Makalah Pasar Modal

advertisement
PASAR MODAL
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Teks Dosen Pengampu : Rr. Indah Mustikawati dan Amanita Novi Yushita
Disusun oleh :
1. Syahida Norviana
(10403241008)
2. Dwi Marlina Wijayanti
(10403241009)
3. Ela Purwanti
(10403241010)
4. Suhartini
(10403241011)
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Selama proses penyusunan tugas ini, penyusun mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1.
Ibu Rr. Indah Mustikawati dan Ibu Amanita Novi Yushita dosen pengampu
mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
2.
Ibu, Bapak, dan segenap keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa.
3.
Teman – teman yang telah memberikan semua bantuannya.
4.
Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu penyusunan.
Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan
mendapatkan ridho dari Allah SWT, Amiin. Kami menyadari bahwa dalam tugas
ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari berbagai
sumber yang dapat membangun sangat kami harapkan sehingga menjadi lebih
baik untuk nanti ke depannya.
Yogyakarta, November 2011
Penyusun
2
DAFTAR ISI
A.
PENGERTIAN PASAR MODAL .............................................................................. 6
B.
PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA .......................................... 7
C.
MANFAAT PASAR MODAL ................................................................................... 9
D.
LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERLIBAT DI PASAR MODAL ...................... 10
E.
PROSES PENAWARAN UMUM (GO PUBLIC) ................................................... 15
F.
PROSES PENCATATAN EFEK DI BURSA EFEK JAKARTA ............................ 22
G.
PRODUK-PRODUK DI PASAR MODAL .............................................................. 26
H.
STRATEGI INVESTASI DI PASAR MODAL ....................................................... 31
I.
PASAR MODAL SYARIAH ................................................................................... 33
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semakin
berkembangnya
perekonomian
di
dunia
mengakibatkan
perubahan yang signifikan di berbagai bidang kehidupan. Orang mulai melakukan
transaksi ekonomi melalui berbagai cara, salah satunya adlah dengan
menginvestasikan harta atau uangnya melalui pasar modal. Pasar modal dibentuk
untuk mempermudah para investor mendapatkan asset dan mempermudah
perusahaan menjual asset.
Kehidupan yang semakin kompleks akan mendorong berbagai pihak untuk
mencapai segala sesuatu secara instan, mudah dan terorganisasi. Dalam hal ini,
untuk memepermudah transaksi produk pasar modal maka dibentuk Bursa Efek.
Fungsinya sangat membantu berbagai pihak yang terkait.
Perkembangan pasar modal dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.
Dimulai
dengan
adanya
perubahan
yang
terdapat
didalamnya
hingga
menghasilkan Bursa Efek Jakarta yang merupakan satu-satunya bursa efek di
Indonesia. Aktivitas yang dilakukan sangat banyak guna membantu para investor
dan perusahaan melakukan transaksi ekonomi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah perkembangan bursa efek di Indonesia?
2. Apakah fungsi bursa efek di Indonesia?
3. Produk apa saja yang ada di pasar modal yang menjadi tujuan para
investor dan perusahaan untuk bertransaksi?
4
C. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan
pasar modal di Indonesia
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi adanya pasar modal di
Indonesia
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami produk apa saja yang ada di
pasar modal
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PASAR MODAL
Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana
jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah
dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit
adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek
diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange)
adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli
efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek
adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan,
misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper),
saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar
konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan
memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya
yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun, bankbank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah
dan masyarakat umum.
Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang
berkaitan dengan instrument keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang dari
satu tahun) dan merupakan pasar yang abstrak. Instrument pasar uang biasanya
terdiri dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito,
commercial papper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar
Uang (SPBU).
6
B. PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan
obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan
oleh Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah
berlangsung sejak 1880. Pada tanggal Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs
mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut
merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo.
Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar midal sudah sejak
tahun 1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang
Belanda di Batavia yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19
pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran
di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang
telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang
Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari
penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial
waktu itu mendirikan pasar midal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri
secara resmi pasar midal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada
tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreninging voor den Effectenhandel
(bursa efek) dan langsung memulai perdagangan. Efek yang dperdagangkan pada
saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik perusahaan Belanda serta
obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa Batabia dihentikan pada perang dunia
yang pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah jangkauan
aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Aktivitas
ini terhenti pada perang dunia kedua.
Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya
pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah.
Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului
dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951,
yang kelak ditetapkan senagai Undang-undang No. 15 tahun 1952, setelah terhenti
12
tahun.
Adapun
penyelenggarannya
diserahkan
kepada
Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bangk negara dan
7
beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.
Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan
pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para pembeli
obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan maupun badan hukum.
Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri
terutama dengan Amsterdam.
Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan
di bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI
terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan
mengakibatkan banyak warga begara Belanda meninggalkan Indonesia.
Perkembangan tersebyut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan
Republik Indonesia denan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan
memuncaknya aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia,
sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian
disusul dengan instruksi dari Badan Nasonialisasi Perusahaan Belanda (BANAS)
pada tahun 1960, yaitu larangan Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan
semua efek dari perusahaan Belanda yangberoperasi di Indonesia, termasuk
semua efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah
perdagangan efek di Indonesia.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen
Keuangan.
Unuk
merangsang
perusahan
melakukan
emisi,
pemerintah
memberikan keringanan atas pajak persetoan sebesar 10%-20% selama 5 tahun
sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI
yang membeli saham melalui pasar midal tidak dikenakan pajar pendapatan atas
capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai
saham/bukti penyertaan modal.
Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan dan
perbankan termasuk pasar midal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan
pasar midal antara lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses 20 tahun 1988. Sebelum
8
itu telah dikeluarkan Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha
pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok:
a. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
b. Diperkenalkan Bursa Paralel.
c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang
sebelumya dipungut oleh Bapepam.
d. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
e. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk.
f. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum
ditiadakan.
g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya
30 hari sejak dilengkapinya persyaratan.
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa
Efek Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan
beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
C. MANFAAT PASAR MODAL
1. Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
2. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
3. tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
4. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
5. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
9
2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan
tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain
2. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga
yang mengambang bagi pemenang obligasi
3. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi
risiko
D. LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERLIBAT DI PASAR MODAL
1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)
Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No. 53 Tahun 1990
tentang Pasar Modal adalah :
a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat
ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal masyarakat umum.
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawas terhadap lembaga-lembaga berikut:
1) Bursa efek
2) Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpanan
3) Reksa dana
4) Perusahaan efek dan perorangan
c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal
Bapepam sebagai lembaga pengawas pasar modal wajib menetapkan
ketentuan bagi terjaminnya pelaksanaan efek secara ertib dan wajar dalam rangka
melindungi pemodal dan masyarakat berupa:
1) Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di bursa efek oleh semua
perusahaan efek dan semua pihak. Ketentuan ini wajib memuat persyaratan
kererbukaan kepada Ketua Bapepam dan masyarakat tentang semua transaksi
10
efek oleh semua pemegang saham utama dan orang dalam serta pihak
terasosiasikan dengannya.
2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak telah
memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan atau pendaftaran
profesi.
3) Penjatahan efek, dalam hal terdapat kelebihan jumlah permintaan pada suatu
penawaran umum. Ketentuan ini tidak mengharuskn diadakannya penerbitan
sertifikat dalam jumlah yang kurang dari jumlah standar yang berlaku dalam
perdagangan efek pada suatu bursa efek.
Bapepam dipimpin oleh seorag ketua yang tugas pokoknya adalah
memimpin Bapepam sesuaidengan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh
pemerintah dan membina aparatur Bapepam agar berdaya guna dan berhasil guna.
Disamping itu Ketua Bapepam bertugas membuat ketentuan pelaksanaan teknis di
bidang pasar modal secara fungsional menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan serta berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
2. Lembaga Penunjang Pasar Perdana
a. Penjamin Emisi Efek
Tugas penjamin efek antara lain adalah sebagai berikut:
1) Memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya dikeluarkan, harga
yang wajar dan jangka waktu efek (obligasi dan sekuritas kredit).
2) Dalam
mengajukan
pernyataan
pendaftaran
emisi
efek,
membantu
menyelesaikan tugas adinistrasi yang berhubungan dengan pengisian dokumen
pernyataan pendaftaran emisi efek, penyusunan prospektus merancang
spesimen efek dan mendampingi emiten selama proses evaluasi.
3) Mengatur penyelenggaraan emisi (pendistribusian efek dan menyiapkan
sarana-sarana penunjang).
b. Akuntan Publik
Tugas akuntan publik antara lain adalah sebagai berikut:
11
1) Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan memberikan
pendapatya.
2) Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan ketentuan-ketentuan Bapepam.
3) Memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik apabila
diperlukan
c. Konsultan Hukum
Tugas konsultan hukum adalah meneliti aspek-aspek hukum emiten dan
memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaan dan keabsahan usaha
emiten, yang meliputi anggaran dasar, izin usaha, bukti kepemilikan atas
kekayaaan emiten, perikatan yang dilakukan oleh emiten dengan pihak ketiga,
serta gugatan dalam perkara perdata dan pidana.
d. Notaris
Notaris bertugas membuat berita acara RUPS, membuat konsep akta perubahan
anggaran dasar dan menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi efek.
e. Agen Penjual
Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan pialang (broker/dealer) yang
bertugas
melayani
investor
yang
akan
memesan
efek,
melaksanakan
pengembalian uang pesanan dan menyerahkan sertifikat efek kepada pemesan.
f. Perusahaan Penilai
Perusahaan penilai diperlukan apabila perusahaan emiten akan melakukan
penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
beberapa beesarnya nilai wajar aktiva perusahaan sebagai dasar dalam melakukan
emisi melalui pasar modal.
12
3. Lembaga Penunjang dalam Emisi Obligasi
Dalam emisi obligasi, disamping lembaga penunjang untuk emisi saham
juga dikenal lembaga sebagai berikut:
a. Wali Amanat (Trustee)
Tugas wali amanat antara lain:
1) Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten
2) Melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten
yang diterima olehnya sebagai jaminan.
3) Memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten.
4) Melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok beserta bunganya
yang harus dilakukan oleh emiten tepat pada waktunya.
5) Melaksanankan tugas selaku agen utama pembayaran.
6) Mengikuti secara terus-menerus perkembangan pengelolaan perusahaan
emiten.
7) Membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten.
8) Memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), apabila diperlukan.
b. Penanggung (Guarantor)
Penanggung bertanggungjawab atas dipenuhinya pembayaran pinjaman pokok
obligasi beserta bunganya dari emiten kepada para pemengang obligasi tepat pada
waktunya, apabila emiten tidak memenuhi kewajibannya.
c. Agen Pembayar (Paying Agent)
Agen pembayar bertugas membayar bunga obligasi yang biasanya dilakukukan
setiap dua kali setahun dan pelunasan pada saat obligasi telah jatuh tempo.
4. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder
Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan lembaga yang menyediakan jasajasa dalam pelaksanaan transaksi jual beli di bursa. Lembaga penunjang terdiri
dari:
13
a. Pedagang Efek
Di samping melakukan jual beli efek untuk diri sendiri, pedangang efek juga
berfungsi untuk menciptakan pasar bagi efek tertentu dan menjaga keseimbangan
harga serta memelihara likuiditas efek dengan cara membeli dan menjual efek
tertentu di pasar sekunder.
b. Perantara Perdagangan Efek (Broker)
Broker bertugas menerima order jual dan order beli investor untuk kemudian
ditawarkan di bursa efek. Atas jasa keperantaraan ini broker mengenakan fee
kepada investor.
c. Perusahaan Efek
Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas (sekurities company) dapat
menjalankan saru atau beberapa kegiatan, baik sebagai penjamin emisi efek
(underwriter) , peranraa pedagang efek, manajer investasi atau penasihat investasi.
d. Biro Administrasi Efek
Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur menyediakan
jasa-jasa melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran dividen,
pembagaian hak opsi, emisi sertifikat, atau laporan tahunan untuk emiten.
e. Reksa Dana (Mutual Fund)
Reksadana meripakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana-dana investor
yang pada umumnya diinvestasikan dalam bentuk instrumen pasar modal atau
pasar uang oleh manajer investasi. Atas dana yang dikelola tersebut diterbitkan
unit saham atau sertifikat sebagai bukti keikutsertaan investor pada perusahaan
reksadana.
14
E. PROSES PENAWARAN UMUM (GO PUBLIC)
Penawaran umum adalah kegiaan yang dilakukan oleh emiten untuk
menjual efek kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diaur oleh undangundang dan peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini lebih populer disebut sebagai
go public. Go public dapat menjadi strategi untuk mendapatkan dana dalam
jumlah besar. Dana tersebut dapat digunakan untuk melakukan ekspansi,
memperbaiki struktur permodalan, dan investasi. Dengan adanya proses
penawaraan umum, perusahaan emiten akan mendapatkan banyak keuntungan.
Keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya penawaran umum adalah :
a. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus tanpa
melalui termin-termin.
b. Proses untuk melakukan go public relatif mudah sehingga biaya untuk go
public juga menjadi relatif murah.
c. Perusahaan dituntut untuk lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu
perusahaan untuk melakukan pengelolaan dengan lebih profesional.
d. Memberikan kesempatan pada kalangan masyarakat untuk turut serta memiliki
saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial. Dlam hal
ini tentu saja juga menuntut keaktifan masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan aktivitas di pasar modal.
e. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat. Go public dapat menjadi media
promosi yang sangat efisien dan efektif. Selain itu, keuntungan ganda dapat
diperoleh oleh perusahaan karena penyertaan karena penyertaan masyarakat
biasanya tidak akan memengaruhi kebijakan manajemen.
15
Penawaran Umum
Sebelum Emisi
Inter
Perusahaan
BAPEPAM
Sesudah Emisi
Emisi
Pasar
Primer
Pasar
Sekunder
Pelaporan
1. Laporan
1. Rencana go public
1. Penawaran oleh sindikasi
Berkala
2. RUPS
penjamin emisi dan agen penjual
2. Laporan
3. Penunjukan
2. Penjatahan kepada pemodal
kejadian
Underwriter
3. Penyerahan efek kepada
penting
Profesi Penunjang
pemodal
dan
Lembaga Penunjang
relevan
4. Mempersiapkan
dokumen
1. Emiten mencatatkan
5. Konfirmasi sebagai agen
efeknya di bursa
penjual oleh penjamin
2.
Perdagangan Efek di bursa
emisi
6. Kontrak pendahuluan
dengan bursa efek
7. Tanda tangan perjanjian
1. Emiten menyampaikan pendaftaran
8. Public Expose
2. Expose terbatas di Bapepam
3. Tanggapan
Kelengkapan dokumen
Kejalasan informasi
Keterbukaan (hukum, akuntansi, keuangan dan manajemen)
4. Komentar tertulis dalam waktu 45 hari
5. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif
Gambar 1 Proses Penawaran Umum di Pasar Modal
16
Meski proses untuk go public ini relatif mudah, ada beberapa hal yang
harus disiapkan oleh pihak emiten agar proses untuk go public ini dapat berjalan
lancar sesuai dengan perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi perencanaan
internal dan eksternal. Perencanaan internal dilakukan dengan membuat
kesepakatan dengan pemegang saham dan manajemen. Perencanaan eksternal
dilakukan dengan menjalin kerja dengan lembaga-lembaga penunjang dan
Bapepam.
1. Persiapan dalam Rangka Penawaran Umum
a. Menajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui go
public.
b. Rencana go public tersebut dimintakan persetujuan kepada para pemegang
saham dan peruanahan Anggaran Dasar dalam RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham).
c. Emiten mencari profesi penunjang dan lembaga penunjang untuk
membantu menyiapkan kelengkapan dokumen :
1) Penjamin emisi (under writer) untuk menjamin dan membantu emiten
dalam proses emisi.
2) Profesi penunjang :
 Akuntan Publik (auditor independen) untuk melakukan audit atas
laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir.
 Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum
(legal opinion).
 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan
dan menentukan nilai wajar (sound value) dari aktiva tetap.
 Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar, membat
akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penewaran umum dan juga
noulen-notulen rapat.
3) Lembaga penunjang :
 Wali amanat akan bertindak selaku wali bagi kepentingan
pemegang oblogasi (unuk emisi obligasi).
 Penanggung (guarantor).
 Biro Administrasi Efek (BAE).
17
4) Tempat penitipan Harta atau kusodian (custodian).
d. Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi.
e. Kontrak pendahuluan dengan bursa efek di mana efeknya akan dicatatkan.
f. Penandatangan perjanjian-perjanjian emisi.
g. Khusus penawaran obligasi atau efek lainnya yang bersifat utang, terlebih
dahulu harus memperoleh peringkat dari Lembaga Peringkat Efek.
h. Menyampaikan pernyataan pedaftaran beserta dokumen-dokumennya
kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan ekspose terbatas di BAPEPAM.
2. Tahapan dalam Rangka Penawaran Umum
Proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi empat
tahap berikut:
a. Tahap persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang
paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu
melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta
persetujuan paa pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan
penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasr yaitu:

Penjamin emisi (underwiter). Merupakan pihak yang paling banyak
terlibat membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang
dilakukan penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen,
membantu menyiapkan prospektus dan memberikan penjaminan atas
penerbitan.

Akuntan publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau
pemeriksaan atas laporan keuang calon emiten.

Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan
menentukan nilai wajar dari akviwa tetap tersebut.

Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
opinion).
18

Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta
perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulennotulen rapat.
b. Tahap pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emien
menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal hingga
BAPEPAM menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.
c. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli
saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa
penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak
seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham dilepas
ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli seluuh
investor berjumlah 150 juta saham. Jika invstor tidak mendapatkan sham pada
pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu
setelah saham dicatatkan di bursa efek.
d. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham dipasar perdana, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di bursa efek, di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ).
3. Persyaratan Pencatatan Saham di BEJ
a. Papan Utama
No.
Kriteria
1.
Telah memenuhi persyarat umum pencatatan saham.
2.
Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 36 buln berturut-turut.
19
3.
Laporan Keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir, dengan
ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir dan
Laporan Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada) memperoleh
pendapat Wajar Tanpa Pengcualian (WTP).
4.
Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva
Berwujud Bersih (net tangible asset) minimal Rp 100.000.000.000
(seratus miliar rupiah).
5.
Jumlah saham yang dimilikai oleh pemegang saham yang bukan
merupakan Pemegang Saham Pengendali atau Pemegang Saham
Minoritas (minority shareholders) setelah Penawaran Umum atau
perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau bagi
Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain dalam
periode 5 (lima) hari bursa sebelum permohonan pencatatan,
sekurang-kurangnya 100.000.000 (seratus juta) saham atau 35%
dari modal disetor (mana yang lebih kecil).
6.
Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu) pemenang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek,
dengan ketentuan;

Bagi
Calon
Perusahaan
Tercatat
yang
melakukan
penawaran umum, maka jumlah pemegang saham tersebut
adalah pemegang saham setelah penawaran umum perdana.

Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari
perusahaan publik, maka jumlah peegang saham tersebut
adalah jumlah pemegang saham terakhir selambatlambatnya 1 (satu) bulan sebelum mengajukan permohonan
pencatatan.

Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek
lain, maka jumlah pemegang saham tersebut dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan
terakhir.
20
b. Papan Pengembagan
No.
Kriteria
1.
Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham.
2.
Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 12 bulan berturut-turut.
3.
Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir yang mencakup
minial 12 bulan bulan dan Laporan Keuagan Auditan interim
terakir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar anpa Pengecualian
(WTP).
4.
Memiliki Akiva Berwujud Bersih (net itangible asset) minimal Rp
5.000.000 (lima miliar rupiah).
5.
Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan
keuntugan atau beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib:

Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak
tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih
berdasarkan proyeksi keuangan yang akan diumumkan di
bursa.

Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam bidang
yang sesuai dengan sifanya usahanya memerlukan waku
yang cukup lama untuk mencapai titik impas (seperti:
infrastruktur, perkebuban tanaman keras, konsensi Hak
Pengelolaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri
(HTI) atau bidang usaha lain yang berkaitan dengan
pelayanan umum, maka berdasrkan proyeksi keuangan
calon perusahaan tercatat tersebut selambat-lambatnya
pada akhir tahun buku ke-6 sejak tercatat sudah
memperoleh laba usaha dan laba bersih.
6.
Jumalah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan
merupakan pemegang saham pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
21
bursa efek lain atau bagi perusahaan publik yang belum tercatat di
bursa efek lain dalam periode 5 (lima) hari bursa sebelum
permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 50.000.000 (lima
puluh juta) saham tau 35% dari modal disetor (mana yang lebih
kecil).
7.
Jumlah pemegang saham paling sedikit 500 (lima ratus) pemenang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek,
dengan ketentuan;

Bagi
Calon
Perusahaan
Tercatat
yang
melakukan
penawaran umum, maka jumlah pemegang saham tersebut
adalah pemegang saham setelah penawaran umum
perdana.

Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari
perusahaan publik, maka jumlah peegang saham tersebut
adalah jumlah pemegang saham terakhir selambatlambatnya
1
(satu)
bulan
sebelum
mengajukan
permohonan pencatatan.

Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa
Efek lain, maka jumlah pemegang saham tersebut dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan
terakhir.
8.
Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian
emisinya harus menggunakan prinsip kesanggupan penuh (full
commiment).
F. PROSES PENCATATAN EFEK DI BURSA EFEK JAKARTA
Proses pencatatan efek di BEJ, dilakukan setelah pernyataan efektif oleh
Bapepam dan emiten bersama dengan penjamin emisi telah melakukan penawaran
umum, maka:
22
a. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai dengan ketentuan
pencatatan efek di BEJ;
b. BEJ melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan;
c. Jika memenuhi persyaratan pencatatan, BEJ memberikan surat persetujuan
pencatatan;
d. Emiten membayar biaya pencatatan;
e. BEJ mengumumkan pencatatan efek tersebut di bursa;
f. Efek tersebut mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di bursa.
1. Persyaratan Pencatatan Saham
a. Pernyataan pendaftaran emisi telah dinyatakan efektif oleh Bapepam;
b. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat
Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK-unqualified opinion) untuk tahun buku
terakhir;
c. Minimal jumlah saham yang dicatatkan 1 juta perlembar;
d. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal (1 pemodal memiliki
sekurang-kurangnya 500 saham);
e. Wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor
penuh (company listing), sepanjang tidak bertentangan dengan kepemilikan
asing (maksimal 49% dari jumlah saham yang tercatat di bursa);
f. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun; pengertian berdiri :
telah berdiri pada suatu tahun buku apabila Anggaran Dasarnya telah
memperoleh pengesahan dari Departemen Kehakiman.
2. Pengertian Beroperasi
a. Perusahaan dianggap telah beroperasi apabila memenuhi salah satu pengertian
berikut ini:
Telah memperoleh izin/persetujuan tetap dari BKPM,
Telah memperoleh izin operasional dari Departemen Teknis,
Secara akuntansi telah mencatat laba/rugi operasional,
23
Secara ekonomis telah memperoleh pendapatan/biaya yang berhubungan
dengan operasi pokok.
b. Dalam dua tahun buku terakhir memperoleh laba bersih dari kegiatan
operasional;
c. Memiliki minimal kekayaan (aktiva) Rp 20 miliar, modal sendiri Rp 7,5
miliar, dan modal disetor Rp 2 miliar;
d. Kapitalisasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum
sekurang-kurangnya Rp 4 miliar;
e. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.
3. Persyaratan Pencatatan Obligasi
a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam;
b. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat
Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) tahun buku terakhir;
c. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp 25 miliar;
d. Rentang waktu efektif dengan permohonan pencatatan tidak lebih dari 6
(enam) bulan dan sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi sekurang-kurangnya
4 (empat) tahun;
e. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;
f. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada saldo rugi
tahun terakhir;
g. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.
4. Persyaratan Pencatatan Reksa Dana
a. Reksadana tersebut telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan;
b. Pernyataan pendaftarannya telah dinyatakan efektif oleh Bapepam;
c. Nilai nominal saham reksa dana yang ditawarkan minimal Rp 10 miliar;
d. Jumlah pemegang saham orang/badan minimal 200 pemodal (1 pemodal
minimal memiliki 500 saham);
24
e. Direksi dan manajer investasi memiliki reputasi baik.
5. Persyaratan Pencatatan Waran
a. Waran harus diterbitkan oleh emiten yang sahamnya telah tercatat di bursa;
b. Pernyataan pendaftaran atas waran telah dinyatakan efektif;
c. Setiap waran harus memberikan hak kepada pemegang waran untuk membeli
minimal satu saham atau kelipatannya;
d. Waran yang dinyatakan memiliki masa berlaku minimal 3 tahun dan
pelaksanaan hak (konversi) minimal 6 bulan setelah waran diterbitkan;
e. Harga pelaksanaan hak (konversi) atas waran maksimal 125% dari harga
saham terakhir pada hari saat diputuskannya penerbitan waran oleh RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham) emiten;
f. Perjanjian penerbitan waran memuat ketentuan tentang:
 Perlakuan untuk waran yang tidak dikonversi sampai jatuh tempo;
 Perlindungan pemegang waran dari dilusi karena turunnya harga saham
akibat keputusan perusahaan.
g. Harga pelaksanaan waran tidak menyimpang dari yang ditetapkan dalam
perjanjian penerbit waran;
h. Sertifikat waran diterbitkan atas nama.
6. Kewajiban Pelaporan Emiten
Setelah perusahaan go public dan mencatatkan efeknya di bursa, maka
emiten sebagai perusahaan publik, wajib menyampaikan laporan secara rutin
maupun laporan lain jika ada kejadian penting kepada Bapepam dan BEJ. Seluruh
laporan yang disampaikan oleh emiten kepada bursa, yaitu laporan adanya
kejadian penting, secepatnya akan dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat
pemodal melalui pengumuman di lantai bursa maupun melalui papan informasi.
Masyarakat dapat memperoleh langsung informasi tersebut ataupun melalui
perusahaan piutang. Hal ini penting karena sebagai pemodal, terutama pemodal
pubik tidak memiliki akses informasi langsung kepada emiten. Untuk mengetahui
25
kinerja perusahaan, pemodal sangat bergantung pada informasi tersebut. Oleh
karena itu kewajiban pelaporan dimaksudkan untuk membantu penyebaran
informasi agar dapat sampai secara tepat waktu dan tepat guna kepada pemodal.
G. PRODUK-PRODUK DI PASAR MODAL
1. Reksa Dana
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi)
untuk digunakan sebagai modal berinvestasi. Melalui dana reksa ini nasihat
investasi yang baik “jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang” bisa
dilaksanakan. Pada prinsipnya investasi pada reksa dana adalah melakukan
investasi yang menyebar pada sejumlah alat investasi yang diperdagangkan di
pasar modal dan pasar uang.
Adapun sasaran reksa dana diantaranya adalah pendapatan, pertumbuhan,
dan keseimbangan. Keputusan untuk memilih saham yang memberikan
dividen/bunga ada ditangan manajer investasi. Manajer investasi mempunyai hak
untuk mendistribusikan atau tidak dividen/bunga yang diperolehnya kepada
pemodal.
Jika
prospektusnya
menerangkan
bahwa
dividen/bunga
akan
didistribusikan maka dalam waktu tertentu pemodal akan mendapatkan
dividen/bunga.
Capital gain akan diberikan oleh reksa dana yang memiliki sasaran
pertumbuhan. Pendapatan ini berasal dari kenaikan harga saham atau diskon
obligasi yang menjadi portofolio reksa dana. Manajer investasi harus berhasil
membeli saham pada saat harga rendah dan menjualnya pada saat harga tinggi.
Selanjutnya manajer investasi akan mendistribusikan pada pemodal. Meski
demikian, pendapatan dari capital gain tergantung kebijakan manajer investasi.
Bila manajer investasi dalam prospektusnya menerangkan akan mendistribusikan
capital gain, maka dalam waktu tertentu pemegang reksa dana akan mendapatkan
distribusi capital gain. Ada juga reksa dana yang tidak mendistribusikan capital
26
gain
ini, tapi menambahkannya pada nilai aktiva bersih. Nilai aktiva bersih
adalah perbandingan antara total nilai investasi yang dilakukan manajer investasi
dengan total volume reksa dana yang diterbitkan.
Kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan aktiva bersih ini sangat
tergantung pada jenis reksa dana yang dibeli. Reksa dana terbuka akan dibeli
kembali dengan harga nilai aktiva bersih baru. Reksa dana tertutup tidak akan
dibeli kembali oleh penerbitnya. Setelah terjadi transaksi di pasar perdana,
selanjutnya reksa dana akan diperjualbelikan di pasar sekunder. Harga yang
terbentuk merupakan pertemuan dari permintaan dan penawaran. Harga inilah
yang merupakan nilai aktiva bersih yang baru.
2. Saham
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Membeli saham tidak ubahnya
dengan menabung. Imbalan yang akan diperoleh dengan kepemilikan sahma
adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak terhingga. Tidak
terhingga ini bukan berarti keuntungan investasi saham biasa sangat besar, tetapi
tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya. Bila perusahaan penerbit
mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan para pemegang
sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar pula. Karena laba yang besar
tersebut menyediakan dana yang besar untuk didistribusikan kepada pemegang
saham sebagi dividen.
Capital gain akan diperoleh bila ada kelebihan harga jual diatas harga beli.
Ada kaidah-kaidah yang harus dijalankan untuk mendapat capital gain. Salah
satunya adalah membeli saat harga turun dan menjual saat harga naik.
Saham memberikan kemungkinan penghasilan yang tidak terhingga.
Sejalan dengan itu, risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif paling
tinggi. Investasi memiliki risiko yang paling tinggi karena pemodal memiliki hak
klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham bangkrut. Secara normal,
27
artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial yang akan dihadapi pemodal hanya
dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividen dan menderita capital loss.
3. Saham Preferen
Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa.
Artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki
karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham preferen
memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen
memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen. Ada pembeli saham
preferen yang menghendaki penerimaan dividen yang besarnya tetap setiap tahun,
ada pula yang menghendaki didahulukan dalam pembagian dividen, dan lain
sebagainya.
Pilihan
untuk
berinvestasi
pada
saham
preferen
didorong oleh
keistimewaan alat investasi ini, yaitu memberikan penghasilan yang lebih pasti.
Bahkan ada kemungkinan keuntungan tersebut lebih besar dari suku bunga
deposito apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar, dan
pemegang saham preferen memiliki keistimewaan mendapatkan dividen yang
dapat disesuaikan dengan suku bunga.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah selembar
kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman
kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya memiliki obligasi
sama persis dengan memiliki deposito berjangka. Hanya saja obligasi dapat
diperdagangkan. Obligasi memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa
bunga yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah
ditetapkan. Obligasi juga memberikan kemungkinan untuk mendapatkan capital
gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian. Kesulitan
untuk menentukan penghasilan obligasi disebabkan oleh sulitnya memperkirakan
28
perkembangan suku bunga. Padahal harga obligasi sangat tergantung dari
perkembangan suku bunga. Bila suku bunga bank menunjukkan kecenderungan
meningkat, pemegang obligasi akan menderita kerugian.
Disamping menghadapi risiko perkembangan suku bunga yang sulit
dipantau, pemegang obligasi juga menghadapi risiko kapabilitas (capability risk),
yaitu pelunasan sebelum jatuh tempo. Sebelum obligasi ditawarkan di pasar,
terlebih dahulu dibuat peringkat (rating) oleh badan yang berwenang. Rating
tersebut disebut sebagai credit rating yang merupakan skala risiko dari semua
obligasi yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu
obligasi bagi pemodal. Keamanan ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk
membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman.
Salah satu varian produk obligasi adalah obligasi konversi. Obligasi
konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan
kupon yang tetap, memiliki jatuh tempo dan memiliki nilai nominal atau nilai pari
(par value). Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan yaitu dapat ditukar
dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk
melakukan konversi. Misalnya setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3
saham biasa setelah 1 Januari 2005 dengan harga konversi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Sama dengan alat investasi yang lain, obligasi konversi tidak ubahnya
dengan menabung. Bedanya, surat tanda menabung tidak dapat diperjualbelikan;
sebaliknya obligasi konversi dapat diperjualbelikan. Pilihan terhadap alat investasi
ini karena mampunya memberikan penghasilan optimal sebab obligasi konversi
bisa digunakan sebagai obligasi atau saham. Bila suku bunga yang ditawarkan
obligasi konversi lebih tinggi dari suku bunga bank atau perusahaan tidak
membagikan dividen yang besar, maka pemegang obligasi konversi tidak perlu
mengonversikan obligasi konversinya. Bila diperkirakan emiten berhasil
mendapatkan laba yang tinggi sehingga mampu membagi dividen yang lebih
besar daripada bunga obligasi konversi, pemegang obligasi konversi lebih baik
mengonversi obligasinya menjadi saham guna mendapatkan dividen.
Imbalan yang dapat diperoleh pemegang obligasi konversi dapat terdiri
bunga (bila mempertahankan sebagai obligasi), dividen (bila melakukan
29
konversi), capital gain (bila berhasil menjual obligasinya dengan harga lebih
tinggi dari harga perolehannya, atau mendapat diskon saat membeli. Capital gain
juga bisa didapat jika pemegang obligasi konversi melakukan konversi, kemudian
berhasil menjual saham tersebut diatas harga perolehannya).
Risiko yang dihadapi pemegang obligasi konversi adalah kesalahan
didalam mengambil keputusan konversi, antara lain:
 Seandainya pada saat yang ditentukan pemodal menggunakan haknya
menukar obligasi konversi menjadi saham, dan ternyata kondisi
menunjukkan suku bunga bank cenderung naik.
 Bila emiten tidak berhasil meraih keuntungan, sehingga tidak membagikan
dividen. Dengan demikian pemodal menghadapi risiko tidak mendapatkan
kesempatan untuk memperoleh suku bunga. Seandainya ia tidak
menggunakan haknya, maka ia akan memperoleh kesempatan itu.
5. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang
sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga
lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang
nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham
yang disertai waran memasuki pasar baik obligasi, saham maupun waran dapat
diperdagangkan secara terpisah.
Memiliki waran tidak ubahnya menabung. Hanya saja, waran dapat
diperjualbelikna. Selain itu waran dapat ditukar dengan saham. Pilihan terhadap
alat investasi ini karena kemampuannya memberikan penghasilan ganda, terutama
waran yang menyertai obligasi. Karena disamping akan mendapatkan bunga
obligasi kelak setelah waran dikonversi menjadi saham akan mendapatkan dividan
dan capital gain.
Pendapatan bunga diperoleh pemodal yang membeli waran yang
menyertai
obligasi.
Dengan
membeli
obligasi
otomatis
pemodal
akan
mendapatkan bunga. Bahwa obligasi ini disertai waran yang yang bisa dikonversi
menjadi saham di waktu-waktu mendatang, itu tidak mempengaruhi hak pemodal
30
atas bunga obligasi. Suku bunga obligasi yang disertai waran biasanya lebih
rendah dari suku bunga bank.
Kalau
pemodal
ingin
mendapatkan
dividen,
terlebih
dahulu
ia
menggunakan waran untuk membeli saham. Untuk mendapatkan dividen, ia harus
bersedia menahan saham dalam waktu yang relatif lama. Capital gain bisa didapat
bila pemegang obligasi yang disertai waran menjualnya dengan harga yang lebih
tinggi dari harga ketika memperolehnya. Capital gain juga bisa didapat jika
pemegang obligasi yang disertai waran mendapatkan diskon pada saa melakukan
pembelian. Pada saat jatuh tempo ia akan mendapatkan pelunasan sebesar harga
pari. Capital gain juga bisa didapat bila setelah melakukan konversi saham biasa,
pemodal bisa menjual sahamnya diatas harga perolehan.
6. Right Issue
Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk
membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatis
diterima oleh pemegang saham. Right issue dapat diperdagangkan. Pilihan
terhadap alat investasi ini karena kemampuannya memberikan penghasilan yang
sama dengan membeli saham, tetapi dengan modal yang lebih rendah. Biasanya
harga saham hasil right issue lebih murah dari saham lama. Karena membeli right
issue berarti membeli hak untuk membeli saham, maka kalau pemodal
menggunakan haknya otomatis pemodal telah melakukan pembelian saham.
Dengan demikian maka imbalan yang akan didapat oleh pembeli right issue
adalah sama dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital gain.
H. STRATEGI INVESTASI DI PASAR MODAL
Investor harus menyadari bahwa berinvestasi di pasar modal disamping
akan memperoleh keuntungan juga ada kemungkinan akan mengalami kerugian.
Strategi dasar investor yang akan meningkatkan kinerja atau nilai portofolio
investasi menjadi lebih baik adalah dengan senantiasa mengikuti prinsip “Keep
31
your alpha high and your beta low”. Prinsip ini berarti bahwa investor akan selalu
mempertimbangkan berapa tingkat risiko dan keuntungan yang akan diperoleh.
Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor
untuk menganalisis berbagai jenis saham kemudian memilih beberapa saham
sesuai dengan kemampuan dana, saham yang dipilih dan dibeli tersebut
merupakan portofolio. Oleh karena itu, bermain di pasar modal tidak memberikan
jaminan untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih lebih dari harga beli saham
dan harga jual saham. Dengan demikian bermain di bursa akan sangat mungkin
pula investor mengalami capital loss.
Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam melakukan investasi di
bursa efek khususnya dalam bentuk saham antara lain sebagai berikut:
a. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio. Strategi ini
dapat memperkecil risiko investasi karena risiko akan disebar ke berbagai
jenis saham.
b. Membeli di pasar perdana dan dijual setelah saham tersebut dicatat di
bursa.
c. Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila investor memiliki
keyakinan berdasarkan analisis bahwa perusahaan yang bersangkutan
memiliki prospek untuk berkembang yang cukup pesat beberapa tahun
mendatang sehingga sahamnya diharapkan akan mengalami kenaikan
yang cukup besar pada saat itu.
d. Membeli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang atau tidak
pernah ada transaksi. Saham tidur ini bisa disebabkan karena jumlah
saham yang dicatatkan terlalu sedikit atau dikuasai oleh investor institusi
dan pemilik saham lama. Dapat pula disebabkan karena kinerja
perusahaan yang bersangkutan kurang baik atau prospek usahanya masih
cerah sehingga kurang mendapat perhatian pemodal.
e. Strategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain. Investor
yang memiliki strategi in cenderung bersifat lebih spekulatif. Mereka
akan cepat-cepat melepas saham-saham yang diperkirakan harganya akan
mengalami penurunan atau buru-buru membeli saham yang menurut
anggapannya akan mengalami kenaikan kurs.
32
f. Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih cocok bagi investor
yang benar-benar menguasai kondisi suatu jenis industri sehingga
mengetahui prospek perkembangannya dimasa yang akan datang.
g. Reksa dana (mutual fund). Melakukan investasi dengan membeli unit
sertifikat atau saham yang diterbitkan oleh investment trust. Strategi ini
cocok untuk investor yang tidak memiliki cukup waktu melakukan
analisis pasar atau tidak ada akses informasi.
I. PASAR MODAL SYARIAH
1. Sejarah Singkat Industri Syariah
Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat
dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan
juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-Quran dengan tegas melarang
aktivitas penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dimiliki (9:33). Dalam sebuah
hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda,”Ketahuilah, Siapa yang memelihara
anak yatim, sedangkan anak yatim itu memiliki harta, maka hendaklah ia
menginvestasikannya (membisniskannya), janganlah ia membiarkan harta itu idle,
sehingga harta itu terus berkurang lantaran zakat”
Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus
diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi.Banyak pilihan orang untuk
menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi
adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar modal pada dasarnya
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun
modal
sendiri.
Institusi
pasar
modal
syariah
merupakan
salah
satu
pengejawantahan dari seruan Allah tentang investasi tersebut
Sejarah
perkembangan
industri
keuangan
syariah
yang
meliputi
perbankan, asuransi dan pasar modal pada dasarnya merupakan suatu proses
sejarah yang sangat panjang. Lahirnya Agama Islam sekitar 15 (lima belas) abad
33
yang lalu meletakkan dasar penerapan prinsip syariah dalam industri keuangan,
karena di dalam Islam dikenal kaedah muamalah yang merupakan kaedah hukum
atas hubungan antara manusia yang di dalamnya termasuk hubungan perdagangan
dalam arti yang luas. Namun demikian, perkembangan penerapan prinsip syariah
mengalami masa surut selama kurun waktu yang relatif lama pada masa imperium
negara-negara Eropa.
Pada awalnya prinsip syariah islam diterapkan pada industri perbankan
dan Cairo adalah merupakan negara yang pertamakali mendirikan bank Islam
sekitar tahun 1971 dengan nama “Nasser Social Bank” yang operasionalnya
berdasarkan sistem bagi hasil (tanpa riba). Berdirinya Nasser Social Bank
tersebut, kemudian diikuti dengan berdirinya beberapa bank Islam lainnya seperti
Islamic Development Bank (IDB) dan the Dubai Islamic pada tahun 1975, Faisal
Islamic Bank of Egypt, Faisal Islamic Bank of Sudan dan Kuwait Finance House
tahun 1977.
Selanjutnya penerapan prinsip syariah pada sektor di luar industri
perbankan, juga telah dijalankan pada industri asuransi (takaful) dan industri
Pasar Modal (Pasar Modal Syariah). Pada industri Pasar Modal, prinsip syariah
telah diterapkan pada instrumen obligasi, saham dan fund (Reksa Dana). Adapun
negara yang pertama kali mengintrodusir untuk mengimplementasikan prinsip
syariah di sektor pasar modal adalah “Jordan dan Pakistan”, dan kedua negara
tersebut juga telah menyusun dasar hukum penerbitan obligasi syariah.
Selanjutnya pada tahun 1978, pemerintah Jordan melalui Law Nomor 13 tahun
1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank untuk menerbitkan Muqaradah
Bond. Ijin penerbitan Muqaradah Bond ini kemudian ditindaklanjuti dengan
penerbitan Muqaradah Bond Act pada tahun 1981. Sementara pemerintah
Pakistan, baru pada tahun 1980 menerbitkan the Madarabas Company dan
Madarabas Ordinance.
Secara umum, penerapan prinsip syariah dalam industri pasar modal
khususnya pada instrumen saham dilakukan berdasarkan penilaian atas saham
yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan, karena instrumen saham secara
natural telah sesuai dengan prinsip syariah mengingat sifat saham dimaksud
34
bersifat penyertaan. Para ahli fiqih berpendapat bahwa suatu saham dapat
dikatergorikan memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut tidak tercakup pada hal-hal yang dilarang dalam
syariah islam, seperti :
1. Alkohol;
2. Perjudian;
3. Produksi yang bahan bakunya berasal dari babi;
4. Pornografi;
5. Jasa keuangan yang bersifat konvensional;
6. Asuransi yang bersifat konvensional.
2. Gambaran Pasar Modal Syariah di Indonesia
Sejak secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan
prinsip pasar modal syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003 dengan
ditandatanganinya nota kesepahaman antara Bapepam dengan Dewan Syariah
Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), maka dalam perjalanannya
perkembangan dan pertumbuhan transaksi efek syariah di pasar modal Indonesia
terus meningkat. Harus dipahami bahwa ditengah maraknya pertumbuhan
kegiatan ekonomi syariah secara umum di Indonesia, perkembangan kegiatan
investasi syariah di pasar modal Indonesia masih dianggap belum mengalami
kemajuan yang cukup signifikan, meskipun kegiatan investasi syariah tersebut
telah dimulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen
reksa dana syariah serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan
investasi syariah di pasar modal Indonesia.
Dilihat dari kenyataannya, walaupun sebagian besar penduduk Indonesia
mayoritas beragama Islam namun perkembangan pasar modal yang berbasis
syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan
Malaysia yang sudah bisa dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah
di dunia, karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah untuk
industri pasar modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh pasar modal syariah
35
kita hingga saat ini adalah minimnya jumlah pemodal yang melakukan investasi,
terutama jika dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada sektor
perbankan.
Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian
dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar
modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat
posisi keuangannya. Menurut Irfan Syawqy, secara faktual, pasar modal telah
menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia, Red) dunia ekonomi
modern.
3. Fungsi Pasar Modal Syariah
Menurut metwally (1995, 177) fungsi dari keberadaan pasar modal syariah :
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
likuiditas
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan
bisnis
4. Karakteristik Pasar Modal Syariah
Karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah
(Metwally, 1995, 178-179) adalah sebagai berikut :
a. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek
36
b. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang
c. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di
Bursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account)
keuntungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen
bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan
d. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali
e. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST
f. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat
dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah
h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode
perdagangan setelah menentukan HST
i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan,
dan dengan harga HST
Bapepam juga telah memberikan perhatian besar kepada pasar modal
syariah. Hal itu terlihat pada pengembangan pasar modal syariah untuk kerja lima
tahun ke depan. Rencana tersebut dituangkan dalam Master Plan Pasar Modal
Indonesia 2005-2009. Berkembangnya produk pasar modal berbasis syariah juga
merupakan potensi dan sekaligus tantangan pengembangan pasar modal di
Indonesia. Menurut Bapepam,
ada dua strategi utama yang dicanangkan
Bapepam untuk mecapai pengembangan pasar modal syariah dan produk pasar
modal syariah. Pertama, mengembangkan kerangka hukum untuk memfasilitasi
pengembangan pasar modal berbasis syariah. Yang kedua, mendorong
pengembangan produk pasar modal berbasis syariah. Selanjutnya, dua strategi
utama tersebut dijabarkan Bapepam menjadi tujuh implementasi strategi :
a. mengatur penerapan prinsip syariah
b. menyusun standar akuntansi
c. mengembangkan profesi pelaku pasar
37
d. sosialisasi prinsip syariah
e. mengembangkan produk
f. menciptakan produk baru
g. meningkatkan kerja sama dengan Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI
5. Produk Pasar Modal Syariah
1) Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal
kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak
untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep
penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini
sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka
secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan
Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat
dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:
a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria
sebagai berikut:
i.
kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana
diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha:

perjudian dan permainan yang tergolong judi;

perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;

perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;

bank berbasis bunga;
38

perusahaan pembiayaan berbasis bunga;

jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar)
dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;

memproduksi,
mendistribusikan,
memperdagangkan
dan/atau
menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang
atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang
ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak
moral dan bersifat mudarat;

ii.
melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih
dari 82%, dan
iii.
rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak
lebih dari 10%.
2) Sukuk
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari
istilah obligasi syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan
bentuk jamak dari kata ”sakk” dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau
bukti kepemilikan. Sementara itu, Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13
memberikan definisi Sukuk sebagai berikut : “Efek Syariah berupa sertifikat atau
bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu
(tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share) atas:
a. aset berwujud tertentu (ayyan maujudat);
b. nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik yang sudah
ada maupun yang akan ada;
c. jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada
d. aset proyek tertentu (maujudat masyru’ muayyan); dan atau
e. kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah)”
39
Karakteristik Sukuk
Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang
berbeda dengan obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti
kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus
mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan (underlying asset). Klaim
kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik. Penggunaan
dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi
pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan
jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
Jenis Sukuk
Jenis sukuk berdasarkan Standar Syariah AAOIFI No.17 tentang Investment
Sukuk, terdiri dari :
1. Sertifikat kepemilikan dalam aset yang disewakan.
2. Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang terbagi menjadi 4 (empat) tipe :
Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset yang telah ada, Sertifikat
kepemilikan atas manfaat aset di masa depan, sertifikat kepemilikan atas
jasa pihak tertentu dan Sertifikat kepemilikan atas jasa di masa depan.
3. Sertifikat salam.
4. Sertifikat istishna.
5. Sertifikat murabahah.
6. Sertifikat musyarakah.
7. Sertifikat muzara’a.
8. Sertifikat musaqa.
9. Sertifikat mugharasa.
3) Reksa Dana Syariah
Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 Reksa Dana syariah
didefinisikan sebagai reksa dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan
peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan
40
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa
dana pada umumnya merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana
dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki
modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki
waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Reksa Dana Syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997
ditandai dengan penerbitan Reksa Dana Syariah Danareksa Saham pada bulan Juli
1997. Sebagai salah satu instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki
kriteria yang berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya. Perbedaan
ini terletak pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme investasi yang
tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan lainnya adalah
keseluruhan proses manajemen portofolio, screeninng (penyaringan), dan
cleansing (pembersihan).
Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan
berbagai peluang keuntungan, Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang
risiko, antara lain:

Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, sukuk, dan surat
berharga syariah lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.
Ini berkaitan dengan kemampuan manajer investasi reksadana dalam
mengelola dananya.

Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika
sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas
sebagian besar unit penyertaan yang dipegangnya kepada Manajer Investasi
secara bersamaan. dapat menyulitkan manajemen perusahaan dalam
41
menyediakan dana tunai. Risiko ini hanya terjadi pada perusahaan reksadana
yang sifatnya terbuka (open-end funds). Risiko ini dikenal juga sebagai
redemption effect.

Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana pada umumnya kekayaan reksa
dana diasuransikan kepada perusahaan asuransi. Risiko ini dapat timbul ketika
perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tersebut
tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai
pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu,
wanprestasi dimungkinkan akibat dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa
Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang
dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.

Risiko politik dan ekonomi
Risiko yang berasal dari perubahan kebijakan ekonomi dan politik yang
berpengaruh pada kinerja bursa dan perusahaan sekaligus, sehingga akhirnya
membawa efek pada portofolio yang dimiliki suatu reksadana.
6. Kendala Pasar Modal Syariah
Menurut Nurul Huda, Pakar Pasar Modal Syariah Pascasarjana UI (2006),
dalam mengembangkan pasar modal syariah di Indoensia, ada beberapa kendala
yang dihadapi : antara lain :
a. Belum ada ketentuan yang menjadi legitimisi pasar modal syariah dari
Bapepam atau pemerintah, misalnya Undang-Undang. Perkembangan
keberadaan pasar modal syariah saat ini merupakan gambaran bagaimana
legalitas yang diberikan Bapepam dan pemerintah lebih tergantung dari
permintaan pelaku pasar yang menginginkan keberadaan pasar modal syariah
b. Selama ini pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah wacana dimana
banyak bicara tentang bagaimana pasar yang disyariahkan. Dimana selama ini
42
praktek pasar modal tidak bisa dipisahkan dari riba, maysir dan gharar, dan
bagaimana memisahkan ketiganya dari pasar modal
c. Sosialisasi instrumen syariah di pasar modal perlu dukungan dari berbagai
pihak. Karena ternyata perkembangan pasar modal perlu dukungan berbagai
pihak. Karena ternyata perkembangan Jakarta Islamic Index dan reksadana
syariah kurang tersosialisasi dengan baik sehingga perlu dukungan dari
berbagai pihak, khususnya praktisi dan akademisi. Praktisi dapat menjelaskan
keberadaan pasar modal secara pragmatis sedangkan akademisi bisa
menjelaskan secara ilmiah
7. Strategi Pasar Modal Syariah
Beradasarkan pada kendala –kendala di atas maka strategi yang perlu
dikembangkan :
a. Keluarnya Undang-Undang Pasar modal syariah diperlukan untuk mendukung
keberadaan pasar modal syariah atau minimal menyempurnakan UUPM No 8
Tahun 1995, sehingga dengan hal ini diharapkan semakin mendorong
perkembangan pasar modal syariah
b. Perlu keaktifan dari pelaku bisnis (pengusaha) muslim untuk membentuk
kehidupan ekonomi yang islami. Hal ini guna memotivasi meningkatkan
image pelaku pasar terhadap keberadaan instrumen pasar modal yang sesuai
dengan syariah
c. Diperlukan rencana jangka pendek dan jangka panjang oleh Bapepam untuk
mengakomodir perkembangan instrumen-instrumen syariah dalam pasar
modal. Sekaligus merencanakan keberadaan pasar modal syariah di tanah air.
d. Perlu kajian-kajian ilmiah mengenai pasar modal syariah, oleh karena itu
dukungan
akadmisi
sangat
diperlukan
guna
memahamkan
perlunya
keberadaan pasar modal syariah.
43
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar
konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan
memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya
yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun, bankbank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah
dan masyarakat umum.
Produk yang Terdapat di Pasar Modal
1. Reksa Dana
2. Saham
3. Saham Preferan
4. Obligasi
5. Waran
6. Right Issue
Manfaat Pasar Modal
1. Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
6. jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
7. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
8. tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
9. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
10. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
44
2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
4. nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan
tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain
5. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga
yang mengambang bagi pemenang obligasi
6. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi
risiko
Semakin berkembangnya waktu maka muncul prinsip pasar modal baru
yang menggunakan prinsip syariah.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca
untuk memperoleh informasi mengenai Pasar Modal. Namun kami sadar bahwa
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan bantuan pembaca untuk membantu kami dalam pembuatan
makalah selanjutnya dengan memberikan saran. Terima kasih atas perhatiannya,
kami tunggu saran dari pembaca.
45
DAFTAR PUSTAKA
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Jakarta: Salemba Empat
http://www.google.com/pasar modal
http://www.google.com/pasar modal syariah
46
Download