Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar Komite Pengembangan Kelengkapan Pengelolaan Zat Kimia: Prosedur Operasi Standar Dewan Ilmu Dan Teknologi Kimia Divisi Studi Bumi dan Kehidupan THE NATIONAL ACADEMIES PRESS 500 Fifth Street, NW Washington, DC 20001 Kegiatan ini didukung oleh Kontrak/Hibah No. S-ISNCT-14-CA-1013 antara National Academy of Sciences dan Departemen Luar Negeri. Setiap pendapat, temuan, kesimpulan, atau saran yang dinyatakan dalam penerbitan ini tidak serta-merta mewakili pandangan setiap organisasi atau lembaga yang mendukung proyek. ISBN-13: 978-0-309-39220-4 ISBN-10: 0-309-39220-9 Pengidentifikasi Objek Digital: 10.1726/21918 Salinan laporan ini dapat dibeli dari National Academies Press, 500 Fifth Street, NW, Keck 360, Washington, DC 20001; (800) 624-6242 atau (202) 334-3313; http://www.nap.edu. Hak cipta 2016 oleh National Academy of Sciences. Hak cipta dilindungi undang-undang. Dicetak di Amerika Serikat Kutipan yang disarankan: National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. (2016). Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar. Komite Pengembangan Kelengkapan Pengelolaan Zat Kimia: Prosedur Operasi Standar. Washington, DC: National Academies Press. Identitas objek digital: 10.1726/21918. National Academy of Sciences didirikan pada tahun 1863 berdasarkan Undang-undang Kongres, ditandatangani oleh Presiden Lincoln, sebagai lembaga swasta non-pemerintah untuk memberikan saran kepada negara menyangkut masalah-masalah keilmuan dan teknologi. Anggota lembaga ini dipilih oleh sesama sejawat berdasarkan kontribusinya yang luar biasa terhadap penelitian. Selaku presiden adalah Dr. Ralph J. Cicerone. National Academy of Engineering didirikan pada tahun 1964 berdasarkan anggaran dasar National Academy of Sciences untuk memanfaatkan praktik keteknikan guna memberikan saran kepada negara. Anggota lembaga ini dipilih oleh sesama sejawat berdasarkan kontribusinya yang luar biasa terhadap bidang keteknikan. Selaku presiden adalah Dr. C. D. Mote, Jr. National Academy of Medicine (sebelumnya bernama Institute of Medicine) didirikan pada tahun 1970 berdasarkan anggaran dasar National Academy of Sciences untuk memberikan saran kepada negara menyangkut masalah-masalah medis dan kesehatan. Anggota lembaga ini dipilih oleh sesama sejawat berdasarkan kontribusinya yang luar biasa terhadap bidang kedokteran dan kesehatan. Selaku presiden adalah Dr. Victor J. Dzau. Ketiga Akademi ini bekerja bersama sebagai National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine untuk memberikan analisis dan saran yang independen dan objektif kepada negara, serta melakukan kegiatan-kegiatan lain guna menyelesaikan masalah kompleks dan menyampaikan keputusan-keputusan kebijakan publik. Akademi ini juga mendorong pendidikan dan penelitian, memberikan penghargaan atas kontribusi besar terhadap pengetahuan, dan meningkatkan pemahaman masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan, keteknikan, dan kedokteran. Ketahui lebih lanjut tentang National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine di www.national-academies.org. KOMITE PENGEMBANGAN KELENGKAPAN PENGELOLAAN ZAT KIMIA: PROSEDUR OPERASI STANDAR Anggota NED D. HEINDEL (Ketua), Lehigh University MONTGOMERY ALGER, Pennsylvania State University WILLIAM BULLOCK, Bristol-Myers Squibb MARK C. CESA, INEOS USA LLC (Pensiun) THOMAS F. EDGAR, University of Texas, Austin PATRICK J. LIM, University of San Carlos KENNETH G. MOLOY, National Science Foundation SUPAWAN TANTAYANON, Chulalongkorn University Staf CAMLY TRAN, Direktur Penelitian (per 1 Januari 2016) KATHRYN HUGHES, Pejabat Program Senior (sampai 1 Januari 2016) CLAIRE BALLWEG, Koordinator Program (per 1 Januari 2016) CARL-GUSTAV ANDERSON, Research Associate (sampai 1 Januari 2016) COTILYA BROWN, Asisten Program Senior (sampai 1 Januari 2016) DEWAN ILMU DAN TEKNOLOGI KIMIA Anggota DAVID BEM (Ketua Pendamping), PPG Industries DAVID WALT (Ketua Pendamping), Tufts University HÉCTOR D. ABRUÑA, Cornell University JOEL C. BARRISH, Achillion Pharmaceuticals, Inc. MARK A. BARTEAU, University of Michigan JOAN BRENNECKE, University of Notre Dame MICHELLE V. BUCHANAN, Oak Ridge National Laboratory DAVID W. CHRISTIANSON, University of Pennsylvania JENNIFER S. CURTIS, University of California, Davis RICHARD EISENBERG, University of Rochester SAMUEL H. GELLMAN, University of Wisconsin-Madison SHARON C. GLOTZER, University of Michigan MIRIAM E. JOHN, Sandia National Laboratories (Pensiun) FRANCES S. LIGLER, University of North Carolina, Chapel Hill and North Carolina State University SANDER G. MILLS, Merck Research Laboratories (Pensiun) JOSEPH B. POWELL, Shell, Houston PETER J. ROSSKY, Rice University TIMOTHY SWAGER, Massachusetts Institute of Technology Staf TERESA FRYBERGER, Direktur DOUGLAS FRIEDMAN, Pejabat Program Senior CAMLY TRAN, Pejabat Program Madya CLAIRE BALLWEG, Koordinator Program UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA PARA PENELAAH Laporan ini telah ditelaah dalam bentuk draf oleh individu-individu yang dipilih karena berbagai perspektif dan keahlian teknis yang dimilikinya. Tujuan telaahan independen ini adalah memberikan tanggapan terbuka dan kritis guna membantu lembaga dalam membuat laporan yang sekuat mungkin, dan untuk memastikan bahwa laporan tersebut memenuhi standar institusional dalam hal objektivitas, bukti, dan responsivitas terhadap tanggung jawab penelitian. Tanggapan telaahan dan manuskrip draf tetap dijaga kerahasiaannya untuk melindungi integritas proses. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini atas tinjauan terhadap laporan ini: John Brauman, Stanford University Muhammad Iqbal Choudary, University of Karachi Kimberly Jeske, Oak Ridge National Laboratory Royce Murray, University of North Carolina di Chapel Hill Russell W. Phifer, WC Environmental, LLC Lori Seiler, The Dow Chemical Company Meskipun telah memberikan berbagai tanggapan dan saran membangun, para penelaah tersebut tidak diminta untuk memberikan kesimpulan atau saran terkait laporan ini, juga tidak melihat draf akhir laporan sebelum dirilis. Penelaahan laporan ini diawasi oleh Stephen Berry dari University of Chicago. Ia bertanggung jawab memastikan bahwa penelaahan independen atas laporan ini dilakukan sesuai dengan prosedur lembaga, dan bahwa semua tanggapan telah dipertimbangkan secara matang. Tanggung jawab atas isi akhir laporan ini sepenuhnya ada pada komite penyusunan dan lembaga. Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar ditujukan untuk digunakan bersama dengan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat dan kelengkapan yang menyertainya. Bahan-bahan ini dapat dilihat di www.dels.nas.edu/global/bcst/Chemical-Management. DAFTAR ISI 1 PROSEDUR OPERASI STANDAR UNTUK KESELAMATAN KIMIA 1 Pendahuluan, 3 Apa yang Dimaksud dengan Prosedur Operasi Standar?, 3 Siapakah yang Bertanggung Jawab Menyusun Prosedur Operasi Standar?, 4 Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar, 4 2 BAGAN ALIR PENGKAJIAN RISIKO 7 Pendahuluan, 9 Pengelolaan dan Penyimpanan, 9 Mitigasi Risiko Proses, 9 Pengkajian Zat Kimia, 9 Pengkajian Kondisi Proses, 9 3 MATRIKS PENYIMPANAN ZAT KIMIA 13 Pendahuluan, 15 Persyaratan Penyimpanan Primer, 15 Persyaratan Penyimpanan Sekunder, 16 Pemberian Label, 16 Inventori Zat Kimia, 17 4 FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR 19 Pendahuluan, 21 Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang, 21 Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi, 25 [ xi ] 5 PENERAPAN PANDUAN DALAM PENYUSUNAN PROSEDUR OPERASI STANDAR 37 Skenario 1: Penetralan Karbonat dengan Asam, 40 Skenario 2: Penggunaan dan Filtrasi Katalis Piroforik, 45 Skenario 3: Gas Beracun dan Mudah Meledak: Menangani Diazometana dan Alternatifnya, 56 Skenario 4: Penyimpanan Reagen, 65 6 FORMULIR 69 Bagan Alir Pengkajian Risiko, 71 Matriks Penyimpanan Zat Kimia, 73 Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang, 75 Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi, 79 LAMPIRAN [ xii ] A Tanggung Jawab Komite 91 B Sumber Daya yang Dapat Dimanfaatkan 93 C Daftar Pemisahan 95 D Daftar Zat Mudah Terbakar 97 E Daftar Keamanan 99 F Biografi Komite dan Staf 101 1 PROSEDUR OPERASI STANDAR UNTUK KESELAMATAN KIMIA [1] PENDAHULUAN Untuk menciptakan program keselamatan dan keamanan yang efektif, diperlukan komitmen setiap hari dari semua individu dalam suatu lembaga. Individu di semua tingkat harus bekerja sama untuk menghilangkan risiko paparan bahan dan kondisi berbahaya di laboratorium. Pada tahun 2008, Kementerian Luar Negeri AS bekerja sama dengan National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine1 untuk menyusun materi informasi yang mencakup dasar praktik penanganan, penyimpanan, dan penggunaan zat kimia pada skala laboratorium, yang diperlukan untuk mendorong keselamatan dan keamanan di era yang sedang berkembang. Untuk menyelesaikan tugas ini, dibentuklah sebuah komite ahli, lalu dikeluarkanlah panduan acuan pada 2010, yang berjudul Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat dan kelengkapan yang menyertainya. Kelengkapan ini berisi panduan cepat untuk pengelola laboratorium, rangkuman manajemen untuk disampaikan kepada jajaran pimpinan lembaga, panduan pengajar, formulir dan tanda untuk disalin dan dibagikan, kartu acuan praperencanaan untuk dibagikan kepada personel laboratorium, dan tanda pengingat penting untuk dipajang di laboratorium. Semua produk ini, termasuk panduan acuan 2010, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Indonesia, dan Prancis, dan telah disebarluaskan. Bersamasama, panduan acuan 2010 dan kelengkapan yang menyertainya menjadi acuan praktik laboratorium terbaik bagi para peneliti untuk memperbaiki pengelolaan zat kimia dan meningkatkan keselamatan dan keamanan di laboratorium. Tetapi, di dalam kelengkapan 2010, tidak terdapat panduan terperinci menyangkut cara penyusunan prosedur operasi standar (SOP); Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar2 ini dimaksudkan untuk mengisi kekosongan tersebut dan berfungsi sebagai produk tambahan dalam kelengkapan tersebut. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PROSEDUR OPERASI STANDAR? Dalam konteks keselamatan dan pengelolaan zat kimia, Prosedur Operasi Standar (SOP) adalah serangkaian prosedur terperinci dan tertulis yang menjelaskan cara pemanfaatan dan pengelolaan zat kimia, proses, dan prosedur berbahaya untuk mencegah atau meminimalkan masalah kesehatan dan keselamatan. Penyusunan dan penggunaan SOP merupakan bagian padu dari suatu program keselamatan yang berhasil. SOP yang disusun kurang baik akan memberikan nilai guna yang terbatas. Oleh karena itu, SOP harus jelas, ringkas, dan rinci tetapi tidak terlampau rumit. SOP harus memberikan perincian yang cukup dan spesifik terhadap lembaga atau fasilitas sehingga individu yang kurang pengalaman atau pengetahuan terhadap prosedur tersebut dapat berhasil dan selamat dalam mengikutinya. Biasanya, SOP menitikberatkan pada • • • • • • • • proses, kisaran dan kondisi operasional, masing-masing zat kimia berbahaya, kelas-kelas zat kimia berbahaya, pengelolaan dan penggunaan peralatan kimia, pemadaman darurat, pengguna sah, dan risiko keselamatan dan keamanan khas laboratorium, berdasarkan faktor-faktor sekitar dan lingkungan. Pekerja di industri, lembaga penelitian swasta, dan laboratorium akademik menggunakan SOP apabila standar laboratorium mereka tidak cukup menjelaskan penggunaan zat kimia atau kondisi 1 Mulai 2015, National Research Council tidak lagi digunakan, dan semua rujukan sekarang mengacu ke National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. 2 Perincian mengenai pernyataan tugas untuk Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar dapat dilihat di Lampiran A. [3] berbahaya. Tujuan utama standar laboratorium adalah menyampaikan prinsip-prinsip keselamatan dasar yang mengatur kegiatan laboratorium. Standar laboratorium disusun bersama dengan dan disetujui oleh lembaga, dan sesuai dengan praktik terbaik sebagaimana dijelaskan dalam Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat, Praktik Cermat di Laboratorium: Penanganan dan Pengelolaan Bahaya Kimia, Versi Terbaru, dan (jika sesuai), Standar Laboratorium Occupational Safety and Health Administration (OSHA) Amerika Serikat (atau yang setara dengannya), di antaranya. Perincian lain mengenai standar laboratorium dapat dilihat di Bagian 2B, halaman 14-15, Praktik Cermat di Laboratorium (Lampiran B). SIAPAKAH YANG BERTANGGUNG JAWAB MENYUSUN PROSEDUR OPERASI STANDAR? Personel laboratorium yang mengawasi atau mengarahkan operasi-operasi berbahaya bertanggung jawab menyusun SOP, selain juga pihak-pihak yang melaksanakan operasi berbahaya tersebut. Mahasiswa dan karyawan baru wajib mempelajari dan membiasakan diri dengan SOP. SOP harus disesuaikan dengan zat kimia atau proses spesifik dan pengaturan laboratorium. SOP yang sudah ada dari sumber-sumber daya terpercaya dapat memberikan pengetahuan dasar, tetapi tidak boleh serta-merta diterapkan karena bisa saja berbeda dalam hal lingkungan dan lokasi laboratorium, pengalaman pengguna, dan peralatan. SOP diperlukan meskipun sudah ada metode yang diterbitkan. Setelah SOP disusun, penyelidik utama (Principal Investigator, PI) atau yang setara dengannya, yang akan bertanggung jawab menegakkan SOP, harus menelaah keakuratan dan kelengkapan dokumen. Jika ada, manajer keselamatan juga harus meninjau SOP yang sudah selesai. PANDUAN PENYUSUNAN PROSEDUR OPERASI STANDAR Tujuan Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar ini adalah memberikan kerangka kerja bagi personel laboratorium yang diserahi tugas menyusun SOP. Panduan ini disusun berdasarkan laporan tahun 2010 Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat dan dapat ditambahkan pada kelengkapan terkait. Panduan ini terdiri atas • • • • • Bagan Alir Pengkajian Risiko Matriks Penyimpanan Zat Kimia Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi Skenario 1. Penetralan Karbonat dengan Asam 2. Penggunaan dan Penyaringan Katalis Piroforik 3. Gas Beracun dan Mudah Meledak: Menangani Diazometana dan Alternatifnya 4. Penyimpanan Reagen Bagan Alir Pengkajian Risiko (Bab 2) dapat digunakan untuk menentukan perlu tidaknya SOP untuk pekerjaan terkait, dan (jika ya), jenis SOP manakah yang diperlukan. Matriks Penyimpanan Zat Kimia (Bab 3) mencantumkan metode paling aman untuk menyimpan dan mengelola zat kimia berbahaya. Jika zat kimia (1) digunakan dalam proses spesifik yang mengandung tingkat risiko tertentu, (2) zat kimia perhatian (chemical of concern, COC)3 atau zat kimia pemakaian ganda, atau (3) senyawa hasil sintesis baru, 3 Lihat Lampiran A di bagian Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat untuk mengetahui daftar COC. [4] yang sifat-sifatnya belum diketahui sepenuhnya, maka personel laboratorium harus menyusun SOP. Jika standar laboratorium tidak memadai melihat lingkup pekerjaan yang ada, personel laboratorium akan menggunakan Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang (Bab 4) atau Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi (Bab 4). Empat contoh hipotetis (Bab 5) telah diberikan untuk menunjukkan penerapan Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar. Sebaiknya setiap lembaga mempertimbangkan aspek ekonomi, budaya, regulasi, pengalaman, dan skala operasi spesifiknya pada waktu menerapkan praktik terbaik yang ada dalam panduan ini. Sebagai misal, laboratorium kimia di area yang berpenduduk padat atau memiliki tingkat kejahatan atau pencurian yang tinggi, atau yang terdapat konflik atau kekacauan, dapat menerapkan tingkat keamanan tinggi di fasilitasnya (lihat Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat, hal. 59–70). Formulir untuk keperluan pelatihan atau untuk penyusunan SOP disediakan di Bab 6. Pengguna bahan-bahan ini diharapkan memiliki gelar sekurang-kurangnya Sarjana Sains di bidang kimia, teknik kimia, atau bidang ilmu sejenis seperti biokimia atau ilmu bahan, atau memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun sebagai teknisi/teknolog kimia. Teknisi laboratorium atau mahasiswa strata satu, yang belum memiliki gelar Sarjana Sains di salah satu bidang tersebut, dapat berkontribusi dalam penyusunan SOP dengan arahan dari staf berpengalaman yang memiliki gelar Sarjana Sains di bidang kimia, teknik kimia, atau bidang ilmu sejenis. Bab-bab berikut memberikan petunjuk yang berlaku bagi masing-masing produk dalam panduan. Lampiran B berisi sumber-sumber daya lainnya. [5] 2 BAGAN ALIR PENGKAJIAN RISIKO [7] PENDAHULUAN Bagan Alir Pengkajian Risiko dibuat untuk memudahkan pengkajian risiko terkait proses dan zat kimia tertentu. Bagan alir dibagi menjadi dua jalur: (1) Mitigasi Risiko Proses dan (2) Pengelolaan dan Penyimpanan Zat Kimia. Penyusunan prosedur operasi standar (SOP; lihat Bab 3 untuk keterangan lengkap) Penyimpanan Zat Kimia, yang merupakan ujung jalur Pengelolaan dan Penyimpanan Zat Kimia, dapat diterapkan ke semua zat kimia berbahaya. PENGELOLAAN DAN PENYIMPANAN Pekerja laboratorium akan menggunakan kriteria ruang lingkup untuk menentukan apakah risiko melekat dalam pemrosesan zat kimia ataukah dalam pengelolaan dan penyimpanan zat kimia untuk menyimpulkan apakah SOP diperlukan untuk Mitigasi Risiko Proses ataukah untuk Pengelolaan dan Penyimpanan Zat Kimia (Gambar 2-1). Jika prosedur penanganan dan penyimpanan zat kimia yang tepat tidak jelas, maka pekerja akan memilih jalur Pengelolaan dan Penyimpanan sebagai standarnya. Penyimpanan yang tepat merupakan perhatian bagi semua zat kimia berbahaya, bahkan untuk zat kimia yang akan digunakan dalam eksperimen mendatang. Matriks Penyimpanan Zat Kimia, yang akan membantu penyusunan SOP Pengelolaan dan Penyimpanan, disajikan di Bab 3. MITIGASI RISIKO PROSES Pekerja akan memilih jalur Mitigasi Risiko Proses untuk semua proses. Jika sudah di jalur ini, pekerja akan mengkaji karakteristik setiap zat kimia dan proses yang akan digunakan. Pengkajian Zat Kimia Pekerja akan mengkaji karakteristik keselamatan setiap zat kimia yang digunakan dalam eksperimen atau operasi untuk menentukan apakah risikonya tinggi, sedang, atau rendah. Karakteristik keselamatan yang dimaksud meliputi toksisitas dan bahaya bagi kesehatan (akut dan kronis), kemudahan terbakar, kereaktifan, dan apakah zat kimia tersebut termasuk pengoksidasi atau pembentuk peroksida. Informasi ini dapat diperoleh dari pelabelan menurut Sistem Harmonis Global (Globally Harmonized System, GHS), Lembar Data Keselamatan, dan sumber-sumber literatur lain yang ada di Lampiran B. Pekerja juga akan mempertimbangkan skala eksperimen atau operasi. Misalnya, standar laboratorium mungkin memerlukan SOP Risiko Sedang jika yang akan digunakan hanyalah pelarut sangat mudah terbakar dan bertoksisitas sedang dalam jumlah kecil (dalam mililiter), tetapi memerlukan SOP Risiko Tinggi jika skala pelarut jauh lebih besar. Zat kimia tertentu, tanpa memerhatikan jumlahnya, dapat menimbulkan risiko tinggi dalam kondisi cuaca parah seperti kelembapan dan/atau suhu tinggi, sehingga menuntut adanya SOP Risiko Tinggi. Pengkajian Kondisi Proses Setelah mengkaji karakteristik zat kimia, pekerja akan mengkaji semua kondisi proses seperti suhu, tekanan, skala, jumlah perulangan proses, dan pelatihan personel laboratorium. Kondisi proses juga mencakup segala bahaya yang melekat dalam peralatan yang digunakan serta lokasi tempat berlangsungnya proses, misalnya pada sungkup zat kimia atau bangku laboratorium. Bersama-sama, pengkajian karakteristik zat kimia dan kondisi proses akan menunjukkan tingkat risiko rendah, sedang, atau tinggi (lihat Tabel 2-1). [9] Kriteria lingkup penyertaan dan penyisihan Mitigasi risiko proses Jenis SOP Pengelolaan dan penyimpanan Penilaian jenis risiko melalui Matriks Penyimpanan Penilaian zat kimia dan kondisi proses Risiko Tinggi Risiko Sedang Risiko Rendah SOP Risiko Tinggi SOP Risiko Sedang Standar laboratorium sudah mencukupi GAMBAR 2-1 Bagan Alir Pengkajian Risiko. [ 10 ] SOP Penyimpanan TABEL 2-1 Jenis Risiko Jenis Risiko Keterangan Risiko Rendah Tidak memerlukan kontrol tambahan. Risiko Sedang Pertimbangkan apakah risiko dapat diturunkan (jika sesuai) ke level yang dapat ditoleransi atau lebih baik lagi ke level yang bisa diterima, dengan tetap memperhitungkan biaya dari tindakan penurunan risiko tersebut. Proses berisiko sedang dapat meliputi penetralan karbonat. Risiko Tinggi Memerlukan banyak upaya untuk meminimalkan risiko. Tindakan penurunan risiko harus segera diimplementasikan. Proses berisiko tinggi dapat meliputi penggunaan piroforik, bahan mudah meledak, atau pelarut mudah terbakar dalam volume tinggi, kegiatan yang jarang dilakukan dan memiliki potensi tinggi untuk gagal, dan/atau kegiatan kali pertama yang belum banyak ada pengalaman. Jika kondisi proses mengandung level risiko yang rendah, maka standar laboratorium yang ada1 sudah cukup untuk meminimalkan kekhawatiran tentang kesehatan dan keselamatan personel laboratorium dan orang lain di area sekitar. Setidak-tidaknya, standar laboratorium yang mencukupi akan menjelaskan pakaian dan peralatan pelindung diri, tertib lingkungan laboratorium, rencana tindakan darurat, peralatan keselamatan seperti pencuci mata, pancuran air, dan pemadam api, serta penanganan limbah kimia. Jika kondisi proses mengandung level risiko yang sedang, maka pekerja akan menyusun SOP Risiko Sedang. Contoh proses berisiko sedang antara lain penetralan karbonat dengan asam dalam suatu langkah sintesis kimia (lihat Bab 5, Skenario 1). Terakhir, jika kondisi proses mengandung level risiko yang tinggi, maka pekerja akan menyusun SOP Risiko Tinggi. Contoh proses berisiko tinggi antara lain penggunaan dan penyaringan paladium piroforik pada katalis karbon dari reaksi hidrogenasi dalam pelarut metanol (lihat Bab 5, Skenario 2) atau penanganan diazometana (lihat Bab 5, Skenario 3). Pada waktu memutuskan antara SOP Risiko Sedang dan Risiko Tinggi, pekerja harus mempertimbangkan level pengalaman personel laboratorium dalam menjalankan proses terkait. 1 Setiap laboratorium menyusun dan menerapkan program tertulis yang menjelaskan prosedur, perlengkapan, peralatan pelindung diri, dan praktik kerja yang mampu melindungi karyawan dari bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh zat kimia berbahaya yang digunakan di tempat kerja dimaksud. [ 11 ] 3 MATRIKS PENYIMPANAN ZAT KIMIA [ 13 ] PENDAHULUAN Penyimpanan zat kimia yang aman dan selamat merupakan komponen inti dalam prosedur operasi standar (SOP) yang diperlukan dalam program keselamatan dan keamanan zat kimia. Jika tersedia lembar keselamatan data terkait, maka Matriks Penyimpanan Zat Kimia dapat diterapkan dalam penyusunan SOP sebelum diterimanya semua zat kimia berbahaya. SOP Penyimpanan Zat Kimia terdiri dari empat komponen dasar: 1. 2. 3. 4. Prosedur dan kondisi penyimpanan berdasarkan karakteristik intrinsik zat kimia; Strategi pemisahan dan keamanan; Proses pemberian label zat kimia untuk menjamin ketepatan penyimpanan; dan Proses inventori Pendekatan empat bagian terhadap pengelolaan zat kimia ini akan membuat personel laboratorium memiliki lingkungan kerja yang aman, manajer laboratorium memiliki inventori yang dimanfaatkan secara maksimal, dan penanggap darurat mendapatkan informasi penting untuk bereaksi dengan benar apabila terjadi suatu insiden. Contoh Matriks Penyimpanan Zat Kimia dan cara penggunaannya dapat dilihat di Bab 5. PERSYARATAN PENYIMPANAN PRIMER Hampir semua lembaga yang menggunakan zat kimia memiliki serangkaian area penyimpanan untuk zat kimia atau zat yang mengandung risiko. Lokasi ini mencakup penyimpanan berventilasi dan tidak berventilasi, serta penyimpanan dalam suhu sekitar, suhu lemari pendingin, dan suhu beku. Peralatan tahan ledakan untuk segala senyawa organik volatil yang disimpan dalam lemari pendingin atau lemari beku juga penting. Komponen penting dari SOP Penyimpanan Zat Kimia adalah spesifikasi jenis penyimpanan yang memberikan tingkat keselamatan dan keamanan maksimal untuk setiap zat kimia (lihat Tabel 3-1 untuk mengetahui pilihan dan pertimbangan-pertimbangannya). Laboratorium kimia yang berada di wilayah konflik, tempat berpenduduk padat, tempat yang tingkat kejahatannya tinggi, atau yang menangani zat kimia perhatian atau zat kimia pemakaian ganda dapat menerapkan langkah keamanan yang lebih ketat atau tinggi (lihat Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat, hal. 59-70 dan Lampiran E). Langkahlangkah tersebut dapat berupa kunci berkeamanan tinggi, sistem kontrol akses, verifikasi biometrik, sistem alarm penyusup, kamera CCTV, sistem inventori, zona intervensi, dan program keamanan menyeluruh. Fasilitas di wilayah perkotaan padat juga harus benar-benar mematuhi regulasi pemerintah (misalnya terkait persyaratan bangunan). Sebelum menyusun SOP, pekerja laboratorium harus memiliki inventori yang akurat mengenai ketersediaan ruang penyimpanan di lembaga, serta menguasai betul pedoman internal dan eksternal serta peraturan yang berlaku bagi fasilitas tersebut. Apabila terjadi pemadaman listrik, benda-benda yang rentan harus dipindahkan dari ruang dingin dan lemari pendingin yang mengalami padam listrik ke peralatan yang menggunakan daya dari generator darurat. Lemari pendingin dan lemari beku dapat mempertahankan suhu dalam beberapa jam apabila tetap dalam kondisi tertutup. [ 15 ] TABEL 3-1 Persyaratan Penyimpanan Primer Pilihan Penyimpanan dan Pertimbangannya Karakteristik Zat Kimia Lemari penyimpanan berventilasi (Biasanya lokasi penyimpanan standar dan dalam ukuran yang cukup Toksisitas, volalitilas, bau untuk memisahkan senyawa yang berpotensi bereaksi silang. Lihat Persyaratan Penyimpanan Sekunder.) Lemari penyimpanan mudah terbakar (Umumnya tidak berventilasi. Peraturan kebakaran mungkin mengatur jumlah atau mewajibkan penghambatan api.) Cairan mudah terbakar Penyimpanan desikan dan penyimpanan atmosfer iner Zat kimia peka udara dan/atau air Penyimpanan di bawah suhu sekitar: lemari pendingin atau lemari beku Kestabilan terhadap suhu Area yang ditetapkan dan protokol untuk penyimpanan silinder Gas bertekanan PERSYARATAN PENYIMPANAN SEKUNDER Setelah menentukan jenis lokasi penyimpanan yang tersedia, pekerja akan menentukan persyaratan penyimpanan sekunder. Dalam hal ini, pekerja harus menentukan perlu tidaknya pemisahan zat kimia, seperti oksidator dan reduktor atau asam dan basa, dan keamanan kimia dengan akses terbatas dan pemantauan. Zat-zat kimia tertentu mungkin tidak kompatibel jika berada di satu ruangan (misalnya asam dan basa), memerlukan keamanan dan pemantauan ketat (misalnya zat kimia yang bisa digunakan untuk mensintesis obat ilegal atau senjata kimia atau prekursornya), atau tidak stabil secara termal sehingga memerlukan interlock dan alarm, yang oleh karenanya memerlukan penentuan penyimpanan sekunder. Penyimpanan zat kimia dan peralatan kimia dibahas secara rinci di panduan acuan kelengkapan 2010, yakni di Bab 8, Bagian 5. Bersama-sama, persyaratan penyimpanan primer dan sekunder menentukan jumlah dan jenis tempat penyimpanan yang diperlukan di fasilitas. PEMBERIAN LABEL Jika Matriks Penyimpanan Zat Kimia sudah ditentukan, pekerja akan menyusun prosedur pemberian label zat kimia untuk memastikan penggunaannya sesuai peruntukan dan dikembalikan ke lokasi penyimpanan yang benar, sehingga membantu melindungi personel laboratorium. Pelabelan yang benar harus menjelaskan lokasi penyimpanan yang benar untuk suatu zat kimia yang mengandung beberapa bahaya sekaligus (misalnya, asam asetat merupakan asam dan sekaligus zat mudah terbakar; banyak sekali zat kimia yang sangat beracun juga bersifat mudah terbakar), termasuk toleransi jumlah maksimal bahan sesuai ketentuan regulasi (misalnya peraturan bangunan, peraturan perlindungan kebakaran). Selain itu, label harus mencantumkan nama pemilik zat kimia dan tanggal penerimaan. Jika sudah ada label yang jelas dari produsen, label tambahan bisa cukup berupa kode warna yang menyatakan lokasi penyimpanan yang benar, yang juga akan diberi label agar sesuai dengan kode warna untuk zat kimia yang benar. Banyak laboratorium menentukan lokasi standar atau lokasi default zat kimia (seringnya berventilasi, bersuhu kamar). Dalam konteks ini, pekerja akan menyusun sistem kode warna untuk zat kimia yang tidak disimpan di lokasi standar: mudah terbakar, senyawa sangat beracun, zat kimia perhatian (COC) atau zat kimia pemakaian ganda, asam dan basa, dan senyawa yang memerlukan pendinginan dengan peralatan tahan ledakan yang aman atau penyimpanan dingin lainnya. [ 16 ] INVENTORI ZAT KIMIA Program penyimpanan zat kimia harus memelihara inventori zat kimia yang akurat, yang akan menginformasikan kepada pengguna mengenai bahaya di ruangan tersebut, dan diperlukan bagi penanggap darurat (misalnya jika terjadi kebakaran, kebocoran zat kimia, atau potensi ledakan) untuk bereaksi dengan benar. Inventori yang akurat juga menghindarkan masalah terkait pemesanan ulang zat kimia yang sebenarnya sudah dimiliki laboratorium, sehingga tidak ada penyusutan kapasitas penyimpanan, pemborosan, dan biaya tidak perlu. Inventori dapat didokumentasikan dalam berbagai format, misalnya cetak, elektronik, atau perangkat lunak komersial. Apapun format dokumentasinya, SOP harus mencantumkan proses untuk memastikan inventori sudah mencerminkan kondisi aktual terkini dan sudah ada cadangannya. Misalnya, jika setiap pekan laboratorium menerima zat kimia baru, maka inventori harus disinkronkan setiap enam bulan. Sebaliknya, untuk laboratorium yang inventorinya lebih statis, pemeriksaan tahunan sudah cukup. Proses inventori juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat kimia yang kedaluwarsa, terdegradasi, atau tidak diperlukan sehingga dapat dibuang dengan benar. [ 17 ] 4 FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR [ 19 ] PENDAHULUAN Pelaksanaan eksperimen yang aman dan selamat akan meminimalkan risiko kesehatan dan keselamatan bagi personel laboratorium dan orang-orang di area sekitar. Apabila standar laboratorium lembaga tidak cukup untuk memitigasi risiko, personel laboratorium dapat menggunakan Prosedur Operasi Standar (SOP) Risiko Sedang atau SOP Risiko Tinggi untuk proses spesifik. PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO SEDANG SOP Risiko Sedang disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko sedang dan yang memerlukan langkah-langkah perlindungan selain yang sudah disebutkan oleh standar laboratorium yang diterima. Formulir SOP Risiko Sedang merupakan SOP Risiko Tinggi dalam versi yang ringkas. Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang Penerapan SOP Risiko Sedang disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko sedang dan yang memerlukan langkah-langkah perlindungan selain yang sudah disebutkan oleh standar laboratorium yang diterima. SOP ini dimaksudkan untuk membatasi potensi cedera, kerusakan peralatan, atau dampak lingkungan. 1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: 2. PENYUSUN: 3. LOKASI: 4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA: b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR: c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian): 5. POTENSI BAHAYA: [ 21 ] 6. URAIKAN SEMUA PERSYARATAN KHUSUS TERKAIT BUTIR-BUTIR TERTENTU YANG MEMERLUKAN TINGKAT KESELAMATAN LEBIH TINGGI Zat kimia yang rencananya digunakan Peralatan pelindung diri Kendali teknik dan lingkungan Kisaran dan kondisi operasional Persyaratan penanganan dan penyimpanan khusus Prosedur tumpahan dan kecelakaan sebagaimana diperlukan Penanganan dan pembuangan limbah 7. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN Pelatihan tertentu yang diwajibkan Pengguna yang membutuhkan pelatihan Tanggal selesai 8. VERIFIKASI DAN PENILAIAN Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP. Nama PI (cetak) Tanda tangan PI Nama staf keselamatan (cetak) Tanda tangan staf keselamatan Tanggal sekarang Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 1 tahun) [ 22 ] 9. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.) [ 23 ] Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Pertama-tama, pekerja akan mencatat informasi dasar di formulir SOP Risiko Sedang, termasuk judul eksperimen atau operasi, nama orang yang menyusun SOP, di mana eksperimen atau prosedur akan dilakukan, dan nama personel berwenang. Potensi bahaya yang dapat dikenali (Langkah 5) adalah potensi bahaya yang diketahui personel laboratorium sebelum melakukan eksperimen atau prosedur. Bahaya dapat dikandung oleh setiap zat kimia perhatian, terutama jika ditangani oleh pekerja yang belum berpengalaman, termasuk setiap hasil-reaksi yang dapat terbentuk entah in situ atau sebagai hasil-reaksi yang diharapkan atau hasil-samping. Butir terpenting dalam SOP Risiko Sedang adalah Langkah 6: “Uraikan semua persyaratan khusus terkait butir-butir tertentu yang memerlukan tingkat keselamatan lebih tinggi.” Personel laboratorium disarankan meninjau semua sumber daya yang dapat dimanfaatkan (lihat Lampiran B), seperti literatur, SOP yang sudah ada, Lembar Data Keselamatan (LDK), dan berdiskusi dengan rekan-rekan di lembaga untuk menyelesaikan Langkah 6 serinci mungkin. A. Peralatan Pelindung Diri (PPE) mencakup sarung tangan, goggle, kacamata keselamatan, tameng wajah, jas lab, sepatu khusus (yang dilengkapi pelindung jari), respirator, dan benda-benda lain yang diperlukan untuk eksperimen atau prosedur. [ 24 ] B. Kendali teknik dan lingkungan mengacu pada ruang dan lingkungan tempat dilakukannya eksperimen atau prosedur, seperti lemari asam atau atmosfer lembam. C. Persyaratan penanganan dan penyimpanan khusus dijelaskan secara rinci untuk mencegah tumpahan atau kecelakaan. Prosedur penanganan dan penyimpanan misalnya mencakup penggunaan alat gelas tertentu (misal wadah terbuka, tabung Schlenk) atau teknik yang dapat meminimalkan tumpahan dan kecelakaan. D. Prosedur tumpahan dan kecelakaan harus dicantumkan untuk antisipasi apabila ada kecelakaan. E. Prosedur penanganan dan pembuangan limbah akan membantu pekerja laboratorium dalam membuang reagen kimia, pelarut, dan hasil-samping serta setiap peralatan sekali pakai seperti tisu dan pipet, secara benar dan aman. Setelah formulir dilengkapi, staf senior akan menilai SOP dari sisi kelengkapan dan keakuratannya. Catatan perubahan ada di akhir formulir untuk personel laboratorium yang melakukan proses yang sama tetapi mengubah atau memperbarui sebagian informasi yang ada pada formulir. Setiap fasilitas bertanggung jawab menentukan hal apa yang mengharuskan perubahan terhadap SOP. Penyelia, profesor, dan pejabat kesehatan kimia, semuanya dapat menjadi penilai dan pemberi persetujuan terhadap perubahan dan pembaruan. PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI Jika setelah menyelesaikan Bagan Alir Pengkajian Risiko, pekerja laboratorium menyimpulkan bahwa zat kimia atau kondisi yang ada mengandung risiko bahaya yang tinggi, maka ia harus menyusun SOP Risiko Tinggi. SOP Risiko Tinggi dapat diterapkan ke proses, eksperimen, atau manipulasi yang tidak dicakup oleh standar laboratorium lembaga dan dipandang memiliki risiko tinggi bagi pekerja laboratorium yang belum berpengalaman dan yang sudah berpengalaman. Seperti SOP Risiko Sedang, formulir SOP Risiko Tinggi dimulai dengan informasi dasar (judul eksperimen, nama orang yang menyusun SOP, lokasi eksperimen, dan nama personel berwenang). Poin kedua merupakan keterangan teknik dan manipulasi yang akan digunakan serta segala pelatihan spesifik yang diharuskan guna menyelesaikan eksperimen atau prosedur dengan selamat, misalnya penggunaan gas bertekanan yang benar atau manipulasi pada manifold gas vakum (Schlenk line). Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi Penerapan SOP Risiko Tinggi disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko tinggi dan yang memerlukan langkah-langkah perlindungan selain yang sudah disebutkan oleh standar laboratorium yang diterima. SOP ini dimaksudkan untuk membatasi potensi cedera, kerusakan peralatan, atau dampak lingkungan. 1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: 2. PENYUSUN: 3. LOKASI: [ 25 ] 4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA: b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR: c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian): 5. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN Teknik eksperimen Pelatihan tertentu yang diwajibkan Pengguna yang membutuhkan pelatihan Tanggal selesai 6. KETERANGAN PROSES SECARA RINCI Sebutkan kisaran untuk variabel Suhu: Tekanan: Kekentalan: Kemudahan terbakar: Lainnya: Sebutkan kisaran dan kondisi operasi Bahan yang akan digunakan Zat kimia: Peralatan: PROSEDUR RINCI: Kolom A: Langkah-langkah Proses menjelaskan langkah demi langkah prosedur operasi normal, termasuk pemindahan zat kimia antar atau lintas laboratorium, produksi gas, pengerjaan produk, dan persiapan limbah. Kolom B: Catatan Keselamatan menjelaskan bagaimana risiko dapat dikurangi (menjaga kerapian, mengendalikan zat mudah terbakar, mengamankan tabung gas, memastikan kondisi sabuk pompa yang baik). [ 26 ] Kolom A: Langkah-langkah Proses 1.0 Kolom B: Catatan Keselamatan misalnya persyaratan peralatan pelindung diri tertentu 1.1 1.2 2.0 2.1 2.2 3.0 3.1 3.2 [ 27 ] 4.0 4.1 4.2 7. KENDALI TEKNIK (centang semua yang sesuai dan beri keterangan rinci) [ 28 ] Pengendalian Keteknikan Centang kotak jika sesuai Misal Kotak sarung tangan ; Lemari asam atau kotak sarung tangan Ventilasi khusus Jalur vakum berfilter-HEPA Wadah nonreaktif Alat pembebas tekanan Kendali suhu Bench paper, bantalan, kertas berlapik plastik Tanda khusus Alat tajam yang aman Alat keselamatan lain yang digunakan: Keterangan Pakai udara lembam (N2 atau Ar) 8. PERALATAN PELINDUNG DIRI (centang semua yang sesuai) Peralatan Pelindung Diri Centang kotak jika sesuai Sarung tangan Jas lab Setelan Apron Celana panjang Sepatu berpelindung jari Baju lengan panjang Kacamata keselamatan Goggle Tameng wajah Respirator (cantumkan jenis kartrid dan jadwal penggantian kartrid) Pelindung telinga (cantumkan level perlindungan yang diperlukan) Peralatan khusus (misalnya tameng ledakan, penutup khusus) PPE Lain Keterangan [ 29 ] 9. PENGENDALIAN PRAKTIK KERJA Pengendalian Keterangan Area yang ditetapkan Prosedur permintaan bantuan darurat Nomor telepon darurat Lokasi alarm kebakaran, pemadam kebakaran, selimut api, pencuci mata, pancuran air, dsb. Penanggap darurat Pekerja berbasis shift Pelatihan tentang semua eksperimen dan teknik eksperimennya Pembatasan akses; kunci Kerumahtanggaan Rencana prosedur lockout/tagouta Prosedur setelah jam kerja Pemeliharaan preventif a Lockout/tagout adalah prosedur spesifik untuk mengamankan peneliti dari penyalaan mesin dan peralatan secara tidak terduga, atau kebocoran energi membahayakan selama kegiatan operasional atau pemeliharaan. [ 30 ] 10. PEMANTAUAN Pemantauan Keterangan Pemantauan paparan personel Misalnya sensor racun yang dapat dikenakan, emblem radiasi Pemeriksaan kebocoran Pemantauan pelepasan gas dan tumpahan Suhu dan tekanan Alarm 11. PROSEDUR TUMPAHAN DAN KECELAKAAN Keterangan dan Lokasi Penahan sekunder Kit tumpahan Prosedur pemadaman darurat Penghentian proses Pihak yang harus dilapori 12. PROSEDUR PEMBUANGAN LIMBAH (termasuk pemisahan asam, basa, senyawa halogen, PPE, prosedur pengumpulan dan pengangkutan, dokumentasi yang benar, peraturan, dsb.) [ 31 ] 13. PENYIMPANAN (centang semua yang sesuai) Penutup berventilasi Lemari pendingin Lemari gas Kepatuhan terhadap regulasi Tanggal kedaluwarsa: Inventori: Lainnya: 14. PROSEDUR PENGANGKUTAN: (Misalnya wadah sekunder untuk mengangkut antara dan lintas laboratorium; penahan sekunder untuk alat eksperimen) 15. ULASAN SEJAWAT Nama (cetak) Tanda tangan Tanggal Catatan Nama (cetak) Tanda tangan Tanggal Catatan [ 32 ] 16. VERIFIKASI DAN PENILAIAN Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP. Nama PI (cetak) Tanda tangan PI Nama staf keselamatan (cetak) Tanda tangan staf keselamatan Tanggal Sekarang Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 1 tahun) 17. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.) [ 33 ] Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Personel laboratorium sangat disarankan meninjau sumber-sumber daya lain seteliti mungkin untuk menyelesaikan Langkah 6 SOP Risiko Tinggi. Sifat-sifat fisik zat kimia yang dapat berubah selama eksperimen (misalnya suhu, tekanan, kekentalan) harus dicantumkan dengan jelas, termasuk kisaran nilai yang dapat diterima. Zat kimia dan peralatan yang akan digunakan selama eksperimen, termasuk skala eksperimen (ukuran peralatan dan banyaknya zat kimia), juga harus diterangkan. Prosedur operasi normal (Langkah 6 SOP Risiko Tinggi) harus diperinci langkah demi langkah di kolom A, “Langkah-langkah Proses.” Untuk sebagian besar proses, langkah-langkah harus diikuti dalam urutan yang persis sama. Langkah-langkah proses dapat meliputi hal berikut: • • • • • pemindahan zat kimia antara laboratorium penutupan dan pembukaan katup pengerjaan produk persiapan limbah prediksi bahaya dari hasil suatu prosedur kimia Kolom B, “Catatan Keselamatan,” menjelaskan cara peringanan risiko, misalnya dengan [ 34 ] • • • • mengendalikan zat mudah terbakar mengamankan tabung gas memastikan sabuk pompa vakum dalam kondisi baik menjaga kerapian Langkah 7 dan 8 menjelaskan pengendalian keteknikan dan PPE yang harus digunakan selama eksperimen atau prosedur. Keterangan suatu butir yang memerlukan informasi lebih rinci harus ditambahkan di sebelah kotak centang. Misalnya, jenis sarung tangan bisa disebutkan (nitril, vinil, butil) atau (jika digunakan beberapa sarung tangan) urutan pemakaiannya dapat disebutkan. Langkah 9-13 berkaitan dengan pengaturan laboratorium. Bagian ini berisi informasi untuk membantu pekerja yang melakukan eksperimen dan orang-orang di sekitar apabila terjadi kecelakaan. Meskipun tidak disarankan, jika seorang pekerja melakukan eksperimen sendirian, maka staf keamanan dan personel laboratorium di-tempat harus memeriksa pekerja tersebut secara rutin. Apabila ada keadaan darurat, pekerja harus melapor kepada staf darurat. Terakhir, di Langkah 14, meskipun prosedur pengangkutan telah dijelaskan dalam Langkah 6, cantumkan lagi di sini, dengan rincian butir-butir seperti wadah sekunder untuk mengangkut zat kimia antar laboratorium jika diperlukan. Staf senior akan menilai kelengkapan dan ketepatan SOP. Setiap lembaga akan menetapkan hal apa saja yang mengharuskan perubahan, dan akan dicatat dalam catatan perubahan. Penyelia, profesor, dan pejabat kesehatan kimia, semuanya dapat menjadi peninjau dan pemberi persetujuan terhadap perubahan dan pembaruan. [ 35 ] 5 PENERAPAN PANDUAN DALAM PENYUSUNAN PROSEDUR OPERASI STANDAR [ 37 ] Berikut adalah empat skenario rekaan yang menunjukkan cara penggunaan alat-alat yang dijelaskan dalam Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar ini. Isian-isian dalam keempat formulir ini dilakukan oleh komite ahli dan hanya untuk keperluan ilustrasi; situasi konkret akan memerlukan prosedur yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan personel laboratorium spesifik. [ 39 ] SKENARIO 1: PENETRALAN KARBONAT DENGAN ASAM Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika mahasiswa yang kurang berpengalaman melakukan prosedur rutin untuk menetralkan karbonat dengan asam di suatu laboratorium kimia universitas. SKENARIO: Mahasiswa ini ingin menghidrolisis ester. Reaksi kimia dilakukan dalam medium akuatik-organik dengan basa natrium karbonat atau bikarbonat. Produk yang diinginkan adalah zat yang dapat larut dalam basa akuatik lebihan. Untuk mendapatkan produk ini, medium dinetralkan dengan asam klorida. Penggunaan asam pekat membantu menjaga volume cairan reaksi total tetap rendah, sehingga mengoptimalkan pengendapan atau ekstraksi hasil-reaksi. Namun, pelepasan gas karbon dioksida yang kuat menjadi kekhawatiran bagi mahasiswa ini. Apa yang harus dilakukannya? Solusi yang disarankan: Untuk menjalankan reaksi dengan aman, mahasiswa tersebut menggunakan Bagan Alir Pengkajian Risiko untuk menyimpulkan apakah standar laboratorium sudah mencukupi ataukah diperlukan prosedur operasi standar. [ 40 ] Kriteria lingkup penyertaan dan penyisihan Mitigasi risiko proses X Jenis SOP Penilaian jenis risiko melalui Matriks Penyimpanan X Penilaian zat kimia dan kondisi proses X Pengelolaan dan penyimpanan Risiko Tinggi Risiko Sedang Risiko Rendah SOP Risiko Tinggi SOP Risiko Sedang SOP Penyimpanan Risiko Sedang: Penetralan karbonat dengan asam menyebabkan evolusi CO2 Standar laboratorium sudah mencukupi [ 41 ] Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang 1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: Pengerjaan medium reaksi memerlukan penetralan karbonat menggunakan asam klorida terkonsentrasi 2. PENYUSUN: [nama] 3. LOKASI: Laboratorium 4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA: [nama] (555) 343-1515 b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR: [nama] (555) 321-5762 c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian): [nama] (555) 724-8921 5. POTENSI BAHAYA: Asam klorida terkonsentrasi (HCl, 37%). Asam klorida bersifat korosif dan menyebabkan luka lepuh pada mata, kulit, dan saluran cerna dan pernapasan. Zat ini bisa fatal apabila terhirup atau tertelan. Paparan berulang-ulang dapat menyebabkan pengikisan gigi yang tidak terlindung. 6. URAIKAN SEMUA PERSYARATAN KHUSUS TERKAIT BUTIR-BUTIR TERTENTU YANG MEMERLUKAN TINGKAT KESELAMATAN LEBIH TINGGI Zat kimia yang rencananya digunakan Asam klorida terkonsentrasi (HCl, 37%) Peralatan pelindung diri Jas lab, celana panjang, sepatu berpelindung jari, sarung tangan rangkap (sarung tangan vinil setelah sarung tangan nitril), goggle keselamatan Kendali teknik dan lingkungan Segala penanganan asam klorida terkonsentrasi di luar sungkup asap dibatasi dan hanya dilakukan di dalam wadah tertutup. Kisaran dan kondisi operasional Lihat bagian penanganan khusus. Persyaratan penanganan dan penyimpanan khusus Penetralan harus dilakukan dalam bejana terbuka berlubang besar (gelas kimia, bukan tabung Erlenmeyer) dalam sebuah sungkup. Sebaiknya dinginkan campuran karbonat dalam rendaman garam-es dan aduk campuran secara sempurna selagi asam ditambahkan. Jika produk mengeluarkan presipitasi pada saat netral, bersihkan dengan filtrasi. Jika diperlukan ekstraksi untuk memperoleh produk, pastikan betul bahwa evolusi gas sudah berhenti sebelum isinya dipindahkan ke corong pemisah. Pengocokan corong pemisah yang berisi larutan yang membentuk gas akan merusak stopper dan membuang isinya. Zat kimia yang tidak terpakai disimpan dalam wadah kaca 2,5 L dalam lemari penyimpanan asam yang dirancang khusus sesuai yang telah ditetapkan. Selain itu, asam klorida dalam jumlah kecil (40 mL) dapat disimpan dalam gelas kimia yang dilengkapi tutup gelas dan diletakkan dalam sungkup asap. Limbah akuatik disimpan dalam botol penyimpanan High-Density Polyethylene (HDPE) berkapasitas 4 L dalam sungkup asap atau dalam lemari asam yang sudah ditetapkan. Tidak ada asam yang disimpan di luar lemari atau sungkup asap ini, meskipun untuk sementara. [ 42 ] Prosedur tumpahan dan kecelakaan Kit pembersihan tumpahan asam basa hanya boleh digunakan untuk sebagaimana diperlukan tumpahan yang sangat sedikit (maks 50 mL), dengan mengikuti petunjuk yang diberikan pada kit. Jika tidak, penahan sekunder harus digunakan, yang akan menampung seluruh tumpahan. Apabila tumpahan sedikit, segera bersihkan. Apabila tumpahan banyak, isolasilah area, jangan biarkan orang masuk, tinggalkan ruangan, dan hubungi petugas tanggap darurat. Jika terpapar, lepaskan pakaian dan gunakan pancuran air darurat yang ada persis di luar ruangan. Jika ada yang tidak dapat bergerak, hubungi nomor darurat dan beri pertolongan pertama jika memungkinkan. Penanganan dan pembuangan limbah Untuk tumpahan: taruh absorben yang telah terpakai dalam botol penyimpanan HDPE 4 L untuk diambil. Untuk limbah akuatik yang tertinggal setelah penyingkiran produk, pasanglah Label Limbah Berbahaya, kumpulkan limbah tersebut sesuai ketentuan laboratorium, dan hubungi operator pengambil limbah. 7. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN Tidak ada persyaratan pelatihan khusus Pelatihan tertentu yang diwajibkan Pengguna yang membutuhkan pelatihan Tanggal selesai 9. VERIFIKASI DAN PENILAIAN Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP. Nama PI (cetak) Profesor [nama] Tanda tangan PI Profesor Nama staf keselamatan (cetak) [nama] Tanda tangan staf keselamatan tanda tangan Tanggal sekarang 29/01/2016 Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 29/01/2017 1 tahun) 9. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.) [ 43 ] Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud [ 44 ] Ya Tidak SKENARIO 2: PENGGUNAAN DAN PENYARINGAN KATALIS PIROFORIK Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika peneliti belum berpengalaman ingin menjalankan suatu reaksi menggunakan katalis heterogen piroforik, disusul dengan pengerjaan filtrasi. SKENARIO: Seorang peneliti baru di sebuah laboratorium industri menggunakan katalis heterogen piroforik untuk menjalankan reaksi hidrogenasi. Setelah membaca bagian 9.7.4 laporan National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat, peneliti ini menemukan bahaya khusus yang mungkin dihadapi ketika memfiltrasi katalis tersaturasi hidrogen dari reaktan organik yang mudah terbakar. Solusi yang disarankan: Untuk meminimalkan kebakaran dan ledakan selama prosedur filtrasi, peneliti membaca daftar periksa pengkajian bahaya. Setelah mengisi daftar periksa pengkajian, peneliti menyimpulkan bahwa ia memerlukan SOP Risiko Tinggi. [ 45 ] Kriteria lingkup penyertaan dan penyisihan Mitigasi risiko proses X Jenis SOP X Pengelolaan dan penyimpanan Penilaian jenis risiko melalui Matriks Penyimpanan Penilaian zat kimia dan kondisi proses Risiko Tinggi X Risiko Sedang Risiko Rendah SOP Risiko Tinggi SOP Risiko Sedang Standar laboratorium sudah mencukupi [ 46 ] Risiko Tinggi: Manipulasi katalis piroforik ketika ada pelarut mudah terbakar SOP Penyimpanan Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi 1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: Katalis piroforik/mudah nyala: Prosedur penambahan ke bejana reaksi dan pemisahan dari campuran reaksi dengan cara filtrasi 2. PENYUSUN: [nama] 3. LOKASI: laboratorium industri 4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA: [nama] (555) 123-4567 b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR: [nama] (555) 401-6333 c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian): [nama] (555) 202-3333 5. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN Teknik eksperimen Teknik filtrasi, perangkap vakum untuk pelarut Pelatihan tertentu yang diwajibkan Lihat #12 Pembuangan limbah Pengguna yang membutuhkan pelatihan Tanggal selesai 15/12/2015 6. KETERANGAN PROSES SECARA RINCI SOP ini mencakup penggunaan beragam katalis piroforik. Katalis dapat menjadi piroforik setelah terkena paparan bahan pereduksi (misalnya pelarut organik, hidrogen), atau memang sudah piroforik sewaktu diperoleh dari vendor. Penting untuk diperhatikan, katalis yang teraktivasi tidak boleh kering atau terpapar udara, terutama ketika ada uap pelarut. Jika tidak, dapat terpicu kebakaran. Katalis logam Raney bersifat piroforik sewaktu diperoleh dari vendor, dan biasanya disediakan dalam bentuk bubur air untuk mencegah terpicunya api. Katalis-katalis ini harus dibasahi selama semua manipulasi. Potensi kebakaran diperingan dengan (1) tetap membasahi katalis piroforik dengan pelarut dan/atau air selama seluruh tahapan penanganan, termasuk pemindahan akhir ke wadah limbah, (2) menjaga selimut atau pembersih gas lembam di atas katalis piroforik, dan (3) menyingkirkan benda-benda berantakan dan segala sumber bahan bakar tambahan dari area kerja langsung. [ 47 ] Sebutkan kisaran untuk variabel Suhu: sekitar Tekanan: n/a Kekentalan: n/a Kemudahan terbakar: pelarut reaksi bersifat mudah terbakar; katalis bisa bersifat piroforik Lainnya: Daftar kisaran dan kondisi operasional Bahan yang akan digunakan Zat kimia: katalis piroforik, pelarut reaksi, Celite Peralatan: bejana reaksi, tabung filter, filter, sumber gas lembam PROSEDUR RINCI: Kolom A: Langkah-langkah Proses menjelaskan langkah demi langkah prosedur operasi normal secara rinci, termasuk pemindahan zat kimia antara atau lintas laboratorium, produksi gas, pengerjaan produk, dan persiapan limbah. Kolom B: Catatan Keselamatan menjelaskan bagaimana risiko dapat diringankan (menjaga kerapian, mengendalikan zat mudah terbakar, mengamankan tabung gas, memastikan kondisi sabuk pompa yang baik). 1.0 Kolom A: Langkah-langkah Proses Kolom B: Catatan Keselamatan Memasukkan katalis piroforik ke bejana. Kendali teknik: Operasi berikut ini dilakukan dalam sungkup asap aktif yang dilengkapi daun jendela. Persyaratan PPE: Jas lab tahan api, tameng wajah, sarung tangan khusus untuk pelarut yang digunakan (baca panduan pemilihan sarung tangan). [ 48 ] 1.1 Amankan sungkup yang akan digunakan untuk menjalankan prosedur; singkirkan bahan mudah terbakar, botol yang bisa menyembur (aseton, metanol, dsb.), dan benda-benda berantakan dari area kerja. 1.2 Bersihkan bejana dengan gas lembam selama minimal 5 menit. Sediakan bahan pemadam Metal-X dan botol semprot air di dekat area kerja. Meskipun bahan pemadam Metal-X ideal untuk keperluan ini, masih ada alternatif lain yakni ember pasir dan/atau butiran halus NaCl. Pastikan pemadam api sudah ada di tempat yang semestinya dan dalam kondisi terisi penuh. 1.3 Timbang katalis dan tambahkan ke bejana, lalu bersihkan bejana dengan gas lembam. Hampir semua katalis logam tak teraktivasi (misalnya Pd/C, Ru/C, PtO2, Ni/Kieselguhr) tidak bersifat piroforik ketika diperoleh dari vendor, tetapi akan menjadi piroforik ketika terpapar pelarut tertentu (terutama alkohol) dan hidrogen. Katalis logam Raney (misal Nikel Raney) biasanya disediakan dan ditimbang/ dimanipulasi dalam bentuk bubur air. Kataliskatalis ini akan tersulut ketika terpapar udara dan akan mengering jika dibiarkan. Jangan membersihkan bejana terlalu berlebihan; pembersih dapat meniup katalis halus ke dalam sungkup. 1.4 Perlahan-lahan, tambahkan pelarut yang diinginkan ke bejana sambil tetap menjaga pembersih gas lembam. 1.5 Tambahkan reagen-reagen lain ke bejana sambil tetap menjaga pembersih gas lembam. Untuk Langkah 1.3, 1.4, dan 1.5, pastikan katalis dan pelarut hanya bersentuhan ketika dalam atmosfer iner, sehingga tidak ada kemungkinan terpicu api dan kebakaran. 2.0 Menyaring katalis heterogen piroforik dari larutan reaksi. Kendali teknik: Operasi berikut ini dilakukan dalam sungkup asap yang dilengkapi daun jendela. Persyaratan PPE: Jas lab tahan api, tameng wajah, sarung tangan khusus untuk pelarut yang digunakan (baca panduan pemilihan sarung tangan). 2.1 Amankan sungkup dari benda-benda berantakan dan bahan mudah terbakar. Singkirkan sumber bahan bakar tambahan untuk mengantisipasi kebakaran. 2.2 Pastikan pemadam api sudah ada di tempat yang semestinya dan siap digunakan. Sediakan bahan pemadam Metal-X dan botol semprot air di dekat area kerja. Meskipun bahan pemadam Metal-X ideal untuk keperluan ini, masih ada alternatif lain yakni ember pasir dan/atau butiran halus NaCl. 2.3 Pilih filter dan tabung filter yang tepat dan kencangkan di posisinya ke rangka fleksi. Sediakan sarana untuk menyelimuti ruang kosong di atas filter dengan gas lembam. Filter tinggi lebih disarankan karena memungkinkan volume pelarut yang cukup di atas katalis padat untuk menyelimuti katalis dan melindunginya dari paparan udara selama filtrasi. Gunakan tabung penerima yang cukup besar sehingga mampu memuat filtrat plus cucian. Jepit alat ke rangka fleksi agar tidak ada tumpahan selama filtrasi. 2.4 Kemas filter dengan Celite dalam pelarut pencuci menggunakan Celite yang cukup sehingga diperoleh bed berketebalan sama yakni 1-2 cm. Sistem vakum dilindungi dari kontaminasi pelarut dengan sarana perangkap yang tepat. 2.5 Buka bejana yang berisi campuran reaksi dan bersihkan dengan gas lembam. [ 49 ] 2.6 Dengan gas lembam membersihkan bejana dan filter, tuangkan campuran reaksi ke Celite bed secara hatihati. Terapkan sedikit vakum ke tabung penerima untuk memulai filtrasi. Jangan saring semua pelarut; sisakan sedikit pelarut di atas padatan katalis. JANGAN BIARKAN KATALIS DI ATAS CELITE BED TERKENA UDARA. JIKA TERKENA UDARA, KATALIS AKAN MEMICU API. Sesuaikan vakum sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan laju filtrasi yang memadai. Jaga selimut nitrogen di atas bed Celite/katalis. 2.7 Bilas bejana dengan pelarut dan tambahkan ke filter seperti dijelaskan di Langkah 2.6. Jika bejana sudah dibilas dengan baik, tambahkan air menggunakan botol semprot dan sisihkan. 2.8 Cuci padatan katalis dengan pelarut sebagaimana diperlukan. Ketika menyaring cucian akhir, biarkan ketinggian pelarut turun hingga persis di atas ketinggian padatan lalu hentikan filtrasi. Lepaskan filter dari tabung penerima dan tambahkan air ke filter untuk membasahi katalis. Pindahkan tabung penerima ke area lain pada sungkup. JANGAN BIARKAN KATALIS DI ATAS CELITE BED TERKENA UDARA—AKAN MENIMBULKAN KEBAKARAN. 2.9 Tambahkan air ke botol atau wadah limbah. Bersihkan wadah ini dengan gas lembam. Segera pindahkan isi filter ke botol limbah menggunakan spatula dan air. Pertahankan padatan katalis di bawah gas lembam semaksimal mungkin selama pemindahan. Bilas filter dengan air sampai semua katalis dipindahkan ke wadah. Jangan campur jenis limbah lain dalam wadah ini. 2.10 Setelah membersihkan wadah limbah dengan gas lembam, tutup rapat wadah dan beri label. Beri label botol limbah dengan benar, dan gunakan tanda peringatan yang benar. Pindahkan tabung penerima ke area lain pada sungkup sehingga tidak akan memicu api selama pembuangan katalis. 7. KENDALI TEKNIK (centang semua yang sesuai dan beri keterangan rinci) Kendali teknik [ 50 ] Centang kotak jika sesuai Misal Kotak sarung tangan ; Lemari asam atau kotak sarung tangan ; Ventilasi khusus Jalur vakum berfilter-HEPA Wadah nonreaktif Alat pembebas tekanan Kendali suhu Bench paper, bantalan, kertas berlapik plastik Tanda khusus Alat tajam yang aman Alat keselamatan lain yang digunakan: Keterangan Pakai udara lembam (N2 atau Ar) 8. PERALATAN PELINDUNG DIRI (centang semua yang sesuai) Peralatan Pelindung Diri Centang kotak jika sesuai Keterangan Sarung tangan ; Sesuai untuk pelarut yang digunakan. (baca panduan pemilihan sarung tangan) Jas lab ; Tahan api Setelan Apron Celana panjang ; Sepatu berpelindung jari ; Baju lengan panjang Kacamata keselamatan Goggle ; Tameng wajah ; Respirator (cantumkan jenis kartrid dan jadwal penggantian kartrid) Pelindung telinga (cantumkan level perlindungan yang diperlukan) Peralatan khusus (misalnya tameng ledakan, penutup khusus) PPE Lain [ 51 ] 9. PENGENDALIAN PRAKTIK KERJA Pengendalian Keterangan Area yang ditetapkan Jangan bekerja sendirian—carilah pendamping Prosedur permintaan bantuan darurat Patuhi prosedur kedaruratan laboratorium Nomor telepon darurat 119 Nomor EHS Lokasi alarm kebakaran, pemadam kebakaran, selimut api, pencuci mata, pancuran air, dsb. Pencuci mata dan pancuran air terletak di Ruang 101. Selimut api terletak di dinding barat pintu masuk lab. Penanggap darurat Pekerja berbasis shift ya Pelatihan tentang semua eksperimen dan teknik eksperimennya ya Pembatasan akses; kunci ya Tertib lingkungan Singkirkan benda berserakan dan segala sumber bahan bakar lain dari area kerja langsung. Rencana prosedur lockout/tagouta n/a Prosedur setelah jam kerja Dilarang ada pekerjaan setelah jam kantor. Pemeliharaan preventif n/a a Lockout/tagout adalah prosedur spesifik untuk mengamankan peneliti dari penyalaan mesin dan peralatan secara tidak terduga, atau kebocoran energi membahayakan selama kegiatan operasional atau pemeliharaan. 10. PEMANTAUAN Tidak diperlukan untuk prosedur ini Pemantauan Keterangan Pemantauan paparan personel n/a Pemeriksaan kebocoran n/a Pemantauan pelepasan gas dan tumpahan n/a Suhu dan tekanan n/a Alarm n/a 11. PROSEDUR TUMPAHAN DAN KECELAKAAN Kenakan jas lab tahan api, pelindung mata, dan sarung tangan, segera tutupi katalis piroforik yang tumpah dengan air (botol semprot) atau Metal-X. Kemudian, basahi kertas tisu dengan air. Gunakan kertas tisu yang telah dibasahi tersebut untuk mengelap katalis yang tumpah. Segera masukkan kertas tisu yang sudah dipakai dalam wadah limbah yang dikhususkan untuk katalis piroforik—jangan biarkan kertas tisu yang terkontaminasi mengering oleh udara. Bersihkan wadah limbah dengan gas lembam, lalu tutup rapat. [ 52 ] Keterangan dan Lokasi Penahan sekunder Kit tumpahan Prosedur pemadaman darurat Penghentian proses Pihak yang harus dilapori 12. PROSEDUR PEMBUANGAN LIMBAH (termasuk pemisahan asam, basa, senyawa berhalogen, PPE, prosedur pengumpulan dan pengangkutan, dokumentasi yang benar, regulasi, dsb.) Sebaiknya wadah limbah yang berisi katalis piroforik memuat air yang banyak agar padatan tetap basah. Wadah akan dibersihkan dengan gas lembam lalu ditutup rapat. Wadah dikhususkan untuk katalis piroforik, dan tidak boleh ada limbah lain yang dimasukkan ke dalamnya. Katalis piroforik yang sudah terpakai umumnya ditetapkan sebagai limbah reaktif dan ditangani sesuai kategori tersebut. 13. PENYIMPANAN (centang semua yang sesuai) Penutup berventilasi Lemari pendingin Lemari gas Kepatuhan terhadap regulasi ; Tanggal kedaluwarsa: Inventori: Lainnya: Hampir semua katalis logam yang disediakan vendor tidak disediakan dalam kondisi teraktivasi dan tidak bersifat piroforik sebelum diaktifkan. Prosedur penyimpanan normal bisa diterapkan. Katalis logam Raney disediakan dalam bentuk bubur air untuk mencegah terpicunya api. Sampel-sampel ini disimpan dalam wadah tertutup rapat agar tidak mengering. Periksalah secara rutin dan pisahkan dari bahan yang mudah terbakar. 14. PROSEDUR PENGANGKUTAN: (Misalnya wadah sekunder untuk mengangkut antara dan lintas laboratorium; penahan sekunder untuk alat eksperimen) Wadah sekunder untuk pengangkutan antara dan lintas laboratorium Penahan sekunder untuk alat eksperimen [ 53 ] 15. ULASAN SEJAWAT Nama (cetak) [nama] Tanda tangan tanda tangan Tanggal 31/01/2016 Catatan Nama (cetak) [nama] Tanda tangan tanda tangan Tanggal 03/02/2016 Catatan 16. VERIFIKASI DAN PENILAIAN Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP. Nama PI (cetak) [nama] Tanda tangan PI tanda tangan Nama staf keselamatan (cetak) [nama] Tanda tangan staf keselamatan tanda tangan Tanggal sekarang 10/02/2016 Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 1 tahun) 10/02/2017 17. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.) [ 54 ] Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud [ 55 ] SKENARIO 3: GAS BERACUN DAN MUDAH MELEDAK: MENANGANI DIAZOMETANA DAN ALTERNATIFNYA Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika seorang mahasiswa sarjana ingin menjalankan reaksi yang memerlukan diazometana. Setelah melengkapi daftar periksa pengkajian bahaya, ia menyusun SOP Risiko Tinggi. Pembimbingnya, yang memeriksa SOP tersebut, tidak menyetujui penggunaan diazometana dan menyarankan senyawa alternatif (trimetilsilil)diazometana (TMSD). SKENARIO: Mahasiswa berpengalaman ingin menggunakan diazometana sebagai agen alkilasi dalam reaksi yang ingin dijalankannya. Diazometana telah ditetapkan sebagai zat yang sangat berbahaya karena mudah terbakar, berpotensi meledak, dan beracun sebagaimana disebutkan di bagian 7 dan 9 dalam laporan National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Mahasiswa tersebut segera tahu bahwa ia akan perlu menyusun SOP Risiko Tinggi. Ia meminta pembimbingnya untuk memeriksa SOP yang disusunnya. Pembimbing tidak menyetujui SOP tersebut, meskipun mahasiswa tersebut sudah mengikuti dan menyelesaikan langkah-langkah dengan benar. Solusi yang disarankan: Pembimbing mengetahui bahwa diazometana dapat digantikan dengan (trimetilsilil)diazometana (TMSD) karena lebih tidak mudah meledak lantaran menghasilkan diazometana in situ dan dapat digunakan untuk reaksi tersebut. TMSD dijual dalam bentuk heksana anhidrat atau dietil eter, dan masing-masing Lembar Data Keselamatannya dapat dilihat secara online. Meskipun kecelakaan ledakan belum pernah terjadi dengan TMSD, TMSD tidak dapat dikatakan sebagai pengganti sempurna. Toksisitas TMSD masih terbilang tinggi, setidaknya ada dua catatan korban jiwa akibat menghirupnya. [ 56 ] Kriteria lingkup penyertaan dan penyisihan Mitigasi risiko proses X Jenis SOP X Pengelolaan dan penyimpanan Penilaian jenis risiko melalui Matriks Penyimpanan Penilaian zat kimia dan kondisi proses Risiko Tinggi X Risiko Sedang Risiko Rendah SOP Risiko Tinggi SOP Penyimpanan Risiko Tinggi: Diazometana sangat beracun apabila terhirup SOP Risiko Sedang Standar laboratorium sudah mencukupi [ 57 ] Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi 1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: Gas Beracun dan Mudah Meledak: Menangani Diazometana dan Alternatifnya Dengan Aman 2. PENYUSUN: [nama] 3. LOKASI: Gedung Kimia Ruang 101 4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA: [nama] (555) 854-9654 b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR: [nama] (555) 202-2020 c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian): [nama] (555) 333-4444 5. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN: Tidak ada ketentuan pelatihan khusus Teknik eksperimen Pelatihan tertentu yang diwajibkan Pengguna yang membutuhkan pelatihan Tanggal selesai 6. KETERANGAN PROSES SECARA RINCI Lihat LDK untuk Nomor Registrasi CAS 18107-18-1 Sebutkan kisaran untuk variabel Suhu: Tekanan: Kekentalan: Kemudahan terbakar: Lainnya: Daftar kisaran dan kondisi operasional Bahan yang akan digunakan Zat kimia: (trimetilsilil)diazometana Peralatan: Diazometana akan dihasilkan in situ dari TMSD. Diazometana diketahui meledak pada permukaan kaca atau logam tajam. Gunakan tabung diazometana khusus yang dilengkapi sambungan Clear-Seal™ fire-polishing. PROSEDUR RINCI: [ 58 ] Kolom A: Langkah-langkah Proses menjelaskan langkah demi langkah prosedur operasi normal secara rinci, termasuk pemindahan zat kimia antara atau lintas laboratorium, produksi gas, pengerjaan produk, dan persiapan limbah. Kolom B: Catatan Keselamatan menjelaskan bagaimana risiko dapat diringankan (menjaga kerapian, mengendalikan zat mudah terbakar, mengamankan tabung gas, memastikan kondisi sabuk pompa yang baik). 1.0 Kolom A: Langkah-langkah Proses Kolom B: Catatan Keselamatan Sintesis in situ diazometana dari TMSD dan metilasi substrat. Kendali teknik: Operasi berikut ini dilakukan dalam sungkup asap aktif yang dilengkapi daun jendela. Ledakan diazometana bisa sangat kuat, dan sebaiknya gunakan tameng ledakan. Persyaratan PPE: Kenakan pelindung pernapasan dan pelindung seluruh wajah. Jangan menghirup uap, kabut, atau gas. Jika ada kemungkinan kontak, rangkaplah sarung tangan, sarung tangan nitril exam-grade kedua terlebih dahulu, diikuti dengan sarung tangan nitril utility-grade. Kenakan jas lab tahan api. Singkirkan semua sumber pemicu api. 1.1 Susun tabung reaksi tiga leher yang dilengkapi corong tambahan untuk penyama tekanan, saluran masuk/keluar gas, termometer, dan batang pengaduk magnetik. Gunakan sarung tangan tahan gores ketika menyusun perkakas kaca. 1.2 Isi tabung reaksi dengan pelarut dan reagen, lalu dinginkan hingga mencapai suhu 0°C menggunakan rendaman es. Letakkan rendaman es di atas pengaduk magnetik. 1.3 Isi corong lain dengan larutan TMSD. 1.4 Tambahkan TMSD dalam pelarut yang dapat dibeli bebas setetes demi tetes sampai kelebihan substrat untuk metilasi. TMSD digunakan karena lebih tidak muda meledak lantaran menghasilkan diazometana in situ dan dijual bebas dalam bentuk heksana anhidrat atau dietil eter. Aduk campuran dalam kecepatan sedang untuk memastikan metilasi. Jika muncul diazometana berwarna kuning, perlambat kecepatan penambahan TMSD dan percepat pengadukan. Jika diazometana yang ingin dihasilkan banyak, bahkan dalam sungkup beraliran tinggi, sebagian otoritas keselamatan menyarankan penggunaan respirator. 2.0 Isolasi dan pembersihan. Penonaktifan diazometana dan TMSD dilakukan dalam pemadam asam asetat. Bahaya ledakan dan bahaya uap beracun diringankan. PPE: sarung tangan nitril exam-grade sudah mencukupi. 2.1 Tambahkan asam asetat kelebihan sampai warna kuning menghilang dan evolusi gas berhenti. Diazometana berwarna kuning, dan selesainya reaksi biasanya ditandai dengan hilangnya warna kuning. Baik diazometana dan TMSD dilenyapkan dengan asam asetat. 2.2 Pengerjaan berikutnya mengacu pada metode yang sudah diterbitkan. Pastikan segala bahaya lain sudah dievaluasi dalam metode yang telah diterbitkan. [ 59 ] 7. KENDALI TEKNIK (centang semua yang sesuai dan beri keterangan rinci) Kendali teknik Centang kotak jika sesuai Misal Kotak sarung tangan ; Lemari asam atau kotak sarung tangan ; Ventilasi khusus ; Jalur vakum berfilter HEPA Wadah nonreaktif Alat pembebas tekanan Kendali suhu Bench paper, bantalan, kertas berlapik plastik Tanda khusus Alat tajam yang aman Alat keselamatan lain yang digunakan: Keterangan Pakai udara lembam (N2 atau Ar) 8. PERALATAN PELINDUNG DIRI (centang semua yang sesuai) Peralatan Pelindung Diri [ 60 ] Centang kotak jika sesuai Keterangan Sarung tangan ; Sebaiknya gunakan sarung tangan nitril 8-mil. Jika ada kemungkinan kontak, rangkaplah sarung tangan, sarung tangan nitril exam-grade kedua terlebih dahulu, diikuti dengan sarung tangan nitril utilitygrade. Jas lab ; Tahan api Setelan Apron Celana panjang ; Sepatu berpelindung jari ; Baju lengan panjang Kacamata keselamatan Goggle ; Tameng wajah ; Respirator (cantumkan jenis kartrid dan jadwal penggantian kartrid) ; Pelindung telinga (cantumkan level perlindungan yang diperlukan) Peralatan khusus (misalnya tameng ledakan, penutup khusus) PPE Lain 9. PENGENDALIAN PRAKTIK KERJA Pengendalian Keterangan Area yang ditetapkan Sungkup asap dilengkapi daun jendela Prosedur permintaan bantuan darurat Patuhi standar laboratorium Nomor telepon darurat 119 Nomor Telepon Pemadam Kebakaran Lokasi alarm kebakaran, pemadam kebakaran, selimut api, pencuci mata, pancuran air, dsb. Satu alarm kebakaran di Ruang 101 Gedung Kimia. Tiga selimut api terletak di dinding Ruang 101. Pancuran air terletak di dekat dinding belakang Ruang 101. Penanggap darurat 119 Pekerja berbasis shift ya Pelatihan tentang semua eksperimen dan teknik eksperimennya ya Pembatasan akses; kunci ya Tertib lingkungan ya Rencana prosedur lockout/tagouta ya Prosedur setelah jam kerja tidak Pemeliharaan preventif ya a Lockout/tagout adalah prosedur spesifik untuk mengamankan peneliti dari penyalaan mesin dan peralatan secara tidak terduga, atau kebocoran energi membahayakan selama kegiatan operasional atau pemeliharaan. 10. PEMANTAUAN Pemantauan Keterangan Pemantauan paparan personel Sampel udara harus diambil di zona bernapas pengguna. Pengumpulan uap dengan tabung penyerap yang mengandung resin yang dilapisi dengan asam oktanoik, diikuti dengan desorpsi menggunakan karbon disulfida dapat diukur dengan analisis kromatografi gas. Pemeriksaan kebocoran Pemantauan pelepasan gas dan tumpahan Suhu dan tekanan Alarm [ 61 ] 11. PROSEDUR TUMPAHAN DAN KECELAKAAN Keterangan dan Lokasi n/a Penahan sekunder Kit tumpahan Prosedur pemadaman darurat Jika peneliti telah menghirup diazometana atau TMSD, segera bawa ke udara terbuka yang segar, diikuti dengan perawatan secepatnya di ruang gawat darurat. Penghentian proses Jika tumpahan terjadi di dalam sungkup asap, segera tutup daun jendela dan biarkan menguap. Aktifkan penguras darurat. Pihak yang harus dilapori 12. PROSEDUR PEMBUANGAN LIMBAH (termasuk pemisahan asam, basa, senyawa berhalogen, PPE, prosedur pengumpulan dan pengangkutan, dokumentasi yang benar, regulasi, dsb.) Setelah larutan diazometana dipadamkan, buang ke saluran limbah normal. 13. PENYIMPANAN (centang semua yang sesuai) Penyimpanan larutan diazometana sangat tidak disarankan Penutup berventilasi Lemari pendingin Lemari gas Kepatuhan terhadap regulasi Tanggal kedaluwarsa: Inventori: Lainnya: 14. PROSEDUR PENGANGKUTAN: (Misalnya wadah sekunder untuk mengangkut antara dan lintas laboratorium; penahan sekunder untuk alat eksperimen) n/a 15. ULASAN SEJAWAT Nama (cetak) [nama] Tanda tangan tanda tangan Tanggal 13/08/2016 Catatan [ 62 ] Nama (cetak) Tanda tangan Tanggal Catatan 16. VERIFIKASI DAN PENILAIAN Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP. Nama PI (cetak) [nama] Tanda tangan PI tanda tangan Nama staf keselamatan (cetak) [nama] Tanda tangan staf keselamatan tanda tangan Tanggal sekarang 15/08/2016 Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 15/01/2017 1 tahun) 17. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.) LDK untuk (trimetilsilil)diazometana—Nomor Registrasi CAS 18107-18-1 [ 63 ] Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud [ 64 ] Ya Tidak SKENARIO 4: PENYIMPANAN REAGEN Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika seorang manajer laboratorium di sebuah laboratorium akademi besar menerima tiga permintaan dari mahasiswa sarjana kimia terkait reagen kimia: • • • Natrium Azida, 5 g Piperonal, 500 g Diazald, 25 g SKENARIO: Universitas memiliki tingkat pengalaman dan kesadaran keselamatan yang berbeda-beda terkait masing-masing reagen ini. Pelaksanaan tipikal kegiatan sebelum dan sesudah permintaan serta proses penyimpanan ketiga reagen ini adalah sebagai berikut: Solusi yang Disarankan: Natrium Azida: Ketika manajer laboratorium menerima permintaan natrium azida, ia mencari daftar inventori reagen kimia dan mengetahui bahwa reagen ini belum pernah dipesan untuk keperluan fakultas. Ia mengakses situs web vendor untuk memeriksa Lembar Data Keselamatan (LDK) dan mendapati peringatan toksisitas akut (tertelan, terkena kulit, terhirup), “Bahaya Kesehatan” berupa sensitisasi pernapasan, dan “Bahaya Lingkungan” yakni bagi lingkungan akuatik, baik akut maupun kronis. Dikombinasikan dengan asam atau uap asam, azida dapat membentuk asam hidrazoik, gas beracun yang mematikan. Azida juga memiliki risiko ledakan apabila diguncang atau dipanaskan. Disebutkan bahwa natrium azida harus disimpan dalam wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan bersirkulasi udara baik, jauh dari asam. Karena potensi ledakan dan pertimbangan keselamatan dan keamanan, natrium azida harus dihindari dalam suatu sintesis apabila ada alternatif yang memungkinkan. Mahasiswa tadi membaca literatur dan tidak menemukan alternatif yang bisa digunakan dalam reaksi sintesis. Setelah membaca LDK dan memastikan reagen tersebut tidak tercantum dalam Daftar Zat Kimia Pemakaian Ganda yang dimiliki pihak Universitas, manajer laboratorium melakukan pemesanan reagen kimia ini. Sambil menunggu datangnya botol natrium azida dari vendor, manajer laboratorium menggunakan Matriks Penyimpanan Zat Kimia untuk mengetahui persyaratan penyimpanan zat kimia: Apakah ada persyaratan suhu khusus? Apakah reagen harus dipisahkan dari zat-zat kimia lain? Adakah pertimbangan keamanan khusus? Tidak ada persyaratan khusus terkait suhu penyimpanan natrium azida. Penyimpanan di lemari reagen bersuhu kamar dan berventilasi standar akan memisahkan zat kimia dari asam (karena asam dipisahkan). Oleh karena itu, manajer laboratorium menyimpulkan bahwa lokasi yang tepat untuk reagen ini adalah “Dikumpulkan— Suhu Kamar Berventilasi” di area yang suhu dan kelembapannya terkendali. Karena begitu hati-hatinya, manajer laboratorium menyimpan natrium azida dalam wadah sekunder dengan Drierite (natrium sulfat anhidrat). Untuk acuan di kemudian hari, reagen ini ditambahkan ke daftar reagen kimia Universitas, dengan ketentuan penyimpanan “Dikumpulkan—Suhu Kamar Berventilasi” dengan penahan sekunder. Ketika mahasiswa mengambil reagen kimia tersebut, manajer laboratorium memberikan salinan Lembar Data Keselamatan, menyebutkan sifat-sifat bahaya zat kimia itu, dan menyarankan mahasiswa tersebut berkonsultasi dengan profesornya sebelum menjalankan reaksi pertama, untuk membahas penanganan reaksi yang aman. Dalam diskusi tersebut, mahasiswa dan profesor sepakat bahwa SOP Risiko Sedang harus dibuat untuk reagen ini. Selagi SOP disusun, mahasiswa menjalankan reaksi probe awal menggunakan natrium azida dalam skala yang sangat kecil (< 10 mmol), sehingga meminimalkan bahaya reaksi. Piperonal: Mengikuti SOP Universitas terkait pengelolaan reagen kimia, manajer laboratorium memeriksa Daftar Zat Kimia Pemakaian Ganda milik Universitas sebelum memesan zat kimia ini, dan mengetahui bahwa [ 65 ] reagen ini tercantum dalam daftar karena dapat digunakan untuk sintesis obat ilegal. Meskipun reagen sudah pernah digunakan di Universitas tersebut, sampai saat ini tidak ada materi yang tersedia. Manajer laboratorium mengetahui bahwa piperonal merupakan aldehida volatil yang melepaskan uap pemicu depresi sistem saraf pusat. Manajer laboratorium juga memeriksa katalog pemasok bahan kimia dan mengetahui bahwa reagen ini tersedia dalam jumlah yang jauh lebih kecil dibanding yang diminta oleh mahasiswa yakni botol 500 g. Alhasil, manajer laboratorium memberi tahu mahasiswa tersebut bahwa reagen ini tercantum dalam Daftar Zat Kimia Pemakaian Ganda dan menanyakan apakah 25 g sudah mencukupi kebutuhan. Mahasiswa menjelaskan, ia menyarankan botol 500 g karena harga satuan botol 500 g adalah seperempat harga satuan kemasan 25 g. Setelah manajer laboratorium menjelaskan bahwa praktik terbaiknya adalah memesan zat kimia pemakaian ganda dalam kuantitas minimum, mahasiswa tersebut sepakat bahwa 25 g sudah cukup untuk kebutuhan penelitiannya. Manajer laboratorium kemudian mengirim email ke profesor mahasiswa tersebut sebagaimana ketentuan menurut SOP pengelolaan reagen, untuk meminta izin pemesanan reagen pemakaian ganda ini. Profesor dan mahasiswa sudah membahas penggunaan reagen ini dalam pertemuan sehari sebelumnya, jadi profesor langsung menyetujui permintaan izin tersebut, dan manajer laboratorium pun melakukan pemesanan. Ketika barang datang, reagen ini diletakkan dalam lemari penyimpanan terkunci, yang diberi ventilasi pada suhu kamar. Mahasiswa diberi tahu bahwa reagen sudah tiba, dan diingatkan bahwa reagen harus diambil dan dikembalikan pada hari yang sama agar dapat diamankan. Diazald: Diazald adalah prekursor umum untuk menghasilkan diazometana. Manajer laboratorium mengetahui bahaya diazometana dan reagen pengganti diazald. Manajer laboratorium mengirim email ke profesor (dan ditembuskan ke mahasiswa), meminta verifikasi kebutuhan reagen kimia ini. Dalam hal ini, profesor tersebut tidak mengetahui bahwa mahasiswa hendak menerapkan reaksi kimia menggunakan prosedur diazald untuk menghasilkan diazometana. Profesor menyarankan mahasiswa mencoba terlebih dahulu reaksi dengan (trimetilsilil)diazometana, alternatif yang lebih aman. Manajer laboratorium mencari inventori zat kimia yang ada dan menemukan botol yang dipesan belum lama ini (2 M dilarutkan dalam dietil eter) di salah satu lemari pendingin laboratorium. Mahasiswa meminjam diazald yang sudah ada ini dan membahas pengamanan yang cermat bersama rekan-rekan lain di laboratorium yang sudah berpengalaman dengan reagen tersebut sebelum menjalankan reaksi. [ 66 ] Kriteria lingkup penyertaan dan penyisihan X Mitigasi risiko proses Jenis SOP Pengelolaan dan penyimpanan Penilaian jenis risiko melalui Matriks Penyimpanan Penilaian zat kimia dan kondisi proses Risiko Tinggi Risiko Sedang Risiko Rendah SOP Risiko Tinggi SOP Penyimpanan SOP Risiko Sedang Standar laboratorium sudah mencukupi [ 67 ] MATRIKS PENYIMPANAN ZAT KIMIA PERTIMBANGAN Dikumpulkan PILIHAN PENYIMPANAN Penyimpanan Berventilasi pada Suhu Kamar Penyimpanan Mudah Terbakar/ Tidak Berventilasi pada Suhu Kamar Rak Lab Terbuka Suhu Rendah Penyimpanan Gas Bertekanan [ 68 ] Natrium Azida (Trimetilsilil) Diazometana Dipisah Diamankan Piperonal 6 FORMULIR [ 69 ] BAGAN ALIR PENGKAJIAN RISIKO Bagan Alir Pengkajian Risiko ditujukan untuk personel laboratorium yang sudah memiliki gelar Sarjana Sains di bidang kimia atau sejenisnya. Bagan alir ini dibagi menjadi Mitigasi Risiko Proses dan Pengelolaan & Penyimpanan Zat Kimia. Pengguna akan menjawab serangkaian pertanyaan yang merujuk ke salah satu dari empat kemungkinan hasil: (1) Standar Laboratorium Sudah Mencukupi, (2) Diperlukan SOP Risiko Sedang, (3) Diperlukan SOP Risiko Tinggi, dan (4) Diperlukan SOP Matriks Penyimpanan. Kriteria lingkup penyertaan dan penyisihan proses Jenis SOP Pengelolaan dan penyimpanan Penilaian jenis risiko melalui Matriks Penyimpanan Penilaian zat kimia dan kondisi proses Risiko Tinggi Risiko Sedang SOP Penyimpanan SOP Risiko Tinggi Risiko Rendah SOP Risiko Sedang Standar laboratorium sudah mencukupi [ 71 ] MATRIKS PENYIMPANAN ZAT KIMIA PILIHAN PENYIMPANAN PERTIMBANGAN Dikumpulkan Dipisah Diamankan Penyimpanan Berventilasi pada Suhu Kamar Gunakan lokasi penyimpanan biasa Lihat Lampiran C Lihat Lampiran E Penyimpanan Mudah Terbakar/Tidak Berventilasi pada Suhu Kamar Lihat Lampiran D Lihat Lampiran C dan D Lihat Lampiran D dan E Rak Lab Terbuka Larutan akuatik asam dan basa lemah, natrium klorida, dsb. Suhu Rendah Lihat petunjuk produsen terkait penyimpanan suhu rendah Lihat petunjuk produsen terkait penyimpanan suhu rendah Lihat Lampiran E Lihat Lampiran C Lihat Lampiran C dan E Penyimpanan Gas Bertekanan [ 73 ] FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO SEDANG Penerapan Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko sedang dan yang memerlukan langkah-langkah perlindungan selain yang sudah disebutkan oleh standar laboratorium yang diterima. SOP ini dimaksudkan untuk membatasi potensi cedera, kerusakan peralatan, atau dampak lingkungan. 1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: 2. PENYUSUN: 3. LOKASI: 4. PERSONEL YANG DIBERITAHU (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA: b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR: c. LAINNYA, HARUS DISEBUTKAN (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian): 5. POTENSI BAHAYA: 6. URAIKAN SEMUA PERSYARATAN KHUSUS TERKAIT BUTIR-BUTIR TERTENTU YANG MEMERLUKAN TINGKAT KESELAMATAN LEBIH TINGGI Zat kimia yang rencananya digunakan Peralatan pelindung diri Kendali teknik dan lingkungan Kisaran dan kondisi operasional Persyaratan penanganan dan penyimpanan khusus Prosedur tumpahan dan kecelakaan sebagaimana diperlukan Penanganan dan pembuangan limbah [ 75 ] 7. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN Pelatihan tertentu yang diwajibkan Pengguna yang membutuhkan pelatihan Tanggal selesai 8. VERIFIKASI DAN PENILAIAN Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP. Nama PI (cetak) Tanda tangan PI Nama staf keselamatan (cetak) Tanda tangan staf keselamatan Tanggal sekarang Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 1 tahun) 9. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.) [ 76 ] CATATAN PENILAIAN DAN PERUBAHAN PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO SEDANG Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud [ 77 ] FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI Penerapan Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko tinggi dan yang memerlukan langkah-langkah perlindungan selain yang sudah disebutkan oleh standar laboratorium yang diterima. SOP ini dimaksudkan untuk membatasi potensi cedera, kerusakan peralatan, atau dampak lingkungan. 1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: 2. PENYUSUN: 3. LOKASI: 4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA: b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR: c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian): 5. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN Teknik eksperimen Pelatihan tertentu yang diwajibkan Pengguna yang membutuhkan pelatihan Tanggal selesai [ 79 ] 6. KETERANGAN PROSES SECARA RINCI Sebutkan kisaran untuk variabel Suhu: Tekanan: Kekentalan: Kemudahan terbakar: Lainnya: Daftar kisaran dan kondisi operasional Bahan yang akan digunakan Zat kimia: Peralatan: PROSEDUR RINCI: Kolom A: Langkah-langkah Proses menjelaskan langkah demi langkah prosedur operasi normal, termasuk pemindahan zat kimia antar atau lintas laboratorium, produksi gas, pengerjaan produk, dan persiapan limbah. Kolom B: Catatan Keselamatan menjelaskan bagaimana risiko dapat diringankan (menjaga kerapian, mengendalikan zat mudah terbakar, mengamankan tabung gas, memastikan kondisi sabuk pompa yang baik). Kolom A: Langkah-langkah Proses 1.0 1.1 1.2 [ 80 ] Kolom B: Catatan Keselamatan misalnya persyaratan peralatan pelindung diri tertentu 2.0 2.1 2.2 3.0 3.1 3.2 4.0 4.1 4.2 [ 81 ] 7. KENDALI TEKNIK (centang semua yang sesuai dan beri keterangan rinci) Kendali teknik Centang kotak jika sesuai Misal Kotak sarung tangan ; Lemari asam atau kotak sarung tangan Ventilasi khusus Jalur vakum berfilter-HEPA Wadah nonreaktif Alat pembebas tekanan Kendali suhu Bench paper, bantalan, kertas berlapik plastik Tanda khusus Alat tajam yang aman Alat keselamatan lain yang digunakan: Keterangan Pakai udara lembam (N2 atau Ar) 8. PERALATAN PELINDUNG DIRI (centang semua yang sesuai) Peralatan Pelindung Diri [ 82 ] Centang kotak jika sesuai Sarung tangan Jas lab Setelan Apron Celana panjang Sepatu berpelindung jari Baju lengan panjang Kacamata keselamatan Goggle Tameng wajah Respirator (cantumkan jenis kartrid dan jadwal penggantian kartrid) Pelindung telinga (cantumkan level perlindungan yang diperlukan) Peralatan khusus (misalnya tameng ledakan, penutup khusus) PPE Lain Keterangan 9. PENGENDALIAN PRAKTIK KERJA Pengendalian Keterangan Area yang ditetapkan Prosedur permintaan bantuan darurat Nomor telepon darurat Lokasi alarm kebakaran, pemadam kebakaran, selimut api, pencuci mata, pancuran air, dsb. Penanggap darurat Pekerja berbasis shift Pelatihan tentang semua eksperimen dan teknik eksperimennya Pembatasan akses; kunci Tertib lingkungan Rencana prosedur lockout/tagouta Prosedur setelah jam kerja Pemeliharaan preventif a Lockout/tagout adalah prosedur spesifik untuk mengamankan peneliti dari penyalaan mesin dan peralatan secara tidak terduga, atau kebocoran energi membahayakan selama kegiatan operasional atau pemeliharaan. [ 83 ] 10. PEMANTAUAN Pemantauan Keterangan Pemantauan paparan personel Misalnya sensor racun yang dapat dikenakan, emblem radiasi Pemeriksaan kebocoran Pemantauan pelepasan gas dan tumpahan Suhu dan tekanan Alarm 11. PROSEDUR TUMPAHAN DAN KECELAKAAN Keterangan dan Lokasi Penahan sekunder Kit tumpahan Prosedur pemadaman darurat Penghentian proses Pihak yang harus dilapori 12. PROSEDUR PEMBUANGAN LIMBAH (termasuk pemisahan asam, basa, senyawa berhalogen, PPE, prosedur pengumpulan dan pengangkutan, dokumentasi yang benar, regulasi, dsb.) [ 84 ] 13. PENYIMPANAN (centang semua yang sesuai) Penutup berventilasi Lemari pendingin Lemari gas Kepatuhan terhadap regulasi Tanggal kedaluwarsa: Inventori: Lainnya: 14. PROSEDUR PENGANGKUTAN: (Misalnya wadah sekunder untuk mengangkut antara dan lintas laboratorium; penahan sekunder untuk alat eksperimen) 15. ULASAN SEJAWAT Nama (cetak) Tanda tangan Tanggal Catatan Nama (cetak) Tanda tangan Tanggal Catatan [ 85 ] 16. VERIFIKASI DAN PENILAIAN Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP. Nama PI (cetak) Tanda tangan PI Nama staf keselamatan (cetak) Tanda tangan staf keselamatan Tanggal Sekarang Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 1 tahun) 17. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.) [ 86 ] CATATAN PENILAIAN DAN PERUBAHAN PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya Tidak Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak) Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud [ 87 ] LAMPIRAN [ 89 ] A TANGGUNG JAWAB KOMITE Kementerian Luar Negeri AS memberikan tanggung jawab kepada Akademi untuk membuat protokol penyusunan prosedur operasi standar (SOP) yang akan berfungsi sebagai pelengkap Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat dan akan melengkapi kelengkapan 2010 (lihat Kotak 1-1). Untuk menyelesaikan tugas ini, Akademi membentuk sebuah komite ahli yang memiliki pengalaman dan wawasan di bidang praktik keselamatan dan keamanan zat kimia yang baik di laboratorium-laboratorium akademi dan industri serta memahami standar dan regulasi internasional. Untuk menyusun Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar ini, komite menghimpun informasi dari beragam sumber termasuk pembahasan dengan para ahli keamanan zat kimia dari organisasi dagang dan industri dalam rapat pengumpulan data umum; literatur yang diterbitkan, termasuk panduan acuan dan kelengkapan 2010; formulir SOP yang sudah ada yang disediakan untuk umum di situs web milik universitas-universitas di Amerika Serikat. Produk baru ini akan meningkatkan penggunaan buku acuan sebelumnya dan kelengkapan yang menyertainya, terutama di negara-negara sedang berkembang yang sumber-sumber daya keselamatan di sana tidak banyak dan pengalaman operator serta pengguna akhirnya masih terbatas. KOTAK 1-1 PERNYATAAN TUGAS Bertumpu pada materi Kelengkapan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia yang telah disusun tahun 2010 untuk program keterlibatan keamanan zat kimia (Chemical Security Engagement Program (CSP)) Departemen Luar Negeri, sebuah komite ad-hoc di bawah naungan National Academy of Science’s Board on Chemical Sciences and Technology akan menyusun contoh dan panduan penyusunan prosedur operasi standar terkait penanganan, pengelolaan, dan penyimpanan zat kimia yang aman dan selamat di laboratorium kimia. . Hasil-hasil ini akan digunakan di lingkungan akademik dan industri berskala kecil hingga menengah, di negaranegara yang menjalankan program CSP. Bahan-bahan ini dapat diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Bahasa Indonesia, Arab, dan Prancis, untuk melengkapi Kelengkapan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. [ 91 ] B SUMBER DAYA YANG DAPAT DIMANFAATKAN American Chemistry Council www.responsiblecare-us.com American Chemical Society—Division of Chemical Health and Safety www.dchas.org American Chemical Society. Identifying and Evaluating Hazards in Research Laboratories. 2013. Arab Union of Chemists www.arabchem.org (Berbahasa Arab) Bretherick, L., P. G. Urben, dan M. J. Pitt. Bretherick’s Handbook of Reactive Chemical Hazards: An Indexed Guide to Published Data (7th ed.) Oxford: Butterworth-Heinemann, 2006. The Dow Chemical Company Lab Safety Academy http://safety.dow.com/en Federation of Asian Chemical Societies www.facs-as.org Federation of African Societies of Chemistry www.faschem.org Harvard University http://ehs.harvard.edu/programs/safe-chemical-work-practices The International Program on Chemical Safety INCHEM program www.inchem.org International Union of Pure and Applied Chemistry. Risk assessment for occupational exposure to chemicals. A review of current methodology. Pure and Applied Chemistry 73(6): 993-1031, 2001. International Union of Pure and Applied Chemistry and World Health Organization. Chemical Safety Matters. Cambridge: Cambridge University Press, 1992. ISBN 0-521-41375-3 paperback. [ 93 ] National Research Council. Promoting Chemical Laboratory Safety and Security in Developing Countries. Washington, DC: The National Academies Press, 2010. National Research Council. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: A Guide to Prudent Chemical Management. Washington, DC: The National Academies Press, 2010. National Research Council. Prudent Practices in the Laboratory: Handling and Management of Chemical Hazards, Updated Version. Washington, DC: The National Academies Press, 2011. National Research Council. Safe Science: Promoting a Culture of Safety in Academic Chemical Research. Washington, DC: The National Academies Press, 2014. Occupational Safety and Health Administration a.https://www.osha.gov/pls/oshaweb/owadisp.show_document?p_table=STANDARDS&p_id=9760 b.https://www.osha.gov/SLTC/controlhazardousenergy/ Organization for the Prohibition of Chemical Weapons www.opcw.org Princeton University https://ehs.princeton.edu/laboratory-and-research-safety/chemical-safety/chemical-specific-protocols-0 PubChem https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/docs/subcmpd_summary_page_help.html PubMed (cytotoxic effects of chemicals can often be found here by entering the chemical’s name; many of the primary journals cited will be open access) http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ Sax, N. I., R. J. Lewis, Sr. Rapid Guide to Hazardous Chemicals in the Workplace. New York: Van Nostrand Reinhold Company, 1986. ISBN 0-442-28220-6. Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutants http://chm.pops.int Strategic Approach to International Chemicals Management www.saicm.org University of Illinois https://www.drs.illinois.edu/ The U.S. Chemical Security Engagement Program www.csp-state.net [ 94 ] C DAFTAR PEMISAHAN SUMBER: Digunakan atas izin Lawrence M. Gibbs, Stanford University. CATATAN: Panduan penyimpanan hanya merupakan contoh praktik pengelolaan terbaik yang digunakan di Stanford. Segala sistem pemisahan zat kimia, termasuk contoh yang ada di Stanford, tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya dasar penentuan pemisahan dan penyimpanan zat kimia yang aman. [ 95 ] D DAFTAR ZAT MUDAH TERBAKAR Sifat Pelarut Organik Umum Pelarut Rumus Berat Molekul Titik Didih (°C) Titik Lebur (°C) Kepadatan (g/mL) Kelarutan dalam Air (g/100g) Titik Nyala (oC) asam asetat C2H4O2 60,052 118 16,6 1,049 Dapat campur 39 aseton C3H6O 58,079 56,2 -94,3 0,786 Dapat campur –20 asetonitril C2H3N 41,052 81,6 -46 0,786 Dapat campur 6 benzena C6H6 78,11 80,1 5,5 0,879 0,18 -11 1-butanol C4H10O 74,12 117,6 -89,5 0,81 7,7 37 2-butanol C4H10O 74,12 99,5 -114,7 0,808 18,1 24 2-butanon C4H8O 72,11 79,6 -86,3 0,805 25,6 -9 t-butil alkohol C4H10O 74,12 82,2 25,5 0,786 Dapat campur 11 karbon tetraklorida CCl4 153,82 76,7 -22,4 1,594 0,08 — klorobenzena C6H5Cl 112,56 132 -45,6 1,106 0,05 28 kloroform CHCl3 119,38 61,2 -63,5 1,498 0,8 — sikloheksana C6H12 84,16 80,7 6,6 0,779 <0,1 –20 1,2-dikloroetana C2H4Cl2 98,96 83,5 -35,4 1,235 0,87 13 dietil eter C4H10O 74,12 34,5 -116,2 0,713 7,5 -45 dietilena glikol C4H10O3 106,12 245 -10 1,118 Dapat campur 124 diglim (dietilena glikol dimetil eter) C6H14O3 134,17 162 -64 0,945 Dapat campur 67 1,2-dimetoksi- etana (glim, C4H10O2 DME) 90,12 85 -58 0,868 Dapat campur -2 dimetil-formamida (DMF) C3H7NO 73,09 153 -61 0,9445 Dapat campur 58 Dimetil sulfoksida (DMSO) C2H6OS 78,13 189 18,4 1,092 Dapat campur 95 1,4-dioksana C4H8O2 88,11 101,1 11,8 1,033 Dapat campur 12 etanol C2H6O 46,07 78,5 -114,1 0,789 Dapat campur 13 [ 97 ] Pelarut Rumus Berat Molekul Titik Didih (°C) Titik Lebur (°C) Kepadatan (g/mL) Kelarutan dalam Air (g/100g) Titik Nyala (oC) etil asetat C4H8O2 88,11 77 -83,6 0,894 8,7 -4 etilena glikol C2H6O2 62,07 197 -13 1,115 Dapat campur 111 gliserin C3H8O3 92,09 290 17,8 1,261 Dapat campur 160 heptana C7H16 100,2 98 -90,6 0,684 0,0003 Heksametilfosforamida (HMPA) C6H18N3OP 179,2 232,5 7,2 1,03 Dapat campur 105 Heksametilfosforus triamida (HMPT) C6H18N3P 163,2 150 -44 0,898 Dapat campur 26 heksana C6H14 86,18 69 -95 0,655 0,0014 metanol CH4O 32,04 64,6 -98 0,791 Dapat campur 12 metil t-butil eter (MTBE) C5H12O 88,15 55,2 -109 0,741 4,8 -28 metilena klorida CH2Cl2 84,93 39,8 -96,7 1,326 1,32 1,6 N-metil-2-pirolidinon (NMP) CH5H9NO 99,13 202 -24 1,033 10 91 nitrometana CH3NO2 61,04 101,2 -29 1,382 9,5 35 pentana C5H12 72,15 36,1 -129,7 0,626 0,004 -49 petroleum eter (ligroin) — — 30-60 -40 0,656 — -30 1-propanol C3H8O 88,15 97 -126 0,803 Dapat campur 15 2-propanol C3H8O 88,15 82,4 -88,5 0,785 Dapat campur 12 piridina C5H5N 79,1 115,2 -42 0,982 Dapat campur 17 tetrahidrofuran (THF) C4H8O 72,106 66 -108,4 0,886 30 -14 toluena C7H8 92,14 110,6 -93 0,867 0,05 4 trietil amina C6H15N 101,19 88,9 -114,7 0,728 0,02 -11 o-xilena C8H10 106,17 144 -25,2 0,897 Tak larut 32 m-xilena C8H10 106,17 139,1 -47,8 0,868 Tak larut 27 p-xilena C8H10 106,17 138,3 13,3 0,861 0,02 27 SUMBER: Dr. Steven Murov, Professor Emeritus of Chemistry, Modesto Junior College. [ 98 ] -4 -22 E DAFTAR KEAMANAN Zat Kimia Beracun 1. 2. 3. 4. (Nomor Registrasi CAS) (75-44-5) (506-77-4) (74-90-8) (76-06-2) Fosgen: Karbonil diklorida Sianogen klorida Hidrogen sianida Kloropikrin: Trikloronitrometana Prekursor 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Fosforus oksiklorida Fosforus triklorida Fosforus pentaklorida Trimetil fosfit Trietil fosfit Dimetil fosfit Dietil fosfit Sulfur monoklorida Sulfur diklorida Trionil klorida Etildietanolamina Metildietanolamina Trietanolamina (Nomor Registrasi CAS) (10025-87-3) (7719-12-2) (10026-13-8) (121-45-9) (122-52-1) (868-85-9) (762-04-9) (10025-67-9) (10545-99-0) (7719-09-7) (139-87-7) (105-59-9) (102-71-6) SUMBER: Diadaptasi oleh Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons. https://www.opcw.org/chemical-weapons-convention/annexes/annex-on-chemicals/schedule-3/. Hak Cipta © OPCW. Pandangan dan opini yang dinyatakan di sini adalah dari pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan OPCW. OPCW atau staf dan kontraktornya dalam kondisi apa pun tidak bertanggung jawab atas isi dokumen ini, termasuk mengenai kebenaran, keakuratan, atau kelengkapan isinya. [ 99 ] F BIOGRAFI KOMITE DAN STAF Ned D. Heindel (Ketua) adalah H. S. Bunn Chair Professor of Chemistry di Lehigh University dan konsultan pengembangan obat di Azevan Pharmaceuticals. Dr. Heindel telah meluluskan 40 mahasiswa doktoral, yang hampir semuanya menjadi akademisi atau masuk ke industri perawatan kesehatan. Beliau terlibat dalam penelitian dan pengembangan (litbang) kontrak untuk Astra-Zeneca, Air Products, BMS, Merck, J&J, and DuPont, serta untuk delapan perusahaan start-up kapital ventura. Di Lehigh University, ia mengampu kimia umum, organik, dan medis serta mekanisme organik, termasuk tiga perkuliahan online untuk sarjana dalam program kuliah jarak jauh. Dr. Heindel adalah lulusan Lebanon Valley College (BS, 1959), University of Delaware (PhD, 1963), dan Princeton University (postdoc, 1964). Beliau mengajar di University of Delaware, Marshall University, dan Ohio University sebelum bergabung ke fakultas di Lehigh University. Dr. Heindel juga bertindak sebagai President of the American Chemical Society (ACS) tahun 1994. Montgomery Alger mendapat gelar BS dan MS di bidang teknik kimia dari Massachusetts Institute of Technology dan gelar PhD di bidang teknik kimia dari University of Illinois di Urbana-Champaign. Dr. Alger adalah Dewan Penasehat Teknik Kimia di Lehigh University, Georgia Institute of Technology, dan University of California-Santa Barbara. Beliau juga merupakan anggota dewan di American Institute of Chemical Engineers dan anggota National Academy of Engineering. Dr. Alger adalah Six Sigma Master Black Belt bersertifikasi. William Bullock adalah Direktur Senior, Research Business Operations, Bristol-Myers Squibb (BMS). Dr. Bullock memperoleh gelar PhD dari Emory University di bidang kimia organik. Setelah menyelesaikan program pascadoktoral kimia dengan anggota National Academy of Sciences, Prof. Larry Overman (University of California, Irvine), beliau menjabat penyelia laboratorium di Bayer Pharmaceutical. Dalam kurun 15 tahun kariernya di Bayer, ia berkontribusi dan memimpin berbagai program penelitian sukses di Connecticut dan Jerman. Pada tahun 2002, Dr. Bullock ditunjuk sebagai Direktur, berkontribusi dalam bidang kimia untuk menemukan obat diabetes. Selain itu, ia mengevaluasi ulang dan merombak beberapa proses litbang global. Di antara upaya-upaya ini adalah transformasi fundamental terhadap proses pemilihan calon obat awal, meningkatkan keberhasilan Fase 1; harmonisasi global terhadap praktik dan peran penelitian, sehingga terciptalah alat pengelolaan portofolio berbasis web; dan peluncuran buku catatan elektronik di Amerika Serikat. Pada tahun 2007, Dr. Bullock bergabung ke BMS sebagai Direktur di bidang Research Business Operations. Saat ini, beliau membawahi bidang operasi bisnis untuk lima departemen, sekaligus menjadi ketua Research Technology Evaluation and Sustainability Committee serta Chemistry Safety Committee. Beliau telah berkontribusi dan memimpin beberapa proyek penting, termasuk sentralisasi semua [ 101 ] pemurnian calon obat akhir, pengintegrasian sistem peringatan keselamatan dalam sistem buku catatan elektronik BMS, dan transformasi desain lab dan kantor dari yang semula berpenyesuaian tinggi menjadi berfleksibilitas tinggi, serta Global R&D Footprint Committee. Mark Cesa adalah kimiawan organik fisik/organometalik dengan minat penelitian di bidang katalisis homogen dan heterogen serta kinetika dan mekanisme reaksi organik. Beliau mengambil bidang studi kimia di Princeton University, dan memperoleh gelar AB pada tahun 1974. Gelar MS (1977) dan PhD (1979) di bidang kimia organik diperoleh dari University of Wisconsin-Madison, di bawah supervisi Prof. Charles P. Casey. Dr. Cesa belum lama mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Process Chemistry Consultant di INEOS Nitriles, Naperville, Illinois, tempat ia membawahi penelitian dan dukungan kimia proses untuk pabrik-pabrik produksi milik INEOS Nitriles. Dr. Cesa menjabat President of the International Union of Pure and Applied Chemistry periode 2014-2015. Beliau juga menjadi ketua IUPAC Committee on Chemistry and Industry, mengoordinasi IUPAC Safety Training Program. Dr. Cesa saat ini menjabat ketua American Chemical Society Committee on Science dan juga telah bergabung di ACS Committee bidang Keselamatan Kimia. Thomas Edgar adalah Ketua George T. and Gladys H. Abell bidang Teknik Kimia di University of Texas (UT) di Austin. Beliau mendapat gelar BS di bidang teknik kimia dari University of Kansas, dan gelar PhD dari Princeton University. Dr. Edgar pernah bekerja sebagai rekayasawan proses di Continental Oil Company sebelum bergabung ke fakultas di UT pada tahun 1971. Beliau menjabat Ketua Jurusan Teknik Kimia (1985-1993), Wakil Dekan Teknik (1993-1996), dan Associate Vice President untuk Academic Computing (1996-2001) di UT-Austin. Baru-baru ini beliau menjabat Direktur di UT Energy Institute (2012). Selama 40 tahun ini, Dr. Edgar mencurahkan karya akademiknya dalam bidang pemodelan, kontrol, dan optimalisasi proses. Beliau telah menerbitkan lebih dari 450 artikel dan buku di bidang-bidang tersebut untuk diterapkan ke separasi, reaktor kimia, sistem energi, dan manufaktur semikonduktor. Beliau telah mengarahkan riset tesis untuk lebih dari 45 mahasiswa MS dan 80 mahasiswa PhD. Beliau juga menjadi pengarah pendamping di Texas-Wisconsin-California Control Consortium, yang menaungi 12 perusahaan. Patrick J. Y. Lim adalah Profesor dan mantan Ketua Jurusan Kimia (2004-2011) di University of San Carlos (USC), Cebu, Filipina. Beliau memperoleh gelar PhD di bidang kimia (2000) dari University of Melbourne di bawah supervisi Assoc. Prof. Charles G. Young, meneliti reaksi baru senyawa logam–sulfur dengan alkuna teraktivasi. Beliau bertindak sebagai pengakreditasi di Philippines Accrediting Association of Schools, Colleges and Universities, serta merupakan anggota Philippine Commission on Higher Education Technical Committee for Chemistry (2007-2009). Beliau juga bertindak sebagai redaktur The Philippine Scientist, sebuah jurnal ISI lintas bidang ilmu yang diterbitkan oleh USC Press, sejak 2008. Dr. Lim telah berkecimpung di bidang keselamatan dan keamanan zat kimia dalam berbagai kapasitas dari pertemuan profesional di Spiez, Swiss, dan di Kantor Pusat OPCW yang berada di Den Haag, Belanda, hingga pelatihan di Karachi, Pakistan, dan Taiz, Yaman, termasuk di Filipina tengah dan selatan. Kenneth Moloy saat ini menjabat Direktur Program di National Science Foundation. Beliau memperoleh gelar PhD di bidang kimia anorganik dari Northwestern University pada tahun 1984, dan gelar BS di bidang kimia dari Indiana University pada tahun 1980. Setelah lulus sarjana, beliau bergabung di Union Carbide’s Technical Center, South Charleston, West Virginia, bekerja di divisi litbang. Tahun 1995, beliau pindah ke DuPont Central Research and Development di Wilmington, Delaware. Dr. Moloy keluar dari DuPont tahun 2016 sebagai Anggota Peneliti. Keahlian Dr. Moloy adalah di bidang organometalik, [ 102 ] katalisis, kimia organik, dan kimia proses. Beliau mengetuai Gordon Research Conference on Organometallic Chemistry serta Organometallic Subdivision of the ACS Division of Inorganic Chemistry. Dr. Moloy belum lama ini bergabung di komite National Academy of Sciences (NAS) untuk merevisi Prudent Practices in the Laboratory (Praktik Cermat di Laboratorium). Dr. Moloy saat ini juga merupakan anggota Chemical Sciences Roundtable di bawah National Academies of Sciences. Supawan Tantayanon adalah Profesor Kimia di Fakultas Sains, Chulalongkorn University, Thailand. Beliau memperoleh gelar BSc Honor (bidang kimia) dari Chulalongkorn University, MSc (bidang kimia organik) dari Mahidol University, Thailand, dan PhD (bidang kimia organik) dari Worcester Polytechnic Institute, Massachusetts. Beliau menjadi pencetus dan sekaligus Direktur pertama di tiga program akademik baru di Chulalongkorn University, yakni Kimia Terapan (program BSc), Ilmu Petrokimia dan Polimer (program MSc dan PhD), dan Program Manajemen Teknopreneur dan Inovasi (program MSc dan PhD). Minat penelitiannya meliputi sintesis organik dan polimer, namun belakangan lebih fokus pada bidang green chemistry (kimia lestari) dan komersialisasinya. Dr. Tantayanon bertindak selaku President of the Polymer Society of Thailand (1997-2003), Pacific Polymer Federation (2002-2003), Chemical Society of Thailand (2007-2012), dan Federation of Asian Chemical Societies (2011-2013). Saat ini beliau adalah anggota National Hazardous Materials Committee, dan Council of Science and Technology Professionals of Thailand. Staf Camly Tran bergabung di Board on Chemical Sciences and Technology di National Academy of Sciences, Engineering, and Medicine pada tahun 2014 sebagai anggota pascadoktoral setelah memperoleh gelar PhD di bidang kimia dari Department of Chemistry di Brown University, dan saat ini menduduki posisi Pejabat Program Madya. Selama di Brown, beliau mendapatkan berbagai penghargaan seperti Elaine Chase Award for Leadership and Service, American Chemical Society Global Research Exchanges Education Training Program, dan Rhode Island NASA grant. Dr. Tran menyelesaikan rangkuman lokakarya Mesoscale Chemistry dan studi konsensus Spills of Diluted Bitumen from Pipelines serta Effective Chemistry Communication in Informal Environments. Saat ini Dr. Tran mendukung kegiatan-kegiatan seputar perubahan bahan baku hidrokarbon untuk produksi zat kimia, kimia mikrobioma, dan prosedur operasi standar terkait penanganan, pengelolaan, dan penyimpanan zat kimia yang aman dan selamat di lab-lab kimia. Claire Ballweg bergabung di National Academy of Sciences, Engineering, and Medicine pada April 2015 sebagai Asisten Program Senior di Board on Environmental Studies and Toxicology setelah memperoleh gelar MS di bidang aplikasi ekologi dari Imperial College London. Pada Januari 2016, beliau menjabat Koordinator Program di Board on Chemical Sciences and Technology. Selama di Imperial College, beliau membuat tesis yang menganalisis data global yang kompleks menggunakan Sistem Informasi Geografis untuk mengembangkan sebuah model guna mengidentifikasi wilayah konservasi hutan tropis yang tepat dan ideal. Saat ini beliau mendukung kegiatan-kegiatan seputar peran kimia pada manusia, laut, dan mikroba geologis, serta prosedur operasi standar terkait penanganan, pengelolaan, dan penyimpanan zat kimia yang aman dan selamat di lab-lab kimia. [ 103 ]