www.hukumonline.com RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR......... TAHUN 2003 TENTANG PERWALIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perwalian. Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4235). MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERWALIAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. 2. Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara wajar. 3. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat. 4. Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak. 5. Kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi, dan menumbuh kembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan kemampuan, bakat, serta minatnya. 6. Pengadilan adalah pengadilan agama bagi yang beragama Islam dan Pengadilan Negeri bagi yang beragama selain Islam. 7. Badan hukum adalah lembaga yang diakui sebagai subjek hukum di bidang kesejahteraan sosial yang menangani pengasuhan anak. 8. Pekerja Sosial adalah pegawai negeri sipil atau tenaga kesejahteraan sosial masyarakat yang mempunyai kompetensi di bidang kesejahteraan sosial. 9. Balai Harta Peninggalan adalah unit pelaksana teknis hukum dalam lingkungan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia di bidang perwalian, pengampuan, ketidakhadiran, harta peninggalan tidak terurus, pendaftaran akta wasiat, surat keterangan waris. 10. Menteri adalah Menteri Sosial. www.hukumonline.com www.hukumonline.com BAB II RUANG LINGKUP DAN TUJUAN Pasal 2 Perwalian merupakan tindakan hukum melakukan pengasuhan anak yang orang tuanya tidak cakap melakukan perbuatan hukum, atau tidak diketahui tempat tinggal atau keberadaannya, atau tidak dapat melaksanakan/melalaikan kewajiban dan tanggung jawabnya yang mengakibatkan timbulnya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pasal 3 Perwalian bertujuan menjamin dan melindungi hak anak, agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik fisik, mental, spiritual maupun sosial sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya. BAB III SYARAT PENUNJUKAN WALI Pasal 4 Wali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat ditunjuk perseorangan atau badan hukum. (1) (2) (3) Pasal 5 Seseorang yang ditunjuk sebagai wali diutamakan dari saudara kandung atau keluarga sampai derajat ketiga. Keluarga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipilih yang mampu dan bersedia menjadi wali. Badan Hukum yang dapat ditunjuk sebagai wali adalah badan hukum yang menyelenggarakan pengasuhan anak. Pasal 6 Seseorang yang ditunjuk sebagai wali harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. warga negara Indonesia; b. berumur sekurang-kurangnya 25 tahun dan setinggi-tingginya 60 tahun; c. sehat jasmani, rohani, dan sosial; d. berkelakuan baik, adil, jujur, dan bertanggung jawab; e. mempunyai kemauan yang sungguh-sungguh; f. mempunyai kemampuan sosial dan ekonomi; g. beragama sama dengan agama yang dianut anak. (1) (2) Pasal 7 Badan hukum yang ditunjuk sebagai wali harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. terdaftar pada instansi sosial setempat; b. telah melaksanakan usaha kesejahteraan sosial anak sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan dinilai baik oleh instansi sosial setempat. Dalam hal badan hukum berlandaskan agama, maka agama yang melandasi badan hukum tersebut harus sama dengan agama yang dianut anak. BAB IV TATA CARA PENUNJUKAN WALI www.hukumonline.com www.hukumonline.com (1) (2) (1) (2) Pasal 8 Permohonan penunjukan wali, dapat diajukan oleh: a. salah satu orang tua; b. saudara kandung; c. keluarga sampai derajat ketiga; d. pejabat yang berwenang/Jaksa Penuntut Umum; e. badan hukum. Pemohon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengajukan permohonan kepada Menteri. Pasal 9 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diajukan ke Pengadilan untuk mendapatkan penetapan setelah diperoleh persetujuan Menteri. Ketentuan mengenai permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri. Pasal 10 Ketentuan mengenai permohonan penetapan wali dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB WALI Pasal 11 Seseorang atau badan hukum yang ditetapkan sebagai wali berdasarkan penetapan pengadilan berkewajiban menjalankan kekuasaan .asuh sebagai orang tua, menyejahterakan kehidupan dan penghidupan anak agar dapat tumbuh kembang secara wajar baik fisik, mental, spiritual, dan sosial. Pasal 12 Seseorang yang ditetapkan sebagai wali oleh pengadilan, bertanggung jawab untuk: a. mengasuh, memelihara, merawat dan mendidik anak sesuai dengan kemampuan bakat dan minatnya; b. melindungi anak dari segala bentuk tindak kekerasan dan penyimpangan perilaku; c. mencegah anak melakukan pekerjaan yang membahayakan; d. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak; e. mewakili anak melakukan perbuatan hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan; f. mengurus harta kekayaan anak. (1) (2) (3) Pasal 13 Tanggung jawab wali dalam mengurus harta kekayaan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf f, hanya dapat dilakukan untuk keperluan kesejahteraan anak. Wali wajib membuat laporan tentang pengurusan harta kekayaan anak kepada Balai Harta Peninggalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wali bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan atau kelalaian dalam mengurus harta kekayaan anak. BAB VI www.hukumonline.com www.hukumonline.com BERAKHIRNYA PERWALIAN Pasal 14 Perwalian berakhir apabila: a. anak yang telah mencapai umur 18 (delapan belas) tahun; b. anak meninggal dunia; c. wali meninggal dunia; d. dicabut haknya oleh pengadilan; e. pulihnya kembali kuasa asuh orang tua. Pasal 15 Hak sebagai wali dicabut apabila: a. melalaikan atau tidak cakap melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab sebagai wali; b. menyalah gunakan kewenangan sebagai wali; c. berkelakuan buruk; d. melakukan tindak kekerasan terhadap anak yang ada dalam kekuasaannya; e. mendapat hukuman penjara 1 (satu) tahun atau. lebih yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; f. jatuh pailit. (1) (2) (3) Pasal 16 Pencabutan hak sebagai wali diajukan ke pengadilan oleh: a. salah satu dari orang tua; b. saudara kandung; c. keluarga sampai derajat ketiga; d. jaksa penuntut umum; e. badan hukum. Dalam hal wali meninggal dunia atau hak sebagal wali dicabut, dapat diajukan permohonan penetapan wali pengganti. Dalam hal wali pengganti belum ditetapkan, pengadilan dapat menunjuk wali sementara. Pasal 17 Ketentuan mengenai syarat dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal 7 berlaku bagi wali pengganti. Pasal 18 Pencabutan hak sebagai wali ditetapkan oleh pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perwalian sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku. Pasal 20 www.hukumonline.com www.hukumonline.com Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan Di Jakarta, Pada Tanggal.... Tahun 2003 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. MEGAWATI SOEKARNOPUTRI Diundangkan Di Jakarta, Pada Tanggal...... Tahun 2003 SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. BAMBANG KESOWO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN...... NOMOR...... www.hukumonline.com