FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI 0-12 BULAN DI PUSKESMAS GETASAN Artikel Penelitian Diajukan untuk Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran Disusun Oleh : DIANAH SRI KARTINI NIM : 0101223 AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2013 Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI 0-12 BULAN DI PUSKESMAS GETASAN Dianah Sri Kartini1), Ari Andayani2), Moneca Dyah L3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email : up2m@akbidngudiwaluyo ABSTRAK FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI 0-12 BULAN DI PUSKESMAS GETASAN Beberapa masalah tumbuh kembang anak yang perlu dijadikan acuan dalam pendeteksian diantaranya, 10% anak akan mencapai kemampuan pada usia dini, 50% anak akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian, 90% anak akan sudah harus dapat mencapai kemampuan pada usia paling lambat masih dalam batas normal dan 10% anak dimasukan dalam kategori terlambat apabila belum bisa mencapai kemampuannya (Hidayat, 2008). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang bayi 0-12 bulan. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kolerasi dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan data menggunakan simple random sampling (kuesioner). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan yang datang ke Puskesmas Getasan bulan Juli 2013 sebanyak 135 responden. Analisa data yang digunakan Chi Kuadrat dengan membandingkan nilai ρ dengan α = 0,05. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan di Puskesmas Getasan yaitu, pada usia subur 66,7%, yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah 57,9% dengan pengetahuan yang menengah 47,4% dan yang bekerja 61,4% dengan pendapatan menengah 63,2%. Hasil data penelitian terdapat hubungan antara umur dengan motivasi (ρ = 0,000), ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi (ρ = 0,000), ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi (ρ = 0,022), tidak ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan motivasi (ρ = 0,493), ada hubungan antara pekerjaan dengan motivasi (ρ = 0,031). Dengan demikian diharapkan ibu maupun keluarga memberikan stimulasi yang baik bagi tumbuh kembang bayi. Kata kunci : Tumbuh Kembang, Stimulasi, Motivasi ABSTRACT FACTORS ASSOSIATED WITH MOTHER’S MOTIVATION IN STIMULATING BABY AGED 0 TO 12 MONTHS GROWTH AND DEVELOPMENT GETASAN HEALTH CENTER There are some problems in the children growth and development topic that needed as references in the diagnosis, such as: 10% of children will achieve their early age capability, 50% of children will achieve their next capability, 75% of children will achieve more of their next capability, 90% of children should be achieved their capability on the age at least still in the normal number, and 10% of children will be categorized late if they have not yet achieved their corresponded capability (Hidayat, 2008). The aim of this research in to get information about some factors assosiated by mother's motivation in giving baby's growth and development stimuli aged from 0 to 12 months. This research used corelational descriptive design with cross sectional approach and the data collection used simple random sampling (a.k.a questionnaire). The population in this research was 1 Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan mothers having babys aged from 0 to 12 months that visited Getasan Health Center in July 2013 and have an total amount of 135 respondents. Data analysis used Chi square by comparing the ρ value to a = 0,05. According to the result of this research, was mothers having babys aged from 0 to 12 months that visited Getasan Health Center 66.7% of childbearing age, who have a low education level 57.9% with 47.4% medium knowledge and working 61,4% of middle income 63.2%. The result of rthere is a correlation between age and motivation (ρ =0,000), correlation beetwen education level and motivation (ρ = 0,000), correlation beetwen social-economic level and motivation (ρ =0,493), correlation beetwen job anda motivation (ρ =0,031). Therefore mother and family are expected give good stimulation for the baby's growth and development. Keywords: growth and development, stimulation, motivation berbagai masalah tumbuh kembang anak PENDAHULUAN Masa kehidupan manusia dipakai 1/3 (Hidayat, 2008). untuk mempersiapkan diri guna menghadapi Tumbuh kembang seorang anak secara 2/3 masa kehidupan berikutnya. Oleh karena optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara itu, upaya untuk mengoptimalkan tumbuh faktor genetis, herediter dan konstitusi dengan kembang pada awal-awal kehidupan bayi faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan adalah sangat penting. Pencapaian suatu memberikan pengaruh yang positif bagi kemampuan pada setiap anak berbeda-beda, tumbuh kembang anak, maka diperlukan tetapi ada patokan umur tertentu untuk pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu. mencapai kemampuan tersebut yang sering Kebutuhan dasar ini dapat dikelompokan disebut dengan istilah milestone. Dalam menjadi tiga yaitu asuh (Kebutuhan Fisikpencapaian kemampuan setiap anak memiliki Biomedis) berhubungan dengan nutrisi, beberapa masalah tumbuh kembang yang perawatan kesehatan dasar, pakaian, perlu dijadikan acuan (Moersintowarti dalam perumahan, hygiene diri dan lingkungan, Nursalam, 2008). kesegaran jasmani sedangkan asih Beberapa masalah tumbuh kembang (Kebutuhan Emosi Dan Kasih Sayang) anak yang perlu dijadikan acuan dalam berhubungan dengan kasih sayang, rasa aman, pendeteksian diantaranya, 10% anak akan harga diri, dukungan, mandiri dan rasa mencapai kemampuan pada usia dini, 50% memiliki dan asah berhubungan dengan anak akan mencapai kemampuan kemudian, kebutuhan stimulasi (Nursalam, 2008). 75% anak akan mencapai kemampuan lebih Pertumbuhan dan perkembangan balita kemudian, 90% anak akan sudah harus dapat baik secara fisik maupun kemampuan, mencapai kemampuan pada usia paling ketrampilan memang dapat berlangsung lambat masih dalam batas normal dan 10% secara alamiah namun demikian orang tua anak dimasukan dalam kategori terlambat perlu mendorongnya atau merangsang, agar apabila belum bisa mencapai kemampuannya anak dapat tumbuh kembang secara optimal (Hidayat, 2008). seiring dengan bertambahnya umur. Upaya Secara umum terdapat beberapa ciri untuk mendorong atau memberikan anak yang memiliki kelainan dan perlu rangsangan pada anak disebut stimulasi pendeteksian diantaranya apabila pada usia 1(Sunartyo, 2005). 1,5 bulan belum bisa tersenyum secara Perkembangan anak memerlukan spontan, anak usia lebih 3 bulan masih rangsangan/stimulasi khususnya dalam menggenggam dan belum bersuara, usia 4-5 keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, bulan belum tengkurap dengan kepala sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota diangkat, pada usia 7-8 bulan anak belum bisa keluarga lain terhadap kegiatan anak didudukan tanpa bantuan, pada usia 12 bulan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, belum bisa menjimpit maka perilaku di atas 2009). Apabila anak yang mengalami perlu dilakukan pendeteksian untuk mengenal kekurangan dalam stimulus maka akan 2 Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan mengalami deprivasi perseptual, yaitu anak terhambat dalam perkembangannya, retardasi (keterbelakangan) dan gangguan-gangguan perkembangan. Misalnya, usia anak lima tahun, dengan kurangnya stimulus-stimulus tersebut maka dalam perkembangannya terlihat seperti anak usia tiga tahun. Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa prenatal, dan setelah lahir dengan cara menetekan bayi pada ibunya sedini mungkin. Stimulasi merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan (Rapani, 2009). Motivasi merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri manusia, motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh motivator. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi, agar mau stimulasi kebutuhan anak secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan anak yang cerdas dan tidak mempunyai keterbelakangan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku anak untuk tumbuh kembang secara optimal (Caray, 2010). Faktor-faktor yang sangat mendasari ibu tidak memberikan stimulasi tumbuh kembang adalah kebutuhan ekonomi yang sangat menuntut seorang ibu terpaksa meninggalkan anaknya harus bekerja meskipun mencintai anaknya. Dalam hal ini kualitas ibu dalam mengasuh anaknya sangat diperlukan. Disamping itu masih ada anggapan bahwa anak akan tumbuh dan berkembang secara alami. Ibu kurang mengerti tentang pentingnya stimulasi terhadap perkembangan anak, sehingga anak dibiarkan berkembang begitu saja (Hidayat, 2005). Budaya setempat dan lingkungan juga sangat mempengaruhi pemberian stimulasi, kebersihan lingkungan, kesehatan, akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Disamping itu masih ada anggapan bahwa anak akan tumbuh dan berkembang secara alami sehingga para ibu 3 malah mementingkan untuk bekerja dari pada harus untuk memberikan stimulasi pada anaknya (Hidayat, 2005). Pemerintah daerah mengambil kebijakan dengan melaksanakan pelatihan pemeriksaan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang), penyediaan APE ( Alat Permainan Edukatif ), dan melampirkan KKA ( Kartu Kembang Anak ) di buku KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak ) sebagai upaya meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga tentang stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak (Purwandari, 2008). Data di Puskesmas Getasan pada bulan Mei – September 2012 ada sekitar 135 ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan. Dari 135 ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan sebagian ibu bekerja. Dari ibu yang bekerja diambil sampel 10 ibu, 6 ibu tingkat pendidikannya rendah dan 4 ibu dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih mementingkan bekerja dan serta beranggapan bayi bisa tumbuh kembang dengan sendirinya, sehingga bayi mengalami keterlambatan dalam perkembangannya seperti keterlambatan berbicara, dan keterlambatan pertumbuhan seperti tumbuh gigi. Sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan yang cukup, tetapi pada saat memotivasi anak dalam stimulasi tumbuh kembang sangat rendah. Keterlambatan perkembangan pada bayi dengan masalah perinatal di Indonesia antara 17,1% - 26%. Secara umum angka kejadian keterlambatan perkembangan pada populasi nasional adalah 12,8%-28,5 % (Rini, 2010). Dari data yang diperoleh terdapat ibu yang melarang bayinya umur 6 bulan untuk memasukan benda/mainan gigit kedalam mulutnya, padahal hal ini merupakan tahap dimana bayi dapat bereksplorasi. Tetapi ada juga 2 ibu pendidikan tinggi dan 1 ibu pendidikan rendah yang tahu cara menstimulasi bayinya sesuai dengan umur bayi tersebut misalnya ibu bayi yang mempunyai umur 2 bulan memberikan stimulasi berupa gambar-gambar terang (gambar-gambar kartun yang terang) karena hal tersebut dapat memperkaya indera penglihatan. Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang bayi usia 0-12 bulan. Dengan demikian kita dapat mengetahui apakah stimulasi yang dilakukan tersebut telah memenuhi kebutuhan anak untuk tumbuh kembang secara optimal atau tidak. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi yaitu yang bertujuan untuk menjelaskan variabel-variabel independen maupun dependen dengan melihat faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian sudah dilaksanakan pada tanggal 15-20 Juli 2013 dengan jumlah populasi berjumlah 135 ibu yang mempunyai bayi bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas. Sample dalam penelitian ini sejumlah 57 ibu yang mempunyai bayi berusia 0-12 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan sifat sampelnya tersebut dapat mewakili semua populasi. Penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling di Puskesmas Getasan. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan, ibu bisa menulis dan membaca, ibu yang bekerja maupun yang tidak bekerja, bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Getasan dan bersedia menjadi responden. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, pengetahuan sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi ibu. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan 15 item mengenai pengetahuan tumbuh kembang, stimulasi, motivasi dan pernyataan mengenai motivasi ibu. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengsian kuesioner. Sebelum melakukan pengisian kuesioner, responden mengisi lembar informed consent terlebih dahulu. 4 Analisis data penelitian ini menggunakan uji statistik Chi square untuk mengetahui apakah ada hubungan antara faktor ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang bayi di Desa Gondowangi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dibagi menjadi 2 yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu di Puskesmas Getasan Umur Terlalu Muda Usia Subur Terlalu Tua Jumlah ƒ 10 38 9 57 % 17,5 66,7 15,8 100,0 Tabel 1 menunjukan bahwa penelitian berdasar umur ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan, dibagi menjadi 3 yaitu terlalu muda, usia subur dan terlalu tua. Diketahui bahwa responden yang mempunyai bayi 0-12 bulan di Puskesmas Getasan, sebagian besar berumur 20-35 tahun yaitu sejumlah 38 orang (66,7%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu di Puskesmas Getasan Tingkat Pendidikan Rendah Menengah Tinggi Jumlah ƒ 33 15 9 57 % 57,9 26,3 15,8 100,0 Tabel 2 menunjukan bahwa penelitian berdasar tingkat pendidikan ibu, dibagi menjadi tiga yaitu tinggi, menengah dan rendah. Diketahui bahwa responden yang mempunyai bayi 0-12 bulan di Puskesmas Getasan, sebagian besar tingkat pendidikannya rendah yaitu sejumlah 33 orang (57,9%). Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Puskesmas Getasan Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jumlah ƒ 6 27 24 57 % 10,5 47,4 42,1 100,0 Tabel 3 menunjukan bahwa penelitian berdasar pengetahuan ibu, dibagi menjadi tiga yaitu baik, cukup dan kurang. Diketahui bahwa responden yang mempunyai bayi 0-12 bulan di Puskesmas Getasan, sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sejumlah 27 orang (47,4%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Sosial Ekonomi Ibu di Puskesmas Getasan Sosial Ekonomi Rendah Sedang Tinggi Jumlah ƒ 3 36 18 57 % 5,3 63,2 31,6 100,0 Tabel 4 menunjukan bahwa penelitian berdasar tingkat sosial ekonomi ibu, dibagi menjadi tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi. Diketahui bahwa responden yang mempunyai bayi 0-12 bulan di Puskesmas Getasan, sebagian besar tingkat sosial ekonominya sedang yaitu sejumlah 36 orang (63,2%). Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan pekerjaan Ibu di Puskesmas Getasan Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Jumlah ƒ 35 22 57 % 61,4 38,6 100,0 Tabel 5 menunjukan bahwa penelitian berdasar pekerjaan ibu, dibagi menjadi dua yaitu bekerja dan tidak bekerja. Diketahui bahwa responden yang mempunyai bayi 0-12 bulan di Puskesmas Getasan, sebagian besar ibu bekerja yaitu sejumlah 35 orang (61,4%). Tabel 6 Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Puskesmas Getasan ƒ 12 30 15 57 Motivasi Rendah Sedang Tinggi Jumlah % 21,2 52,6 26,3 100,0 Tabel 6 menunjukan bahwa penelitian berdasar motivasi ibu, dibagi menjadi tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi. Diketahui bahwa responden yang mempunyai bayi 0-12 bulan di Puskesmas Getasan, sebagian besar ibu mempunyai motivasi yang sedang yaitu sejumlah 30 orang (52,6%). Tabel 7 Tabulasi Silang Umur Ibu Dengan Motivasi Ibu di Puskesmas Getasan Kategori Terlalu Muda Usia Subur Terlalu Tua Jumlah Rendah ƒ % 6 60,0 2 5,3 4 44,4 Motivasi Sedang Tinggi Total ƒ % ƒ % ƒ % 1 10,0 3 30,0 10 100,0 26 66,4 10 26,3 38 100,0 3 33,3 2 22,2 9 12 21,2 30 52,6 15 26,3 57 100,0 Berdasarkan data yang telah dilakukan analisis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X² hitung = 20,043 sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung (20,043) > X² tabel (5,991), dan ρ value (0,000) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan antara umur ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi. Tabel 8 Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Motivasi Ibu di Puskesmas Getasan Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan 5 100,0 Motivasi Jumlah 12 21,1 30 52,6 15 26,3 57 100,0 Tinggi Total Rendah Sedang Berdasarkan data yang telah dilakukan ƒ % ƒ % ƒ % ƒ % analisis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat Rendah 19 57,6 5 15,2 33 100,0 9 27,3 sehingga diperoleh nilai X² hitung = 3,404 Sedang 2 13,3 10 66,7 3 20,0 15 100,0 sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung Tinggi 1 11,1 1 11,1 7 77,8 9 100,0 (3,404) < X² tabel (5,991), dan ρ value Jumlah 12 21,1 30 52,6 15 26,3 57 100,0 (0,493) > ρ alpha (0,05) maka hipotesis ditolak dan Ho diterima artinya tidak ada Berdasarkan data yang telah dilakukan hubungan antara tingkat sosial ekonomi ibu analisis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat dengan motivasi ibu dalam memberikan sehingga diperoleh nilai X² hitung = 15,964 stimulasi. sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung (15,964) > X² tabel (5,991), dan ρ value Tabel 11 Tabulasi Silang Pekerjaan Ibu (0,003) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis Dengan Motivasi Ibu di diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan Puskesmas Getasan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi. Motivasi Sedang Tinggi Total Kategori Rendah Tabel 9 Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu ƒ % ƒ % ƒ % ƒ % Dengan Motivasi Ibu di Puskesmas Bekerja 14 40,0 13 37,1 35 100,0 8 22,9 Getasan Tidak 4 18,2 16 72,7 2 9,1 22 100,0 Bekerja Motivasi Jumlah 12 21,1 30 52,6 15 26,3 57 100,0 Tinggi Total Kategori Rendah Sedang ƒ % ƒ % ƒ % ƒ % Berdasarkan data yang telah dilakukan Kurang 4 66,7 1 16,7 1 16,7 6 100,0 analisis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat Cukup 6 22,2 16 59,3 5 18,5 27 100,0 sehingga diperoleh nilai X² hitung = 6,929 Baik 2 8,3 13 54,2 9 37,5 24 100,0 sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung Jumlah 12 21,1 30 52,6 15 26,3 57 100,0 (6,929) > X² tabel (5,991), dan ρ value (0,031) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis Berdasarkan data yang telah dilakukan diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan analisis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat antara pekerjaan ibu dengan motivasi ibu sehingga diperoleh nilai X² hitung = 11,479 dalam memberikan stimulasi. sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung Kategori (11,479) > X² tabel (5,991), dan ρ value (0,022) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi. Tabel 10 Tabulasi Silang Sosial Ekonomi Ibu Dengan Motivasi Ibu di Puskesmas Getasan Kategori Rendah Sedang Tinggi 6 Motivasi Tinggi Total Rendah Sedang ƒ % ƒ % ƒ % ƒ % 1 33,3 2 66,7 3 100,0 0 ,0 9 25,0 19 52,6 8 22,2 36 100,0 3 16,7 10 55,6 5 27,8 18 100,0 PEMBAHASAN a. Hubungan Antara Umur Dengan Motivasi Ibu Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X² hitung = 20,043 sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung (20,043) > X² tabel (5,991), dan ρ value (0,000) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan antara umur ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi, umur diusia subur lebih besar motivasinya dibandingkan Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan dengan umur yang terlalu muda dan terlalu tua. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ibu yang berusia subur mempunyai motivasi yang tinggi untuk melakukan stimulasi tumbuh kembang. Dikarenakan pada usia subur ibu sudah matang dalam pola pikirnya. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua maka semakin banyak informasi yang dijumpainya dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuan. Faktor usia sangat mempengaruhi motivasi seseorang, kelompok motivasi yang sudah berusia lanjut lebih sulit dari orang yang masih muda. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti kosa kata dan pengetahuan umum. Pada usia dewasa muda (20-30 tahun) merupakan periode pertumbuhan fungsi tubuh dalam tingkat yang optimal, dibarengi tingkat kematangan emosional, intelektual dan sosial, sedangkan dewasa pertengahan (41-50 tahun) secara umum merupakan puncak kejayaan social, kesejahteraan, sukses ekonomi dan stabilisasi, jadi usia sangat berpengaruh terhadap motivasi seseorang dalam berbegai kegiatan termasuk dalam pencegahan osteoporosis (Sudrajat, 2008). Berdasarkan fakta yang ada diatas menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara umur dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang. b. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X² hitung = 15,964 sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung (15,964) > X² tabel (5,991), dan ρ value (0,003) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis diterima dan Ho 7 ditolak artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi, semakin tinggi tingkat pendidikannya maka semakin tinggi pula motivasi ibu untuk memberikan stimulasi.Semakin tinggi tingkat pendidikan maka makin tinggi pula tingkat motivasi seseorang. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikan dan sebagainya. Disini jelas bahwa faktor pendidikan besar pengaruhnya terhadap peningkatan motivasi seseorang. Pendidikan adalah suatu proses dimana manusia membina perkembangan manusia lain secara sadar dan berencana (Sudrajat, 2008). Menurut Notoatmodjo (2003) semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan dan kesadaran pada orang tersebut dalam menerima informasi. Berdasarkan fakta yang ada diatas menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang. c. Hubungan antara pengetahuan dengan motivasi Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X² hitung = 11,479 sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung (11,479) > X² tabel (5,991), dan ρ value (0,022) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi, semakin baik pengetahuan ibu semakin tinggi pula motivasi yang diberikan. Dengan melakukan kunjungan Deteksi Dini Tumbuh Kembang yang teatur dan rutin ibu mendapatkan banyak pengetahuan tentang tumbuh kembang Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan bayi. Semakin banyak hal yang diketahui oleh ibu baik mengenai hal yang normal atau mengenai gangguan yang mungkin terjadi membuat ibu semakin khawatir dan berusaha untuk menjaga bayi dengan baik dan rutin dalam memeriksakan kehamilannya. Dengan pendidikan yang tinggi maka wawasan pengetahuan semakin bertambah dan semakin menyadari bahwa begitu penting kesehatan bagi kehidupan sehingga termotivasi untuk teratur melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang. Menurut Notoatamodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dari manusia, yang seedar menjawab pertanyaan “What”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran yang tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka terbentuklah disiplin ilmu. Hal ini juga didukung oleh pertanyaan dari Notoatmodjo (2003) yaitu pengetahuan atau kognitif yang merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan fisik dalam menumbuhkan dorongan, sikap, perilaku setiap orang sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang. Sehingga semakin tinggi pengetahuan responden tentang stimulasi, semakin tinggi pula motivasi ibu untuk memberikan stimulasi tumbuh kembang. Berdasarkan fakta yang ada diatas menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang. d. Hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan motivasi Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X² hitung = 3,404 sedangakan X² tabel = 8 5,991 atau X² hitung (3,404) < X² tabel (5,991), dan ρ value (0,493) > ρ alpha (0,05) maka hipotesis ditolak dan Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi. Lingkungan dapat mempengaruhi perilaku individu, khususnya lingkungan sosial. Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial budaya dan sosial ekonomi. Khususnya menyangkut lingkungan sosial ekonomi, sebagai contoh keluarga yang status sosial ekonominya berkecukupan akan mampu menyediakan segala fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap perilaku individu-individu yang ada di dalam keluarga tersebut. Tetapi dari penelitian yang telah dilakuan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi kepada bayi, dikarenakan mengenai tingkat sosial ekonomi dengan motivasi menunjukan bahwa dari 3 responden (5,3%) yang mempunyai tingkat sosial ekonomi yang rendah, sebagian besar mempunyai motivasi yang tinggi (66,7%). Dan dari 36 responden (63,1%) yang mempunyai tingkat sosial ekonomi yang sedang, sebagian besar mempunyai motivasi sedang (52,8%). Dan terakhir dari 18 responden yang mempunyai tingkat sosial ekonomi tinggi, sebagian besar mempunyai motivasi yang sedang (55,6%). Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang skunder. Berdasarkan fakta yang ada diatas menunjukan bahwa tidak adanya hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang. e. Hubungan antara pekerjaan dengan motivasi Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X² hitung = 6,929 sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung (6,929) > X² tabel (5,991), dan ρ value (0,031) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi, ibu yang tidak bekerja mempunyai motivasi yang baik dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Pekerjaan menjadi sangat penting yang tentunya akan mengorbankan kegiatan yang lain dalam hal ini ibu yang mempunyai balita tidak atau jarang melakukan stimulasi tumbuh kembang karena pekerjaan si ibu. Faktor-faktor yang sangat mendasari ibu tidak memberikan stimulasi tumbuh kembang adalah kebutuhan ekonomi yang sangat menuntut seorang ibu terpaksa meninggalkan anaknya harus bekerja meskipun mencintai anaknya. Dalam hal ini kualitas ibu dalam mengasuh anaknya sangat diperlukan. Disamping itu masih ada anggapan bahwa anak akan tumbuh dan berkembang secara alami. Ibu kurang mengerti tentang pentingnya stimulasi terhadap perkembangan anak, sehingga anak dibiarkan berkembang begitu saja (Hidayat, 2005). Teori Maslow beranggapan bahwa. tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena apabila seorang pemimpin ingin memberikan motivasi kepada seseorang ia harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya. Berdasarkan fakta yang ada diatas menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang. 9 KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara umur, tingkat pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan motivasi ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang bayi 0-12 bulan di Puskesmas Getasan. DAFTAR PUSTAKA Arikonto. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Chandra, Budiman. 2009. Biostatistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : EGC. Depkes RI. 2005. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta : h 4-5. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 2011. Semarang : Dinas Kesehatan Kab. Semarang. Feiby. 2006. Stimulasi Tumbuh Kembang. Jakarta: Rineka Cipta. Haweni, Tri. 2008. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja tentang Stimulasi pada Pengasuhan Anak Balita. http://library.usu.ac.id/index.php?optio n=com_journal diakses pada tanggal 14-05-2013. Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Jakarta: Salemba Medika. Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan Mudiastri, Prisa. 2011. Hubungan Antara Stimulasi Orang Tua dengan Perkembangan Balita di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mekar Sari Desa Kuripan Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Moekjizat. 2003. Dasar-Dasar Motivasi. Bandung: CV. Alfa Beta. Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rinaka Cipta. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. Nursalam, 2008. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Purwati, Yuli. 2010. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan Bayi di Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat. Rapani. 2009. Stimulasi Perkembangan Anak. Dalam Http://AskepFree.Blogspot.Com/2009/07/Stimulasi -Perkembangan-Anak.Html. Riwidikdo, H. (2007). Statistik kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Sabri, Luknis. 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers. 10 Setiawan, Ari. 2011. Metode Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 Dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA, CV. Suminati, Sri. 2010. Gambaran Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Usia 1-5 Tahun di Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Sunartyo, Nana. 2005. Panduan Merawat Bayi Dan Balita. Jogyakarta: Diva Press. Susanto, Abadi. 2010. Kalau Anak Telat Bicara. Diambil Tanggal Dalam Www.Kompas.Com Purwanto, N.M 2003. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan Di Puskesmas Getasan