RESUME_JURNAL_MUTU_PELAYANAN - E

advertisement
RESUME HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN TINGKAT
KEPUASAN PASIEN ASURANSI KESEHATAN KELUARGA MISKIN
DI RSU PKU MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA
Oleh:
dr. WEGIG WIDJANARKO
NIM.
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PASCA SARJANA UNIVERISTAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2011
MUTU PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN ASURANSI
KESEHATAN KELUARGA MISKIN DI RSU PKU MUHAMMDIYAH
YOGYAKRTA
Abstract: This was a survey study used cross sectional design. Fifty three Pt. in
marwa and arafah ward PKU Muhammadiyah Hospital of Yoogyakarta were
drawn as sample of this study using simple random sampling. Instrument of the
study were questionares. The validity of the instrument was tasted by product
moment and reliability was tested by Cronbach Alpha.
The result of study showed that quality of health service in PKU Muhammadiyah
Hospital of Yogyakarta was in good level ( 75,47%). Level of satisfaction of poor
family helath insurane Pt. was in satisfied level (73,58%) and no satisfied level
(1,89%). There was asignificant relationship between health service quality and
level of satisfaction of poor family helath insurance patient (r=0,714; p<0,01).
Kata Kunci: Mutu, Kepuasan, Askes Keluarga Miskin.
PENDAHULUAN
Dampak krisis ekonomi tahun 1997 sangat berpengaruh terhadap
masyarakat miskin terutama masalah kesehatan. Bila jatuh sakit, keluarga miskin
kehilangan daya untuk kelangsungan kehidupan keluaraganya dan akan
bertambah miskin. Hal ini diperparah dengan meningkatnya biaya pelayanan
kesehatan sehingga makinm sulit dijangkau keluarga miskin ( Irianto,2003)
Untuk memelihara derajat kesehatan masyarakat miskin sesuai UUD 45
pasal 28 H, pasal 34 ayat 1,2,3,4 serta TAP MPR/VI/2002 dilakukan
pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan, salah satunya pengembangan
jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin ( JPK-Gakin) karena sesuai
dengan slogan yang diusung oleh DEPKES “ Masyarakat Miskin berhak atas
Hidup sehat dan Sejahtera” (Utami, 2005).
Pelaksanaan Askeskin dimulai tanggal 1 Januari 2005 dan tahap II 1 Juli
2005, namun dalam pelaksanaannya di rumah sakit tidak sedikit keluhan selama
ini diarahkan pada kualitas peayanan rumah sakit yang dinilai masih rendah.
Penyebabnya klasik, yaitu masalah keterbatasan dana, sehingga rumah sakit tidak
bisa mengembangkan mutu layanannya, baik karena peralatan medis yang terbatas
maupun
kemampuan
sumber
daya
manusiayang
rendah
(www.pemda_diy.go.id,2006).
Hasil survey Indonesian Corruption Watch (ICW) terhadap kepuasan
penggunaan fasilitas dan sarana didaerah mencapai 72 %, kepuasan pasien
terhadap dokter di PUSKESMAS mencapai 85 % (WWW.depkes.go.id,2006).
RSU PKU Muhammdiyah telah memberikan pelayanan ASKESKIN mulai
tanggal 1 Maret 2006, belum ada penilaian mutu pelayanan rumah sakit maupun
tingkat kepuasan peserta ASKESKIN di RSU tersebut.
Mengingat pentingnya memaksimalkan dimensi mutu pelayanan rumah
sakit untuk meningkatkan kepuasan pasien termasuk kepada pasien keluarga
miskin, penulis merasa penelitian ini perlu dan menark sekali untuk dilakukan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey analitik dengan
pendekatan waktu Cross Sectional.
Mutu pelayanan rawat inap kelas III RS adalah skor jawaban responden
tentang dimensi kualitas pelayanan yang diberikan diruang ranap kelas III
meliputi hubungan dokter dengan pasien, hubungan perawat dengan pasien,
kenyamanan pelayanan, kebebasan melakukan pilihan, pengetahuan dan
kompetensi teknis dan efektifitas pelayanan yang diperoleh melalui pengisian
kuesioner yang diberikan kepada responden. Data diukur melalui skala interval.
Tingkat kepuasan pasien askeskin adalah skor tentang ungkapan responden
tentang pelayanan di ranap kelas III yang diukur dengan dimensi kepuasan pasien
yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurancedan empathy. Data diukur
dengan skala interval.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang telah berusia lebih
atau sama dengan 16 tahun, berpendidikan lulus SD yang dirawat di ruang marwa
dan arafah RSU PKU Muhammdiyah Yogyakarta bulan September 2006, pasien
siap – siap akan pulang dengan jumlah pasien seluruhnya 61 orang. Jumlah
sampel adalah 53 dihitung berdasarkan table Krecjie atas kesalahan 5 %.
Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik
simple random sampling.
Alat yang digunakan untuk mengumplkan data mutu pelayanan dan tingkat
kepuasan pasien adalah angket / kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup
(closed ended questionnaires)
Uji coba angket dilakukan pada 20 pasien dengan menggunakan
pendekatan waktu internal consistenc. Sedangkan uji validitas mennggunakan
rumus korelasi product moment. Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil bahwa
untuk pertanyaan mutu pelayanan kesehatan yang gugur adalah pertanyaan nomor
12,13, dan 14 sedangkan untuk tingkat kepuasan adalah 13, 23, dan 24.
Berdasarkan uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach alpha untuk kuesioner
mutu pelayanan adalah 0,9431 lebih besar dari 0,80 sehingga kuesioner mutu
pelayanan dinyatakan reliable. Sedangkan tingkat kepuasan pasien 0,9258 lebih
besar dari 0,80 sehingga kuesioenr tingkat kepuasan pasien dinyatkan reliable.
Hasil dari pengumpulan data pada penelitian ini diolah dengan
menggunakan computer dengan program SPSS for windows versi 11,5 . Jawaban
tentang masing – masing variable diklasifikasikan menjadi Sangat baik/sangat
puas: bila skor jawaban responden 76-100%, Baik/puas: bila skor jawaban
responden 56-75%, cukup/tidak puas: bila skor jawaban responden 40-55%,
Buruk / sangat tidak puas: bila skor jawaban responden < 40 % .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 53 responden penguna ASKESGakin didapatkan karakteristik responden sebgai berikut:
Berdasarkan Umur, terbanyak adalah 16-30 tahun sebanyak 16 orang (30,19%)
dan presentase terendah adalah 73-85 tahun sebanyak 4 orang (7,55%).
Berdasrakan tingkat pendidikan, presentase terbanyak adalah SD yaitu 24 orang
(45,28%) dan presentase terkecil adalah PT yaitu 3 orang (5,66%).
Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga terbanyak
presentase terbanyak adalah 2-4 orang sebanyak 29 orang (54,72%) dan esponden
terbanyak adalah laki – laki sebanyak 32 orang (60,38%).
Respnden paling banyak berasal dari Sleman sebanyak 23 orang (43,40 %)
dan paling sedikit berasal dari Kulonprogo sebanyak 1 orang (1,89%).
Lamanya responden dirawat dirumah sakit adalah 1-4 hari menduduki
peringkat tertinggi sebanyak 25 orang (47,17%) dan paling sedikit dirawat selama
13-16 hari sebanyak 1 orang (1,89%).
Mutu pelayanan kesehatan di RSU PKU Muhammdiyah Yogyakarta bulan
September 2006adalah baik sebanyak 40 orang (75,47%, cukup 1 orang (1,89%)
dan yang menyatakan kurang puas 0 %.
Mutu pelayanan kesehatan mayoritas (75%) adalah baik. Hasil penelitian
ini dapat digunkan untuk meluruskan asumsi masyarakat selama ini, yaitu asumsi
miring di media massa terhadap pelayanan yang diberikan kepada pemegang kartu
sehat dianggap kurang memuaskan. Hal ini salah satunya disebabkan kurangnya
informasi yang diberikan secara langsung oleh DINKES Provinsi dalam
mensosialisasikan kebijakan ASKES-Gakin kepada masyarakat, sehingga
masyarakat menerima informasi tersebut tidak langsung dari pihak yang
betanggung jawab (ICW, 205). Sosialisasi ini penting karena dengan masyarakat
tahu tentang kebijakan maka mereka akan tahu hak-hak dasarnya, dengan
demikian masyarakat bisa ikut berpartisipasi memantau pelayanan kesehatan
(www.depkes.go.id, 2006).
Distribusi frekwensi dimensi mutu pelayanan kesehatan adalah baik,
terbaik dimensi mutu pengetahuan dan kompetensi teknis yaitu 83,02% dan tidak
ada rseponden yang menyatakan cukup ataupun kurang. Dimensi yang kurang
baik yaitu dimensi kenyamanan pelayanan yaitu cukup 26,42 % dan 56,60% baik.
Tidak ada dimensi yang menunjukkan mutu pelayanan kurang.
Mutu adalah factor keputusan mendasar dari pelanggan (Wijono,2000).
Pelanggan mendifinisikan mutu yaitu apapun yang oleh pelanggan dianggap
sebagai mutu (Gerson,2004).
Hasil penelitian ini menunukkan bahwa dimensi terbaik adalah dimensi
mutu pengetahuan dan kompetensi teknis. Hasil penilaian mutu dimensi ini
merupakan keputusan pasien dalam menilai pengetahuan dan kompetensi teknis
petugas kesehatan. Pengetahuan
dan komptensi teknis yang baik akan
mendukung mutu efektifitas pelayanan.
Dimensi yang kurang baik yaitu dimensi mutu kenyamanan pelayanan.
Penilaian pasien ini didasarkan pada kenyamanan, kebersihan dan keamanan
ruang perawatan. Karena ruang perawatan kelas III, antar tempat tidur pasien
hanya dibatasi dengan kain pembatas, sehingga kenyamanan pasien terganggu.
Tingkat Kepuasan pasien pengguna ASKES-Gakin di RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta bulan September 2006 adalah Puas sebanyak 39
orang (73,58%) dan tidak puas sebanyak 1 orang (1,89%).
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang
merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang
dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang (Wijono,2000). Dari
hasil tingkat kepuasan ini menunjukkan bahwa RSU PKU Muhammdiyah sangat
serius dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan walaupun pelangganya
merupakan peserta ASKES-Gakin. Besarnya nilai tingkat kepuasan juga dapat
disebabkan responden penelitian ini semuanya adalah GAkin. Seseorang yang
mempunyai pendapatan rendah atau berada di kelas social ekonomi rendah akan
lebih puas dibandingkan dengan mereka yang berada dikelas sosial tinggi (Hall&
Doman cit Mardikanto, 1999). Selain itu, menurut pengamatan penulis, bangsal
marwa dan arafah merupakan bangsal yang digunakan banyak praktikan dari
pendidikan keperawatan. Seorang praktikan cenderung untuk memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Kondisi ini berpengaruh terhadap
penilaian tingkat kepuasan pasien.
Tingkat kepuasan yang mayoritas dirasakan pasien mempengaruhi pasien
tersebut untuk berkunjung kembali ke RSU PKU Muhammdiyah Yogyakarta bila
pasien sakit lagi. Hal ini sesuai pendapat Kotler dan Andreasen (1995), semakin
puas pelanggan maka akan berpengaruh untuk kembali menggunakan jasa yang
sama serta mampu mempengaruhi konsumen lain untuk ikut serta menggunakan
jasa tersebut.
Hasil uji Product Moment bahwa signifikansi korelasi mutu pelayanan
dengan tingkat kepuasan pasien pengguna ASKES Gakin sebesar 0,000. Jadi
terdapat hubungan sangat signifikan antara mutu pelayanan kesehatan dengan
tingkat kepuasan pasien. Hal ini menunjukkan semakin tinggi mutu pelayanan
kesehatan maka semakin tinggi kepuasan pasien. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dapat menimbulkan rasa puas pada
setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu
pelayanan kesehatan (Saifudin cit Wiyono, 2000). Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian Agustriono dan Sumarno (2006) di RS Elisabeth
Semarang, yaitu semakin tinggi kulaitas pelayanan yang diberikan, maka semakin
tinggi pula kepuasan pasien dalam mendapatkan pelayanan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa mutu
pelayanan kesehatan di RSU PKU Muhammdiyah Yogyakarta dalam kategori
baik untuk semua dimensi mutu pelayanan kesehatan. Dimensi yang paling baik
adalah dimensi tingkat pengetahuan dan komptensi teknis petugas kesehatan.
Dimensi mutu kenyamanan pelayanan pasien perlu mendapatkan perhatian lebih
diantara dimensi mutu yang lainnya.
Tingkat
kepuasan
pasien
peserta
ASKES-Gakin
di
RSU
PKU
Muhammdiyah Yogyakarta sebagian besar dalam kategori memuaskan, tidak ada
dimensi dengan hasil tidak puas. Tingkat kepuasan tertinggi pada dimensi empati
dan tingkat kepuasan terendah pada dimensi bukti fisik. Faktor sosiodemografi
dan lama pasien dirawat di rumah sakit tidak mempengaruhi tingkat kepuasan
pasien pengguna ASKES-Gakin.
Ada hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien
pengguna ASKES-Gakin. Semakin baik mutu pelayanan kesehatan semakin tinggi
tingkat kepuasan pasien.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan, dapat disusun saran
sebagai berikut:
1) Bagi petugas kesehatan RSU PKU Muhammdiyah Yogyakarta: Pasien
pengguna ASKES-Gakin menilai baik dimensi mutu pelayanan kesehatan
dan merasakan kepuasan pada semua dimensi, untuk itu diharapkan semua
petugas kesehatan dapat meningkatkan kinerja yang ada.
2) Bagi pihak Manajemen RSU PKU Muhammdiyah Yogyakarta: dimensi
mutu pelayanan kesehatan semua pada kategori baik dan pasien pengguna
ASKES-gakin puas terhadap semua dimensi yang ada , sehingga
diharapkan untuk terus meningkatkan kondisi yang ada, sehingga
kepercayaan masyarakat akan semakin baik dan masyarakat akan
melakukan kunjungan balik.
3) Bagi Masyarakat: diharapkan kepada masyarakat peserta ASKES-Gakin
agar tidak selalu cepat menanggapi isu – isu negative dari media massa ,
dan diharapkan dalam penerimaan informasi adalah dari pihak yang dapat
dipertanggungjawabkan seperti PT. ASKES sendiri atau DINKES
setempat, sehingga tidak ada kesalahan informasi.
4) Bagi Peneliti selanjutnya: untuk melkaukan penelitian yang lebih
komprehensif , diharapkan dapt melakukan wawancara secara mendalam
terhadap dimensi mutu pelayanan dan dimensi kepuasan, serta
memperhatikan keberadaan praktikan di ruang perawatan yang diteliti.
Download