Modul Seminar Media [TM1]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
SEMINAR
MEDIA
PRESENTASI
Fakultas
Program Studi
FIKOM
BROADCASTING
Tatap Muka
01
1
Kode MK
Disusun Oleh
42008
Feni Fasta
2
Abstract
Kompetensi
Pokok bahasan ini membahas Setelah mengikuti mata kuliah
tentang
topik-topik
dalam ini
diharapkan
Seminar Media yang meliputi memahami
16 kali pertemuan, dimana proposal
masing-masing
menghasilkan
pertemuan sidang
output
yang
berbeda dan saling terkait satu
sama lain.
2015
2
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mahasiswa
cara
seminar
melalui
simulasi
3
Pembahasan
ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES
KARAKTER DALAM FILM “BAD TEACHER”
PROPOSAL RISET MEDIA
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Strata 1 ( S-1) Komunikasi Bidang Studi Broadcasting
Disusun oleh :
Kevin Siswanto
44111120035
FAKULTASI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2015
2015
3
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Pendidikan sangatlah penting bagi semua orang dari kecil sampai dewasa
sekalipun. Guru adalah orang terpenting dalam mendidik siswa yang ada dalam
sekolah. Mereka juga panutan bagi murid-muridnya yang ada di dalam
lingkungan pendidikan yang ada. Namun kasus yang penulis angkat berdasarkan
kebalikan dari semua yang ada dalam sebuah film. Kondisi ini penulis kaitakan
dengan film yang akan saya ungkap dalam film “Bad Teacher” akan bagimana
karakter seorang guru dalam mendidik anak. George A Miller (1974) mengatakan
psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan pola pikir
yang berusaha mengendalikan tentang perilaku dan pola pikir yang berusaha
mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia. Karakter guru dalam
film yang dibahasa adalah mengenai perilaku dari pemeran utama dan pola pikir
dalam mendidik anak serta gerak gerik secara non verbal selain kepada murid
juga terhadap sesama pengajar1. Littlejohn juga berpendapat dalam Interactionist
bahwa teori aliran ini memandang sosial sebagai proses interaksi, baik dalam
bentuk pendirian, perilaku, arti, dan bahasa2. Karakter guru dalam film dengan
menggunakan semiotik Roland Barthes akan memandang makna dari proses
berinteraksi antara rekan kerja dan juga siswa yang ada, pendirian dalam alur
cerita terjadinya perubahan yang ada karena dorongan sesuatu serta bahasa yang
digunakan karakter ketika berkomunikasi satu sama lain.
Jean Jacques
mengukapkan “Tuhan menciptakan segalanya baik; adanya campur tangan
manusia menjadikannya jahat”. Teori yang dikatakan oleh Jean bahwa di dunia ini
Tuhan menciptakan kebaikan dan juga kejahatan yang diperbuat manusia dalam
adegan film tersebut ada yang mengajarkan mengenai beberapa yang tidak layak
dilihatkan oleh siswa yang ada3.
1
Nini Subini /Psikologi Pembelajaran/ Yogyakarta/Mentari Pustaka/ 2012 Hal 2
Hasrullah / Beragam Perspektif Ilmu Komunikasi/ Jakarta/ Kencana Prenada Media Group/ Feb
2013 Hal 27
3
Soemiarti Patmonodewo/ Pendidikan Anak Prasekolah/ Jakarta/ Rineka Cipta / Jul 2003 hal 4
2
2015
4
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5
Film “Bad Teacher adalah produksi dari Paramount Picture. Produser
dalam film ini adalah Jake Kashdan. Dalam alur cerita yang akan penulis teliti
adalah mengenai atas dasar penilaian dalam pandangan penulis sebagai
mahasiswa keterkaitannya dengan analisis semiotik Roland Barther mengenai
makna denotasi dan konotasi yang ada dalam film. Komunikasi secara verbal dan
non verbal yang dilakukan para pemeran dan juga murid-murid yang ada dalam
cerita film tersebut. Perilaku yang ada menjadikan topik yang menarik dalam
kondisi pendidikan yang ada. Film “Bad Teacher” sendiri adalah film yang
menggambarkan karakter tokoh utama yang memikirkan kehidupan dengan
mengabaikan anak didiknya yang ada serta konflik yang ada bersama rekan kerja
secara non verbal. Adegan-adegan yang ada dalam film menunjukan bagimana
karakter utama dalam memerankan mendidik murid secara tidak profesional serta
kurang perhatian yang ada. Perilaku yang tidak baik juga muncul dengan
pemakaian obat-obatan, minum alkohol dalam kelas dihadapan murid secara tidak
langsung, dan teguran secara halus dalam rekan kerja yang ada. Maka itu
penelitian ini juga penulis sedikit di kaitakan dengan pendidikan di Indonesia saat
ini. Sumber yang ada akan peneliti wawancari seorang guru yang ada di Surabaya.
Karakter film “Bad Teacher” yang akan di teliti adalah tokoh utama yakni
Cameron Diaz yang memerankan Elizabeth Halsey, lawan tokoh utama Lucy
Punnch yang memerankan Amy Squirrel dan juga murid-murid yang ada di dalam
film. Konflik antara dua karakter ini menimbulkan persaingan yang ada dalam
medidik anak-anak yang ada dalam film tersebut. Tujuan dari masing-masing para
guru ini yakni satu hal yaitu mengenai cinta. Pandangan yang penulis lihat dalam
cinta tersebut dapat dilihat dari segi denotasi dan konotasi teori Roland Barthes.
Karakter dalam film tidak hanya sebatas tokoh utama dan tokoh pembantu tetapi
juga beberapa tokoh yakni Justin Timberlake, Jason Segel, Phllis Smith dan juga
kepala sekolah yakni John Michael Higgins. Tokoh yang saya sebutkan yakni
berhubungan langsung dengan pemeran utama yakni Cameron Diaz.
Penelitian yang penulis pakai akan dijelaskan detail mengenai skenario
yang ada dalam film. Elizabeth Halsey (Cameron Diaz) adalah seorang guru
Chicago daerah miskin yang menurunkan mental
2015
5
Seminar Media
Feni Fasta
pada murid-muridnya,
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6
peminum berat, dan mengambil jumlah obat terlarang4. Sang tokoh utama
berencana untuk menikah tunangan kaya, tapi ketika hubungan sang guru tersebut
diakhiri oleh mertua tunangan ia merasa sedih, dia mencoba untuk memenangkan
guru pengganti Scott Delacorte (Justin Timberlake), juga kaya. Rekan mereka,
Amy Squirrel (Lucy punch) juga mengejar Scott, sedangkan guru olahraga
Russell (Jason Segel) adalah membuat kemajuan pada Elizabeth. Halsey telah
merencanakan untuk mendapatkan membesarkan bagian dada untuk mengesankan
Delacorte, tetapi tidak mampu operasi. Maka itu keadaan tersebut membuat
menjadi lebih buruk bagi Halsey, Delacorte mulai memiliki perasaan untuk
Squirrel dan hanya memandang Halsey sebagai teman. Halsey mencoba untuk
mengumpulkan uang untuk operasi dengan berpartisipasi dalam dirinya 7 -kelas
cuci mobil kelas dan dengan menarik perhatian orang tua untuk memberikan uang
untuk perlengkapan sekolah lagi. Usaha yang dilakukan bagaimanapun adalah siasia. Sang tokoh utama kemudian belajar demi mendapatka bonus bagi guru yang
mendapatkan nilai tertinggi negara kelas. Halsey memutuskan untuk mengubah
gayanya mengajar, pergi dari seorang guru yang hanya menunjukkan film untuk
orang yang membuat murid-murid belajar keras untuk ujian mendekat.
Sayangnya, perubahan gaya mengajar dan usahanya untuk mempersiapkan muridmurid tidak cukup, karena mereka nilai rendah pada kuis dia memberi. Sementara
itu sang tokoh memulai persahabatan dengan Gettis, guru olahraga. Squirrel dan
Delacorte mulai berkencan. Halsey kemudian memutuskan untuk mencuri ujian
negara dengan menyamar sebagai wartawan melaporkan bias rasial ujian itu.
Ketika rektor yang diwawancara, menjelaskan rector tersebut
tidak bisa
memberinya ujian karena protokol, ia mengajak ke kantor yang kemudian dirayu
dan membius rektor tersebut mulai mencari jawaban ujian tersebut kemudian
mencuri kunci tersebut. Halsey juga mengambil foto-foto telanjang rector tersebut
sebagai asuransi jika dia tertangkap. Sebulan kemudian Halsey menang bonus dan
membayar janji untuk mendapatkan dada yang menarik Delecore. Ketika Halsey
mendengar tentang kunjungan tour, yang Delacorte dan Squirrel akan
pendamping, ia mengoleskan daun poison ivy pada apel di meja Squirrel baginya
4
http://www.imdb.com/title/tt1284575/synopsis/25/03/15/14.03
2015
6
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7
untuk makan, menyebabkan sang tokoh pembantu tidak bisa pergi pada
perjalanan lapangan, dan Halsey menggantikan Amy. Pada kunjungan lapangan
Halsey menggoda Delacorte dan mereka berhubungan intim, yang Squirrel tahu
melalui Halsey meninggalkan 'mengungkapkan' pesan suara telepon selulernya.
Halsey juga menyarankan salah satu dari murid-muridnya pada melepaskan naksir
yang tidak suka Garret tersebut karena dia terlalu bodoh, menyebabkan Garret
untuk memperlihatkan tentang bagaimana Garret telah bodoh juga dengan
kepentingan cinta yakni Chase. Setelah mendengar pesan Halsey, Squirrel
menukar mejanya dengan Halsey dalam rangka untuk mendapatkan seseorang
untuk membuka mejanya baginya untuk menemukan bukti bahwa Halsey
memenangkan bonus tidak adil. Squirrel menginformasikan kepala sekolah dan
pertemuan diatur untuk Halsey membicarakan masalah ini dengan kepala sekolah
dan pengawas. Halsey berhasil lolos dengan kenakalan nya melalui pemerasan
dan memberitahu mereka bahwa beberapa guru di sekolah tersebut melakukan
narkoba. Ketika polisi mencari sekolah, mereka menemukan obat di meja Halsey
(yang sekarang di kelas Squirrel), sehingga melemparkan kecurigaan ke Squirrel,
yang pindah ke sekolah lain dengan inspektur. Dengan Squirrel pergi, Delacorte
mencoba untuk mendapatkan perhatian kembali namun ternyata di tinggal pergi
oleh Halsey. Delecore, bagaimanapun, ternyata Halsey bahwa dia memiliki hal
yang lebih baik pergi dengan Gettis. Tahun ajaran berikutnya terlihat bahwa
Halsey tidak mendapatkan pembesaran dada karena Halsey merasa tidak
membutuhkannya, dan terlihat baik-baik saja. Halsey juga tampaknya ramah
terhadap rekan kerja, dan telah memulai hubungan dengan Gettis. Selain itu,
bukannya kembali ke kelas mengajar murid, Halsey sekarang baru Bimbingan
Penasihat sekolah.
Kelebihan dalam “Bad Techer” ini adalah dimana film komedian ini
menjadi populer yang diproduksi oleh Colombian Picture ini. Hal ini membuat
produser Jake Kasdan ini membuat lanjutan lagi yang berjudul “Bad Teacher 2”
2015
7
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8
yang dikutip oleh republika. Peluang yang ada dalam film ini adalah sangatlah
insiprasi pelajaran bagi semua guru yang ada dalam mengajar siswa yang ada5.
1.2
Fokus Penelitian
Penulis meneliti tentang “ Bagaiamana karakter guru dalam film “BAD
TEACHER”? “. Seperti yang diketahui saat ini banyak guru yang sudah bebas
dalam mendidik anak-anak sekarang berbeda dengan jaman dulu. Film tersebut
bersifat komedi namun penulis tertarik untuk meneliti akan film yang akan bahas
dalam karya Jake Kasdan Selain kelakuan juga muncul akan figur-figur cerita
tersebut antara tokoh utama dengan tokoh yang lain. Film ini maka penulis teliti
secara mendalam apa yang dapat dipelajari untuk penelitian yang ada secara
padangan penulis dengan analisis semiotika Roland Barthes. Film yang akan
penulis akan bahas merupakan produksi film dari COLOMBIA PICTURE.
1.3
Tujuan Penelitian
Film yang penulis ambil adalah “Bad Teacher” yang bertujuan bagaimana
cara memandang kita dalam film mengenai makna yang ada. Pandangan yang ada
keterkaitannya dengan cara mengajarkan anak serta membimbing perjalinan
dengan rekan kerja yang ada dalam dunia pendidikan yang ada.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritist / Akademis
Dalam film akan mempelajari apa yang ada tanda secara verbal dan non
verbal dalam “Bad Teacher” selaku dengan menggunakan teori Roland Barthes.
1.4.2
Manfaat Praktis
Bagi Produser Film
5
http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/13/06/21/moq85o-cameron-diaz-diplotkembali-jadi-bad-teacher/25/03/15/14.07
2015
8
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9
Jake Kasdan selaku produser membuat film tersebut karena memandang
seorag karakter yang unik dalam mendidik serta juga mencari pasangan. Profesi
guru adalah panutan yang penting bagi anak-anak maka itu ada sebagian dari para
guru yang tidak menikah karena profesinya sebagai pendidik. Maka dalam film
ini di mana karakter tersebut di munculkan seorang guru lewat Cameron Diaz
selaku pemeran utama dalam film tersebut. Karakter yang benar di luar dari cara
mengajar yang kurang baik dalam menjadi panutan. Namun karena keunikan itu
sang tokoh menjadi rajin ketika mendapat acuan dalam mendapatkan sesuatu.
Rasa kemalasan pada awalnya berubah menjadi guru teladan walaupun kurang
begitu bisa diterima. Sang tokoh juga belajar bersabar dalam mendapatkan
pasangan yang ada dan belajar akan pelajaran dalam mencari pasangan6.
1.4.3
Manfaat Sosial
Dalam permasalahan yang ada dalam film mempunyai manfaat secara
sosial yakni mempelajari gaya komunikasi secara etika dalam pandangan
mendidik. Penulis juga keterkaitannya pengajaran dalam kalangan dosen dalam
universitas Mercubuana dalam mengajar mahasiswa yang ada.
6
http://screenrant.com/bad-teacher-interview-jake-kasdan-rothc-120718/ 04/07/15/12.39
2015
9
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbiolik yang mengehendaki
orang-orang
mengatur
lingkungannya
dengan
menghendaki
orang-orang
mengatur lingkungan dengan (1) membangun hubungan antarasesama manusia
(2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku
orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu” 7.
Komunikasi menurut Carl I Hovland adalah dimana komunikasi
mempelajari komunikasi dalam hubungannya dengan perubahan sikap manusia.
Charles E. Isgood mempelajari dimana studi empiric atau pesan. Paul F. Lazarfeld
mempelajari komunikasi antar pribadi dalam kaitannya dengan komunikasi
massa. Harold D Laswell menyatakan bahwa cara tepat untuk menerangkan suatu
tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan yang ada “Siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa
pengaruhnya”. Menurut Evertt M.Rogers komunikasi juga adalah proses dimana
suatu ide diahlikan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka8.
2.1.2
Unsur Komunikasi
Komukasi terdiri atas sumber, pesan, media, penerima dan efek. Unsur ini
bisa disebut juga komponen atau elemen komunikasi. Ada menilai bahwa
terciptanya proses komunikasi, cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada
juga yang menambahkan umpan balik dan lingkungan selain lima unsur yang
telah disebut9. Aristoteles, ahli filsafat kuno dalam bukunya Rhetorica menyebut
7
Hafied Cangara/Pengantar Ilmu Komunikasi/Raja Grafindo Pesada/2006/ hal 17-18
Ibid Book 1980
9
Ibid 21
8
10
11
bahwa suatu prose komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnya,
yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan dan siapa yang mendengarkan.
Unsur komunikasi dikemukakan dalam berbagai macam penjabaran yakni:
1. Sumber adalah pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi
antaramanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk
kelompok misalnya partai,organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut
pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, senders atau
encorder.
2. Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan
dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya
bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
Dalam bahasa Inggris pesannya biasanya diterjemahkan dengan kata message,
content, atau information.
3. Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima. Terdapat beberapa catatan mengenai saluran atau media. Ada
yang menilai bahwa media bisa macam-macam bentuknya, misalnya dalam
komunikasi antarpribadi pancaindera dilanggap sebagai media komunikasi.
Dalam komunikasi massa, media juga alat yang dapat menghubungkan antara
sumber dan penerima yang sifatnya terbuk, dimana setiap orang dapat melihat,
membaca, dan mendengarkan. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan
dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti seperti
halnya surat kabar, majalah, buku, dan lain-lain yag bersifat tulisan. Sedangkan
media elektronik adalah radio, film, televise, video recording, computer,
electronic board, audio cassete.
4. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran penerima yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok,
partai, atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagi macam istilah seperti
khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam proses komunikasi telah dipahami
bahwa keberadaan penerima adaah akibat karena adanya sumber. Tidak ada
penerima jika tidak ada sumber.
2015
11
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
12
5. Efek adalah perbedaan apa yang dipikirkan, dirasakan atau dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa juga diartikan
perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan
sesorang sebagai akibat penerimaan pesan.
2.1.3 Tanda Verbal dan Nonverbal
Definisi Harfiah komunikasi Nonverbal adalah komunikasi tanpa bahasa
atau komunikasi tanpa kata, maka tanda nonverbal bearti tanda minus kara. Jadi
secara sederhana, tanda non verbal dapat kita artikan semua tanda yang bukan
kata-kata.
Ada beberapa cara untuk menggolongkan tanda-tanda.
10
Cara itu yakni
tanda yang ditimbulkan oleh alam yang kemudian diketahui manusia melalui
pengalamannya; misalnya kalaulangit mendung akan menandakan turun hujan
dan kalau hujan sudah turun terus menetus ada alasan untuk mengatakan banjir,
kalau banjir ada alasan untuk timbulnya penyakit, meninggal11.
Tanda yang ditimbulkan manusia dapat dibedakan atas yang bersifat
verbal dan yang bersifat nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang
digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat bicara, sedangkan
yang nonverbal dapat berupa (i) tanda yang menggunakan anggota, lalu diikuti
dengan lambing, misalnya “Mari”; (ii) suara, misalnya bersiul, atau membunyikan
ssst…. yang bermakna memanggil seseorang: (iii) tanda yang diciptakan oleh
manusia untuk menghemat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan, misalnya
rambu-rambu lalu lintas, bendera, tiupan terompet dan (iv) benda-benda
bermakna kultural dan ritual.
Seperti halnya kata-kata, kebanyakan tanda-tanda nonverbal juga tidak
universal. Bagi orang Amerika, misalnya mempertemukan jempol dengan
telunjuk sehingga membentuk suatu lingkaran dan menjarangkan jari-jari lainnya,
berarti “baik!”, tetapi bagi orang Brazil, ini merupakan isyarat “jorok” yang
menjijikan12. Jadi isyarat yang tangan atu tanda gerakan tangan yang sama dapat
10
Ibid Pateda
Alex Sobur/ Semiotika Komunkasi/ Bandung/ Rosda/ 2003/ Hal 122
12
Ibid Tubbs & Moss
11
2015
12
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
13
memiliki arti yang berbeda bagi anggota budaya yang lain. Mehrabian
berpendapat bahwa 93 persen dari semua tanda atau makna social dalam
komunikasu tarap-muka diperoleh dari tanda-tanda nonverbal, sementara
Birdwhitstell memperkirakan bahwa 65 persen dari komunikasi semacam itu
adalah nonverbal. Bidang nonverbal adalah suatu wilayah yang menekankan
pentingnya fenomena yang bersifat empiris, faktual , atau konkret, tanpa ujaranujaran bahasa. Ini berarti bidang nonverbal berkaitan dengan benda konkret,
nyata, dan dapat dibuktikan melalui alat indera manusia.
2.2 Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan
menyebarkan pesan kepada khalayak banyak ( publik ). Dalam komunikasi massa
media massa terjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan
menampaikan pada khalayak.
2.2.1
Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang
kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan
pesan kepada khalayak yang besar, heterogen dan tersebar. De Fleur & Dennis
mengatakan komunikasi sebagai proses. Tahapan-tahapan pembentuk komunikasi
massa : Komunikator profesional komunikator yang terlembagakan komunikator
bukan individu komunikator merupakan bagian dari lembaga / organisasi yang
kompleks.
Komunikasi massa diadopsi
dari istilah bahasa Inggris, mass
communication, sebagai kependekkan dari mass media communication
(
komunikasi media massa ). Artinya komunikasi yang menggunakan media massa
atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau
communication diartikan sebagai saluran, yaitu media massa ( mass media)
sebagai kependekan dari media of mass communication13.
Komunikasi massa ( mass communication ) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak ( surat kabar, majalah ) atau elektronik (
13
Dennis McQuail,Teori Komunikasi Massa, hal 66 : 201 Ibid
2015
13
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
14
radio, televisi ) yang dikelolah oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan,
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,
anonym dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat
,serentak dan selitas ( khususnya media elektronik). Komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok, dan komunikasip organisasi berlangsung dalam proses
untuk mempersiapakan pesan yang disampaikan media massa saat ini.
Menurut Wilber Schram, proses komunikasi massa terdiri dari komponen
komunikator, pesan, dan komunikan. Dengan komponen ini, maka proses
komunikasi baik interpersonal maupun komunikasi massa dapat terjadi. Karena
komunikator dengan media bisa menyampaikan pesan kepada komunikan yang
jauh.
2.2.2
Elemen Komunikasi Massa
Berbicara komunikasi massa juga tidak lepas dari elemen-elemen komunikasi
massa seperti : komunikator, isi pesan, saluran,komunikan, dampak,dan feedback.
Melvin Defleur dan Dennis Mc Quail merumuskan bahwa komunikasi adalah
suatu proses dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan
secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang
diharapkan dapat mempengaruhi khalayak dengan melalui cara.
1. Komunikator
Komunikator yang dimaksud disini merupakan gabungan individu dalam
sebuah lembaga media massa.
2. Isi ( Pesan )
Berita dan informasi merupakan isi pokok yang harus dimiliki oleh media
massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan sebagai kejadian
diseluruh dunia kepada para audiens.
3. Komunikan ( Audience )
Audiens yang dimaksud untuk komunikasi massa sengat beragam.Menurut
Hiebert, audience dalam komunikasi massa setidaknya mempunyai lima
karakteristik sebagai berikut :
2015
14
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
15
a. Audience cenderung berisi individu – individu yang cenderung untuk
berbagi pengalaman dan memperngaruhi oleh hubungan social diantara
mereka.
b. Audience cenderung besar. Besar disiniberarti tersebar ke berbagi wilayah
jangkauan sasaran komunikasi massa.
c. Audience cenderung heterogen.
d. Audience cenderung anonym, yakni tidak mengenal satu sama lain.
e. Audience secara fisik dipisahkan oleh komuniator.14
2.2.3
Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristikdari komunikasi massa antara lain :
1. Komunikasi suatu proses
Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta
berkaitan satu sama lain dapat mencakup pelaku atau peserta, pesan (meliputi
bentuk, isi dan cara penyajian ), saluran atau alat yang di gunakan untuk
menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil, atau akibat yang terjadi.
2. Komuniksi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan yang
dilakukan secara sadar.
3. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang
terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila pihakpihak yang berkomunikasi ( dua orang atau lebih ) sama-sama mempunyai
topik pesan yang dikomunikasikan.
4. Komunikasi bersifat simbiolik
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan lambing-lambang, misalnya : bahasa
5. Komunikasi bersifat transaksional
18 Deddy
mulyana, M A.,Ph.D.Ilmu Komunikasi Suatu Pengatar. Jakarta Grasindo. Hal 83,2000
19 Sasa Djuarsa Sendjaja, Dkk,Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka,2003 hal 72
2015
15
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
16
Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan : member dan menerima.
Dua tindakan tersebut tentunya erlu dilakukan secara seimbang atau
proposional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.
6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Pada prosesnya komunikasi massa, komunikator dan komunikan tidak dapat
melakukan kontak langsung karena pesan yang disampaikan melalui media
massa. Komunikator aktif menyampaikan pesan,omunikan pun aktif
menerima pesan, namun diantaranya keduanya tidak dapat melakukan dialog.
7. Stimulasi Alat Indra Terbatas
Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media
massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio
siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada
media televise dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan
pendengaran.
8. Umpan Balik Tertunda ( Delayed ) dan Tidak Langsung ( Indirect )
Dalam proses komunikasi massa umpan balik bersifat tidak langsung (
indirect ) dan tertunda ( delayed ). Artinya, komunikator komunikasi massa
tidak dapat dengan segera mengetahui bagimana reaksi khalayak terhadap
pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon,
e-mail, atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback lewat telepon, email atau surat pembaca itu menggambarkan feedback komunikasi massa
bersifat indirect.Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan
telepon, menulis surat pembaca, mengirim e-mail itu menunjukkan bahwa
feedback komunikasi massa bersifat tertunda ( delayed ).
D. Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black danFrederick C Whitney (
1988 ) antara lain: to inform ( menginformasikan ), to entertain ( member hiburan
), to persuade ( membujuk ), transmission of culture (
2015
16
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tranmisi budaya ).
17
Sementara itu, fungsi komunikasi massa menurut Jhon Vivian dalam bukunya
The media of mass-communication ( 1991 ) yaitu, providing information,
providing entertainment, helping to persuade, contributing to social cohesion (
mendorong kohesi social ).
Ada pula komunikasi massa yang pernah di kemukakan oleh Harold
D.Lasswel yakni, surveillance of the environment ( fungsi pengawasan ),
correlation of part of the society in responding of environment ( fungsi korelasi )
dan transmission of the social heritage from one generation to the next ( fungsi
pewarisan sosial ). Sama seperti pendapat Lasswel, Charles Robert Wright ( 1988
) menambah fungsi entertainment ( hiburan ) dalam komunikasi.
Fungsi komunikasi massa menurut Dominic ( 2001) terdiri dari,
1. Surveillance ( Pengawasan Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi
dalam bentuk utama:
a.
Warning or beware surveillance ( pengawasan peringatan )
Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan
tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang
memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer.
b.
Instrumental surveillance ( pengawasan instrumental )
Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi
yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan seharihari.
2. Interpretation ( Penafsiran )
Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan
penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industry media
memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.
Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk
memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antar
persona atau komunikasikelompok.
3. Likage ( Pertalian )
2015
17
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
18
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,sehingga
membentuk linkage ( pertalian ) berdasarkan kepentingan dan minatyang
samatentang sesuatu.
4. Transmission of Values ( Penyebaran Nilai-Nilai )
Fungsi penyebaran nilai juga disebut sosializtion ( sosialisasi ). Sosialisasi
mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai
kelompok.
Media
massa
yang mewakili
gambaran
masyarakat
itu
ditonton,didengar, dan dibaca.
5. Entertaiment ( Hiburan )
Fungsi media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuanya adalah
untuk mengurangi ketegangan ikiran khalayak, karena dengan membaca
berita-berita yang ringanatau melihat tayangan hiburan televisidapat membuat
pikiran khalayak segar kembali15.
2.3 Media Massa
Media massa atau pers adalah suatu istilah uang mulai digunakan pada
tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain
untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembiacaraan sehari-hari,
istilah ini sering disingkat menjadi media. Masyarakat denga tingkat ekonomi
rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih
tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi memiliki
lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung
pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat
dari media massa tertentu.
2.3.1 Pengertian Media Massa
Media massa khususnya digunakan untuk menyalurkan komunikasi massa.
Istilah media massa berasal dari istilah bahasa Inggris, Mass Media. Mass Media
ini singkatan dari mass media communication atau media of mass
15
Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengatar Bandung PT
Remaja Rosdakarya, 2004 hal 14-17
2015
18
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
19
communication. Sebabnya disebut mass media ialah karena adanya mass
character yang melekatatau dimiliki oleh media itu.
Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar , heterogen, dan anonim melewati media cetak
atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat.
Media massa juga dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak ( penerima ) dengan
mengunakanalat-alat komunkasi mekanis seperti surat kabar,film, radio dan
televisi.16
2.3.2
Karakteristik Media Massa
Sebagai
saluran komunikasi, media massa memiliki karakteristik
tersendiri dibandingkan media lainya, Berikut pemaparannya :
1. Melembaga
Dalam media massa, pihak yang mengeolah media melibatkan banyak individu.
Mulai dari pengumpulan, pengeolahan, sampai pada penyajian informasi.
2. Bersifat Satu Arah
Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. Umpan
balik dari penerima ( khalayak ) lazimnya tertunda.
3. Jangkauan Luas
Artinya media massa memiliki kemampuan untuk menghadapi jangkauan yang
lebih luas dan kecepatan dari segi waktu. Juga bergerak secara luas dan simultan
dimana dalam waktubersamaa infoemasi yang disebarkan dapat diterima oleh
banyak individu.
4. Massa Tak Terbatas
Pesfaktor demografi seperti jenis kelamin, usia, suku bangsa, dan bahkan tingkat
pendidikan.
5. Dalam penyampaian pesan media massa memakai peralatan teknis dari
mekanis.
22Sunarjo dan Djoemasih, Himpunan Istilah Komunikasi:edisi kedua Yogyakarta; Liberty,1983
hal 70-71.
2015
19
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
20
2.3.3
Jenis-Jenis Media Massa
Media massa adalah penyampaian mengenai informasi-informasi, pikiran,
gagasan maupun komunikasi melalui perantara ( media ) kepada masyarakat
umum. Berikut adalah beberapa jenis-jenis media massa :
1. Media Cetak
Media Cetak adalah media yang terdiri dari lembaran kertas yang tertulis dengan
sejumlah kata, kalimat, gambar, dan wacana yang ditata rapi serta berisiskan
berbagai macam informasi-informasi , ilmu pengetahuan, dan teknologi, hiburan,
tips, lapangan pekerjaan,bisnis, aspirasi, opini, promosi, dan juga kejadian di
dalam dan di luar Negara. Beberapa contoh media cetakberserta fungsinya :
a.
Surat kabar
Johannes Gutenberg dari Jerman menemukan mesin cetak ( press ) pada
tahun 1453 pada awalnya digunakan untuk mencetak Bible. Sebelum ada revolusi
Gutenberg, buku-buku di Eropa disalin dengan menggunakan manuscript, selain
memakan waktu yang lama, harga buku-buku tersebut tergolong mahal dan hanya
bisa dibeli oleh orang-orang yang mampu. Dengan ditemukannya mesin cetak,
perkembangan ilmu dan pengetahuan waktu itu semakin pesat, bahkan tidak
hanya untuk bangsa Eropa saja tetapi juga sampai ke Timur Tengah. Melalui
buku-buku yang dicetak pada waktu itu, minat baca masyarakat menjadi tinggi.
Penemuan mesin cetak pun memunculkan penerbitan surat kabar.
Surat kabar penerbitannya ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada
kertas berbiaya rendah yang disebut kertas Koran, yang berisis berita-berita
terkini dalam berbagai topik. Surat kabarawalnya awalnya berkembang di Eropa,
khususnya Inggris dan Amerika Utara. Tahun 1702 muncul Daily Courant lalu
Revenue pada 1704. Sedangkan di Amerika , surat kabar baru terbir setelah
beberapa tahun Amerika mencapai kemerdekaannya ( 1776 ). Namun pada
awalnya, surat kabar hanya diperuntukkan bagi kaum elit dan terpelajar. Secara
fisik, bentuk Koran pada saat itumasih sangat sederhana dan menggunakan biaya
yang sangat murah, tetapi jangkauan meluas. Pada tahun1830, surat kabar sudah
mewabah di New York. Ini adalah saat kejayaan surat kabar yang akhirnya
mewabah le seluruh pelosok dunia.
2015
20
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
21
Adapun fungsinya sebagai berikut :
1. Publishing The News ( menerbitkan / menyiarkan berita / informasi )
2. Commeting On The News ( memberikan komentar terhadap suatu berita /
informasi )
3. Entertaining Reader ( menghibur pembaca )
4. Hekping Readers ( tips untuk pembaca bagiamana cara melakukan sesuatu )
b. Majalah
Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat
kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara
Eropa dan Amerika. Majalah di Inggris ( London ) adalah Review yang
diterbitkan oleh Daniel Depoe pada tahun 1704. Bentuknya adalah antara majalah
dan surat kabar, ukuran halaman yang kecil , serta terbit tiga kali dalam seminggu.
Defoe bertindak sebagai pemilik, penerbit, editor sekaligus sebagai penulisnya.
Sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia. Di Jakarta pada
tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem
Djojohadisoeparto dengan prakarsa dari Ki Hajar Dewantoro, sedangkan di
Ternate pada bulan Oktober 1945 Arnold Monoutu dan dr. Hassan Missouri
menerbitkan majalah mingguan Menara Merdeka yang memuat berita-berita yang
disiarkan radio republik Indonesia. Di Kediri terbit majalah berbahasa Jawa
Djojobojo, pimpinan Tadjib Ermadi. Para anggota ikatan pelajar Indonesia di
Blitar menerbitkan majalah berbahasa Jawa, Obor ( Suluh).
Adapun fungsinya sebagai berikut :
1. Majalah sebagai media komunikasi.
2. Majalah sebagai penyalur aspirasi setiap orang,
3. Majalah sebagai pembelajaran berbasis baca-tulis.
4. Majalah sebagai media penyaluran bakat dalam bidang penulisan.
5. Majalah sebagai peningkatan kreatifitas,
6. Majalah sebagai penghibur.
2. Media Elektonik
2015
21
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
22
Media elektronik adalah sarana komunikasi yang mempergunakan
peralatan elektronik sebagai perantara dalam penyampaian informasi. Berikut
adalah beberapa contoh media eletronik dan fungsinya :
a. Radio
Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio
yang melalui gelombang data yang berlanjut baik melalui modulasi amplitude (
AM ), maupun modulasi frekuensi ( FM ). Metode pengiriman sinyal seperti ini
disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah
internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio.
Adapun fungsinya sebagai berikut :
1. To Inform ( Untuk menginformasikan )
2. To Educate ( Untuk mendidik / pendidikan )
3. To Entertaining ( Untuk hiburan )
Radio sudah mengalami perkembangan dari masa dan membuat sejarah
perkembangan radio itu sendiri. Penggunaan awal radio adalah maritime, untuk
mengirimkan pesan telegraf dengan menggunakan kode morse antara kapal dan
darat. Setelah perang dunia II selesai dan setiap negara kembali menumpahkan
perhatiannya kepada pembangunan di dalam negeri masing-masing, radio siaran
pun mulai mengalami kemajuan yang pesat. Perang dunia tersebut telah
menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi radio, mulai dari
mikrofon dan pesawat penerimaan sampai pemancar tampak pengembangan yang
jauh lebih maju daripada tahun-tahun sebelum perang. Mikrofon semakin peka,
dan pemancar mempunyai daya jangkau yang lebih jauh. Kemajuan teknologi
bidang radio ini mengundang perhatian para pemimpin di berbagai negara untuk
mencegah terjadinya pengaruh mempengaruhi antara satu negara dengan negara
yang lain yang bisa menimbulkan kerugian.
b. Televisi
Pada tahun 1873 seorang operator telegram asal Valentia, Irlandia yang
bernama Joseph May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi
resistansi
elektris selentium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya ke
dalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silentium ( selentium photocell ).
2015
22
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
23
Joseph May bersama Willoughby Smith ( teknisi dari Telegraph Construction
Maintenance Company ) melakukan beberapa percobaan yang selanjutnya
dilaporkan pada Journal of The Society of Telegraph Engineer. Hal ini merupakan
embrio dari teknologi perekaman gambar. Setelah beberapa kurun waktu yang
lamanya kemudian diciptakan sebut piringan metal kecil yang bisa berputar
dengan lubang-lubang didalamnya oleh seorang mahasiswa yang bernama Julius
Paul Gottieb Nipkow ( 1860-1940 ) atau lebih dikenal Paul Nipkow di Berlin,
Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar
tahun 1920 John Logie Baird ( 1884-1946 ) dan Charles Francis Jenkins ( 18671934 ) menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu
sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka
membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik
dalam penyiaran maupun penerimannya. Pada waktu itu belum ditemukan
komponen listrik tabung hampa ( Cathode Ray Tube ).
Televisi elekronik agak tesendat perkembangannya pada tahun-tahun itu,
lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting.
Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial
bagi riset TV elektronil ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja
dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo
Zworykin ( 1884-1982 ) dan Philo T.Farnsworth ( 1906-1971 ) berhasil dengan
TV Elektoniknya. Dengan biaya yang sangat murah dan hasilnya berjalan baik,
maka orang-orang pada waktu itu berangsur-angsur mulai meninggalkan tv
mekanik dan menggantinya dengan tv elektronik. Vladimir Zworykin, yang
merupakan salah satu dari beberapa pakar masa itu, mendapat bantuan dari David
Sarnoff ( 1891-1971 ). Senior Vice Presiden dari RCA ( Radio Corporation of
America ). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV
mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial
yang lebih baik. Selain itu, Phiko Farmsworth juga berhasil mendapatkan sponsor
untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.
Adapun fungsinya sebagai berikut :
1. Sebagai sarana memperoleh informasi actual dan faktual.
2015
23
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
24
2.
Sebagai sarana hiburan seperti tontona film, music dan humor.
3. Sebagai sarana menyampaikan pendapatdan berbagi.
4. Sebagai media pelajar seperti tv educationdan program siaran pendidikan.
c. Komputer dan Internet
Menurut Laquey ( 1997 ), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan
computer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah
sarana bagi peneliti untuk mengakses data dari sejumlah daya perangkat keras
computer yang mahal. Namn, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang
komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari
misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan
berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan17.
Adapun fungsinya sebagai berikut :
1. Sebagai sarana mempermudah kerja.
2. Sebagai sarana komunikasi.
3. Sebagai alat hiburan.
4. Sebagai alat pendidikan.
5. Sebagai saran informasi.
2.4
Film
Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie ( semula pelesetan
untuk “ gambar bergerak” ). Film, secara kolektif, sering disebut “sinema”.
Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk popular dari hiburan, dan juga bisnis.
Film yang dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda ( termasuk fantasi
dan figure palsu ) dengan kamera animasi.
2.4.1
Pengertian Film
Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media
komunikasi massa pandangan dengan yang dibuat berdasarkan asas sinematografi
dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan
hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk dan jenis, ukuran melalui
26
Gnong Uchjana Effendi/Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi/ Jakarta / PT.CitraAditya Bakti,
2007-156-170
2015
24
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
25
proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara,
yang dapatdipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik,
elektronik, dan atau lainnya.” 18
Film dalam pengertian sempit adalah penyajian lewat gambar dengan
layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang
disiarkan televisi. Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis
plastik yang dilapisi denganzat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut
selluloid. Dalam bidang fotografi film, ini menjadi media yang dominan
dipergunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada
generasi berikutmya fotografi bergeser pada penggunaan media digital elektronik
sebagi penyimpanan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media
penyimpanan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut
dikenal media penyimpanan selluloid ( film ), pita analog dan yang terakhir media
digital ( pita, cakram, memori chip ).
Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya
sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpanannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi,
maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa
menggunakan selluloid ( media film ). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film
yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap
paska produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat
disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat
disimpan pada media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpanan ini telah mengubah pengertian
film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk
karya seni audio visual. Singkatan film kini diartikan sebagai suatu genre ( cabang
) seni yang menggunakan audio ( suara ) dan visual ( gambar ) sebagai medianya.
2.4.2
Unsur-Unsur Film
27 Elvinaro Ardianto dan Lukianti K.Erdinaya, Op,Cit,103-150.
28 http://Id.wikipedia.org/wiki/film/
2015
25
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
26
Film secara umum dapat dibagi atas dua unsure pembentuk yakni, unsure
naratif
dan
sinematik.
Dua
unsure
tersebut
saling
berinteraksi
dan
berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film. Dalam film
cerita, unsure naratif adalah perlakuan terhadap cerita filmnya. Sementara unsur
sinematik, atau juga sering diistilahkan gaya sinematik merupakan aspek-aspek
teknis pembentuk film, yaitu 19:
A. Unsur Naratif
Setiap cerita apapun bentuknya dan seberapapun pendeknya pasti
mengandung unsure naratif. Dalam film yang termasuk dalam unsure naratif
yaitu:
1. Cerita atau Plot
Cerita adalah seluruh rangkaian peristiwa baik tersaji dalam film maupun
tidak. Plot adalah rangkaian peristiwa baik yang disajikan secar visual
maupun audio dalam film.
1. Hubungan naratif dengan ruang hukum Kausalitas merupakan dasar dari
naratif yang terikat dalam sebuah ruang. Sebuah cerita tidak mungkin
terjadi tanpa adanya ruang. Ruang adalah tempat dimana para pelaku
cerita bergerak dan beraktivitas.
2. Hubungan naratif dengan waktu
Sebuah cerita tidak mungkin terjadi tanpa adanya unsure waktu. Terdapat
bebernya aspek waktu yang berhubungan dengan naratif sebuah film,
yakni urutan waktu, durasi waktu, dan frekuensi waktu.
3. Batasan informasi cerita
Batasan informasi cerita dalam sebuah film terbagi menjadi dua jenis,
yakni :
a. Pencitraan terbatas ( Restricted Narration ) informasi cerita dibatasi
dan terikat hanya pada satu orang karakter saja.
b. Pencitraan tak terbatas ( Omniscient Narration ) ) informasi cerita
tidak dibatasi dan terikat hanya pada satu orang karakter saja.
30 Himawan Pratista,Memahami Film, Cet ke-1. Yogyakarta: Homerian Pustak, 2008. Hal 1
2015
26
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
27
4. Elemen pokok naratif
Elemen pokok naratif terdiri dari pelaku cerita, pemasalahandan konflik,
serta tujuan.
5. Pola struktur naratif
Pola struktur naratif dalam film secara umumdi bagi menjadi tiga yakni
permulaan, pertengahan, dan penutup.
6. Strultur tiga babak
Model struktur naratif yang paling lama, popular, serta berpengaruh
sepanjang sejarah film. Yang terdiri dari persiapan, konfrontasi, resolusi.
7. Alternatif struktur tiga babak
Pola struktur naratif memiliki kemungkinan yangtak terbatas. Struktur tiga
babak hanyalah satu dari sekian banyak metode yang bisa ditepatkan
dalam struktur naratif film, diantaranya adalah multi-plot, naratif realistic,
serta pola non linier.
B. Unsur Sineatik
Unsur sinematik dalam film terdiri dari :
1. Mise-en-scene
Hal-hal yang ditampilkan atau dilihat di layar film. Elemen yang termasuk
dalam mise en scene adalah :
a. Setting
Setting adalah seluruh latar bersama segala propertinya. Properti dalam hal
ini adalah benda tidak bergerak seperti perabot, pintu, jendela, kursi dan
sebagainya.
b. Kostum dan tat arias wajah ( make up )
Kostum adalah segala hal yang dikenakan pemain bersama seluruh
aksesorisnya. Sedangkan tat rias wajah memiliki fungsi untuk menunjkkan
usia dan untuk menggambarkan wajah non manusia.
c.
Pencahayaan ( Lighting )
Cahaya dalam film berfungsi untuk membentuk sebuah benda serta
dimensi ruang.
2015
27
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
28
d. Performance para pemain dan pergerakannya ( Acting )20
Karakter merupakan pelaku cerita yang memotivasi naratif dan selalu
bergerak dalam melakukan sebuah aksi dengan memunculkan ekspresi. Hal
ini lebih ditekankanpada hal body language atau komunikasi non verbal yang
ditampilkan pemeran dalam film tersebut.
2. Mest En Shot ( Sinematografi )
Memfokuskan pada teknis pengambilan gambar sebuah film. Hal-hal yang
termasuk dalam mest en shot :
a. Framing
Framing merupakan kunci utama dalam sinematografi, yang bagaimana
sebuah gambar itu terlihat baik dalam pembingkaian di layar kamera atau
film. Framing memiliki hubungan kamera dengan obyek yang akan diambil,
seperti batasan wajah wilayah gambar atau frame, jarak,ketinggian,
pergerakkan kamera, dan seterusnya.
b. Shot Size ( ukuran pengambilan gambar )
Shot size tidak terlepas dari peran framing. Shot size juga memiliki
kedekatan hubungan dengan unsure naratif yang ada dalam sebuah film.
Macam-macam shot size antara lain : Extreme Long Shot, Long Shot, Close
Up, dan lainnya.
c. Durasi Gambar
Mencakup lamanya sebuah objek diambil gambarnya oleh kamera.
d. Pergerakan Kamera
Hal-hal yang termasuk dalam pergerakkan kamera : crane shot (
pergerakkan kamera crane ), Pain shot ( pergerakkan kamera secara
horizontal, ke kanan dan kiri dalam lokasi yang tetap ), Tilt Shot (
pergerakkan kamera secara vertical, ke atas dan bawah, dalam lokasi yang
sama ), Tracking shot ( pergerakkan secara horizontal juga, tetapi berpindah
lokasi dengan menggunakan alat dolly yang berjalan di atas rel ).
c. Sudut Kamera ( camera angle ) dan ketajaman gambar (depth of field )
24 Nathan Abram, Ian Bell, and JanUdris, studying The Media: Studying Film, New York: Oxford
University Press, Inc., 2001. Hal 93-112.
2015
28
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
29
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi adalah sudut
pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh
tujuan pemotretan.
3. Editing
Proses
pemilihan
serta
penyambungan
gambar-gambar
yang
telah
diambil.Mencakup teknik-teknik yang digunkanuntuk menghubungkan tiap
shotnya.
4. Suara ( Sound )
Segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indra pendengaran
baik dialog, music dan efek suara. Sebuah audio akan memberikan banyak
informasi, membantu penonton mengikuti alur cerita dan menjelaskan apa yang
ditampilkan di dalam layat film. Dengan harapan apa yang ingin diberikan di
dalam film bisa sampai ke penonton. Secara teori suara dalam film terbagi
menjadi dua, yakni:
a. Diegetic sounds adalah suara utama atau suara asli dalam film yaitu dialog
pemeran dan suara atmosfer dalam film.
b. Non Diegetic sounds adalah suara yang berasal dari unsure narasi film,
yakni music ( backsound ), efek suaram narasi ( voice over )
2.4.3
Jenis Film
Jenis-jenis film yang biasa di produksi adalah :
1. Film Dokumenter ( Documentary Films )
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumire
bersaudara yang berkisah tentang perjalanan ( travelogues ) yang dibuat
sekitar tahun 1980-an. Film dokumenter menyajikan realitas melalui berbagai
cara dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film
dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidiakan,
dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film documenter
tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan
waktu, muncul berbagi aliran dari film documenter misalnya docudrama.
Dalam docudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estestis, agar
2015
29
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
30
gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara
kenyataan dan hasil yang tersaji lewat docudrama biasanya tak berbeda jauh.
Dalam docudrama, realita tetap menjadi pegangan.
2. Film Cerita Pendek ( Short Film )
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara
seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat dan juga Indonesia, film
cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi
seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita
panjang. Jenis film ini
21
banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film
atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat
film
dengan
baik.
Sekalipun
demikian,
ada
juga
yang
memang
mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umunya hasil produksi
ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
3. Film Cerita Panjang ( Feature-Length Films )
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film
yang diputar di bioskop umunya termasuk dalam kelompok ini.
4. Film-film jenis lain :
a. Profil Perusahaan ( Corporate Profile)
Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan
kegiatan yang mereka lakukan, misalnya tayangan “ Usaha Anda “ di SCTV.
Film itu sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi atau promosi.
b. Iklan Televisi ( TV Commercial )
Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang (
iklan produk ) maupun layanan masyarakat ( iklan layanan masyarakat atau
public service announcement/PSA ). Iklan produk biasanya menampilkan
produk yang diiklankan secara eksplisit, artinya ada stimulus audio visual
yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat
menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena
12 Heru Effendy, Mari Membuat Film:Panduan Menjadi Produser, Yogyakarta:Jalasutra,2005. Hal
11-14.
2015
30
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
31
social yang diangkat sebagai topic iklan tersebut. Dengan demikian, iklan
layanan masyarakat umunya menampilkan produk secara implisit.
c. Program Televisi ( TV Programme )
Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum dibagi
menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua
kelompok yakni fiksi dan non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial
( TV Series ), film televisi/FTV ( popular lewat saluran televisi SCTV ) dan
film cerita pendek. Kelompok nonfiksi menggarap aneka program pendidikan,
film documenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program
non cerita sendiri menggarap variety show, TV quiz, talkshow, dan
liputan/berita.
d. Video Klip ( Music Video )
Video klip adalah sarana bagi produser music untuk memasarkan produknya
lewat media televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televise MTV
tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagi
bisnis yang mengiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta.
Akhirnya video klip tumbih sebagi aliran dan industry tersendiri. Beberapa
rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (
corebusiness ) mereka.Di Indonesia tak berkurang dari 60 video klip
diproduksi tiap tahun.
2.4.4
Genre Film
Genre film secara garus besar dapat dikelompokkan menjadi dua yakni
genre induk primer dan genre induk sekunder. Genre-genre induk ini merupakan
landasan utama bagi penembangan genre-genre yang kecil ( khusus ) dibawahnya.
Masing-masing genre tersebut memiliki karakteristik serta pola dasar yang
berbeda-beda.
a. Genre Induk Primer
Genre Induk Primer merupakan genre-genre pokok yang selalu ada dan popular
sejak awal perkembangan sinema era 1990-an hingga 1930-an.
1. Aksi
2015
31
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
32
Film
aksi
berhubungan
dengan
adegan-adegan
aksi
fisik
seru,
menegangkan, berbahaya, nonstop dengan cerita yang cepat. Film aksi umumnya
berisi adegan aksi kejam mengejar, perkelahian, tembak-tembakan, balapan,
berpacu dengan waktu, ledakan, dan aksi-aksi fisik lainnya.
2. Drama
Film drama umumnya berhubungan dengan tema, cerita, setting, karakter,
serta suasana yang memotret kehidupan yang nyata. Konflik bisa dipicu oleh
lingkungan, diri sendiri maupun alam. Kisahnya seringkali menggugah emosi,
dramatic, dan mampu mengurai air mata penontonnya.
3. Epik Sejarah
Genre ini umunya mengambil tema periode masa silam ( sejara ) dengan
latar sebuah kerajaan, peristiwa atau tokoh besar yang menjadi mitos, legenda
atau kisah biblika.
4. Fantasi
Film Fantasi berhubungan dengan tempat, peristiwa serta karakter yang
tidak nyata. Film fantasi berhubungan dengan unsur magis, mitos, negeri
dongeng, imajenasi, halusinasi, serta alam mimpi. Film fantasi juga terkadang
berhubungan dengan aspek religi.
5. Fiksi Ilmiah
Film fiksi ilmiah berhubungan dengan masa depan, perjalanan angkasa
luar, percobaan ilmiah, penjelajahan waktu, invasi, atau kehancuran bumi. Fiksi
ilmiah sering kali berhubungan dengan teknologi dankekuatan yang berada diluar
jangkauan teknologi manusia masa kini serta berhubungan dengan karakter
nonmanusia atau arifisal.
6. Horor
Film horror memiliki tujuan utama memberikan efek rasa takut, kejutan,
serta terror yang mendalam bagi penontonnya. Plot film horror umunya
sederhana, yakni bagimana usaha manusia untuk melawan kekuatan jahat dan
biasanya berhubungan dengan dimensi supernatural atau sisi gelap manusia22.
7. Komedi
35 Pratista, Op.Cit,12
2015
32
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
33
Film komedi adalah jenis film yang tujuan utamanya memancing tawa
penontonnya. Film Komedi biasanya berupa drama ringan yang melebih-lebihkan
aksi, situasi, bahasa, hingga karakternya. Film komedi juga biasanya berakhir
dengan penyelesaian cerita yang memuasakan ( happy ending )
8. Kriminal dan Gangster
Film criminal dan gangster berhubungan dengan aksi-aksi criminal seperti,
perampokan bank, pencurian, pemerasan, perjudian, pembunuhan, persaingan
antar kelompok, serta aksi kelompok bawah tanah yang bekerja di luar sistem
hukum. Seringkali genre ini mengambil kisah kehidupan tokoh criminal besar
yang di inspirasi dari kisah nyata.
9. Musikal
Genre musical adalah film yang mengkombinasi unsur musik, lagu,
tari(dansa), serta gerak (koreografi). Lagu-lagu dan tarian biasanya mendominasi
sepanjang film dan biasanya menyatu dengan cerita.
10. Petualangan Film
Petualangan berkisah tentang perjalanan, eksplorasi, atau ekspedisi kesatu
wilayah asing yang belum pernah tersentuh. Plot film umunya seputar pencarian
sesuatu yang bernilai seperti, harta karun, artefak, kota yang hilang, mineral (
emas dan berlian ) dan sebagainya.
11. Petualangan
Petualangan berkisah tentang perjalanan, eksplorasi, atau ekspedisi ke satu
wilayah asing yang belum pernah tersentuh. Plot umunya seputar pencarian
sesuatu yang bernilai seperti harta karun, artefal, kota yang hilang, mineral (emas
dan berlian ) dan sebagainya.
12. Perang
Genre perang mengangkat tema kengerian serta terror yang ditimbulkan
oleh aksi perang. Tidak seperti epic sejarah, perang umunya menampilkan adegan
pertempuran dengan kostum, peralatan, perlengkapan, serta strategi yang relative
modern.
2015
33
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
34
13. Western
Western adalah sebuah genre orsinil milik Amerika. Genre ini memiliki
beberapa cirri karakter tema serta fisik yang sangat spesifik. Setting seringkali
menampilkan kota kecil, bar, padang gersang, sungai, rel kereta api, pohon
kaktus, perternakan serta perkampungan suku Indian. Westren memiliki karakter
yang khas seperti koboi, Indian, kavaleri, sheriff dan lainnya.
b. Genre Induk Sekunder
Genre induk sekunder adalah genre-genre besar dan popular yang
merupakan pengembangan atau turunan dari genre induk primer.
1. Bencana
Film-film bencana ( disaster ) berhubungan dengan tragedy atau musibah
baik skala besar maupun kecil yang mengacam jiwa banyak manusia. Film
bencana terbagi menjadidua jenis, bencana alam dan bencana buatan manusia.
Bencana alam adalah aksi bencana yang melibatkan kekuatan alam yang merusak
dalam skala besar seperti angin topan, serta serangan hewan atau binatang seperti
virus, dan sebaginya. Sedangkan bencana buatan manusia umunya berhubungan
dengan tindakan criminal atau factor ketidak sengajaan manusia seperti aksi
terorisme, kecelakaan pesawat terbang, kebocoran reactor nukilir dan sebaginya.
2. Biografi
Biografi ( seringkali dikisahkan biopic: bograpic picture ) secara umum
merupakan perkembangan dari genre drama dan epik sejarah. Film biografi
menceritakan penggalan kisah nyata atau kisah hidup dari seorang tokoh
berpengaruh dimasa lalu maupun masa kini. Umumnya menggambarkan kisah
berupa suka duka perjalanan hidup sang tokoh atau keterlibatan sang tokoh dalam
sebuah peristiwa besar.
3. Detektif
Genre detektif merupakan pengembangan dari genre criminal dan
gangster. Inti cerita umumnya berpusat pada sebuah kasus criminal pelik yang
belum pernah terselesaikan sang tokoh biasanya seorang detektif atau polisi. Alur
ceritanya sulit diduga serta penuh dengan misterius.
4. Film Noir
2015
34
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
35
Film noir [ :noa ] yang bermakna gelap merupakan turunan dari genre
criminal dan gangster. Film noir merupakan genre dengan pendekatan sinematik
yang paling unik ketimbang genre lain. Tema selalu berhubungan dengan tindak
criminal seperti pembunuhan, pencurian, serta pemerasan. Alur ceritanya penuh
misteri, sulit ditebak, serta kadang membingungkan. Film noir juga sering
menggunakan kilas balik serta narrator.
5. Melodrama
Melodrama merupakan pengembangan dari genre drama yang sering
diistilahkan opera sabun atau film “cengeng” ( menguras ait mata ). Melodrama
menggunakan cerita yang mampu menggugah emosi penonton secara mendalam
dengan dukungan unsure “ melodi” ( ilustrasi musik ).
6. Olaraga
Film olaraga mengambil kisah seputar aktifitas olahraga, baik atlet, pelatih
agen maupun ajang kompetisinya sendiri. Film olahraga biasanya diadaptasi dari
kisah nyata baik biografi maupun peristiwa olaraga besar.
7. Perjalanan
Genre perjalanan atau sering diistilahkan road films merupakan genre khas
milik Amerika yang sangat popular di era klasik. Film perjalanan sering
besinggungan dengan genre aksi, drama serta petualangan. Biasanya mengisahkan
perjalanan darat ( umunya menggunakan mobil ).
8. Roman
Roman seperti halnya melodrama merupakan pengembangan dari drama.
Film roman lebih memusatkan cerita pada masalah cinta, baik kisah
percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebagi tujuan utamanya.
9. Superhero
Superhero adalah sebuah genre fenomena yang merupakan perpaduan
antara fiksi ilmiah, aksi, serta fantasi. Film superhero adalah kisah klasik
perseteruan antara sisi baik dengan sisi jahat, yaitu kisah kepahlawanan sang
tokoh superhero dalam membasmi kekuatan jahat. Karakter superhero memiliki
kekuatan serta kemampuan fisik maupun mental jauh di atas manusia rata-rata.
10. Supernatural
2015
35
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
36
Film-film supernatural berhubungan dengan makhluk-makhluk gaib
seperti hantu, roh halus, keajaiban, serta kekuatan mental seperti membaca pikiran
masa depan, masa lalu, telekenesis, dan sebagianya.
11. Spionase
Spionase atau agen rahasia adalah suatu genre popular kombinasi antar
genre aksi, petualangan, thriller serta politik dengan karakter utama seorang matamata atau agen rahasia.
12. Thriller
Film thriller memiliki tujuan utama member rasa ketegangan, penasaran,
ketidak pastian, serta ketakutan pada penonton. Alur ceritanya sering kali
berbentuk aksi nonstop, penuh misteri, kejutan serta mampu mempertahankan
intensitas ketegangan hingga klimaks filmnya
2.4.5
Film Sebagai Media Massa
Film menurut Oey Hong Lee (1965:40), misalkan, menyebutkan, “film”
sebagai alat media massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa
pertumbuhannya pada akhir abad 19, dengan perkataan lain pada waktu unsurunsur yang merintangi perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap. Ini berarti
bahwa permulaan sejarahnya film dengan mudah dapat menjadi alat komunikasi
yang sejati, karena ia tidak mengalami unsur-unsur teknik, politik, ekonomi,
social dan demografi yang merintangi surat kabar pada masa pertumbuhannya
dalam abad 18 dan permulaan abad 19. Film, kata Oey Long Lee, mencapai
puncaknya di antara Perang Dunia 1 dan perang dunia 2, namun kemudian
merosot tajam setelah tahun 1945, seiring dengan munculnya medium televisi.
Garin Nugroho (kompas, 19 Mei 2002), sinema Amerika pasca 1970an mampu
mengalami kebangkitan kembali, justru dibangkitkan oleh generasi televise, yakni
Spielberg dan George Lukas. “Mereka sebagai generasi televisi, memahami betul
masyarakat televise dan menyeluruh bisa kekuatan serta kelemahan televise.
Mereka menciptakan ritual sinema yang mempunyai sensai baru dibanding ritual
televise, sekaligus.
2.4.6
2015
Fungsi Film
36
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
37
Fungsi film ada tiga yakni:
a. Fungsi hiburan
Dalam mensejahterahkan rohani manusia karena membutuhkan kepuasan batin
untuk melihat secara visual serta pembinaan.
b. Fungsi penerangan
Dalam film segala informasi dapat disampaikan secara audio-visual sehingga
dapat mudah dimengerti.
c. Fungsi pendidikan
Dapat memberikan contoh suatu peragaan yang bersifat mendidik, tauladan di
dalam masyarakat dan mempertotonkan perbuatan-perbuatan yang baik.
2.5 Teori Belajar
2.5.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Belajar dapat dipandang sebagi proses yang diarahkan kepada tujuan
dan proses berbuat melalui pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat,
mengamatiu, dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989:28). Kegiatan pembelajaran
dilakukan oleh dua pelaku, yaitu guru, dan siswa. Perilaku guru dan mengajar dan
perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaraan. Bahan pengajaran
dapat berupa pengetahuan, nilai, nilai kesusilaan, seni, agama sikap, dan
keterampilan. Hubungan antara guru, siswa, dan bahan ajar yang bersifat dinamis
dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran yang
dapat menunjang, yaitu kompenen tujuan, materi, strategi, belajar mengajar, dan
evaluasi.
Masing-masing komponen
tersebut
saling terkait
dan
saling
memengaruhi satu sama lain.
Pembelajaran merupakan suatu system, yang terdiri, atas berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut
meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran
tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan modelmodel pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum
2015
37
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
38
yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana
belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa ama, memberikan ruang pada sisea
untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan
mengelaborasi kemampuannya. Sedangkan siswa adalah dimana harus berusaha
untuk memahami isi pelajaran yang diberikan kepada guru secara sendiri, mencari
sumber informasi sendiri, serta memecahkan kesulitan sendiri. Dalam belajar,
peserta didik harus lebih banyak inisiatif untuk melakukan kegiatan belajar
sendiri. Namun belajar sendiri tidak berarti belajar sendiri. Siswa dapat berdiskusi
dengan teman, guru dan lain-lain yang mempunyai pengalaman yang banyak
sebagai sumber ilmu23.
2.5.2
Proses Pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran
merupakan
implementasi
dari
rencana
pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajran meliputi :
1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
pembelajaran
2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelum
dengan materi yang akan di pelajari.
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesauai
silabus.
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran kegiatan inti
mencapai kompetensi dasar yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasipeserta didik untuk berpatisipasi aktif,
serta memberikan ruangyang cukup bagi prakasa, kreativita, dan kemadirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan psikologis peserta didik. Kegiatan
metode yang disesuaikan dengan karakteristis peserta didik dan mata pelajaran,
yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
2.5.3 Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Pemantauan
23
Rusman/Model-Model Pembelajaran edisi kedua/ Raja Grafindo Persada/2010/hal 1
2015
38
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
39
a. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
b. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
c. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala pengawas satuan pendidikan.
2. Supervisi
a. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil pembelajaran.
b. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh,
diskusi, pelatihan, dan konsultasi.
c. Kegiatan supervise dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
3. Evaluasi
a. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas
pembelajaran
pembelajaran,
secara
keseluruhan,
pelaksanaan
proses
mencakup
tahap
pembelajaran,
perencanaan
dan
penilaian
proses
hasil
pembelajaran.
b. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
1. Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar
proses:
2. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaraan sesuai dengan
kompetensi guru.
c. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru
dalam proses pembelajaran
Hasil kegiatan yang dilakukan dari penilaian proses pembelajaran tersebut
kemudian di laporkan kepada pemangku kepentingan. Maka itu keputusan akan
menghasilkan :
a. Penguatan dan penghargaan kepada guru yang telah memenuhi standar.
b. Teguran yang bersifat mendidik bagi guru yang belum memenuhi standar.
c. Guru diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut.
2015
39
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
40
2.5 Semiotika Roland Barthes
2.5.1
Pengertian Semiotika
Semiotika berasal dari kata Yunani Semeion yang bearti tanda. Tanda itu
sendiri didefinisikan sebagai sesuatu, yang atas dasar konveksi sosial yang
terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada
awalnya dimaknai sebagai sesuatu yang menunjuk pada adanya hal lain. Secara
terminologis, semiotika dapat di identifikasi sebagai suatu ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai
tanda24.
25
Tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara
tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal yang
bisa dikomunikasikan di dunia ini. Kajian Semiotika sampai sekarang telah
membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika komunikasi dan semiotika
signifikasi. Enam faktor komunikasi yaitu pengirim, penerima kode, pesan,
saluran komunikasi dan acuan. Semootika adalah suatu ilmu atau metode analisis
untuk melakukan kajian dari tanda26.
2.5.2
Roland Barthes
Roland Barthes adalah ahli semiotika pada tahun 1915-1980 yang
mengembangkan kajian yang sebelumnya punya warna kental strukturlisme
kepada semiotika teks27. Barthes melontarkan konsep tentang konotasi dan
denotasi sebagai kunci dari analisisnya. Barthes menggunakan versi jauh lebih
sederhana saat membahas model ‘glossenatic sign’. Mengabaikan dimensi dari
bentuk dan substansi.Barthes mendefinisikan sebuah tanda sebagai sebuah system
yang terdiri dari (E) sebuah ekspresi atau signifier dalam hubungan dengan (R)
dengan content ( atau penanda) (C): ERC.
Sebuah system tanda primer dapat menjadi sebuah elemen dari sebuah
tanda yang lebih lengkap dan memiliki makna yang berbeda ketimbang semula.
Barthes menuliskan “ Such sign system can become an element of a comrehensife
24
Indiwan Seto Wahyu Wibowo/ Semiotika Komunikasi/2011/ Mitra Wacana Media
Ibid 64
26
Alex Sobur/ Semiotika Kominikasi/ 2003/ Rosda/ Hal 15
27
Winfried Noth/Hand Book Of Semiotics/Indiana University Press/1990/Ha 310-313
25
2015
40
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
41
sign system. If the extencion is one of content, the primary sign (E1R1C1) become
the expression of a secondary sign system : E2=(E1R1C1)R2C2. Dengan begitu
tanda yang pokok adalah denotasi sedangkan tanda yang kedua adalah konotasi
semiotic. Konsep kontasi inilah yang menjadi junci penting dari penelitian dari
model semiotika Roland Barthes.
Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami
beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.Mitos merupakan produk kelas
sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos masa kini contohnya adaah
feminimitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan, dan kesuksesan28. Mitos adalah
suatu wahana dimana suatu ideology berwujud. Mitos dapat berangkai menjadi
mitologi yang memainkan peranan penting dalam satu kesatuan-kesatuan budaya .
Sedangkan Van zoest ( 1991) menegaskan siapapun bisa melakukan ideology
dalam tekas dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang terdapat didalamnya29.
Dalam pandangan Yunus, mitos tidak dibentuk melalui penyelidikan, tetapi
melalui anggapan berdasarkan observasi kasar yang digeneralisasikan oleh
karenanya ebih banyak hidup dalam bermasyarakat. Ia mungkin hidup dalam
‘gosip’ kemudian ia mungkin dibuktikan dengan tindakan nyata. Sikapa kita
terhadap sesuatu ditentukan oleh mitos yang ada dalam diri kita. Mitos ini
menyebabkan kita mempunyai prasangka tertentu terhadap suatu hal yang
dinyatakan dalam mitos30.
2.5.3
Makna Kontasi dan Denotasi
Makna Denotasi suatu kata adalah makna yang biasa kita temukan dalam
kamus. Makna Konotatif ialah makna denotative ditambah segala gambaran,
ingatan dan perasaan yang ditimbulkan oleh persepsi setiap orang. Kata kontasi
itu sendiri bersal dari kata Latin connotare,”menjadi tanda” dan mengarah kepada
makna-makna kultural yang terpisahkan/berbeda dengan kata (bentuk-bentuk lain
dari komunikasi).
28
Fiske,John/1990/Introductiuon To Communication Studies/Second Edition/London/Hal 88
Van Ziest dalam Alex Sobur/Analisis Teks Media/2001/hal 128-129
30
Junus Umar/1981/Mitos dan Komunikasi/Jakarta/Sinar Harapan/ hal 74
29
2015
41
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
42
Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkatan pertama
pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting dalam ujaran.
Makna Denotasi bersifat langsung , yaitu makna khusus yang terdapat dalam
sebuah tanda, dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran petanda.Harimurti
Krisdalksana mendifinisikan denotasi sebagai ”makna kata atau kelompok kata
yang didasar atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang
didasarkan atas konveksi tertentu; sifatnya objektif”. Sedangkan konotasi di
artikan sebagai aspek sebuah atau kelompok kata yang didasarkan atas perasaan
atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara dan pendengar.
Jika denotasi sebuah kata adalah definisi objektif kata tersebut, maka
konotasi sebuah kata adalah makna subjektif atau emosionalnya.Arthur Asa Beger
mengemukakan kata konotasi melibatkan symbol-simbol historis, dan hal-hal
yang berhubungan dengan emosional. Dikatakan objektif sebab makna denotative
ini berlaku umum. Sebaliknya knotatif bersifat subjektif dalam pengertian bahwa
ada pergeseran dari makna umumkarena sudah ada penambahan rasa dan nilai
tertentu.
Makna denotative disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti
sebagian pernah disinggung, makna denatasional, makna kognitif, makna
konseptual,
makna
ideasional,
makna
referensial,
atau
makna
proposional.Seangkan Makna konotatof disebut juga makna konotasional, makna
emotif, atau makna evaluative. Maka konotatif, seperti sudah disinggung, adalah
suatu jenis makna di mana stimulus dfan respon mengandung nilai-niali
emosional.
2.6 Etika
2.6.1 Pengertian Etika
Secara etinomologi “etika” berasal dari kata bahasa Yunani ethos. Dalam
betuk tunggal, “ethos” berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta etha
berarti adat kebiasaan. Dalam istilah filsafat, etika bearti ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
2015
42
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
43
kebiasaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu
tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat. Dalam pembahasan kali ini, maka etika dapat diartikan
sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya31.
Sifat dasar etika adalah sifat kritis, karenanya etika bertugas:
1. Untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku. Di selidikinya apakah
dasar suatu norma itu dan apakah dasar itu dibenarkan ketaatan yang di tuntut
oleh norma itu terhadap norma yang dapat berlaku.
2. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak
dapat mempertahankan dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan
kehilangan haknya.
3. Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orang tua, sekolah,
negara, dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus
ditaati.
4. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang
rasional terhadap semua norma.
5. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi
seseorang akhli dan bagi siapa saja yang tidak mau di ombang-ambing oleh
norma-norma yang ada.
Etika sering disebut filsafat moral. Etika merupakan cabang filsafat yang
berbicara mengenai tindakan manusia dalam kaitannya dengan tujuan utama
hidupnya. Etika membahas baik buruknya atau tindakan benar-tidaknya tingkah
laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyorotinya kewajiban-kewajiban
manusia. Etika mempersoalkan bagaimana manusia seharusnya berbuat atau
bertindak.
31
Muhamad Mufid/Etika dan Filsafat komunikasi/2009/Kencana/hal 173
2015
43
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
44
Tindakan manusia ditentukan oleh macam-macam norma. Etika menolong
manusia untuk mengambil sikap terhadap semua norma dari luar dan dari dalam,
supaya manusia mencapai kesadaran moral yang otonom.
Etika memiliki dasar semua norma moral. Dalam etika biasanya dibedakan
antara “etika deskriptif” dan “etika normatif”. Etika deskriptif memberikan
gambaran dari gejala kesadaran moral, dari norma dan konsep-konsep etis. Etika
normative tidak berbicara lagi tentang gejala, melainkan tentang apa yang
sebenarnya harus merupakan tindakan manusia. Dalam etika normative, norma
dan nilai setiap manusia ditentukan.
2.7 Paradigma Penelitian
Paradigma adalah sebagian keyakinan dasar dalam membimbing tindakan.
Paradigma berurusan dengan prinsip-prinsip pertama atau prinsip dasar.
Paradigma adalah “konstruksi manusia”. Paradigma menentukan pandangan dunia
peneliti sebagai “bricoleur”.
Dalam hal ini, penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk
menemukan kebenaran dilakukan oleh para filosof maupun oleh para praktisi
melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan
“paradigma”.
Pada dasarnya ada kesukaran apabila seseorang ingin mengkonstruksi
realitas: ada realitas objektif yang ditelan, dan hal ini ditelan melalui realitas
subjektif
tentang
pengertian-pengerian
kita32.
Pembagian
paradigmapun
dibedakan menjadi beberapa bagian yakni :
1. Paradigma ilmiah bersumber dari pandangan positivism, sedangkan paradigm
alamiah bersumber pada pandangan fenomenologis.
2. Positivisme berakar pada pandangan teoritis August Comte dan Email
Durkheim pada abad ke 19 dan awal abad 20
3. Para postitivisme mencari fakta dan penyebab fenomena sosial, dan kurang
mempertimbangkan keadaan subjektif individu. Durkheim menyarankan
kepada para ahli ilmu pengetahuan soaisl atau fenomena sosial sebagai
32
Zikri Fachrul Nurhadi/Teori Komunikasi/Ghalia/2015/hal 6
2015
44
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
45
sesuatu yang memberikan pengaruh dari luar atau mekasakan pengaruh
tertentu terhadap perilaku manusia.
4. Konstruktivisme adalah realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat
digenerasasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum
positivis33.
33
http://www.scribd.com/doc/15252080/Paradigma-Konstruktivisme-Paradigma-Kritikal#scribd
2015
45
Seminar Media
Feni Fasta
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Paradigma
Paradigma penelitian ini menggunakan konstruviktisme yakni memandang dari tanda
yang ada dalam film Bad Teacher. Dimana mitos yang dipandang adalah bagaimana cara
guru yang baik dalam mendidik muridnya. Penulis juga kaitkan dalam makna Roland Barthes
dalam etika dan filsafat dalam gaya berkomunikasi dengan murid yang ada. Penulis meneiti
dari sisi pemeran utama serta pemeran pembantu yang ada dalm film karangan Jake Kasdan.
3.2
Tipe/Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian Deskriptif
ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan
kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan penelitian metode deskriptif,
memungkinkan peneliti untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis,
mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas
universal.Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian dimana
pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan
dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang
diteliti sesuai dengan apa adanya.
Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam
perkembangannya, akhir-akhir ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan oleh
peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar
laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat
berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan
maupun tingkah laku manusia.
3.3
Metode Penilitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang
digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis
mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis
untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan
46
47
terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat
penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian
untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya
dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara
umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan
manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi
motivasi untuk melakukan penelitian.
Adapun tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
1. Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang baru yang
belum pernah diketahui.
2. Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk membuktikan adanya
keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
3. Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperdalam dan
memperluas pengetahuan yang telah ada.
Kegunaan penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan masalah,
dan mengantisipasi masalah.
1. Memahami masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperjelas
suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui.
2. Memecahkan masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
meminimalkan atau menghilangkan masalah.
3. Mengantisipasi masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi.
Tujuan penelitian menurut saya mengungkapkan makna dibalik tanda-tanda dalam
film sehingga metode yang tepat adalah kualitatif menurut Bogdan dan Taylor mengatakan
bahwa penelitian kualitatif adalah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Fokus
penelitian yang dilakukan Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali objek dan
merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Menurut definisi ini
penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif sehingga merupakan rinci dari suatu
fenomena yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif metode yang saya gunakan secara detail
menggunakan metode semiotika. Semiotika adalah ilmu tentang makna dibalik tanda-tanda.
Keunikkan manusia dibanding ciptaan Tuhan yang lain adalah kemampuannya dalam
2012
47
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
48
merangkai kata dan berbahasa mengurai makna. Semiotika secara etimologis berasal dari
kata yunani yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagi suatu yang atas dasr
konvensi social yang terbangun sebelunya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.
Tanda pada awalnya dimaknai sebagi sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain.
Contohnya asap menadai adanya kebakaran disudut kota.
Dengan menggunakkan semiotika dalam studi media massa kita dapat mengajukan
berbagai pertanyaan : Mengapa misalnya sebuah media tertentu selalu untuk tidak ngatakan
terus-menerus menggunakan frase, istilah, kalimat atau frame tertentu manakala
menggambarkan seseorang atau sekelompok orang? Apa yang sebenarnya menjadi sebab,
alasan, pertimbangan, latar belakang, dan tujuan media tersebut mengambil langkah tersebut.
Tanda-tanda ( sign ) adalah berbasis atau dasar dari seluruh komunikasi kata pakar
Komunikasi Littlejohn yang terkenal dengan bukunya: “ Theories on Human Behavior “ (
1996 ). Menurut Littlejohn, manusia dengan perantaraanya tanda-tanda dapat melakukan
komunikasi dengan sesamanya dan banyak hal yang bisa dikomunikasikan di dunia ini.
Sedangkan menurut Umberto Eco ahli semiotika yang lain, kajian semiotika sampai sekarang
membedakan dua jenis semiotika yakni semiotika komunikasi dan semiotia signifikasi.
Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu
di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi yaitu pengirim,
penerima kode atau sistem tanda, pesan, saluran komunikasi dan acuan yang dibicarakan.
Sedangkan Semiotika signifikasi tidak ‘mempersoalkan’ adanya tujuan berkomunikasi. Pada
jenis yang kedua, yang lebih diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses
kognisinya pada penerima tanda lebih diperhatikan ketimbang prosesnya.
Semiotika dalam kualitatif adalah salah satu bagian dari bentuk analisis isi kualitatif
yang berbeda dengan penelitian analisis isi kuantatif. Penelitian kualitatif justru dipakai untuk
mengetahui dan menganalisis apa yang justr tidak terlihat, atau dengan kata lain kualitatif
justru ingin melihat isi komunikasi tersirat.Alheide ( 1996 ) sebagimana dikutip Krisyantono,
mengatakan bahwa analisis ( ECA ) yaitu perpaduan antara analisis isi obyektif dengan
observasi partisipan. Maka itu seorang peneliti atau periset analisis isi kualitatif harus
memperhatikan sejumlah hal sebagai berikut :
1. Isi atau Content tentang situasi sosial di seputar dokumen yang akan diriset.
2. Proses atau bagiamana suatu produk media/isi pesannya dikreasi secara actual dan
diorganisasikan secara bersama.
3. Emmergence, yakni pembentukkan secara gradual atau bertahap dari makna sebuah pesan
melalui pemahaman atau interprestasi.
2012
48
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
49
3.4
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah film. Film yang saya teliti “Bad Teacher” secara
spesifik adalah tokoh utama yaitu Elizabeth Halsey diperankan oleh Cameron Diaz, Amy
yang diperankan oleh Lucy Punch dan Scott diperankan oleh Justin Timberlake. Saya selaku
peneliti memilih tokoh ketiga tersebut adalah tokoh utama dalam film merupakan cerminan
guru yang pastinya ada dalam kehidupan nyata tetapi diceritakan secara lucu dan penuh
makna dibalik sikap guru yang tidak layak dicontoh oleh guru ataupun murid, sedangkan
tokoh pembantu yang saya teliti berkaitan dengan kehidupan yang menyangkut tokoh utama
dalam kehidupan nyata juga terjadi tentang jodoh dan persaingan profesi.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya
dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai
peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang
kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Denga teknik sampling yang benar, kita harus
sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling yang benar, kita sudah
mendapatkan strategi dan prosedur yang akan kita gunakan dalam menganalisis suatu cerita
dalam semiotika. Pada bagian ini, kita akan membahas jenis data apa saja yang dapat kita
pergunakan untuk penelitian kita. Yang pertama adalah data sekunder, yang kedua data
primer.
a. Data Primer
Observasi yang saya lakukan adalah mengamati isi film yaitu tokoh utama dalam film
“Bad teacher” dan dua orang pembantu dalam film tersebut. Tokoh-tokoh itu yaitu Cameron
Diaz sebagai tokoh utama yang berperan sebagai Elizabeth Halsey, Lucy Punch adalah tokoh
pembantu berperan sebagai Amy Squirrel, dan Justin Timberlake yang merupakan tokoh
pembantu yang berperan sebagai Scott Delecore.
b. Data Sekunder
Data sekuder ini saya peroleh analisis cerita studi kepustakaan dari internet media yang
menjelaskan tentang film tersebut. Tujuan data sekunder adalah untuk melengkapi data
primer tersebut. Analisis tersebut dapat saya tambahakan juga dari buku berjudul “ Semiotika
Komunikasi” karangan Indiawan Seto Wahyu Wibiwo.
3.6
2012
Unit Analisis
49
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
50
Unit analisis adalah setiap unit yang akan dianalisa, digambarkan atau dijelaskan
dengan pernyataan-pernyataan deskriptif. Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini
adalah tanda-tanda verbal maupun non verbal yang ada pada isi film “Bad Teacher” ini
difokuskan makna masing-masing judul, gambar dan bahasa tubuh. Karena itu unit analisis
penelitian adalah tanda-tanda nonverbal yang ada pada cover film. Analisis yang saya teliti
berdasarkan teori Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah satu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
perilaku orang-orang yang diamati.
Analisis saya dalam karakter guru di film dalam alur cerita adalah dimana awalnya
guru dalam tokoh utama menginginkan keluar dari pekerjaanya dan menikah dengan pria
kaya tetapi ia kedapatan oleh ibu dari pihak pria bahwa ia tertarik untuk uang daripada si pria
tersebut maka terpaksalah ia batal menikah dan kembali menjadi guru. Tokoh ini mendapat
ejekan secara halus oleh tokoh pembantu oleh Lucy Punch dan mereka saling bermusuhan
satu sama lain. Tingkah laku selama tokoh utama guru tersebut ia sangatlah malas hanya
menyuruh menonton pada muridnya tanpa memperhatikan muridnya tersebut. Tokoh utama
mendapat perhatihan dari guru baru untuk dijadikan suami olehnya namun guru tersebut tidak
merespon guru tersebut. Tokoh pembantu ini menyukai wanita berdada besar maka itu
termotivasilah ia mencari uang demi operasi membesarkan dada dengan segala cara ia
mendapatkan uang mulai dari menjual barang dari bekas kehilangan dan mengikuti kegiatan
mencuci mobil karena uang tersebut lumayan. Pada suatui ketika ia diberitahu oleh tokoh lain
bahwa jika ia dapat menjadi guru yang baik maka ia akan memenangkan bonus maka ia
termotivasi untuk itu namun tetap saja ia masih tergolong kurang untuk itu karena
menggunakan cara kekerasan. Pada akhirnya ia terpaksa berbuat curang namun ia kedapatan
oleh Lucy Punch berbuat curang namun ia juga tidak mau kalah dalam hal itu ia sudah
menyiapkan senjata jika orang yang yang curangi berbicara kepada pengacara maka takutlah
ia akan hancur karir dan karakternya. Maka ending dari cerita tersebut ia menjadi guru
Bimbingan Konseling karena perubahan yang ia alami menjadi guru yang baik.
3.7
Teknik Analisis Data
Proses semiosis adalah suatu proses pemaknan tanda yang bermula dari persepsi atas
dasar, kemudian dasar merujuk pada objek, akhirnya terjadi proses interpretan. Penerapan
dari model Barthes ini dilakukan sebagai berikut : bagaimana peneliti melihat gambar atau
tanda-tanda yang ada pada cover isi film ( R ) yang merajuk pada suatu O, yakni dilekatkan
pada sebuah konsep keyakinan kelompok tertentu yang meleihatnya dalam karakter guru.
2012
50
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
51
Proses selanjutnya ialah saat menafsirkan, misalnya, bahwa gambar tersebut menandakan
bahwa sebuah perjamuan terakhir dan si karakter guru berada di tengah hendak mengajar
kepada murid-muridnya ( I ). Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian untuk
membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan
memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi
komunikasi. Selanjutnya Barthes (1957 dalam de Saussure) menggunakan teori signifiant signifie yang dikembangkan menjadi teori tentang metabaha sa dan konotasi. Istilah signifiant
menjadi ekspresi (E) dan signifie menjadi isi (C). Namun Barthes mengatakan bahwa antara
E dan C harus ada relasi (R) ter-tentu, sehingga membentuk tanda ( sign, Sn). Konsep relasi
ini membuat teori tentang tanda lebih mungkin berkembang karena relasi ditetapkan oleh
pemakai tanda. Menurut Barthes, ekspresi dapat berkembang dan membentuk tanda baru,
sehingga ada lebih dari satu dengan isi yang sama. Pengem-bangan ini disebut sebagai gejala
meta -bahasa dan membentuk apa yang disebut kesinoniman (synonymy). Setiap tanda selalu
memperoleh pemaknaan awal yang dikenal dengan dengan istilah denotasi dan oleh Barthes
disebut sistem primer. Kemudian pengembangan -nya disebut sistem sekunder. Sistem
sekunder ke arah ekspresi dise but metabahasa. Sistem sekunder ke arah isi disebut konotasi
yaitu pengembangan isi sebuah ekspresi. Konsep konotasi ini tentunya didasari tidak hanya
oleh paham kognisi, melainkan juga oleh paham pragmatik yakni pemakai tanda dan situasi
pemahamannya.
Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif atau
evaluatif. Barthes melontarkan konsep tantang konotasi dan denotasi sebagai kunci dari
analisisnya. Barthes menggunakan versi yang jauh lebih sederhana saat membahas model
‘glossematic sign’ ( tanda-tanda glossematic). Mengabaikan dimensi dari bentuk dan
subtansi, Barthes mendefinisikan sebuah tanda (Sign) sebagai sebuah sistem yang terdiri dari
(E) sebuah ekspresi atau signifier dalam hubungannya dengan ( R ) dengan content ( atau
signified
(
C
)
:
ERC.
h sistem tanda primer (primary sign system) dapat menjadi sebuah elemen dari sebuah sistem
tanda yang lebih lengkap dan memiliki makna yang berbeda ketimbang semula. “Such sign
system can become element of a more comprehensive sign system. If the extension is one of
content, the primary sign ( E1 R 1 C1) become the expression of a secondary sign system :
E2 = ( E1 R1 C1) R2 C2 ,,
2012
51
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
52
Dengan begitu, primary sign adalah denotative sedangkan secondary sign adalah salah
satu connotative semiotics. Konsep connotative inilah yang menjadi kunci penting dari model
semiotika Roland Barthes.34
Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap
kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan
atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannnya. Konotasi mempunyai makna
yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain, donotasi adalah apa yang
digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara
menggambarkannya.
Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa sapek
tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas social yang sudah
mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif, misalnya mengenai hidup atau mati, manusia dan
dewa. Sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai feminitas, maskulinitas, ilmu
pengetahuan dan kesuksesaan.
Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat pertama pada sebuah kata
yang secara bebas memegang peranan penting dalam suatu ujaran. Makna denotasi bersifat
langsung, yaitu makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda dan pada intinya dapat
disebut sebagai gambaran sebuah pertanda
20 Indiawan Seto Wahyu Wibowo/Semotika Komunikasi/ hal 213
2012
52
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
53
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Nini Subini /Psikologi Pembelajaran/ Yogyakarta/Mentari Pustaka/ 2012 Hal 2
Hasrullah / Beragam Perspektif Ilmu Komunikasi/ Jakarta/ Kencana Prenada Media Group/
Feb 2013 Hal 27
Soemiarti Patmonodewo/ Pendidikan Anak Prasekolah/ Jakarta/ Rineka Cipta / Jul 2003 hal 4
Hafied Cangara/Pengantar Ilmu Komunikasi/Raja Grafindo Pesada/2006/ hal 17-18
Ibid Book 1980
Alex Sobur/ Semiotika Komunkasi/ Bandung/ Rosda/ 2003/ Hal 122
2012
53
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
54
Dennis McQuail,Teori Komunikasi Massa, hal 66 : 201 Ibid
Deddy mulyana, M A.,Ph.D.Ilmu Komunikasi Suatu Pengatar. Jakarta Grasindo. Hal 83,2000
Sasa Djuarsa Sendjaja, Dkk,Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas
Terbuka,2003 hal 72
Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengatar Bandung PT
Remaja Rosdakarya, 2004 hal 14-17
Sunarjo dan Djoemasih, Himpunan Istilah Komunikasi:edisi kedua Yogyakarta; Liberty,1983
hal 70-71.
Gnong Uchjana Effendi/Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi/ Jakarta / PT.CitraAditya Bakti,
2007-156-170
Gnong Uchjana Effendi/Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi/ Jakarta / PT.CitraAditya Bakti,
2007-156-170
http://www.imdb.com/title/tt1284575/synopsis/25/03/15/14.03
http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/13/06/21/moq85o-cameron-diaz-diplotkembali-jadi-bad-teacher/25/03/15/14.07
2012
54
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download