DARMAWAN SAPTADI 1. PENDAHULUAN (1) 2. PRODUKSI BENIH SECARA GENERATIF (BIJI) (2-3) 3. PRODUKSI BENIH KLONAL - SECARA KONVENSIONAL (4-5) - SECARA INKONVENSIONAL (6-7) 4. PROSESING BENIH (9) 5. PENGUJIAN BENIH (10-11) 6. PENYIMPANAN BENIH (12) 7. SERTIFIKASI BENIH (13) 8. PENYAKIT BENIH (14-15) 1. Copeland, L.O and M.B. Mc. Donald. 1985. Principles of Seed Science and Technology. Burgress Publishing Company. Minneapolis, Minnesota. 321 pp 2. Damanhuri .2009. Pengantar Produksi Benih . Buku ajar. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 3. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2006. Pedoman Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Hortikultura. Departemen Pertanian. 4. George,E.F. and P.D.Sherington. 1984. Plant Propagation by tissue culture. Exegetic Ltd. 690 pp. 5. Gunawan, L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. 165p 6. Hartman, H.T. and D.F. Kester. 1983. Plant Propagation; Principles and Practices. Prentice-Hall, Inc. New Jersey.pp.726 7. Krebs, C.J. 1989. Ecology Methodology. Happer Collins Publisher. University of British Columbia. 8. Kusnadi, M.K. dan R.D. Santoso. 1996. Kamus Istilah Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.pp.354 9. Kuswanto, H. 1996. Dasar-dasar Teknologi, Produksi dan Sertifikasi Benih. Andi. Yogyakarta. 192 hal 10. Mark L. 2006. Investor Day Transforming an Industry. Executive vice president global manufacturing. Monsanto 11. Mugnisjah, W.Q dan A. Setiawan. 1990. Pengantar Produksi Benih. Rajawali. Jakarta 12. Oren L. J dan L. N. Bass. 1990. Prinsip, Praktek Penyimpanan Benih (terjemahan) oleh Rajawali Press. Jakarta 13. Pieriek, R.L.M. 1987. In Vitro Culture of Higher Plants. Martinus Nijhoff Publisher Dordrecht. 340 pp. 14. Rees , D. 2004. Insect of Stored Products. Manshon Publishing. CSSIRO. Australia. 15. Srivastava, J.P. and L.T. Samarski. 1986. The International Center for Agricultural Research in the Dry Area (ICARDA) Aleppo Syiria. 16. Soetopo, L. 2009. Teknologi Benih. Rajawali. Jakarta. 17. Toogood, A. 1999. Plant Propagation. DK Publishing, Inc. New York.pp.322 18. Tunner. 1990. Seed Production Planning. School of Agriculture, University of Edinburgh Scotland, UK. Mugnisyah, W.Q. dan A. Setiawan. 1990. Pengantar Produksi Benih. Rajawali. Jakarta 19. Umarani, R., R Jerlin., N Natarajan., P Masilamani and A S Ponnuswamy. 2006. Experimental Seed Science and Technology. Agrobios. Jodhpur. India. 251p. 20. Wardiyati, T. 2012. Teknik Kultur Jaringan Tanaman. UB Press. 159 hal. 21. Wilbur, A.D. 1971. Stored Grain Insect. pp: 500 – 502 in Fundamental of Applied Entomology (Ed. Pfadt, E.R ) Mac Milan Publishing Co. New York. 22. Zubachtirodin, Syuryawati dan C. Rapar. 2007. Petunjuk teknis produksi benih sumber jagung komposit (bersari bebas). Balai penelitian tanaman serealia pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan departemen pertanian. Maros. UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 1992 TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN, BAB I KETENTUAN UMUM, Pasal 1 butir 4. Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman • ADALAH SUATU ILMU PENGETAHUAN YANG MEMPELAJARI STRATEGI DAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH BERMUTU PENGERTIAN FILOSOFIS BENIH • Simbol dari suatu awal kehidupan • Merupakan inti dari kehidupan di alam semesta • Kegunaannya yang penting dalam konteks teknologi produksi benih adalah sebagai penyambung siklus kehidupan tanaman PENGEMASAN PRODUKSI MUTU BENIH PENGUJIAN ALUR PENGENDALIAN MUTU BENIH SISTEM PERBENIHAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI SERTIFIKASI DAN PENGAWASAN MUTU BENIH PENUNJANG (KELEMBAGAAN PERMODALAN, INFORMASI DLL) 12 KLASIFIKASI BENIH (Permentan no 39 th 2006) Benih Penjenis (BS), warna label KUNING Benih Dasar (BD), warna label PUTIH Benih Pokok (BP), warna label UNGU Benih Sebar (BR), warna label BIRU BENIH PENJENIS BENIH SEBAR • Khusus untuk jenis tanaman yang menyerbuk sendiri dan faktor perbanyakannya rendah, dapat digunakan sebagai benih sumber untuk perbanyakan benih sebar berikutnya, selama memenuhi standar mutu benih sebar Permentan 39 th 2006 • BR dapat ditangkarkan menjadi BR1 • BR1 dapat ditangkarkan menjadi BR2 Permentan 55 th 2009 Contoh : Kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar KLASIFIKASI PERBANYAKAN BUAH TAHUNAN (PERBANYAKAN VEGETATIF) • PIP (Pohon Induk Pemulia) BS – Pohon Induk Tunggal atau Populasi • BF (Blok Fondasi) BD • BPMT (Blok Penggandaan Mata Tempel) BP DITANAM RAPAT UNTUK MENDAPATKAN MATA TEMPEL YANG BANYAK • BPP (Blok Perbayakan Benih) BR B E B A S POLA PERBANYAKAN BENIH KENTANG BERSERTIFIKAT Ubi Induk V I R U S G-0 Plantlet/ubi mikro/ stek/ubi mini Uji Lab Rumah Kasa Uji Lab Lapangan S T A N D A R Benar Kultur Jaringan A Varietasnya BENIH PENJENIS Label Kuning G-1 BENIH DASAR-1 Label Putih G-2 BENIH DASAR-2 Label Putih G-3 BENIH POKOK Label Ungu G-4 BENIH SEBAR Lebel Biru UPTPSBTPH Petani Petani Tidak sejalan dengan Permentan 39 Th 2006 Petani 16 SISTEM PERBANYAKAN BENIH (Permentan 55 th 2009) I. ONE GENERATION FLOW BS BD BP BR Petani II.POLY GENERATION FLOW KHUSUS YANG MENYERBUK SENDIRI DAN FAKTOR PERBANYAKANNYA RENDAH CONTOH IMPLEMENTASI UNTUK KEDELAI BR BR1 BR2 BR Petani 17 • Hibrida (F1) = keturunan pertama dari hasil persilangan dua tetua atau lebih dan bersifat heterosis • Inbrida = keturunan dari galur murni pada tanaman menyerbuk sendiri • Bersari bebas (OP) = keturunan dari hasil penyerbukan terbuka pada tanaman menyerbuk silang • Klonal = keturunan dari tanaman yang diperbanyak secara vegetatif • Dapat berupa : –Biji (bagian generatif) : jagung, kedelai, kacang hijau –Bagian vegetatif (klon) : - umbi ( kentang, bawang merah), - stek (ubi kayu, ubi jalar) - akar (sukun) - tanaman utuh (mangga, alpukat) BAGIAN-BAGIAN BIJI • EMBRIO (BAKAL TANAMAN) embryo • JARINGAN PENYIMPAN CADANGAN MAKANAN (ENDOSPERM, KOTILEDON, PERISPERM, DLL) stored food • PELINDUNG BIJI (KULIT BIJI) seed coat • EPIKOTIL = CALON PUCUK • HIPOKOTIL = CALON BATANG • KOTILEDON = CALON DAUN PERTAMA • RADIKEL = CALON AKAR Struktur EMBRIO PROSES TERBENTUKNYA BIJI • PEMBENTUKAN BENANG SARI DAN PUTIK DALAM KUNCUP BUNGA • ORGAN BUNGA SIAP REPRODUKSI • POLINASI • PERKECAMBAHAN SERBUK SARI • FERTILISASI • PERTUMBUHAN EMBRIO • PEMASAKAN BIJI Struktur bunga • EMBRIO YANG TERDAPAT DALAM BIJI MERUPAKAN HASIL AKHIR DARI SUATU SIKLUS GENERATIF PADA TANAMAN YANG PROSESNYA TERJADI DALAM WADAH BUNGA FILE:LTS.TPB.10 • SERBUK SARI YANG JATUH PADA PERMUKAAN KEPALA PUTIK AKAN BERKECAMBAH DAN MEMBENTUK TABUNG SARI YANG AKAN TUMBUH MEMANJANG MELALUI TANGKAI PUTIK MENUJU KE BAKAL BIJI FILE:LTS.TPB.10 POLINASI • DI DALAM KANTONG EMBRIO AKAN TERJADI PEMBUAHAN GANDA YAITU – SATU INTI SPERMA DARI TABUNG SARI AKAN BERGABUNG DENGAN SEL TELUR MEMBENTUK EMBRIO – SATU INTI SPERMA YANG LAIN BERGABUNG DENGAN INTI POLAR MEMBENTUK ENDOSPERM FERTILISASI FERTILISASI HUBUNGAN BUAH DAN BIJI • LETAK BIJI PADA BUAH : – BERADA DALAM BUAH – BERADA DI PERMUKAAN BUAH • BUAH TUNGGAL : BERASAL DARI BAKAL BUAH TUNGGAL (OVARY), BIJI TERLETAK DI BAGIAN DALAM BUAH • BUAH MAJEMUK : BERASAL DARI BUNGA YANG MEMILIKI BANYAK PUTIK PADA SATU DASAR BUNGA YANG SAMA • BUAH BERGANDA : TERBENTUK DARI SEJUMLAH BUNGA YANG BERGEROMBOL SALING BERDEKATAN TAPI TERPISAH SATU SAMA LAINNYA BUAH TUNGGAL BUAH GANDA BUAH MAJEMUK