BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Oleh: Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Peran Keluarga dalam Mewujudkan Sumberdaya Manusia Berkualitas Keluarga merupakan wadah lingkungan universal yang utama dan pertama bagi setiap individu untuk belajar makan, berjalan, berbicara dan mengenal identitas dan berbagai perilaku. Keluarga juga berarti orangtua dan anak yang tinggal bersama membentuk keluarga inti dan menjadi satu rumahtangga (Frances & Gies 1989). Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat (the basic unit of society) memegang peranan penting dalam mencetak generasi dengan sumberdaya manusia yang berkualitas. Sumberdaya manusia yang berkualitas dicerminkan dari perilaku dan perkembangan anak yang berkualitas BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Peran Keluarga dalam Mewujudkan Sumberdaya Manusia Berkualitas Hubungan Perkawinan Perilaku dan Perkembangan Anak Pengasuhan Hubungan perkawinan, pengasuhan dan perkembangan anak. (Ilustrasi Santrock 2009, hal. 418). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Harapan gender dalam perkawinan dan pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165): 1. Anak perempuan seperti halnya anak laki-laki, harus dilatih menurut kemampuannya untuk meningkatkan kualitas pekerjaan atau karir yang secara sosialHubungan berguna. Sangat penting bagi Perkawinan perempuan untuk mencapai manfaat (rewards) secara ekonomi, sosial dan psikologi dari tempat bekerja yang sejak dulu disediakan bagi laki-laki. Sangat penting bagi masyarakat untuk menjamin bahwa setiap orang harus mendapat pendidikan yang baik, dan dapat berkontribusi dalam pekerjaan di sepanjang hidupnya. Perilaku dan dan berkembang dengan harapan akan 2. Orang muda harus tumbuh Pengasuhan Perkembangan menikah, diusahakan hanya sekali sepanjang hidupnya (tidak Anak bercerai), dan kemudian mempunyai anak-anak. Melaksanakan fungsi reproduksi merupakan landasan tujuan hidup, dan perkawinan merupakan instrumental untuk menuju kesuksesan. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Harapan gender dalam perkawinan dan pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165): 3. Orang muda harus didorong untuk menunda perkawinan dengan umur rata-rata menikah di akhir umur 20 atau awal Hubungan 30an, namun batasan ‘biological clock’ bagi perempuan harus Perkawinan menjadi pertimbangan yang serius. 4. Segera setelah anak-anak lahir, istri harus didorong untuk mengasuh anak dengan intensif sedikitnya satu sampai 18 bulan umur anaknya. Alasannya adalah bahwa anak yang diasuh oleh ibunya akan jauh lebih baik dibandingkan jika anak Perilaku dan tidak diasuh oleh ibunya. Pengasuhan Perkembangan Anak BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Harapan gender dalam perkawinan dan pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165): 6. Ibu adalah pengasuh utama bayi, bukan ayah, namun ayah harus aktif membantu ibu dalam melakukan bonding pada Hubungan masa bayi, sekaligus membantu peran ibu dalam memelihara Perkawinan dan mengasuh anak. Ayah harus mengalokasikan lebih banyak waktu untuk membantu pekerjaan domestik dibandingkan dengan masa ayahnya dulu. 7. Harus ada keseimbangan peran antara laki-laki dan perempuan dalam pekerjaan domestik dan publik (paidPerilaku dan work) sepanjang siklus kehidupan. Di umur yang semakin Pengasuhan Perkembangan Anak beberapa peran yang diduga adanya tua, terjadi pertukaran perubahan hormon yang membuat perempuan semakin mempunyai orientasi bekerja dan laki-laki menjadi semakin membantu pekerjaan domestik. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Harapan gender dalam perkawinan dan pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165): 6. Ibu adalah pengasuh utama bayi, bukan ayah, namun ayah harus aktif membantu ibu dalam melakukan bonding pada Hubungan masa bayi, sekaligus membantu peran ibu dalam memelihara Perkawinan dan mengasuh anak. Ayah harus mengalokasikan lebih banyak waktu untuk membantu pekerjaan domestik dibandingkan dengan masa ayahnya dulu. 7. Harus ada keseimbangan peran antara laki-laki dan perempuan dalam pekerjaan domestik dan publik (paidPerilaku dan work) sepanjang siklus kehidupan. Di umur yang semakin Pengasuhan Perkembangan Anak beberapa peran yang diduga adanya tua, terjadi pertukaran perubahan hormon yang membuat perempuan semakin mempunyai orientasi bekerja dan laki-laki menjadi semakin membantu pekerjaan domestik. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga INTERAKSI • “ The act or process of interacting; It is a kind of action which Hubungan occurs as two or more objects have an effect upon one Perkawinan another; Action on each other; Mutual or reciprocal action or influence; The state of undergoing” • (Suatu tindakan atau proses berinteraksi; suatu jenis tindakan yang terjadi pada dua atau lebih obyek yang mempunyai dampak antaraPerilaku satu dengan lainnya; Tindakan satu dengan dan Pengasuhan Perkembangan lainnya; Tindakan timbal balik, saling menguntungkan atau Anak yang sedang terjadi). berpengaruh; Tahapan BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI • Ilmu Sosiologi: hubungan antar manusia harus didahului oleh Hubungan kontak dan komunikasi. Perkawinan Hubungan antara manusia ini kemudian saling mempengaruhi antar satu dengan yang lainnya melalui pengertian yang diungkapkan, informasi yang dibagi, semangat yang disumbangkan, yang semua pesannya membentuk pengetahuan. Komunikasi manusia tersebut juga terjadi dalamPerilaku suatu konteks budaya tertentu dan mempunyai dan batas-batas Perkembangan (boundaries) tertentuPengasuhan (Ruben 1988; Liliweri Anak 1997). • Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI • Keluarga mempunyai interaksi kelompok yang memberikan Hubungan ikatan bonding (hubungan biologis dan hubungan Perkawinan intergenerasi serta ikatan kekerabatan) yang jauh lebih lama dibandingkan dengan kelompok asosiasi lainnya. Interaksi dalam keluarga ini lebih dipandang sebagai: (1) Suatu interaksi umum antar anggota keluarga, (2) Suatu seri interaksi yang dilakukan oleh dua pihak (dyadic), (3) Perilaku dan Sejumlah interaksi antar sub-kelompok keluarga : dyadic, Pengasuhan Perkembangan Anakdan (4) Sistem hubungan internal triadic, dan tetradic, keluarga sebagai reaksi terhadap sistem sosial yang lebih luas (Klein dan White 1996) BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI • Permasalahan keluarga yang semakin rentan akhir-akhir ini Hubungan menjadi semakin melemahnya kualitas komunikasi antar Perkawinan anggota keluarga sehingga memudarkan fungsi keluarga dalam melindungi anggotanya dari pengaruh pihak luar. Disatu sisi, saat ini pengaruh luar terhadap pribadi keluarga semakin kuat akibat peningkatan teknologi komunikasi di era informasi danPerilaku globalisasi (Susanto-Sunario 1995). dan • Komunikasi dan interaksi dalam keluarga adalah bagian dari proses Pengasuhan Perkembangan sosialisasi anak yangAnak dilakukan oleh orangtua. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga Ilustrasi interaksi dyadic (dua orang): Jumlah interaksi interpersonal = 2 dengan jalur dyadic A IBU AYAH Ilustrasi interaksi tryadic (tiga orang): IBU AYAH A B ANAK C Jumlah interaksi interpersonal = 6 dengan jalur dyadic A, B, C BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga Ilustrasi Interaksi tetradic(empat orang): A B D C Jumlah interaksi interpersonal = 12 dengan jalur dyadic A, E B, C, D, E dan F F BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga Hambatan komunikasi dalam Keluarga (Suprihatin et al 1992): Topik pesan dianggap tidak menarik Penerima pesan lebih memperhatikan penampilan dari pemberi pesan dibandingkan dengan isi pesan Penerima pesan tidak setuju atau tidak suka dengan pesan yang dibawa oleh pemberi pesan BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga Hambatan komunikasi dalam Keluarga (Suprihatin et al 1992): Perbedaan Umur Perbedaan Status Sosial Perbedaan Bahasa Perbedaan Jenis Kelamin Perbedaan Nilai BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Gaya Pengasuhan Anak Pengertian Pengasuhan • Pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua adalah pembentukan perilaku anak yang baik dengan mengetahui perkembangan anak, mengelola permasalahan perilaku anak usia dini, mendukung penghargaan diri anak melalui komunikasi yang efektif, menjaga keamanan anak, mendukung proses belajar anak, mengerti perkembangan otak anak, belajar strategi baru dalam mendisiplinkan anak dan mencari cara untuk bersama-sama dengan pasangan dalam membesarkan dan bertanggung jawab pada anak (Campbell & Palm2004). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Gaya Pengasuhan Anak Pengertian Pengasuhan • Pengasuhan menyangkut sejumlah keterampilan interpersonal dan emosional yang intensif dari orangtua yang didapat melalui pembelajaran dari orangtuanya (sebagian orangtua menerima cara mengasuh anak dari orangtuanya dulu, sebagian lagi tidak memakai cara dari orangtuanya); Suami dan istri dapat membawa cara yang berbeda dalam melakukan pengasuhan anaknya (Santrock2009:418). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Gaya Pengasuhan Anak Pengertian Pengasuhan • Pengasuhan dalam konteks perkembangan moral yaitu pengasuhan memprioritaskan untuk membesarkan moral anak (Eisenberg & Valiente 2002). Riset menyimpulkan bahwa secara umum anak-anak berperilaku dengan moral yang baik apabila orangtuanya cenderung memberikan kehangatan dan suportif kepada anaknya dibandingkan dengan hukuman dan cenderung menggunakan disiplin induktif. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipe Gaya Pengasuhan Diana Baumrind Gaya Pengasuhan Authoritarian dicirikan dengan perlakuan orangtua yang meminta dan mengontrol; Menolak, tidak responsif; Terbatas, gaya menghukum dengan kondisi orangtua mendesak anak untuk mengikuti petunjuk orangtua dan menghormati pekerjaan dan usaha orangtua. Batasan dan kontrol yang kaku diperlakukan pada anak, dan hanya mengijinkan sedikit komunikasi timbal balik. Gaya ini dikaitkan dengan hasil pada anak yang kurang kompeten sosialnya termasuk kurangnya inisiatif dan ketrampilan komunikasi yang lemah. Gaya Pengasuhan Authoritatif dicirikan dengan perlakuan orangtua yang meminta dan mengontrol; menerima, dan responsif; Gaya ini mendorong anak untuk menjadi independen namun masih menempatkan batasan dan kontrol terhadap perbuatan anak. Dalam hal ini masih diperbolehkan adanya komunikasi verbal yang ekstensif, dan orangtua memberikan kehangatan dan pemeliharaan/pendidikan pada anak. Hasil gaya pengasuhan ini terhadap anak adalah terwujudnya kompetensi sosial, termasuk orientasi pada pencapaian hasil dan percaya diri. Gaya Pengasuhan Neglectful dicirikan dengan perlakuan orangtua yang tidak meminta dan tidak mengontrol; Menolak dan tidak responsif; Gaya ini dicerminkan dari ketidakterlibatan orangtua pada kehidupan anak. Hasil gaya pengasuhan ini adalah terwujudnya anak yang tidak kompeten sosialnya khususnya kurangnya kontrol diri dan rendahnya penghargaan diri. Gaya pengasuhan Indulgent dicirikan dengan perlakuan orangtua yang tidak meminta dan tidak mengontrol; Menerima dan responsif; Gaya ini dicerminkan dari keterlibatan orangtua yang tinggi pada kehidupan anak namun menempatkan permintaan dan kontrol yang rendah terhadap anak. Hasil gaya pengasuhan ini terhadap anak adalah terwujudnya anak yang tidak mempunyai kompetensi sosial, khususnya kurangnya kontrol diri dan rasa hormat pada orang lain (Santrock2009:424). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipe Gaya Pengasuhan Rohner (1986) dalam bukunya the Warmth Dimension Kehangatan kasih sayang orangtua (parental acceptance) yang meliputi dua ekspresi yaitu secara fisik (seperti memeluk, mencium, membelai, dan tersenyum) dan secara verbal (memuji, mengatakan hal-hal yang menyenangkan). Penolakan orangtua (parental rejection: Kekerasan dan agresi (hostility dan agression) dengan ciri memukul, mendorong, mengutuk, meremehkan dan memberi katakata kasar, Sikap tidak peduli dan melalaikan (indifference dan neglect) dengan ciri ketidakmampuan orangtua secara fisik dan psikologis dalam memenuhi kebutuhan anaknya, dan mengabaikannya. Penolakan (unindifference rejection) dengan ciri tidak dicintai, tidak diinginkan dan penolakan orangtua tanpa adanya indikator yang jelas secara verbal maupun fisik. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Pembagian Tugas dalam Pengasuhan Day et al. (1995): Harapan dan tugas seorang ayah adalah untuk memiliki fisik yang kuat, mampu mencari nafkah, dan mampu melakukan pekerjaan rumah yang berhubungan dengan kekuatan fisik. Harapan dan tugas seorang ibu adalah dapat menyiapkan anakanak secara fisik dan emosional serta sebagai pendidik anakanak dari usia dini agar dapat berintegrasi dengan baik di masyarakat. GAP Perilaku orangtua dalam melakukan pengasuhan pada anaknya juga terbias oleh gender. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tanggung Jawab Orangtua dalam Pengasuhan Anak 1 2 3 4 • menjaga kesehatan anak dan merawat anak sejak dalam kandungan, mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak. • mengasuh, mendidik dan melindungi anak-anaknya, walaupun dalam pelaksanaan sehari- hari hari pengasuhan Ibu sangat dominan dalam “caring and parenting”. • menciptakan rasa aman, rasa nyaman, dan rasa cinta, serta rasa damai pada anak-anak mulai dari usia dini. • memberikan pendidikan yang berkaitan dengan pemahaman dan penerapan nilai-nilai lokal yang berlandaskan agama dan budaya setempat BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Konsep Androgini dalam Pengasuhan Anak • Bem menyatakan bahwa individu yang androgini adalah lebih fleksibel, kompeten, dan secara mental sehat daripada sifat yang cenderung maskulin atau feminine saja. Konsep androgini adalah perpaduan antara karakteristik maskulin dan feminin di dalam orang yang sama: • Anak laki-laki androgini kemungkinan adalah tegas (maskulin) dan penyayang/pemelihara (feminin). • Anak perempuan yang androgini kemungkinan adalah berkuasa (maskulin) dan sensitive terhadap perasaan orang lain (feminin) (Santrock, J.W. 2009:375). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Konsep Androgini dalam Pengasuhan Anak • Peran Gender: – Orangtua harus membesarkan anak-anaknya untuk menjadi kompeten baik sebagai laki-laki atau perempuan, bukan sebagai seseorang yang mempunyai sifat maskulin, feminin atau androgini (Santrock 2009:375). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Pengasuhan yang Responsif Gender Perlakuan sosialisasi dan pendidikan orangtua terhadap anak yang memberikan perhatian kepada anak laki-laki maupun perempuan berdasarkan kebutuhan khusus/ spesifik (berkaitan dengan aspek biologis/ reproduksi) dan kebutuhan umum yang berkaitan dengan kebutuhan psiko-sosial dengan menjunjung asas keadilan dan kesetaraan gender dalam memperoleh akses, manfaat, partisipasi, kontrol terhadap semua sumberdaya keluarga untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat jasmani dan rohani. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Pengasuhan yang Responsif Gender Merton (Macionis 1995) menyebutkan adanya labelling theory yang memberikan cap/ label pada laki-laki dan perempuan yang berbeda.Laki-laki lebih dilabelkan bahwa pekerjaan yang sukses dari pemikiran laki-laki adalah yang berkaitan dengan penguasaan material, sedangkan perempuan dikatakan sukses apabila mempunyai hubungan dalam perkawinan dan status sebagai ibu yang baik. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Pengasuhan yang Responsif Gender Labelling theory, orangtua melakukan pengasuhan berdasarkan identitas gender yang membedakan perlakukan anak laki-laki dan perempuan secara berbeda yang dituntun oleh budayanya dan disesuaikan dengan personalitas anaknya (Macionis 1995; Newman & Grauerholz 2002).Jessie Bernard (Macionis 1995) menyatakan orangtua memakaikan baju pink dan memelihara rambut panjang pada anak perempuannya, dan baju biru dan rambut pendek pada anak laki-laki sesuai dengan definisi feminin menurut budayanya. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Pengasuhan yang Responsif Gender Witkin-Lanoil (Macionis 1995) menyatakan bahwa riset pada pengasuhan menunjukkan orangtua mempunyai ekspektasi anak laki-lakinya agar kuat dan agresif dalam mencapai cita-cita, sedangkan anak perempuan lebih sensitif dan sopan/ hormat (Macionis 1995). Pada anak perempuannya diperlakukan dengan lembut, sering dipeluk dan di jaga, Pengasuhan anak dibedakan menurut jenis kelamin, anak lakilaki diarahkan dengan perlakukan banyak kegiatan yang mengarah pada independensi, sedangkan anak perempuan diarahkan pada kegiatan yang pasif namun menuju pembentukan emosi. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Pengasuhan yang Responsif Gender Pengasuhan anak perempuan berperspektif gender di bidang pendidikan menyangkut usaha menumbuhkan motivasi belajar; Memilih program studi yang cocok dengan kompetensi dan minatnya; Tidak ada salahnya memberi kesempatan anak perempuan yang cakap untuk sekolah di luar kota dan ke perguruan tinggi dengan program studi tehnik dan ilmu eksakta; Memberi cara kemandirian yang cocok untuk perempuan; dan sudah seharusnya anak perempuan untuk dapat memahami listrik, kompor gas, kendaraan, dan sense of dangerous. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Pengasuhan yang Responsif Gender Pengasuhan anak laki-laki berperspektif gender di bidang pendidikan menyangkut tumbuhkan motivasi belajar, memilih program studi yang cocok dengan kompetensi dan minatnya; Tidak ada salahnya memberi kesempatan anak laki-laki untuk sekolah dengan program studi ilmu sosial, keluarga, dan kerumahtanggaan; Beri cara kemandirian yang cocok untuk lakilaki; dan tidak ada salahnya anak laki-laki diajari pekerjaan rumahtangga agar dapat memasak, mencuci, menyeterika, dan membersihkan tempat tidur untuk kemandirian dasar sebagai manusia. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Pengasuhan yang Responsif Gender Pengasuhan anak berperspektif gender disini bertujuan agar anak perempuan akan menjadi istri yang baik, respek suami, pekerja yang baik dan handal, sedangkan anak laki-laki akan menjadi suami yang baik, respek istri, pekerja yang baik dan handal. Kita juga ingin menjadikan anak laki-laki maupun perempuan untuk saling menyayangi, saling bekerjasama, saling berbagi peran, saling melindungi sesuai dengan kodrat dan sifat pribadinya masing-masing. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Pengasuhan yang Responsif Gender Seiring Siklus Kehidupan Individu dan Keluarga • Tahapan siklus perkembangan keluarga menurut Duvall (1957): (1) Tahapan perkawinan (married couple), (2) Tahapan mempunyai anak (childbearing), (3) Tahapan anak berumur preschool (Preschool age), (4) Tahapan anak berumur Sekolah Dasar (school age), (5) Tahapan anak berumur remaja (teenage), (6) Tahapan anak lepas dari orangtua (launching center), (7) Tahapan orangtua umur menengah (middle-aged parents), dan(8) Tahapan orangtua umur manula (aging parents). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Pengasuhan yang Responsif Gender Seiring Siklus Kehidupan Individu dan Keluarga LAHIR L= Laki-laki; P= Perempuan TAHAP LANJUT USIA (mulai 56 tahun ke atas) Pada tahapan dewasa: L diarahkan untuk orientasi bekerja dan P diarahkan untuk orientasi keluarga/berumah tangga.L yang semakin dewasa belum menikah tidak dianggap tabu; namun P yang semakin dewasa belum menikah dianggap tabu; duda tidak dianggap tabu namun janda dianggap tabu dan perlu diawasi perilakunya. Tahap usia lanjut, P lebih mempunyai angka harapan hidup yang lebih lama dibandingkan dengan P. plebih mampu untuk hidup mandiri dibandingkan dengan L. Labelling anak: Anak L sebagai pemimpin dan penerus keturunan; Anak P sebagai anak yang disayang dan dijaga serta dilindungi. Harapan: Anak L agar bekerja dan sukses; Anak P yang akan merawat orangtua di hari tua. TAHAP BAYI Dibedakan model dan warna spesial pakaian: Bayi L= warna biru; Bayi P= warna pink, warna netral= putih/kuning. Perlakuan: Bayi L nangis adalah bagus, cenderung dibiarkan agar paru-paru dan tubuhnya kuat, Bayi P perempuan cepat ditenangkan dan disayang. TAHAP DEWASA Mulai 19 tahun ke atas Harapan: Bayi L agar kalau besar menjadi gagah, kuat, maskulin; Bayi P agar kalau besar menjadi lembut, halus, sopan, feminin. TAHAP BALITA Usia SMA sudah terbentuk kematangan biologis. Sebagian anak sudah mulai tertarik aktivitas seksual. Komunikasi gender dan pendidikan seks harus diberikan untuk perlindungan diri. Remaja tahap akhir ini sudah mulai paham perbedaan peran antara laki-laki-laki dan perempuan; Remaja L dan P mulai mempersiapkan perannya untuk masa depan, apakah akan meneruskan ke perguruan tinggi atau bekerja atau menikah. Komunikasi orangtua terhadap balita L lebih tegas dibandingkan dengan balita P; Balita P lebih dimanjakan dibandingkan dengan balita L. Balita P lebih dijaga fisiknya dibandingkan balita L (dalam artian kalau jatuh atau digigit nyamuk orangtua lebih cepat mengobati dan kawatir akan ada bekas luka di tubuh saat besar. TAHAP REMAJA SMA (16-18 tahun) Anak usia SMP sudah mulai menunjukkan perkembangan alat-alat reproduksi biologisnya. Anak L dan P mulai saling tertarik lawan jenis. Pergaulan harus mulai diawasi; Sesama remaja P dan L mulai menjalin jejaring sosial kelompok. Norma-norma tentang dan nilai-nilai gender, batasan kepantasan antara laki-laki dan perempuan mulai dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan permainan dibedakan antara balita L dan P.Mainan balita L adalah mobil-mobilan, senjata; mainan balita P adalah boneka, masak-masakan. TAHAP ANAK-ANAK SD (612 tahun) TAHAP REMAJA/ PUBER SMP (13-15 tahun) Mulai ada kebutuhan pergaulan sosial. Anak P mempunyai kematangan perkembangan psiko-sosial yang tebih tinggi dibandingkan dengan anak L. Perlakuan anak L dan P mulai dibedakan.Anak P mulai diajari masak; anak L diajari bagaimana memperbaiki alat-alat rumahtangga. Pendidikan tatakrama dan nilai-nilai gender mulai diajarkan. Ruang lingkup dan rambu-rambu pengasuhan anak responsif gender ANAK LAKI-LAKI (L) ANAK PEREMPUAN (P) ADIL & SETARA Wajib Diajari Agama, karakter/budi pekerti yang baik, berbakti pada orangtua, cinta pada bangsa dan negara. Diberi hak-hak perndidikan dan perlindungan fisik dan psikososial. Diberi kesetaraan akses, kontrol, partisipasi dan manfaat yang sama baik anak L dan P terhadap sumberdaya keluarga dan kasih sayang orangtua. Harapan Anak L dan P berpeluang menjadi pemimpin Bangsa dan pemimpin publik. Anak L dan P mempunyai talenta dan kecerdasan yang masing-unik. Anak L dan P harus jadi insan yang berguna, warga negara yang baik, mandiri, ulet dan tangguh serta berkarakter baik. Anak L di masa depan harus menjadi pekerja yang handal, suami yang bertanggung jawab, Ayah yang baik. Anak P di masa depan harus menjadi pekerja yang handal, istri yang berdedikasi, Ibu yang baik. Tidak boleh ada perbedaan perlakuan anak L dan P seperti marjinalisasi, sub-ordinasi, stereotype & labelling. Dilarang Tidak boleh ada perlakuan eksploitasi baik terhadap anak L dan P. Tidak boleh ada perlakuan kekerasan baik terhadap anak L dan P. Ruang lingkup dan rambu-rambu pengasuhan anak responsif gender RUANG LINGKUP PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER PADA ANAK L& P Persiapan Peran Publik/Produktif Diberi hak pendidikan formal minimal sampai dengan sekolah menengah. Diajari cara belajar yang efektif. Diberi fasilitas belajar di rumah. Persiapan Peran Domestik/Reproduktif Diajari cara menyediakan makanan, cara/etika makan, memasak dan mengenali lingkungan sebagai sumber ketahanan pangan keluarga. Diajari dan diberi tugas rumah seperti Diajari ketrampilan mengelola emosi agar hidup membersihkan tempat tidur, mencuci piring , produktif. menyetrika, memelihara rumah, memberi makan Diajari ketrampilan mengelola sumberdaya individu ternak/binatang peliharaan. (keuangan, waktu dan pekerjaan, stress). Diajari cara menegenal elektronik dan alat-alat Diberi ketrampilan mengelola lingkungan di sekitar rumahtangga. secara produktif. Diajari dan dilatih cara mengenali bahaya (baik dari lingkungan sosial maupun lingkungan alam). Diberi ketrampilan membuat karya produktif seperti mengambar/melukis, les musik, les menata Diajari cara memelihara dan merawat tubuh yang rias, les montir, les masak professional, les hiegienis, bersih dan indah. menyetir. Diajari dan dilatih amalan agama dan ibadah serta Diberi pemahaman untuk berperan ganda (sebagai menjadi manusia yang berkarakter baik. pekerja dan sebagai anggota suatu keluarga) untuk Diajari cara menyelamatkan diri dari kondisi persiapan berbagai peran di masa depan. bahaya (dengan cara memanjat pohon, berlari, Diajari cara pandang bahwa cita-cita apapun yang berenang). cocok dan berguna adalah baik. Persiapan Peran Sosial Kemasyarakatan Diajari cara mengemukakan pendapat, menghormati pendapat orang lain, mengambil keputusan yang bijaksana, leadership. Diajari cara berempati dan simpati kepada orang lain, tidak menghakimi orang lain, berbagi dan bekerjasama. Diberi pemahaman cara berterima kasih, bersyukur, minta maaf dan berkomitmen. Diajari cara berkorban untuk kebersamaan, cinta keluarga, cinta tanah air. Diajari untuk tidak egois, tidak menganggap diri paling benar dan tidak menjadi ekstrimis. Diajari dan dilatih cara menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat (di perkotaan dan pedesaan). Dilatih untuk mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan (kelembagaan sosial budaya di desa). Bangga menjadi Bangsa Indonesia. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Perkembangan Otak dan Pengasuhan Responsif Gender Isi dari otak manusia adalah (Preuschoff 2006:4): • The third interstitial nucleus dari the anterior hypothalamus, merupakan daerah kontrol keinginan seksual, adalah sama untuk lakilaki dan perempuan pada saat bayi, namun mulai tumbuh pada anak laki-laki pada umur 10 tahun, dan pada saat puber; anak laki-laki mempunyai dua setengah kali nerve cells yang lebih banyak di daerah ini dibandingkan dengan anak perempuan. • The band of nerve cells menghubungkan cerebral hemispheres dari kiri dan kanan, sehingga jembatan ini disebut the corpus callosum yang lebih besar pada otak perempuan dibandingkan dengan otak laki-laki. Anak perempuan dan perempuan dewasa menggunakan kedua cerebral hemispheres secara simultan, sedangkan laki-laki menggunakan secara bergantian satu per satu. Hal inilah yang dapat menjelaskan perbedaan proses berpikir antara laki-laki dan perempuan. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Perkembangan Otak dan Pengasuhan Responsif Gender Isi dari otak manusia adalah (Preuschoff 2006:4): • Cerebral hemisphere anak perempuan lebih cepat matang dibandingkan dengan anak laki-laki. Oleh karena itu anak lakilaki belajar berbicara lebih lambat dibandingkan dengan anak perempuan. • Selama dalam kandungan pertumbuhan tulang pada badan bayi perempuan adalah tiga minggu lebih tua dibandingkan dengan bayi laki-laki. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Perkembangan Psikologi/ Emosi Anak dan Pengasuhan Responsif Gender – Pentingnya penghargaan diri bagi anak perempuan untuk melindungi dirinya dengan cara melihat dirinya sebagai orang yang penting dan bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya apapun penampilan dan prestasinya. Ayah dapat meningkatkan penghargaan diri anak perempuannya dengan cara mencintai, menghormati dan menerimanya. Disamping itu ayah dapat mencurahkan waktu yang berkualitas dengan sering mendorong dan mendukung ide-ide kreatif dan imajinasi anak perempuannya; Mendampingi dan mengajari dalam menghadapi ketakutan dan menerima perasaan baik marah atau takut dengan cara mengontrol emosi dan mengelola situasi (Preuschoff 2006:59). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Perkembangan Psikologi/ Emosi Anak dan Pengasuhan Responsif Gender • Perilaku agresi: – Anak laki-laki secara fisik lebih agresif dibandingkan dengan anak perempuan (Keenan 2009; Tremblay 2009). Perbedaan terjadi di semua budaya dan muncul mulai awal perkembangan anak. – Meskipun anak laki-laki secara konsisten lebih agresif secara fisik dari pada anak perempuan, namun anak perempuan lebih cerewet seperti berteriak dan ‘mengomel’ dibandingkan dengan anak laki-laki (Eagly & Steffen dalam Santrock2009:373). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Perkembangan Psikologi/ Emosi Anak dan Pengasuhan Responsif Gender • Perilaku prososial: Perempuan lebih menunjukkan perilaku prososial dan empati dibandingkan dengan laki-laki (Eisenberg, Fabes & Spinrad, 2006; Eisenberg & Fabes (Santrock2009:373). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Orangtua dan Harapan Gender Pada Anak • Harapan gender mulai terjadi bahkan sebelum anak dilahirkan. Orangtua menghabiskan berjam-jam untuk berspekulasi tentang jenis kelamin anak yang belum lahir, meskipun terkadang sering menebak melalui jumlah tendangan dan perilaku janin yang ada di dalam kandungan.Setelah itu, orangtua mengumumkan kelahiran bayinya dengan pernyataan ‘It’s a Boy!” atau “It’s a Girl!”. Meskipun sebagian orang merasa stereotype gender adalah kurang pantas, namun mayoritas kasus kelahiran bayi laki-laki diberi pujian dengan komentar seperti, “Siapa tahu, suatu hari dia akan jadi presiden” (Kimmel 2004:129-130). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Orangtua dan Harapan Gender Pada Anak • Orangtua mempunyai harapan dan keinginan terhadap anakanaknya jika dewasa kelak. Pertanyaan seperti apakah yang akan terjadi pada anak-anaknya kelak, tipe peran apakah yang akan dilakukan, cita-cita seperti apa yang sebaiknya, karakteristik ‘personality’ orang dewasa seperti apa yang dianggap penting untuk memainkan peran secara efektif?. Orangtua selalu mengamati apa yang dirasakan sebagai ‘perilaku khas’ dari anak laki-laki dan anak perempuan sesuai dengan umurnya. Sepanjang masa anak-anak, perbedaan gender dan ketidaksetaraan gender dihasilkan dari perlakuan sehari-hari melalui permainan, media informasi yang diterima dan perlakuan di sekolah (Kimmel 2004:129). BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Bonding Antara Orangtua dan Anak Berdasarkan Gender • Pentingnya pengasuhan ibu: Anak perempuan yang dibesarkan dengan ‘positive mother complex’ biasanya menjadi kreatif dan dapat bertahan dan tetap hidup (‘live and let live’). Anak-anak perempuan dapat mengetahui haknya untuk menghormati, dapat mengekspresikan kebutuhan fisik dan spiritual dan mencari pemenuhan kebutuhan diri dan berperilaku fair. • Pentingnya pengasuhan ayah: Sangat penting bagi anak perempuan untuk menikmati kehadiran ayahnya dalam hidupnya sejak usia dini supaya hidupnya berkembang menjadi sehat, dan mempunyai bonding “positive father complex”. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Bonding Antara Orangtua dan Anak Berdasarkan Gender • Anak perempuan yang mempunyai bonding dengan kedua orangtua dalam hidupnya, maka anakakan belajar berbagai pola hubungan dan mempunyai harapan yang berbeda pada hubungan yang berbeda. Hal ini akan membuat anak lebih mudah untuk beradaptasi atau terlibat dalam berbagai situasi karena anak sudah belajar untuk mempunyai reaksi yang luas yang diajarkan oleh kedua orangtuanya, bukan cuma satu orangtua. Orangtua jangan memberikan setiap yang diinginkan oleh anak, orangtua harus menjadi contoh yang bagus dan menjadi panutan bagi anak-anaknya. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Bonding Antara Orangtua dan Anak Berdasarkan Gender • Hubungan antara ibu dan anak perempuan adalah unik dan intensif. Sebagian besar ibu dan anak mempunyai hubungan yang sangat kuat dari dalam kandungan selama 9 bulan. • Hubungan ayah dan anak perempuan merupakan hubungan setelah ibu dan anak perempuan. Ayah adalah laki-laki pertama dalam kehidupan seorang anak perempuan dan peranannya adalah vital. Anak perempuan akan selalu membandingkan setiap laki-laki yang menjadi bagian hidupnya dengan ayahnya. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipologi Keluarga Responsif Gender 1. Tipe 1: Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan responsif gender dicirikan dengan: • Tipe keluarga ini adalah yang terbaik. • Interaksi hubungan dan pengasuhan anak dilakukan dengan penuh kehangatan, adil dan saling mendukung satu dengan lainnya melalui komunikasi yang efektif dan terbuka serta mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan anak yang unik. • Orangtua sudah berusaha untuk berpikiran terbuka (open minded) dan membuka hati (open heart) dengan mempertimbangkan kebutuhan umum dan khusus anak laki-laki dan perempuan. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipologi Keluarga Responsif Gender 1. Tipe 1: Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan responsif gender dicirikan dengan: • Orangtua tidak memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau perempuan; semua anak diberi kesempatan kesetaraan dan keadilan dalam akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumberdaya keluarga. • Keterikatan hubungan atau bondingantara orangtua dan anak adalah sangat tinggi; sangat mempunyai saling ketergantungan antara satu dengan lainnya. • Komunikasi antara orangtua dan anak sangat efektif sehingga menurunkan tingkat konflik. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipologi Keluarga Responsif Gender 1. Tipe 1: Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan responsif gender dicirikan dengan: • Contoh konkrit dari tipe keluarga ini adalah keluarga yang harmonis dengan pengasuhan anak demokratis, mendukung kebutuhan dan keinginan baik anak laki-laki maupun perempuan dan tidak membedakan perlakuan anak laki-laki dan perempuan. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipologi Keluarga Responsif Gender 2. Tipe 2: Tipe keluarga dengan interaksi rendah dan responsif gender dicirikan dengan: • Tipe keluarga ini adalah kurang bagus, dan tidak terlalu umum karena kalau keluarga mempunyai interaksi yang tidak bagus biasanya tidak responsif gender atau bias gender. • Interaksi hubungan dan pengasuhan anak dilakukan dengan kasar dan keras, namun cukup adil dan mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan anak. • Orangtua sudah berusaha untuk berpikiran terbuka (open minded) dengan mempertimbangkan kebutuhan umum dan khusus anak laki-laki dan perempuan. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipologi Keluarga Responsif Gender • Orangtua tidak memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau perempuan; semua anak diberi kesempatan kesetaraan dan keadilan dalam akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumberdaya keluarga. • Keterikatan hubungan atau bondingantara orangtua dan anak adalah rendah, kurang mempunyai saling ketergantungan antara satu dengan lainnya. • Komunikasi antara orangtua dan anak tidak efektif sehingga cenderung meningkatkan tingkat konflik. • Contoh konkrit dari tipe keluarga ini adalah keluarga yang kurang harmonis (cenderung konflik atau tidak peduli) dengan pengasuhan anak otoriter atau permisif tetapi tidak memarjinalkan perlakuan terhadap anak laki-laki atau perempuan. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipologi Keluarga Responsif Gender • Tipe 3: Tipe keluarga dengan interaksi rendah dan bias gender dicirikan dengan: • Tipe keluarga ini adalah yang paling jelek. • Interaksi hubungan dan pengasuhan anak dilakukan dengan kasar dan keras, tidak adil serta kurang mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan anak. • Orangtua tidak berusaha untuk berpikiran terbuka (open minded) namun masih berpikiran sempit (narrow minded) tanpamempertimbangkan kebutuhan umum dan khusus anak lakilaki dan perempuan. • Orangtua masih memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau perempuan; anak laki-laki dan perempuan dibedakan dalam akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumberdaya keluarga. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipologi Keluarga Responsif Gender • Keterikatan hubungan atau bondingantara orangtua dan anak adalah rendah, kurang mempunyai saling ketergantungan antara satu dengan lainnya. • Komunikasi antara orangtua dan anak tidak efektif sehingga cenderung meningkatkan tingkat konflik. • Contoh konkrit dari tipe keluarga ini adalah keluarga yang kurang harmonis (cenderung konflik atau tidak peduli) dengan pengasuhan anak otoriter atau permisif dan memarjinalkan perlakuan terhadap anak laki-laki atau perempuan. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipologi Keluarga Responsif Gender Tipe 4: Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan bias gender dicirikan dengan: • Tipe keluarga ini adalah kurang bagus, dan tidak terlalu umum karena kalau keluarga mempunyai interaksi yang tinggi biasanya tidak bias gender. • Interaksi hubungan dan pengasuhan anak dilakukan dengan penuh kehangatan, adil dan dukungan melalui komunikasi yang efektif dan terbuka serta mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan anak yang unik. • Orangtua tidak berusaha untuk berpikiran terbuka (open minded) namun masih berpikiran sempit (narrow minded) tanpamempertimbangkan kebutuhan umum dan khusus anak laki-laki dan perempuan. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER Tipologi Keluarga Responsif Gender • Orangtua masih memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau perempuan; anak laki-laki dan perempuan dibedakan dalam akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumberdaya keluarga. • Keterikatan hubungan atau bondingantara orangtua dan anak adalah sangat tinggi;sangat mempunyai saling ketergantungan antara satu dengan lainnya. • Komunikasi antara orangtua dan anak sangat efektif sehingga menurunkan tingkat konflik. • Contoh konkrit dari tipe keluarga ini adalah keluarga yang harmonis dengan pengasuhan anak demokratis, namun masih memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau perempuan. BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER ”Di masa lampau, seorang anak laki-laki akan dikatakan berperilaku pantas apabila menjadi mandiri, agresif dan kuat/berkuasa, sedangkan anak perempuan dikatakan berperilaku pantas apabila menjadi tidak mandiri/tergantung pada orang lain, memelihara dan mengasuh anak, dan tidak tertarik pada kekuasaan. Karakteristik maskulin dianggap menyehatkan dan baik bagi masyarakat, sedangkan karakteristik feminin dianggap tidak diinginkan”. ”Mengasuh dan membesarkan anak-anak tidak pernah menjadi pekerjaan yang mudah. Bagian dari kesulitan membesarkan anak laki-laki dan perempuan diakibatkan dari kesenjangan gender yang berlangsung secara bergenerasi”. TERIMA KASIH BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER