3263

advertisement
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN STIMULASI
TUMBUH KEMBANG BAYI 0-12 BULAN
DI PUSKESMAS GETASAN
Artikel Penelitian
Diajukan untuk Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran
Disusun Oleh :
DIANAH SRI KARTINI
NIM : 0101223
AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2013
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN
STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI 0-12 BULAN
DI PUSKESMAS GETASAN
Dianah Sri Kartini1), Ari Andayani2), Moneca Dyah L3)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : up2m@akbidngudiwaluyo
ABSTRAK
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN
STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI 0-12 BULAN DI PUSKESMAS GETASAN
Beberapa masalah tumbuh kembang anak yang perlu dijadikan acuan dalam pendeteksian
diantaranya, 10% anak akan mencapai kemampuan pada usia dini, 50% anak akan mencapai
kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian, 90% anak akan
sudah harus dapat mencapai kemampuan pada usia paling lambat masih dalam batas normal dan
10% anak dimasukan dalam kategori terlambat apabila belum bisa mencapai kemampuannya
(Hidayat, 2008).
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu
dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang bayi 0-12 bulan.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kolerasi dengan pendekatan cross sectional dan
pengambilan data menggunakan simple random sampling (kuesioner). Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan yang datang ke Puskesmas Getasan bulan Juli 2013
sebanyak 135 responden. Analisa data yang digunakan Chi Kuadrat dengan membandingkan nilai
ρ dengan α = 0,05.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan di
Puskesmas Getasan yaitu, pada usia subur 66,7%, yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah
57,9% dengan pengetahuan yang menengah 47,4% dan yang bekerja 61,4% dengan pendapatan
menengah 63,2%. Hasil data penelitian terdapat hubungan antara umur dengan motivasi (ρ =
0,000), ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi (ρ = 0,000), ada hubungan antara
pengetahuan dengan motivasi (ρ = 0,022), tidak ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan
motivasi (ρ = 0,493), ada hubungan antara pekerjaan dengan motivasi (ρ = 0,031).
Dengan demikian diharapkan ibu maupun keluarga memberikan stimulasi yang baik bagi tumbuh
kembang bayi.
Kata kunci
: Tumbuh Kembang, Stimulasi, Motivasi
ABSTRACT
FACTORS ASSOSIATED WITH MOTHER’S MOTIVATION IN STIMULATING BABY
AGED 0 TO 12 MONTHS GROWTH AND DEVELOPMENT GETASAN HEALTH CENTER
There are some problems in the children growth and development topic that needed as references in
the diagnosis, such as: 10% of children will achieve their early age capability, 50% of children will
achieve their next capability, 75% of children will achieve more of their next capability, 90% of
children should be achieved their capability on the age at least still in the normal number, and 10%
of children will be categorized late if they have not yet achieved their corresponded capability
(Hidayat, 2008).
The aim of this research in to get information about some factors assosiated by mother's motivation
in giving baby's growth and development stimuli aged from 0 to 12 months.
This research used corelational descriptive design with cross sectional approach and the data
collection used simple random sampling (a.k.a questionnaire). The population in this research was
1
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
mothers having babys aged from 0 to 12 months that visited Getasan Health Center in July 2013
and have an total amount of 135 respondents. Data analysis used Chi square by comparing the ρ
value to a = 0,05.
According to the result of this research, was mothers having babys aged from 0 to 12 months that
visited Getasan Health Center 66.7% of childbearing age, who have a low education level 57.9%
with 47.4% medium knowledge and working 61,4% of middle income 63.2%. The result of rthere is
a correlation between age and motivation (ρ =0,000), correlation beetwen education level and
motivation (ρ = 0,000), correlation beetwen social-economic level and motivation (ρ =0,493),
correlation beetwen job anda motivation (ρ =0,031).
Therefore mother and family are expected give good stimulation for the baby's growth and
development.
Keywords: growth and development, stimulation, motivation
berbagai masalah tumbuh kembang anak
PENDAHULUAN
Masa kehidupan manusia dipakai 1/3
(Hidayat, 2008).
untuk mempersiapkan diri guna menghadapi
Tumbuh kembang seorang anak secara
2/3 masa kehidupan berikutnya. Oleh karena
optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara
itu, upaya untuk mengoptimalkan tumbuh
faktor genetis, herediter dan konstitusi dengan
kembang pada awal-awal kehidupan bayi
faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan
adalah sangat penting. Pencapaian suatu
memberikan pengaruh yang positif bagi
kemampuan pada setiap anak berbeda-beda,
tumbuh kembang anak, maka diperlukan
tetapi ada patokan umur tertentu untuk
pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu.
mencapai kemampuan tersebut yang sering
Kebutuhan dasar ini dapat dikelompokan
disebut dengan istilah milestone. Dalam
menjadi tiga yaitu asuh (Kebutuhan Fisikpencapaian kemampuan setiap anak memiliki
Biomedis) berhubungan dengan nutrisi,
beberapa masalah tumbuh kembang yang
perawatan
kesehatan
dasar,
pakaian,
perlu dijadikan acuan (Moersintowarti dalam
perumahan, hygiene diri dan lingkungan,
Nursalam, 2008).
kesegaran
jasmani
sedangkan
asih
Beberapa masalah tumbuh kembang
(Kebutuhan Emosi Dan Kasih
Sayang)
anak yang perlu dijadikan acuan dalam
berhubungan dengan kasih sayang, rasa aman,
pendeteksian diantaranya, 10% anak akan
harga diri, dukungan, mandiri dan rasa
mencapai kemampuan pada usia dini, 50%
memiliki dan asah berhubungan dengan
anak akan mencapai kemampuan kemudian,
kebutuhan stimulasi (Nursalam, 2008).
75% anak akan mencapai kemampuan lebih
Pertumbuhan dan perkembangan balita
kemudian, 90% anak akan sudah harus dapat
baik secara fisik maupun kemampuan,
mencapai kemampuan pada usia paling
ketrampilan memang dapat berlangsung
lambat masih dalam batas normal dan 10%
secara alamiah namun demikian orang tua
anak dimasukan dalam kategori terlambat
perlu mendorongnya atau merangsang, agar
apabila belum bisa mencapai kemampuannya
anak dapat tumbuh kembang secara optimal
(Hidayat, 2008).
seiring dengan bertambahnya umur. Upaya
Secara umum terdapat beberapa ciri
untuk
mendorong
atau
memberikan
anak yang memiliki kelainan dan perlu
rangsangan pada anak disebut stimulasi
pendeteksian diantaranya apabila pada usia 1(Sunartyo, 2005).
1,5 bulan belum bisa tersenyum secara
Perkembangan
anak
memerlukan
spontan, anak usia lebih 3 bulan masih
rangsangan/stimulasi
khususnya
dalam
menggenggam dan belum bersuara, usia 4-5
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan,
bulan belum tengkurap dengan kepala
sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
diangkat, pada usia 7-8 bulan anak belum bisa
keluarga lain terhadap kegiatan anak
didudukan tanpa bantuan, pada usia 12 bulan
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
belum bisa menjimpit maka perilaku di atas
2009). Apabila anak yang mengalami
perlu dilakukan pendeteksian untuk mengenal
kekurangan dalam stimulus maka akan
2
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
mengalami deprivasi perseptual, yaitu anak
terhambat dalam perkembangannya, retardasi
(keterbelakangan) dan gangguan-gangguan
perkembangan. Misalnya, usia anak lima
tahun, dengan kurangnya stimulus-stimulus
tersebut maka dalam perkembangannya
terlihat seperti anak usia tiga tahun.
Pemberian stimulasi ini sudah dapat
dilakukan sejak masa prenatal, dan setelah
lahir dengan cara menetekan bayi pada ibunya
sedini mungkin. Stimulasi merupakan
kebutuhan untuk perkembangan mental
psikososial anak yang dapat dilakukan dengan
pendidikan dan pelatihan (Rapani, 2009).
Motivasi merupakan keinginan, hasrat
motor penggerak dalam diri manusia,
motivasi
berhubungan
dengan
faktor
psikologi manusia yang mencerminkan antara
sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi
pada diri manusia sedangkan daya dorong
yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh
motivator.
Motivasi
mempersoalkan
bagaimana cara mengarahkan daya dan
potensi, agar mau stimulasi kebutuhan anak
secara produktif sehingga dapat mencapai dan
mewujudkan anak yang cerdas dan tidak
mempunyai keterbelakangan. Pentingnya
motivasi karena motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung
prilaku anak untuk tumbuh kembang secara
optimal (Caray, 2010).
Faktor-faktor yang sangat mendasari ibu
tidak memberikan stimulasi tumbuh kembang
adalah kebutuhan ekonomi yang sangat
menuntut seorang ibu terpaksa meninggalkan
anaknya harus bekerja meskipun mencintai
anaknya. Dalam hal ini kualitas ibu dalam
mengasuh anaknya sangat diperlukan.
Disamping itu masih ada anggapan bahwa
anak akan tumbuh dan berkembang secara
alami. Ibu kurang mengerti tentang
pentingnya stimulasi terhadap perkembangan
anak, sehingga anak dibiarkan berkembang
begitu saja (Hidayat, 2005).
Budaya setempat dan lingkungan juga
sangat mempengaruhi pemberian stimulasi,
kebersihan lingkungan, kesehatan, akan
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan anak. Disamping itu masih ada
anggapan bahwa anak akan tumbuh dan
berkembang secara alami sehingga para ibu
3
malah mementingkan untuk bekerja dari pada
harus untuk memberikan stimulasi pada
anaknya (Hidayat, 2005).
Pemerintah
daerah
mengambil
kebijakan dengan melaksanakan pelatihan
pemeriksaan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh
Kembang), penyediaan APE ( Alat Permainan
Edukatif ), dan melampirkan KKA ( Kartu
Kembang Anak ) di buku KIA ( Kesehatan
Ibu dan Anak ) sebagai upaya meningkatkan
pengetahuan ibu dan keluarga tentang
stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang
anak (Purwandari, 2008).
Data di Puskesmas Getasan pada bulan
Mei – September 2012 ada sekitar 135 ibu
yang mempunyai bayi 0-12 bulan. Dari 135
ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan
sebagian ibu bekerja. Dari ibu yang bekerja
diambil sampel 10 ibu, 6 ibu tingkat
pendidikannya rendah dan 4 ibu dengan
tingkat pendidikan yang tinggi lebih
mementingkan bekerja dan serta beranggapan
bayi bisa tumbuh kembang dengan
sendirinya, sehingga bayi mengalami
keterlambatan
dalam
perkembangannya
seperti
keterlambatan
berbicara,
dan
keterlambatan pertumbuhan seperti tumbuh
gigi. Sebagian besar ibu mempunyai
pengetahuan yang cukup, tetapi pada saat
memotivasi anak dalam stimulasi tumbuh
kembang sangat rendah.
Keterlambatan perkembangan pada bayi
dengan masalah perinatal di Indonesia antara
17,1% - 26%. Secara umum angka kejadian
keterlambatan perkembangan pada populasi
nasional adalah 12,8%-28,5 % (Rini, 2010).
Dari data yang diperoleh terdapat ibu
yang melarang bayinya umur 6 bulan untuk
memasukan benda/mainan gigit kedalam
mulutnya, padahal hal ini merupakan tahap
dimana bayi dapat bereksplorasi. Tetapi ada
juga 2 ibu pendidikan tinggi dan 1 ibu
pendidikan
rendah
yang
tahu
cara
menstimulasi bayinya sesuai dengan umur
bayi tersebut misalnya ibu bayi yang
mempunyai umur 2 bulan memberikan
stimulasi berupa gambar-gambar terang
(gambar-gambar kartun yang terang) karena
hal tersebut dapat memperkaya indera
penglihatan.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
peneliti ingin mengetahui faktor yang
berhubungan dengan motivasi ibu dalam
memberikan stimulasi tumbuh kembang bayi
usia 0-12 bulan. Dengan demikian kita dapat
mengetahui apakah stimulasi yang dilakukan
tersebut telah memenuhi kebutuhan anak
untuk tumbuh kembang secara optimal atau
tidak.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian deskriptif korelasi yaitu yang
bertujuan untuk menjelaskan variabel-variabel
independen maupun dependen dengan melihat
faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu
dalam memberikan stimulasi tumbuh
kembang dengan menggunakan pendekatan
cross sectional.
Penelitian sudah dilaksanakan pada
tanggal 15-20 Juli 2013 dengan jumlah
populasi berjumlah 135 ibu yang mempunyai
bayi bertempat tinggal di Wilayah Kerja
Puskesmas. Sample dalam penelitian ini
sejumlah 57 ibu yang mempunyai bayi
berusia 0-12 bulan yang memenuhi kriteria
inklusi dan sifat sampelnya tersebut dapat
mewakili semua populasi. Penelitian ini
menggunakan Simple Random Sampling di
Puskesmas Getasan.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan,
ibu bisa menulis dan membaca, ibu yang
bekerja maupun yang tidak bekerja, bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Getasan
dan bersedia menjadi responden.
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,
sosial ekonomi, pengetahuan sedangkan
variabel terikatnya adalah motivasi ibu.
Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan
15 item mengenai pengetahuan tumbuh
kembang, stimulasi, motivasi dan pernyataan
mengenai motivasi ibu.
Pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan pengsian kuesioner.
Sebelum melakukan pengisian kuesioner,
responden mengisi lembar informed consent
terlebih dahulu.
4
Analisis
data
penelitian
ini
menggunakan uji statistik Chi square untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara
faktor ibu dengan motivasi ibu dalam
memberikan stimulasi tumbuh kembang bayi
di Desa Gondowangi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dibagi menjadi 2 yaitu
analisa univariat dan analisa bivariat.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Umur Ibu di Puskesmas Getasan
Umur
Terlalu Muda
Usia Subur
Terlalu Tua
Jumlah
ƒ
10
38
9
57
%
17,5
66,7
15,8
100,0
Tabel 1 menunjukan bahwa penelitian
berdasar umur ibu yang mempunyai bayi 0-12
bulan, dibagi menjadi 3 yaitu terlalu muda,
usia subur dan terlalu tua. Diketahui bahwa
responden yang mempunyai bayi 0-12 bulan
di Puskesmas Getasan, sebagian besar
berumur 20-35 tahun yaitu sejumlah 38 orang
(66,7%).
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Ibu di
Puskesmas Getasan
Tingkat Pendidikan
Rendah
Menengah
Tinggi
Jumlah
ƒ
33
15
9
57
%
57,9
26,3
15,8
100,0
Tabel 2 menunjukan bahwa penelitian
berdasar tingkat pendidikan ibu, dibagi
menjadi tiga yaitu tinggi, menengah dan
rendah. Diketahui bahwa responden yang
mempunyai bayi 0-12 bulan di Puskesmas
Getasan,
sebagian
besar
tingkat
pendidikannya rendah yaitu sejumlah 33
orang (57,9%).
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Pengetahuan Ibu di Puskesmas
Getasan
Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
ƒ
6
27
24
57
%
10,5
47,4
42,1
100,0
Tabel 3 menunjukan bahwa penelitian
berdasar pengetahuan ibu, dibagi menjadi tiga
yaitu baik, cukup dan kurang. Diketahui
bahwa responden yang mempunyai bayi 0-12
bulan di Puskesmas Getasan, sebagian besar
berpengetahuan cukup yaitu sejumlah 27
orang (47,4%).
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Tingkat Sosial Ekonomi Ibu di
Puskesmas Getasan
Sosial Ekonomi
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
ƒ
3
36
18
57
%
5,3
63,2
31,6
100,0
Tabel 4 menunjukan bahwa penelitian
berdasar tingkat sosial ekonomi ibu, dibagi
menjadi tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi.
Diketahui bahwa responden yang mempunyai
bayi 0-12 bulan di Puskesmas Getasan,
sebagian besar tingkat sosial ekonominya
sedang yaitu sejumlah 36 orang (63,2%).
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
pekerjaan Ibu di Puskesmas
Getasan
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
Jumlah
ƒ
35
22
57
%
61,4
38,6
100,0
Tabel 5 menunjukan bahwa penelitian
berdasar pekerjaan ibu, dibagi menjadi dua
yaitu bekerja dan tidak bekerja. Diketahui
bahwa responden yang mempunyai bayi 0-12
bulan di Puskesmas Getasan, sebagian besar
ibu bekerja yaitu sejumlah 35 orang (61,4%).
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Motivasi
Responden
di
Puskesmas
Getasan
ƒ
12
30
15
57
Motivasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
%
21,2
52,6
26,3
100,0
Tabel 6 menunjukan bahwa penelitian
berdasar motivasi ibu, dibagi menjadi tiga
yaitu rendah, sedang dan tinggi. Diketahui
bahwa responden yang mempunyai bayi 0-12
bulan di Puskesmas Getasan, sebagian besar
ibu mempunyai motivasi yang sedang yaitu
sejumlah 30 orang (52,6%).
Tabel 7 Tabulasi Silang Umur Ibu Dengan
Motivasi Ibu di Puskesmas
Getasan
Kategori
Terlalu
Muda
Usia
Subur
Terlalu
Tua
Jumlah
Rendah
ƒ
%
6
60,0
2
5,3
4
44,4
Motivasi
Sedang
Tinggi
Total
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
1 10,0 3 30,0 10 100,0
26 66,4 10 26,3 38 100,0
3
33,3
2
22,2
9
12 21,2 30 52,6 15 26,3 57 100,0
Berdasarkan data yang telah dilakukan
analisis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat
sehingga diperoleh nilai X² hitung = 20,043
sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung
(20,043) > X² tabel (5,991), dan ρ value
(0,000) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis
diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan
antara umur ibu dengan motivasi ibu dalam
memberikan stimulasi.
Tabel
8
Tabulasi Silang Tingkat
Pendidikan
Ibu
Dengan
Motivasi Ibu di Puskesmas
Getasan
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
5
100,0
Motivasi
Jumlah 12 21,1 30 52,6 15 26,3 57 100,0
Tinggi
Total
Rendah Sedang
Berdasarkan data yang telah dilakukan
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
analisis
dengan menggunakan uji Chi Kuadrat
Rendah
19
57,6
5
15,2
33
100,0
9 27,3
sehingga diperoleh nilai X² hitung = 3,404
Sedang
2 13,3 10 66,7 3 20,0 15 100,0
sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung
Tinggi
1 11,1 1 11,1 7 77,8 9 100,0
(3,404) < X² tabel (5,991), dan ρ value
Jumlah 12 21,1 30 52,6 15 26,3 57 100,0
(0,493) > ρ alpha (0,05) maka hipotesis
ditolak dan Ho diterima artinya tidak ada
Berdasarkan data yang telah dilakukan
hubungan antara tingkat sosial ekonomi ibu
analisis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat
dengan motivasi ibu dalam memberikan
sehingga diperoleh nilai X² hitung = 15,964
stimulasi.
sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung
(15,964) > X² tabel (5,991), dan ρ value
Tabel 11 Tabulasi Silang Pekerjaan Ibu
(0,003) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis
Dengan
Motivasi
Ibu
di
diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan
Puskesmas Getasan
antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi
ibu dalam memberikan stimulasi.
Motivasi
Sedang
Tinggi
Total
Kategori
Rendah
Tabel 9 Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
Dengan Motivasi Ibu di Puskesmas
Bekerja
14
40,0
13
37,1
35
100,0
8 22,9
Getasan
Tidak
4 18,2 16 72,7 2 9,1 22 100,0
Bekerja
Motivasi
Jumlah 12 21,1 30 52,6 15 26,3 57 100,0
Tinggi
Total
Kategori Rendah Sedang
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
Berdasarkan data yang telah dilakukan
Kurang
4 66,7 1 16,7 1 16,7 6 100,0
analisis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat
Cukup
6 22,2 16 59,3 5 18,5 27 100,0
sehingga diperoleh nilai X² hitung = 6,929
Baik
2 8,3 13 54,2 9 37,5 24 100,0
sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung
Jumlah 12 21,1 30 52,6 15 26,3 57 100,0
(6,929) > X² tabel (5,991), dan ρ value
(0,031) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis
Berdasarkan data yang telah dilakukan
diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan
analisis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat
antara pekerjaan ibu dengan motivasi ibu
sehingga diperoleh nilai X² hitung = 11,479
dalam memberikan stimulasi.
sedangakan X² tabel = 5,991 atau X² hitung
Kategori
(11,479) > X² tabel (5,991), dan ρ value
(0,022) < ρ alpha (0,05) maka hipotesis
diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan
antara pengetahuan ibu dengan motivasi ibu
dalam memberikan stimulasi.
Tabel 10 Tabulasi Silang Sosial Ekonomi
Ibu Dengan Motivasi Ibu di
Puskesmas Getasan
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
6
Motivasi
Tinggi
Total
Rendah Sedang
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
ƒ
%
1 33,3 2 66,7 3 100,0
0
,0
9 25,0 19 52,6 8 22,2 36 100,0
3 16,7 10 55,6 5 27,8 18 100,0
PEMBAHASAN
a. Hubungan Antara Umur Dengan
Motivasi Ibu
Dalam penelitian ini telah dilakukan
analisis data dengan menggunakan uji
Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X²
hitung = 20,043 sedangakan X² tabel =
5,991 atau X² hitung (20,043) > X² tabel
(5,991), dan ρ value (0,000) < ρ alpha
(0,05) maka hipotesis diterima dan Ho
ditolak artinya ada hubungan antara umur
ibu dengan motivasi ibu dalam
memberikan stimulasi, umur diusia subur
lebih besar motivasinya dibandingkan
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
dengan umur yang terlalu muda dan
terlalu tua.
Dari hasil penelitian menunjukan
bahwa ibu yang berusia subur
mempunyai motivasi yang tinggi untuk
melakukan stimulasi tumbuh kembang.
Dikarenakan pada usia subur ibu sudah
matang dalam pola pikirnya. Semakin
bertambah
usia
akan
semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Semakin
tua maka semakin banyak informasi yang
dijumpainya dan semakin banyak hal
yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuan.
Faktor usia sangat mempengaruhi
motivasi seseorang, kelompok motivasi
yang sudah berusia lanjut lebih sulit dari
orang yang masih muda. Dapat
diperkirakan bahwa IQ akan menurun
sejalan dengan bertambahnya usia,
khususnya pada beberapa kemampuan
yang lain seperti kosa kata dan
pengetahuan umum. Pada usia dewasa
muda (20-30 tahun) merupakan periode
pertumbuhan fungsi tubuh dalam tingkat
yang
optimal,
dibarengi
tingkat
kematangan emosional, intelektual dan
sosial, sedangkan dewasa pertengahan
(41-50 tahun) secara umum merupakan
puncak kejayaan social, kesejahteraan,
sukses ekonomi dan stabilisasi, jadi usia
sangat berpengaruh terhadap motivasi
seseorang dalam berbegai kegiatan
termasuk dalam pencegahan osteoporosis
(Sudrajat, 2008).
Berdasarkan fakta yang ada diatas
menunjukan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara umur dengan
motivasi ibu dalam memberikan stimulasi
tumbuh kembang.
b. Hubungan antara tingkat pendidikan
dengan motivasi
Dalam penelitian ini telah dilakukan
analisis data dengan menggunakan uji
Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X²
hitung = 15,964 sedangakan X² tabel =
5,991 atau X² hitung (15,964) > X² tabel
(5,991), dan ρ value (0,003) < ρ alpha
(0,05) maka hipotesis diterima dan Ho
7
ditolak artinya ada hubungan antara
tingkat pendidikan ibu dengan motivasi
ibu dalam memberikan stimulasi,
semakin tinggi tingkat pendidikannya
maka semakin tinggi pula motivasi ibu
untuk memberikan stimulasi.Semakin
tinggi tingkat pendidikan maka makin
tinggi pula tingkat motivasi seseorang.
Pendidikan orang tua merupakan salah
satu faktor yang penting dalam tumbuh
kembang
anak.
Karena
dengan
pendidikan yang baik, maka orang tua
dapat menerima segala informasi dari
luar terutama tentang cara pengasuhan
anak yang baik, bagaimana menjaga
kesehatan anaknya, pendidikan dan
sebagainya.
Disini jelas bahwa faktor pendidikan
besar pengaruhnya terhadap peningkatan
motivasi seseorang. Pendidikan adalah
suatu proses dimana manusia membina
perkembangan manusia lain secara sadar
dan berencana (Sudrajat, 2008).
Menurut Notoatmodjo (2003) semakin
tinggi tingkat pendidikan, maka semakin
tinggi pula tingkat pengetahuan dan
kesadaran pada orang tersebut dalam
menerima informasi.
Berdasarkan fakta yang ada diatas
menunjukan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara tingkat pendidikan
dengan motivasi ibu dalam memberikan
stimulasi tumbuh kembang.
c. Hubungan antara pengetahuan dengan
motivasi
Dalam penelitian ini telah dilakukan
analisis data dengan menggunakan uji
Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X²
hitung = 11,479 sedangakan X² tabel =
5,991 atau X² hitung (11,479) > X² tabel
(5,991), dan ρ value (0,022) < ρ alpha
(0,05) maka hipotesis diterima dan Ho
ditolak artinya ada hubungan antara
pengetahuan ibu dengan motivasi ibu
dalam memberikan stimulasi, semakin
baik pengetahuan ibu semakin tinggi pula
motivasi yang diberikan.
Dengan melakukan kunjungan Deteksi
Dini Tumbuh Kembang yang teatur dan
rutin
ibu
mendapatkan
banyak
pengetahuan tentang tumbuh kembang
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
bayi. Semakin banyak hal yang diketahui
oleh ibu baik mengenai hal yang normal
atau mengenai gangguan yang mungkin
terjadi membuat ibu semakin khawatir
dan berusaha untuk menjaga bayi dengan
baik dan rutin dalam memeriksakan
kehamilannya. Dengan pendidikan yang
tinggi maka wawasan pengetahuan
semakin bertambah dan semakin
menyadari bahwa
begitu penting
kesehatan bagi kehidupan sehingga
termotivasi untuk teratur melakukan
Deteksi Dini Tumbuh Kembang.
Menurut
Notoatamodjo
(2003),
pengetahuan merupakan hasil dari tahu
dari manusia, yang seedar menjawab
pertanyaan “What”, misalnya apa air, apa
manusia, apa alam, dan sebagainya.
Apabila pengetahuan itu mempunyai
sasaran yang tertentu, mempunyai
metode atau pendekatan untuk mengkaji
objek tersebut sehingga memperoleh
hasil yang dapat disusun secara sistematis
dan diakui secara universal, maka
terbentuklah disiplin ilmu.
Hal ini juga didukung oleh pertanyaan
dari
Notoatmodjo
(2003)
yaitu
pengetahuan
atau
kognitif
yang
merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan
diperlukan
sebagai
dorongan fisik dalam menumbuhkan
dorongan, sikap, perilaku setiap orang
sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
pengetahuan
merupakan
stimulasi
terhadap tindakan seseorang. Sehingga
semakin tinggi pengetahuan responden
tentang stimulasi, semakin tinggi pula
motivasi ibu untuk memberikan stimulasi
tumbuh kembang.
Berdasarkan fakta yang ada diatas
menunjukan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara pengetahuan
dengan motivasi ibu dalam memberikan
stimulasi tumbuh kembang.
d. Hubungan antara tingkat sosial
ekonomi dengan motivasi
Dalam penelitian ini telah dilakukan
analisis data dengan menggunakan uji
Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X²
hitung = 3,404 sedangakan X² tabel =
8
5,991 atau X² hitung (3,404) < X² tabel
(5,991), dan ρ value (0,493) > ρ alpha
(0,05) maka hipotesis ditolak dan Ho
diterima artinya tidak ada hubungan
antara tingkat sosial ekonomi ibu dengan
motivasi
ibu
dalam
memberikan
stimulasi.
Lingkungan dapat mempengaruhi
perilaku individu, khususnya lingkungan
sosial.
Lingkungan
sosial
dapat
menyangkut sosial budaya dan sosial
ekonomi.
Khususnya
menyangkut
lingkungan sosial ekonomi, sebagai
contoh keluarga yang status sosial
ekonominya berkecukupan akan mampu
menyediakan segala fasilitas yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal ini akan berpengaruh
terhadap perilaku individu-individu yang
ada di dalam keluarga tersebut.
Tetapi dari penelitian yang telah
dilakuan bahwa tidak ada hubungan
antara tingkat sosial ekonomi ibu dengan
motivasi ibu dalam memberikan stimulasi
kepada bayi, dikarenakan mengenai
tingkat sosial ekonomi dengan motivasi
menunjukan bahwa dari 3 responden
(5,3%) yang mempunyai tingkat sosial
ekonomi yang rendah, sebagian besar
mempunyai motivasi yang tinggi
(66,7%). Dan dari 36 responden (63,1%)
yang mempunyai tingkat sosial ekonomi
yang sedang, sebagian besar mempunyai
motivasi sedang (52,8%). Dan terakhir
dari 18 responden yang mempunyai
tingkat sosial ekonomi tinggi, sebagian
besar mempunyai motivasi yang sedang
(55,6%).
Pendapatan keluarga yang memadai
akan menunjang tumbuh kembang anak,
karena orang tua dapat menyediakan
semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun yang skunder.
Berdasarkan fakta yang ada diatas
menunjukan bahwa tidak adanya
hubungan antara tingkat sosial ekonomi
dengan motivasi ibu dalam memberikan
stimulasi tumbuh kembang.
e. Hubungan antara pekerjaan dengan
motivasi
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
Dalam penelitian ini telah dilakukan
analisis data dengan menggunakan uji
Chi Kuadrat sehingga diperoleh nilai X²
hitung = 6,929 sedangakan X² tabel =
5,991 atau X² hitung (6,929) > X² tabel
(5,991), dan ρ value (0,031) < ρ alpha
(0,05) maka hipotesis diterima dan Ho
ditolak artinya ada hubungan antara
pekerjaan ibu dengan motivasi ibu dalam
memberikan stimulasi, ibu yang tidak
bekerja mempunyai motivasi yang baik
dibandingkan dengan ibu yang bekerja.
Pekerjaan menjadi sangat penting
yang tentunya akan mengorbankan
kegiatan yang lain dalam hal ini ibu yang
mempunyai balita tidak atau jarang
melakukan stimulasi tumbuh kembang
karena pekerjaan si ibu.
Faktor-faktor yang sangat mendasari
ibu tidak memberikan stimulasi tumbuh
kembang adalah kebutuhan ekonomi
yang sangat menuntut seorang ibu
terpaksa meninggalkan anaknya harus
bekerja meskipun mencintai anaknya.
Dalam hal ini kualitas ibu dalam
mengasuh anaknya sangat diperlukan.
Disamping itu masih ada anggapan
bahwa anak akan tumbuh dan
berkembang secara alami. Ibu kurang
mengerti tentang pentingnya stimulasi
terhadap perkembangan anak, sehingga
anak dibiarkan berkembang begitu saja
(Hidayat, 2005).
Teori Maslow beranggapan bahwa.
tindakan yang dilakukan oleh manusia
pada hakikatnya adalah untuk memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan fisik
maupun kebutuhan psikis. Oleh karena
apabila
seorang
pemimpin
ingin
memberikan motivasi kepada seseorang
ia harus mengetahui terlebih dahulu apa
kebutuhan-kebutuhan orang yang akan
dimotivasinya.
Berdasarkan fakta yang ada diatas
menunjukan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara pekerjaan dengan
motivasi ibu dalam memberikan stimulasi
tumbuh kembang.
9
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa adanya hubungan antara umur, tingkat
pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan ibu
dengan motivasi ibu dalam memberikan
stimulasi tumbuh kembang bayi 0-12 bulan di
Puskesmas Getasan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikonto. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian
(Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chandra, Budiman. 2009. Biostatistik Untuk
Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta :
EGC.
Depkes RI. 2005. Pedoman Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Balita. Jakarta : h
4-5.
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 2011.
Profil
Kesehatan
Kabupaten
Semarang 2011. Semarang : Dinas
Kesehatan Kab. Semarang.
Feiby. 2006. Stimulasi Tumbuh Kembang.
Jakarta: Rineka Cipta.
Haweni, Tri. 2008. Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak
Bekerja tentang Stimulasi pada
Pengasuhan
Anak
Balita.
http://library.usu.ac.id/index.php?optio
n=com_journal diakses pada tanggal
14-05-2013.
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
Mudiastri, Prisa. 2011. Hubungan Antara
Stimulasi
Orang
Tua
dengan
Perkembangan Balita di Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) Mekar Sari
Desa
Kuripan
Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak.
Moekjizat. 2003. Dasar-Dasar Motivasi.
Bandung: CV. Alfa Beta.
Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian
Kesehatan, Jakarta: Rinaka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT. Asdi
Mahasatya.
Nursalam, 2008. Asuhan Keperawatan Bayi
Dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Purwati, Yuli. 2010. Gambaran Pengetahuan
Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan
Bayi di Desa Lerep Kecamatan
Ungaran Barat.
Rapani. 2009. Stimulasi Perkembangan Anak.
Dalam
Http://AskepFree.Blogspot.Com/2009/07/Stimulasi
-Perkembangan-Anak.Html.
Riwidikdo, H. (2007). Statistik kesehatan.
Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
Sabri, Luknis. 2010. Statistik Kesehatan.
Jakarta: Rajawali Pers.
10
Setiawan, Ari. 2011. Metode Penelitian
Kebidanan DIII, DIV, S1 Dan S2.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: ALFABETA, CV.
Suminati,
Sri.
2010.
Gambaran
Perkembangan Motorik Kasar pada
Anak Usia 1-5 Tahun di Desa
Gondoriyo
Kecamatan
Bergas
Kabupaten Semarang.
Sunartyo, Nana. 2005. Panduan Merawat
Bayi Dan Balita. Jogyakarta: Diva
Press.
Susanto, Abadi. 2010. Kalau Anak Telat
Bicara. Diambil Tanggal Dalam
Www.Kompas.Com
Purwanto, N.M 2003. Psikologi Pendidikan,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Getasan
Download