PENGEMBANGAN SOFTWARE “VIRTUAL AJI SAKA” SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK BELAJAR MENGENAL AKSARA JAWA DENGAN PENDEKATAN MULTIMEDIA Luqman Affandi 1) Program Studi Teknik Informatika STMIK Pradnya Paramita 1) Jl. Laksda Adi Sucipto No. 249A Malang (0341) 412699 E-mail: [email protected] ABSTRACT Based on these facts, the original Indonesia culture is increasingly fell under the influence of a foreign culture. It affects the young generation of Indonesia began reluctant to explore the work of our ancestors. One example of the many who do not master the java script. The difficulty level of understanding learning Java script is quite difficult. Therefore, it is necessary that new breakthroughs in learning Java script easier. One attempt to do is to create an interactive learning using computer technology. Problems encountered in the development of Javanese Javanese is the application of the algorithm into a computer algorithm. In addition, to improve the ease of learning needs to be done towards the development of multimedia applications. This effect on the increase in the algorithms used. Key words: Virtual, Aji Saka, Java Script, Multimedia karena banyak pola membuat orang enggan PENDAHULUAN Perkembangan teknologi saat ini semakin meningkat, hal ini terbukti dengan untuk mempelajarinya. Dari fakta tersebut, perlu dilakukan dan inovasi agar dalam belajar Aksara Jawa lebih komputer. mudah sesuai dengan perkembangan teknologi Rutinitas pekerjaan yang biasanya dikerjakan saat ini. Hal ini dapat diwujudkan dengan oleh tenaga manusia dapat digantikan dengan memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran memanfaatkan teknologi komputer. Aksara yang banyaknya perkembangan pengembangan Selain teknologi aplikasi itu, berbasis dengan komputer peralatan juga Jawa. Wujud nyata berkembangnya dilakukan adalah membuat sebuah program menyebabkan yang interaktif tentang Aksara Jawa. Pendekatan masuknya budaya asing semakin mudah. Hal ini multimedia mengakibatkan meningkatkan interaktif pengguna. budaya dapat tradisional semakin dapat Tetapi ditinggalkan. Padahal banyak potensi yang dapat digunakan disisi lain, untuk dalam digali dari kebudayaan tradisional. Contoh mengembangkan pembelajaran Aksara Jawa konkret dari permasalahan ini adalah telah berbasis komputer mengalami kesulitan dalam banyak orang yang enggan mempelajari Aksara menerapkan algoritma Aksara Jawa ke dalam Jawa. Aturan Aksara Jawa yang tergolong sulit komputer yang diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman. Selain itu untuk Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 112 meningkatkan kemudahan pembelajaran perlu dapat disimpulkan bahwa suatu obyek yang dilakukan yang dikenai kata virtual merupakan suatu hal pengembangan multimedia. Hal ini aplikasi berpengaruh ke arah terhadap bertambahnya algoritma yang digunakan. yang sudah ada atau yang diadakan. Virtual sering digunakan dalam istilahistilah komputer seperti virtual mesin, virtual orchestra, virtual keyboard dan sebagainya. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mendesain aplikasi yang Istilah-istilah tersebut menggambarkan sebuah interaktif agar dalam mempelajari program yang meniru wujud aslinya. Seperti penulisan Aksara Jawa dapat virtual mesin, program ini menyerupai komputer diimplementasikan di komputer? yang baru saja dirakit. Kita dapat menentukan 2. Bagaimana mengimplementasikan logika besarnya memori, besarnya media penulisan Aksara Jawa ke dalam bahasa penyimpanan, proses boot dari media tertentu pemrograman? dan sebagainya. Dari contoh ini dapat ditarik kesimpulan bahwa istilah virtual yang ada dalam dunia komputer adalah sesuatu program Tujuan Penelitian 1. Membuat sebuah aplikasi program yang yang meniru sesuatu yang aslinya. interaktif untuk pembelajaran Aksara Jawa secara visual. Aji Saka 2. Meneliti sifat-sifat Aksara Jawa agar Aji saka merupakan sebuah tokoh pewayangan mendapat aturan-aturan yang selanjutnya atau dongeng yang sering disebut sebagai Prabu dapat Widayaka. Dari cerita rakyat menerangkan diterapkan dalam program komputer. bahwa kelahiran Aksara Jawa erat hubungannya dengan legenda Aji Saka. Legenda tersebut Manfaat Penelitian 1. Pengguna dapat mempelajari Aksara Jawa lebih mudah. 2. Meningkatkan minat generasi muda untuk belajar Aksara Jawa. tersebar dari mulut ke mulut, yang kemudian didokumentasikan secara tertulis dalam bentuk manuskrip. Cerita yang berbentuk manuskrip misalnya Serat Momana, Serat Aji Saka, Babad Aji Saka dan Tahun Saka lan Aksara Jawa. Dalam buku Layang Hanacaraka yang KAJIAN TEORI disusun oleh Dharmabrata (1986 : 53-55) Virtual memaparkan cerita Aji Saka. Sembada dan Dora Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ditinggalkan di Pulau Majeti oleh Aji Saka (1990: 1003), disebutkan bahwa kata virtual untuk menjaga keris pusaka dan sejumlah mengandung arti nyata. Dari pengertian tersebut perhiasan. Mereka diperintah untuk tidak Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 113 menyerahkan barang-barang tersebut kepada Ha Na Ca Ra Ka orang lain, kecuali Aji Saka sendiri yang Da Ta Sa Wa La mengambilnya. Pa Dha Ja Ya Nya Aji Saka tiba di Medangkamulan, kemudian bertahta di negeri Ma Ga Ba Tha Nga itu. Kemudian negeri itu maju dan terkenal di Sastra tersebut mempunya makna sebagai mana-mana. berikut : Kabar kemasyhuran Medangkamulan terdengar oleh Dora sehingga Ha Na Ca Ra Ka : ada utusan, yaitu Dora dan tanpa sepengetahuan Sembada ia pergi ke Sembada. Medangkamulan. Di hadapan Aji Saka, Dora Da Ta Sa Wa La : sama-sama bersikeras melaporkan bahwa Sembada tidak ikut serta ke mempertahankan pendapatnya. Medangkamulan. Pa Dha Ja Ya Nya : sama-sama digdaya dalam memerintahkan Kemudian Dora Aji untuk Saka menjemput Sembada. Jika Sembada tidak mau ikut, keris perkelahian. Ma Ga Ba Tha Nga : sama-sama menemui ajal. dan perhiasan yang dahulunya ditinggal agar dibawa ke Medangkamulan. Namun Sembada bersikukuh menolak dan Dalam buku Pedoman Penulisan Aksara yang Jawa yang disusun oleh Yayasan Pustaka diamanatkan oleh Aji Saka. Akibatnya, terjadi Nusantara (2002 : 5), Aksara Jawa tersusun dari perkelahian antara keduanya, dan akhir dari dua puluh Carakan (abjad Jawa), yang diikuti cerita tersebut Dora dan Sembada mati bersama. oleh enam buah vokal yaitu a, i, u, e, o dan é Ketika mendapatkan kabar kematian Dora dan yang bersifat silabik(kesukuan). Masing-masing Sembada, maka Aji Saka merenung dan kejadian Aksara mempunya Aksara Pasangan, yakni tersebut dijadikan tanda tercipta Aksara Jawa aksara yang berfungsi untuk menghubungkan yang terdiri dua puluh huruf untuk mengenang suku kata tertutup konsonan dengan suku kata jasa Dora dan Sembada. Ia menciptakan sastra berikutnya, kecuali suku kata yang tertutup dua puluh huruf tersebut dalam Manik Maya, wignyan (h), layar ( / ) dan cecak ( = ). Serat Aji Saka dan Serat Momana yang Tabel 1 menunjukkan Aksara Carakan beserta kemudian disebut sebagai sastra Sarimbangan. Pasangannya mempertahankan ajakan Dora Aksara Jawa barang-barang : Sastra Sarimbangan terdiri dari empat warga yang masing-masing mencakup lima sastra, yaitu : Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 114 Nama Aksara Aksara Pokok Aksara Pasangan Pemakaian Dalam Kata Ha a ….. H arek-arek a[rkHrk\ Na n ….. N nanem nanas nnemNns\ Ca c ….. C calon camat c[lonCmt\ Ra r ….. R ragad rabi rgdRbi Ka k ….K kapuk kapas kpukKps\ Da f ….F dados damel f[fosFmel\ Ta t ….T Tapak tilas tpkTils\ Sa s ….S Saben sasi sbenSsi Wa w ….W Wasis wicara wsisWicr La l ….L Lamuk lanang lmukLn= Pa p ….P Panen pari p[nnPri Dha d ….D Dhandhang dnD= Ja j ….J Janggel jagung j=gelJgu= Ya y ….Y Yakut yasan ykutYsn\ Nya v ….V Nyamut-nyamut vmutVmut\ Ma m ….M Manuk manyar mnukMv/ Ga g ….G Gagak galak ggkGlk\ Ba b ….B Bal-balan blBlLn\ Tha q ….Q Thak-thakan qkQkKn\ Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 115 z Nga ….Z Ngajak ngaso zjkZ[so pelem\ pelem 'mangga' terdapat aturan sandangan. Sandangan adalah sege/ seger 'segar' tanda diakritik yang dipakai sebagai pengubah men_ meneng 'diam' bunyi dalam tulisan Jawa. Aksara yang tidak b. mendapat menuliskan suku kata re dan le yang bukan Selain aksara jawa dan pasangannya, sandangan diucapkan sebagai gabungan antara konsonan dan vokal a. Sandangan dua varian, yaitu /כ/ dan /a/. dipakai untuk mempunyai lambang x (pa cerek) dan le dengan lambang 2 (nga lelet). 1. Vokal dilafalkan /כ/, seperti pada kata 3. Suku ( u ) bom, pokok dalam bahasa Indonesia, misalnya : a. Sandangan suku dipakai untuk melambangkan bunyi vokal u yang bergabung an ana 'ada' dengan konsonan dalam suku kata lain, atau 2. Vokal a dilafalkan /a/, seperti a pada kata di tidak sebagai pasangan. Sebab, suku kata re tersebut Vokal a dalam bahasa Jawa diucapkan 'siapa' pepet dalam bahasa Indonesia, vokal u yang tidak ditulis dengan aksara suara. Sandangan suku ditulis serangkai di bawah misalnya : bagian akhir aksara yang mendapat sandangan. fln\ dalan 'jalan' Contoh : Sandangan aksara Jawa dapat dibagi buku menjadi dua golongan, yakni : dengan aksara pasangan. Contoh: wulu dipakai untuk melambangkan vokal I dalam suatu suku kata. mnT| 2. pepet ( mantu Sandangan 'kemarin' e) taling dipakai untuk melambangkan bunyi vokal é atau è yang ditulis di depan aksara Jawa yang dibubuhi sandangan. a. Sandangan pepet dipakai intuk melambangkan Contoh : vokal e /ә/ dalam suatu kata. Apabila selain pepet [r[r terdapat sandangan layar, maka penulisan pepet 'menantu' 4. taling ( [ ) Contoh : wizi wingi 'buku' b. Sandangan suku ditulis serangkai 1. wulu ( i ) Sandangan buku réné 'kesini' 5. taling tarung ( [..o ) digeser sedikit di sebelah kiri dan sandangan a. Sandangan taling tarung dipakai untuk layar ditulis di sebelah kanan pepet. Begitu juga melambangkan bunyi vokal o yang bergabung jika terdapat sandangan cecak, penulisannya dengan bunyi konsonan di dalam suatu kata. diletakkan dalam sandangan pepet. Contoh : Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 116 Sandangan taling tarung ditulis mengapit aksara Sandangan cecak ditulis dibelakang yang dibubuhi sandangan. Contoh : sandangan wulu, sehingga bentuk aksara [boch bocah sandangan i=. Contoh : b. 'anak' Sandangan taling tarung yang kupi= melambangkan bunyi vokal o pada aksara kuping 'telinga' Sandangan cecak ditulis di tengah jika pasangan ditulis mengapit aksara mati dengan bertemu dengan pepet seperti berikut aksara pasangan tersebut. Contoh : Contoh : k[nT/o b_kh kantor 'kantor' 6. Sandangan penanda konsonan penutup bengkah _ . 'retak' d. pangkon (…\..) suku kata (sandhangan panyigeging Sandangan pangkon dipakai sebagai wanda). penanda bahwa aksara yang dibubuhi sandangan Sandangan ini terdiri atas empat macam, pangkon merupakan aksara mati, aksara penutup yaitu : suku kata, atau panyigeging wanda. Sedangkan a. wignyan (…h …) pangkon ditulis di belakang aksara. Contoh : Sandangan wignyan adalah pengganti tzn\ sigegan ha (a\), yaitu sandangan yang dipakai tangan 'tangan' Sandangan pangkon dapat dipakai untuk melambangkan konsonan h penutup suku sebagai pembatas kalimat atau rincian yang kata. Penulisannya diletakkan di belakang aksara belum selesai. Contoh : yang dibubuhi sandangan. Contoh : bpkMcul\, akuturu. klh macul, aku turu. kalah 'kalah' b. layar (…/...) Sandangan layar 'Bapak mencangkul, saya tidur.' adalah pengganti sigegan ra (r\), yaitu sandangan yang dipakai 1. Penanda Gugus Konsonan untuk melambangkan konsonan r penutup suku kata. Contoh : ps/ Bapak Penanda gugus konsonan merupakan penanda aksara konsonan yang diletakkan pada pasar aksara konsonan lain di dalam suatu suku kata. 'pasar' c. cecak (…=..) Sandangan cecak Penanda ni terdiri dari : adalah a. cakra (…...]) pengganti sigegan nga (z\), yaitu sandangan yang dipakai Tanda cakra merupakan penanda gugus untuk melambangkan konsonan ng penutup suku konsonan yang unsur terakhirnya berwujud kata. Sandangan cecak ditulis di atas aksara. konsonan r. Contoh : Contoh : ss] wl= walang 'belalang' sasra 'sasra' Aksara yang sudah bertansa cakra dapat diberi sandangan selain sandangan pepet. Aksara Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 117 bertanda cakra yang mendapat pepet diganti 3. Terdapat aturan tata letak penuisan Aksara dengan keret. Contoh : Jawa. k(puk\ krupuk 4. Beberapa aksara yang mempunyai dua huruf 'krupuk' b. keret (…} ..) Keret yang di anggap satu huruf saja. dipakai untuk Aturan-aturan melambangkan tersebut dapat gugus konsonan yang berunsur akhir konsonan r digambarkan dalam flowchart program agar yang diikuti vokal e /ә/. Contoh : dapat t}[sNo prosedurnya. Alur tersebut dapat dibagi menjadi tresno 'cinta' diketahui langkah demi langkah dua bagian besar agar proses eksekusi alur c. pengkal (….- ) Pengkal dipakai untuk melambangkan konsonan program lebih sederhana. Bagian alur tersebut y yang bergabung dengan konsonan lain dalam yaitu : suatu kata. Contoh : 1. Proses penyederhanaan kata atau kalimat. t-s\ tyas Proses 'hati' wa dipakai untuk melambangkan konsonan w yang bergabung dengan konsonan lain di dalam suatu suku kata. Panjingan wa ditulis serangkai di bawah bagian kwaci la logika program semakin sedikit. Pengelompokan dilakukan pada : a. Konversi ke satu huruf untuk huruf yang mempunyai dua huruf, seperti dh, ny, th dan ng. diuji. dipakai untuk melambangkan konsonan l yang bergabung dengan konsonan lain di dalam suatu suku kata. b. Huruf vokal pada awal kata atau huruf vokal yang bersandingan dengan huruf vokal, ditambah huruf h karena sifatnya sama. Contoh : Contoh : kLp agar dapat mengurangi pengecekan huruf yang akan 'kuaci' e. panjingan la (…L.) Panjingan untuk Dengan penyederhanaan dua huruf menjadi satu akhir yang dibubuhi panjingan wa. Contoh : kWci dilakukan mengelompokkan sifat-sifat aturan yang sama d. panjingan wa (...W) Panjingan ini klapa 'kelapa' METODE PENELITIAN Dari pemaparan sebelumnya diketahui bahwa terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam penerapan logika penulisan Aksara Jawa ke komputer, yaitu : 1. Banyaknya aturan penulisan. 2. Banyaknya perkecualian penulisan. aku → haku : aku sinau → sinahu : sinau c. Penulisan huruf Latin terdapat spasi untuk memisahkan antara satu kata dengan kata yang lain, tetapi di Aksara Jawa, tidak demikian. Spasi hanya berpengaruh pada kasus-kasus tertentu. d. Aksara sigegan ha akan diganti dengan wignyan, aksara sigegan ra diganti dengan layar dan sigegan nga diganti dengan cecak. Berikut Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 118 flowchart dari proses penyederhanaan kata/kalimat : 1. Pengecekan huruf awal kalimat atau kata adalah vokal. 4. Pengecekan suku kata tertutup dengan konsonan 'h', penggantian 'h' dengan wignyan. 2. Pengecekan dua vokal yang berjajar, misalnya : aa, ia, oe, oo. 5. Pengecekan tanda baca “.” Atau “,”. 3. Pengecekan suku kata tertutup dengan konsonan 'r', penggantian 'r' dengan cakra. 2. Proses Pengelompokan sifat aksara dan proses tataletak aksara. Proses ini dilakukan setelah proses penyederhanaan dilakukan. Hasil akhir dari proses ini adalah terbentuknya tatanan aksara Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 119 Jawa dari kalimat yang diinputkan. Berikut flowchart dari bagian ini : 1. Pengecekan cakra(r), pengkal(y), panjingan wa (w) dan panjingan la (l). 3. Penggambaran huruf vokal(a, i, u, e, o, é) 2. Penulisan pangkon. 4. Penulisan angka, layar, cecak. Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 120 KESIMPULAN Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Algoritma Aksara Jawa dapat diterapkan HASIL PENELITIAN Proses dalam bahasa pemrograman , sehingga selanjutnya yaitu dapat diterapkan di komputer yang pengimplementasian algoritma tersebut kedalam selanjutnya digunakan sebagai bahan bahasa pemrograman. Dalam penelitian ini pembelajaran Aksara Jawa. penerapan algoritma yang telah dibuat ke dalam 2. Pembuatan desain aplikasi yang bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6. interaktif Hasil penerapan tersebut terlihat seperti gambar 1 meminimalisasi algoritma yang dibuat. berikut : Hal ini dapat dibentuk dengan melakukan dapat dibentuk dengan pengelompokan aksara yang mempunyai sifat-sifat sejenis. 3. Algoritma pengelompokan dan penulisan Aksara Jawa perlu dilakukan pemisahan untuk mempermudah pengolahan logika. Saran Untuk meningkatkan program aplikasi Virtul Aji Program terbagi menjadi dua, yaitu bagian masukan data berupa kata atau kalimat, dan yang kedua adalah layar untuk menampilkan Aksara Jawa. Tiap perubahan teks di are Saka perllu adanya pengembangan, terutama dalam hal : 1. Memasukkan unsur-unsur serapan seperti f,sy dan sebagainya. masukan akan berpengaruh terhadap hasil yang 2. Menangani pengolahan huruf besar. ditampilkan sesuai dengan logika yang telah 3. Pemrosesan huruf konsonan bertingka. dibentuk. 4. Perlu diterapkan metode pengolahan teks Unsur multimedia yang dapat dipakai seperti metode Teori Bahasa dan selain teks, yaitu suara. Algoritma pengeluarkan Otomata untuk memperkecil algoritma suara dapat diikutkan di dalam algoritma yang dibentuk. pembentukan atau penulisan Aksara Jawa. Sehingga dalam pembelajaran akan semakin DAFTAR PUSTAKA mudah dan interaktif. Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 121 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dharmabrata. 1986. Layang Hanacaraka. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Yayasan Pustaka Nusantara bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogjakarta, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengan, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. 2002. Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Malang: Pustaka Nusantara. Jurnal Dinamika Dotcom Vol 3. No. 1 122