BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Sintaksis Verba bantu (jodoushi) merupakan unsur kalimat yang masuk ke dalam jenis kata (hinshi) dalam bidang garapan sintaksis (Nita dalam Sutedi, 2003, hal.70). Berikut ini dijelaskan makna sintaksis dengan sangat jelas menurut Slonneger dan Kurtz (1995): Syntax refers to the ways symbols may be combined to create well-formed sentences (or programs) in the language. Syntax defines the formal relations between the constituents of a language, thereby providing a structural description of the various expressions that make up legal strings in the language. Syntax deals solely with the form and structure of symbols in a language without any consideration given to their meaning(hal.1). Sintaksis mengacu kepada cara terbentuknya simbol-simbol untuk menciptakan kalimat (atau program) yang tersusun dengan baik dalam bahasa. Sintaksis mendefinisikan keterkaitan resmi antara bagian-bagian dalam bahasa, dengan kata lain menyediakan penjelasan struktural dari berbagai variasi ekspresi yang membentuk kalimat sesuai dengan aturan yang diakui dalam bahasa. Sintaksis hanya membicarakan tentang bentuk dan struktur simbol-simbol dalam bahasa dan tidak berhubungan dengan makna kalimat itu sendiri. Jadi, sintaksis merupakan cabang linguistik yang hanya mengkaji struktur dan unsur-unsur pembentuk kalimat (Sutedi, 2003, hal.61).Seperti yang dijelaskan oleh Nita dalam Sutedi (2003, hal.70), kalimat dalam bahasa Jepang terbentuk dari perpaduan beberapa jenis kata (hinshi) yang disusun berdasarkan pada aturan gramatikalnya, yaitu terdiri dari: meishi (nomina), doushi (verba), 9 keiyoushi(adjektiva), jodoushi (kopula), joshi (partikel), setsuzokushi (kata sambung), fukushi (kata keterangan), dan kandoushi (kata seru). 1.2 Teori Hinshi Menurut Masuoka dan Takubo (1989), pengertian kelas kata (hinshi) dapat dijelaskan seperti dibawah ini: 文中での働き(統語的機能)に基づいて語を分類したものを「品詞」と言 う。(hal.9) Kata yang dibagi berdasarkan fungsi sintaksis dalam sebuah kalimat disebut dengan kelas kata. Dalam bukunya, Masuoka dan Takubo (1989, hal.9-10) juga menjelaskan bahwa kelas kata dalam bahasa Jepang dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Kata benda (meishi) Subyek dan pelengkap menjadi faktor utama kelas kata ini. Contoh :教師というものは、常に、愛を持って生徒を導かなければなら ない。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.32) b. Kata kerja (doushi) Kata yang dapat berdiri sendiri dan menjadi sebuah predikat. Contoh : いやのことは早く忘れなさい。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.14) c. Kata sifat (keiyoushi) 10 Kata yang dapat berdiri sendiri dan menjadi sebuah predikat dan juga dapat berfungsi sebagai kata yang menerangkan kata benda. Contoh : この地域は寒い。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.21) d. Kata Penunjuk Persetujuan (hanteishi) Kata yang disambungkan dengan kata benda dan menjadi sebuah predikat. Contoh: その人が有能なら、問題をうまく解決するはずだ。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.26) e. Verba bantu (jodoushi) Kata yang disambungkan dengan sebuah predikat dan kemudian menghasilkan predikat dalam bentuk yang lebih rumit. Contoh : この点が不自然なのだ。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.28) f. Kata keterangan (fukushi) Kata yang berfungsi sebagai keterangan dari sebuah predikat. Contoh : 少し難しい試験。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.39) g. Partikel (joshi) Kata yang jika disambungkan dengan sebuah kata benda dapat membentuk sebuah subyek atau pelengkap, dan juga yang berfungsi untuk menggabungkan kata benda dan kata benda, juga antara klausa dan klausa. 11 Contoh : 鈴木さんが街で旧友に会った。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.45) h. Prenomina (rentaishi) Kata yang berfungsi sebagai kata keterangan dari sebuah kata benda. Contoh: その会議には、おもだった会員はほとんど出席した。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.52) i. Kata Sambung (setsuzokushi) Kata yang berfungsi untuk menyambungkan sebuah kalimat dengan kalimat lain. Contoh: 彼は悔しかったけれども、何も言わなかった。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.50) j. Kata Seru (kandoushi) Kata yang dapat berdiri sendiri menjadi sebuah kalimat. Contoh : ああ。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.54) k. Kata Penunjuk (shijishi) Kata yang berfungsi untuk menunjukkan orang atau benda sesuai dengan tempat kejadian atau konteks sebelumnya yang telah diketahui oleh penutur maupun petutur. Contoh : これ。(Masuoka dan Takubo, 1989, hal.36) 12 1.3 Teori Verba Bantu (Jodoushi) Masuoka dan Takubo (1992, hal.29-30) dalam bukunya menjelaskan pengertian verba bantu (jodoushi)sebagai berikut: 述語(動詞、形容詞、(名詞+)判定詞)の基本形、タ形、連体形に接続 して複雑な述語を作る語を「助動詞」と呼ぶ。 Jodoushi atau verba bantu adalah kata yang terbentuk dari menyambungkan predikat dalam bentuk dasar (kata kerja, kata sifat, dan kata benda + kata yang menunjukkan persetujuan (hanteishi)), bentuk lampau ‘ta’, rentaikei, dan menciptakan predikat dalam bentuk lebih rumit. Lebih lanjut, Masuoka dan Takubo juga menjelaskan bahwa jodoushi dibagi menjadi dua jenis, yaitu yang mengikuti kata benda dan yang mengikuti kata yang berkonjugasi.Verba bantu yang telah dibagi berdasarkan jenisnya tersebut seperti berikut: 1. Mengikuti kata benda (keishiki meishi) a. Menghubungkan dengan predikat : Noda, Wakeda, Hazuda, Youda Contoh : (1) どこに行くのですか。 (2) この点が不自然なのだ。 (3) 太郎はまだ子供なのだ。 (4) 太郎はまだ子供のようだ。 b. Menghubungkan dengan kata kerja : Kotoda, Tsumorida Contoh : (5) すぐ帰ってあげることだ。 13 c. Menghubungkan antara kata kerja dan kata sifat : Monoda Contoh : (6) 人前ではよく聞こえるように話すものだ。 (7) 年末はあわただしいものだ。 2. Mengikuti kata yang berkonjugasi a. Menghubungkan kata penunjuk persetujuan (hanteishi) dan kata sifat na(nakeiyoushi): darou (dearou, deshou), rashii, mitaida (mitaidearu, mitaidesu). Contoh : (8) 誰かが助けるだろう。 (9) あの人はおそらく留学生だろう。 b. Menghubungkan dengan kata sifat ‘i’ (ikeiyoushi) : desu Contoh : (10) 文法は難しいですか。 c. Menghubungkan dengan bentuk (~masen) : deshita Contoh : (11) その話は、よく分かりませんでした。 d. Lainnya :souda (soudearu, soudesu), bekida (bekidearu, bekidesu), mai. Contoh : 2.4 (12) A社から新製品が出たそうだ。 Teori Noda Harumi Noda (1997) dalam bukunya menjelaskan bahwa verba bantu noda dibagi lagi menjadi dua jenis menurut fungsinya. 大まかに言えば、三尾砂(1948)の「転位の判断文」、三上章(1953a)の 「指定」、益岡隆志(1991)の「叙述様式判断型の説明」にあたる「の( 14 だ)」をスクープの「の(だ)」と呼ぶ。そして、これも大まかに言えば 、三尾砂(1948)の「分節文」、三上章(1953a)の「解説」、益岡隆志( 1991)の「背景説明」にあたるような「のだ」をムードの「のだ」と呼ぶ 。(hal.20) Menurut Mio Isago (1948) dalam penelitian Perpindahan Hanteibun (Teninnohanteibun), Mikami Akira (1953a) dalam penelitiannya Otorisasi (Shitei), dan Masuoka Takashi (1991) dalam Penjelasan Bentuk Keputusan dalam Bentuk Deskripsi (Jojutsu Youshiki Handankata no Setsumei), jika dibagi secara garis besar maka No(da) menunjukkan scoop. Lalu, ada juga Noda yang menunjukkan mood jika ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Mio Isago (1948) dalam penelitian Kalimat Segmental (Bunsetsu Bun), oleh Mikami Akira (1953a) dalam Deskripsi (Kaisetsu), dan juga oleh Masuoka Takashi (1991) dalam penelitian Penjelasan Latar Belakang (Haikei Setsumei). Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada dua jenis noda yaitu fungsi yang menunjukkan scoop dan fungsi yang menunjukkan mood. Lalu perbedaan dari kedua jenis noda tersebut juga dijelaskan secara terinci seperti berikut: スコープの「の(だ)」と言うのは、文を名詞文と同じような形にするた めに構文上必要な「の(だ)」であり、「の」+「だ」という組成のまま の機能にかなり近いものであった。(Harumi Noda, 1997, hal.62) Nodajenis scoop adalah noda yang berfungsi untuk membuat bentuk sebuah kalimat menjadi seperti bentuk kalimat kata benda (meishibun). Fungsinya hampir sama dengan komposisi partikel (no) + (da). ムードの「のだ」 は、文を名詞文に準じる形にすることによって、話し手の心的態度を表 すものである。(Harumi Noda, 1997, hal.104) Noda yang menekankan perasaan adalah yang menunjukkan tingkatan perasaan penutur berdasarkan kalimat yang sudah berubah bentuknya sehingga sama dengan kalimat kata benda (meishibun). 15 Namun masing-masing jenis noda diatas kembali digolongkan ke dalam beberapa fungsi yang lebih spesifik sehingga fungsinya dapat lebih dimengerti secara lebih mendalam.Namun, karena penulis hanya meneliti fungsi noda berdasarkan tingkatan perasaan (mood)saja, maka berikut ini merupakan penjelasan fungsi noda berdasarkan mood setelah digolongkan ke kelompok yang lebih kecil berdasarkan pengelompokan di atas. 2.4.1Noda yang Menekankan Tingkatan Perasaan Terhadap Keadaan atau Permasalahan(対事的ムード) (対事的ムード) 対事的ムードの「のだ」は、話し手が、認識していなかった既定の事態Q を把握したときに用いられる。(Harumi Noda, 1997, hal.104) Noda yang menekankan tingkatan perasaan pada keadaan atau permasalahan adalah noda yang digunakan ketika penutur mengetahui atau memahami hal atau kejadian yang sebelumnya belum diketahui oleh si penutur. Contoh : 山田さんが来ないなあ。きっと用事があるんだ。 Harumi Noda (1997, hal.80), menuliskan bahwa noda yang berfungsi menekankan perasaan pada keadaan dan permasalahan dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu yang berhubungan (kankeizuke) dan yang tidak memilki hubungan (hikankeizuke).Namun sebelum melihat pengertian masing-masing jenis tersebut, terlebih dahulu akan diberikan contoh seperti berikut: (1) 山田さんが来ないなあ。きっと用事があるんだ。 Arti : Tuan Yamada tidak datang, yaa. Pasti karena dia ada keperluan, ya. (2) そうか、スイッチを押すんだ。 16 Arti : Oh begitu, ternyata tekan tombolnyaya. Kemudian Harumi Noda juga menjelaskan perbedaan yang ada pada kedua contoh di atas adalah bahwa kalimat pertama merupakan contoh kalimat yang memiliki hubungan (kankeizuke) dan kalimat kedua merupakan contoh kalimat yang tidak memiliki hubungan (hikankeizuke).Perbedaan yang ada seperti berikut: a. Yang memiliki hubungan (関係づけの対事的) 関係づけの「のだ」は、話し手が、状況や先行文脈Pを自分にとって意味の ある形、わかりやすい形Qとして把握したことを示すものである。PとQの 関係は、さまざまであり、明確な分類は難しいが、大まかに分けると、Q がPの事情と考えられる場合と、Pの意味と考えられる場合がある。(Haru mi Noda, 1997, hal.84) Noda yang memiliki hubungan adalah jenis noda yang mempermudah penutur untuk mengerti sebuah kalimat dengan cara mengubah kalimat yang menjelaskan keadaan atau konteks kalimat sebelumnya (P) dan mengubahnya menjadi bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh penutur (Q). Hubungan P dan Q ada bermacammacam dan sulit untuk dikelompokkan secara jelas tetapi, jika dibagi menjadi kelompok besar, ada Q yang merefleksikan keadaan P dan juga ada yang merefleksikan maksud/makna P. b. Yang tidak memiliki hubungan (非関係づけの対事的) 次に、非関係づけの対事的「のだ」について考察しよう。状況をそのまま Qという語句で把握した場合、先行する語句Qをそのままの形で把握した場 合、以前認識していたことをあらためて認識しなおした場合、とるべき行 動をQ という語句で把握した場合である。(Harumi Noda, 1997, hal.86) Selanjutnya, mari kita bahas noda yang tidak memiliki hubungan. Keadaan yang termasuk ke dalam noda yang tidak memiliki hubungan yaitu, ketika memahami kata-kata yang menunjukkan keadaan, ketika memahami kata-kata seperti yang telah dikatakan sebelumnya, ketika dalam keadaan memperbaharui hal-hal yang 17 telah diketahui sebelumnya, dan ketika memahami tindakan yang harus diambil dan menangkap maksudnya dalam bentuk kata-kata Q. Jadi, dari pengertian yang dijelaskan diatas, dapat dibedakan bahwa fungsi noda yang menekankan tingkatan perasaan khususnya terhadap sebuah keadaan dibagi menjadi dua kelompok kecil yaitu, yang memiliki hubungan dan yang tidak memiliki hubungan.Noda yang memiliki hubungan dengan keadaan yang dijelaskan atau pembicaraan yang dibicarakan sebelumnya adalah noda yang memiliki hubungan (kankeizuke) dan noda yang tidak menjelaskan keadaan sebelumnya atau keadaan dimana penutur sudah mengetahui keadaan tersebut sebelumnya, sehingga tidak ada penjelasan yang diberikan sebelumnya dan penutur mengungkapkan keadaan atau kejadian yang dipahaminya dengan menggunakan noda, maka ini disebut noda yang tidak memiliki hubungan terhadap keadaan atau kejadian (hikankeizuke). 2.4.2 Noda yang Menekankan Tingkatan Perasaan TerhadapManusia (対人的) 対人的ムードの「のだ」は、聞き手は認識していないが話し手は認識して いる既定の事態Qを提示し、それを聞き手に認識させようという話し手の 心的態度を表す。告白、教示、強調といったニュアンスを帯びることもあ る。(Harumi Noda, 1997, hal. 104) Noda yang menekankan tingkatan perasaan terhadap manusia adalah jenis ekspresi yang menekankan pada suatu kejadian yang tidak diketahui oleh petutur, tetapi diketahui oleh penutur, dan merupakan eskpresi penutur yang ingin membuat petutur mengetahui kejadian atau situasi tersebut.Bisa juga digunakan dalam nuansa pengakuan, pemberian saran/nasihat atau suatu hal yang baru, atau penekanan pada hal tertentu. 18 Bukan hanya noda yang menekankan tingkatan perasaan terhadap keadaan/permasalahan saja yang dibagi menjadi dua kelompok kecil, tetapi Harumi Noda dalam bukunya juga menjelaskan, bahwa fungsi noda yang menekankan tingkatan perasaan terhadap manusia juga dibagi menjadi dua kelompok kecil yaitu, yang memiliki hubungan dan yang tidak memiliki hubungan. a. Yang memiliki hubungan (関係づけの対人的) 関係づけの対人的「のだ」は、聞き手は認識していないが、話し手は認識 している既定の事態Qを、状況や先行文脈Pの事情や意味として提示し、そ れを聞き手に認識させようという話し手の心的事態を表すということにな る。(Harumi Noda, 1997, hal.94) Noda yang menekankan tingkatan perasaan terhadap manusia yang memiliki hubungan adalah ekspresi yang digunakan penutur saat ingin memberitahu petutur mengenai keadaan, konteks pembicaraan sebelumnya P atau maksud penutur dengan menunjuk kejadian Q. Contoh : (1) 咲いないよ、旅行に行ったんだ。 Arti : Saki tidak ada, lho. Pasti karena dia sudah pergi berlibur, deh. Contoh:(2)単純な手仕事で、頭は使わない。だからわたしは別のことを考えて いた。人を殺せたらどんなにいいだろうと思っていたのだ。 Arti : Pekerjaan tangan yang mudah dan tidak menggunakan otak. Oleh karena itu, saya memikirkan hal yang berbeda. Menurut saya, kalau bisa membunuh orang, apa bagusnya sih. 19 b. Yang tidak memiliki hubungan (非関係づけの対人的) 非関係づけの対人的「のだ」は、聞き手は認識していないが話し手は認識 しているQを既定の事態として提示し、それを認識させようという話し手 の心的事態を表す。(Harumi Noda, 1997, hal.98) Noda yang menekankan tingkatan perasaan terhadap manusia yang tidak memiliki hubungan adalah ekspresi yang menekankan tingkatan perasaan penutur dalam memberitahu dan menunjuk Q sebagai keadaan atau kejadian pasti. Ada sedikit perbedaan antara noda yang memiliki hubungan dan yang tidak memiliki hubungan.Seperti yang dijabarkan Harumi Noda (1997, hal.99), noda yang memiliki hubungan (kankeizuke) digunakan untuk menunjuk Q yang merupakan keadaan atau maksud P, tetapi banyak juga yang tidak menjelaskan Q sebagai kejadian pasti, ataupun yang tidak menunjukkan nuansa pengakuan dan penekanan pada hal tertentu.Sedangkan umumnya, noda yang tidak memiliki hubungan (hikankeizuke), secara khusus menunjukkan Q sebagai kejadian pasti, dan banyak digunakan untuk mengasumsikan nuansa pengakuan dan penekanan pada hal tertentu.Selain itu, nodajenis ini juga memiliki fungsi memberikan perintah (Harumi Noda, 1997, hal.102). Untuk memperjelas perbedaan fungsi dari verba bantunoda, Harumi Noda membuat tabel fungsi sebagai berikut: 20 対事的ムードの「のだ」 対人的ムードの「のだ」 Pの事態・意味としてQを把握 Pの事態・意味としてQを提示 する する 非関係づ Qを(既定の事態として)把握す Qを(既定の事態として)提示す け る る 関係づけ Tabel 2.4.1 Fungsi Verba Bantu Noda 「のだ」yang Menekankan Tingkatan Perasaan (Sumber : Noda, 1997) Namun, dalam percakapan sehari-hari seringkali noda berubah bentuknya menjadi nda/ndesu/no. Fungsinya tetap sama tetapi untuk dapat menggunakannya dengan tepat, cara penggunaannya harus diperhatikan dengan baik. Berikut merupakan penjelasan yang diberikan Harumi Noda (1997, hal. 68). 対事的「のだ」 は、「の」 「んです」 といった形はとりにくい。「 の」や「 んです」 は、聞き手が存在するときに、その聞き手を意識して選ばれる形である。 「の」は、女性が同等か目下の聞き手に話すときに用いられ、「 んです」 は、男女ともに、目上の人やあまり親しくない聞き手に話すときに用いら れる。対事的「 のだ」 は聞き手の存在を前提とせずに用いられるので、このような聞き手を意識 した形はとらない。 Noda yang menekankan tingkatan perasaan terhadap keadaan atau permasalahan tidak bisa disamakan juga dengan no dan ndesu.No dan ndesu merupakan bentuk yang dipilih oleh penutur dengan mempertimbangkan kehadiran petutur. No adalah bahasa yang digunakan perempuan ketika berbicara baik dengan teman setingkat maupun dengan juniornya. Sedangkan ndesu dapat digunakan baik oleh perempuan maupun laki-laki, dan digunakan terhadap atasan ataupun petutur yang tidak mempunyai hubungan dekat dengan penutur.Tapi karena noda yang menekankan perasaan pada keadaan atau permasalahan adalah noda yang dipakai ketika kehadiran petutur diasumsikan tidak ada, maka ketika petutur muncul, penutur tidak dapat menggunakan bentuk seperti ini. 21 Selanjutnya Harumi Noda memberikan beberapa contoh dalam penggunaan nda/no/ndesu yang benar dalam kalimat noda yang menekankan tingkatan perasaan terhadap keadaan atau permasalahan. Harumi Noda menulis, jika dalam kalimat noda/nda/no/ndesu ditambahkan partikel akhiran (shuujoshi), makna kalimat yang mengandung keputusan akan berubah, dan kalimat ini akan terlihat tidak alami. a. 山田さんが来ないなあ。きっと用事があるんだ。 b. 山田さんが来ないわねえ。きっと用事があるの。 c. 1 (??) 山田さんが来ませんねえ。きっと用事があるんです。(??) Lebih lanjut, Harumi Noda menjelaskan bahwa dalam sebuah kalimat yang menunjukkan hadirnya petutur pun, noda/nda/no/ndesu dapat juga digunakan secara alami. Kalimat ini merupakan kalimat noda yang menunjukkan tingkatan perasaan terhadap manusia. 一方、対人的「 のだ」 は、必ず聞き手を必要とするものであり、「 の」 「んです」 といった形も自然にとることもできる。(Harumi Noda, 1997, hal. 68-69) Sementara itu, noda yang menekankan tingkatan perasaan terhadap manusia sudah pasti memerlukan kehadiran petutur.Bentuk no dan ndesu pun dapat digunakan secara alami. Beberapa contoh yang diberikan Harumi Noda untuk membuktikan teorinya, seperti berikut: (4) 僕、明日来ないよ。幼児があるんだ。 1 (??) kalimat yang terlihat tidak alami 22 (5) 私、明日来ないわ。用事があるの。 (6) 私、明日来ません。用事があるんです。 Walaupun contoh kalimat di atas, mengasumsikan adanya kehadiran petutur, namun penggunaan nda/no/ndesu tetap dapat digunakan dan terdengar alami. 23