MODUL PERKULIAHAN SEMINAR MEDIA PRESENTASI Fakultas Program Studi FIKOM BROADCASTING Tatap Muka 01 1 Kode MK Disusun Oleh 42008 Feni Fasta 2 Abstract Kompetensi Pokok bahasan ini membahas Setelah mengikuti mata kuliah tentang topik-topik dalam ini diharapkan Seminar Media yang meliputi memahami 16 kali pertemuan, dimana proposal masing-masing menghasilkan pertemuan sidang output yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. 2015 2 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mahasiswa cara seminar melalui simulasi 3 Pembahasan ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES KARAKTER DALAM FILM “BAD TEACHER” PROPOSAL RISET MEDIA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 ( S-1) Komunikasi Bidang Studi Broadcasting Disusun oleh : Kevin Siswanto 44111120035 FAKULTASI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 2015 3 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangatlah penting bagi semua orang dari kecil sampai dewasa sekalipun. Guru adalah orang terpenting dalam mendidik siswa yang ada dalam sekolah. Mereka juga panutan bagi murid-muridnya yang ada di dalam lingkungan pendidikan yang ada. Namun kasus yang penulis angkat berdasarkan kebalikan dari semua yang ada dalam sebuah film. Kondisi ini penulis kaitakan dengan film yang akan saya ungkap dalam film “Bad Teacher” akan bagimana karakter seorang guru dalam mendidik anak. George A Miller (1974) mengatakan psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan pola pikir yang berusaha mengendalikan tentang perilaku dan pola pikir yang berusaha mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia. Karakter guru dalam film yang dibahasa adalah mengenai perilaku dari pemeran utama dan pola pikir dalam mendidik anak serta gerak gerik secara non verbal selain kepada murid juga terhadap sesama pengajar1. Littlejohn juga berpendapat dalam Interactionist bahwa teori aliran ini memandang sosial sebagai proses interaksi, baik dalam bentuk pendirian, perilaku, arti, dan bahasa2. Karakter guru dalam film dengan menggunakan semiotik Roland Barthes akan memandang makna dari proses berinteraksi antara rekan kerja dan juga siswa yang ada, pendirian dalam alur cerita terjadinya perubahan yang ada karena dorongan sesuatu serta bahasa yang digunakan karakter ketika berkomunikasi satu sama lain. Jean Jacques mengukapkan “Tuhan menciptakan segalanya baik; adanya campur tangan manusia menjadikannya jahat”. Teori yang dikatakan oleh Jean bahwa di dunia ini Tuhan menciptakan kebaikan dan juga kejahatan yang diperbuat manusia dalam adegan film tersebut ada yang mengajarkan mengenai beberapa yang tidak layak dilihatkan oleh siswa yang ada3. 1 Nini Subini /Psikologi Pembelajaran/ Yogyakarta/Mentari Pustaka/ 2012 Hal 2 Hasrullah / Beragam Perspektif Ilmu Komunikasi/ Jakarta/ Kencana Prenada Media Group/ Feb 2013 Hal 27 3 Soemiarti Patmonodewo/ Pendidikan Anak Prasekolah/ Jakarta/ Rineka Cipta / Jul 2003 hal 4 2 2015 4 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5 Film “Bad Teacher adalah produksi dari Paramount Picture. Produser dalam film ini adalah Jake Kashdan. Dalam alur cerita yang akan penulis teliti adalah mengenai atas dasar penilaian dalam pandangan penulis sebagai mahasiswa keterkaitannya dengan analisis semiotik Roland Barther mengenai makna denotasi dan konotasi yang ada dalam film. Komunikasi secara verbal dan non verbal yang dilakukan para pemeran dan juga murid-murid yang ada dalam cerita film tersebut. Perilaku yang ada menjadikan topik yang menarik dalam kondisi pendidikan yang ada. Film “Bad Teacher” sendiri adalah film yang menggambarkan karakter tokoh utama yang memikirkan kehidupan dengan mengabaikan anak didiknya yang ada serta konflik yang ada bersama rekan kerja secara non verbal. Adegan-adegan yang ada dalam film menunjukan bagimana karakter utama dalam memerankan mendidik murid secara tidak profesional serta kurang perhatian yang ada. Perilaku yang tidak baik juga muncul dengan pemakaian obat-obatan, minum alkohol dalam kelas dihadapan murid secara tidak langsung, dan teguran secara halus dalam rekan kerja yang ada. Maka itu penelitian ini juga penulis sedikit di kaitakan dengan pendidikan di Indonesia saat ini. Sumber yang ada akan peneliti wawancari seorang guru yang ada di Surabaya. Karakter film “Bad Teacher” yang akan di teliti adalah tokoh utama yakni Cameron Diaz yang memerankan Elizabeth Halsey, lawan tokoh utama Lucy Punnch yang memerankan Amy Squirrel dan juga murid-murid yang ada di dalam film. Konflik antara dua karakter ini menimbulkan persaingan yang ada dalam medidik anak-anak yang ada dalam film tersebut. Tujuan dari masing-masing para guru ini yakni satu hal yaitu mengenai cinta. Pandangan yang penulis lihat dalam cinta tersebut dapat dilihat dari segi denotasi dan konotasi teori Roland Barthes. Karakter dalam film tidak hanya sebatas tokoh utama dan tokoh pembantu tetapi juga beberapa tokoh yakni Justin Timberlake, Jason Segel, Phllis Smith dan juga kepala sekolah yakni John Michael Higgins. Tokoh yang saya sebutkan yakni berhubungan langsung dengan pemeran utama yakni Cameron Diaz. Penelitian yang penulis pakai akan dijelaskan detail mengenai skenario yang ada dalam film. Elizabeth Halsey (Cameron Diaz) adalah seorang guru Chicago daerah miskin yang menurunkan mental 2015 5 Seminar Media Feni Fasta pada murid-muridnya, Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6 peminum berat, dan mengambil jumlah obat terlarang4. Sang tokoh utama berencana untuk menikah tunangan kaya, tapi ketika hubungan sang guru tersebut diakhiri oleh mertua tunangan ia merasa sedih, dia mencoba untuk memenangkan guru pengganti Scott Delacorte (Justin Timberlake), juga kaya. Rekan mereka, Amy Squirrel (Lucy punch) juga mengejar Scott, sedangkan guru olahraga Russell (Jason Segel) adalah membuat kemajuan pada Elizabeth. Halsey telah merencanakan untuk mendapatkan membesarkan bagian dada untuk mengesankan Delacorte, tetapi tidak mampu operasi. Maka itu keadaan tersebut membuat menjadi lebih buruk bagi Halsey, Delacorte mulai memiliki perasaan untuk Squirrel dan hanya memandang Halsey sebagai teman. Halsey mencoba untuk mengumpulkan uang untuk operasi dengan berpartisipasi dalam dirinya 7 -kelas cuci mobil kelas dan dengan menarik perhatian orang tua untuk memberikan uang untuk perlengkapan sekolah lagi. Usaha yang dilakukan bagaimanapun adalah siasia. Sang tokoh utama kemudian belajar demi mendapatka bonus bagi guru yang mendapatkan nilai tertinggi negara kelas. Halsey memutuskan untuk mengubah gayanya mengajar, pergi dari seorang guru yang hanya menunjukkan film untuk orang yang membuat murid-murid belajar keras untuk ujian mendekat. Sayangnya, perubahan gaya mengajar dan usahanya untuk mempersiapkan muridmurid tidak cukup, karena mereka nilai rendah pada kuis dia memberi. Sementara itu sang tokoh memulai persahabatan dengan Gettis, guru olahraga. Squirrel dan Delacorte mulai berkencan. Halsey kemudian memutuskan untuk mencuri ujian negara dengan menyamar sebagai wartawan melaporkan bias rasial ujian itu. Ketika rektor yang diwawancara, menjelaskan rector tersebut tidak bisa memberinya ujian karena protokol, ia mengajak ke kantor yang kemudian dirayu dan membius rektor tersebut mulai mencari jawaban ujian tersebut kemudian mencuri kunci tersebut. Halsey juga mengambil foto-foto telanjang rector tersebut sebagai asuransi jika dia tertangkap. Sebulan kemudian Halsey menang bonus dan membayar janji untuk mendapatkan dada yang menarik Delecore. Ketika Halsey mendengar tentang kunjungan tour, yang Delacorte dan Squirrel akan pendamping, ia mengoleskan daun poison ivy pada apel di meja Squirrel baginya 4 http://www.imdb.com/title/tt1284575/synopsis/25/03/15/14.03 2015 6 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 7 untuk makan, menyebabkan sang tokoh pembantu tidak bisa pergi pada perjalanan lapangan, dan Halsey menggantikan Amy. Pada kunjungan lapangan Halsey menggoda Delacorte dan mereka berhubungan intim, yang Squirrel tahu melalui Halsey meninggalkan 'mengungkapkan' pesan suara telepon selulernya. Halsey juga menyarankan salah satu dari murid-muridnya pada melepaskan naksir yang tidak suka Garret tersebut karena dia terlalu bodoh, menyebabkan Garret untuk memperlihatkan tentang bagaimana Garret telah bodoh juga dengan kepentingan cinta yakni Chase. Setelah mendengar pesan Halsey, Squirrel menukar mejanya dengan Halsey dalam rangka untuk mendapatkan seseorang untuk membuka mejanya baginya untuk menemukan bukti bahwa Halsey memenangkan bonus tidak adil. Squirrel menginformasikan kepala sekolah dan pertemuan diatur untuk Halsey membicarakan masalah ini dengan kepala sekolah dan pengawas. Halsey berhasil lolos dengan kenakalan nya melalui pemerasan dan memberitahu mereka bahwa beberapa guru di sekolah tersebut melakukan narkoba. Ketika polisi mencari sekolah, mereka menemukan obat di meja Halsey (yang sekarang di kelas Squirrel), sehingga melemparkan kecurigaan ke Squirrel, yang pindah ke sekolah lain dengan inspektur. Dengan Squirrel pergi, Delacorte mencoba untuk mendapatkan perhatian kembali namun ternyata di tinggal pergi oleh Halsey. Delecore, bagaimanapun, ternyata Halsey bahwa dia memiliki hal yang lebih baik pergi dengan Gettis. Tahun ajaran berikutnya terlihat bahwa Halsey tidak mendapatkan pembesaran dada karena Halsey merasa tidak membutuhkannya, dan terlihat baik-baik saja. Halsey juga tampaknya ramah terhadap rekan kerja, dan telah memulai hubungan dengan Gettis. Selain itu, bukannya kembali ke kelas mengajar murid, Halsey sekarang baru Bimbingan Penasihat sekolah. Kelebihan dalam “Bad Techer” ini adalah dimana film komedian ini menjadi populer yang diproduksi oleh Colombian Picture ini. Hal ini membuat produser Jake Kasdan ini membuat lanjutan lagi yang berjudul “Bad Teacher 2” 2015 7 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 8 yang dikutip oleh republika. Peluang yang ada dalam film ini adalah sangatlah insiprasi pelajaran bagi semua guru yang ada dalam mengajar siswa yang ada5. 1.2 Fokus Penelitian Penulis meneliti tentang “ Bagaiamana karakter guru dalam film “BAD TEACHER”? “. Seperti yang diketahui saat ini banyak guru yang sudah bebas dalam mendidik anak-anak sekarang berbeda dengan jaman dulu. Film tersebut bersifat komedi namun penulis tertarik untuk meneliti akan film yang akan bahas dalam karya Jake Kasdan Selain kelakuan juga muncul akan figur-figur cerita tersebut antara tokoh utama dengan tokoh yang lain. Film ini maka penulis teliti secara mendalam apa yang dapat dipelajari untuk penelitian yang ada secara padangan penulis dengan analisis semiotika Roland Barthes. Film yang akan penulis akan bahas merupakan produksi film dari COLOMBIA PICTURE. 1.3 Tujuan Penelitian Film yang penulis ambil adalah “Bad Teacher” yang bertujuan bagaimana cara memandang kita dalam film mengenai makna yang ada. Pandangan yang ada keterkaitannya dengan cara mengajarkan anak serta membimbing perjalinan dengan rekan kerja yang ada dalam dunia pendidikan yang ada. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritist / Akademis Dalam film akan mempelajari apa yang ada tanda secara verbal dan non verbal dalam “Bad Teacher” selaku dengan menggunakan teori Roland Barthes. 1.4.2 Manfaat Praktis Bagi Produser Film 5 http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/13/06/21/moq85o-cameron-diaz-diplotkembali-jadi-bad-teacher/25/03/15/14.07 2015 8 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 9 Jake Kasdan selaku produser membuat film tersebut karena memandang seorag karakter yang unik dalam mendidik serta juga mencari pasangan. Profesi guru adalah panutan yang penting bagi anak-anak maka itu ada sebagian dari para guru yang tidak menikah karena profesinya sebagai pendidik. Maka dalam film ini di mana karakter tersebut di munculkan seorang guru lewat Cameron Diaz selaku pemeran utama dalam film tersebut. Karakter yang benar di luar dari cara mengajar yang kurang baik dalam menjadi panutan. Namun karena keunikan itu sang tokoh menjadi rajin ketika mendapat acuan dalam mendapatkan sesuatu. Rasa kemalasan pada awalnya berubah menjadi guru teladan walaupun kurang begitu bisa diterima. Sang tokoh juga belajar bersabar dalam mendapatkan pasangan yang ada dan belajar akan pelajaran dalam mencari pasangan6. 1.4.3 Manfaat Sosial Dalam permasalahan yang ada dalam film mempunyai manfaat secara sosial yakni mempelajari gaya komunikasi secara etika dalam pandangan mendidik. Penulis juga keterkaitannya pengajaran dalam kalangan dosen dalam universitas Mercubuana dalam mengajar mahasiswa yang ada. 6 http://screenrant.com/bad-teacher-interview-jake-kasdan-rothc-120718/ 04/07/15/12.39 2015 9 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbiolik yang mengehendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan menghendaki orang-orang mengatur lingkungan dengan (1) membangun hubungan antarasesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu” 7. Komunikasi menurut Carl I Hovland adalah dimana komunikasi mempelajari komunikasi dalam hubungannya dengan perubahan sikap manusia. Charles E. Isgood mempelajari dimana studi empiric atau pesan. Paul F. Lazarfeld mempelajari komunikasi antar pribadi dalam kaitannya dengan komunikasi massa. Harold D Laswell menyatakan bahwa cara tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan yang ada “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”. Menurut Evertt M.Rogers komunikasi juga adalah proses dimana suatu ide diahlikan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka8. 2.1.2 Unsur Komunikasi Komukasi terdiri atas sumber, pesan, media, penerima dan efek. Unsur ini bisa disebut juga komponen atau elemen komunikasi. Ada menilai bahwa terciptanya proses komunikasi, cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang menambahkan umpan balik dan lingkungan selain lima unsur yang telah disebut9. Aristoteles, ahli filsafat kuno dalam bukunya Rhetorica menyebut 7 Hafied Cangara/Pengantar Ilmu Komunikasi/Raja Grafindo Pesada/2006/ hal 17-18 Ibid Book 1980 9 Ibid 21 8 10 11 bahwa suatu prose komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan dan siapa yang mendengarkan. Unsur komunikasi dikemukakan dalam berbagai macam penjabaran yakni: 1. Sumber adalah pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antaramanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai,organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, senders atau encorder. 2. Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesannya biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau information. 3. Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa catatan mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa macam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindera dilanggap sebagai media komunikasi. Dalam komunikasi massa, media juga alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuk, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarkan. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti seperti halnya surat kabar, majalah, buku, dan lain-lain yag bersifat tulisan. Sedangkan media elektronik adalah radio, film, televise, video recording, computer, electronic board, audio cassete. 4. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran penerima yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagi macam istilah seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adaah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber. 2015 11 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 12 5. Efek adalah perbedaan apa yang dipikirkan, dirasakan atau dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan sesorang sebagai akibat penerimaan pesan. 2.1.3 Tanda Verbal dan Nonverbal Definisi Harfiah komunikasi Nonverbal adalah komunikasi tanpa bahasa atau komunikasi tanpa kata, maka tanda nonverbal bearti tanda minus kara. Jadi secara sederhana, tanda non verbal dapat kita artikan semua tanda yang bukan kata-kata. Ada beberapa cara untuk menggolongkan tanda-tanda. 10 Cara itu yakni tanda yang ditimbulkan oleh alam yang kemudian diketahui manusia melalui pengalamannya; misalnya kalaulangit mendung akan menandakan turun hujan dan kalau hujan sudah turun terus menetus ada alasan untuk mengatakan banjir, kalau banjir ada alasan untuk timbulnya penyakit, meninggal11. Tanda yang ditimbulkan manusia dapat dibedakan atas yang bersifat verbal dan yang bersifat nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat bicara, sedangkan yang nonverbal dapat berupa (i) tanda yang menggunakan anggota, lalu diikuti dengan lambing, misalnya “Mari”; (ii) suara, misalnya bersiul, atau membunyikan ssst…. yang bermakna memanggil seseorang: (iii) tanda yang diciptakan oleh manusia untuk menghemat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan, misalnya rambu-rambu lalu lintas, bendera, tiupan terompet dan (iv) benda-benda bermakna kultural dan ritual. Seperti halnya kata-kata, kebanyakan tanda-tanda nonverbal juga tidak universal. Bagi orang Amerika, misalnya mempertemukan jempol dengan telunjuk sehingga membentuk suatu lingkaran dan menjarangkan jari-jari lainnya, berarti “baik!”, tetapi bagi orang Brazil, ini merupakan isyarat “jorok” yang menjijikan12. Jadi isyarat yang tangan atu tanda gerakan tangan yang sama dapat 10 Ibid Pateda Alex Sobur/ Semiotika Komunkasi/ Bandung/ Rosda/ 2003/ Hal 122 12 Ibid Tubbs & Moss 11 2015 12 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 13 memiliki arti yang berbeda bagi anggota budaya yang lain. Mehrabian berpendapat bahwa 93 persen dari semua tanda atau makna social dalam komunikasu tarap-muka diperoleh dari tanda-tanda nonverbal, sementara Birdwhitstell memperkirakan bahwa 65 persen dari komunikasi semacam itu adalah nonverbal. Bidang nonverbal adalah suatu wilayah yang menekankan pentingnya fenomena yang bersifat empiris, faktual , atau konkret, tanpa ujaranujaran bahasa. Ini berarti bidang nonverbal berkaitan dengan benda konkret, nyata, dan dapat dibuktikan melalui alat indera manusia. 2.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak ( publik ). Dalam komunikasi massa media massa terjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menampaikan pada khalayak. 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen dan tersebar. De Fleur & Dennis mengatakan komunikasi sebagai proses. Tahapan-tahapan pembentuk komunikasi massa : Komunikator profesional komunikator yang terlembagakan komunikator bukan individu komunikator merupakan bagian dari lembaga / organisasi yang kompleks. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekkan dari mass media communication ( komunikasi media massa ). Artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communication diartikan sebagai saluran, yaitu media massa ( mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication13. Komunikasi massa ( mass communication ) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak ( surat kabar, majalah ) atau elektronik ( 13 Dennis McQuail,Teori Komunikasi Massa, hal 66 : 201 Ibid 2015 13 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 14 radio, televisi ) yang dikelolah oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat ,serentak dan selitas ( khususnya media elektronik). Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasip organisasi berlangsung dalam proses untuk mempersiapakan pesan yang disampaikan media massa saat ini. Menurut Wilber Schram, proses komunikasi massa terdiri dari komponen komunikator, pesan, dan komunikan. Dengan komponen ini, maka proses komunikasi baik interpersonal maupun komunikasi massa dapat terjadi. Karena komunikator dengan media bisa menyampaikan pesan kepada komunikan yang jauh. 2.2.2 Elemen Komunikasi Massa Berbicara komunikasi massa juga tidak lepas dari elemen-elemen komunikasi massa seperti : komunikator, isi pesan, saluran,komunikan, dampak,dan feedback. Melvin Defleur dan Dennis Mc Quail merumuskan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak dengan melalui cara. 1. Komunikator Komunikator yang dimaksud disini merupakan gabungan individu dalam sebuah lembaga media massa. 2. Isi ( Pesan ) Berita dan informasi merupakan isi pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan sebagai kejadian diseluruh dunia kepada para audiens. 3. Komunikan ( Audience ) Audiens yang dimaksud untuk komunikasi massa sengat beragam.Menurut Hiebert, audience dalam komunikasi massa setidaknya mempunyai lima karakteristik sebagai berikut : 2015 14 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 15 a. Audience cenderung berisi individu – individu yang cenderung untuk berbagi pengalaman dan memperngaruhi oleh hubungan social diantara mereka. b. Audience cenderung besar. Besar disiniberarti tersebar ke berbagi wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. c. Audience cenderung heterogen. d. Audience cenderung anonym, yakni tidak mengenal satu sama lain. e. Audience secara fisik dipisahkan oleh komuniator.14 2.2.3 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristikdari komunikasi massa antara lain : 1. Komunikasi suatu proses Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lain dapat mencakup pelaku atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi dan cara penyajian ), saluran atau alat yang di gunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil, atau akibat yang terjadi. 2. Komuniksi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan yang dilakukan secara sadar. 3. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila pihakpihak yang berkomunikasi ( dua orang atau lebih ) sama-sama mempunyai topik pesan yang dikomunikasikan. 4. Komunikasi bersifat simbiolik Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambing-lambang, misalnya : bahasa 5. Komunikasi bersifat transaksional 18 Deddy mulyana, M A.,Ph.D.Ilmu Komunikasi Suatu Pengatar. Jakarta Grasindo. Hal 83,2000 19 Sasa Djuarsa Sendjaja, Dkk,Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,2003 hal 72 2015 15 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 16 Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan : member dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya erlu dilakukan secara seimbang atau proposional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Pada prosesnya komunikasi massa, komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung karena pesan yang disampaikan melalui media massa. Komunikator aktif menyampaikan pesan,omunikan pun aktif menerima pesan, namun diantaranya keduanya tidak dapat melakukan dialog. 7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televise dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan Balik Tertunda ( Delayed ) dan Tidak Langsung ( Indirect ) Dalam proses komunikasi massa umpan balik bersifat tidak langsung ( indirect ) dan tertunda ( delayed ). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback lewat telepon, email atau surat pembaca itu menggambarkan feedback komunikasi massa bersifat indirect.Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim e-mail itu menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda ( delayed ). D. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black danFrederick C Whitney ( 1988 ) antara lain: to inform ( menginformasikan ), to entertain ( member hiburan ), to persuade ( membujuk ), transmission of culture ( 2015 16 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tranmisi budaya ). 17 Sementara itu, fungsi komunikasi massa menurut Jhon Vivian dalam bukunya The media of mass-communication ( 1991 ) yaitu, providing information, providing entertainment, helping to persuade, contributing to social cohesion ( mendorong kohesi social ). Ada pula komunikasi massa yang pernah di kemukakan oleh Harold D.Lasswel yakni, surveillance of the environment ( fungsi pengawasan ), correlation of part of the society in responding of environment ( fungsi korelasi ) dan transmission of the social heritage from one generation to the next ( fungsi pewarisan sosial ). Sama seperti pendapat Lasswel, Charles Robert Wright ( 1988 ) menambah fungsi entertainment ( hiburan ) dalam komunikasi. Fungsi komunikasi massa menurut Dominic ( 2001) terdiri dari, 1. Surveillance ( Pengawasan Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: a. Warning or beware surveillance ( pengawasan peringatan ) Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. b. Instrumental surveillance ( pengawasan instrumental ) Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan seharihari. 2. Interpretation ( Penafsiran ) Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industry media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antar persona atau komunikasikelompok. 3. Likage ( Pertalian ) 2015 17 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 18 Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,sehingga membentuk linkage ( pertalian ) berdasarkan kepentingan dan minatyang samatentang sesuatu. 4. Transmission of Values ( Penyebaran Nilai-Nilai ) Fungsi penyebaran nilai juga disebut sosializtion ( sosialisasi ). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton,didengar, dan dibaca. 5. Entertaiment ( Hiburan ) Fungsi media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuanya adalah untuk mengurangi ketegangan ikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita yang ringanatau melihat tayangan hiburan televisidapat membuat pikiran khalayak segar kembali15. 2.3 Media Massa Media massa atau pers adalah suatu istilah uang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembiacaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Masyarakat denga tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu. 2.3.1 Pengertian Media Massa Media massa khususnya digunakan untuk menyalurkan komunikasi massa. Istilah media massa berasal dari istilah bahasa Inggris, Mass Media. Mass Media ini singkatan dari mass media communication atau media of mass 15 Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengatar Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2004 hal 14-17 2015 18 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 19 communication. Sebabnya disebut mass media ialah karena adanya mass character yang melekatatau dimiliki oleh media itu. Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar , heterogen, dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Media massa juga dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak ( penerima ) dengan mengunakanalat-alat komunkasi mekanis seperti surat kabar,film, radio dan televisi.16 2.3.2 Karakteristik Media Massa Sebagai saluran komunikasi, media massa memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan media lainya, Berikut pemaparannya : 1. Melembaga Dalam media massa, pihak yang mengeolah media melibatkan banyak individu. Mulai dari pengumpulan, pengeolahan, sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat Satu Arah Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. Umpan balik dari penerima ( khalayak ) lazimnya tertunda. 3. Jangkauan Luas Artinya media massa memiliki kemampuan untuk menghadapi jangkauan yang lebih luas dan kecepatan dari segi waktu. Juga bergerak secara luas dan simultan dimana dalam waktubersamaa infoemasi yang disebarkan dapat diterima oleh banyak individu. 4. Massa Tak Terbatas Pesfaktor demografi seperti jenis kelamin, usia, suku bangsa, dan bahkan tingkat pendidikan. 5. Dalam penyampaian pesan media massa memakai peralatan teknis dari mekanis. 22Sunarjo dan Djoemasih, Himpunan Istilah Komunikasi:edisi kedua Yogyakarta; Liberty,1983 hal 70-71. 2015 19 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 20 2.3.3 Jenis-Jenis Media Massa Media massa adalah penyampaian mengenai informasi-informasi, pikiran, gagasan maupun komunikasi melalui perantara ( media ) kepada masyarakat umum. Berikut adalah beberapa jenis-jenis media massa : 1. Media Cetak Media Cetak adalah media yang terdiri dari lembaran kertas yang tertulis dengan sejumlah kata, kalimat, gambar, dan wacana yang ditata rapi serta berisiskan berbagai macam informasi-informasi , ilmu pengetahuan, dan teknologi, hiburan, tips, lapangan pekerjaan,bisnis, aspirasi, opini, promosi, dan juga kejadian di dalam dan di luar Negara. Beberapa contoh media cetakberserta fungsinya : a. Surat kabar Johannes Gutenberg dari Jerman menemukan mesin cetak ( press ) pada tahun 1453 pada awalnya digunakan untuk mencetak Bible. Sebelum ada revolusi Gutenberg, buku-buku di Eropa disalin dengan menggunakan manuscript, selain memakan waktu yang lama, harga buku-buku tersebut tergolong mahal dan hanya bisa dibeli oleh orang-orang yang mampu. Dengan ditemukannya mesin cetak, perkembangan ilmu dan pengetahuan waktu itu semakin pesat, bahkan tidak hanya untuk bangsa Eropa saja tetapi juga sampai ke Timur Tengah. Melalui buku-buku yang dicetak pada waktu itu, minat baca masyarakat menjadi tinggi. Penemuan mesin cetak pun memunculkan penerbitan surat kabar. Surat kabar penerbitannya ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas Koran, yang berisis berita-berita terkini dalam berbagai topik. Surat kabarawalnya awalnya berkembang di Eropa, khususnya Inggris dan Amerika Utara. Tahun 1702 muncul Daily Courant lalu Revenue pada 1704. Sedangkan di Amerika , surat kabar baru terbir setelah beberapa tahun Amerika mencapai kemerdekaannya ( 1776 ). Namun pada awalnya, surat kabar hanya diperuntukkan bagi kaum elit dan terpelajar. Secara fisik, bentuk Koran pada saat itumasih sangat sederhana dan menggunakan biaya yang sangat murah, tetapi jangkauan meluas. Pada tahun1830, surat kabar sudah mewabah di New York. Ini adalah saat kejayaan surat kabar yang akhirnya mewabah le seluruh pelosok dunia. 2015 20 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 21 Adapun fungsinya sebagai berikut : 1. Publishing The News ( menerbitkan / menyiarkan berita / informasi ) 2. Commeting On The News ( memberikan komentar terhadap suatu berita / informasi ) 3. Entertaining Reader ( menghibur pembaca ) 4. Hekping Readers ( tips untuk pembaca bagiamana cara melakukan sesuatu ) b. Majalah Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara Eropa dan Amerika. Majalah di Inggris ( London ) adalah Review yang diterbitkan oleh Daniel Depoe pada tahun 1704. Bentuknya adalah antara majalah dan surat kabar, ukuran halaman yang kecil , serta terbit tiga kali dalam seminggu. Defoe bertindak sebagai pemilik, penerbit, editor sekaligus sebagai penulisnya. Sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto dengan prakarsa dari Ki Hajar Dewantoro, sedangkan di Ternate pada bulan Oktober 1945 Arnold Monoutu dan dr. Hassan Missouri menerbitkan majalah mingguan Menara Merdeka yang memuat berita-berita yang disiarkan radio republik Indonesia. Di Kediri terbit majalah berbahasa Jawa Djojobojo, pimpinan Tadjib Ermadi. Para anggota ikatan pelajar Indonesia di Blitar menerbitkan majalah berbahasa Jawa, Obor ( Suluh). Adapun fungsinya sebagai berikut : 1. Majalah sebagai media komunikasi. 2. Majalah sebagai penyalur aspirasi setiap orang, 3. Majalah sebagai pembelajaran berbasis baca-tulis. 4. Majalah sebagai media penyaluran bakat dalam bidang penulisan. 5. Majalah sebagai peningkatan kreatifitas, 6. Majalah sebagai penghibur. 2. Media Elektonik 2015 21 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 22 Media elektronik adalah sarana komunikasi yang mempergunakan peralatan elektronik sebagai perantara dalam penyampaian informasi. Berikut adalah beberapa contoh media eletronik dan fungsinya : a. Radio Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang melalui gelombang data yang berlanjut baik melalui modulasi amplitude ( AM ), maupun modulasi frekuensi ( FM ). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio. Adapun fungsinya sebagai berikut : 1. To Inform ( Untuk menginformasikan ) 2. To Educate ( Untuk mendidik / pendidikan ) 3. To Entertaining ( Untuk hiburan ) Radio sudah mengalami perkembangan dari masa dan membuat sejarah perkembangan radio itu sendiri. Penggunaan awal radio adalah maritime, untuk mengirimkan pesan telegraf dengan menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Setelah perang dunia II selesai dan setiap negara kembali menumpahkan perhatiannya kepada pembangunan di dalam negeri masing-masing, radio siaran pun mulai mengalami kemajuan yang pesat. Perang dunia tersebut telah menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi radio, mulai dari mikrofon dan pesawat penerimaan sampai pemancar tampak pengembangan yang jauh lebih maju daripada tahun-tahun sebelum perang. Mikrofon semakin peka, dan pemancar mempunyai daya jangkau yang lebih jauh. Kemajuan teknologi bidang radio ini mengundang perhatian para pemimpin di berbagai negara untuk mencegah terjadinya pengaruh mempengaruhi antara satu negara dengan negara yang lain yang bisa menimbulkan kerugian. b. Televisi Pada tahun 1873 seorang operator telegram asal Valentia, Irlandia yang bernama Joseph May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selentium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya ke dalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silentium ( selentium photocell ). 2015 22 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 23 Joseph May bersama Willoughby Smith ( teknisi dari Telegraph Construction Maintenance Company ) melakukan beberapa percobaan yang selanjutnya dilaporkan pada Journal of The Society of Telegraph Engineer. Hal ini merupakan embrio dari teknologi perekaman gambar. Setelah beberapa kurun waktu yang lamanya kemudian diciptakan sebut piringan metal kecil yang bisa berputar dengan lubang-lubang didalamnya oleh seorang mahasiswa yang bernama Julius Paul Gottieb Nipkow ( 1860-1940 ) atau lebih dikenal Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird ( 1884-1946 ) dan Charles Francis Jenkins ( 18671934 ) menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa ( Cathode Ray Tube ). Televisi elekronik agak tesendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronil ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin ( 1884-1982 ) dan Philo T.Farnsworth ( 1906-1971 ) berhasil dengan TV Elektoniknya. Dengan biaya yang sangat murah dan hasilnya berjalan baik, maka orang-orang pada waktu itu berangsur-angsur mulai meninggalkan tv mekanik dan menggantinya dengan tv elektronik. Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff ( 1891-1971 ). Senior Vice Presiden dari RCA ( Radio Corporation of America ). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Phiko Farmsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir. Adapun fungsinya sebagai berikut : 1. Sebagai sarana memperoleh informasi actual dan faktual. 2015 23 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 24 2. Sebagai sarana hiburan seperti tontona film, music dan humor. 3. Sebagai sarana menyampaikan pendapatdan berbagi. 4. Sebagai media pelajar seperti tv educationdan program siaran pendidikan. c. Komputer dan Internet Menurut Laquey ( 1997 ), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan computer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah sarana bagi peneliti untuk mengakses data dari sejumlah daya perangkat keras computer yang mahal. Namn, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan17. Adapun fungsinya sebagai berikut : 1. Sebagai sarana mempermudah kerja. 2. Sebagai sarana komunikasi. 3. Sebagai alat hiburan. 4. Sebagai alat pendidikan. 5. Sebagai saran informasi. 2.4 Film Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie ( semula pelesetan untuk “ gambar bergerak” ). Film, secara kolektif, sering disebut “sinema”. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk popular dari hiburan, dan juga bisnis. Film yang dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda ( termasuk fantasi dan figure palsu ) dengan kamera animasi. 2.4.1 Pengertian Film Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandangan dengan yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk dan jenis, ukuran melalui 26 Gnong Uchjana Effendi/Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi/ Jakarta / PT.CitraAditya Bakti, 2007-156-170 2015 24 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 25 proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapatdipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.” 18 Film dalam pengertian sempit adalah penyajian lewat gambar dengan layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan televisi. Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi denganzat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film, ini menjadi media yang dominan dipergunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutmya fotografi bergeser pada penggunaan media digital elektronik sebagi penyimpanan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpanan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpanan selluloid ( film ), pita analog dan yang terakhir media digital ( pita, cakram, memori chip ). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpanannya. Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid ( media film ). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap paska produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan pada media selluloid, analog maupun digital. Perkembangan teknologi media penyimpanan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seni audio visual. Singkatan film kini diartikan sebagai suatu genre ( cabang ) seni yang menggunakan audio ( suara ) dan visual ( gambar ) sebagai medianya. 2.4.2 Unsur-Unsur Film 27 Elvinaro Ardianto dan Lukianti K.Erdinaya, Op,Cit,103-150. 28 http://Id.wikipedia.org/wiki/film/ 2015 25 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 26 Film secara umum dapat dibagi atas dua unsure pembentuk yakni, unsure naratif dan sinematik. Dua unsure tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film. Dalam film cerita, unsure naratif adalah perlakuan terhadap cerita filmnya. Sementara unsur sinematik, atau juga sering diistilahkan gaya sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film, yaitu 19: A. Unsur Naratif Setiap cerita apapun bentuknya dan seberapapun pendeknya pasti mengandung unsure naratif. Dalam film yang termasuk dalam unsure naratif yaitu: 1. Cerita atau Plot Cerita adalah seluruh rangkaian peristiwa baik tersaji dalam film maupun tidak. Plot adalah rangkaian peristiwa baik yang disajikan secar visual maupun audio dalam film. 1. Hubungan naratif dengan ruang hukum Kausalitas merupakan dasar dari naratif yang terikat dalam sebuah ruang. Sebuah cerita tidak mungkin terjadi tanpa adanya ruang. Ruang adalah tempat dimana para pelaku cerita bergerak dan beraktivitas. 2. Hubungan naratif dengan waktu Sebuah cerita tidak mungkin terjadi tanpa adanya unsure waktu. Terdapat bebernya aspek waktu yang berhubungan dengan naratif sebuah film, yakni urutan waktu, durasi waktu, dan frekuensi waktu. 3. Batasan informasi cerita Batasan informasi cerita dalam sebuah film terbagi menjadi dua jenis, yakni : a. Pencitraan terbatas ( Restricted Narration ) informasi cerita dibatasi dan terikat hanya pada satu orang karakter saja. b. Pencitraan tak terbatas ( Omniscient Narration ) ) informasi cerita tidak dibatasi dan terikat hanya pada satu orang karakter saja. 30 Himawan Pratista,Memahami Film, Cet ke-1. Yogyakarta: Homerian Pustak, 2008. Hal 1 2015 26 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 27 4. Elemen pokok naratif Elemen pokok naratif terdiri dari pelaku cerita, pemasalahandan konflik, serta tujuan. 5. Pola struktur naratif Pola struktur naratif dalam film secara umumdi bagi menjadi tiga yakni permulaan, pertengahan, dan penutup. 6. Strultur tiga babak Model struktur naratif yang paling lama, popular, serta berpengaruh sepanjang sejarah film. Yang terdiri dari persiapan, konfrontasi, resolusi. 7. Alternatif struktur tiga babak Pola struktur naratif memiliki kemungkinan yangtak terbatas. Struktur tiga babak hanyalah satu dari sekian banyak metode yang bisa ditepatkan dalam struktur naratif film, diantaranya adalah multi-plot, naratif realistic, serta pola non linier. B. Unsur Sineatik Unsur sinematik dalam film terdiri dari : 1. Mise-en-scene Hal-hal yang ditampilkan atau dilihat di layar film. Elemen yang termasuk dalam mise en scene adalah : a. Setting Setting adalah seluruh latar bersama segala propertinya. Properti dalam hal ini adalah benda tidak bergerak seperti perabot, pintu, jendela, kursi dan sebagainya. b. Kostum dan tat arias wajah ( make up ) Kostum adalah segala hal yang dikenakan pemain bersama seluruh aksesorisnya. Sedangkan tat rias wajah memiliki fungsi untuk menunjkkan usia dan untuk menggambarkan wajah non manusia. c. Pencahayaan ( Lighting ) Cahaya dalam film berfungsi untuk membentuk sebuah benda serta dimensi ruang. 2015 27 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 28 d. Performance para pemain dan pergerakannya ( Acting )20 Karakter merupakan pelaku cerita yang memotivasi naratif dan selalu bergerak dalam melakukan sebuah aksi dengan memunculkan ekspresi. Hal ini lebih ditekankanpada hal body language atau komunikasi non verbal yang ditampilkan pemeran dalam film tersebut. 2. Mest En Shot ( Sinematografi ) Memfokuskan pada teknis pengambilan gambar sebuah film. Hal-hal yang termasuk dalam mest en shot : a. Framing Framing merupakan kunci utama dalam sinematografi, yang bagaimana sebuah gambar itu terlihat baik dalam pembingkaian di layar kamera atau film. Framing memiliki hubungan kamera dengan obyek yang akan diambil, seperti batasan wajah wilayah gambar atau frame, jarak,ketinggian, pergerakkan kamera, dan seterusnya. b. Shot Size ( ukuran pengambilan gambar ) Shot size tidak terlepas dari peran framing. Shot size juga memiliki kedekatan hubungan dengan unsure naratif yang ada dalam sebuah film. Macam-macam shot size antara lain : Extreme Long Shot, Long Shot, Close Up, dan lainnya. c. Durasi Gambar Mencakup lamanya sebuah objek diambil gambarnya oleh kamera. d. Pergerakan Kamera Hal-hal yang termasuk dalam pergerakkan kamera : crane shot ( pergerakkan kamera crane ), Pain shot ( pergerakkan kamera secara horizontal, ke kanan dan kiri dalam lokasi yang tetap ), Tilt Shot ( pergerakkan kamera secara vertical, ke atas dan bawah, dalam lokasi yang sama ), Tracking shot ( pergerakkan secara horizontal juga, tetapi berpindah lokasi dengan menggunakan alat dolly yang berjalan di atas rel ). c. Sudut Kamera ( camera angle ) dan ketajaman gambar (depth of field ) 24 Nathan Abram, Ian Bell, and JanUdris, studying The Media: Studying Film, New York: Oxford University Press, Inc., 2001. Hal 93-112. 2015 28 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 29 Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. 3. Editing Proses pemilihan serta penyambungan gambar-gambar yang telah diambil.Mencakup teknik-teknik yang digunkanuntuk menghubungkan tiap shotnya. 4. Suara ( Sound ) Segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indra pendengaran baik dialog, music dan efek suara. Sebuah audio akan memberikan banyak informasi, membantu penonton mengikuti alur cerita dan menjelaskan apa yang ditampilkan di dalam layat film. Dengan harapan apa yang ingin diberikan di dalam film bisa sampai ke penonton. Secara teori suara dalam film terbagi menjadi dua, yakni: a. Diegetic sounds adalah suara utama atau suara asli dalam film yaitu dialog pemeran dan suara atmosfer dalam film. b. Non Diegetic sounds adalah suara yang berasal dari unsure narasi film, yakni music ( backsound ), efek suaram narasi ( voice over ) 2.4.3 Jenis Film Jenis-jenis film yang biasa di produksi adalah : 1. Film Dokumenter ( Documentary Films ) Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumire bersaudara yang berkisah tentang perjalanan ( travelogues ) yang dibuat sekitar tahun 1980-an. Film dokumenter menyajikan realitas melalui berbagai cara dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidiakan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film documenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagi aliran dari film documenter misalnya docudrama. Dalam docudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estestis, agar 2015 29 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 30 gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat docudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam docudrama, realita tetap menjadi pegangan. 2. Film Cerita Pendek ( Short Film ) Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat dan juga Indonesia, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini 21 banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umunya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi. 3. Film Cerita Panjang ( Feature-Length Films ) Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop umunya termasuk dalam kelompok ini. 4. Film-film jenis lain : a. Profil Perusahaan ( Corporate Profile) Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misalnya tayangan “ Usaha Anda “ di SCTV. Film itu sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi atau promosi. b. Iklan Televisi ( TV Commercial ) Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang ( iklan produk ) maupun layanan masyarakat ( iklan layanan masyarakat atau public service announcement/PSA ). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara eksplisit, artinya ada stimulus audio visual yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena 12 Heru Effendy, Mari Membuat Film:Panduan Menjadi Produser, Yogyakarta:Jalasutra,2005. Hal 11-14. 2015 30 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 31 social yang diangkat sebagai topic iklan tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umunya menampilkan produk secara implisit. c. Program Televisi ( TV Programme ) Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni fiksi dan non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial ( TV Series ), film televisi/FTV ( popular lewat saluran televisi SCTV ) dan film cerita pendek. Kelompok nonfiksi menggarap aneka program pendidikan, film documenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quiz, talkshow, dan liputan/berita. d. Video Klip ( Music Video ) Video klip adalah sarana bagi produser music untuk memasarkan produknya lewat media televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televise MTV tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagi bisnis yang mengiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbih sebagi aliran dan industry tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama ( corebusiness ) mereka.Di Indonesia tak berkurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahun. 2.4.4 Genre Film Genre film secara garus besar dapat dikelompokkan menjadi dua yakni genre induk primer dan genre induk sekunder. Genre-genre induk ini merupakan landasan utama bagi penembangan genre-genre yang kecil ( khusus ) dibawahnya. Masing-masing genre tersebut memiliki karakteristik serta pola dasar yang berbeda-beda. a. Genre Induk Primer Genre Induk Primer merupakan genre-genre pokok yang selalu ada dan popular sejak awal perkembangan sinema era 1990-an hingga 1930-an. 1. Aksi 2015 31 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 32 Film aksi berhubungan dengan adegan-adegan aksi fisik seru, menegangkan, berbahaya, nonstop dengan cerita yang cepat. Film aksi umumnya berisi adegan aksi kejam mengejar, perkelahian, tembak-tembakan, balapan, berpacu dengan waktu, ledakan, dan aksi-aksi fisik lainnya. 2. Drama Film drama umumnya berhubungan dengan tema, cerita, setting, karakter, serta suasana yang memotret kehidupan yang nyata. Konflik bisa dipicu oleh lingkungan, diri sendiri maupun alam. Kisahnya seringkali menggugah emosi, dramatic, dan mampu mengurai air mata penontonnya. 3. Epik Sejarah Genre ini umunya mengambil tema periode masa silam ( sejara ) dengan latar sebuah kerajaan, peristiwa atau tokoh besar yang menjadi mitos, legenda atau kisah biblika. 4. Fantasi Film Fantasi berhubungan dengan tempat, peristiwa serta karakter yang tidak nyata. Film fantasi berhubungan dengan unsur magis, mitos, negeri dongeng, imajenasi, halusinasi, serta alam mimpi. Film fantasi juga terkadang berhubungan dengan aspek religi. 5. Fiksi Ilmiah Film fiksi ilmiah berhubungan dengan masa depan, perjalanan angkasa luar, percobaan ilmiah, penjelajahan waktu, invasi, atau kehancuran bumi. Fiksi ilmiah sering kali berhubungan dengan teknologi dankekuatan yang berada diluar jangkauan teknologi manusia masa kini serta berhubungan dengan karakter nonmanusia atau arifisal. 6. Horor Film horror memiliki tujuan utama memberikan efek rasa takut, kejutan, serta terror yang mendalam bagi penontonnya. Plot film horror umunya sederhana, yakni bagimana usaha manusia untuk melawan kekuatan jahat dan biasanya berhubungan dengan dimensi supernatural atau sisi gelap manusia22. 7. Komedi 35 Pratista, Op.Cit,12 2015 32 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 33 Film komedi adalah jenis film yang tujuan utamanya memancing tawa penontonnya. Film Komedi biasanya berupa drama ringan yang melebih-lebihkan aksi, situasi, bahasa, hingga karakternya. Film komedi juga biasanya berakhir dengan penyelesaian cerita yang memuasakan ( happy ending ) 8. Kriminal dan Gangster Film criminal dan gangster berhubungan dengan aksi-aksi criminal seperti, perampokan bank, pencurian, pemerasan, perjudian, pembunuhan, persaingan antar kelompok, serta aksi kelompok bawah tanah yang bekerja di luar sistem hukum. Seringkali genre ini mengambil kisah kehidupan tokoh criminal besar yang di inspirasi dari kisah nyata. 9. Musikal Genre musical adalah film yang mengkombinasi unsur musik, lagu, tari(dansa), serta gerak (koreografi). Lagu-lagu dan tarian biasanya mendominasi sepanjang film dan biasanya menyatu dengan cerita. 10. Petualangan Film Petualangan berkisah tentang perjalanan, eksplorasi, atau ekspedisi kesatu wilayah asing yang belum pernah tersentuh. Plot film umunya seputar pencarian sesuatu yang bernilai seperti, harta karun, artefak, kota yang hilang, mineral ( emas dan berlian ) dan sebagainya. 11. Petualangan Petualangan berkisah tentang perjalanan, eksplorasi, atau ekspedisi ke satu wilayah asing yang belum pernah tersentuh. Plot umunya seputar pencarian sesuatu yang bernilai seperti harta karun, artefal, kota yang hilang, mineral (emas dan berlian ) dan sebagainya. 12. Perang Genre perang mengangkat tema kengerian serta terror yang ditimbulkan oleh aksi perang. Tidak seperti epic sejarah, perang umunya menampilkan adegan pertempuran dengan kostum, peralatan, perlengkapan, serta strategi yang relative modern. 2015 33 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 34 13. Western Western adalah sebuah genre orsinil milik Amerika. Genre ini memiliki beberapa cirri karakter tema serta fisik yang sangat spesifik. Setting seringkali menampilkan kota kecil, bar, padang gersang, sungai, rel kereta api, pohon kaktus, perternakan serta perkampungan suku Indian. Westren memiliki karakter yang khas seperti koboi, Indian, kavaleri, sheriff dan lainnya. b. Genre Induk Sekunder Genre induk sekunder adalah genre-genre besar dan popular yang merupakan pengembangan atau turunan dari genre induk primer. 1. Bencana Film-film bencana ( disaster ) berhubungan dengan tragedy atau musibah baik skala besar maupun kecil yang mengacam jiwa banyak manusia. Film bencana terbagi menjadidua jenis, bencana alam dan bencana buatan manusia. Bencana alam adalah aksi bencana yang melibatkan kekuatan alam yang merusak dalam skala besar seperti angin topan, serta serangan hewan atau binatang seperti virus, dan sebaginya. Sedangkan bencana buatan manusia umunya berhubungan dengan tindakan criminal atau factor ketidak sengajaan manusia seperti aksi terorisme, kecelakaan pesawat terbang, kebocoran reactor nukilir dan sebaginya. 2. Biografi Biografi ( seringkali dikisahkan biopic: bograpic picture ) secara umum merupakan perkembangan dari genre drama dan epik sejarah. Film biografi menceritakan penggalan kisah nyata atau kisah hidup dari seorang tokoh berpengaruh dimasa lalu maupun masa kini. Umumnya menggambarkan kisah berupa suka duka perjalanan hidup sang tokoh atau keterlibatan sang tokoh dalam sebuah peristiwa besar. 3. Detektif Genre detektif merupakan pengembangan dari genre criminal dan gangster. Inti cerita umumnya berpusat pada sebuah kasus criminal pelik yang belum pernah terselesaikan sang tokoh biasanya seorang detektif atau polisi. Alur ceritanya sulit diduga serta penuh dengan misterius. 4. Film Noir 2015 34 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 35 Film noir [ :noa ] yang bermakna gelap merupakan turunan dari genre criminal dan gangster. Film noir merupakan genre dengan pendekatan sinematik yang paling unik ketimbang genre lain. Tema selalu berhubungan dengan tindak criminal seperti pembunuhan, pencurian, serta pemerasan. Alur ceritanya penuh misteri, sulit ditebak, serta kadang membingungkan. Film noir juga sering menggunakan kilas balik serta narrator. 5. Melodrama Melodrama merupakan pengembangan dari genre drama yang sering diistilahkan opera sabun atau film “cengeng” ( menguras ait mata ). Melodrama menggunakan cerita yang mampu menggugah emosi penonton secara mendalam dengan dukungan unsure “ melodi” ( ilustrasi musik ). 6. Olaraga Film olaraga mengambil kisah seputar aktifitas olahraga, baik atlet, pelatih agen maupun ajang kompetisinya sendiri. Film olahraga biasanya diadaptasi dari kisah nyata baik biografi maupun peristiwa olaraga besar. 7. Perjalanan Genre perjalanan atau sering diistilahkan road films merupakan genre khas milik Amerika yang sangat popular di era klasik. Film perjalanan sering besinggungan dengan genre aksi, drama serta petualangan. Biasanya mengisahkan perjalanan darat ( umunya menggunakan mobil ). 8. Roman Roman seperti halnya melodrama merupakan pengembangan dari drama. Film roman lebih memusatkan cerita pada masalah cinta, baik kisah percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebagi tujuan utamanya. 9. Superhero Superhero adalah sebuah genre fenomena yang merupakan perpaduan antara fiksi ilmiah, aksi, serta fantasi. Film superhero adalah kisah klasik perseteruan antara sisi baik dengan sisi jahat, yaitu kisah kepahlawanan sang tokoh superhero dalam membasmi kekuatan jahat. Karakter superhero memiliki kekuatan serta kemampuan fisik maupun mental jauh di atas manusia rata-rata. 10. Supernatural 2015 35 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 36 Film-film supernatural berhubungan dengan makhluk-makhluk gaib seperti hantu, roh halus, keajaiban, serta kekuatan mental seperti membaca pikiran masa depan, masa lalu, telekenesis, dan sebagianya. 11. Spionase Spionase atau agen rahasia adalah suatu genre popular kombinasi antar genre aksi, petualangan, thriller serta politik dengan karakter utama seorang matamata atau agen rahasia. 12. Thriller Film thriller memiliki tujuan utama member rasa ketegangan, penasaran, ketidak pastian, serta ketakutan pada penonton. Alur ceritanya sering kali berbentuk aksi nonstop, penuh misteri, kejutan serta mampu mempertahankan intensitas ketegangan hingga klimaks filmnya 2.4.5 Film Sebagai Media Massa Film menurut Oey Hong Lee (1965:40), misalkan, menyebutkan, “film” sebagai alat media massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa pertumbuhannya pada akhir abad 19, dengan perkataan lain pada waktu unsurunsur yang merintangi perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap. Ini berarti bahwa permulaan sejarahnya film dengan mudah dapat menjadi alat komunikasi yang sejati, karena ia tidak mengalami unsur-unsur teknik, politik, ekonomi, social dan demografi yang merintangi surat kabar pada masa pertumbuhannya dalam abad 18 dan permulaan abad 19. Film, kata Oey Long Lee, mencapai puncaknya di antara Perang Dunia 1 dan perang dunia 2, namun kemudian merosot tajam setelah tahun 1945, seiring dengan munculnya medium televisi. Garin Nugroho (kompas, 19 Mei 2002), sinema Amerika pasca 1970an mampu mengalami kebangkitan kembali, justru dibangkitkan oleh generasi televise, yakni Spielberg dan George Lukas. “Mereka sebagai generasi televisi, memahami betul masyarakat televise dan menyeluruh bisa kekuatan serta kelemahan televise. Mereka menciptakan ritual sinema yang mempunyai sensai baru dibanding ritual televise, sekaligus. 2.4.6 2015 Fungsi Film 36 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 37 Fungsi film ada tiga yakni: a. Fungsi hiburan Dalam mensejahterahkan rohani manusia karena membutuhkan kepuasan batin untuk melihat secara visual serta pembinaan. b. Fungsi penerangan Dalam film segala informasi dapat disampaikan secara audio-visual sehingga dapat mudah dimengerti. c. Fungsi pendidikan Dapat memberikan contoh suatu peragaan yang bersifat mendidik, tauladan di dalam masyarakat dan mempertotonkan perbuatan-perbuatan yang baik. 2.5 Teori Belajar 2.5.1 Pengertian Belajar Belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagi proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamatiu, dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989:28). Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua pelaku, yaitu guru, dan siswa. Perilaku guru dan mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaraan. Bahan pengajaran dapat berupa pengetahuan, nilai, nilai kesusilaan, seni, agama sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa, dan bahan ajar yang bersifat dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran yang dapat menunjang, yaitu kompenen tujuan, materi, strategi, belajar mengajar, dan evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan saling memengaruhi satu sama lain. Pembelajaran merupakan suatu system, yang terdiri, atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan modelmodel pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum 2015 37 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 38 yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa ama, memberikan ruang pada sisea untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya. Sedangkan siswa adalah dimana harus berusaha untuk memahami isi pelajaran yang diberikan kepada guru secara sendiri, mencari sumber informasi sendiri, serta memecahkan kesulitan sendiri. Dalam belajar, peserta didik harus lebih banyak inisiatif untuk melakukan kegiatan belajar sendiri. Namun belajar sendiri tidak berarti belajar sendiri. Siswa dapat berdiskusi dengan teman, guru dan lain-lain yang mempunyai pengalaman yang banyak sebagai sumber ilmu23. 2.5.2 Proses Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajran meliputi : 1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran 2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelum dengan materi yang akan di pelajari. 3. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. 4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesauai silabus. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran kegiatan inti mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasipeserta didik untuk berpatisipasi aktif, serta memberikan ruangyang cukup bagi prakasa, kreativita, dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan psikologis peserta didik. Kegiatan metode yang disesuaikan dengan karakteristis peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 2.5.3 Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Pemantauan 23 Rusman/Model-Model Pembelajaran edisi kedua/ Raja Grafindo Persada/2010/hal 1 2015 38 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 39 a. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. b. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. c. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala pengawas satuan pendidikan. 2. Supervisi a. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. b. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. c. Kegiatan supervise dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. 3. Evaluasi a. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran pembelajaran, secara keseluruhan, pelaksanaan proses mencakup tahap pembelajaran, perencanaan dan penilaian proses hasil pembelajaran. b. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: 1. Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses: 2. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaraan sesuai dengan kompetensi guru. c. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran Hasil kegiatan yang dilakukan dari penilaian proses pembelajaran tersebut kemudian di laporkan kepada pemangku kepentingan. Maka itu keputusan akan menghasilkan : a. Penguatan dan penghargaan kepada guru yang telah memenuhi standar. b. Teguran yang bersifat mendidik bagi guru yang belum memenuhi standar. c. Guru diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut. 2015 39 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 40 2.5 Semiotika Roland Barthes 2.5.1 Pengertian Semiotika Semiotika berasal dari kata Yunani Semeion yang bearti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu, yang atas dasar konveksi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai sesuatu yang menunjuk pada adanya hal lain. Secara terminologis, semiotika dapat di identifikasi sebagai suatu ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda24. 25 Tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal yang bisa dikomunikasikan di dunia ini. Kajian Semiotika sampai sekarang telah membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Enam faktor komunikasi yaitu pengirim, penerima kode, pesan, saluran komunikasi dan acuan. Semootika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk melakukan kajian dari tanda26. 2.5.2 Roland Barthes Roland Barthes adalah ahli semiotika pada tahun 1915-1980 yang mengembangkan kajian yang sebelumnya punya warna kental strukturlisme kepada semiotika teks27. Barthes melontarkan konsep tentang konotasi dan denotasi sebagai kunci dari analisisnya. Barthes menggunakan versi jauh lebih sederhana saat membahas model ‘glossenatic sign’. Mengabaikan dimensi dari bentuk dan substansi.Barthes mendefinisikan sebuah tanda sebagai sebuah system yang terdiri dari (E) sebuah ekspresi atau signifier dalam hubungan dengan (R) dengan content ( atau penanda) (C): ERC. Sebuah system tanda primer dapat menjadi sebuah elemen dari sebuah tanda yang lebih lengkap dan memiliki makna yang berbeda ketimbang semula. Barthes menuliskan “ Such sign system can become an element of a comrehensife 24 Indiwan Seto Wahyu Wibowo/ Semiotika Komunikasi/2011/ Mitra Wacana Media Ibid 64 26 Alex Sobur/ Semiotika Kominikasi/ 2003/ Rosda/ Hal 15 27 Winfried Noth/Hand Book Of Semiotics/Indiana University Press/1990/Ha 310-313 25 2015 40 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 41 sign system. If the extencion is one of content, the primary sign (E1R1C1) become the expression of a secondary sign system : E2=(E1R1C1)R2C2. Dengan begitu tanda yang pokok adalah denotasi sedangkan tanda yang kedua adalah konotasi semiotic. Konsep kontasi inilah yang menjadi junci penting dari penelitian dari model semiotika Roland Barthes. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos masa kini contohnya adaah feminimitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan, dan kesuksesan28. Mitos adalah suatu wahana dimana suatu ideology berwujud. Mitos dapat berangkai menjadi mitologi yang memainkan peranan penting dalam satu kesatuan-kesatuan budaya . Sedangkan Van zoest ( 1991) menegaskan siapapun bisa melakukan ideology dalam tekas dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang terdapat didalamnya29. Dalam pandangan Yunus, mitos tidak dibentuk melalui penyelidikan, tetapi melalui anggapan berdasarkan observasi kasar yang digeneralisasikan oleh karenanya ebih banyak hidup dalam bermasyarakat. Ia mungkin hidup dalam ‘gosip’ kemudian ia mungkin dibuktikan dengan tindakan nyata. Sikapa kita terhadap sesuatu ditentukan oleh mitos yang ada dalam diri kita. Mitos ini menyebabkan kita mempunyai prasangka tertentu terhadap suatu hal yang dinyatakan dalam mitos30. 2.5.3 Makna Kontasi dan Denotasi Makna Denotasi suatu kata adalah makna yang biasa kita temukan dalam kamus. Makna Konotatif ialah makna denotative ditambah segala gambaran, ingatan dan perasaan yang ditimbulkan oleh persepsi setiap orang. Kata kontasi itu sendiri bersal dari kata Latin connotare,”menjadi tanda” dan mengarah kepada makna-makna kultural yang terpisahkan/berbeda dengan kata (bentuk-bentuk lain dari komunikasi). 28 Fiske,John/1990/Introductiuon To Communication Studies/Second Edition/London/Hal 88 Van Ziest dalam Alex Sobur/Analisis Teks Media/2001/hal 128-129 30 Junus Umar/1981/Mitos dan Komunikasi/Jakarta/Sinar Harapan/ hal 74 29 2015 41 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 42 Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkatan pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting dalam ujaran. Makna Denotasi bersifat langsung , yaitu makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda, dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran petanda.Harimurti Krisdalksana mendifinisikan denotasi sebagai ”makna kata atau kelompok kata yang didasar atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konveksi tertentu; sifatnya objektif”. Sedangkan konotasi di artikan sebagai aspek sebuah atau kelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara dan pendengar. Jika denotasi sebuah kata adalah definisi objektif kata tersebut, maka konotasi sebuah kata adalah makna subjektif atau emosionalnya.Arthur Asa Beger mengemukakan kata konotasi melibatkan symbol-simbol historis, dan hal-hal yang berhubungan dengan emosional. Dikatakan objektif sebab makna denotative ini berlaku umum. Sebaliknya knotatif bersifat subjektif dalam pengertian bahwa ada pergeseran dari makna umumkarena sudah ada penambahan rasa dan nilai tertentu. Makna denotative disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti sebagian pernah disinggung, makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional.Seangkan Makna konotatof disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluative. Maka konotatif, seperti sudah disinggung, adalah suatu jenis makna di mana stimulus dfan respon mengandung nilai-niali emosional. 2.6 Etika 2.6.1 Pengertian Etika Secara etinomologi “etika” berasal dari kata bahasa Yunani ethos. Dalam betuk tunggal, “ethos” berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta etha berarti adat kebiasaan. Dalam istilah filsafat, etika bearti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat 2015 42 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 43 kebiasaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam pembahasan kali ini, maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya31. Sifat dasar etika adalah sifat kritis, karenanya etika bertugas: 1. Untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku. Di selidikinya apakah dasar suatu norma itu dan apakah dasar itu dibenarkan ketaatan yang di tuntut oleh norma itu terhadap norma yang dapat berlaku. 2. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat mempertahankan dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya. 3. Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orang tua, sekolah, negara, dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati. 4. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma. 5. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seseorang akhli dan bagi siapa saja yang tidak mau di ombang-ambing oleh norma-norma yang ada. Etika sering disebut filsafat moral. Etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai tindakan manusia dalam kaitannya dengan tujuan utama hidupnya. Etika membahas baik buruknya atau tindakan benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyorotinya kewajiban-kewajiban manusia. Etika mempersoalkan bagaimana manusia seharusnya berbuat atau bertindak. 31 Muhamad Mufid/Etika dan Filsafat komunikasi/2009/Kencana/hal 173 2015 43 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 44 Tindakan manusia ditentukan oleh macam-macam norma. Etika menolong manusia untuk mengambil sikap terhadap semua norma dari luar dan dari dalam, supaya manusia mencapai kesadaran moral yang otonom. Etika memiliki dasar semua norma moral. Dalam etika biasanya dibedakan antara “etika deskriptif” dan “etika normatif”. Etika deskriptif memberikan gambaran dari gejala kesadaran moral, dari norma dan konsep-konsep etis. Etika normative tidak berbicara lagi tentang gejala, melainkan tentang apa yang sebenarnya harus merupakan tindakan manusia. Dalam etika normative, norma dan nilai setiap manusia ditentukan. 2.7 Paradigma Penelitian Paradigma adalah sebagian keyakinan dasar dalam membimbing tindakan. Paradigma berurusan dengan prinsip-prinsip pertama atau prinsip dasar. Paradigma adalah “konstruksi manusia”. Paradigma menentukan pandangan dunia peneliti sebagai “bricoleur”. Dalam hal ini, penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran dilakukan oleh para filosof maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan “paradigma”. Pada dasarnya ada kesukaran apabila seseorang ingin mengkonstruksi realitas: ada realitas objektif yang ditelan, dan hal ini ditelan melalui realitas subjektif tentang pengertian-pengerian kita32. Pembagian paradigmapun dibedakan menjadi beberapa bagian yakni : 1. Paradigma ilmiah bersumber dari pandangan positivism, sedangkan paradigm alamiah bersumber pada pandangan fenomenologis. 2. Positivisme berakar pada pandangan teoritis August Comte dan Email Durkheim pada abad ke 19 dan awal abad 20 3. Para postitivisme mencari fakta dan penyebab fenomena sosial, dan kurang mempertimbangkan keadaan subjektif individu. Durkheim menyarankan kepada para ahli ilmu pengetahuan soaisl atau fenomena sosial sebagai 32 Zikri Fachrul Nurhadi/Teori Komunikasi/Ghalia/2015/hal 6 2015 44 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 45 sesuatu yang memberikan pengaruh dari luar atau mekasakan pengaruh tertentu terhadap perilaku manusia. 4. Konstruktivisme adalah realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digenerasasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum positivis33. 33 http://www.scribd.com/doc/15252080/Paradigma-Konstruktivisme-Paradigma-Kritikal#scribd 2015 45 Seminar Media Feni Fasta Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan konstruviktisme yakni memandang dari tanda yang ada dalam film Bad Teacher. Dimana mitos yang dipandang adalah bagaimana cara guru yang baik dalam mendidik muridnya. Penulis juga kaitkan dalam makna Roland Barthes dalam etika dan filsafat dalam gaya berkomunikasi dengan murid yang ada. Penulis meneiti dari sisi pemeran utama serta pemeran pembantu yang ada dalm film karangan Jake Kasdan. 3.2 Tipe/Jenis Penelitian Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian Deskriptif ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan penelitian metode deskriptif, memungkinkan peneliti untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan oleh peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia. 3.3 Metode Penilitian Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan 46 47 terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. Adapun tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu pengetahuan. 1. Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang baru yang belum pernah diketahui. 2. Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. 3. Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Kegunaan penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan masalah, dan mengantisipasi masalah. 1. Memahami masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui. 2. Memecahkan masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk meminimalkan atau menghilangkan masalah. 3. Mengantisipasi masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi. Tujuan penelitian menurut saya mengungkapkan makna dibalik tanda-tanda dalam film sehingga metode yang tepat adalah kualitatif menurut Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Fokus penelitian yang dilakukan Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali objek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Menurut definisi ini penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif sehingga merupakan rinci dari suatu fenomena yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif metode yang saya gunakan secara detail menggunakan metode semiotika. Semiotika adalah ilmu tentang makna dibalik tanda-tanda. Keunikkan manusia dibanding ciptaan Tuhan yang lain adalah kemampuannya dalam 2012 47 Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 48 merangkai kata dan berbahasa mengurai makna. Semiotika secara etimologis berasal dari kata yunani yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagi suatu yang atas dasr konvensi social yang terbangun sebelunya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagi sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya asap menadai adanya kebakaran disudut kota. Dengan menggunakkan semiotika dalam studi media massa kita dapat mengajukan berbagai pertanyaan : Mengapa misalnya sebuah media tertentu selalu untuk tidak ngatakan terus-menerus menggunakan frase, istilah, kalimat atau frame tertentu manakala menggambarkan seseorang atau sekelompok orang? Apa yang sebenarnya menjadi sebab, alasan, pertimbangan, latar belakang, dan tujuan media tersebut mengambil langkah tersebut. Tanda-tanda ( sign ) adalah berbasis atau dasar dari seluruh komunikasi kata pakar Komunikasi Littlejohn yang terkenal dengan bukunya: “ Theories on Human Behavior “ ( 1996 ). Menurut Littlejohn, manusia dengan perantaraanya tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya dan banyak hal yang bisa dikomunikasikan di dunia ini. Sedangkan menurut Umberto Eco ahli semiotika yang lain, kajian semiotika sampai sekarang membedakan dua jenis semiotika yakni semiotika komunikasi dan semiotia signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi yaitu pengirim, penerima kode atau sistem tanda, pesan, saluran komunikasi dan acuan yang dibicarakan. Sedangkan Semiotika signifikasi tidak ‘mempersoalkan’ adanya tujuan berkomunikasi. Pada jenis yang kedua, yang lebih diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih diperhatikan ketimbang prosesnya. Semiotika dalam kualitatif adalah salah satu bagian dari bentuk analisis isi kualitatif yang berbeda dengan penelitian analisis isi kuantatif. Penelitian kualitatif justru dipakai untuk mengetahui dan menganalisis apa yang justr tidak terlihat, atau dengan kata lain kualitatif justru ingin melihat isi komunikasi tersirat.Alheide ( 1996 ) sebagimana dikutip Krisyantono, mengatakan bahwa analisis ( ECA ) yaitu perpaduan antara analisis isi obyektif dengan observasi partisipan. Maka itu seorang peneliti atau periset analisis isi kualitatif harus memperhatikan sejumlah hal sebagai berikut : 1. Isi atau Content tentang situasi sosial di seputar dokumen yang akan diriset. 2. Proses atau bagiamana suatu produk media/isi pesannya dikreasi secara actual dan diorganisasikan secara bersama. 3. Emmergence, yakni pembentukkan secara gradual atau bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman atau interprestasi. 2012 48 Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 49 3.4 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah film. Film yang saya teliti “Bad Teacher” secara spesifik adalah tokoh utama yaitu Elizabeth Halsey diperankan oleh Cameron Diaz, Amy yang diperankan oleh Lucy Punch dan Scott diperankan oleh Justin Timberlake. Saya selaku peneliti memilih tokoh ketiga tersebut adalah tokoh utama dalam film merupakan cerminan guru yang pastinya ada dalam kehidupan nyata tetapi diceritakan secara lucu dan penuh makna dibalik sikap guru yang tidak layak dicontoh oleh guru ataupun murid, sedangkan tokoh pembantu yang saya teliti berkaitan dengan kehidupan yang menyangkut tokoh utama dalam kehidupan nyata juga terjadi tentang jodoh dan persaingan profesi. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Denga teknik sampling yang benar, kita harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling yang benar, kita sudah mendapatkan strategi dan prosedur yang akan kita gunakan dalam menganalisis suatu cerita dalam semiotika. Pada bagian ini, kita akan membahas jenis data apa saja yang dapat kita pergunakan untuk penelitian kita. Yang pertama adalah data sekunder, yang kedua data primer. a. Data Primer Observasi yang saya lakukan adalah mengamati isi film yaitu tokoh utama dalam film “Bad teacher” dan dua orang pembantu dalam film tersebut. Tokoh-tokoh itu yaitu Cameron Diaz sebagai tokoh utama yang berperan sebagai Elizabeth Halsey, Lucy Punch adalah tokoh pembantu berperan sebagai Amy Squirrel, dan Justin Timberlake yang merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai Scott Delecore. b. Data Sekunder Data sekuder ini saya peroleh analisis cerita studi kepustakaan dari internet media yang menjelaskan tentang film tersebut. Tujuan data sekunder adalah untuk melengkapi data primer tersebut. Analisis tersebut dapat saya tambahakan juga dari buku berjudul “ Semiotika Komunikasi” karangan Indiawan Seto Wahyu Wibiwo. 3.6 2012 Unit Analisis 49 Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 50 Unit analisis adalah setiap unit yang akan dianalisa, digambarkan atau dijelaskan dengan pernyataan-pernyataan deskriptif. Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah tanda-tanda verbal maupun non verbal yang ada pada isi film “Bad Teacher” ini difokuskan makna masing-masing judul, gambar dan bahasa tubuh. Karena itu unit analisis penelitian adalah tanda-tanda nonverbal yang ada pada cover film. Analisis yang saya teliti berdasarkan teori Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Analisis saya dalam karakter guru di film dalam alur cerita adalah dimana awalnya guru dalam tokoh utama menginginkan keluar dari pekerjaanya dan menikah dengan pria kaya tetapi ia kedapatan oleh ibu dari pihak pria bahwa ia tertarik untuk uang daripada si pria tersebut maka terpaksalah ia batal menikah dan kembali menjadi guru. Tokoh ini mendapat ejekan secara halus oleh tokoh pembantu oleh Lucy Punch dan mereka saling bermusuhan satu sama lain. Tingkah laku selama tokoh utama guru tersebut ia sangatlah malas hanya menyuruh menonton pada muridnya tanpa memperhatikan muridnya tersebut. Tokoh utama mendapat perhatihan dari guru baru untuk dijadikan suami olehnya namun guru tersebut tidak merespon guru tersebut. Tokoh pembantu ini menyukai wanita berdada besar maka itu termotivasilah ia mencari uang demi operasi membesarkan dada dengan segala cara ia mendapatkan uang mulai dari menjual barang dari bekas kehilangan dan mengikuti kegiatan mencuci mobil karena uang tersebut lumayan. Pada suatui ketika ia diberitahu oleh tokoh lain bahwa jika ia dapat menjadi guru yang baik maka ia akan memenangkan bonus maka ia termotivasi untuk itu namun tetap saja ia masih tergolong kurang untuk itu karena menggunakan cara kekerasan. Pada akhirnya ia terpaksa berbuat curang namun ia kedapatan oleh Lucy Punch berbuat curang namun ia juga tidak mau kalah dalam hal itu ia sudah menyiapkan senjata jika orang yang yang curangi berbicara kepada pengacara maka takutlah ia akan hancur karir dan karakternya. Maka ending dari cerita tersebut ia menjadi guru Bimbingan Konseling karena perubahan yang ia alami menjadi guru yang baik. 3.7 Teknik Analisis Data Proses semiosis adalah suatu proses pemaknan tanda yang bermula dari persepsi atas dasar, kemudian dasar merujuk pada objek, akhirnya terjadi proses interpretan. Penerapan dari model Barthes ini dilakukan sebagai berikut : bagaimana peneliti melihat gambar atau tanda-tanda yang ada pada cover isi film ( R ) yang merajuk pada suatu O, yakni dilekatkan pada sebuah konsep keyakinan kelompok tertentu yang meleihatnya dalam karakter guru. 2012 50 Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 51 Proses selanjutnya ialah saat menafsirkan, misalnya, bahwa gambar tersebut menandakan bahwa sebuah perjamuan terakhir dan si karakter guru berada di tengah hendak mengajar kepada murid-muridnya ( I ). Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian untuk membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Selanjutnya Barthes (1957 dalam de Saussure) menggunakan teori signifiant signifie yang dikembangkan menjadi teori tentang metabaha sa dan konotasi. Istilah signifiant menjadi ekspresi (E) dan signifie menjadi isi (C). Namun Barthes mengatakan bahwa antara E dan C harus ada relasi (R) ter-tentu, sehingga membentuk tanda ( sign, Sn). Konsep relasi ini membuat teori tentang tanda lebih mungkin berkembang karena relasi ditetapkan oleh pemakai tanda. Menurut Barthes, ekspresi dapat berkembang dan membentuk tanda baru, sehingga ada lebih dari satu dengan isi yang sama. Pengem-bangan ini disebut sebagai gejala meta -bahasa dan membentuk apa yang disebut kesinoniman (synonymy). Setiap tanda selalu memperoleh pemaknaan awal yang dikenal dengan dengan istilah denotasi dan oleh Barthes disebut sistem primer. Kemudian pengembangan -nya disebut sistem sekunder. Sistem sekunder ke arah ekspresi dise but metabahasa. Sistem sekunder ke arah isi disebut konotasi yaitu pengembangan isi sebuah ekspresi. Konsep konotasi ini tentunya didasari tidak hanya oleh paham kognisi, melainkan juga oleh paham pragmatik yakni pemakai tanda dan situasi pemahamannya. Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif atau evaluatif. Barthes melontarkan konsep tantang konotasi dan denotasi sebagai kunci dari analisisnya. Barthes menggunakan versi yang jauh lebih sederhana saat membahas model ‘glossematic sign’ ( tanda-tanda glossematic). Mengabaikan dimensi dari bentuk dan subtansi, Barthes mendefinisikan sebuah tanda (Sign) sebagai sebuah sistem yang terdiri dari (E) sebuah ekspresi atau signifier dalam hubungannya dengan ( R ) dengan content ( atau signified ( C ) : ERC. h sistem tanda primer (primary sign system) dapat menjadi sebuah elemen dari sebuah sistem tanda yang lebih lengkap dan memiliki makna yang berbeda ketimbang semula. “Such sign system can become element of a more comprehensive sign system. If the extension is one of content, the primary sign ( E1 R 1 C1) become the expression of a secondary sign system : E2 = ( E1 R1 C1) R2 C2 ,, 2012 51 Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 52 Dengan begitu, primary sign adalah denotative sedangkan secondary sign adalah salah satu connotative semiotics. Konsep connotative inilah yang menjadi kunci penting dari model semiotika Roland Barthes.34 Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannnya. Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain, donotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkannya. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa sapek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas social yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif, misalnya mengenai hidup atau mati, manusia dan dewa. Sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai feminitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan dan kesuksesaan. Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting dalam suatu ujaran. Makna denotasi bersifat langsung, yaitu makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah pertanda 20 Indiawan Seto Wahyu Wibowo/Semotika Komunikasi/ hal 213 2012 52 Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 53 Daftar Pustaka DAFTAR PUSTAKA Nini Subini /Psikologi Pembelajaran/ Yogyakarta/Mentari Pustaka/ 2012 Hal 2 Hasrullah / Beragam Perspektif Ilmu Komunikasi/ Jakarta/ Kencana Prenada Media Group/ Feb 2013 Hal 27 Soemiarti Patmonodewo/ Pendidikan Anak Prasekolah/ Jakarta/ Rineka Cipta / Jul 2003 hal 4 Hafied Cangara/Pengantar Ilmu Komunikasi/Raja Grafindo Pesada/2006/ hal 17-18 Ibid Book 1980 Alex Sobur/ Semiotika Komunkasi/ Bandung/ Rosda/ 2003/ Hal 122 2012 53 Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 54 Dennis McQuail,Teori Komunikasi Massa, hal 66 : 201 Ibid Deddy mulyana, M A.,Ph.D.Ilmu Komunikasi Suatu Pengatar. Jakarta Grasindo. Hal 83,2000 Sasa Djuarsa Sendjaja, Dkk,Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,2003 hal 72 Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengatar Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2004 hal 14-17 Sunarjo dan Djoemasih, Himpunan Istilah Komunikasi:edisi kedua Yogyakarta; Liberty,1983 hal 70-71. Gnong Uchjana Effendi/Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi/ Jakarta / PT.CitraAditya Bakti, 2007-156-170 Gnong Uchjana Effendi/Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi/ Jakarta / PT.CitraAditya Bakti, 2007-156-170 http://www.imdb.com/title/tt1284575/synopsis/25/03/15/14.03 http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/13/06/21/moq85o-cameron-diaz-diplotkembali-jadi-bad-teacher/25/03/15/14.07 2012 54 Nama Mata Kuliah dari Modul Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id