Keadaan Geografis - Kabupaten Murung Raya

advertisement
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Data Pokok Pembangunan 2014
Keadaan Geografis
Dalam kegiatan pembangunan yang bersifat fisik dan berhubungan
dengan pemanfaatan sumber daya alam pasti mengandung resiko
terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan
dampak, baik yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu,
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain berwawasan
sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar
dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana
dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan
lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.
Sejalan dengan itu, pembangunan wilayah menurut UU No.4. 1984
tentang ketentuan pokok lingkungan hidup harus berwawasan lingkungan.
Berdasarkan UU tersebut, pembangunan fisik harus memperhatikan
keseimbangan lingkungan sehingga dapat menghindari bencana seperti
tanah longsor, banjir ataupun sedimentasi. Ketersediaan air tanah dan air
permukaan, keanekaragaman plasma nutfah yang merupakan kekayaan
alam
hayati
merupakan
hal
lain
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembangunan. Dalam mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan
tentunya harus berpedoman pada kondisi geografis dari wilayah yang
bersangkutan.
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
8
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Data Pokok Pembangunan 2014
1. IKLIM DAN SUHU
Kabupaten Murung Raya terletak pada daerah beriklim tropis yang
panas dan lembab, karena secara geografis, masih terletak di sekitar
khatulistiwa dan bercurah hujan tinggi. Menurut BMKG (Stasiun Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika Beringin, Muara Teweh, Barito Utara, tahun 2012),
suhu berkisar 21,4° C – 35,3° C.
Berdasarkan pengamatan Stasiun Meteorologi Bendara Beringin
Muara
Teweh,
Murung Raya
keadaan
adalah
curah
hujan rata-rata tertinggi di Kabupaten
sekitar 610
yang
terjadi pada
Februari
2013
sedangkan jumlah hari hujan terbanyak yakni 25 hari yang terjadi pada
bulan November dan Desember.
Tingginya curah hujan tersebut dimungkinkan karena pengaruh
adanya DKAT (Daerah Konfergensi Antar Tropik). DKAT adalah suatu zona
atau daerah yang lebar dimana suhu udaranya tinggi dan disebut pula
equator termal, suhu tinggi tersebut menyebabkan gerakan udara naik
karena pemanasan dan tekanan udaranya menjadi rendah. Kemudian
terjadi gerakan udara dari daerah sekitarnya yang lebih dingin menuju
daerah DKAT. Udara yang bergerak tersebut dalam perjalanannya melalui
perairan yang banyak sehingga banyak pula mengandung air. Udara yang
naik pada daerah DKAT menyebabkan mengembangnya kembali uap air
dan turunlah hujan (menuju konfeksi).
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
9
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Data Pokok Pembangunan 2014
Tabel 3.1.
Rata-rata Kecepatan Angin dan Arah Angin
di Kabupaten Murung Raya Tahun 2013
Rata-rata
Kecepatan
(Knots)
Arah
(1)
Januari
(4)
5
(6)
Utara
Pebruari
6
Maret
5
April
4
Mei
Juni
Tekanan Udara (mb)
Minimum
Maksimum
Rata-rata
(5)
1009,5
(6)
1 015,2
(7)
1012,4
Barat Laut
1010,6
1 014,6
1011,6
Utara
1011,2
1 015,7
1013,3
Barat laut
1009,9
1 015,0
1012,2
4
Utara
1010,1
1 014,3
1012,3
4
Barat Laut
1009,1
1 015,0
1011,3
Juli
4
Utara
1010,6
1 013,9
1012,2
Agustus
4
Barat Daya
1011,1
1 014,5
1012,8
September
4
Barat Laut
1011,0
1 015,0
1012,8
Oktober
5
Barat Daya
1012,2
1 016,1
1013,5
Nopember
5
Barat Laut
1010,0
1 013,5
1011,8
Desember
4
Barat Daya
1009,6
1 013,1
1011,4
Sumber : BMKG, Stasiun Meteorologi Beringin Muara Teweh
Rata-rata kecepatan angin tahun 2013 di Kabupaten Murung Raya
bervariasi pada tiap bulannya, kecepatan angin cenderung stabil pada bulan
Agustus-September.
2. GEOLOGI
Secara umum, kemampuan lingkungan alam untuk mendukung
kebutuhan hidup manusia tergantung dan dipengaruhi oleh kemampuan dan
cara pengelolaan serta pengolahan manusia terhadap lingkungan alamnya.
Dalam pengertian tersebut, maka cara dan kemampuan manusia tersebut
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
10
Data Pokok Pembangunan 2014
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
adalah dengan mempertimbangkan kondisi dan karakteristik alamiah
lingkungan alamnya, salah satunya adalah faktor geologi lingkungan. Faktor
geologi penting terhadap kegiatan pertanian, pertambangan, konstruksi
sarana tempat tinggal,
jalan raya dan lainnya karena berkaitan dengan
kemampuan lahan dan batuan pembentuk tanah menurut jenis-jenisnya, di
samping ditinjau dari sifat-sifat bahaya.
Berdasarkan Peta Geologi Wilayah Kabupaten Murung Raya
sebagian terdiri dari formasi geologi yang tergolong tua, kecuali daerah
endapan aluvium (kwater) di bagian selatan. Susunan bantuan geologinya
ialah sebagai berikut ;
1. Kwater, merupakan batuan aluvium/endapan dari kerikil yang
membentang di dataran rendah.
2. Miosis, merupakan batuan sedimen batu bara, batu pasir, lempung,
seringkali dengan sisipan batu gamping tipis.
3. Paelogen, mencakup semua endapan eosen dan oligosen, yang
terdiri dari konglomerat alas pada bagian bawah, disusul oleh batu
gamping dan napal-lempung pada bagian atas.
4. Mesozoikum, merupakan batuan facies sedimen dan gunung api,
terdiri dari batuan lelehan dan piroklastik bersusun basa dan
intermediter, batu pasir, konglomerat, sabak, kersik, serpih,
lempung, dan batu gamping.
5. Batuan Dalam, terdiri dari granit dan granodirit
Manfaat pemahaman kondisi dan karakteristik geologi terhadap
pembangunan, misalnya dalam hal pembangunan jaringan jalan. Jaringan
jalan yang dibangun di atas jenis tanah gromosol berpotensi tidak akan
berumur panjang, karena salah satu sifat fisik tanah jenis ini mudah
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
11
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Data Pokok Pembangunan 2014
mengembang jika basah dan akan retak-retak jika tanah kembali kering di
musim kemarau. Dengan demikian akan mempengaruhi kekuatan konstruksi
jalan yang harus dibangun secara khusus, tetapi akan berbenturan dengan
ketersediaan dana yang relatif terbatas.
Gambar 1.
Peta Geologi Wilayah Kabupaten Murung Raya
Dalam konteks penyusunan rencana tata ruang wilayah Kabupaten
Murung Raya maka hasil analisa geologi tata lingkungan meliputi :
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
12
Data Pokok Pembangunan 2014
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
a. Kawasan yang aman untuk dihuni, yang tersebar hampir di seluruh
kecamatan, dengan sistem lahan dataran sampai perbukitan.
b. Kawasan rawan - 1 , yaitu kawasan-kawasan yang memiliki drainase
buruk, tergenang secara periodik, permukiman sporadis. Kawasan
demikian tidak terdapat di Kabupaten Murung raya.
c.
Kawasan rawan - 2, yang memiliki drainase buruk dan merupakan
kawasan tergenang sepanjang tahun. Kawasan demikian juga tidak
terdapat di Kabupaten Murung Raya.
d. Kawasan rawan - 3, kawasan yang merupakan daerah erosi dan
resapan air. Kawasan demikian terdapat di sekitar pegunungan dan
teras - teras yang terdapat di sebagian setiap kecamatan di Kabupaten
Murung Raya.
3. FISIOGRAFI
3.1 Kelerengan
Yang dimaksud lereng adalah perbedaan ketinggian dua tempat
yang berbeda yang dinyatakan dalam persentase. Artinya berupa meter
beda tinggi antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya dibagi
dengan jarak kedua tempat tersebut. Lereng merupakan salah satu faktor
yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pengelolaan tanah untuk
menjaga kelestarian tanah. Sehingga dalam pengelolaan akan diperlukan
syarat - syarat tertentu pada lereng tertentu pula. Agar tanah tersebut
memberi manfaat yang sebesarbesarnya.
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
13
Data Pokok Pembangunan 2014
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
3.2 Kedalaman Efektif
Kedalaman efektif tanah sangat penting bagi pertumbuhan akar
tanaman. Makin dalam makin baik bagi pertumbuhan tanaman. Jenis tanah
erat kaitannya dengan kedalaman efektif. Wilayah Kabupaten Murung Raya
sebagian besar mempunyai kedalaman efektif lebih dari 90 cm atau lebih.
Tanah yang dalam lebih banyak terdapat pada jenis tanah Oksisol, podsolik,
dan Litosol. Pada tanah podsolik dan regosol sering terdapat lapisan padas
pada kedalam tertentu, sehingga sulit ditembus akar tanaman. Tanah
walaupun dalam, penggunaannya untuk tanah pertanian masih dipengaruhi
tingkat kematangan dan keadaan drainasenya. Di Murung Raya lahan
dengan kedalaman efektif lebih dari 30 - 90 cm terletak di bagian Selatan
termasuk diantaranya Tanah Siang.
Dalam kaitannya dengan kondisi geologi, sebagian besar wilayah
Kabupaten ini adalah Platad Batuan Pasir Miosen, Eosin sisipan batubara,
Eosin bawah, fesies batuan pasir, yang terletak di bagian utara yang terjal.
Sedang di bagian selatan terdapat batuan baku leleran muda.
3.3 Tekstur Tanah
Tekstur tanah menyatakan jumlah relatif antara fraksi tanah liat,
debu dan pasir dalam tanah. Wilayah Kabupaten Murung Raya terdiri dari
80 % bertekstur halus, yakni di Kecamatan Sumber Barito, Tanah Siang,
Permata Intan, dan Laung Tuhup. Sedang sebagian kecil di sebelah Barat
Kecamatan Sumber Barito terdapat tanah ber tekstur sedang. Menurut peta
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
14
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Data Pokok Pembangunan 2014
tekstur tanah di Kabupaten Murung Raya tidak terdapat tanah bertekstur
kasar.
Tabel 3.2.
Keadaan Tekstur Tanah Wilayah per Kecamatan
di Kabupaten Murung Raya Tahun 2012
T e k s t u r ( Ha )
Kecamatan
(1)
Permata Intan
Jumlah
Halus
Agak Halus
Kasar
(2)
(3)
(4)
122.700
(5)
0
0
122.700
*)
*)
*)
*)
23.759
49.241
0
73.000
128.338
182.762
0
311.100
*)
*)
*)
*)
152.200
2.700
0
154.900
*)
*)
*)
*)
1.411.345
296.955
0
1.708.300
Seribu Riam
*)
*)
*)
*)
Uut Murung
*)
*)
*)
*)
1.838.342
531.658
0
2.370.000
Sungai Babuat
Murung
Laung Tuhup
Barito Tuhup Raya
Tanah Siang
Tanah Siang
Selatan
Sumber Barito
Jumlah
Sumber : Badan Pertanahan Kabupaten Murung Raya
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
15
Data Pokok Pembangunan 2014
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Gambar 2.
Peta Fisiografi Wilayah Kabupaten Murung Raya
LEGENDA
1002
Bukit / ketinggian
Dataran Rendah
Daerah bergelombang
Daerah Berbukit
Daerah Bergunung
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
16
Data Pokok Pembangunan 2014
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Gambar 3.
Peta Kelerengan di Wilayah Kabupaten Murung Raya
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
17
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Data Pokok Pembangunan 2014
4. JENIS DAN KEMAMPUAN TANAH
Dalam
era
peningkatan
pelaksanaan
kegiatan
dan
volume
pembangunan, tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang selalu
dibutuhkan dalam setiap kegiatan. Tanah sebagai letak kegiatan yang
dibebani untuk menampung semua kegiatan mengakibatkan kebutuhan
akan tanah semakin bertambah, sementara luas tanah senantiasa tetap.
Disamping luas tanah yang tidak akan pernah bertambah, tidak
semua tanah dapat digunakan untuk berbagai jenis kegiatan bebas, karena
tanah mempunyai faktor pembatas, baik dari segi fisik maupun dari segi
hukum. Faktor pembatas, dari segi fisik yaitu: kemampuan tanah, ketinggian,
jenis tanah, kesuburan dan lain sebagainya, sedangkan dari segi hukum
meliputi penguasaan hak yang telah ada diatas tanah tersebut.
Menurut keadaan wilayahnya Kabupaten Murung Raya tanahnya
terdiri dari berbukit-bukit dengan ketinggian dari permukaan laut antara 15780 m. Sedangkan dataran rendah terdapat pada bagian Selatan
membentang sejauh lebih kurang 150 Km ke Utara dan merupakan tanah
dengan derajat keasaman kurang dari 7. Jenis tanah daerah selatan
berbeda jenis tanah yang terdapat daerah hulu utara. Jenis tanah yang
terbentuk erat hubungannya dengan bahan induk (geologi), iklim dan
keadaan medannya. Berdasarkan keadaan tanah yang ada, maka secara
garis besar jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Murung Raya yaitu :
1.
Oksisol (Laterilik)
Jenis tanah oksilik (lateritik) memiliki wilayah paling luas, dan hampir
meliputi
seluruh
wilayah
bagian
atas
(hulu).
Keadaan
medan
bergelombang, berbukit, dan bergunung dengan solum tanahnya dalam.
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
18
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Data Pokok Pembangunan 2014
Tanah jenis ini memiliki tekstur halus, berdrainase baik, hanya saja daerah
ini curah hujan sangat tinggi. Warna tanah oksolik adalah kuning kemerahan
dan termasuk jenis tanah yang telah lanjut mengalami perkembangan
pelapukan.
2.
Podsolik
Tanah podsolik merupakan jenis tanah yang sering dijumpai terletak
menyebar di tengah sampai hulu sungai. Tanah podsolik telah mengalami
perkembangan lebih lanjut, bersolum dalam, terbentuk dari bahan induk
batu liat, dengan bentuk wilayah berombak sampai agak berbukit. Warna
tanah podsolik ini adalah warna coklat sampai merah kuning dengan tekstur
halus sampai kasar, dan memiliki drainase baik dengan reaksi tanah
masam.
3.
Litosol
Jenis
tanah
ini
memiliki
solum
dangkal
dan
berbatu,
serta
membentang di puncak Pegunungan Muller dengan ketinggian lebih dari
500 meter sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Keadaan tanah yang
terjal dan curah hujan tinggi
menyebabkan erosi cukup berat sehingga
menyebabkan tanah - tanah dangkal berbatu.
Kemampuan tanah suatu wilayah dapat menjadi kendala utama bagi
pengembangan
wilayah
terutama
bagi
pengembangan
sektor-sektor
perekonomian yang memerlukan lahan yang produktif seperti pertanian dan
perkebunan. Lahan dengan kemampuan tanah yang tinggi berpotensi tinggi
pula untuk berbagai penggunaan, sehingga memungkinkan penggunaan
lahan yang intensif untuk berbagai jenis kegiatan. Kemampuan tanah terdiri
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
19
Data Pokok Pembangunan 2014
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
dari unsur-unsur lereng, kedalaman efektif, tekstur, drainase, tingkat erosi
dan faktor pembatas lainnya seperti batu pasir dan cadas.
Gambar 4.
Peta Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Murung Raya
Litosol
Oksisol
Podsolik
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
20
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Data Pokok Pembangunan 2014
5. KETINGGIAN
Untuk daerah tropis, ketinggian wilayah merupakan unsur penting
dalam menentukan persediaan fisik tanah. Dengan adanya perbedaan tinggi
akan menentukan perbedaan suhu yang kemudian menentukan jenis
tanaman yang cocok untuk diusahakan. Terkait dengan ini, Badan Pusat
Statistik (BPS) telah melakukan Pendataan Potensi Desa (PODES) 2011
yang salah unsur data yang didapat adalah ketinggian wilayah seperti pada
table berikut.
Tabel 3.3.
Ketinggian Wilayah Ibukota Kecamatan di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2013
Kecamatan
(1)
Permata Intan
Kota
(2)
Tumbang Lahung
Ketinggian (M)
(3)
42
Sungai Babuat
Tumbang Bantian
125
Murung
Puruk Cahu
74
Laung Tuhup
Muara Laung
47
Barito Tuhup Raya
Makunjung
15
Tanah Siang
Saripoi
Tanah Siang Selatan
Dirung Lingkin
39
Sumber Barito
Tumbang Kunyi
67
Seribu Riam
Muara Joloi
488
Uut Murung
Tumbang Olong
780
185
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
21
Data Pokok Pembangunan 2014
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
5. DRAINASE DAN KEADAAN SUNGAI
Potensi hidrologi Kabupaten Murung Raya cukup besar, terutama
adanya aliran beberapa sungai antara lain Sungai Barito, Sungai Murung,
Sungai Busang, Sungai Laung, Sungai Tuhup, dan beberapa sungai kecil
lainnya. Sungai terbesar yang berada di Kabupaten Murung Raya adalah
Sungai Barito yang sejalur dengan Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten
Barito Selatan dengan panjang sungai lebih kurang 900 Km dan lebar ratarata 650 m dengan kedalaman rata-rata 8 m yang bermuara di Laut Jawa.
Jalur aliran sungai ini terdapat daerah kerikil kanan sungai yang
berpengaruh langsung oleh sungai tersebut.
Kabupaten Murung Raya sebagai tempat terdapatnya sumber air
hulu sungai Barito terletak di dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito.
Mempertimbangkan kedalaman air sungai, lebar sungai, dan panjang
sungainya maka debit air Sungai Barito potensial dimanfaatkan untuk
kebutuhan penduduk, kebutuhan hidup domestik maupun pertanian.
Kegiatan eksplorasi hasil hutan di bagian hulu dan sepanjang sungai selama
ini dipandang belum menimbulkan pencemaran terhadap kualitas air sungai
tersebut
Sungai Barito sebagai sungai utama merupakan salah satu sistem
drainase yang terbentuk secara alami untuk mengalirkan airnya. Secara
umum pola aliran sungai di wilayah Kabupaten Murung Raya tersebut
adalah dendritik. Pola demikian berkembang bebas dalam segala arah
dengan percabangan tidak teratur. Sifat dari pola tersebut adalah apabila
terjadi hujan merata di seluruh daerah aliran sungai maka akan memiliki
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
22
Data Pokok Pembangunan 2014
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
puncak banjir yang tinggi, karena akumulasi air hujan yang masuk ke sungai
utama hampir bersamaan. Selama ini air dari Sungai Barito sebagai sungai
utama maupun anak-anak sungainya dimanfaatkan penduduk untuk MCK
(mandi, cuci, kakus, sumber air minum dan prasarana perangkutan air serta
sumber pengairan untuk persawahan yang memiliki luas 2,1 % dari
keseluruhan. Kedalaman air tanah di wilayah perencanaan ini mencapai
sekitar satu meter sampai tujuh meter yang terdapat di sistem lahan dataran.
Kedalaman air tanah yang relatif cukup dangkal ini dipengaruhi pula dengan
besarnya curah hujan, faktor geologi, serta sistem lahan yang ada. Dengan
demikian kapasitas air tanah di Kabupaten Murung Raya cukup memadai
pemenuhan kebutuhan hidup penduduk sehari-hari.
Air Tanah
Menurut pengamatan yang dilakukan, air tanah digunakan di semua
wilayah berbukit di kabupaten Murung raya. Hanya daerah yang berada di
tepi sungai Barito memnggunakan air permukaan. Sumber air baku bagi
PDAM di Puruk Cahu dan Mangkahui memakai mata air dengan kapasitas
15 L / detik. Instalasinya di buat dari beton dan diletakkan di tanah yang
tinggi sehingga distribusi air
memakai gaya gravitasi. Bedasarkan
genetiknya maka air tanah dalam disini berasal dari air meteorik, dengan
demikian maka hutan lindung yang berada di daerah recharge harus dijaga
kelestariannya untuk memelihara agar imbuhan air tanah dalam dapat terus
dipertahankan.
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
23
Data Pokok Pembangunan 2014
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Air Permukaan
Potensi hidrologi cukup besar, terutama adanya aliran beberapa
sungai antara lain Sungai Barito. Saat ini untuk daerah di tepi sungai
penggunaan air yang dominan yaitu dengan memanfaatkan air sungai.
Sungai yang mengalir di wilayah ini fluktuasinya sangat dipengaruhi oleh
eksistensi hutan pada masing-masing Daerah aliran sungainya (DAS).
Penebangan hutan yang berlangsung di bagian hulu termasuk lahan
kawasan hutan lindung harus segera dikendalikan khususnya bagian WAS
(Wilayah Aliran Sungai) Barito yang diharapkan akan memasok kebutuhan
bahan baku sumberdaya air.
Sehubungan telah berubahnya kondisi lingkungan alam hayati
dengan adanya penebangan hutan dan kebakaran hutan yang pernah
melanda wilayah kabupaten Murung Raya, maka diperlukan kajian secara
khusus pada DAS Barito sebagai pemasok utama kebutuhan bahan baku
sumber daya air Kabupaten Murung Raya .
Air Hujan
Air hujan merupakan salah satu alternatif bagi pemenuhan
kebutuhan air rumah tangga wilayah Kabupaten Murung Raya. Khususnya
wilayah yang belum terpasok air besih dari PDAM.
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
24
Data Pokok Pembangunan 2014
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
6. FAKTOR PEMBATAS
Bagian wilayah Kabupaten Murung Raya yang mempunyai faktor
pembatas dalam kemampuan tanahnya meliputi areal yang sempit, yaitu
daerah berbatu-batu. Daerah pasir kwarsa yang digolongkan sebagai jenis
tanah regosol, berdrainase poreus sangat miskin unsur hara tanaman. Oleh
karena itu daerah ini mudah mengalami kekeringan dan tandus. Faktor
pembatas ini secara luas sulit diatasi dengan pemberian bahan organik
secara kontinyu dan pemupukan yang lengkap. Dalam keadaan alami di
lapangan, pada kondisi curah hujan yang tinggi, maka tumbuh vegetasi
pioner sejenis lumut di permukaan tanah, kemudian dapat pula tumbuh
pepohonan hutan tetapi dengan pertumbuhan kerdil.
7. PENGGUNAAN TANAH
Wilayah kabupaten Murung Raya cukup luas dan sebagian besar
masih berupa hutan. hal ini terlhat pada Tabel 3.4 yang mana
memperlihatkan hampir 2.236.390,39 hektar atau sekitar 94,36 persen
wilayah kabupaten ini masih berupa hutan, baik dengan status kawasan
suaka alam, hutan lindung, hutan produksi, kawasan produksi terbatas dan
hutan produksi yang dapat dikonversi. Sedangkan untuk penggunaan lahan
permukiman, perkebunan dan persawahan sedikit sekali. Pola penggunaan
lahan Kabupaten Murung Raya terdiri dari lahan Basah dan Lahan Kering.
Pada lahan basah merupakan semak belukar, perkebunan karet/ rotan, dan
hutan terletak di sepanjang Sungai Barito. Sedang hutan terletak pada
daerah lahan kering yang berada di daerah perbukitan.
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
25
DATA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MURUNG RAYA 2013
Data Pokok Pembangunan 2014
Tabel 3.4.
Luas Penggunaan Tanah di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2013
Penggunaan Lahan/Tanah
(1)
Luas (Ha)
(2)
%
(3)
01. Kawasan Suaka Alam
192.555,05
8,07
02. Hutan Lindung
482.283,55
20,31
03. Hutan Produksi
205.777,67
8,67
1.244.759,50
52,42
05. Hutan Produksi yang dapat
Dikonversi (HPK)
149.298,24
6,29
06. Non Kawasan Hutan/Areal
Penggunaan Lain (APL)
100.736,07
4,24
04. Kawasan Produksi Terbatas (HPT)
07. Sempadan
JUMLAH
2.374.410,08
100,00
Sumber : Dinas Kehutanan Murung Raya
BPS KABUPATEN MURUNG RAYA– BAPPEDA KABUPATEN MURUNG RAYA
26
Download