ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN UMUR, JENIS KELAMIN, IMT, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OSTEOATHRITIS LUTUT disusun oleh: YULIDAR KHAIRANI G1A109027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2012/2013 Hubungan Umur, Jenis Kelamin, IMT, dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Osteoathritis Lutut Yulidar Khairani, Eryasni Husni, Nindya Aryanty, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, jenis kelamin, IMT, dan aktivitas dengan kejadian osteoathritis lutut Di Bagian Poli Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan teknik cross sectional. penelitian melibatkan 85 pasien dengan keluhan nyeri lutut yang datang ke RSUD Raden Mattaher Jambi. Di dapatkan 74 pasien yang positif osteoarthritis lutut dan dari uji analitik yang dilakukan didapatkan umur (P=0,015), jenis kelamin (P=0,028) dan IMT (P=0,002) merupakan faktor resiko yang dapat menyebabkan OA lutut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara umur, jenis kelamin dan IMT dengan kejadian osteoartritis lutut, sedangkan pada aktivitas fisik tidak terdapat hubungan bermakna (P=0,584) dengan osteoarthritis lutut. Kata kunci: IMT; Obesitas; Osteoartritis lutut PENDAHULUAN Osteoathritis adalah penyakit bersifat Terjadinya osteoartritis dipengaruhi oleh kronik, lambat, faktor-faktor resiko yaitu umur (proses noninflamasi atau hanya menyebabkan penuaan), genetik, kegemukan, cedera inflamasi ringan, serta ditandai dengan sendi, pekerjaan, olah raga, kelainan adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi anatomi, serta pembentukan tulang baru pada penyakit inflamasi sendi. diantara faktor – permukaan sendi. Osteoartritis biasanya faktor tersebut umur merupakan faktor mengenai sendi penopang berat badan utama yang menyebabkan osteoarthritis (weight bearing) terutama sendi lutut. dikarenakan Osteoartritis pada sendi lutut ini dapat Prevalensi dan beratnya osteoarthritis menyebabkan semakin meningkat dengan bertambahnya berjalan progresif nyeri yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup.2 umur. penyakit proses metabolik, dan degenerative. Jenis kelamin juga memiliki peranan akan meningkatkan beban yang diterima penting dalam terjadinya OA lutut, wanita oleh permukaan sendi tulang, terutama lebih sering terkena OA dari pada laki – sendi yang berfungsi sebagai penopang laki hal ini terjadi akibat hormonal pada tubuh seperti sendi lutut dan sendi wanita yang telah menaupose, yang panggul sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan hormone estrogen turun menimbulkan kerusakan kartilago sendi yang dari secara mekanis maupun biologis, dimana densitas tulang dan persendian. Faktor terbentuknya kaskade inflamasi maupun resiko perusakan secara enzimatik.8 menyebabkan penurunan lainnya, seperti faktor mekanis berupa cedera sendi,2 Faktor Faktor lainnya yang juga berperan adalah berikutnya yang dapat perkerjaan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan OA lutut adalah berat menyebabkan terjadinya osteoarthritis.2,3 badan berlebihan atau obesitas juga menurut FAO (1985) aktifitas fisik dibagi berkaitan dengan kejadiaan osteoarthritis, berdasarkan proporsi waktu kerja yaitu: hal ini terjadi karena pada kondisi obes Kelompok Aktivitas Ringan Sedang Berat Jenis Kegiatan 75% dari waktu digunakan adalah untuk duduk dan 25% untuk kegiatan berdiri dan berpindah. 25% waktu yang digunakan adalah untuk duduk dan 75% untuk kegiatan kerja khusus dalam bidang perkerjaannya. Contoh penambang, penebang pohon, kuli angkut. 40% dari waktu yang digunakan adalah untuk duduk dan 60% untuk kegiatan kerja khusus dalam bidang nya. Contoh perkerjaannya, supir, nelayan, tukang las. Penegakan diagnosis OA lutut dilakukan secara anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Menurut The American College of Rheumatology, terdapat beberapa kriteria diagnosis OA lutut seperti pada tabel berikut: KLINIK RADIOGRAFIK LUTUT Nyeri lutut + minimal 3 dari 6 Nyeri lutut + minimal 1 dari 3 kriteria berikut : kriteria berikut : - Osteophyte - Usia > 50 tahun celah - Kaku pagi < 30 - Penyempitan sendi yang seringkali menit asimetris atu - Krepitus perubahan struktur - Nyeri tekan anatomi sendi - Pembesaran tulang - Tidak panas pada - Kista subkondral dan sklerosis perabaan Survey data awal di RSUD Raden instrument penelitian berupa kuesioner, Mattaher pada tahun 2012 pasien OA lembar observasi, timbangan dan alat yang datang berobat di RSUD Raden mengukur tinggi badan. Kuesioner disini Mattaher khususnya di Poli Penyakit berisi pertanyaan terbuka untuk mengukur Dalam sebanyak 1312 pasien, dan dari tingkat aktivitas fisik sedangkan lembar penellitian survey awal ini juga dapat observasi untuk mencatat identitas pasien, diketahui bahwa OA merupakan 10 besar umur, jenis kelamin, berat badan dan penyakit terbanyak yang dilayanani di tinggi badan pasien yang telah diukur RSUD Raden Mattaher. Berdasarkan sebelumnya. Jenis analisis data yang uraian untuk digunakan adalah analisis univariat dan meneliti hubungan umur, jenis kelamin, analisis bivariat. Analisis bivariat yang indeks masa tubuh (IMT), dan aktivitas digunakan dalam penelitian ini adalah uji fisik dengan kejadian osteoathritis lutut Chi Square Test, Fisher’s Exact Test dan di bagian poli penyakit dalam RSUD uji Kolmogorov-Smirnov dalam program Raden Mattaher Provinsi Jambi” softwere komputer, untuk menguji hipotesis hubungan antara variabel inilah peneliti tertarik independen dengan variabel dependen. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan jenis penelitian cross HASIL DAN PEMBAHASAN sectional. Penelitian ini dilakukan di Poli Berdasarkan Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher pasien yang memiliki keluhan nyeri lutut Jambi dalam waktu penelitian dari bulan di Poli Penyakit Dalam RSUD Raden Mei sampai Juni 2013. Populasi penelitian Mattaher Provinsi Jambi Periode Mei – ini adalah seluruh pasien yang mengeluh Juni Tahun 2013, didapatkan sebanyak 85 nyeri di lutut yang datang berobat di Poli pasien yang memiliki keluhan nyeri lutut, Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher dimana dari jumlah tersebut 74 pasien Jambi, dengan teknik kuota sampling didiagnosis berdasarkan rumus sampel minimal yang berdasarkan kriteria dignosis osteoartritis ditetapkan menurut dan consecutive diambil menggunakan sampling. sebanyak Pengumpulan data sampel 85 teknik yang pasien. menggunakan The Rheumatology. hasil wawancara dengan osteoarthritis American Setelah lutut College itu of dilakukan analisis dengan menggunakan softwere computer. Tabel 1. Umur dengan Osteoarthritis Tabel Lutut Osteoarthritis Lutut Umur (tahun ) < 50 50-59 >60 Total Osteoarthitis Lutut Osteoarthit Bukan is Lutut Osteoarthit is Lutut 12 (16,2%) 7 (63,6%) 26 (35,2%) 4 (36,4%) 36 48,6%) 0 (0%) 74 11 Tota l 19 30 36 85 P Valu e 4. Aktifita s fisik 0,02 1 Ringan Sedang Berat Tabel 2. Jenis Kelamin dengan Total Osteoarthitis Lutut Jenis Kela min Laki – Laki Pere mpua n Total Aktifitas fisik Osteoarthitis Lutut Osteoart Bukan hitis Osteoart Lutut hitis Lutut 32 2 (43,2%) (18,2%) 34 6 (45,9%) (54,55) 8 3 (10,8%) (27,3%) 74 11 dengan Total 34 P Val ue 0,58 4 40 11 85 Pada tabel 1, tabel 2, dan tabel 3 Osteoarthitis Lutut Osteo Bukan arthi Osteoart tis hitis Lutut Lutut 23 8 (31,1) (72,7%) Total P Val ue 31 (36,5%) 0,01 5 51 (68,9) 3 (27,3%) 54 (63,5%) 74 11 85 Pre vale nsi rati o 2,3 didapatkan P value <0,05 hal ini menerangkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin, umur dan indeks masa tubuh dengan kejadian OA lutut. Sedangkan pada tabel 4, memiliki P value >0,05 maka tidak ada hubungan bermakna antara aktifitas fisik dengan kejadian OA lutut. Tabel 3. Indeks Masa Tubuh dengan Faktor Osteoarthritis Lutut Prevalensi dan beratnya OA lutut semakin Indeks Masa Tubuh Under weight Normo weight Overw eight Obesit as Total Osteoarthitis Lutut Osteoart Bukan hitis Osteoart Lutut hitis Lutut 0 (0%) 0 (0%) 16 (21,6%) 17 (23%) 41 (55,4%) 74 umur adalah yang terkuat. meningkat dengan bertambahnya umur.2,3 Total P Value 0 0,002 OA lutut hampir tidak pernah terjadi pada anak – anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.2 namun perlu diingat bahwa OA 9 (81,8%) 2 (18,2%) 0 (0%) 25 41 penelitian ini dapat dilihat pada tabel.1 11 85 dimana didapatkan persentasi tertinggi bukan diakibatkan oleh faktor penuaan 19 saja. Teori ini sesuai dengan hasil pada penderita OA lutut berumur lebih dari 60 tahun. Proses penuaan dimulai pada usia lanjut, hormon estrogen salah satunya adalah terlihat perubahan permukaan sendi yang membantu baik pada usia muda menjadi permukaan matriks tulang, dan jika estrogen menurun granular mengalami keruakan pada usia makan tua.2,3 Ditambah lagi bahwa tulang rawan sehingga sintesa proteoglikan dan kolagen memiliki proses juga menurun sedang aktifitas lisosom perubahan–perubahan meningkat, hal ini lah yang menyebabkan keterbatasan regenerasi, degeneratif ini tidak dalam dapat kembali kekeadaan semula dan bersifat progresif.12 OA bukan merupakan suatu proses pasif, dimana terjadi suatu aktivitas selular dan metabolik yang tinggi dalam tulang rawan. Kondrosit berusaha mempercepat sintesa proteoglikan dan kolagen. sintesa sintesa kondrosit kondrosit dalam menurun OA banyak terjadi pada wanita.12 Dari tabel. 3 dapat dilihat bahwa obesitas juga merupakan faktor risiko terkuat yang dapat dimodifikasi. Hal ini terjadi karena selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut.2 Peningkatan berat badan akan melipat gandakan beban Walaupun kondrosit berusaha mepercepat sendi lutut saat berjalan, ini lah yang sintesis, dapat menyebabkan OA Lutut, Studi di kadar proteoglikan tetap berkurang karena rusak oleh enzim lisosom. 2,3,12 Pada pusat permukaan sendi Chingford menunjukkan bahwa kehilangan 5 kg berat badan akan dimana gesekan terus terajadi dan sendi mengurangi yang simtomatik pada wanita sebesar 50%.6,8 menerima beban mengalami hipertrofi dan hiperplasi pada tulang – tuang disekitar tulang rawan. Kondrosit ini akhirnya enkondral dan mengalami terjadilah osifikasi pengapuran (bony spur/Tadji tulang).3,12 risiko OA lutut secara Pada tabel. 4 mengenai aktifitas fisik tidak memiliki berhubungan bermakna dengan kejadian OA lutut hal ini terjadi karena dalam mengukur tingkat aktifitas fisik yang dilakukan dengan responden. Dilihat pada tabel.2 mengenai jenis Aktifitas fisik yang diukur hanya yang kelamin yang paling banyak mengalami dilakukan saat ini, dan tidak mengukur OA lutut adalah perempuan, terutama riwayat aktifitas fisik ditahun – tahun perempuan yang berusia lebih dari 50 sebelumnya. Sehingga mayoritas sempel tahun atau memasuki masa menopause ini yang berusia >50 tahun, berada pada akan lingkup mengalami penurunan hormon diluar usia produkif (usia terutama estrogen dan fungsi fisiologis produktif 20 – 45 tahun) tidak banyak tubuh lainnya, sedangkan fungsi dari memiliki aktifitas fisik dalam rentang sedang – berat. Berdasarkan dari teori tidak mengukur riwayat aktifitas fisik perkerjaan berat dengan ditahun – tahun sebelumnya. Sehingga pemakainan satu terus mayoritas sempel yang berusia >50 tahun, menerus (tukang pahat, pemetik kapas) berada pada lingkup diluar usia produkif berkaitan dengan peningkatan resiko OA (usia produktif 20 – 45 tahun) tidak tertentu dalam hal ini OA lutut.2 banyak memiliki aktifitas fisik dalam maupun sendi yang rentang sedang – berat. KESIMPULAN Pada penelitian deskriptif-analitik SARAN mengenai hubungan antara umur, jenis Saran yang dapat diberikan dari penelitian kelamin, indeks masa tubuh (IMT), dan yang aktivitas kejadian diharapkan dapat memberikan edukasi osteoathritis lutut Di Bagian Poli Penyakit kepada pasien mengenai Osteoathritis, Dalam RSUD Raden Mattaher Provinsi terutama kepada mereka yang memiliki Jambi fisik periode dengan – dilakukan bagi Institusi Juni 2013. tingkat pendidikan rendah, selain itu yaitu pasien kebanyakan dari pasien adalah geriartri, terbanyak mengalami OA lutut berumur ≥ sehingga nantinya dapat menekan atau 60 tahun, yakni 48,6%. Ada hubungan mengurangi angka kejadian Osteoathritis antara osteoatheritis lutut dengan umur. di RSUD Rumah Sakit Raden Mattaher Didapatkan pasien terbanyak mengalami Provinsi Jambi. didapatkan OA lutut Mei telah kesimpulan, memiliki jenis kelamin perempuan, yakni 68,9%. Ada hubungan antara osteoatheritis lutut dengan jenis kelamin. Didapatkan pasien terbanyak mengalami OA lutut memiliki IMT 2530kg/m2 atau Obesitas , yakni 55,4%. Ada hubungan antara osteoatheritis lutut dengan indeks masa tubuh (IMT). Tidak ada hubungan bermakna antara osteoatheritis lutut dengan aktifitas fisik, hal ini dikarenakan Aktifitas fisik yang diukur hanya yang dilakukan saat ini, dan Bagi Mahasiswa/ peneliti Lain Peneliti menyarankan agar dapat memperdalam penelitian mengenai Osteoatheritis terutama OA lutut atau daerah sendi lainnya, mengenai faktor resiko lainnya, pengobatannya, dan lain-lain atau dapat memperdalam lagi penelitian mengenai hubungan OA dengan aktifitas fisik dengan mengukur riwayat aktifitas fisik sebelumnya. mus-gdl-rifasitinu6395&PHPSESSID=39118aca5086b DAFTAR PUSTAKA 7b79c68b679f0c05e4e 1. American College Of Rheumatology, Osteoarthritis. (serial online). 6. Centre for Obesity Research and Education. Body Mass Index: BMI February 2012 (diakses 19 September Calculator. 2012). September 2012). Avaible from: 2007 (Diakses 20 Avaible from : http://www.rheumatology.org/practic http://www.core.monash.org/bmi.htm e/clinical/patients/diseases_and_cond l 7. Galletta G, Obesity: Obesity Causes. itions/osteoarthritis.pdf. 2. Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, 2005. (di akses 20 september 2012) Osteoartritis dalam Buku Ajar Ilmu Avaible Penyakit Dalam, jilid III edisi V. http://www.emedicinehealth.com/obe Jakarta: Interna Publishing. 2009. sity/page2_em.htm#Obesity%20Caus Hal 2538 – 2549. es 3. Kasper D, Fauci A, Braunwald E, 8. Faridin from: S. Gemuk berresiko Hauser S, Longo D, Jameson L, et menderita osteoarthritis lutut. PAPDI. al., 2011. (diakses 20 september 2012). editors. Osteoarthritis. Dalam; Harrison’s Principles Madicine. 17th ed. of New Internal York: McGraw Hill Medical. 2008.p 2158 – Avaible from ; http://pbpapdi.org/papdi.php?pb=detil _berita&kd_berita=84 9. Felson D. Osteoarthritis of the Knee . 2165. 4. Wayne, D. Bardley, J. Osteoartritis. 2006. (diakses 1 oktober 2012). Dalam; Lacture Notes Kedokteran Avaible Klinis edisi 6. Jakarta: PT.Gelora http://www.nejm.org/search?q=osteo Aksara Pratama. 2007. Hal 159 – arthritis&asug=ost 10. Budiarto 160. 5. Siti R. Hubungan Obesitas dan from; E. Kedokteran Biostatiska dan untuk Kesehatan Osteostritis Lutut (Tesis). Agustus Masyarakaat. Jakarta; EGC; 2002. 2011 (diakses 19 September 2012). Hal 10 – 30. : 11. Woolf D, Fleger B. Burden of major http://otomasi.lib.unimus.ac.id/gdl.ph musculoskeletal conditions. Bulletin p?mod=browse&op=read&id=jtptuni of the World Health Organization. Avaible from 2010 (diakses 2 Juli 2013). A Vaible from; 16. Notoatmodjo S. http://www.who.int/chp/topics/rheum Penelitian Kesehatan. atic/en/ Penerbit Rineka. 2010. P139 – 141, 12. Reksoprodjo. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta. Bagian ilu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2005. P: 534 – 551. Metedologi Jakarta: 159 – 161. 17. Dhalan S. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi; 4. Jakarta: Salemba Medika. 2009. P; 83 – 170. 13. Altman J, Asch. Development Of 18. Listiani S. Skripsi Hubungan Antara Criteri For The Classification And Indeks Masa Tubuh (IMT) Dengan Reporting Of Osteoartritis. (Article). Derajat Osteoartritis Lutut Menurut Miami. 1986. Kellgren Dan Lawrence. (skripsi 14. Cipta P. Kategori Tingkat Aktivitas. Dinas Yogjakarta. 2013). Kesehatan (diakses Provinsi 17 Avaible febuari from: http://DinkesProvYogjakarta.comhal _penting///Web. 15. Riduan S. Skala Pengukuran Variabel strata1). Semarang: Pendidikan Fakultas Sarjana Program Kedokteran Kedokteran. Universitas Diponegoro. 2010. 19. Sangha O. Epidemiology of Rheumatic Diseases. British Society for Rheumatology. 2000. (diakses 15 – variable Penelitian. Jawa Barat: febuari Alfabeta. 2007. P: 16 – 18. http://rheumatology.oxfordjournals.or 2013). A Vaible from; g/content/39/suppl_2/3.full.pdf.html