Pengantar aksara Jawa

advertisement
Pengantar aksara Jawa
Aksara Jawa dipakai dalam berbagai teks berbahasa Jawa dan beberapa bahasa lain di sekitar wilayah penuturannya. Aksara ini lebih dikenal sebagai Hanacaraka
atau Carakan. Buku singkat ini mencoba memaparkan
huruf-huruf serta tanda baca yang dipakai dalam aksara
ini serta aturan penggunaannya.
1
Ca Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi - arah dan
tujuan pada Yang Maha Tunggal
Ra Rasaingsun handulusih - rasa cinta sejati muncul dari
cinta kasih nurani
Ka Karsaningsun memayuhayuning bawana - hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam
Da Dumadining dzat kang tanpa winangenan - menerima
hidup apa adanya
Aksara dasar (Aksara Ngalegena)
Ta Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa - mendasar, totalitas,
satu visi, ketelitian dalam memandang hidup
Urutan dasar aksara Jawa banyak dikenal orang karena Sa Suram ingsun handulu sifatullah - membentuk kasih
berisi suatu cerita legenda:
sayang seperti kasih Tuhan
Hana Caraka (Terdapat Pengawal)
Data Sawala (Berbeda Pendapat)
Padha Jayanya (Sama kuat/hebatnya)
Maga Bathanga (Keduanya mati).
Wa Wujud hana tan kena kinira - ilmu manusia hanya
terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas
La Lir handaya paseban jati - mengalirkan hidup semata
pada tuntunan Illahi
Bagi mereka yang kurang mengenal bahasa Jawa, diperPa Papan kang tanpa kiblat - Hakekat Allah yang ada tanlukan sedikit catatan.
pa arah
• /d/, /ɖ/, /j/, /b/, dan /g/ pada bahasa Jawa selalu di- Dha Dhuwur wekasane endek wiwitane - Untuk bisa dibunyikan meletup (ada hembusan h); ini memberik- atas tentu dimulai dari dasar
an kesan “berat” pada aksen Jawa.
Ja Jumbuhing kawula lan Gusti - Selalu berusaha menya• ha, mewakili fonem /a/ dan /ha/. Bila aksara ini ter- tu memahami kehendak-Nya
letak di depan suatu kata, akan dibaca /a/. Aturan Ya Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi ini tidak berlaku untuk nama atau kata bahasa asing yakin atas titah/kodrat Illahi
(selain bahasa Jawa).
Nya Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki - memahami
• da dalam penulisan latin dipakai untuk /d/ dental kodrat kehidupan
dan meletup (lidah di belakang pangkal gigi seri atas Ma Madep mantep manembah mring Ilahi - yadan diletupkan). /d/ ini berbeda dari bahasa Indo- kin/mantap dalam menyembah Ilahi
nesia/Melayu.
Ga Guru sejati sing muruki - belajar pada guru nurani
• dha dalam penulisan Jawa latin dipakai untuk /ɖ/
Ba Bayu sejati kang andalani - menyelaraskan diri pada
(d-retrofleks). Posisi lidah sama dengan /d/ bahasa
gerak alam
Melayu/Indonesia tetapi bunyinya diletupkan.
Tha Tukul saka niat - sesuatu harus dimulai dan tumbuh
• tha dalam penulisan Jawa latin dipakai untuk /ʈ/ (t- dari niatan
retrofleks). Posisi lidah sama seperti /d/ tetapi tidak
diberatkan. Bunyi ini mirip dengan bila orang ber- Nga Ngracut busananing manungso - melepaskan egoisme pribadi manusia.
aksen Bali menyuarakan 't'.
1.1
2 Pasangan
Makna Huruf
Ha Hana hurip wening suci - adanya hidup adalah kehen- Jika Carakan / aksara Jawa lebih bersifat silabis (kesukudak dari yang Maha Suci
kataan), bagaimana Carakan bisa menuliskan huruf maNa Nur candra, gaib candra, warsitaning candara - peng- ti? Hal ini bisa dijawab dengan adanya pasangan. Paharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi
sangan memiliki fungsi untuk menghubungkan suku kata
1
2
4
AKSARA SWARA
yang tertutup (diakhiri konsonan) dengan suku kata ber- 3.3 Aturan Pengunaan
ikutnya.
Untuk aturan penulisan Aksara murda ini hampir sama
Sebagai contoh kata “aksara” yang bila dipisahkan medengan penulisan aksara-aksara pokok di Hanacaraka,
nurut silabiknya adalah “ak”, “sa”, dan “ra”. Suku kata
ditambah dengan beberapa aturan tambahan yakni :
yang pertama suku kata “ak”. Untuk menuliskan “ak” ini
pertama-tama adalah dengan menuliskan aksara “ha ( )"
• Murda tidak dapat dipakai sebagai sigeg (konsonan
terlebih dahulu. Kemudian menuliskan aksara “ka ( )"
penutup suku kata).
karena aksara “ka”. Untuk mematikan vokal “a” pada
“ka”, maka kita harus menuliskan bentuk pasangan “sa”.
• Bila ditemui aksara murda menjadi sigeg, maka diBentuk pasangan disebutkan memiliki fungsi untuk
tuliskan bentuk aksara pokoknya.
menghubungkan suku kata yang tertutup dengan suku ka• Bila dalam satu kata atau satu kalimat ditemui leta berikutnya. Artinya bahwa huruf yang diikuti pasangbih dari satu aksara murda, maka ada dua aturan
an akan dimatikan huruf vokalnya sehingga menjadi konyang dapat dipergunakan yakni dengan menuliskan
sonan. Pada kasus di atas aksara “ka” diikuti pasangan
aksara murda terdepannya saja, atau dengan menu“sa” yang berarti “ka” akan dibaca sebagai “k”.
liskan keseluruhan dari bentuk aksara mudra yang
Semua aksara pokok yang ada di Carakan memiliki paditemui.
sangannya masing-masing. Bentuk pasangan ini ada yang
dituliskan di bawah dan ada juga yang di atas sejajar dengan aksara.
3.4 Contoh Pemakaian Aksara Murda
Bentuk-bentuk pasangan itu adalah:
3
Aksara Murda
3.1
Kegunaan Aksara Murda
Untuk melengkapi aturan penggunaan aksara murda ini,
contoh berikut bisa digunakan sebagai acuan untuk menuliskan Aksara Murda.
4 Aksara Swara
Pada aksara hanacaraka memiliki bentuk murda (hampir
setara dengan huruf kapital) yang seringkali digunakan 4.1 Kegunaan Aksara Swara
untuk menuliskan kata-kata yang menunjukkan
Aksara Swara sebagaimana aksara Murda memiliki fungsi dan kegunaan tertentu. Aksara Swara dalam penulis• Nama Gelar
an Hanacaraka digunakan untuk menuliskan aksara vokal
yang menjadi suku kata, terutama yang berasal dari ba• Nama Diri
hasa asing, untuk mempertegas pelafalannya.
• Nama Geografi
• Nama Lembaga Pemerintah
4.2 Bentuk Aksara Swara
• Dan Nama Lembaga Berbadan
Aksara Swara tidak seperti aksara-aksara yang lain. Aksara ini tidak dilengkapi dengan bentuk pasangan. ada(Kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang menunjukkan pun bentuk Aksara Swara ini adalah sebagai berikut :
hal-hal diatas biasanya diawali dengan huruf besar atau
kapital. Untuk itulah pada perangkat lunak ini kita gunakan huruf kapital untuk menuliskan aksara murda atau 4.3 Aturan Penulisan Aksara Swara
pasangannya)
Dalam menuliskan Aksara Swara, diikuti aturan penulisan aksara swara sebagai berikut :
3.2
Aksara Murda dan Pasangannya
Sebagai catatan mengenai aksara murda ini bahwa tidak
semua aksara yang ada di Hanacaraka memiliki bentuk
Murdanya. Aksara murda dalam Hanacaraka hanya berjumlah 7 buah. Bentuk Murda dalam hanacaraka juga
memiliki bentuk pasangan yang memiliki fungsi sama
dengan pasangan dalam aksara Jawa.
Bentuk Aksara Murda serta Pasangan Murda
• Aksara swara tidak dapat dijadikan sebagai aksara
pasangan.
• Bila aksara swara menemui sigegan (konsonan pada
akhir suku kata sebelumnya), maka sigegan itu harus
dimatikan dengan pangkon.
• Aksara swara dapat diberikan sandangan wignyan,
layar, cecak, suku, wulu dan lainnya.
5.4
4.4
Contoh Penggunaan Aksara Rekan
Contoh Penggunaan Aksara Swara
3
5.4 Contoh Penggunaan Aksara Rekan
Untuk melengkapi aturan penggunaan aksara murda ini, Berikut ini adalah daftar aksara rekan dan aksara pacontoh berikut bisa digunakan sebagai acuan untuk me- sangannya yang dilengkapi dengan contoh penggunaan
masing-masing aksara.
nuliskan Aksara Murda.
Contoh:
6 Alasan dipakainya sandangan
Sandangan adalah tanda yang dipakai sebagai pengubah
bunyi di dalam tulisan Jawa. Di dalam tulisan jawa, aksara yang tidak mendapat sandangan diucapkan sebagai
gabungan anatara konsonan dan vokal a. Vokal a di dalam bahasa Jawa mempunya dua macam varian, yakni / /
dan /a/.
• Vokal a dilafalkan seperti o pada kata bom, pokok,
tolong, tokoh doi dalam bahasa Indonesia, misalnya
:
5
Aksara Rekan
5.1
Kegunaan Aksara Rekan
Perlu diakui bahwa bentuk-bentuk huruf yang ada di dalam Hanacaraka tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam
penulisan kata-kata dari manca negara. Sebagai salah satu bentuk asimilasi budaya ini, maka dibentuklah aksara rekan yang pada perkembangannya lebih banyak dipengaruhi oleh bahasa arab.
Aksara rekan digunakan untuk menuliskan aksara konsonan pada kata-kata asing yang masih dipertahankan seperti aslinya.
5.2
• Vokal a dilafalkan /a/, seperti a pada kata pas, ada,
siapa, semua di dalam bahasa Indonesia, misalnya :
Sandangan di dalam aksara jawa dapat dibagi menjadi
tiga golongan yakni sebagai berikut :
1. Sandangan Bunyi Vokal (Sandhangan Swara)
2. Sandangan Konsonan Penutup Suku Kata (Sandhangan Panyigeging Wanda)
3. Sandangan Gugus Konsonan
7 Sandangan bunyi vokal
Bentuk Aksara Rekan dan Pasangan Sandangan bunyi vokal ada lima buah. Adapun bentuk
dari sandangan bunyi vokal ini adalah :
Rekan
Aksara Rekan dalam Hanacaraka ada 5 buah, yang kese- 7.1 Pemakaian Sandangan Wulu
muanya memiliki bentuk pasangan. Adapun bentuk aksara dan pasangan rekan itu digambarkan di bawah ini:
Sandangan Wulu dipakai untuk melambangkan vokal ( i
) di dalam suatu suku kata. Sedangkan wulu ditulis di
bagian atas akhir suatu aksara. Apabila selain wulu juga terdapat sandangan yang lain, maka sandangan wulu
5.3 Aturan Penulisan Aksara Rekan
digeser sedikit ke kiri.
Untuk menggunaan Aksara Rekan beserta pasangannya
diikuti aturan sebagai berikut :
7.2 Pemakaian Sandangan Suku
• Aksara rekan dapat menjadi pasangan
Penulisan sandangan suku dapat dituliskan dalam dua keadaan yaitu :
• Aksara rekan dapat diberikan pasangan
• Aksara rekan juga dapat diberikan sandangan sebagaimana aksara-aksara yang ada dalam Hanacaraka.
• Penulisan sandangan suku pada aksara. Sandangan suku dipakai untuk melambangkan bunyi vokal
u yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam
4
8 SANDANGAN PENUTUP SUKU KATA
suatu suku kata, atau vokal U yang tidak dituliskan dengan aksara swara.Sandangan suku dituliskan
serangkai di bagian bawah akhir aksara yang mendapatkan sandangan itu.
• Penulisan sandangan suku pada pasangan. Sandangan suku pada pasangan dituliskan mengikuti letak
penulisan pasangan itu. Letak sandangan sukunya
sendiri tetap berada pada bagian bawah akhir dari
pasangan. Apabila sandangan suku mengikuti pasangan aksara (ka), (ta), atau (la), maka pasangan
ini harus dirubah dulu ke dalam bentuk aksara pokoknya dahulu, baru kemudian diberikan sandangan
suku.
7.3
Pemakaian Sandangan Pepet
Kegunaannya untuk dipakai untuk melambangkan vokal
e di dalam suatu suku kata.
• e (kecil) untuk penulisan sandangan pepet
• E (besar) untuk penulisan sandangan taling
7.5 Pemaikaian Sandangan Taling Tarung
Sandangan taling tarung dipakai untuk melambangkan
bunyi vokal O yang tidak dituliskan dengan aksara swara
di dalam suatu suku kata. Untuk Sandangan taling tarung
dituliskan mengapit aksara yang dibubuhi sandangan itu.
Sandangan taling tarung untuk aksara pasangan di tuliskan mengapit aksara yang dimatikan (yang menjadi sigeg).
Untuk aksara pasangan yang ada di atas seperti pasangan
(ha), (sa), dan (pa), maka taling ditaruh didepan aksara
sigeg, sedangkan tarung ditaruh di belakang aksara pasangan.
8 Sandangan penutup suku kata
Aturan penulisan sandangan pepet tertera sebagai berikut:
Sandangan penutup suku kata ada 4 buah.
• Sandangan pepet ditulis di bagian atas akhir aksara.
8.1 Pemakaian Sandangan Wignyan
• Apabila selain pepet juga terdapat sandangan layar,
maka sandangan pepet digeser sedikit ke kiri dan Sandangan wignyan adalah pengganti sigegan ha (konsonan ha di akhir suku). Penulisan wignyan diletakkan
sandangan layar ditulis di sebelah kanan pepet.
di belakang aksara yang dibubuhi sandangan itu.
• Apabila selain pepet juga terdapat sandangan cecak,
maka sandangan pepet digeser sedikit ke kiri dan
8.2 Pemakaian Sandangan Layar
sandangan cecak ditulis di dalam pepet.
• Penempatan sandangan pepet pada aksara yang
mendapatkan pasangan dituliskan sesuai dengan
aturan di atas, kecuali untuk aksara yang mendapatkan pasangan yang dituliskan di atas seperti sandangan (ha), (sa), dan (pa). Untuk aksara yang mendapatkan pasangan ini, maka penulisan pepet berada di atas pasangannya.
Hampir sama dengan sandangan wignyan, sandangan layar digunakan untuk pengganti sigegan ra (konsonan ra
di akhir suku). Penulisan layar ditulis dibagian atas akhir
aksara yang mengikuti.
8.3 Pemakaian Sandangan Cecak
Sandangan cecak digunakan untuk menuliskan sigegan ng
Pengecualian: Sandangan pepet tidak dipakai untuk (sepasang konsonan nga di akhir suku kata). ada tiga buah
menuliskan suku kata re dan le yang bukan sebagai pa- kondisi dalam menuliskan sandangan cecak, yakni :
sangan. Sebab suku kata re dan le yang bukan pasangan
dilambangkan dengan tanda pacerek (re) dan Nga lelet
• Sandangan cecak ditulis di atas aksara. Sandang(le).
an cecak dituliskan menurut aturan ini bila menemui keadaan aksara yang diikuti tidak memiliki sandangan di atas aksara selain dirinya.
7.4
Pemakaian Sandangan Taling
Sandangan taling dipakai untuk melambangkan bunyi vokal e atau e yang tidak ditulis dengan aksara swara E yang
bergabung dengan bunyi konsonan di dalam suatu suku
kata. Sandangan taling ditulis di depan aksara yang dibubuhi sandangan itu.
Catatan: Untuk membedakan penggunaan sandangan
pepet dengan taling, maka dalam perangkat lunak ini gunakan:
• Sandangan cecak ditulis di atas aksara belakang sandangan wulu. Apa bila sandangan cecak mengikuti
sandangan wulu, maka sandangan cecak dituliskan
di belakang sandangan wulu.
• Sandangan cecak ditulis di atas aksara di dalam pepet. Sandangan cecak ( ) apabila mengikuti sandangan pepet (), maka penulisan cecak di taruh di
dalam sandangan pepet. Dalam keadaan ini kedua
sandangan penulisannya adalah sebagai berikut : ().
9.3
8.4
Sandangan Pengkal
5
Pemakaian Sandangan Pangkon
diikuti vokal e pepet. Dengan kata lain cakra keret digunakan sebagai ganti tanda cakra yang mendapatkan peTidak seperti ketiga sandangan sebelumnya, sandangan nambahan sandangan pepet. Tanda cakra keret ditulis
pangkong memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi itu serangkai di bawah bagian akhir aksara yang diberikan
adalah :
tanda keret itu.
• Sandangan pangkong dipakai sebagai penanda bahwa aksara yang dibubuhi sandangan pangkon itu
merupakan aksara mati, aksara penutup suku kata,
atau aksara penyigeging wanda. Sandangan pangkong ditulis di belakang aksara yang di bubuhi sandangan itu.
9.3 Sandangan Pengkal
Sandangan Pengkal dipakai untuk melambangkan konsonan yang bergabung dengan konsonan lain di dalam
suatu suku kata. Tanda pengkal ditulis serangkai di belakang aksara yang diberi tanda pengkal.
• Sandangan pangkon dapat juga dipakai sebagai
pembatas bagian kalimat atau rincian yang belum
selesai, senilai dengan pada lingsa, atau tanda koma 9.4 Singkatan atau akronim
(,) di dalam ejaan latin, di samping untuk mematikan aksara. Pada kasus ini pangkong berfungsi ganda. Singkatan adalah kependekan bentuk (kata atau kelompok kata) yang berupa huruf atau gabungan huruf, ba• Contoh:
ik yang dilafalkan huruf demi huruf ataupun yang tidak.
Sedangkan Akronim adalah kependekan yang berupa gabapak macul, aku angon sapi, adhibungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis
ku dolanan ijen.
dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.
• Sandangan pangkon dapat ditulis untuk menghin- Singkatan dan akronim itu lazimnya dibuat berdasarkan
darkan penulisan aksara yang bersusun lebih dari atas tulisan beraksara latin. Untuk singkatan yang tidak
dapat diucapkan sebagai mana layaknya sebuah kata, madua tingkat.
ka penulisannya adalah seperti apa yang terucap dari sing• Contoh :
katan itu. Sedangkan akronim yang bisa diucapkan sebagai kata, maka dituliskan sebagai mana layaknya sebuah
benik klambi
kata.
9
Sandangan gugus konsonan
Gugus konsonan adalah kumpulan dari dua konsonan dalam Hanacaraka yang akan membentuk suatu suku kata.
sebagai contoh kraton yang dapat dipisah menjadi kraton. suku kata kra memiliki gugus konsonan kr. Di dalam Hanacaraka ada lima buah gugus konsonan yang digunakan dalam bentuk sandangan.
9.1
Sandangan Cakra
Sandangan cakra merupakan penanda gugus konsonan
yang unsur terakhirnya berwujud konsonan r. Tanda cakra ditulis serangkai di bawah bagian akhir aksara yang
diberi tanda cakra itu.
Untuk menuliskan singkatan pada perangkat lunak ini,
gunakan huruf besar semua. contoh : PPKI, PPPK,
MPR, DPR dan lain sebagainya
10 Angka dan lambang bilangan
• Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan
atau nomor. Angka jawa adalah sebagai berikut
• Angka dipakai untuk menyatakan angka dipakai untuk menyatakan (i) Ukuran panjang, berat, luas, dan
isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas. Penulisan angka untuk kasus ini dilakukan dengan mengapitkan tanda pada pangkat di awal dan
di akhir penulisan angka.
Aksara yang sudah diberikan cakra dapat diberikan san- Contoh :
dangan lagi selain sandangan cakra, cecak, cakra la, cakra wa. Dan apa bila sandangan itu adalah pepet, maka
Dawane 35 cm.
sandangan cakra dan pepet ditulis menjadi cakra keret.
Bobotku 65 kilogram.
9.2
Sandangan Cakra Keret
Untuk menuliskan satuan dari suatu bilangan, maka satuan itu bisa dituliskan dalam bentuk kata lengkapnya.
Sandangan Cakra Keret dipakai untuk melambangkan sebagai contoh kilogram, meter, kilometer, dan sebagaigugus konsonan yang berunsur akhir konsonan r dengan nya.
6
12
Pada Perangkat lunak ini juga mendukung perubahan
bentuk huruf dari bentuk satuan (tidak normal) ke bentuk
pengucapannya. Adapun dukungan satuan/besaran yang
ditangani yakni :
Tabel tak normal dan kata normal.
11
Tanda baca
Dalam Hanacaraka terdapat pula tanda-tanda baca yang
digunakan dalam penulisan kalimat, paragraf dan lainnya.
Bentuk tanda baca yang ditangani dalam perangkat lunak
ini ada 4 buah yakni :
• Pada Adeg-adeg
Pada adeg-adeg dipakai di depan kalimat pada tiap-tiap
awal alinea.
• Pada Adeg
Pada adeg dipakai untuk menandakan bagian tertentu dari suatu teks yang perlu diperhatikan, hampir setara dengan tanda kurung.
• Pada Lingsa
Pada lingsa dipakai pada akhir bagian kalimat sebagai
tanda intonasi setengah selesai. Tanda ini hampir setara dengan penggunaan koma(,).
Contoh: wong gedhe, dhuwur, lan pakulitane ireng.
• Pada Lungsi
Pada lungsi dipakai pada akhir suatu kalimat. Tanda ini
hampir setara dengan titik.
Contoh: wis meh jam telu esuk, sumini durung bisa turu.
pikirane goreh. goreh amarga mikirna bojone kang wis
telung dina iki durung mulih.
• Pada Pangkat
Pada pangkat mempunyai beberapa fungsi tertentu, yang
pada contoh berikut diperagakan sebagai titik dua (:)
•
• Pada pangkat dipakai pada akhir pernyataan
lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh; aku arep tuku bala pecah : mangkok,
piring, lan gelas.
• Karena kebanyakan dari angka Jawa memiliki
bentuk yang sama dengan aksara huruf, Pada
pangkat dipakai untuk menandakan suatu simbol sebagai angka dengan mengapitnya. Contoh; Ibu mundhut emas :75: gram.
• Pada pangkat dipakai untuk mengapit petikan
langsung. Contoh; Ibu ngendika, :sapa kancamu:
12 Sumber
• Dipindahkan dari Wikipedia
SUMBER
7
13
13.1
Text and image sources, contributors, and licenses
Text
• Pengantar aksara Jawa Sumber: https://id.wikibooks.org/wiki/Pengantar_aksara_Jawa?oldid=57321 Kontributor: Kembangraps, Bennylin, Kenrick95, Alagos, Intan frisdyan, RaymondSutanto, Airmengalir dan Pengguna anonim: 10
13.2
Images
• Berkas:07ContohAksaraSwara.JPG Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/2e/07ContohAksaraSwara.JPG Lisensi: CC BY-SA 4.0 Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Sutardjono
• Berkas:Hanacaraka-jawa.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/32/Hanacaraka-jawa.png Lisensi: Public
domain Kontributor: self-made based on Jason Glavy’s font Pembuat asli: Meursault2004
• Berkas:Jawa_Ba_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f5/Jawa_Ba_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Ca_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3f/Jawa_Ca_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Da_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c6/Jawa_Da_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Dha_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/25/Jawa_Dha_Pasangan.png Lisensi:
Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Ga_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c9/Jawa_Ga_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Ha_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/cd/Jawa_Ha_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Ja_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4f/Jawa_Ja_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Ka_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/bf/Jawa_Ka_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_La_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/18/Jawa_La_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Ma_Pasangan.png Sumber:
Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5c/Jawa_Ma_Pasangan.png Lisensi:
• Berkas:Jawa_Na_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/63/Jawa_Na_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Nga_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/2b/Jawa_Nga_Pasangan.png Lisensi:
Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Nya_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d8/Jawa_Nya_Pasangan.png Lisensi:
Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Pa_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d6/Jawa_Pa_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Ra_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/69/Jawa_Ra_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Sa_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/12/Jawa_Sa_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Ta_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/cb/Jawa_Ta_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Tha_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5e/Jawa_Tha_Pasangan.png Lisensi:
Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Jawa_Wa_Pasangan.png Sumber:
Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e8/Jawa_Wa_Pasangan.png Lisensi:
• Berkas:Jawa_Ya_Pasangan.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/10/Jawa_Ya_Pasangan.png Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?
• Berkas:Wikipedia-logo-id.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/37/Wikipedia-logo-id.png Lisensi: CC
BY-SA 3.0 Kontributor: ? Pembuat asli: ?
13.3
Content license
• Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0
Download