Bab I

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen
perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh
suatu organisasi bisnis. Oleh karena itu, organisasi memerlukan sistem
manajemen yang didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan usahanya, karena
dengan menggunakan sistem manajemen yang sesuai dengan tuntutan
lingkungan usaha, maka organisasi tersebut akan mampu bertahan, bersaing dan
berkembang dengan baik.
Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,
penilaian kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk
mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing
pusat pertanggungjawaban yang dibandingkan dengan tolak ukur yang telah
ditetapkan (Widayanto,1993).
Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
perusahaan karena penilaian kinerja merupakan usaha memetakan strategi
kedalam tindakan pencapaian target tertentu (Giri, 1998). Penilaian kinerja dapat
digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi bisnis serta sebagai dasar
penyusunan imbalan dalam organisasi bisnis. Penilaian kinerja itu sendiri
merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang meliputi tindakan
yang mengimplikasikan keputusan perencanaan maupun penilaian staf dan
operasional organisasi. Penilaian kinerja merupakan sarana bagi manajemen
1
2
untuk mengetahui sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai, menilai prestasi
individu maupun tim di berbagai level dalam organisasi, serta menilai harapanharapan organisasi dimasa mendatang (Ulum, 2006).
Selama ini penilaian kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan
pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat keuntungan yang
tinggi akan dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang baik dari perusahaan
Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan
akan dapat menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat
dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang
perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka
pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi
kepentingan jangka panjang (Prihananto, 2006, h.7)
Sistem pengukuran kinerja yang hanya berdasarkan pada aspek keuangan
saja sering dikenal dengan sistem pengukuran kinerja tradisioanal yang hanya
mencerminkan keberhasilan sebuah organisasi dalam jangka pendek tanpa
memikirkan keberhasilan jangka panjang. Pengukuran kinerja dari aspek
keuangan mudah di manipulasi sesuai dengan kepentingan manajemen sehingga
hasil pengukuran kinerja tradisional semacam ini kurang tepat jika diterapkan
dalam sebuah organisasi rumah sakit, karena tujuan utama rumah sakit adalah
memberikan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Selain itu dengan pengukuran kinerja yang hanya berdasarkan faktor keuangan
saja mengakibatkan banyaknya sumber daya manusia potensial yang berada
didalam rumah sakit tidak dapat terukur (Ulum, 2006).
2
3
Dalam mengatasi kekurangan tersebut, maka diciptakan suatu metode
pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan 4
aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses
belajar dan berkembang (Mutasowifin, 2002).
Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek
keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan balanced
scorecard. Dengan menerapkan metode balanced scorecard para manajer
perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis melakukan
penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingankepentingan masa yang akan datang (Prihananto, 2006).
Balanced Scorecard juga dinilai cocok untuk organisasi sektor publik
karena balanced scorecard tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatiffinansial, tetapi juga aspek kualitatif - nonfinansial. Hal tersebut sejalan dengan
sektor publik yang menempatkan laba bukan hanya sebagai ukuran kinerja
utama, namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif atau non keuangan
(Mulyadi, 2009).
Rumah Sakit adalah bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan
kesehatan individual secara menyeluruh. Di dalam organisasinya terdapat
banyak aktivitas, yang diselenggarakan oleh petugas berbagai jenis profesi,
baik profesi medik, paramedik maupun non-medik. Untuk dapat menjalankan
fungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh yang dimulai dari
proses perencanaan strategik (renstra), baik untuk jangka panjang maupun
jangka pendek. Suatu renstra dapat disebut baik apabila perencanaan tersebut
dapat ditindaklanjuti secara praktis ke dalam program-program operasional
3
4
serta dapat diukur. Artinya rumah sakit dikelola secara efektif dan efisien,
melayani lapisan masyarakat dan berkualitas.
Rumah Sakit merupakan salah satu organisasi yang tujuan utamanya
bukan semata-mata untuk mendapatkan laba tetapi lebih berorientasi
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Sedangkan tujuan
dari organisasi seperti ini sangat komplek, sehingga tingkat outputnya sulit di
ukur. Tetapi bagaimanapun juga sebuah organisasi harus mengukur kinerjanya
agar efisien dan efektivitas organisasi tercapai, sehingga tujuan dan sasaran
organisasi dapat tercapai dan kebutuhan orang-orang didalam organisasi juga
dapat terpenuhi sehingga akan tercapai goal congruence. Untuk mengukur
kinerja pada rumah sakit tidak semudah mengukur kinerja pada organisasi yang
berorientasi pada profit. Karena untuk mengukur kinerja pada organisasi yang
tujuannya tidak untuk mencari laba kita harus memperhatikan faktor sosial.
Selain itu juga harus mempertimbangkan ukuran hasil dan ukuran proses.
Keberhasilan seorang manajer sebuah rumah sakit tidak hanya diukur dari
kemampuannya untuk mendapatkan laba yang tinggi atau kemampuannya untuk
menghemat biaya semaksimal mungkin.
Memasuki era globalisasi perdagangan antarnegara sejak 2003 ini,
pimpinan rumah sakit di Indonesia perlu memfokuskan strategi perencanaan,
pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian sehingga betul-betul siap
dengan daya saing di tingkat global. Di dalam era tersebut, para konsumen
bebas memilih rumah sakit mana yang mampu memberikan pelayanan
memuaskan, profesional dengan harga bersaing, sehingga strategi dan kinerja
rumah sakit juga harus berorientasi pada keinginan pelanggan tersebut. Untuk
4
5
itu diterapkan balanced scorecard (BSC) yang diharapkan menjawab tuntutan
dan tantangan zaman.
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Gombong sebagai rumah
sakit rujukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitarnya, berlokasi di Jalan
Yos Sudarso, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa
Tengah, disatu pihak dihadapkan pada kekuatan-kekuatan dan masalah-masalah
interen yang ada, sedangkan di lain pihak, secara bersamaan juga diperhadapkan
pada kondisi lingkungan dengan berbagai faktor peluang dan tantangan yang
senantiasa berkembang dinamis. Oleh karena itu untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat perlu disusun Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran serta Indikator keberhasilan yang dirampungkan dalam bentuk
Rencana Straregik (RENSTRA). Indikator keberhasilan merupakan alat ukur
yang harus dievaluasi secara periodik dan berkesinambungan. Indikator bukan
saja dalam bentuk finansial tapi juga perlu indikator yang lain seperti pelanggan,
bisnis internal juga pembelajaran dan pertumbuhan yang selanjutnya dijadikan
bahan untuk mengendalikan arah dan mutu pelayanan kesehatan agar visi yang
telah ditetapkan dapat terwujudkan.
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Gombong merupakan salah
satu Rumah Sakit Swasta milik yayasan Muhammadiyah yang berusaha
memberikan pelayanan kesehatan secara profesionalisme, dengan layanan bedah
unggul dan islami, pertumbuhan profit serta tercapainya kepuasan pelanggan dan
terciptanya kualitas sumber daya manusia yang berbasis kompetensi sehingga
memaksa pihak RSU PKU Muhammadiyah Gombong untuk selalu memperbaiki
kinerjanya agar dapat menambah kepercayaan masyarakat atas pelayanan
5
6
kesehatan yang diberikan oleh RSU PKU Muhammadiyah Gombong.
Kepercayaan ini sangat penting, mengingat masyarakat merupakan pengguna
jasa utama. Diharapkan dengan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap
rumah sakit akan mempunyai dampak pada pendapatan rumah sakit serta
perbaikan kinerja secara menyeluruh. Salah satu bukti peningkatan kinerja yang
telah dicapai oleh RSU PKU Muhammadiyah Gombong diantaranya adalah
perolehan sertifikasi ISO 9001:2008 oleh PT SGS Indonesia bekerja sama
dengan
JAZ-AN Australia tepatnya pada tanggal 5 desember 2009 dan
memasuki tahun 2010 sampai sekarang sedang mempersiapkan akreditasi 16
pelayanan.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, RSU PKU Muhammadiyah Gombong
menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Dari pengamatan awal tentang
pencapaian proses pelayanan dari tahun ke tahun dapat dilihat dalam table
berikut :
Tabel 1.1 Indikator Pelayanan Rawat Inap
No. Indikator
2007
2008
2009
2010
Total Ratarata
1.
BOR
71,31%
63,81%
67,43%
68,36%
67,74%
2.
LOS
4,27 hari
4,26 hari
3,51 hari
3,45 hari
3,87 hari
3.
TOI
1,45 hari
2,06 hari
1,69 hari
1,59 hari
1,69 hari
4.
BTO
71,77%
64,11%
70,10%
72,30%
69,57 %
5.
NDR
23,36%
31,69%
31,56%
30,11%
29,18%
6.
GDR
57,87%
67,41%
64,23%
65,96%
63,87%
Sumber : Medical Record RS PKU Muhammadiyah Gombong
Dari tabel diatas menggambarkan bahwa sejauh ini kinerja rumah sakit
RSU PKU Muhammadiyah dapat dikatakan baik, hal ini terlihat dari beberapa
6
7
indikator pelayanan kesehatan dari tahun ketahun masih berada dalam kisaran
ideal yakni dengan stabilnya bahkan terjadi peningkatan angka BOR dari tahun
2008 sampai tahun 2010. Kinerja yang baik selama ini juga ditunjukkan oleh
tingkat indeks kepuasaan masyarakat yang cukup baik, dan meningkatnya
jumlah kunjungan pasien pasien baik rawat inap maupun rawat jalan serta
adanya pertumbuhan pendapatan.
Sejak
tahun
2010,
RSU
PKU
Muhammadiyah
telah
mengimplementasikan konsep balanced scorecard sebagai basis penyusunan
program kerja dan alat ukur kinerja, namun dalam implementasinya masih
terdapat beberapa sasaran strategis yang indikatornya masih didasarkan pada
standar nasional pelayanan yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Jika tingkat
persentase kinerja yang diperoleh rumah sakit tersebut masih berada diantara
standar nasional tersebut, maka kinerja rumah sakit tersebut dikatakan baik.
Sementara masih ada faktor-faktor lain yang masih dapat dijadikan ukuran untuk
menyatakan apakah kinerja rumah sakit tersebut sudah dapat dikatakan baik atau
buruk. Untuk itulah diperlukan adanya pengukuran kinerja dengan menggunakan
balanced scorecard, dimana alat pengukuran kinerja ini mencakup semua aspek
yang kemudian dikelompokkan menjadi empat perspektif utama yaitu:
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Adanya fakta bahwa banyak
perusahaan yang mengadopsi konsep balanced scorecard menunjukkan banyak
perubahan yang signifikan, antara lain: manajemen semakin berorientasi pada
pelanggan, waktu respon terhadap pelanggan semakin cepat, perbaikan kualitas
produk, dan manajemen lebih berorientasi pada masa depan (Mahmudi, 2007).
7
8
Dengan
dasar
tersebut,
maka
perlu
digunakan
alternatif
penilaian kinerja RSU PKU Muhammadiyah Gombong dengan menggunakan
balanced scorecard yang lebih komprehensif, akurat, terukur karena dalam
menilai kinerja suatu organisasi tidak hanya dinilai dari aspek keuangan saja
tetapi juga perlu menilai aspek non finansial . Jika nantinya aspek-aspek non
finansial tersebut telah terukur, diharapkan dapat menjadikan sistem penilaian
kinerja RSU PKU Muhammadyah Gombong menjadi lebih baik dibandingkan
sistem penilaian yang telah diterapkan sebelumnya.
Dari latar belakang dan uraian di atas, maka dalam penelitian ini
mengambil judul “Evaluasi Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Gombong
dengan pendekatan balanced scorecard”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja
manajemen RSU PKU Muhammadiyah Gombong diukur dengan menggunakan
pendekatan balanced scorecard?
Agar lebih terfokus, perlu dilakukan pembatasan masalah. Adapun
penelitian ini hanya akan membahas mengenai penerapan balanced scorecard
dalam mengukur kinerja di RSU PKU Muhammadiyah Gombong ditinjau dari 4
perspektif yaitu perspektif keuangan (Net Profit Margin (NPM), Return On
Investment (ROI), Rasio Efektiftas), Pelanggan (Akuisisi pelanggan, Retensi
Pelanggan, dan Kepuasan Pelanggan), Proses Bisnis Internal (Bed Occupancy
Rate (BOR), Average Length of Stay (ALOS), Bed Turn Over (BTO), Gross
8
9
Death Rate (GDR), Net Death Rate (NDR) ), serta pembelajaran dan
pertumbuhan (Produktivitas karyawan, Retensi karyawan, Kepuasan kerja
karyawan), Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data selama 3 tahun,
yaitu dari tahun 2009-2011, kemudian peneliti melakukan evaluasi kinerja
rumah sakit dengan melihat perubahan dari tahun ke tahun.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui kinerja RSU PKU Muhammadiyah Gombong berdasarkan
pendekatan balanced scorecard.
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur kinerja RSU PKU Muhammadiyah Gombong ditinjau dari
perspektif keuangan berdasarkan pendekatan balanced scorecard
b. Mengukur kinerja RSU PKU Muhammadiyah Gombong ditinjau dari
perspektif pelanggan berdasarkan pendekatan balanced scorecard
c. Mengukur kinerja RSU PKU Muhammadiyah Gombong ditinjau dari
perspektif proses bisnis internal berdasarkan pendekatan balanced
scorecard
d. Mengukur kinerja RSU PKU Muhammadiyah Gombong ditinjau dari
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berdasarkan pendekatan
balanced scorecard
e. Mengevaluasi
penyusunan
balanced
scorecard
di
RSU
PKU
Muhammadiyah Gombong sebagai alat ukur kinerja.
9
10
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan dan
bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
penilaian kinerja dengan menggunakan balanced Scorecard.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan
penelitian menyangkut kinerja manajemen suatu badan usaha berbentuk
Rumah Sakit dengan pendekatan balanced Scorecard.
2. Aspek Praktis
a. Dapat memberikan informasi kepada pihak manajemen RSU PKU
Muhammadiyah Gombong mengenai kinerja organisasi yang sedang
dipimpin
b. Mempermudah pihak manajemen dalam menilai, memonitor dan
mengontrol kinerja yang telah dilaksanakan.
c. Meningkatkan atau memperbaiki kinerja SDM RSU PKU Muhammadiyah
Gombong guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
d. Sebagai alternatif pengukuran kinerja yang lebih komprehensif dalam
menilai kinerja manajemen RSU PKU Muhammadiyah Gombong.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian mengenai balanced scorecard telah dilakukan pada
beberapa perusahaan termasuk organisasi publik seperti Rumah Sakit baik diluar
negeri maupun dalam negeri untuk mengukur kinerja perusahaan. Penelitian
10
11
tersebut menunjukkan bahwa pengukuran kinerja dengan konsep balanced
scorecard lebih memberikan informasi yang akurat, karena tidak hanya
mengukur kinerja keuangan, tetapi juga kinerja non keuangan. Beberapa
penelitian mengenai
pengukuran kinerja dengan balanced scorecard yang
pernah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2. Keaslian Penelitian
No.
1.
Peneliti
Judul Penelitian
Persamaan
Xiao-yun
Using the Balanced Penggunaan
Chen et al. Scorecard to measure konsep Balanced
(2006
Chinese and Japanese scorecard
Hospital Perfomance
2
Prihananto,
2006
Perbedaan
Objek
dan
Indikator
penelitian
Penerapan Balanced Penggunaan
Objek
dan
Scorecard sebagai konsep Balanced Waktu
tolak ukur dalam scorecard
Penelitian
Penilaian
Kinerja
pada badan usaha
berbentuk
Rumah
Sakit”,
.
3.
Novellia
(2010)
A, Penerapan Balanced Penggunaan
Scorecard
sebagai konsep Balanced
Tolak
Ukur scorecard
Pengukuran Kinerja
Objek
dan
Indikator
Penelitian
Dari tabel perbedaan diatas, terdapat perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya dalam hal indikator, objek serta waktu pelaksanaan
penelitian.
11
Download