eJournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (2): 94-103 ISSN 0000-0000 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2013 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT Trustco Insan Mandiri Samarinda) Sapardianto [[email protected]] Abstrak Bagi perusahaan betapa pentingnya memelihara aset keuangan maupun non keuangan dengan melakukan evaluasi kinerja. Konsep untuk melakukan evaluasi pengukuran kinerja tersebut dinamakan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Balanced Scorecard merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan mempertimbangkan empat perspektif (yang saling berhubungan) yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan. Konsep ini kemudian digunakan untuk mengukur kinerja PT Trustco Insan Mandiri. PT Trustco Insan Mandiri merupakan perusahaan jasa yang memiliki fungsi mendidik manusia menjadi profesional di bidangnya dengan maksud meningkatkan kualitas kerja sumber daya manusia tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui kinerja PT Trustco Insan Mandiri jika diukur menggunakan konsep Balanced Scorecard. Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan metode pengumpulan data primer dan data sekunder dari perusahaan. Hasil penelitian pada periode 2008-2009 terdapat alat ukur dalam kriteria tidak baik yaitu ROI, DAR, akuisisi pelanggan, inovasi produk dan proses operasi. Pada periode 2009-2010 kriteria tidak baik terdapat pada CR, DAR, retensi pelanggan, inovasi produk, proses operasi dan retensi karyawan. Pada periode 2010-2011 kriteria tidak baik terdapat pada CR, akuisisi pelanggan dan proses operasi. Kata Kunci : Balanced Scorecard dan Kinerja Pendahuluan Adanya pergeseran tingkat persaingan bisnis dari industrial competition ke information competition, sehingga mengubah alat ukur atau acuan yang dipakai oleh perusahaan untuk mengukur kinerjanya. Perubahan teknologi sejalan dengan persaingan yang semakin ketat di dunia bisinis. Hal ini mendorong kebutuhan akan informasi begitu sangat mendesak untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan analisa tersebut maka diketahui Analisis kinerja Balanced Scorecard PT Trustco Insan Mandiri – Sapardianto betapa pentingnya memelihara seluruh aset, tidak hanya aset keuangan saja. Mengkaji lebih dalam tentang ini ada sebuah konsep yang disebut Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Konsep Balanced Scorecard mengkaji empat perspektif dalam mengukur kinerja perusahaan yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Salah satu yang perlu menerapkan konsep ini adalah perusahaan jasa, yaitu PT Trustco Insan Mandiri. Perusahaan tersebut memiliki fungsi mendidik manusia menjadi profesional di bidangnya dengan maksud meningkatkan kualitas SDM tersebut sehingga membuat pelanggan (lembaga) menjadi lebih produkktif, penulis tertarik untuk meneliti kinerja PT Trustco Insan Mandiri itu sendiri. Apalagi mengingat perusahaan tersebut hanya memiliki karyawan yang tidak lebih dari delapan orang dan tidak melakukan iklan sama sekali di media cetak dan media elektronik seperti televisi. Ibaratnya jika kita ingin membuat orang lain mahir berbahasa inggris, tentu terlebih dulu diri kita harus mahir bahasa inggris. Jika seorang guru ingin anak didiknya pandai membaca, tentu terlebih dahulu guru tersebut harus pandai membaca. Tujuan penelitian ini untuk mengaetahui kinerja dari PT Trustco Insan Mandiri jika diukur dengan konsep Balanced Scorecard. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan perusahaan dalam mengahapi persaingan bisnis. Secaara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan refrensi perbendaharaan materi Balanced Scorecard. Kerangka Dasar Teori Pengukuran Kinerja Pengertian pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2007: 419) adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Perusahaan Pengertian perusahaan menurut UU No.8 Tahun 1997 Pasal 1 adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau laba bersih, baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia. Balanced Scorecard Menurut Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan mempertimbangkan empat perspektif (yang saling berhubungan) yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan (Yuwono, 2007:7). Terdapat empat 95 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 94-103 perspektif dalam Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Metode Penelitian Jenis penilitian ini merupakan penelitian studi kasus menggunakan sumber data primer dan data sekunder yang pengumpulan datanya melalui wawancara dan studi kepustakaan. Pada konsep Balanced Scorecard diukur masing-masing indikator yang ada pada setiap perspektif. 1. Perspektif Keuangan Pada perspektif keuangan untuk menilai kinerja keuangan digunakan analisis rasio keuangan profitabilitas (ROI), likuiditas (current ratio), dan solvabilitas (debt to asset ratio). 2. Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan terdapat dua indikator yang digunakan yaitu akuisisi pelanggan dan retensi pelanggan. Akuisisi pelanggan dihitung dari jumlah pelanggan baru dibandingkan dengan total keseluruhan pelanggan pada periode tertentu. Retensi pelanggan dapat dihitung dari perbandingan jumlah pelanggan yang tetap setia pada periode tertentu dan total jumlah pelanggan pada periode sebelumnya. 3. Perspektif Proses Internal Bisnis Pada perspektif ini terdapat tiga indikator yaitu inovasi produk, proses operasi dan layanan purna jual. Inovasi produk diperoleh dengan cara menghitung persentase pendapatan yang berasal dari setiap produk baru (revenue of new products) untuk suatu periode tertentu dibandingkan dengan total pendapatan dalam periode tersebut. Proses operasi dilihat dari waktu mengurus agar jasa yang dijual bisa sampai kepada pelanggan. Mulai dari yang sifatnya administrasi di awal sampai dengan pelaksanaan. Layanan purna jual merupakan perbandingan antara keluhan pelanggan yang berhasil ditangani oleh perusahaan dengan total keluhan yang masuk. 4. Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan Pada perspektif ini terdapat dua indikator yaitu produktivitas karyawan dan retensi karyawan. Produktivitas karyawan dihitung dengan membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Retensi karyawan Kemampuan perusahaan mempertahankan karyawan. Tabel 3.1. Kriteria Kinerja Perspektif Keuangan Alat Ukur Perspektif Keuangan Kriteria Baik ROI Rasio profitabilitas Rasio meningkat CR Rasio likuiditas Rasio optimal 200% DAR Rasio solvabilitas Rasio menurun Sumber : Kasmir, 2008 : 202 96 Analisis kinerja Balanced Scorecard PT Trustco Insan Mandiri – Sapardianto Tabel 3.2. Kriteria Kinerja Perspektif Pelanggan Alat Ukur Perspektif Pelanggan Kriteria Baik Rasio pelanggan baru Akuisisi Pelanggan Rasio meningkat terhadap total pelanggan Rasio pelanggan lama Retensi Pelanggan terhadap total pelanggan Rasio meningkat pada periode sebelumnya Sumber : Yuwono, 2007 : 165 Tabel 3.3. Kriteria Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis Perspektif Proses Internal Alat Ukur Kriteria Baik Bisnis Inovasi Produk Kontribusi produk baru terhadap laba Rasio meningkat Proses Operasi Waktu pelayanan administrasi Waktu semakin sedikit Layanan Purna Jual Rasio keluhan yang berhasil ditangani Rasio meningkat Sumber : Yuwono, 2007 : 166 Tabel 3.4. Kriteria Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Alat Ukur Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Kriteria Baik Produktivitas Karyawan Rasio laba perusahaan terhadap total karyawan Nilainya meningkat Retensi Karyawan Rasio karyawan yang keluar terhadap total karyawan Rasio menurun Sumber : Norton dan Kaplan, 2000 : 113 Hasil Penelitian dan Pembahasan PT Trustco Insan Mandiri merupakan perusahaan jasa yang memiliki fungsi mendidik manusia menjadi profesional di bidangnya dengan maksud meningkatkan kualitas kerja sumber daya manusi. Tersebar di 16 kota besar di Indonesia. Untuk di Samarinda beralamat di Jln. Juanda 8 Komplek Perkantoran Juanda Plaza Blok A-10. Dari perspektif keuangan, kinerja PT Trustco Insan Mandiri dapat dilihat pada tabel berikut : 97 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 94-103 Tabel 4.1. Rasio Keuangan PT Trustco Insan Mandiri Rasio 2008 2009 2010 2011 Return On Investmen 8,75 % 6,67 % 18,75 % 33,33 % Current Ratio 700% 189% 484% 909% Debt to Asset Ratio 0,63 % 1,77 % 1,94 % 1,83 % Sumber : PT Trustco Insan Mandiri, 2013 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa periode 2008-2009 kondisi ROI tidak baik karena mengalami penurunan 23,77%. Walaupun begitu perusahaan masih dalam kondisi profit yang baik karena nilai ROI positif. Untuk periode 2009-2010 dan 2010-2011 kondisi ROI baik, masing-masing mengalami peningkatan yaitu 181,11% dan 77,77%. Periode 2008-2009 kondisi Current Ratio masuk kategori baik karena mendekati 200%. Pada periode 2009-2010 kondisi Current Ratio tidak baik, jauh melebihi 200%. Demikian pula di periode 2010-2011 kondisi jauh lebih tidak baik, karena angka terlalu tinggi yaitu 909%. Walupun demikian, pada setiap periode perusahaan masih dalam kondisi likuid. kondisi DAR pada periode 2008-2009 masuk kriteria tidak baik karena terjadi kenaikan 180,95%. Di periode 2009-2010 kondisi DAR kembali pada kriteria yang tidak baik, mengalami kenaaikan 9,60%. Walaupun demikian kondisi perusahaan masih dalam keadaan solvable. Pada periode 2010-2011, kondisi DAR mengalami penurunan 5,67% sehingga masuk kategori baik. Pada perspektif pelanggan, diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel berikut : Tabel 4.2. Data Jumlah Pelanggan PT Trustco Insan Mandiri Kategori Pelanggan 2008 2009 2010 2011 Pelanggan Baru 80 98 114 (lembaga) Pelanggan Lama 12 17 11 (lembaga) Total Pelanggan 92 115 125 (lembaga) Sumber : PT Trustco Insan Mandiri, 2013 Hasil pengukuran pada perspektif pelanggan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.9. Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan Alat Ukur 2008 2009 2010 122 28 150 pada tabel 2011 Akuisisi Pelanggan 86,96 % 85,22 % 91,20 % 81,33 % Retensi Pelanggan 13,04 % 18,48 % 9,57 % 22,40 % Sumber : Data diolah peneliti Berdasarkan analisis data yang terlihat pada Tabel 4.9 Kondisi akuisisi pelanggan pada periode 2008-2009 tidak baik karena mengalami penurunan 2%. 98 Analisis kinerja Balanced Scorecard PT Trustco Insan Mandiri – Sapardianto Sedangkan periode 2009-2010 masuk kriteria baik dengan mengalami peningkatan 7,01%. Pada periode berikutnya, yakni 2010-2011 mengalami penurunan 10,82% dengan kriteria tidak baik. Retensi pelanggan menggambarkan bahwa periode 2008-2009 masuk dalam kriteria baik karena mengalami peningkatan 41,72%. Pada periode berikutnya dalam kondisi tidak baik karena mengalami penurunan hingga 48,21%. Pada perode 2010-2011 masuk kategori baik. Pada perspektif proses internal bisnis, diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel berikut : Tabel 4.3. Data Indikator Perspektif Proses Internal Bisnis Keterangan Produk Baru 2008 Tidak ada 2009 Tidak ada 2010 Tidak ada 2011 Anak Jenius Indonesia (AJI) 1 – 4 pekan 3 komplain Proses operasi 1 – 4 pekan 1 – 4 pekan 1 – 4 pekan Keluhan 2 komplain 3 komplain 3 komplain Pelanggan Keluhan yang 2 komplain 3 komplain 3 komplain 3 komplain selesai ditangani Sumber : PT Trustco Insan Mandiri, 2013 Hasil pengukuran pada perspektif proses internal bisnis dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.13. Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis Alat Ukur 2008 2009 2010 2011 Inovasi Produk 0 % 0% 0% 2,50 % Proses Operasi 1 – 4 Pekan 1 – 4 Pekan 1 – 4 Pekan 1 – 4 Pekan Lay. Purna Jual 100 % 100 % 100 % 100 % Sumber : Data diolah Pada Tabel 4.13 terlihat bahwa kondisi inovasi produk periode 2008-2009 dan 2009-2010 dalam kriteria tidak baik, karena tidak ada peningkatan sama sekali. Berbeda pada periode 2010-2011, terjadi inovasi produk yang memberikan kontribusi 2,5% laba bersih. Kondisi proses operasi dalam kriteria tidak baik. Karena sama sekali tidak ada perubahan persentase. Kondisi layanan purna jual masuk kriteria baik pada setiap periode. Hal ini menggambarkan perusahaan mampu menyelesaaikan permasalah atau komplain dari para pelanggan. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel berikut : 99 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 94-103 Tabel 4.4. Data Indikator Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Keterangan 2008 2009 2010 2011 Jumlah Karyawan (orang) 5 5 7 7 Laba Bersih (Rp. 000,-) 70.000,100.000,- 300.000,- 600.000,Resign / PHK (orang) 0 0 2 0 Sumber : PT Trustco Insan Mandiri, 2013 Hasil pengukuran pada perspektif proses dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.18. Pengukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Alat Ukur 2008 2009 2010 2011 Produktivitas Rp.14.000.000 Rp.20.000.000 Rp.42.857.143 Rp.85.714.286 Karyawan Retensi 0% 0% 28,57 % 0% Karyawan Sumber : Data diolah Berdasarkan Tabel 4.18 kondisi produktivitas karyawan selalu mengalami peningkatan pada setiap periode. Ini menggambarkan bahwa produktivitas karyawan masuk dalam kriteria baik pada setiap periode. Kondisi retensi karyawan pada periode 2008-2009 dalam kriteria baik. Berbeda pada periode 2009-2010, kondisi retensi karyawan masuk dalam kriteria tidak baik. Sedangkan pada periode 2010-2011 retensi karyawan kembali membaik. Berdasarkan analisis dari masing-masing perspektif dalam konsep Balanced Scorecard maka dapat dilihat hasil pengukuran kinerja PT Trustco Insan Mandiri Samarinda pada tabel berikut : 100 Analisis kinerja Balanced Scorecard PT Trustco Insan Mandiri – Sapardianto Tabel 4.22. Kinerja PT Trustco Insan Mandiri Samarinda yang Diukur dengan Konsep Balanced Scorecard PERSPEKTIF KEUANGAN 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Tidak Baik Baik Baik - ROI Baik Tidak Baik Tidak Baik - CR Tidak Baik Tidak Baik Baik - DAR PERSPEKTIF 2008 – 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 PELANGGAN Tidak Baik Baik Tidak Baik - Akuisisi Pelanggan Baik Tidak Baik Baik - Retensi Pelanggan PERSPEKTIF PROSES 2008 – 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 INTERNAL BISNIS Tidak Baik Tidak Baik Baik - Inovasi Produk Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik - Proses Operasi Baik Baik Baik - Layanan Purna Jual PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN 2008 – 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 PERTUMBUHAN Baik Baik Baik - Produktivitas Karyawan Baik Tidak Baik Baik - Retensi Karyawan Sumber : Data diolah Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Pada periode 2008-2009, ROI dalam kondisi tidak baik karena kenaikan laba tidak berbanding lurus dengan kenaikan aset perusahaan, persentase kenaikan aset 87,5% sedangkan persentase kenaikan laba 42,86%. Faktor penyebab perbedaan kenaikan persentase ini karena perusahaan kurang mampu menekan pengeluaran (biaya) dan mungkin juga disebabkan menurunnya pendapatan. Demikian pula dengan Debt to Asset Ratio (DAR). Pada periode 2008-2009 kondisi DAR yang tidak baik disebabkan oleh lemahnya kontrol terhadap utang perusahaan. Ini dilihat dari persentase kenaikan utang yaitu 430%. Tidak sebanding dengan kenaikan aktiva yang hanya 87,5%. Kondisi DAR yang tidak baik juga terjadi pada periode 2009-2010. Pada periode 2009-2010 kondisi Current Ratio (CR) tidak baik disebabkan nilai aktiva lancar begitu tinggi dibandingkan dengan utang lancar. hal ini manggambarkan perusahaan belum mampu mengelola kas dan unsur-unsur aktiva lancar lainnya dengan baik. Kondisi CAR yang tidak baik juga terjadi pada periode 2010-2011. Periode 2008-2009, akuisisi pelanggan tidak baik disebabkan minimnya jumlah karyawan sehinga lebih banyak terfokus pada pelanggan lama serta dari para calon pelanggan sendiri yang lebih memilih melakukan training indoor di 101 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 94-103 Pulau Jawa. Akuisisi Pelanggan juga dalam kriteria tidak baik pada periode 20102011. Pada periode 2009-2010, retensi pelanggan tidak baik. Faktor penyebab turunnya persentase tersebut dikarenakan tidak semua pelanggan melakukan agenda training setiap tahun. Sedangkan penyebab internal adalah minimnya jumlah karyawan Pada periode 2008-2009 dan 2009-2010 inovasi produk masuk kriteria tidak baik karena memang perusahaan tidak ada meluncurkaan produk baru. Pada setiap periode yang diteliti, proses operasi masuk kriteria tidak baik dikarenakan perusahaan tidak melakukan deadline pengurangan waktu proses administrasi. Periode 2009-2010 kriteria retensi karyawan dalam keadaan tidak baik. Pada periode ini terjadi pengunduran diri karyawan sebanyak 2 orang. Perusahaan belum mampu membuat karyawan merasa nyaman sehingga karyawan mengundurkan diri dan beralih bekerja ke perusahaan lain. Saran Perlu adanya pemanfaatan aktiva lancar (terutama kas) untuk menormalkan nilai current ratio. Salah satu pemanfaat tersebut bisa dilakukan dengan menciptakan suatu produk baru atau dengan melakukan inovasi-inovasi produk yang lainnya dengan pertimbangan yang matang agar tidak mengganggu kewajiban jangka pendek. Perlu adanya penambahan karyawan agar lebih fokus pembagian kerjanya. Kemudian bisa juga dengan membuat departemen khusus untuk melakukan ekspansi mencari pelanggan baru dan membuat departemen khusus pula bagian pelayanan pelanggan lama. Untuk proses operasi disarankan perusahaan menetapkan waktu yang lebih singkat dalam proses pengurusan administrasi dan hal-hal lainnya yang menunjang proses penyaluran produk jasa perusahaan. Yang semula maksimal 4 pekan, bisa dipersingkat misal dengan 2 pekan dengan catatan tetap dalam koridor standar operasional. Ini bertujuan agar pelanggan merasa lebih nyaman karena proses administrasi tidak terlalu lama. Untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan konsep Balanced Scorecard disarankan agar menambah lebih banyak lagi indikator yang digunakan. Daftar Pustaka Anthony, Robert N dan Robert H. Hermanson. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat Aurora, Novella. 2010. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja. Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta : PT Grasindo 102 Analisis kinerja Balanced Scorecard PT Trustco Insan Mandiri – Sapardianto Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. 2000. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balanced Scorecard. Jakarta : Erlangga Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Mulyadi. 2005. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta : UPP AMP YKPN . 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta : Salemba Empat Putri, Dhika Pratiwi. 2008. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta Sawir, Agnes. 2001. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kedua. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Yuwono, Sony, dkk. 2007. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Pengertian dan Definisi Perusahaan. 2013. http://carapedia.com/pengertian_definisi_perusahaan_info2035.html (diakses 02 April 2013) 103