BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini dunia

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini dunia pendidikan di Indonesia semakin meningkat dan maju
pesat, berkat kesadaran masyarakat itu sendiri akan pentingnya pendidikan.
Begitupun halnya dengan matematika yang merupakan salah satu cabang ilmu
yang memiliki arti luas. Sampai saat ini diantara para akhli matematika belum ada
kesepakatan yang bulat untuk memberikan jawaban atas definisi matematika,
maka akan ditemukan beragam gambaran hakikat matematika. Dari mulai
matematika yang dipandang sebagai ilmu tentang struktur, matematika sebagai
ilmu deduktif, matematika sebagai ilmu tentang pola dan hubungan, matematika
sebagai ilmu suatu seni dan bahasa, hingga matematika adalah ratunya ilmu
sekaligus pelayan ilmu.
Ruseffendi (1988 : 23) mengatakan bahwa matematika terorganisasikan
dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan
dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara
umum, karena itulah matematika sering disebutt ilmu deduktif. Selain itu ada juga
pendapat dari Johnson dan Rising (1972) yang menyatakan matematika adalah
pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu
adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas
dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol
mengenai ide dari pada mengenai bunyi. Lain halnya dengan
Reys -
2
dkk (1984), matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan
atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Sedangkan Hasan Alwi
(2002 : 723) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika
didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan. Sedangkan menurut Sumardyono (2004 : 28) mengatakan matematika
sebagai seni yang kreatif. Penalaran yang logis dan efisien serta pembendaharaan
ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan, maka matematika sering
pula disebut sebagai seni, khususnya merupakan seni berpikir krearif.
Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari sekolah dasar, hal ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama (BSNP : 2006). Penulis mencoba memberikan materi
pembelajaran matematika dengan menggunakan modul, sebab selama ini disetiap
sekolah terutama di SMK buku pegangannya tidak ada. Walaupun ada bukan
merupakan buku paket ataupun buku pegangan sebagaimana sekolah menengah
atas (SMA), misalnya di SMA Negeri 12 Bandung. Setiap peserta didik mendapat
buku
pegangan
satu-satu.
Untuk
buku
pegangan
di
SMA
tersebut
menggunakannya bermacam-macam, selain buku paket merekapun menggunakan
buku pegangan lainnya yang banyak beredar dari bermacan-macam penerbit.
Sementara buku pegangan untuk SMK ada tetapi dapat di hitung dan itupun ratarata adanya kebanyakan untuk jurusan teknik, sementara untuk jurusan non-teknik
sangat minim sekali.
3
Baru pada Kurikulum 2004 buku pegangan berupa buku paket ada yaitu
dari BNSP untuk digunakan dalam pembelajaran dan itupun kurang mewakili.
Apalagi pada Kurikulum 2013 buku paketnya disamakan dengan SMA yang
sangat jelas sumber daya manusianya tidak bisa disamakan, dikarenakan latar
belakang antara SMK dan SMA sangat berbeda. Ini dapat dilihat dari tingkatan
kemampuan
kecerdasannya,
tingkatan
ekonomi.
Untuk
SMK
tingkatan
ekonominya dari tingkatan menengah kebawah, ini sangat berpengaruh pada
tingkat kemampuan atau kecerdasan para peserta didik. Sementara ini di SMK
terdapat macam-macam jurusan yang berbeda-beda, yang intinya terbagi dua yaitu
teknik dan non-teknik. Untuk SMK jurusan teknik itu terbagi lagi ada jurusan
teknik, kesehatan, pertanian, dll, sementara untuk SMK jurusan non-teknik ada
jurusan Bisnis dan Manajemen, Sosial, Pariwisata, dll.
Ini semua merupakan suatu tantangan bagi penulis untuk membuat bahan
ajar yang berupa modul, untuk mendesain instruksi dan soal matematika tentang
materi sistem persamaan linear (SPL). Dalam penelitian ini yang dilandasi
gagasan bahwa setiap peserta didik memiliki banyak keragaman dan variasi
individu yang berbeda dalam memandang cara belajar matematikanya. Agar
peserta didik memperoleh pemahaman konsep variabel, prinsip mengubah bentuk,
menafsirkan permasalahan dan model ke dalam sistem persamaan linear dan
penalaran dalam belajar matematika agar lebih baik sebagaimana yang diinginkan.
Cockroft (Shadiq, 2004 : 23) menyatakan bahwa perlunya para peserta
didik belajar matematika dikarenakan bahwa matematika merupakan alat
komunikasi yang sangat kuat, teliti dan tidak membingungkan. Depdiknas (Shadiq,
4
2004 : 20) menyatakan bahwa banyak persoalan atau informasi disampaikan
dalam
bahasa
matematika,
mengkomunikasikan
gagasan
dalam
bahasa
matematika justru lebih praktis, sistematis dan efisien, sehingga bahasa
matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat.
Begitupun dalam pembuatan bahan ajar yang berupa modul, untuk memudahkan
peserta didik belajar matematika. Juga untuk menunjang buku paket yang ada
seperti buku paket dari BNSP yang kurang dipahami oleh para peserta didik dari
siswa-siswi SMK, sebab banyak yang tidak sesuainya. Bahkan didalamnya ada
soal-soal olimpiade dan tidak dipahami karena terlalu tinggi untuk tingkat
kemampuan siswa-siswi SMK.
Apalagi kita sudah mengetahui tingkat
kemampuan para peserta didik dari SMK sangat berbeda dengan peserta didik dari
peserta didik siswa-siswi SMA.
Pada pembelajaran matematika selama ini, penulis sebagai pengajar
terlebih dahulu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menghilangkan
kecemasan-kecemasan yang sebelumnya telah mereka alami. Seperti anggapan
selama ini selalu terbawa bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang
sulit dan menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai pelajaran yang
membosankan dan mencemaskan. Meskipun pada kenyataannya yang terjadi
banyak temuan yang didapat dari para peserta didik dalam pemahaman
matematikanya
masih
jauh
sebagaimana
yang
diharapkan,
dikarenakan
kecemasan-kecemasan yang pernah dirasakan dan selalu beranggapan matematika
seperti itu. Oleh sebab itu untuk menghilangkan kecemasan matematika sulit,
penulis mencoba memberikan gambaran-gambaran lain untuk memudahkan
5
pembelajaran matematika. Pada materi sistem persamaan linear ini akan memberi
suatu pilihan yang berbeda dengan desain soal yang berbeda pula yaitu
menggunakan modul pembelajaran.
Winkel (1996) menjelaskan bahwa modul merupakan suatu program
belajar mengajar terkecil yang dipelajari oleh siswa sendiri kepada dirinya sendiri
(self instruksional) setelah siswa menyelesaikan yang satu dan melangkah maju
dan mempelajari satuan berikutnya. Menurut Ika Lestari (2012 : 6), modul
merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, oleh karena itu, modul harus
berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran,
informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadap
hasil evaluasi. Modul sebagaimana pengertian diatas merupakan salah satu media
cetak lainnya yang perbedaannya dapat dilihat dari ciri-ciri yang dimiliki oleh
modul itu sendiri. Dari pendapat tentang modul diatas dapat disimpulkan bahwa
modul merupakan salah satu media pembelajaran dalam bentuk buku paket
mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan
disusun secara sistematis dengan tujuan membantu peserta didik. Dengan
pemberian modul, peserta didik dapat belajar mandiri tanpa harus dibantu oleh
guru. Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar yang rendah dapat berkalikali mempelajari setiap kegiatan belajar tanpa terbatas oleh waktu, sedangkan
peserta didik yang kecepatan belajarnya tinggi akan lebih cepat mempelajari satu
kompetensi dasar (Ika Lestari, 2012 : 6). Pada intinya, modul sangat mewadahi
kecepatan belajar peserta didik yang berbeda-beda.
6
Bertolak dari uraian di atas, maka penulis tergerak untuk melakukan
penelitian yang terpusat pada permasalahan, “ Desain Instruksi Dan Soal
Matematika Dengan Modul Sesuai Variasi Individu Siswa Pada Materi Sistem
Persamaan Linear”. Penulis ingin menggunakan modul ini sebagai bahan
pembelajaran selain bahan ajar yang lain seperti buku paket untuk mata pelajaran
matematika. Adapun desain instruksi tersebut dapat di lihat dari sudut pandang
yang lain, yaitu:
1.
Memaknai variabel, konstanta, dan koefisien
2.
Konsep kesetimbangan untuk mengajarkan sistem persamaan linear
3.
Instruksi dan soal dalam bentuk bahasa verbal
4.
Instruksi dan soal dalam bentuk visual
5.
Instruksi dan soal dalam bentuk model.
B. Rumusan Masalah
Salah satu isu dalam pengajaran matematika adalah seberapa efektifkah
instruksi dan desain permasalahan matematika yang tertuang dalam soal
matematika terhadap tingkat pemahaman konsep dan penalaran. Bagaimana
peserta didik mempelajari matematika melalui permasalahan yang diajukan oleh
guru untuk membantu meningkatkan pemahaman konsep, penalaran dan
kelancaran berprosedur. Soal-soal matematika yang merupakan penjabaran dari
permasalahan dapat dimaknai sebagai suatu masalah dalam meningkatkan
pemahaman dan penalaran peserta didik. Soal matematika juga dapat menjadi
sarana bagi peserta didik untuk memecahkan masalah dan mengaitkannya dalam
7
pemahaman yang telah dimiliki peserta didik sebelumnya. Diharapkan soal-soal
yang disajikan juga dapat diselesaikan dengan menggunakan lebih dari satu cara
atau strategi. Dengan melibatkan lebih dari satu aktivitas dalam berpikirnya pada
tingkat tinggi, peserta didik akan tertarik dan memberikan peluang untuk
menentukan pilihan terhadap penemuan-penemuan sebagai suatu gagasan atas
semua jawaban-jawabannya.
Penentuan desain instruksi dan penyajian soal dalam matematika
merupakan kunci awal sebagai usaha guru meningkatkan kualitas dan daya serap
peserta didik. Instruksi dan penyajian soal yang variatif dan menyediakan banyak
pilihan belajar memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diberi kesempatan berkembang sesuai dengan kapasitas,
gaya belajar, maupun pengalaman belajarnya.
Mengajarkan
matematika
sesungguhnya
tidaklah
sekedar
guru
menyampaikan definisi-definisi, rumus dan aturan, serta prosedur bagi para
peserta didik. Akan tetapi termasuk dalam mengajarkan matematika adalah
bagaimana guru dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam upaya untuk
mengkonstruksi pemahaman mereka. Dalam proses belajar tersebut penyajian
permasalahan matematika sebagai suatu rangkaian belajar diarahkan pada
munculnya kompetensi penalaran, komunikasi, pemecahan masalah, representasi
dan koneksi dari pengetahuan sebelumnya. Peserta didik dapat secara mandiri
memilih strategi dan prosedur sesuai dengan tingkat kemampuannya, sehingga
mereka akan bertanggung jawab terhadap pilihannya itu. Prinsip tersebut akan
8
terwujud dengan melalui desain instruksi dan soal matematika dalam berbagai
model pilihan yang peserta didik peroleh.
Untuk mencapai tujuan penelitian dan agar arah penelitian ini lebih jelas,
maka dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahannya berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas adalah :
Bagaimana membuat desain instruksi dan soal matematika dengan modul untuk
meningkatkan
pemahaman
konsep
variabel,
prinsip
mengubah
bentuk,
menafsirkan permasalahan dan model ke dalam sistem persamaan linear serta
meningkatkan penalaran peserta didik dalam belajar matematika?
Alasan penulis membuat modul ini, yaitu:
1. Modul pembelajaran Sistem Persamaan Linear (SPL) ini, di SMK masih sangat
minim.
2. Sistem Persamaan Linear (SPL) ada dalam kurikulum, yaitu pada silabusnya,
sementara untuk modulnya tidak ada.
3. Pada saat ini belum ada pembelajaran dengan menggunakan modul di SMK.
4. Pada saat ini untuk mata pelajaran yang bukan matematika, beberapa modul
adalah berbentuk LKS yang diberi nama modul (dalam hal ini ada dua hal yang
berbeda).
C. Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah diatas, tujuan utama penelitian ini akan
dipusatkan pada mendesain instruksi dan soal matematika, dengan menyediakan
berbagai macam pilihan yang berbeda dalam permasalahan matematika sehingga
9
membantu meningkatan pemahaman konsep variabel, prinsip mengubah bentuk,
menafsirkan permasalahan dan model ke dalam sistem persamaan linear dan
penalaran peserta didik dalam belajar matematika dengan menggunakan modul.
Agar peserta didik mampu menunjukkan kemampuannya menjadi lebih
baik dari sebelumnya, tidak lagi berpikiran bahwa belajar matematika itu sulit
tidak mudah untuk dimengerti dan dipahami, tetapi sebaliknya belajar matematika
itu dapat dipelajari, diikuti, dan tidak perlu untuk dicemaskan. Dimana para
peserta didik juga akan memperoleh pengalaman dalam menentukan pilihan
belajarnya dan pada akhirnya berangsur-angsur menjadi lebih dapat mengatur
dalam belajarnya dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri tidak khawatir
cemas lagi, tidak bergantung pada yang lain (mandiri).
Oleh karenanya, pembelajaran matematika bagi peserta didik dalam
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, penalaran, pemecahan masalah
dan komunikasi matematis merupakan salah satu syarat agar dapat mengikuti
pelajaran matematika. Penulis sebagai pengajar merasa bertanggungjawab pada
peserta didik dalam pembelajarannya agar mampu mengikuti, maka produk yang
dihasilkan adalah sebuah modul pembelajaran. Pada modul pembelajaran ini, akan
terlihat
kemampuan-kemampuan
yang
dimiliki
peserta
didik
dalam
pembelajarannya. Juga akan terlihat mana yang lamban dalam belajarnya, dan
mana yang lebih cepat. Sebab belajar dengan modul para peserta didik akan
terlihat belajar akan kemandiriannya.
10
D. Manfaat Penelitian
Dengan memberikan suatu wawasan baru bagi peneliti dan menjadikan
sebuah motivasi guna mengembangkan diri untuk pengembangan profesi sebagai
tenaga pendidik, serta mempersiapkan peserta didik untuk mandiri mampu dalam
menghadapi tantangan globalisasi. Para peserta didik merasa tidak takut lagi atau
cemas lagi, dan mampu mengikuti terutama dalam pembelajaran matematika.
Bagi peserta didik berpikir bahwa belajar itu tidak hanya didalam kelas, tetapi di
luar kelaspun belajar matematika bisa dilakukan. Apalagi dengan adanya modul
pembelajaran sebagai bahan ajar lain selain buku paket, bahwa belajar matematika
dapat dilakukan dengan mandiri. Sehingga pembelajarannyapun mempunyai
manfaat yang sangat baik sekali. Oleh karenanya, manfaat yang ingin dicapai
dalam penulisan ini dengan menggunakan modul pembelajaran adalah :
1.
Memberi kontribusi pada para pendidik untuk merancang instruksi dan
permasalahan matematika yang lebih aktual bagi peserta didik agar dalam
pembelajarannya tidak membosankan.
2.
Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep yang berkaitan
dengan materi yang diajarkan tentang sistem persamaan linear (SPL).
3.
Meningkatkan penalaran, pemecahan masalah dan komunikasi peserta didik
dalam menyelesaikan berbagai variasi pada pembelajaran yang ada kaitannya
dengan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Melalui pembelajaran menggunakan modul membantu para peserta didik
melakukan kegiatan belajar menurut keinginannya agar mandiri
serta
bertanggung jawab agar berguna tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga
11
bagi orang lain. Diharapkan juga meningkatkan kemampuan komunikasi dan
pemecahan masalah peserta didik.
5.
Pendidik diharapkan untuk terus membuat sebuah inovasi baru dalam
pembelajaran matematika, sehingga kendala dalam belajar matematika yang
sering dikeluhkan peserta didik tidak ada lagi dan tidak terjadi kembali.
6.
Bagi sekolah, semoga karya tulis ini yang berupa modul pembelajaran dapat
menjadi kontribusi yang baik untuk peningkatan kualitas pendidikan.
E. Kerangka Berpikir
1.
2.
Operasionalisasi Variabel
No
Variabel
1
Pengembangan
bahan ajar
Instrumen
Responden
Modul
Observer,
guru dan
tenaga ahli
Kerangka Berpikir
INPUT
VARIASI
-
Operasional
Indikator
Variabel
Bahan ajar 1. Kelayakan isi
2. Kebahasaan
3. Sajian
4. Kegrafisan
Audio
F.
Visual
Audio Visual
Kinestetis
PROSES
- Desain Modul
Pembelajaran
- Uji Coba Modul
- Proses Pembelajaran
- Evaluasi ( Bentuk
soal dengan desain
instruksi dan soal)
HASIL
- Pengalaman:
Siswa dapat
memecahkan
masalah
- Modul
Pembelajaran
- Prototip Modul
Proses pembelajaran di kelas melibatkan dua pihak yaitu guru dan peserta
didik yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, saling bergantung, disamping
sarana dan prasarana lain. Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan
12
pembelajaran dalam kelas, untuk itu perlu adanya perubahan paradigma
pembelajaran yang mampu mengeksplorasi para peserta didik untuk melakukan
kegiatan matematika dengan lebih baik. Agar peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran terutama mata pelajaran matematika merasa tidak membosankan
tetapi menarik dan menyenangkan, maka dibutuhkan interaksi dua arah yang
saling membutuhkan. Meskipun pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam
kelas saja, tetapi di luar kelaspun pembelajaran dapat dilangsungkan.
Kegiatan matematika (doing mash) merupakan suatu kegiatan yang perlu
dilakukan oleh para peserta didik pada waktu mempelajari matematika. Melalui
doing mash peserta didik diharapkan dapat menemukan kembali (reinvention)
konsep-konsep matematika secara bermakna pada materi yang diajarkan. Hal ini
juga memberi ruang kepada guru-guru sebagai pengajar berupaya dan mencari
serta menemukan alternatif-alternatif atau variasi dalam pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik mampu memahami dan mempelajari konsep
matematika. Untuk mengatasi kesenjangan antara harapan dan kenyataan seperti
yang dikemukakan diatas, diperlukan pengembangan bahan ajar yang dapat
melatih komunikasi dan pemecahan masalah peserta didik secara efektif dalam
pembelajaran matematika dan memberi peluang untuk bangkitnya kreatifitas guru
sebagai pengajar. Maka dengan adanya bahan ajar yang dibuat oleh guru seperti
modul pembelajaran ini, akan meningkatkan keberhasilan belajar yang ingin
dicapai. Oleh karena itu sebagai pengajar membuat inovasi suatu bentuk desain
instruksi dan soal matematika dengan menggunakan modul pembelajaran untuk
memberikan pilihan lain bagi peserta didik dalam belajar meningkatkan
13
pemahaman konsep, penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah sesuai
dengan variasi individu yang berbeda, dan gaya belajar yang berbeda-beda.
Karena setiap peserta didik mempuanyai gaya belajar yang variasi atau berbedabeda. Berikut disajikan tabel keterkaitan gaya belajar dengan desain instruksi dan
soal pada pembelajaran matematika sebagai berikut:
INTELEGENSI
DAN GAYA BELAJAR
Verbal
Audio
Logis
Matematis
Analitis
Intrapersonal
Visual
Spasial/ visual
Kinestetis
jasmani
Praktis
Interpersonal
Kinestetik
PENJABARAN DESAIN INSTRUKSI
DAN SOAL
Memberikan soal dan instruksi melalui soal cerita/
prosa
Memberikan soal dan instruksi dalam bentuk
penalaran dan logika
Memberikan soal dan instruksi dalam bentuk
analisis dan petunjuk masalah secara individual
Memberikan soal dan instruksi dalam bentuk
diagram, grafik dan gambar
Memberikan soal dan instruksi dalam bentuk
simulasi dan latihan
Memberikan soal dan instruksi dalam bentuk studi
kasus, masalah yang didiskusikan
Musikal
Naturalis
Kreatif
Memberikan soal dan instruksi dalam bentuk
mengkategorikan dan bentuk kiasan
Keterkaitan gaya belajar dengan desain instruksi dan soal pada
pembelajaran matematika tersebut, akan mampu menjadikan sebuah alternatif
untuk meningkatkan belajar peserta didik menjadi mandiri. Dengan kemandirian
ini akan menjadikan peserta didik mampu bersaing dengan dunia luar dan penuh
dengan tantangan.
Download