Pendahuluan - Kabupaten Murung Raya

advertisement
TINJAUAN EKONOMI
MURUNG RAYA 2009-2013
 STRUKTUR EKONOMI
 PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN SUMBERNYA
 PDRB
PER KAPITA
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 27
BAB II
TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA
2009-2013
2.1 STRUKTUR EKONOMI
Dengan ditetapkannya SDG’s (Sustainable Development Goals)
sebagai kelanjutan dari MDG’s (Millenium Development Goals) dalam
rangka menata arah pembangunan bangsa, daerah sebagai komponen
bangsa sudah seharusnya segera mengatur langkah untuk memenuhi
tujuan yang sama. Untuk itu diperlukan tersedianya data struktur
ekonomi yang dapat menjelaskan posisi kontribusi masing-masing
sektor terhadap perekonomian wilayahnya.
Perekonomian Murung Raya secara umum didominasi oleh
sektor primer, yaitu sektor pertanian serta sektor pertambangan dan
penggalian. Tahun 2007 sektor pertanian lebih dominan dibandingkan
dengan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor pertambangan
dan penggalian mulai menggeser posisi pertama pada tahun 2008
sampai dengan tahun 2013.
Peran sektor pertanian terhadap perekonomian Murung Raya
sampai dengan tahun 2013 terus mengalami penurunan. Selain
larangan pembakaran lahan, diduga sebagai faktor dominan penyebab
penurunan kontribusi sektor ini karena turunnya harga rata-rata
komoditas karet di tahun 2013. Salah satu subsektor yang cukup
27
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 28
dominan di sektor pertanian adalah perkebunan dengan karet sebagai
komoditas utamanya. Dengan rendahnya harga karet yang ditawarkan
pasar, para petani karet umumnya kurang bergairah untuk
meningkatkan produksi mereka, sehingga peningkatan produksinya
juga tidak signifikan. Sehingga jika dibandingkan dengan kontribusi
sektor pertambangan yang justru lajunya melambat tetap dominasi
sektor pertanian berada di urutan kedua.
Pergerakan struktur ekonomi Murung Raya secara lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1 Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Murung Raya
Atas Dasar Harga Berlaku, 2009-2013 (Persen)
SEKTOR
(1)
1. Pertanian
2009
(2)
28.88
2010
(3)
27.32
2011 2012*) 2013**)
(4)
(5)
(6)
25.72
24.49
23.75
2. Pertambangan dan Penggalian
33.99
34.97
37.14
36.84
36.26
3. Industri Pengolahan
3.11
3.13
2.97
3.00
3.05
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
0.44
0.44
0.43
0.45
0.52
5. Bangunan/Konstruksi
4.88
5.35
5.57
6.06
6.42
6. Perdag, Hotel & Restoran
9.52
9.89
9.86
10.42
10.93
7. Pengangkutan dan Kom.
6.36
5.89
5.49
5.42
5.18
8. Keuangan, Persewaan & J.Persh
2.40
2.33
2.28
2.41
2.54
10.41
10.68
10.54
10.92
11.36
9. Jasa-jasa
TOTAL
Keterangan:
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
*) Angka Sementara
**) Angka Sangant Sementara
28
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 29
Sektor pertambangan dan penggalian merupakan kontributor
terbesar dalam perekonomian Murung Raya saat ini. Dari series data
tahun tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 kontribusi sektor
pertambangan terus mengalami peningkatan. Namun pada tahun
2013 mengalami sedikit penurunan Pada tahun 2012 sektor ini
menyumbang 36,84 persen terhadap total perekonomian Murung
Raya, sedangkan tahun 2013 turun menjadi 36,26 persen. Dari total
kontribusi sektor pertambangan tersebut, 35,67 persen disumbang
oleh sub sektor pertambangan non migas, yaitu emas, perak dan batu
bara, sedangkan sisanya merupakan hasil nilai tambah dari subsektor
penggalian.
Di samping sektor pertambangan dan penggalian, sektor
pertanian juga memberikan kontribusi yang besar terhadap
perekonomian Murung Raya. Peran sektor pertanian dimotori oleh
sub sektor tanaman perkebunan, yaitu perkebunan karet yang
memberi kontribusi sebesar 8,20 persen pada tahun 2013. Fluktuasi
harga komoditas karet masih terjadi di sepanjang tahun 2013, dengan
kecenderungan trend yang menurun hingga kontribusi subsektor ini
turut berkurang jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sub sektor kehutanan merupakan motor kedua di sektor
pertanian, namun akibat kebijakan pelarangan illegal logging,
kontribusi subsektor ini terus menurun dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2013 kontribusi subsector kehutanan sebesar 6,09 persen.
29
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 30
Di urutan berikutnya, sektor jasa memberikan peran yang
cukup besar terhadap perekonomian Murung Raya dengan sub sektor
jasa pemerintahan umum sebagai kontributor terbesarnya. Sub sektor
inilah yang menunjukkan seberapa besar pemerintah dapat turut
berperan dalam perekonomian Murung Raya.
Pada tahun 2013
kontribusi subsektor ini mengalami peningkatan setelah sempat
mengalami penurunan pada tahun 2011, namun kembali meningkat
pada tahun 2012 dan 2013. Pada tahun 2013 kontribusi sector jasa
sebesar 11,36 persen, sedangkan subsector jasa pemerintahan umum
menyumbang kontribusi sebesar 10,49 persen, sementara sisanya
disumbang dari subsektor jasa swasta.
Disusul di urutan berikutnya, sektor perdagangan, hotel dan
restoran
yang
tidak
mau
ketinggalan
dalam
meningkatkan
perekonomian Murung Raya. Kontribusinya dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013
kontribusi sektor ini terhadap PDRB sebesar 10,93 persen, yang
ditunjang oleh subsektor perdagangan sebagai kontributor terbesar,
yaitu 10,04 pada tahun 2013. Sektor ini mempunyai peran penting
dalam
perekonomian
Murung
Raya,
mengingat
kurangnya
produktivitas sektor-sektor sekunder. Dengan peran yang cukup
besar dari subsektor perdagangan, diharapkan kebutuhan masyarakat
akan output sektor sekunder dapat dipenuhi dengan baik.
30
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 31
Sektor bangunan menempati urutan kelima dengan kontribusi
sebesar 6,42 persen pada tahun 2013. Sektor ini terus mengalami
peningkatan seiring pembangunan infrastruktur yang tampak nyata di
Murung Raya. Banyak proyek multi years yang diresmikan pada tahun
2013 seperti pembangunan stadion, masjid raya, christian center dan
lain sebagainya. Selain itu juga perbaikan infrastruktur jalan dan
jembatan menjelang digelarnya Psparawi tingkat Provinsi Kalimantan
Tengah di Puruk Cahu pada tahun 2013.
Sektor
yang
tak
kalah
penting
dalam
menunjang
perekonomian Murung Raya adalah sektor pengangkutan dan
komunikasi. Jika dikaitkan dengan sektor ekonomi yang dibahas
sebelumnya, yaitu sektor perdagangan, sub sektor pengangkutan
mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang sektor
perdagangan. Sejak tahun 2007 kontribusi sektor ini mengalami
penurunan. sehingga dapat dikatakan margin perdagangan lebih besar
dibandingkan margin transportasi. Kondisi ini dapat terjadi apabila
sebagian besar margin perdagangan diperoleh dari komoditas yang
berasal dari wilayah Murung Raya, yaitu komoditas pertanian. Pada
tahun 2013 sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan
kontribusi sebesar 5,18 persen. Semakin mudahnya akses transportasi
dari dan menuju Murung Raya juga diduga sebagai salah satu faktor
turunnya kontribusi sektor pengangkutan terhadap perekonomian
Murung Raya secara umum.
31
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 32
Peran sektor industri pengolahan dalam kurun waktu tiga
tahun terakir menunjukkan kecenderungan meningkat meskipun
perlahan. Wilayah Murung Raya yang cukup jauh dari kota-kota besar
mengakibakan sulit dan tingginya biaya untuk memperoleh bahan
baku industri, sehingga membeli barang jadi atau setengah jadi hasil
industri dari luar daerah menjadi pilihan yang lebih efisien. Namun
demikian bukan berarti industri tidak dapat dikembangkan di Murung
Raya. Industri yang mungkin dikembangkan adalah industri yang
bahan baku dan bahan penolongnya tersedia dari Murung Raya,
sehingga tidak perlu mendatangkan bahan baku dari luar. Selain itu
juga diperlukan penanaman modal di berbagai jenis industri untuk
dapat menggairahkan sektor ini. Pada tahun 2013 kontribusi sektor
industri pengolahan sebesar 3,05 persen.
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan berada di
urutan kedelapan dengan kontribusi terhadap perekonomian Murung
Raya tahun 2013 sebesar 2,45 persen. Meski tidak signifikan, krisis
keuangan di Eropa yang berimbas pada komoditas ekspor ternyata
cukup menghambat kontribusi sektor keuangan. Namun dalam kurun
waktu tiga tahun terakir, kontribusi sektor ini menunjukkan
kecenderungan yang meningkat.
Urutan terakhir kontributor perekonomian Murung Raya
adalah sektor listrik dan air bersih. Listrik masih merupakan barang
sekunder bagi masyarakat Murung Raya. Bukan karena masalah daya
32
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 33
beli masyarakatnya, tetapi lebih kepada masalah ketersediaannya.
Masih banyak wilayah Murung Raya yang belum tersentuh listrik.
Sedangkan air sebagai kebutuhan pokok manusia dapat
dengan
mudah diperoleh oleh masyarakat Murung Raya yang sebagian besar
tinggal di derah aliran sungai. Dua hal di atas merupakan argumentasi
dasar atas kecilnya kontribusi nilai tambah sektor listrik dan air
bersih terhadap perekonomian Murung Raya. Dari tahun ke tahun
kontribusinya terhadap perekonomian Murung Raya rata-rata tidak
banyak berubah. Pada tahun 2013 sektor ini hanya memberi
kontribusi sebesar 0,52 persen.
2.2 PERTUMBUHAN EKONOMI
Perekonomian Indonesia secara umum pada tahun 2013
pengalami
pertumbuhan
yang
positif
namun
melambat
jika
dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Namun
Kalimantan Tengah secara agregat justru sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2013 mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Jika melihan dua fenomena ekonomi di atas,
ternyata Murung Raya secara umum juga mengalami pertumbuhan
ekonomi yang melambat dibandingkan tahun 2012.
Krisis ekonomi yang melanda benua biru beberapa tahun
terakhir secara tidak langsung memberi pengaruh terhadap
33
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 34
perekonomian tanah air. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
2013 melambat menjadi 5,78 persen terhadap tahun 2012, dari
sebesar 6,23 persen pada tahun 2012. Sementara itu, perekonomian
Kalimantan Tengah justru meningkat signifikan, dari 6,69 persen
pada tahun 2012 tumbuh menjadi 7,37 persen pada tahun 2013.
Fenomena ekonomi yang terjadi di Murung Raya pada tahun
2013 lebih
identik dengan perlambatan yang dialami
oleh
perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi Murung Raya tahun
2013 mengalami perlambatan dari sebesar 6,69 persen pada tahun
2012
menjadi
6,67
persen
pada
tahun
2013.
Meskipun
perlambatannya tidak sedalam yang dialami oleh perekonomian
nasional.
Pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB atas dasar harga
konstan dari tahun 2009 sampai dengan 2013 secara lengkap dapat
dilihat pada tabel 2.2.1.
34
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 35
Tabel 2.2.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Laju
Pertumbuhan Ekonomi Murung Raya, 2009-2013
Tahun
PDRB ADHK
(Juta Rp)
Pertumbuhan
(%)
(1)
(2)
(3)
2009
895 750,35
5,18
2010
949 337,69
5,98
2011
1 009 040,24
6,29
2012*)
1 076 528,83
6,69
2013**)
1 148 342,67
6,67
Keterangan: *) Angka Sementara
**) Angka Sangant Sementara
Nilai PDRB Murung Raya yang dihitung dengan harga tahun
dasar 2000 selama lima tahun terakhir selalu menunjukkan
peningkatan. Pada tahun 2011 nilai PDRB atas dasar harga tahun
2000 sudah menembus nilai satu trilyun rupiah, dan terus maningkat
pada tahun 2012. Namun jika dilihat laju pertumbuhannya, tahun
2009 PDRB atas dasar tahun 2000 sempat mengalami perlambatan
dibandingkan dengan tahun 2008. Namun pada tahun 2009 sampai
dengan 2012 lajunya kembali mengalami percepatan dan kembali
sedikit melambat pada tahun 2013.
Laju pertumbuhan sektoral dapat menjelaskan sektor-sektor
mana yang memicu terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi,
35
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 36
Murung Raya pada tahun 2013, serta sektor mana yang perlu dipacu
untuk percepatan pertumbuhan ekonomi tahun-tahun berikutnya.
Data selengkapnya disajikan pada tabel 2.2.2.
Tabel 2.2.2 Pertumbuhan PDRB Murung Raya ADHK
Menurut Sektor, 2009-2013 (Persen)
SEKTOR
(1)
2009
(2)
2010
(3)
2011 2012*) 2013**)
(4)
(5)
(6)
1. Pertanian
1,31
1,38
1,73
1,92
2,83
2. Pertambangan dan Penggalian
8,59
9,67
10,37
9,80
9,16
3. Industri Pengolahan
5,10
5,03
5,14
5,12
3,32
4. Listrik dan Air Bersih
10,80
10,44
8,23
8,21
17,54
5. Bangunan/Konstruksi
10,22
10,78
11,28
13,06
10,98
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
4,80
7,05
4,08
6,83
7,11
7. Pengangkutan dan Komunikasi
4,27
4,35
4,21
3,78
2,92
8. Keuangan Persewaan & J.Persh
6,26
6,74
6,31
10,91
8,17
9. Jasa-jasa
4,39
5,15
5,92
6,36
7,08
PDRB
5,18
5,98
6,29
6,69
6,67
Keterangan:
*) Angka Sementara
**) Angka Sangant Sementara
Dari tabel di atas, ada enam sektor yang laju pertumbuhannya
di atas pertumbuhan total PDRB Murung Raya 2013, yaitu:
1. Sektor Pertambangan dan Penggalian,
2. Sektor Listrik dan Air Bersih,
36
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 37
3. Sektor Bangunan,
4. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran,
5. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, dan
6. Sektor Jasa-jasa.
Sedangkan tiga sektor sisanya yang menunjukkan laju pertumbuhan
di bawah pertumbuhan PDRB total yaitu:
1. Sektor Pertanian,
2. Sektor Industri Pengolahan,
3. Sektor Pengangkutan dan Kominukasi, dan
Selanjutnya perlu ditelaah laju masing-masing sektor untuk
mengetahui perlambatan atau percepatan yang terjadi pada masingmasing sektor.
Sektor pertanian sebagai kontributor kedua terbesar dari nilai
PDRB ternyata memiliki laju sektoral di bawah laju pertumbuhan
PDRB total. Laju sektor pertanian hanya sebesar 2,83 persen. Nilai ini
mengalami
peningkatan
cukup
tinggi
dibandingkan
tahun
sebelumnya. Dengan laju yang relatif kecil tersebut sektor pertanian
sudah mampu memberi kontribusi sebesar 23,75 persen terhadap
total PDRB Murung Raya tahun 2013. Dapat dibayangkan jika laju
dapat didongkrak sedikit saja, maka akan memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi perekonomian total Murung Raya.
37
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 38
Jika dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi, penyokong
utama pertumbuhan ekonomi Murung Raya tahun 2013 adalah sektor
pertambangan dan penggalian, sejalan dengan besarnya kontribusi
yang diberikan.
Sumber pertumbuhan perekonomian Murung Raya tahun
2013 secara lebih detail menurut sektor dijabarkan dalam tabel 2.2.3
berikut.
Tabel 2.2.3 Sumber Pertumbuhan PDRB Murung Raya
Menurut Sektor, 2009-2013 (Persen)
SEKTOR
(1)
2009
(2)
2010
(3)
2011 2012*) 2013**)
(4)
(5)
(6)
1. Pertanian
0,42
0,43
0,52
0,55
0,77
2. Pertambangan dan Penggalian
2,94
3,41
3,79
3,72
3,58
3. Industri Pengolahan
0,16
0,16
0,16
0,16
0,10
4. Listrik dan Air Bersih
0,03
0,03
0,03
0,03
0,06
5. Bangunan/Konstruksi
0,43
0,48
0,52
0,63
0,56
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
0,40
0,59
0,35
0,57
0,59
7. Pengangkutan dan Komunikasi
0,23
0,24
0,22
0,20
0,15
8. Keuangan Persewaan & J.Persh
0,13
0,15
0,14
0,24
0,19
9. Jasa-jasa
0,43
0,50
0,57
0,60
0,67
5,18
5,98
6,29
6,69
6,67
PDRB
Keterangan:
*) Angka Sementara
**) Angka Sangant Sementara
38
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 39
Sedangkan penyokong pertumbuhan yang kedua setelah
pertambangan dan penggalian adalah sektor pertanian yang
didominasi oleh subsektor perikanan. Kegiatan budidaya ikan
memang sedang berkembang di Murung Raya, seiring semakin banyak
bantuan pemerintah yang disalurkan kepada masyarakat di bidang
perikanan, seperti bantuan bibit ikan, pakan ikan, penyuluhan dan
sebagainya.
Sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan
sebesar 3,58 persen dan sektor pertanian memberikan sumbangan
pertumbuhan sebesar 0,77 persen.
2.3 PDRB PER KAPITA
Pendapatan regional per kapita adalah nilai PDRB suatu
wilayah pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk wilayah
tersebut pada pertengahan tahun yang bersangkutan. PDRB per kapita
dapat menggambarkan besarnya pendapatan yang diperoleh setiap
jiwa dalam satu tahun secara rata-rata, meskipun untuk tingkat
pemerataannya diperlukan kajian lebih lanjut lagi.
Laju pertumbuhan ekonomi atas dasar harga berlaku Murung
Raya pada tahun 2013 adalah sebesar 9,98 persen, sedangkan laju
pertumbuhan penduduk pertengahan tahun Murung Raya tahun 2013
adalah sebesar 2,54 persen. Dengan tingkat laju pertumbuhan
ekonomi atas dasar harga berlaku yang jauh lebih besar dibandingkan
39
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 40
dengan laju pertumbuhan penduduk, maka akan terjadi pertumbuhan
positif terhadap PDRB per kapita.
Perkembangan PDRB per kapita Murung Raya dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 disajikan secara lengkap pada tabel 2.3.1
sebagai berikut.
Tabel 2.3.1 PDRB Perkapita Murung Raya ADHB dan ADHK 2000,
2009-2013 (Rupiah)
Tahun
Keterangan:
PDRB Perkapita (Rp)
ADHB
ADHK 2000
(1)
(2)
(3)
2009
19 230 013,86
9 429 050,32
2010
21 672 030,36
9 801 436,08
2011
24 936 007,93
10 246 143,74
2012*)
26 467 769,62
10 502 720,25
2013**)
28 388 889,14
10 926 190,92
*) Angka Sementara
**) Angka Sangant Sementara
Dari tahun ke tahun PDRB per kapita Murung Raya baik atas
dasar harga berlaku maupun harga konstan 2000, menunjukkan pola
trend yang positif. Pada tahun 2013, PDRB perkapita atas dasar harga
berlaku mencapai nilai 28 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar
40
Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi
Murung
Raya
2 0 1 3 | 41
7,26 persen dibandingkan tahun 2012. Artinya PDRB per kapita atas
dasar harga berlaku per bulan secara rata-rata mencapai nilai 2,4 juta.
Sementara itu, PDRB per kapita atas dasar harga konstan
tahun 2013 mencapai 10,9 juta rupiah, atau tumbuh sebesar 4,03
persen dari tahun 2012 yang sudah menembus 10,5 juta rupiah.
Artinya PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000
perbulan secara rata-rata mencapai 910 ribu rupiah.
Namun kedua agregat nilai di atas belum dapat diartikan
sebagai pendapatan yang diterima oleh masyarakat Murung Raya
secara rata-rata, karena dalam komponen PDRB masih terkandung
nilai penyusutan, pajak tak langsung serta nilai PDRB yang dimiliki
penduduk non residen dari Murung Raya.
Nilai pendapatan yang secara rata-rata riil diterima oleh
penduduk residen Murung Raya dapat dihitung dengan studi lebih
lanjut untuk mengeluarkan nilai PDRB non residen serta komponen
penyusutan dan pajak tak langsung.
41
Download