
Dari latar belakang tersebut didapatkan permasalahan:
a. Bagaimana keanekaragaman Anura (katak dan kodok) di Kabupaten
Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah ?
b. Bagaimana persebaran Anura di setiap lokasi penelitian di Kabupaten
Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mempelajari keanekaragaman jenis Anura di Kabupaten Murung Raya,
Provinsi Kalimantan Tengah.
2
b. Mempelajari persebaran Anura di setiap lokasi penelitian di Kabupaten
Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai pelengkap database yang sudah ada sebelumnya dan untuk mengupdate kekayaan hayati di Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan
Tengah.
b. Sebagai salah satu rujukan peneliti selanjutnya yang tertarik tentang
kondisi Anura di Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
c. Sebagai batu loncatan penggugah minat peneliti-peneliti muda untuk
meneliti sampai pelosok negeri.
d. Sebagai salah satu langkah awal konservasi Anura di Indonesia.
e. Sebagai usaha untuk meningkatkan perhatian masyarakat umum terhadap
keberadaan Anura di alam.
3
Download