mujizat - Gereja Kristus Yesus

advertisement
SERI TINJAUAN TEOLOGIS
MUJIZAT
makna dan isu-isu
kontemporernya
Pdt. Dr. Paulus Kurnia
Sinode Gereja Kristus Yesus
Seri Tinjauan Teologis
Judul : Mujizat
Penulis : Pdt. Dr. Paulus Kurnia
Editor : GI. Purnama dan tim.
Cetakan pertama, Juli 2011
Diterbitkan oleh :
Sub Bidang Pengajaran
Bidang Pembinaan
Sinode Gereja Kristus Yesus
Daftar Isi
Daftar Isi ........................................................ iii
Kata Pengantar ................................................ v
Pendahuluan ................................................... 1
A. Mujizat: Arti Dan Fungsinya di Alkitab .... 3
B. Isu-isu Kontemporer tentang Mujizat ...... 11
1. Mengapa Ada Orang yang Tidak Percaya
akan Adanya Mujizat? ............................. 13
2. Apakah Semua Mujizat Berasal dari
Allah? ........................................................18
3. Apakah Ciri-ciri Mujizat yang Bukan
Berasal dari Allah ? .................................. 21
C. Bagaimana Sikap Gereja atau Orang
Kristen secara Umum tentang Pelayanan
Kesembuhan Ilahi? .................................. 33
Catatan Akhir ............................................... 42
Referensi dan Sumber .................................. 44
iii
KATA Pengantar
K
ekristenan tidak pernah berlangsung
tanpa lalu lalangnya ajaran yang tidak
sehat, sesat, atau mirip dengan ajaran Alkitab
tetapi bukan ajaran Alkitab yang sesungguhnya.
Dari zaman ke zaman, ajaran yang tidak sehat,
sesat, atau mirip ajaran Alkitab selalu mengiringi kekristenan. Ada orang Kristen yang tidak tergoncang dengan ajaran-ajaran tersebut
karena mereka mengenal sungguh-sungguh
ajaran Kristen yang benar, tetapi ada juga orang
Kristen yang tergelincir masuk ke dalam pusaran ajaran-ajaran tersebut karena mereka tidak
memiliki kemantapan pengajaran iman Kristen
yang benar. Ajaran tidak sehat, sesat, atau mirip
dengan ajaran Alkitab tersebut bisa dijumpai di
dalam bentuk tulisan ataupun lisan, video ataupun audio, bahkan di dalam dunia maya, di tempat pertemuan, bahkan masuk ke dalam rumah
atau kantor melalui layar monitor komputer atau
Blackberry/Ipad dan piranti-piranti canggih
lainnya.
Dalam rangka pembinaan warga gereja, maka
Sinode Gereja Kristus Yesus menerbitkan Seri
Tinjauan Teologis yang membahas iman kristen dan isu-isu kontemporernya. Memang, Seri
Tinjauan Teologis tidak bisa menjawab seluruh
Seri Tinjauan Teologis | isu kontemporer yang berkembang berhubung
percepatan dari isu kontemporer tersebut. Namun setidaknya, kami berharap bahwa hal-hal
penting yang menjadi pergumulan orang Kristen
pada umumnya dapat kami bahas.
Terbitan perdana dari Seri Tinjauan Teologis
ini mengambil topik tentang “Mujizat”. Kami
berharap terbitan ini dapat membantu anggota
jemaat Gereja Kristus Yesus, dan orang Kristen
pada umumnya, untuk memahami ajaran firman
Tuhan tentang mujizat. Kami berharap topiktopik lainnya akan dapat kami sajikan kemudian.
Akhir kata, kami memberikan apresiasi kepada para penulis dari Seri Tinjauan Teologis
ini. Semoga Seri Tinjauan Teologis ini memberikan manfaat bagi anggota jemaat Gereja Kristus
Yesus dan orang Kristen pada umumnya. Tuhan
Yesus dipermuliakan.
Ketua Bidang Pembinaan
Sinode Gereja Kristus Yesus
vi | Seri Tinjauan Teologis
pendahuluan
D
ari zaman ke zaman, orang Kristen
senang dengan mujizat-mujizat yang ditawarkan dan dipromosikan oleh pelayanan lembaga-lembaga dan atau gereja-gereja tertentu.
Orang Kristen percaya bahwa mujizat Allah
masih berlangsung hingga hari ini. Namun, beberapa isu kontemporer (masa kini) patut menjadi perhatian kita di tengah maraknya pelayanan
mujizat, khususnya kesembuhan ilahi. Misalnya,
apakah makna mujizat pada masa kini? Apakah
semua pelayanan mujizat berasal dari Allah?
Bagaimana mengenali mujizat yang bukan berasal dari Allah? Bagaimana mencermati praktik
pelayanan mujizat yang menggunakan media
tertentu?
Setelah melakukan penelitian yang cukup
memadai, penulis mencoba memaparkan permasalahan tersebut di atas – dimulai dengan uraian
teologis-alkitabiah tentang mujizat sebagai fondasi. Tulisan ini dibuat agar segenap anggota jemaat mengalami pertumbuhan iman yang sejati
dengan landasan pemahaman yang tepat akan
firman Tuhan sehubungan dengan gejala-gejala
atau fenomena mujizat serta agar setiap pembaca
buku saku ini dilengkapi dalam upaya menguji
Seri Tinjauan Teologis | roh sebagaimana rasul Paulus pernah menulis,
“Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah
percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh
itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab
banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan
pergi ke seluruh dunia” (1 Yohanes 4:1).
abab
| Seri Tinjauan Teologis
A. Mujizat:
Arti DAN
Fungsinya
di Alkitab.
Seri Tinjauan Teologis | Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
Y
ang dimaksud dengan mujizat dalam bahasan ini adalah peristiwa yang melampaui batasan hukum alam dan pemikiran manusia, yang dilakukan Allah (dengan kekuatan
supraalami) berdasarkan kedaulatan dan kuasaNya untuk maksud atau misi tertentu. Dalam
Alkitab, Yesus Kristus dengan penuh otoritas
melakukan mujizat.
Walaupun melampaui hukum alam dan pemikiran manusia, mujizat tidak otomatis bertentangan dengan alam bila dilihat dari tujuan
dan makna mujizat itu. Dalam alam semesta dan
dalam kehidupan manusia, kita menemukan banyak mujizat sehingga banyak hal yang tercipta
dan terjadi yang dapat kita rasakan namun tidak
dapat dijelaskan oleh rasio manusia. Mujizat
yang sejati bersifat nyata, artinya menjadi pengalaman manusia, bisa dicatat rincian kejadiannya (bersifat historis), dan dapat dijelaskan sebagaimana adanya walaupun dalam kapasitas
yang terbatas.
Mujizat bukan hanya dilakukan oleh Tuhan
Allah, sang Pencipta, melainkan juga oleh setan.
Oleh karena itu, asal peristiwa mujizat hampir
tidak mungkin diketahui. Kepada orang Kristen,
Allah telah menyatakan Diri dan firman-Nya di
dalam Kitab Suci (Alkitab). Di atas landasan
Seri Tinjauan Teologis | Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
dan pemahaman akan Alkitab, kita diberi hikmat Allah untuk mencermati dan membedakan
mujizat yang berasal dari Allah dan yang berasal
dari setan.
Mujizat bisa berlangsung melalui orangorang yang dikuasakan. Misalnya, Tuhan Yesus
Kristus menjalankan kuasa dan melangsungkan
tanda ajaib berdasarkan otoritas yang diberikan
oleh Bapa yang mengutus Dia. Hal itu berlaku
pula untuk para nabi dan para rasul sebagaimana
yang tercatat di dalam Alkitab.
Berlangsung atau tidaknya
mujizat tergantung dari
kedaulatan dan kuasa Allah.
Kebanyakan orang Kristen percaya akan
peristiwa mujizat dan percaya bahwa mujizat
yang sejati masih tetap berlangsung hingga saat
ini, karena berlangsung atau tidaknya mujizat
tergantung dari kedaulatan dan kuasa Allah. Jika
Allah memiliki keinginan dan maksud mulia
tertentu sehingga Dia berintervensi dalam dunia
ini, tidak seorang pun yang dapat menghalangi
rencana-Nya karena mujizat mengungkapkan
kehadiran dan kuasa Allah demi misi ilahi-Nya.
| Seri Tinjauan Teologis
Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
Jika kita mempercayai Allah yang hidup dan
berdaulat, maka kita juga mempercayai segala
perbuatan dan karya-Nya –termasuk tanda ajaib
dan mujizat– di mana pun, kapan pun, untuk
siapa pun, dan dalam keadaan apa pun.
Untuk memahami sampai ke akarnya, kita
akan memeriksa catatan Akitab tentang mujizat. Penggalian kata yang berkenaan dengan
mujizat yang dilakukan penulis dibatasi pada
Perjanjian Baru saja.
Ada empat kata dalam bahasa
Yunani yang menunjuk kepada
mujizat, yaitu:
sēmeion, teras, dunamis,
dan ergon.
Ada empat kata dalam bahasa Yunani yang
menunjuk kepada mujizat, yaitu:
Pertama, sēmeion1, yaitu “tanda” yang menyertai pelayanan Tuhan Yesus dan para murid untuk
mengukuhkan berita ilahi dan menyatakan bukti
kehadiran, pekerjaan, dan kuasa Allah.
Kedua, teras2, yaitu peristiwa yang mendatangkan “keajaiban” sehingga orang yang melihatnya menjadi terkejut, terpana, dan terpukau.
Seri Tinjauan Teologis | Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
Ketiga, dunamis3, “kekuatan”, yakni pekerjaan
yang melebihi kesanggupan seseorang. Pekerjaan itu baru ada dan dilangsungkan oleh kuasa
yang lebih tinggi. Dalam 1 Korintus 12:10, Rasul Paulus menyebut mujizat sebagai salah satu
karunia rohani.
Keempat, ergon4, yaitu “pekerjaan” mengherankan yang dilakukan Yesus Kristus, misalnya Yohanes 5:20, 36.
Orang yang melihat dan
mengalami mujizat
merasa kagum, terpesona,
terkejut, dan diyakinkan bahwa
Allah itu ada, hadir, dan
sedang berkarya.
Dari penggalian kata di atas, dapat disimpulkan bahwa Alkitab bahasa Indonesia memakai
berbagai kata yang menunjuk kepada “mujizat”,
misalnya “tanda”, “mujizat”, “kekuatan”, dan
“pekerjaan” mengherankan yang berasal dari
kekuatan atau kekuasaan yang melebihi kekuatan dan pikiran manusia, sehingga orang yang
melihat dan mengalami mujizat merasa kagum,
terpesona, terkejut, dan diyakinkan bahwa Allah
itu ada, hadir, dan sedang berkarya. Alhasil, ba | Seri Tinjauan Teologis
Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
nyak orang yang percaya kepada Tuhan. Dalam
jemaat di kota Korintus, ada beberapa orang
percaya yang melayani Tuhan dengan karunia
rohani “melakukan mujizat.”
Di seluruh Alkitab, mujizat dapat ditemukan
mulai dari peristiwa penciptaan alam semesta
dan penciptaan manusia (Kejadian 1-2) sampai
penciptaan manusia baru melalui pengorbanan
Yesus Kristus di kayu salib (2 Korintus 5:17;
Efesus 2:10). Banyak mujizat terjadi di kalangan orang Israel, baik ketika mereka berada di
Mesir (Keluaran 7:8-12:30) maupun ketika mereka berjalan menuju ke tanah Kanaan (misalnya
peristiwa Laut Teberau terbelah menjadi dua,
Keluaran 14:21-31). Kitab-kitab Injil juga tidak
kalah banyak menyuguhkan fakta perbuatan tangan Allah yang ajaib, misalnya: penyembuhan
dua orang buta (Matius 9:27-31; penangkapan
ikan di danau Galilea (Lukas 5:4-11); Lazarus
dibangkitkan dari kematian (Yohanes 11:38-44);
air diubah menjadi anggur (Yohanes 2:1-11);
pohon ara yang dikutuk langsung mati (Matius
21:18-19); orang yang kerasukan setan disembuhkan di Kapernaum (Markus 1:23-27); Petrus
menyembuhkan orang yang lumpuh di Lida
(Kisah Para Rasul 9:32-35); orang-orang percaya berbahasa lain (Kisah Para Rasul 2:1-11);
dan berbagai mujizat lain.
Seri Tinjauan Teologis | Mujizat: Arti dan Fungsinya di Alkitab
Pada intinya, mujizat adalah peristiwa sejarah yang dilihat oleh saksi-saksi mata. Mujizat
berguna untuk: (1) menghidupkan kesadaran
(awareness) orang tentang keberadaan Tuhan,
(2) meyakinkan orang akan kehadiran dan kuasa Allah Pencipta, (3) menjadi alat membawa
orang mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat jiwa, (4) menguatkan dan menumbuhkan iman, dan (5) untuk hal-hal yang merupakan
rahasia Allah demi menggenapkan rencana-Nya
yang mulia dan agung – rahasia itu tidak dapat
direka-reka secara pasti oleh manusia.
Topik-topik berikut ini adalah hal-hal yang
sering menjadi pertanyaan kebanyakan orang
dan terus relevan pada masa kini. Setiap orang
Kristen perlu memiliki jawaban yang jujur terhadap pertanyaan-pertanyaan yang jujur.
abab
10 | Seri Tinjauan Teologis
B. Isu-isu
Kontemporer
tentang
Mujizat.
Seri Tinjauan Teologis | 11
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
1. Mengapa Ada Orang yang Tidak
Percaya akan Adanya Mujizat?
Berikut ini adalah hasil survei beberapa lembaga
di luar negeri.
Di Amerika Serikat, 84% masyarakat percaya bahwa Allah melakukan mujizat. 74% responden percaya bahwa mujizat yang dicatat di
dalam Alkitab benar-benar terjadi. 63% mengenal orang yang mengaku pernah mengalami
peristiwa mujizat. Yang paling menarik adalah:
90% orang Kristen percaya adanya mujizat.
98% orang Protestan Injili mengaku percaya
mujizat. Data di atas dikutip dari laporan Newsweek tanggal 1 Mei 2000 yang berjudul “Most
Americans Believe in Miracle.” Sampai saat itu,
ternyata hanya sedikit orang yang tidak percaya
akan mujizat.
Sampai saat itu,
ternyata hanya sedikit orang
yang tidak percaya akan mujizat.
Masih di Amerika Serikat, berdasarkan laporan kantor berita ANI di Washington tanggal 21
Juni 2008, ditemukan hasil survei bahwa hampir
80% responden menganggap mujizat memang
Seri Tinjauan Teologis | 13
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
terjadi, walaupun 92% masyarakat Amerika
masih percaya akan Tuhan atau roh (yang maha
tinggi) universal (universal spirit) lainnya. Dalam kurun waktu tidak sampai 10 tahun – yakni
hanya 8 tahun – hasil survei menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang tidak percaya
pada mujizat.
Di Australia, kantor berita ANI di Sydney
melaporkan hasil survei tanggal 19 Desember
2009 bahwa mayoritas masyarakat yang tinggal di Australia percaya kepada Tuhan atau roh
(yang maha tinggi) universal lainnya, tetapi
24% dari populasi masyarakat Australia tidak
percaya adanya Tuhan dan 7% tidak yakin atau
tidak tahu tentang Tuhan. Artinya, sedikitnya
31% penduduk benua Australia kemungkinan
besar tidak mempercayai adanya mujizat. Peter
Jensen, uskup agung Gereja Anglican di Sydney,
menyatakan bahwa di tengah menurunnya iman
kekristenan di sana, orang-orang kini lebih terbuka untuk mempercayai sesuatu yang berbau
takhayul (superstition).
Di United Kingdom (UK, Inggris), dari
88.000 orang yang disurvei, 96% responden menyatakan tidak percaya kepada Yang Maha Kuasa (the Almighty). Hanya 3% yang mempercayai
Tuhan. Dan dari yang 3% ini, tidak semuanya
percaya mujizat. Demikianlah laporan lembaga
14 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
survei the Sun sebagaimana yang dikutip kantor
berita ANI di London pada tanggal 23 Oktober
2009.
Ternyata masih ada cukup banyak orang di
dunia ini, termasuk yang mengaku sebagai orang
Kristen, yang tidak percaya akan mujizat.
Catatan: Penulis belum melakukan penelitian yang cukup memadai tentang situasi di
benua Asia (atau orang Timur) yang sangat luas
dan beragam suku, bangsa, bahasa, dan budaya.
Menurut perkiraan penulis, orang Timur lebih
percaya kepada mujizat dibandingkan orang
Barat karena kepercayaan mereka cukup kuat
terhadap hal-hal yang ilahi (walaupun dengan
nama dan konsep tuhan yang berbeda).
Kesimpulan sementara yang bisa dibuat saat
ini melihat hasil polling di atas adalah bahwa
dari waktu ke waktu, semakin sedikit orang yang
percaya akan Tuhan, apalagi mujizat – terutama
di antara mereka yang tinggal di negara Barat.
Kemungkinan yang menjadi penyebab antara
lain adalah:
(1) Mereka tidak melihat bukti adanya Tuhan,
baik secara langsung maupun melalui kehidupan orang yang percaya Tuhan.
Seri Tinjauan Teologis | 15
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
(2) Mereka percaya bahwa Tuhan hanya melakukan penciptaan dan selanjutnya tidak campur
tangan atas kehidupan manusia. Manusia
sepenuhnya bertanggung jawab atas pemikiran dan tindakannya. Alam semesta beroperasi menurut sistemnya sejak penciptaan
sampai akhirnya punah karena kadaluwarsa.
(3) Akibat dari kesimpulan butir 2, manusia berpikir bahwa segala sesuatu tergantung pada
diri manusia. Tidak ada Tuhan. Diri sendiri
adalah tuhan. Baik manusia maupun alam
semesta (yang keduanya memiliki kekuatan dan kuasa) masing-masing adalah tuhan
yang sama tinggi dan tidak saling berintervensi.5 Jadi, mujizat itu tidak ada. Semua
peristiwa merupakan fenomena (gejala)
alamiah. Yang nampak seperti mujizat tidak
perlu dipercayai; yang penting adalah mengambil makna dari peristiwa spektakuler itu.
Semua peristiwa harus dapat dijelaskan oleh
rasio. Semua ketidakpercayaan dimulai dan
digerakkan oleh rasio manusia semata-mata.
Dengan mengandalkan rasio, manusia tidak
dapat menerima hal-hal seperti mujizat yang
tidak bisa dimengerti oleh otak atau rasio.
Ada orang Kristen yang tidak mempercayai
adanya mujizat (terutama kalangan Kristen
16 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Protestan liberal dan atau Kristen Protestan
Ortodoksi Baru) dan ada orang Kristen yang
mempercayai adanya mujizat. Di antara yang
mempercayai adanya mujizat, ada yang hanya mempercayai mujizat yang tertulis dalam
Alkitab dan menolak pandangan bahwa mujizat
masih berlangsung hingga kini, karena mereka
meyakini bahwa mujizat sudah tidak diperlukan
lagi setelah Alkitab selesai dibukukan menjadi
satu. Mujizat berhenti pada zaman para rasul dan
Tuhan tidak membangkitkan atau mengangkat
nabi baru setelah hari Pentakosta. Pendapat ini
masih bersifat pro dan kontra di kalangan orang
Kristen injili hingga saat ini.
Mujizat sungguh ada
dan hingga kini
masih berlangsung.
Berdasarkan pemikiran dan perenungan
yang cukup matang secara teologis-alkitabiah
serta dari pengalaman kehidupan sehari-hari
umat Kristen (termasuk yang bukan Kristen),
penulis berpendapat bahwa mujizat sungguh ada
dan hingga kini masih berlangsung.
Dialah yang berdaulat dan sanggup berintervensi ke dalam sejarah menurut rencana dan keSeri Tinjauan Teologis | 17
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
hendak-Nya. Dia tahu akan apa yang Dia perbuat tanpa nasihat siapa pun. Keputusan Allah
untuk melakukan tanda ajaib dan tindakan yang
melampaui hukum alam dan rasio manusia tidak dapat dibingkai atau dibatasi oleh pemikiran manusia - baik secara pengalaman maupun
secara teologis. Lagi pula, tulisan rasul Paulus
tentang karunia rohani dalam 1 Korintus 12-14
mencakup karunia untuk melakukan mujizat.
Pemberian karunia ini tidak dibatasi oleh waktu
dan merupakan hak prerogatif Allah Tritunggal.
2. Apakah Semua Mujizat Berasal dari
Allah ?
Tidak semua mujizat berasal dari Allah karena mujizat bisa pula berasal dari setan. Tidak
semua peristiwa yang kelihatan spektakuler serta melampaui akal dan hukum alam
adalah mujizat. Dalam hal ini akan dibedakan
antara mujizat yang murni berasal dari Allah dengan mujizat yang palsu atau bukan berasal dari
Allah.
Di dalam sejarah bangsa Israel, kala orang
Israel akan keluar dari Mesir, Musa melakukan
sepuluh tanda ajaib (mujizat) untuk meyakinkan
Firaun tentang kuasa dan pribadi Allah Yehovah.
Tetapi Firaun tidak mau kalah. Apa yang dibuat
melalui tangan Musa ternyata dapat dilaku18 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
kan oleh pihak istana Mesir. Dalam Keluaran
7:11 tercatat, “Kemudian Firaun pun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan
mereka pun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang
demikian juga dengan ilmu mantera mereka.”
Dalam Keluaran 7:22 tertulis dengan nada yang
mirip, “Tetapi para ahli Mesir membuat yang
demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak
mau mendengarkan mereka keduanya seperti
yang telah difirmankan TUHAN.”
Kita dikagetkan lagi dengan pernyataan
dalam Keluaran 8:7, “Tetapi para ahli itu pun
membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu
mantera mereka, sehingga mereka membuat
katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.” Perhatikan bahwa para ahli itu adalah para
ahli sihir yang menggunakan ilmu-ilmu mantera (perhatikan kata-kata yang digaris-bawahi).
“Mujizat” yang mereka adakan adalah palsu
karena bukan berasal dari Tuhan, tetapi dari setan, bapa segala sihir dan mantera. Mujizat yang
palsu bersifat magis dan sangat terkait dengan
kuasa kegelapan (bersifat okultis).
Di bawah ini akan dipaparkan ciri-ciri mujizat yang berasal dari Allah dan yang bukan
berasal dari Allah.
Seri Tinjauan Teologis | 19
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Ciri-ciri mujizat yang berasal dari Allah
sebagai berikut :
1. Mencerminkan Allah yang mulia.
2. Menyatakan kehendak Allah secara unik.
3. Dilakukan oleh hamba Tuhan atau orang Kristen sejati yang rendah hati dan saleh (Bandingkan dengan Markus 16:17).
4.Biasanya memimpin kepada keselamatan jiwa
yang tersesat (Bandingkan dengan Yohanes
21:31).
5. Terjadi menurut waktu dan cara Tuhan, tidak
melalui media dan rekayasa manusia.
6. Ditunjang oleh prinsip firman Tuhan atau
Alkitab – bukan bertentangan atau berseberangan karena firman Tuhan diilhamkan
oleh Allah (2 Timotius 3:16).
7. Hasil dan makna mujizat bersifat tahan lama,
bukan sementara.
8. Orang atau organisasi yang mengalami mujizat mengalami pembaruan hidup dan iman
yang sehat (Periksa 2 Korintus 4:16).
9. Membawa damai sejahtera Allah yang menetap dan dikonfirmasi oleh pengakuan atau
kesaksian Roh Kudus yang bekerja di dalam
hati orang percaya – pengalaman yang sama
ketika seseorang diyakinkan bahwa dia adalah
anak Allah (Periksa Roma 8:15-16).
20 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Sembilan tanda ini (mungkin saja lebih) harus dipakai seluruhnya (bukan sebagian atau satu-dua tanda saja) sebagai alat
atau “teropong” untuk menguji setiap mujizat. Mujizat yang sejati tidak mungkin dikecoh oleh yang palsu bila dengan teliti diperiksa, diselidiki, dan dievaluasi. Banyak orang
Kristen yang ingin mengalami mujizat (misalnya kesembuhan) tanpa memeriksa sumber,
kuasa, dan pimpinan firman Tuhan. Bagi mereka
yang penting adalah hasilnya sambil dibungkus
dengan pernyataan, “Ini pasti datang dari Tuhan,
haleluya…!” Hati-hati. Karena yang datangnya
dari Iblis dapat membawa malapetaka. Simaklah
uraian selanjutnya!
Mujizat yang sejati
tidak mungkin dikecoh oleh
yang palsu bila dengan teliti
diperiksa.
3. Apakah Ciri-ciri Mujizat yang Bukan
Berasal dari Allah ?
Mujizat yang bukan berasal dari Allah mungkin
sering terjadi karena Iblis memang terus bekerja
tanpa henti dan penuh strategi baru untuk menipu dan memalsukan kebenaran.
Seri Tinjauan Teologis | 21
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Pada akhirnya, banyak orang yang dituntun
kepada kesengsaraan dan malapetaka hidup akibat ulah si Iblis dan dosa. Setelah ciri mujizat
yang berasal dari Allah dipaparkan di atas, kita
bisa membandingkan dengan yang bukan berasal dari Allah.
Mujizat yang bukan berasal dari Allah misalnya
yang berbau sihir atau magis dapat dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Buah kehidupan pembuat mujizat tersebut
tidak sejalan dengan prinsip firman dan kehendak Tuhan.
Tuhan Yesus berkata dalam Matius 7:16-17
“Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari
semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak
baik menghasilkan buah yang tidak baik.“
Bagian perkataan Tuhan Yesus ini merupakan bagian peringatan Tuhan Yesus kepada kita
yaitu bagaimana kita mewaspadai akan nabinabi palsu yang akan muncul.
Pada bagian berikutnya Ia berkata:
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:
22 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi
nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21-23).
Jelas sekali siapakah orang yang dikenal oleh
Tuhan Yesus, yaitu mereka yang “melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga”. Mujizatmujizat yang dilakukan seseorang demi nama
Yesus tidak menjamin bahwa apa yang ia perbuat merupakan perbuatan yang berkenan kepada Tuhan.
b. Mujizat bersifat manipulatif (membohongi
atau mengecohkan atau menipu) dan diatur
dengan cara tertentu.
Misalnya, ada orang yang ditunjuk untuk bersaksi di depan banyak orang, padahal mujizat tidak pernah terjadi dalam kehidupannya. Dalam
penyelenggaraan kebaktian kesembuhan ilahi,
orang-orang yang diundang maju ke depan diSeri Tinjauan Teologis | 23
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
dorong, ditarik dan ditekan sampai jatuh karena
itulah “prosedur untuk mendapatkan urapan”
yang ditetapkan si penyembuh (the healer).
Contoh lainnya: ditemukan sebuah trik yang
membuat si penyembuh bisa menyebutkan bahwa ada seorang di antara pengunjung kebaktian
yang bernama si anu, datang dari kota apa, dan
sedang menderita penyakit ini atau itu. Bagaimana dia tahu? Dia menggunakan alat bantu dengar
dengan frekwensi Fm (atau sejenis wireless)
yang dihubungkan dengan seorang petugas penyambut tamu yang mencatat orang-orang yang
datang untuk didoakan agar penyakitnya sembuh. Data orang itu terdengar melalui speaker
kecil yang terselip di telinga si penyembuh. Trik
tersebut canggih, bukan?
c. Si penyembuh meninggikan dan memamerkan kekuatannya lebih daripada
kemuliaan Allah.
Perkataan “Saya akan menyembuhkan Anda,”
atau “Aku menubuatkan si anu akan mati,” menunjukkan bahwa mujizat yang dia buat adalah
dari dirinya sendiri. Pertanyaannya, kuasa apa
yang dia pakai? Salah seorang pembuat mujizat
menyampaikan dalam khotbahnya bahwa Fidel
Castro akan meninggal pada tahun 1990-an, pa24 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
dahal sampai dengan 24 Februari 2008, Fidel
Castro masih menjabat sebagai Presiden Cuba
yang ke-22. Kepalsuan semacam itu tidak bisa
ditolerir.
d. Pembuat mujizat mengaku sebagai nabi.
Pengakuan itu tidak sesuai dengan kebenaran
firman Tuhan karena setelah Alkitab selesai dikumpulkan dan disahkan sebagai standar firman
melalui beberapa sidang pemuka agama Kristen
(konsili), baik di Nicea maupun di Konstantinopel, jabatan nabi sudah tidak ada lagi. Tuhan
Yesus dengan keras mengingatkan kita, “Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan
muncul dan mereka akan mengadakan tandatanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan
orang-orang pilihan juga.
Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. Jadi, apabila orang berkata kepadamu, Lihat, Ia ada di padang gurun,
janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada
di dalam bilik, janganlah kamu percaya.” (Matius 24:24-26). Nabi Yeremia diberitahu Tuhan
akan kemungkinan adanya nabi-nabi palsu. Dia
menulis, “Para nabi itu bernubuat palsu demi
nama-Ku! Aku tidak mengutus mereka, tidak
memerintahkan mereka dan tidak berfirman keSeri Tinjauan Teologis | 25
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
pada mereka. Mereka menubuatkan kepada-mu
penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu
rekaan hatinya sendiri.” (Yeremia 14:14).
e. Pembuatan mujizat bersifat magis
(mengandung kekuatan gaib) dan okultis.
Para ahli atau dukun dengan mantera tertentu
seperti ‘orang-orang pintar’ di Mesir di zaman
Musa adalah contoh paling jelas yang sampai
sekarang masih ada, walaupun dengan cara yang
berbeda dan formula mantera yang baru, bahkan
ada yang menggunakan “di dalam nama Yesus”.
Dalam Matius 7:22-24 tertulis: “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi
nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Contoh: Ada seorang mantan penyembuh
yang mempraktikkan mujizat kesembuhan. Setiap hari Sabtu sore hingga malam dia melayani tanpa bayaran di sebuah rumah ibadah di
bilangan kota di Jakarta. Sebelum dia beraksi,
dia menyilet lidah-nya dan darah yang keluar
26 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
dioleskan kepada si sakit sambil menyebut: “di
dalam nama Yesus.” Dia mengaku bahwa kuasanya itu berasal dari Mbah Surya Kencana abad
ke-16. Kesaksian itu dibuat setelah ia bertobat
dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya serta meninggalkan semua praktik perdukunannya yang telah berlangsung selama kurang lebih 14 tahun. Dia telah membuktikan bahwa kuasa Tuhan Yesus berada di atas
kuasa kegelapan yang dia miliki sebelumnya.
Bentuk-bentuk sihir atau magis lainnya yang
dilingkupi dengan kuasa kegelapan masih banyak. Beberapa di antaranya adalah menyembuhkan dengan cara menghipnotis sehingga
orang-orang berjatuhan ke belakang setelah ditumpangi tangan; kesembuhan melalui minyak
urapan atau minyak yang dianggap bisa menjadi
medium mujizat, yang memberi kesan seolaholah minyak itulah yang berkhasiat. Pengobatan
dengan menggunakan dedaunan (herbal) diiringi
pembacaan doa tertentu adalah contoh lain yang
bersifat magis (kedukunan).
Hati-hati agar Anda jangan mempercayai segala bentuk kebatinan baru (yang dipopulerkan
oleh Gerakan Zaman Baru/New Age Movement)
yang menjanjikan mujizat melalui media atau
cara penyembuhan/pengobatan alternatif (tanpa
Seri Tinjauan Teologis | 27
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
operasi dan dengan biaya murah atau gratis,
yang kliniknya bisa ditemukan dengan mudah
dan dipromosikan melalui siaran televisi).
Pada intinya, penyembuhan yang cespleng,
ajaib, dan terkesan bernuansa mujizat yang
menggunakan media atau medium tertentu
adalah sarat dengan bau magis, sihir, dan perdukunan! Jika Allah mau melakukan mujizat, Dia
tidak tergantung pada media atau medium yang
mengusik kesucian-Nya.
f. Mujizat bermuara pada keuntungan
finansial.
Kita dapat dengan mudah mencermati perilaku
para pembuat mujizat (miracle worker) atau
penyembuh (healer) yang terus-menerus menekankan sumbangan dan menyodorkan nomor
akun bank mereka. Cukup banyak yang menggunakan atau menyewa organisasi pengumpul
dana (fund raiser) agar bisa menyedot banyak
uang masuk ke rekening mereka. Biasanya, himbauan mereka sangat baik dan terdengar rohani
serta manusiawi. Namun, seberapa jauh dana
yang begitu banyak itu dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya? Apakah dana itu dipakai untuk kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan kebaikan, atau untuk kepentingan
Kerajaan Allah?
28 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
g. Hasil mujizat hanya sementara.
Ada mujizat palsu yang mendatangkan kesembuhan, namun bersifat sementara. Kesembuhan
itu terjadi karena faktor psikologis. Banyak
penelitian yang melaporkan bahwa orang-orang
yang dinyatakan sembuh melalui doa kesembuhan ilahi ternyata hanya sembuh sebagian
atau kemudian menderita sakit lagi. Para ahli
psikologi menemukan bahwa kesembuhan bisa
terjadi dan terkesan bersifat mujizat karena
orang yang sakit itu pada dasarnya ingin sembuh dengan level keyakinan sembuh yang sangat tinggi. Saat tindakan kesembuhan dengan
cara tertentu dilakukan (misalnya dengan didoakan atau ditumpangi tangan atau diperintahkan
untuk berdiri atau berjalan), jiwanya terangkat
dan perasaannya terpulihkan lalu menghasilkan
“semacam kesembuhan”. Di kemudian hari, ketika keyakinan dan kondisi psikisnya menurun,
dia kembali sakit.
Dalam sebuah kesaksian, diceritakan tentang
seseorang yang sedang sakit dibawa dari Nairobi
ke Lagos untuk mengikuti kebaktian kesembuhan ilahi selama satu bulan. Kesembuhan terjadi,
namun hanya sementara. Setelah pulang ke Nairobi, beberapa minggu kemudian dia meninggal
akibat penyakit yang sama dengan sebelum dia
didoakan dan dinyatakan sembuh. Di Perancis,
Seri Tinjauan Teologis | 29
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Afrika Selatan, Belanda, dan di mana-mana
kisah-kisah yang sama bisa kita temukan.
Kita patut memeriksa dengan kritis (analytical and critical thinking) fenomena semacam
ini supaya kita selalu waspada bahwa setiap kesembuhan atau peristiwa mujizat tidak semuanya murni, tetapi ada yang palsu. Iblis ingin agar
orang percaya tertipu dan masuk ke dalam jebakan mautnya.
Alhasil, mungkin mujizat itu terjadi, tetapi
meminta kompensasi yang merugikan, mencelakakan, dan mengakibatkan malapetaka yang
hebat seperti kerasukan setan, gangguan kuasa
kegelapan, kehancuran rumah tangga/keluarga,
anak cucu menjadi gila tanpa sebab yang jelas,
kebangkrutan ekonomi, masuknya pikiran yang
aneh secara tiba-tiba, dan sebagainya.
h. Pada akhirnya, nama Tuhan tidak nampak
mulia.
Inilah batu ujian yang paling menentukan. Jangan hanya menerima sesuatu yang mungkin
kita klaim sebagai “datangnya dari Tuhan, haleluyah”, tanpa memeriksa secara cermat dan teliti
secara keseluruhan apakah nama Tuhan dipermuliakan melalui tanda ajaib atau mujizat.
30 | Seri Tinjauan Teologis
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
Perhatikanlah firman Tuhan berikut ini,
“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang
datang kepadamu dengan menyamar seperti
domba tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan
mengenal mereka.” (Matius 7:15-16a).
Rasul Paulus mengingatkan: “Kedatangan si
pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan
disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa
tipu daya jahat ….” (2 Tesalonika 2:9-10a).
Berdasarkan pemaparan tentang mujizat yang
murni dan yang palsu, kita dapat membangun
pedoman untuk membedakan keduanya. Beberapa pedoman yang bisa kita pakai antara lain:
a. Firman Tuhan dan prinsip kekristenan yang
tertuang dalam doktrin yang kokoh dan sehat
harus menjadi tolok ukur yang dapat diandalkan.
Mujizat bisa terjadi dari pihak manapun, bahkan
malaikat dan setanpun sanggup melakukannya.
Hanya doktrin kekristenan yang didasarkan pada
Alkitab dan telah teruji sepanjang masa yang
mengakar di dalam sejarah kekristenan mulamula yang bisa dijadikan alat penguji apakah
sebuah mujizat itu murni atau palsu.
Seri Tinjauan Teologis | 31
Isu-isu Kontemporer Tentang Mujizat
b. Hasil akhir mujizat adalah untuk kemuliaan
Tuhan, bukan untuk kepentingan manusia.
Hasil akhir mujizat adalah
untuk kemuliaan Tuhan,
bukan untuk
kepentingan manusia.
c. Buah kehidupan si pembuat mujizat atau si penyembuh harus teruji menurut jalan dan kehendak Tuhan, sesuai dengan arahan firman Tuhan.
d. Media atau alat atau cara yang dipakai untuk
terjadinya mujizat atau kesembuhan ajaib harus
ditolak dengan tegas karena mencampuradukkan kuasa Allah dengan buatan atau sembahan
manusia. Salah satu keahlian iblis adalah membuat campuran semacam itu sehingga mereka
yang tidak kritis dan mau enaknya saja akan terkecoh.
abab
32 | Seri Tinjauan Teologis
C. Bagaimana
Menyikapi
Pelayanan
Kesembuhan
Ilahi?
Seri Tinjauan Teologis | 33
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
B
agaimana Menyikapi Pelayanan
Kesembuhan Ilahi ?
a. Walaupun kita percaya bahwa mujizat
dalam Alkitab benar-benar terjadi dan bahwa mujizat masih bisa berlangsung hingga
kini, kita tidak boleh menggantungkan iman
kita kepada mujizat di dalam kehidupan sehari-hari.
Ingatlah bahwa kebanyakan mujizat diizinkan
Allah terjadi agar orang yang belum percaya
dapat percaya kepada Kristus Yesus. Dr. AkinJohn menulis, “Orang-orang percaya yang sejati tidak boleh mengikuti mujizat-mujizat, tetapi
mestinya mujizat-mujizat itulah yang mengikuti
kita.” 6 Artinya, jika kita sungguh-sungguh hidup beriman dan taat pada Kristus dan firmanNya, maka kita lebih menggantungkan iman kita
kepada Kristus daripada mujizat.
b. Pertanyaan-pertanyaan kritis dan mendalam yang dilandasi kecintaan akan firman
Tuhan perlu diajukan sebelum kita mempercayai kesejatian suatu mujizat.
Seorang ahli teologi dari Scandinavia dengan
latar belakang teologi Lutheran yang sangat
kuat bernama Dr. Ole Oystese pernah mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting berikut ini
ketika di Fuller Seminary sedang marak dengan
Seri Tinjauan Teologis | 35
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
fenomena kesembuhan ilahi yang diketengahkan oleh para profesor seminari itu:7
(1) Mengapa Yesus sering menyuruh orang yang
telah disembuhkan agar jangan menyebarkan berita tentang Yesus sebagai pembuat
mujizat?
(2) Bukankah tanda ajaib bisa membentuk sikap
cuma mau enak, aman, bahagia, dan berusaha menghindari penderitaan serta salib?
(3) Biasanya gereja yang percaya mujizat sering
menjadikan mujizat sebagai pusat pelayanan.
Bagaimana agar pelayanan kita tidak melulu
berfokus pada mujizat?
(4) Apakah orang yang mengadakan mujizat,
ingin melihat kemuliaan Tuhan sebagaimana
Musa (bandingkan dengan Keluaran 33:18)?
Mengapa Tuhan Yesus justru ingin agar kuasa-Nya menjadi nyata di dalam kelemahan
(2 Korintus 12:9)?
(5) Saat Tuhan Yesus menjadi populer karena
mujizat yang Dia lakukan, mengapa Dia
justru menyingkir dari kerumunan orang banyak dan meminta agar mereka yang disembuhkan-Nya tidak menyebarluaskan berita
tersebut?
36 | Seri Tinjauan Teologis
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
c. Ada anggapan bahwa karunia mujizat diberikan kepada gereja yang membuka pintu
bagi pekerjaan Roh Kudus.
Namun, asumsi ini terbatas mengingat semua
rahasia hanya ada pada Allah. Gereja hanya
melakukan bagiannya.
d. Ingatlah bahwa karunia mengadakan mujizat (1 Korintus 12:10) adalah pemberian
Roh Kudus.
Karunia itu bukan sesuatu yang harus diusahakan, diajarkan, atau dipaksakan. Biarlah Roh
Kudus bekerja secara bebas.
Keyakinan tentang
kesembuhan ilahi tidak boleh
dijadikan patokan bahwa semua
penyakit harus sembuh.
e. Keyakinan tentang kesembuhan ilahi (sebagai salah satu bentuk mujizat yang masih
berlangsung hingga kini) tidak boleh dijadikan patokan bahwa semua penyakit harus
sembuh dan Tuhan selalu menghendaki agar
si sakit sembuh dari penyakitnya.
Di dalam Alkitab, banyak orang yang diizinkan
atas kehendak Tuhan untuk tidak pernah sembuh
dari penyakitnya sampai dia dipanggil Tuhan.
Seri Tinjauan Teologis | 37
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
Misalnya, Tuhan Yesus mati tergantung di atas
kayu salib dalam kesakitan dan amat menderita.
Rasul Paulus menyebutkan sakit-penyakit yang
dia derita cukup lama dan tak tersembuhkan dengan istilah “duri di dalam dagingku.” (Lihat
2 Korintus 12:7-8).
f. Mujizat diizinkan Allah untuk dipakai bagi
pertumbuhan gereja, namun itu bukan cara
Allah satu-satunya untuk menumbuhkan gereja-Nya di atas bumi ini.
Dalam sejarah gereja, Yesus Kristus dan para
martir justru mati dan darah mereka merupakan
‘benih gereja’.8
g. Motivasi mempraktikkan mujizat seperti
pada kesembuhan ilahi harus sangat jelas.
Hati-hati terhadap aksi pengidolaan manusia
sebagai “nabi” buatan manusia, bukan utusan
Tuhan. Dalam kitab-kitab Injil, Tuhan Yesus tidak mau memakai mujizat sebagai cara untuk
mencari pengikut. Para pembuat mujizat atau
penyembuh sering terjebak dengan menjadikan
dirinya ditinggikan, bukannya Tuhan.
h. Kita patut berhati-hati terhadap praktik
mencari keuntungan dari pelayanan Kristen yang mempromosikan pelayanan mujizat
atau kesembuhan ilahi, baik melalui media
cetak maupun televisi.
38 | Seri Tinjauan Teologis
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
Sekarang ini, banyak hamba Tuhan yang menggunakan atau menjual nama Yesus dan aktivitas
gerejawi untuk mencari uang, sedangkan fokus
pelayanannya tidak jelas dan tidak alkitabiah.
Hal ini perlu diwaspadai.
i. Yang terakhir, orang-orang yang mengalami sakit parah dan tidak memiliki harapan untuk bisa sembuh, misalnya yang terkena kanker stadium tinggi, boleh meminta
kesembuhan dari Tuhan, tetapi dia perlu memikirkan apakah motivasinya.
Apakah motivasinya sekedar agar bisa hidup lebih lama? Joni Eareckson Tada, seorang perempuan cacat seumur hidup, dipakai oleh Tuhan
melalui kelemahan fisiknya. Bagi dia, disembuhkan atau tidak bukan merupakan masalah.
9
Doa-doa untuk keperluan-keperluan lain yang
membutuhkan mujizat dari Tuhan (bukan untuk
tujuan kesembuhan), tentu saja boleh dinaikkan,
bahkan harus didoakan dengan tekun, namun
dengan berserah kepada kehendak Tuhan.
Jadi, berdoa itu penting sebagai sarana
berkomunikasi dengan Tuhan dan bukti bahwa
kita bergantung dan mengandalkan Tuhan. Selain berdoa, berobat ke dokter merupakan tindakan yang bijaksana yang mencerminkan sikap
bertanggung jawab. Ingatlah bahwa dokter dan
Seri Tinjauan Teologis | 39
Bagaimana Menyikapi Pelayanan Kesembuhan Ilahi
doa bisa menyembuhkan pasien. 10
Kiranya tulisan singkat ini dapat memperlengkapi diri setiap pembaca agar senantiasa
tanggap terhadap fenomena yang mencuat setiap
hari, khususnya yang berkaitan dengan isu-isu
mujizat. Rasul Paulus sejak dahulu kala sudah
memperingatkan kita: “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda
dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa
tipu daya jahat....” (2 Tesalonika 2:9-10a).
Sebenarnya, jika kita dapat
hidup penuh dengan ucapan
syukur atas apa yang telah
terjadi pada diri kita dan
untuk apa yang sudah kita miliki,
itu adalah mujizat yang besar.
Kita dipanggil untuk berhati-hati agar tidak
masuk ke dalam jebakan si Iblis. Sebenarnya,
jika kita dapat hidup penuh dengan ucapan syukur atas apa yang telah terjadi pada diri kita dan
untuk apa yang sudah kita miliki, itu adalah mujizat yang besar. Bagi kita yang telah percaya
dan menerima Kristus sebagai Tuhan, mujizat
40 | Seri Tinjauan Teologis
terbesar yang pernah ada di surga dan dalam sejarah manusia adalah karya Kristus di kayu salib
yang membawa kita untuk masuk ke kehidupan
yang kekal. Amin.
abab
Seri Tinjauan Teologis | 41
Catatan akhir:
1.. Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata sēmeion
diterjemahkan sebagai “tanda” (Matius 12:38-39;
16:1,3,4; 24:3,24,30; 26:48; dan sebagainya), “mujizat” (Yohanes 6:2,14; 9:16; 11:47; 12:18,37; Kisah
Para Rasul 4:16,22), atau “perbuatan ajaib” (Wahyu
16:14).
2. Dalam Alkitab bahasa Indonesia kata teras diterjemahkan sebagai “mujizat” atau “mujizat-mujizat”
(Matius 24:24; Markus 13:22; Yohanes 4:48, dan sebagainya), sedangkan dalam Alkitab bahasa Yunani
selalu dipakai bentuk jamak, yaitu terata.
3. Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata dunamis diterjemahkan menjadi “mujizat” (Matius
11:20,21,23; 13:54,58), “kuasa” (Matius 14:2; 22:29;
Kisah Para Rasul 1:8), “kekuasaan” (Matius 24:30;
Lukas 24:49), “tenaga” (Markus 5:30; Lukas 9:1),
“wibawa” (Lukas 4:36), “kekuatan” (Lukas 10:19;
Kolose 1:11), “mujizat” (Kisah Para Rasul 8:13;
19:11), “kemampuan” (2 Korintus 8:3), “perbuatan
ajaib” (2 Tesalonika 2:9).
4. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia, di samping diterjemahkan menjadi “pekerjaan”, kata ergon juga diterjemahkan menjadi “perbuatan” (misalnya dalam Yohanes 7:3). Di samping itu, kata tersebut juga bukan
hanya dikenakan bagi Yesus Kristus, misalnya dalam
Yohanes 7:7 dan Matius 23:3. Di samping diterjemahkan menjadi “pekerjaan” dan “perbuatan”, kata
ergon juga diterjemahkan menjadi “tugas” (Kisah
Para Rasul 13;2), “melakukan” (Roma 3:20), “buah
pekerjaan” (1 Korintus 9:1), “kebajikan” (2 Korintus
9:8), “hasil pekerjaan (Efesus 2:9), “bekerja” (Filipi
42 | Seri Tinjauan Teologis
1:22), “usaha” (2 Timotius 4:18), “berbuat” (Titus
1:16; 2:7), “buatan” (Ibrani 1:10), dan “buah” (Yakobus 1:4).
5. Pemahaman ini dinamakan pemahaman Panteisme.
6. Simak ke www.churchgrowthezines.com/attachments/090_GENUINE AND FAKE MIRACLES TODAY.
pdf (diakses 26 Oktober 2010).
7. Pertanyaan-pertanyaan lainnya dari profesor Oystese, yang akan memperlengkapi wawasan berpikir
kita dapat ditemukan di buku Signs And Wonders
Today, yang dikumpulkan dan diedit oleh Christian
Life Magazine atas kerjasama Dr. C. Peter Wagner,
profesor Pertumbuhan Gereja di Fuller Theological
Seminary. (Wheaton, Illinois: Christian Life Missions, 1983), hal. 68-70
8. Tertullianus, salah seorang bapa gereja, pernah
menuliskan sebuah kalimat yang agung sebagai berikut: “Darah para martir adalah benih gereja.”
9. Michael Tan menulis dalam Majalah Vantage
Points, edisi Januari-Februari 2010 terbitan Eagle
Communications Ministry, dengan judul To Heal or
not to Heal … ,” hal. 4-5
10. Ditulis oleh Jeffrey Kluger, sebagaimana yang
disunting oleh majalah rohani Standard, Volume VI
Nomor 2 (Juni 2010), hal. 26-28
Seri Tinjauan Teologis | 43
Referensi Beberapa Sumber Penting :
Andrea Kole, Miracles or Magic? (Eugene,
Oregon: Harvest House Publishers, 1987)
Daud Toni, Rahasia Kesembuhan Ilahi:
Penyingkapan Mujizat Kesembuhan yang
Sejati dan Palsu (Jakarta: Bethlehem Publisher, 2002)
“Hasil Studi: Doa Proksimal Menyembuhkan,”
Majalah Rohani Standard, Volume VI, Nomor
6 (Oktober 2010)
Majalah Charisma Indonesia, Issue 3rd Anniversary, edisi Agustus-September 2009,
memuat artikel-artikel yang sangat menarik
sebagai bahan bacaan perbandingan antara
iman Injili dengan yang Kharismatik, di antaranya:
(1) “The Power to Heal”, hal. 22
(2) “The Priest with Healing Hands”, hal. 27
(3) “The Myths of Faith Healing”, hal. 31
(4) “Does God Really Heal Today?”, hal. 33
(5) “The Doctor Who Believes in Healing,
hal.36
(6) “God Has the Power to Heal, hal. 40
Artikel-artikel tersebut ditulis dalam bahasa Indonesia.
44 | Seri Tinjauan Teologis
Quin Sherrer, Mujizat Terjadi Jika Anda Berdoa: Kisah-kisah tentang Kekuatan Doa
yang Luar Biasa. Terjemahan (Jakarta: Professional Books, 1997)
Seri Tinjauan Teologis | 45
Sumber-sumber dari Internet, silahkan
membuka situs-situs ini :
•
www.elifeonline.net/elife17-Aug-Sept/akinjohn-miracles.htm (tentang tanda-tanda mujizat yang asli dan yang palsu)
• Alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=
Mujizat (studi kata dari kamus online)
•
forumkristen.com/komunitas/index.
php?topic=28979.0 (ini adalah ruang forum
orang-orang Kristen yang senang berdiskusi
tentang peristiwa mujizat di gereja)
Selamat membaca dan belajar.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
St. Augustine:
“Miracles are not contrary to nature,
but only contrary to what we know
about nature.”
46 | Seri Tinjauan Teologis
Download