bab 12 interaksi dan pengasuhan anak responsif gender

advertisement
BAB 12
INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK
RESPONSIF GENDER
Oleh:
Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc.
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
Peran Keluarga dalam Mewujudkan Sumberdaya
Manusia Berkualitas
Keluarga merupakan wadah lingkungan universal
yang utama dan pertama bagi setiap individu untuk
belajar makan, berjalan, berbicara dan mengenal
identitas dan berbagai perilaku.
Keluarga juga berarti orangtua dan anak yang
tinggal bersama membentuk keluarga inti dan
menjadi satu rumahtangga (Frances & Gies 1989).
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat (the basic unit
of society) memegang peranan penting dalam mencetak
generasi dengan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Sumberdaya manusia yang berkualitas dicerminkan dari
perilaku dan perkembangan anak yang berkualitas
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Peran Keluarga dalam Mewujudkan Sumberdaya
Manusia Berkualitas
Hubungan
Perkawinan
Perilaku dan
Perkembangan
Anak
Pengasuhan
Hubungan perkawinan, pengasuhan dan perkembangan anak.
(Ilustrasi Santrock 2009, hal. 418).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Harapan gender dalam perkawinan dan
pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165):
1. Anak perempuan seperti halnya anak laki-laki, harus dilatih
menurut kemampuannya untuk meningkatkan kualitas pekerjaan
atau karir yang secara sosialHubungan
berguna. Sangat penting bagi
Perkawinan
perempuan untuk mencapai
manfaat (rewards) secara ekonomi,
sosial dan psikologi dari tempat bekerja yang sejak dulu disediakan
bagi laki-laki. Sangat penting bagi masyarakat untuk menjamin
bahwa setiap orang harus mendapat pendidikan yang baik, dan
dapat berkontribusi dalam pekerjaan di sepanjang hidupnya.
Perilaku
dan dan berkembang dengan harapan akan
2. Orang muda harus
tumbuh
Pengasuhan
Perkembangan
menikah, diusahakan
hanya sekali sepanjang
hidupnya (tidak
Anak
bercerai), dan kemudian mempunyai anak-anak. Melaksanakan
fungsi reproduksi merupakan landasan tujuan hidup, dan
perkawinan merupakan instrumental untuk menuju kesuksesan.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Harapan gender dalam perkawinan dan
pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165):
3. Orang muda harus didorong untuk menunda perkawinan
dengan umur rata-rata menikah di akhir umur 20 atau awal
Hubungan
30an, namun batasan ‘biological
clock’ bagi perempuan harus
Perkawinan
menjadi pertimbangan yang
serius.
4. Segera setelah anak-anak lahir, istri harus didorong untuk
mengasuh anak dengan intensif sedikitnya satu sampai 18
bulan umur anaknya. Alasannya adalah bahwa anak yang
diasuh oleh ibunya akan jauh lebih baik dibandingkan jika anak
Perilaku
dan
tidak diasuh oleh
ibunya.
Pengasuhan
Perkembangan
Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Harapan gender dalam perkawinan dan
pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165):
6. Ibu adalah pengasuh utama bayi, bukan ayah, namun ayah
harus aktif membantu ibu dalam melakukan bonding pada
Hubungan
masa bayi, sekaligus membantu
peran ibu dalam memelihara
Perkawinan
dan mengasuh anak. Ayah harus mengalokasikan lebih
banyak waktu untuk membantu pekerjaan domestik
dibandingkan dengan masa ayahnya dulu.
7. Harus ada keseimbangan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam
pekerjaan
domestik dan publik (paidPerilaku
dan
work) sepanjang
siklus kehidupan.
Di umur yang semakin
Pengasuhan
Perkembangan
Anak beberapa peran yang diduga adanya
tua, terjadi pertukaran
perubahan hormon yang membuat perempuan semakin
mempunyai orientasi bekerja dan laki-laki menjadi semakin
membantu pekerjaan domestik.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Harapan gender dalam perkawinan dan
pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165):
6. Ibu adalah pengasuh utama bayi, bukan ayah, namun ayah
harus aktif membantu ibu dalam melakukan bonding pada
Hubungan
masa bayi, sekaligus membantu
peran ibu dalam memelihara
Perkawinan
dan mengasuh anak. Ayah harus mengalokasikan lebih
banyak waktu untuk membantu pekerjaan domestik
dibandingkan dengan masa ayahnya dulu.
7. Harus ada keseimbangan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam
pekerjaan
domestik dan publik (paidPerilaku
dan
work) sepanjang
siklus kehidupan.
Di umur yang semakin
Pengasuhan
Perkembangan
Anak beberapa peran yang diduga adanya
tua, terjadi pertukaran
perubahan hormon yang membuat perempuan semakin
mempunyai orientasi bekerja dan laki-laki menjadi semakin
membantu pekerjaan domestik.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga
INTERAKSI
• “ The act or process of interacting; It is a kind of action which
Hubungan
occurs as two or more objects
have an effect upon one
Perkawinan
another; Action on each other; Mutual or reciprocal action or
influence; The state of undergoing”
• (Suatu tindakan atau proses berinteraksi; suatu jenis tindakan
yang terjadi pada dua atau lebih obyek yang mempunyai
dampak antaraPerilaku
satu dengan
lainnya; Tindakan satu dengan
dan
Pengasuhan
Perkembangan
lainnya; Tindakan
timbal balik, saling
menguntungkan atau
Anak yang sedang terjadi).
berpengaruh; Tahapan
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga
KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
• Ilmu Sosiologi: hubungan antar manusia harus didahului oleh
Hubungan
kontak dan komunikasi. Perkawinan
Hubungan antara manusia ini
kemudian saling mempengaruhi antar satu dengan yang
lainnya melalui pengertian yang diungkapkan, informasi yang
dibagi, semangat yang disumbangkan, yang semua pesannya
membentuk pengetahuan. Komunikasi manusia tersebut juga
terjadi dalamPerilaku
suatu konteks
budaya tertentu dan mempunyai
dan
batas-batas Perkembangan
(boundaries) tertentuPengasuhan
(Ruben 1988; Liliweri
Anak
1997).
•
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga
KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
• Keluarga mempunyai interaksi kelompok yang memberikan
Hubungan
ikatan bonding (hubungan
biologis dan hubungan
Perkawinan
intergenerasi serta ikatan kekerabatan) yang jauh lebih lama
dibandingkan dengan kelompok asosiasi lainnya. Interaksi
dalam keluarga ini lebih dipandang sebagai: (1) Suatu
interaksi umum antar anggota keluarga, (2) Suatu seri
interaksi yang
dilakukan oleh dua pihak (dyadic), (3)
Perilaku dan
Sejumlah interaksi
antar sub-kelompok
keluarga : dyadic,
Pengasuhan
Perkembangan
Anakdan (4) Sistem hubungan internal
triadic, dan tetradic,
keluarga sebagai reaksi terhadap sistem sosial yang lebih luas
(Klein dan White 1996)
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga
KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
• Permasalahan keluarga yang semakin rentan akhir-akhir ini
Hubungan
menjadi semakin melemahnya
kualitas komunikasi antar
Perkawinan
anggota keluarga sehingga memudarkan fungsi keluarga
dalam melindungi anggotanya dari pengaruh pihak luar.
Disatu sisi, saat ini pengaruh luar terhadap pribadi keluarga
semakin kuat akibat peningkatan teknologi komunikasi di era
informasi danPerilaku
globalisasi
(Susanto-Sunario 1995).
dan
• Komunikasi dan
interaksi dalam keluarga
adalah bagian dari proses
Pengasuhan
Perkembangan
sosialisasi anak yangAnak
dilakukan oleh orangtua.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga
Ilustrasi interaksi dyadic (dua orang):
Jumlah interaksi interpersonal = 2
dengan jalur dyadic A
IBU
AYAH
Ilustrasi interaksi tryadic (tiga orang):
IBU
AYAH
A
B
ANAK
C
Jumlah interaksi
interpersonal = 6 dengan
jalur dyadic A, B, C
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga
Ilustrasi Interaksi tetradic(empat orang):
A
B
D
C
Jumlah interaksi
interpersonal = 12
dengan jalur dyadic A,
E
B, C, D, E dan F
F
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga
Hambatan komunikasi dalam Keluarga (Suprihatin et al 1992):
Topik pesan dianggap tidak menarik
Penerima pesan lebih memperhatikan
penampilan dari pemberi pesan dibandingkan
dengan isi pesan
Penerima pesan tidak setuju atau tidak suka
dengan pesan yang dibawa oleh pemberi
pesan
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga
Hambatan komunikasi dalam Keluarga (Suprihatin et al 1992):
Perbedaan
Umur
Perbedaan
Status Sosial
Perbedaan
Bahasa
Perbedaan
Jenis Kelamin
Perbedaan
Nilai
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Gaya Pengasuhan Anak
Pengertian Pengasuhan
• Pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua adalah
pembentukan perilaku anak yang baik dengan mengetahui
perkembangan anak, mengelola permasalahan perilaku anak
usia dini, mendukung penghargaan diri anak melalui
komunikasi yang efektif, menjaga keamanan anak,
mendukung proses belajar anak, mengerti perkembangan
otak anak, belajar strategi baru dalam mendisiplinkan anak
dan mencari cara untuk bersama-sama dengan pasangan
dalam membesarkan dan bertanggung jawab pada anak
(Campbell & Palm2004).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Gaya Pengasuhan Anak
Pengertian Pengasuhan
• Pengasuhan menyangkut sejumlah keterampilan interpersonal
dan emosional yang intensif dari orangtua yang didapat
melalui pembelajaran dari orangtuanya (sebagian orangtua
menerima cara mengasuh anak dari orangtuanya dulu,
sebagian lagi tidak memakai cara dari orangtuanya); Suami
dan istri dapat membawa cara yang berbeda dalam
melakukan pengasuhan anaknya (Santrock2009:418).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Gaya Pengasuhan Anak
Pengertian Pengasuhan
• Pengasuhan dalam konteks perkembangan moral yaitu
pengasuhan memprioritaskan untuk membesarkan moral
anak (Eisenberg & Valiente 2002). Riset menyimpulkan bahwa
secara umum anak-anak berperilaku dengan moral yang baik
apabila orangtuanya cenderung memberikan kehangatan dan
suportif kepada anaknya dibandingkan dengan hukuman dan
cenderung menggunakan disiplin induktif.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipe Gaya Pengasuhan
Diana Baumrind
Gaya Pengasuhan Authoritarian dicirikan dengan perlakuan
orangtua yang meminta dan mengontrol; Menolak, tidak
responsif; Terbatas, gaya menghukum dengan kondisi
orangtua mendesak anak untuk mengikuti petunjuk orangtua
dan menghormati pekerjaan dan usaha orangtua. Batasan
dan kontrol yang kaku diperlakukan pada anak, dan hanya
mengijinkan sedikit komunikasi timbal balik. Gaya ini
dikaitkan dengan hasil pada anak yang kurang kompeten
sosialnya termasuk kurangnya inisiatif dan ketrampilan
komunikasi yang lemah.
Gaya Pengasuhan Authoritatif dicirikan dengan perlakuan
orangtua yang meminta dan mengontrol; menerima, dan
responsif; Gaya ini mendorong anak untuk menjadi
independen namun masih menempatkan batasan dan kontrol
terhadap perbuatan anak. Dalam hal ini masih diperbolehkan
adanya komunikasi verbal yang ekstensif, dan orangtua
memberikan kehangatan dan pemeliharaan/pendidikan pada
anak. Hasil gaya pengasuhan ini terhadap anak adalah
terwujudnya kompetensi sosial, termasuk orientasi pada
pencapaian hasil dan percaya diri.
Gaya Pengasuhan Neglectful dicirikan dengan
perlakuan orangtua yang tidak meminta dan
tidak mengontrol; Menolak dan tidak responsif;
Gaya ini dicerminkan dari ketidakterlibatan
orangtua pada kehidupan anak. Hasil gaya
pengasuhan ini adalah terwujudnya anak yang
tidak kompeten sosialnya khususnya kurangnya
kontrol diri dan rendahnya penghargaan diri.
Gaya pengasuhan Indulgent dicirikan dengan perlakuan
orangtua yang tidak meminta dan tidak mengontrol;
Menerima dan responsif; Gaya ini dicerminkan dari
keterlibatan orangtua yang tinggi pada kehidupan anak
namun menempatkan permintaan dan kontrol yang
rendah terhadap anak. Hasil gaya pengasuhan ini
terhadap anak adalah terwujudnya anak yang tidak
mempunyai kompetensi sosial, khususnya kurangnya
kontrol diri dan rasa hormat pada orang lain
(Santrock2009:424).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipe Gaya Pengasuhan
Rohner (1986) dalam bukunya the Warmth Dimension
Kehangatan kasih
sayang orangtua
(parental acceptance)
yang meliputi dua
ekspresi yaitu secara
fisik (seperti memeluk,
mencium, membelai,
dan tersenyum) dan
secara verbal (memuji,
mengatakan hal-hal
yang menyenangkan).
Penolakan orangtua (parental rejection:
Kekerasan dan agresi (hostility dan agression)
dengan ciri memukul, mendorong,
mengutuk, meremehkan dan memberi katakata kasar,
Sikap tidak peduli dan melalaikan (indifference
dan neglect) dengan ciri ketidakmampuan
orangtua secara fisik dan psikologis dalam
memenuhi kebutuhan anaknya, dan
mengabaikannya.
Penolakan (unindifference rejection) dengan
ciri tidak dicintai, tidak diinginkan dan
penolakan orangtua tanpa adanya indikator
yang jelas secara verbal maupun fisik.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pembagian Tugas dalam Pengasuhan
Day et al. (1995):
Harapan dan tugas seorang ayah adalah untuk memiliki fisik yang
kuat, mampu mencari nafkah, dan mampu melakukan
pekerjaan rumah yang berhubungan dengan kekuatan fisik.
Harapan dan tugas seorang ibu adalah dapat menyiapkan anakanak secara fisik dan emosional serta sebagai pendidik anakanak dari usia dini agar dapat berintegrasi dengan baik di
masyarakat.
GAP
Perilaku orangtua dalam melakukan pengasuhan pada anaknya
juga terbias oleh gender.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tanggung Jawab Orangtua dalam Pengasuhan
Anak
1
2
3
4
• menjaga kesehatan anak dan merawat anak sejak dalam kandungan,
mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak.
• mengasuh, mendidik dan melindungi anak-anaknya, walaupun dalam
pelaksanaan sehari- hari hari pengasuhan Ibu sangat dominan dalam
“caring and parenting”.
• menciptakan rasa aman, rasa nyaman, dan rasa cinta, serta rasa damai
pada anak-anak mulai dari usia dini.
• memberikan pendidikan yang berkaitan dengan pemahaman dan
penerapan nilai-nilai lokal yang berlandaskan agama dan budaya setempat
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Konsep Androgini dalam Pengasuhan Anak
• Bem menyatakan bahwa individu yang androgini
adalah lebih fleksibel, kompeten, dan secara mental
sehat daripada sifat yang cenderung maskulin atau
feminine saja. Konsep androgini adalah perpaduan
antara karakteristik maskulin dan feminin di dalam
orang yang sama:
• Anak laki-laki androgini kemungkinan adalah tegas
(maskulin) dan penyayang/pemelihara (feminin).
• Anak perempuan yang androgini kemungkinan adalah
berkuasa (maskulin) dan sensitive terhadap perasaan
orang lain (feminin) (Santrock, J.W. 2009:375).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Konsep Androgini dalam Pengasuhan Anak
• Peran Gender:
– Orangtua harus membesarkan anak-anaknya
untuk menjadi kompeten baik sebagai laki-laki
atau perempuan, bukan sebagai seseorang yang
mempunyai sifat maskulin, feminin atau androgini
(Santrock 2009:375).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pengasuhan yang Responsif Gender
Perlakuan sosialisasi dan pendidikan orangtua terhadap
anak yang memberikan perhatian kepada anak laki-laki
maupun perempuan berdasarkan kebutuhan khusus/
spesifik (berkaitan dengan aspek biologis/ reproduksi)
dan kebutuhan umum yang berkaitan dengan
kebutuhan psiko-sosial dengan menjunjung asas
keadilan dan kesetaraan gender dalam memperoleh
akses, manfaat, partisipasi, kontrol terhadap semua
sumberdaya keluarga untuk mewujudkan sumberdaya
manusia yang sehat jasmani dan rohani.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pengasuhan yang Responsif Gender
Merton (Macionis 1995) menyebutkan adanya labelling
theory yang memberikan cap/ label pada laki-laki dan
perempuan yang berbeda.Laki-laki lebih dilabelkan
bahwa pekerjaan yang sukses dari pemikiran laki-laki
adalah yang berkaitan dengan penguasaan material,
sedangkan perempuan dikatakan sukses apabila
mempunyai hubungan dalam perkawinan dan status
sebagai ibu yang baik.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pengasuhan yang Responsif Gender
Labelling theory, orangtua melakukan pengasuhan
berdasarkan identitas gender yang membedakan
perlakukan anak laki-laki dan perempuan secara
berbeda yang dituntun oleh budayanya dan disesuaikan
dengan personalitas anaknya (Macionis 1995; Newman
& Grauerholz 2002).Jessie Bernard (Macionis 1995)
menyatakan orangtua memakaikan baju pink dan
memelihara rambut panjang pada anak perempuannya,
dan baju biru dan rambut pendek pada anak laki-laki
sesuai dengan definisi feminin menurut budayanya.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pengasuhan yang Responsif Gender
Witkin-Lanoil (Macionis 1995) menyatakan bahwa riset pada
pengasuhan menunjukkan orangtua mempunyai ekspektasi anak
laki-lakinya agar kuat dan agresif dalam mencapai cita-cita,
sedangkan anak perempuan lebih sensitif dan sopan/ hormat
(Macionis 1995).
Pada anak perempuannya diperlakukan dengan lembut, sering
dipeluk dan di jaga,
Pengasuhan anak dibedakan menurut jenis kelamin, anak lakilaki diarahkan dengan perlakukan banyak kegiatan yang
mengarah pada independensi, sedangkan anak perempuan
diarahkan pada kegiatan yang pasif namun menuju
pembentukan emosi.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pengasuhan yang Responsif Gender
Pengasuhan anak perempuan berperspektif gender di bidang
pendidikan menyangkut usaha menumbuhkan motivasi belajar;
Memilih program studi yang cocok dengan kompetensi dan
minatnya; Tidak ada salahnya memberi kesempatan anak
perempuan yang cakap untuk sekolah di luar kota dan ke
perguruan tinggi dengan program studi tehnik dan ilmu eksakta;
Memberi cara kemandirian yang cocok untuk perempuan; dan
sudah seharusnya anak perempuan untuk dapat memahami
listrik, kompor gas, kendaraan, dan sense of dangerous.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pengasuhan yang Responsif Gender
Pengasuhan anak laki-laki berperspektif gender di bidang
pendidikan menyangkut tumbuhkan motivasi belajar, memilih
program studi yang cocok dengan kompetensi dan minatnya;
Tidak ada salahnya memberi kesempatan anak laki-laki untuk
sekolah dengan program studi ilmu sosial, keluarga, dan
kerumahtanggaan; Beri cara kemandirian yang cocok untuk lakilaki; dan tidak ada salahnya anak laki-laki diajari pekerjaan
rumahtangga agar dapat memasak, mencuci, menyeterika, dan
membersihkan tempat tidur untuk kemandirian dasar sebagai
manusia.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pengasuhan yang Responsif Gender
Pengasuhan anak berperspektif gender disini bertujuan agar
anak perempuan akan menjadi istri yang baik, respek suami,
pekerja yang baik dan handal, sedangkan anak laki-laki akan
menjadi suami yang baik, respek istri, pekerja yang baik dan
handal. Kita juga ingin menjadikan anak laki-laki maupun
perempuan untuk saling menyayangi, saling bekerjasama, saling
berbagi peran, saling melindungi sesuai dengan kodrat dan sifat
pribadinya masing-masing.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pengasuhan yang Responsif Gender Seiring
Siklus Kehidupan Individu dan Keluarga
• Tahapan siklus perkembangan keluarga menurut Duvall (1957): (1)
Tahapan perkawinan (married couple), (2) Tahapan mempunyai anak
(childbearing), (3) Tahapan anak berumur preschool (Preschool age), (4)
Tahapan anak berumur Sekolah Dasar (school age), (5) Tahapan anak
berumur remaja (teenage), (6) Tahapan anak lepas dari orangtua
(launching center), (7) Tahapan orangtua umur menengah (middle-aged
parents), dan(8) Tahapan orangtua umur manula (aging parents).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pengasuhan yang Responsif Gender Seiring Siklus
Kehidupan Individu dan Keluarga
LAHIR
L= Laki-laki; P= Perempuan
TAHAP LANJUT USIA
(mulai 56 tahun ke atas)
Pada tahapan dewasa: L diarahkan untuk orientasi
bekerja dan P diarahkan untuk orientasi
keluarga/berumah tangga.L yang semakin dewasa belum
menikah tidak dianggap tabu; namun P yang semakin
dewasa belum menikah dianggap tabu; duda tidak
dianggap tabu namun janda dianggap tabu dan perlu
diawasi perilakunya.
Tahap usia lanjut, P lebih mempunyai
angka harapan hidup yang lebih lama
dibandingkan dengan P.
plebih
mampu untuk hidup mandiri
dibandingkan dengan L.
Labelling anak: Anak L sebagai pemimpin dan penerus
keturunan; Anak P sebagai anak yang disayang dan
dijaga serta dilindungi. Harapan: Anak L agar bekerja
dan sukses; Anak P yang akan merawat orangtua di
hari tua.
TAHAP BAYI
Dibedakan model dan warna spesial pakaian: Bayi L= warna biru; Bayi P= warna
pink, warna netral= putih/kuning.
Perlakuan: Bayi L nangis adalah bagus, cenderung dibiarkan agar paru-paru dan
tubuhnya kuat, Bayi P perempuan cepat ditenangkan dan disayang.
TAHAP DEWASA
Mulai 19 tahun ke atas
Harapan: Bayi L agar kalau besar menjadi gagah, kuat, maskulin; Bayi P agar
kalau besar menjadi lembut, halus, sopan, feminin.
TAHAP BALITA
Usia SMA sudah terbentuk kematangan biologis. Sebagian anak sudah mulai
tertarik aktivitas seksual. Komunikasi gender dan pendidikan seks harus
diberikan untuk perlindungan diri. Remaja tahap akhir ini sudah mulai paham
perbedaan peran antara laki-laki-laki dan perempuan; Remaja L dan P mulai
mempersiapkan perannya untuk masa depan, apakah akan meneruskan ke
perguruan tinggi atau bekerja atau menikah.
Komunikasi orangtua terhadap balita L lebih tegas dibandingkan dengan balita
P; Balita P lebih dimanjakan dibandingkan dengan balita L. Balita P lebih dijaga
fisiknya dibandingkan balita L (dalam artian kalau jatuh atau digigit nyamuk
orangtua lebih cepat mengobati dan kawatir akan ada bekas luka di tubuh saat
besar.
TAHAP REMAJA
SMA (16-18 tahun)
Anak usia SMP sudah mulai menunjukkan
perkembangan alat-alat reproduksi biologisnya. Anak
L dan P mulai saling tertarik lawan jenis. Pergaulan
harus mulai diawasi; Sesama remaja P dan L mulai
menjalin jejaring sosial kelompok.
Norma-norma tentang dan nilai-nilai gender, batasan
kepantasan antara laki-laki dan perempuan mulai
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan permainan dibedakan antara balita L dan P.Mainan balita L adalah
mobil-mobilan, senjata; mainan balita P adalah boneka, masak-masakan.
TAHAP ANAK-ANAK SD (612 tahun)
TAHAP REMAJA/ PUBER
SMP
(13-15 tahun)
Mulai ada kebutuhan pergaulan sosial. Anak P mempunyai
kematangan perkembangan psiko-sosial yang tebih tinggi
dibandingkan dengan anak L.
Perlakuan anak L dan P mulai dibedakan.Anak P mulai diajari masak;
anak L diajari bagaimana memperbaiki alat-alat rumahtangga.
Pendidikan tatakrama dan nilai-nilai gender mulai diajarkan.
Ruang lingkup dan rambu-rambu pengasuhan anak
responsif gender
ANAK LAKI-LAKI (L)
ANAK PEREMPUAN (P)
ADIL & SETARA
Wajib
 Diajari Agama, karakter/budi pekerti yang baik, berbakti pada orangtua, cinta pada
bangsa dan negara.
 Diberi hak-hak perndidikan dan perlindungan fisik dan psikososial.
 Diberi kesetaraan akses, kontrol, partisipasi dan manfaat yang sama baik anak L dan P
terhadap sumberdaya keluarga dan kasih sayang orangtua.
Harapan
 Anak L dan P berpeluang menjadi pemimpin Bangsa dan pemimpin publik.
 Anak L dan P mempunyai talenta dan kecerdasan yang masing-unik.
 Anak L dan P harus jadi insan yang berguna, warga negara yang baik, mandiri, ulet dan
tangguh serta berkarakter baik.
 Anak L di masa depan harus menjadi pekerja yang handal, suami yang bertanggung
jawab, Ayah yang baik.
 Anak P di masa depan harus menjadi pekerja yang handal, istri yang berdedikasi, Ibu
yang baik.
 Tidak boleh ada perbedaan perlakuan anak L dan P seperti marjinalisasi,
sub-ordinasi, stereotype & labelling.
Dilarang
 Tidak boleh ada perlakuan eksploitasi baik terhadap anak L dan P.
 Tidak boleh ada perlakuan kekerasan baik terhadap anak L dan P.
Ruang lingkup dan rambu-rambu pengasuhan
anak responsif gender
RUANG LINGKUP PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER PADA ANAK
L& P
Persiapan Peran Publik/Produktif
Diberi hak pendidikan formal minimal sampai
dengan sekolah menengah.
Diajari cara belajar yang efektif.
Diberi fasilitas belajar di rumah.
Persiapan Peran Domestik/Reproduktif
Diajari cara menyediakan makanan, cara/etika
makan, memasak dan mengenali lingkungan
sebagai sumber ketahanan pangan keluarga.
Diajari dan diberi tugas rumah seperti
Diajari ketrampilan mengelola emosi agar hidup
membersihkan tempat tidur, mencuci piring ,
produktif.
menyetrika, memelihara rumah, memberi makan
Diajari ketrampilan mengelola sumberdaya individu ternak/binatang peliharaan.
(keuangan, waktu dan pekerjaan, stress).
Diajari cara menegenal elektronik dan alat-alat
Diberi ketrampilan mengelola lingkungan di sekitar rumahtangga.
secara produktif.
Diajari dan dilatih cara mengenali bahaya (baik dari
lingkungan sosial maupun lingkungan alam).
Diberi ketrampilan membuat karya produktif
seperti mengambar/melukis, les musik, les menata Diajari cara memelihara dan merawat tubuh yang
rias, les montir, les masak professional, les
hiegienis, bersih dan indah.
menyetir.
Diajari dan dilatih amalan agama dan ibadah serta
Diberi pemahaman untuk berperan ganda (sebagai menjadi manusia yang berkarakter baik.
pekerja dan sebagai anggota suatu keluarga) untuk
Diajari cara menyelamatkan diri dari kondisi
persiapan berbagai peran di masa depan.
bahaya (dengan cara memanjat pohon, berlari,
Diajari cara pandang bahwa cita-cita apapun yang berenang).
cocok dan berguna adalah baik.
Persiapan Peran Sosial Kemasyarakatan
Diajari cara mengemukakan pendapat,
menghormati pendapat orang lain, mengambil
keputusan yang bijaksana, leadership.
Diajari cara berempati dan simpati kepada orang
lain, tidak menghakimi orang lain, berbagi dan
bekerjasama.
Diberi pemahaman cara berterima kasih,
bersyukur, minta maaf dan berkomitmen.
Diajari cara berkorban untuk kebersamaan, cinta
keluarga, cinta tanah air.
Diajari untuk tidak egois, tidak menganggap diri
paling benar dan tidak menjadi ekstrimis.
Diajari dan dilatih cara menyesuaikan diri dengan
lingkungan masyarakat (di perkotaan dan
pedesaan).
Dilatih untuk mengikuti kegiatan sosial
kemasyarakatan (kelembagaan sosial budaya di
desa).
Bangga menjadi Bangsa Indonesia.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Perkembangan Otak dan Pengasuhan Responsif
Gender
Isi dari otak manusia adalah (Preuschoff 2006:4):
• The third interstitial nucleus dari the anterior hypothalamus,
merupakan daerah kontrol keinginan seksual, adalah sama untuk lakilaki dan perempuan pada saat bayi, namun mulai tumbuh pada anak
laki-laki pada umur 10 tahun, dan pada saat puber; anak laki-laki
mempunyai dua setengah kali nerve cells yang lebih banyak di daerah
ini dibandingkan dengan anak perempuan.
• The band of nerve cells menghubungkan cerebral hemispheres dari kiri
dan kanan, sehingga jembatan ini disebut the corpus callosum yang
lebih besar pada otak perempuan dibandingkan dengan otak laki-laki.
Anak perempuan dan perempuan dewasa menggunakan kedua
cerebral hemispheres secara simultan, sedangkan laki-laki
menggunakan secara bergantian satu per satu. Hal inilah yang dapat
menjelaskan perbedaan proses berpikir antara laki-laki dan
perempuan.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Perkembangan Otak dan Pengasuhan Responsif
Gender
Isi dari otak manusia adalah (Preuschoff 2006:4):
• Cerebral hemisphere anak perempuan lebih cepat matang
dibandingkan dengan anak laki-laki. Oleh karena itu anak lakilaki belajar berbicara lebih lambat dibandingkan dengan anak
perempuan.
• Selama dalam kandungan pertumbuhan tulang pada badan
bayi perempuan adalah tiga minggu lebih tua
dibandingkan dengan bayi laki-laki.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Perkembangan Psikologi/ Emosi Anak dan
Pengasuhan Responsif Gender
– Pentingnya penghargaan diri bagi anak perempuan untuk
melindungi dirinya dengan cara melihat dirinya sebagai orang
yang penting dan bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya
apapun penampilan dan prestasinya. Ayah dapat meningkatkan
penghargaan diri anak perempuannya dengan cara mencintai,
menghormati dan menerimanya. Disamping itu ayah dapat
mencurahkan waktu yang berkualitas dengan sering
mendorong dan mendukung ide-ide kreatif dan imajinasi anak
perempuannya; Mendampingi dan mengajari dalam
menghadapi ketakutan dan menerima perasaan baik marah
atau takut dengan cara mengontrol emosi dan mengelola
situasi (Preuschoff 2006:59).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Perkembangan Psikologi/ Emosi Anak dan
Pengasuhan Responsif Gender
• Perilaku agresi:
– Anak laki-laki secara fisik lebih agresif dibandingkan
dengan anak perempuan (Keenan 2009; Tremblay
2009). Perbedaan terjadi di semua budaya dan
muncul mulai awal perkembangan anak.
– Meskipun anak laki-laki secara konsisten lebih
agresif secara fisik dari pada anak perempuan,
namun anak perempuan lebih cerewet seperti
berteriak dan ‘mengomel’ dibandingkan dengan
anak laki-laki (Eagly & Steffen dalam
Santrock2009:373).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Perkembangan Psikologi/ Emosi Anak dan
Pengasuhan Responsif Gender
• Perilaku prososial:
Perempuan lebih menunjukkan perilaku
prososial dan empati dibandingkan dengan
laki-laki (Eisenberg, Fabes & Spinrad, 2006;
Eisenberg & Fabes (Santrock2009:373).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Orangtua dan Harapan Gender Pada Anak
• Harapan gender mulai terjadi bahkan sebelum anak dilahirkan.
Orangtua menghabiskan berjam-jam untuk berspekulasi
tentang jenis kelamin anak yang belum lahir, meskipun
terkadang sering menebak melalui jumlah tendangan dan
perilaku janin yang ada di dalam kandungan.Setelah itu,
orangtua mengumumkan kelahiran bayinya dengan pernyataan
‘It’s a Boy!” atau “It’s a Girl!”. Meskipun sebagian orang
merasa stereotype gender adalah kurang pantas, namun
mayoritas kasus kelahiran bayi laki-laki diberi pujian dengan
komentar seperti, “Siapa tahu, suatu hari dia akan jadi
presiden” (Kimmel 2004:129-130).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Orangtua dan Harapan Gender Pada Anak
• Orangtua mempunyai harapan dan keinginan terhadap anakanaknya jika dewasa kelak. Pertanyaan seperti apakah yang
akan terjadi pada anak-anaknya kelak, tipe peran apakah yang
akan dilakukan, cita-cita seperti apa yang sebaiknya,
karakteristik ‘personality’ orang dewasa seperti apa yang
dianggap penting untuk memainkan peran secara efektif?.
Orangtua selalu mengamati apa yang dirasakan sebagai
‘perilaku khas’ dari anak laki-laki dan anak perempuan sesuai
dengan umurnya. Sepanjang masa anak-anak, perbedaan
gender dan ketidaksetaraan gender dihasilkan dari perlakuan
sehari-hari melalui permainan, media informasi yang diterima
dan perlakuan di sekolah (Kimmel 2004:129).
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Bonding Antara Orangtua dan Anak Berdasarkan
Gender
• Pentingnya pengasuhan ibu: Anak perempuan yang dibesarkan
dengan ‘positive mother complex’ biasanya menjadi kreatif dan
dapat bertahan dan tetap hidup (‘live and let live’). Anak-anak
perempuan dapat mengetahui haknya untuk menghormati,
dapat mengekspresikan kebutuhan fisik dan spiritual dan
mencari pemenuhan kebutuhan diri dan berperilaku fair.
• Pentingnya pengasuhan ayah: Sangat penting bagi anak
perempuan untuk menikmati kehadiran ayahnya dalam
hidupnya sejak usia dini supaya hidupnya berkembang menjadi
sehat, dan mempunyai bonding “positive father complex”.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Bonding Antara Orangtua dan Anak Berdasarkan
Gender
• Anak perempuan yang mempunyai bonding dengan kedua
orangtua dalam hidupnya, maka anakakan belajar berbagai
pola hubungan dan mempunyai harapan yang berbeda pada
hubungan yang berbeda. Hal ini akan membuat anak lebih
mudah untuk beradaptasi atau terlibat dalam berbagai situasi
karena anak sudah belajar untuk mempunyai reaksi yang luas
yang diajarkan oleh kedua orangtuanya, bukan cuma satu
orangtua. Orangtua jangan memberikan setiap yang diinginkan
oleh anak, orangtua harus menjadi contoh yang bagus dan
menjadi panutan bagi anak-anaknya.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Bonding Antara Orangtua dan Anak Berdasarkan
Gender
• Hubungan antara ibu dan anak perempuan adalah unik dan
intensif. Sebagian besar ibu dan anak mempunyai hubungan
yang sangat kuat dari dalam kandungan selama 9 bulan.
• Hubungan ayah dan anak perempuan merupakan hubungan
setelah ibu dan anak perempuan. Ayah adalah laki-laki
pertama dalam kehidupan seorang anak perempuan dan
peranannya adalah vital. Anak perempuan akan selalu
membandingkan setiap laki-laki yang menjadi bagian hidupnya
dengan ayahnya.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipologi Keluarga Responsif Gender
1. Tipe 1:
Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan responsif
gender dicirikan dengan:
• Tipe keluarga ini adalah yang terbaik.
• Interaksi hubungan dan pengasuhan anak dilakukan
dengan penuh kehangatan, adil dan saling mendukung
satu dengan lainnya melalui komunikasi yang efektif dan
terbuka serta mempertimbangkan kepentingan dan
kebutuhan anak yang unik.
• Orangtua sudah berusaha untuk berpikiran terbuka (open
minded) dan membuka hati (open heart) dengan
mempertimbangkan kebutuhan umum dan khusus anak
laki-laki dan perempuan.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipologi Keluarga Responsif Gender
1. Tipe 1:
Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan responsif
gender dicirikan dengan:
• Orangtua tidak memarjinalkan perlakuan anak laki-laki
atau perempuan; semua anak diberi kesempatan
kesetaraan dan keadilan dalam akses, partisipasi, kontrol
dan manfaat terhadap sumberdaya keluarga.
• Keterikatan hubungan atau bondingantara orangtua dan
anak adalah sangat tinggi; sangat mempunyai saling
ketergantungan antara satu dengan lainnya.
• Komunikasi antara orangtua dan anak sangat efektif
sehingga menurunkan tingkat konflik.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipologi Keluarga Responsif Gender
1. Tipe 1:
Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan responsif
gender dicirikan dengan:
• Contoh konkrit dari tipe keluarga ini adalah keluarga yang
harmonis dengan pengasuhan anak demokratis,
mendukung kebutuhan dan keinginan baik anak laki-laki
maupun perempuan dan tidak membedakan perlakuan
anak laki-laki dan perempuan.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipologi Keluarga Responsif Gender
2. Tipe 2:
Tipe keluarga dengan interaksi rendah dan
responsif gender dicirikan dengan:
• Tipe keluarga ini adalah kurang bagus, dan tidak terlalu
umum karena kalau keluarga mempunyai interaksi yang
tidak bagus biasanya tidak responsif gender atau bias
gender.
• Interaksi hubungan dan pengasuhan anak dilakukan
dengan kasar dan keras, namun cukup adil dan
mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan anak.
• Orangtua sudah berusaha untuk berpikiran terbuka (open
minded) dengan mempertimbangkan kebutuhan umum
dan khusus anak laki-laki dan perempuan.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipologi Keluarga Responsif Gender
• Orangtua tidak memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau
perempuan; semua anak diberi kesempatan kesetaraan dan keadilan
dalam akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumberdaya
keluarga.
• Keterikatan hubungan atau bondingantara orangtua dan anak adalah
rendah, kurang mempunyai saling ketergantungan antara satu
dengan lainnya.
• Komunikasi antara orangtua dan anak tidak efektif sehingga
cenderung meningkatkan tingkat konflik.
• Contoh konkrit dari tipe keluarga ini adalah keluarga yang kurang
harmonis (cenderung konflik atau tidak peduli) dengan pengasuhan
anak otoriter atau permisif tetapi tidak memarjinalkan perlakuan
terhadap anak laki-laki atau perempuan.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipologi Keluarga Responsif Gender
• Tipe 3:
Tipe keluarga dengan interaksi rendah dan bias gender
dicirikan dengan:
• Tipe keluarga ini adalah yang paling jelek.
• Interaksi hubungan dan pengasuhan anak dilakukan dengan kasar
dan keras, tidak adil serta kurang mempertimbangkan kepentingan
dan kebutuhan anak.
• Orangtua tidak berusaha untuk berpikiran terbuka (open minded)
namun masih berpikiran sempit (narrow minded)
tanpamempertimbangkan kebutuhan umum dan khusus anak lakilaki dan perempuan.
• Orangtua masih memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau
perempuan; anak laki-laki dan perempuan dibedakan dalam akses,
partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumberdaya keluarga.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipologi Keluarga Responsif Gender
• Keterikatan hubungan atau bondingantara orangtua
dan anak adalah rendah, kurang mempunyai saling
ketergantungan antara satu dengan lainnya.
• Komunikasi antara orangtua dan anak tidak efektif
sehingga cenderung meningkatkan tingkat konflik.
• Contoh konkrit dari tipe keluarga ini adalah keluarga
yang kurang harmonis (cenderung konflik atau tidak
peduli) dengan pengasuhan anak otoriter atau
permisif dan memarjinalkan perlakuan terhadap anak
laki-laki atau perempuan.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipologi Keluarga Responsif Gender
Tipe 4: Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan bias gender
dicirikan dengan:
• Tipe keluarga ini adalah kurang bagus, dan tidak terlalu
umum karena kalau keluarga mempunyai interaksi yang tinggi
biasanya tidak bias gender.
• Interaksi hubungan dan pengasuhan anak dilakukan dengan
penuh kehangatan, adil dan dukungan melalui komunikasi
yang efektif dan terbuka serta mempertimbangkan
kepentingan dan kebutuhan anak yang unik.
• Orangtua tidak berusaha untuk berpikiran terbuka (open
minded) namun masih berpikiran sempit (narrow minded)
tanpamempertimbangkan kebutuhan umum dan khusus anak
laki-laki dan perempuan.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Tipologi Keluarga Responsif Gender
• Orangtua masih memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau
perempuan; anak laki-laki dan perempuan dibedakan dalam
akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumberdaya
keluarga.
• Keterikatan hubungan atau bondingantara orangtua dan anak
adalah sangat tinggi;sangat mempunyai saling ketergantungan
antara satu dengan lainnya.
• Komunikasi antara orangtua dan anak sangat efektif sehingga
menurunkan tingkat konflik.
• Contoh konkrit dari tipe keluarga ini adalah keluarga yang
harmonis dengan pengasuhan anak demokratis, namun masih
memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau perempuan.
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
”Di masa lampau, seorang anak laki-laki akan dikatakan berperilaku pantas apabila menjadi
mandiri, agresif dan kuat/berkuasa, sedangkan anak perempuan dikatakan berperilaku
pantas apabila menjadi tidak mandiri/tergantung pada orang lain, memelihara dan
mengasuh anak, dan tidak tertarik pada kekuasaan. Karakteristik maskulin dianggap
menyehatkan dan baik bagi masyarakat, sedangkan karakteristik feminin dianggap tidak
diinginkan”.
”Mengasuh dan membesarkan anak-anak tidak pernah menjadi pekerjaan yang mudah. Bagian dari
kesulitan membesarkan anak laki-laki dan perempuan diakibatkan dari kesenjangan gender yang
berlangsung secara bergenerasi”.
TERIMA KASIH
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Download