etika bisnis dan profesi

advertisement
Bagian 5 – Sesudah UTS
materi ini dapat diunduh di
www.ebp.yolasite.com
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
1
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
• Akuntan manajemen dan akuntan
keuangan adalah akuntan yang bekerja
pada suatu perusahaan, baik sebagai
kepala bagian akuntansi, kepala bagian
keuangan, maupun sebagai auditor
interen.
• Akuntan manajemen dan akuntan
keuangan berpengaruh besar terhadap
potret keuangan perusahaan.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
2
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
• ISB (the Independence Standards Board)
menjelaskan tanggungjawab manajemen,
termasuk akuntan manajemen dan akuntan
keuangan, sebagai berikut:
• Manajemen bertanggungjawab atas laporan
keuangan, termasuk bertanggungjawab atas
pilihan metode akutansi dan judgment dalam
penyajian laporan keuangan. Tanggungjawab
ini tidak bisa dialihkan kepada siapapun.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
3
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
• Akuntan manajemen dan keuangan dalam
perusahaan bertanggungjawab atas
kebenaran dan kejujuran penyajian laporan
keuangan, meskipun kebenaran dan
kejujuran tersebut memberikan efek negatif
terhadap perusahaan,
• Jadi meskipun akuntan manajemen dan
akuntan keungan dipekerjakan oleh
perusahaan, tugas mereka adalah
menyebarkan informasi yang benar tentang
potret keuangan perusahaan.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
4
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
•
Standards of Ethical Conduct for Practitioners of
Management Accounting and Financial Management,
yang merupakan bagian dari Institute of Management
Accountants’ Code of Ethics, mendeskripsikan
cakupan tanggungjawab sebagai berikut:
Praktisi akuntansi manajemen dan
akuntansi keuangan memiliki
tanggungjawab kepada publik, kepada
profesi, kepada organisasi yang
dilayaninya, dan kepada dirinya sendiri,
untuk menjaga standard tertinggi dari etika
profesi.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
5
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
•
Salah satu contoh kasus skandal akuntan
manajemen dan akuntan keuangan:
Gateway, sebuah perusahaan di US, dikenai
denda oleh SEC (the Securities Exchange
Commission) karena telah memanipulasi
pelaporan laba sebesar US$70 juta, dalam
rangka kontrak bisnis dengan AOL.
Skandal semacam ini merupakan bentuk
penipuan bisnis melalui manipulasi informasi
akuntansi, yang jelas akan merugikan orang lain.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
6
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
Etika akuntan manajemen dan akuntan
keuangan mencakup empat standard sebagai
berikut:
1. Kompeten (Competence). Akuntan
manajemen harus menjaga pengetahuan
dan keterampilan pada tingkat yang tepat;
mengikuti hukum, aturan, dan standard
teknis; dan menyajikan laporan secara
jelas dan lengkap berdasarkan informasi
yang terpercaya dan relevan, yang telah
dianalisis secara memadai
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
7
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
2. Kerahasiaan (confidentiality). Akuntan
manajemen harus mencegah pengungkapan
informasi rahasia, kecuali dituntut oleh
kewajiban legal untuk mengungkapkannya.
3. Integritas (Integrity). Akuntan manajemen
harus menghindari konflik kepentingan, baik
yang bersifat nyata maupun tidak nyata
(actual or apparent), dan juga menghindari
aktivitas yang bisa meragukan
kemampuannya dalam melaksanakan
tanggungjawab etika.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
8
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
Akuntan harus menolak hadiah dan
semacamnya, yang dapat mempengaruhi
tugas profesinya, dan tidak boleh
mengganggu tujuan organisasi.
Selanjutnya, standard juga menuntut
akuntan untuk mengakui keterbatasan
profesional, mengkomunikasikan informasi
yang menguntungkan dan yang tidak
menguntungkan, dan juga mencegah
tindakan yang mendeskreditkan profesi.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
9
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
4. Objektivitas (objectivity). Inti dari standar
kode etik adalah objektivitas, yang
menuntut akuntan manajemen untuk
“mengkomunikasikan informasi secara
wajar (fairly) dan secara objektif
(objectively), dan juga untuk mengungkap
secara penuh seluruh informasi relevan
yang dipandang dapat mempengaruhi
pemahaman pengguna informasi atas
laporan, komentar, serta rekomendasi
yang disajikannya.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
10
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
Makna penyajian informasi secara wajar (fairly)
adalah:
1. Tidak memihak (impartially) dan jujur
(honest).
2. Bebas dari prasangka (prejudice), “asal bapak
suka” (favoritism), dan kepentingan pribadi
(self ingterest).
3. Sebatas penyajian informasi (just)
4. Seimbang (equitable)
5. Benar-benar bebas dari kepentingan
kelompok (evenhended).
6. Seimbang terhadap konflik kepentingan.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
11
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
Kesimpulan:
• Sesuai dengan tuntutan etika yang
ditekankan dalam standard etika, maka
dalam pelaksanaan fungsi dasar dari
akuntan, tidak bisa dibedakan antara
tanggungjawab etika auditor dan
tanggungjawab akuntan manajemen.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
12
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
Bill Vatter, dalam pengantar buku Managerial
Accounting, tahun 1950, mengatakan sbb.:
Salah satu fungsi dasar akuntansi adalah
melaporkan informasi yang relevan dan tidak
bias tentang aktivitas pihak tertentu.
Fungsi utama jasa akuntan publik dan akuntan
manajemen adalah menggunakan judgment
(pertimbangan profesional) dengan kebebasan
penuh, melalui proses observasi dan evaluasi
secara objektif hasil operasi perusahaan.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
13
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
Delapan macam praktik manipulasi informasi
akuntansi menurut Charles DiLullo, akuntan dan
profesor akuntansi di the American College in Bryn
Mawr, Pennsylvania:
1. Pengakuan pendapatan lebih awal.
2. Pengakuan pendapatan yang masih diragukan.
3. Pengakuan pendapatan fiktif.
4. Manipulasi penghentian aset atau investasi.
5. Manipulasi distribusi biaya operasional.
6. Manipulasi pelaporan utang.
7. Manipulasi distribusi pengakuan pendapatan.
8. Manipulasi pengakuan biaya operasional.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
14
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
•
Mengatasi Konflik Etika
Anjuran “the Standards of Ethical Conduct
for Practitioners of Management
Accounting and Financial Management”:
Ketika berhadapan dengan permasalahan
etika yang serius, harus dicari solusi
sesuai dengan kebijakan organisasi dalam
mengatasi konflik. Dalam hal kebijakan
organisasi tidak mampu memberikan
solusi, langkah yang harus ditempuh
adalah:
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
15
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
1. Mendiskusikan isu dengan atasan langsung, jika tetap
tidak diperoleh solusi, maka problem didiskusikan
dengan level manajemen yang lebih tinggi lagi.
2. Klarifikasi permasalahan etika secara rahasia
(confidential) dengan pihak-pihak yang memiliki otoritas
dan kompetensi, untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik tentang kemungkinan solusinya.
3. Konsultasi dengan kuasa hukum tentang hak dan
kewajiban legal sehubungan dengan problem etika yang
sedang dihadapi.
4. Jika problem tetap tidak bisa diatasi, dan eskalasinya
semakin tinggi, solusi terakhir adalah mengundurkan
diri.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
16
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
•
•
Whistle-Blowing
Whistle-blowing adalah praktik pelaporan
pelanggaran etika, hukum, atau peraturan,
oleh pegawai perusahaan ke pihak-pihak
yang berkepentingan.
Kapan whistle-blowing dapat
dipraktikkan?
Pada saat dalam situasi hanya dengan
whistle-blowing problem pelanggaran etika
diduga kuat bisa diatasi.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
17
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
Kondisi-kondisi yang mendorong perlunya
whistle-blowing:
• The proper motivation (tepat motivasi).
Whistle-blowing harus dilakukan dengan
tujuan moralitas yang tepat, bukan untuk
tujuan persaingan atau balas dendam.
• The proper evidence (bukti yang tepat).
Didasarkan pada bukti-bukti yang kuat
tentang adanya pelanggaran etika.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
18
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
• The proper analysis (analisis yang tepat).
Hanya dilakukan setelah dilakukan analisis
secara cermat tentang kerugian yang
ditimbulkan oleh pelanggaran etika.
• The proper channel (saluran yang tepat).
Harus dicari saluran komunikasi internal
yang tepat sebelum menginformasikan ke
publik. Sedapat mungkin pelanggaran moral
dan etika terselesaikan secara internal.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
19
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
Persyaratan lain whistle-blowing:
• Terdapat kebutuhan (need), misalnya karena
pelanggaran etika/moral tidak kunjung teratasi.
• Kemampuan (capability). Memiliki kemampuan untuk
menyelamatkan keadaan.
• Kedekatan (proximity). Pelanggaran etika moral
terjadi di lingkungan terdekat dengan
tanggungjawabnya.
• Orang terakhir (last resort). Menjadi satu-satunya
orang yang tahu dan memiliki kemampuan untuk
menjadi whistle-blowing.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
20
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
• Empat kondisi tersebut di atas adalah yang
ditawarkan oleh Simon, Powers, dan Gunneman.
Masih perlu ditambah satu kondisi lagi, yaitu
kemungkinan keberhasilan (likelihood of success).
• Whistle-blower harus berpotensi sukses, jika tidak
ada harapan memunculkan tekanan masyarakat,
institusi, dan pemerintah, maka whilstle-blower
akan menjadi sia-sia.
• Namun demikian harus diakui bahwa whistleblower sangat memerlukan horoisme moral.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
21
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
• Para profesional (termasuk profesional bidang
akuntansi) harus menyadari bahwa untuk
meningkatkan kualifikasi standar profesi memerlukan
keberanian untuk menjadi whistle-blower.
• Akuntan memiliki tanggungjawab etika untuk
melaporkan aktivitas ilegal atau aktivitas yang
berpotensi menimbulkan kerusakan/kerugian.
• Kewajiban moral akuntan tersebut berangkat dari
statusnya sebagai profesional dan juga sebagai tugas
kemanusiaan di bawah kondisi: need, proximity,
capability, dan the last resort.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
22
Etika Dalam Akuntansi Manajemen
(Ronald Duska Chapter 8)
• Jika para akuntan berkeinginan menjadi profesional yang
sesungguhnya, akan datang suatu saat dimana dia harus
menjadi whistle-blower, sesulit apapun situasi yang
dihadapinya.
Kesimpulan tanggungjawab akuntan manajemen:
1. Melaksanakan tugas akuntansi apapun yang menjadi
tugas dan tanggungjawabnya.
2. Menjalankan tugas dengan: objektif, jujur, dan integritas
tinggi, mengatasi tekanan bisnis dan intimidasi dari
pimpinan.
3. Kemungkinan akan berhadapan dengan situasi sulit untuk
menjadi whistle-blower.
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
23
Terimakasih
etika bisnis dan profesi - www.ebp.yolasite.com
24
Download