GEOTHERMOMETER DAN HEAT LOSS DALAM EKSPLORASI GEOKIMIA LAPANGAN PANASBUMI DAERAH CISUKARAME, KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Intan Paramita Haty1 dan Ardian Nofri Nugroho2 1 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 Condong Catur Sleman Yogyakarta 55283 Email : [email protected] 2 PT. Jabar Rekind Geothermal Yogyakarta Wisma Aldiron 3rd Floor Suite 316 Jl. Jend Gatot Subroto Kav 72 Jakarta Email : [email protected] Abstrack Keberadaan dan jenis manifestasi panasbumi mata air panas berperan penting dalam menentukan besarnya suhu reservoar dan dapat digunakan untuk menghitung besarnya hilang panas alamiah panasbumi (heat loss). Berdasarkan pengolahan data lapangan, diperoleh nilai geothermometer panasbumi Cisukarame berkisar 188°C-212°C. Diperoleh pula nilai heat loss daerah Cisukarame sebesar 19.367 kj/kg. Nilai hilang panas alamiah ini dapat digunakan untuk menentukan potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panasbumi. Pendahuluan yang telah teridentifikasi, akan tetapi baru 7 Pemerintah telah menyusun Road Map lapangan Pengembangan pembangkit listrik, dengan total kapasitas Panasbumi 2004-2025, yang dikembangkan untuk dengan tujuan mencapai pangsa pasar energi terpasang 1.226 MW. terbarukan sebesar 17% pada tahun 2025, Lapangan panasbumi Cisolok-Cisukarame dimana energi panasbumi ditargetkan pada berada di bawah naungan PT. Jabar Rekind tahun tersebut telah memberikan kontribusi Geothermal. PT. Jabar Rekind Geothermal, sebesar energi pemilik konsensi atau WKP Panas bumi nasional atau sudah menghasilkan listrik Cisolok Cisukarame di daerah Pelabuhan sebesar 9.500 MW. Indonesia pada saat ini Ratu - Jawa Barat dengan luas daerah WKP memiliki 285 daerah prospek panasbumi kurang lebih 15.580 hektar. Survei intensif 5% terhadap konsumsi telah dilakukan oleh beberapa instansi sejak keseluruhan satuan batuan di atas ditutupi tahun 1976 hingga sekarang juga beberapa oleh hasil vulkanik Kuarter secara tidak tulisan yang membahas mengenai daerah ini selaras. Satuan batuan yang menyusun serta 1 pengeboran sumur eksplorasi (CSL- stratigrafi diatas memungkinkan terjadinya 01) telah dilaksanakan oleh PT. Pertamina suatu medan uap alam atau lapangan dengan kedalaman akhir 1477 meter. panasbumi. Ini didukung dengan adanya munculnya manifestasi permukaan sebagai Geologi Daerah Telitian gejala munculnya panasbumi di lapangan Berdasarkan Sudjatmiko dan S. Santosa, Cisolok dan Cisukarame yaitu berupa geyser 1992 dalam Suryantini, 2009 (Gambar 1) yang disertai bau gas belerang dan mataair- stratigrafi daerah Cisukarame tersusun oleh : mataair panas. Sistem waduk panasbumi Breksi Tapos (Qvb) berumur Plistosen diperkirakan berupa breksi gunungapi bersusunan andesit- Formasi basal dan aglomerat. Breksi ini menjemari kesarangan sedang sampai tinggi. Terobosan dengan Lava Halimun dan menutupi tak dasit dan andesit diperkirakan merupakan selaras satuan batuan lava. asal sumber air panas masing-masing untuk Lava Halimun (Qvl) berumur Plistosen lapangan bercirikan lava bersusunan basal dan andesit. Cisukarame. Cimanceuri Widarto (1985) juga telah melaksanakan berupa Citarate satuan yang panasbumi Satuan bertindak batupasir mempunyai Cisolok tufa dan Formasi sebagai batuan penudung sistem panasbumi. pemetaan geologi permukaan di daerah Cisolok-Cisukarame Satuan batuan tertua Struktur geologi yang diinterpretasikan dari yang tersingkap di permukaan adalah satuan foto udara (Gambar 2) memperlihatkan batupasir tufaan Formasi Citarate, di atasnya bahwa system geothermal di Cisolok dan secara selaras diendapkan satuan breksi Cisukarame dikontrol oleh sesar-sesar yang Formasi Cimapag. Keduanya terangkat dan berarah NW-SE, NE-SW, dan sesar berarah terlipatkan oleh kegiatan tektonik sesudah N-S yang membentuk struktur graben. Miosen Bawah yang disertai terobosan dasit. Pada pliosen bawah diendapkan satuan tufa Manifestasi Panasbumi Cisukarame Formasi Cimanceuri secara tidak selaras Manifestasi panasbumi yang ditemukan di diatas formasi terdahulu. Kemudian terjadi daerah Cisukarame yaitu mata air panas pengangkatan dan pensesaran oleh kegiatan (Foto 1) kolam air panas (Foto 2), dan tektonik yang steaming ground. Mata air panas di daerah disertai terobosan andesit. Sebagian dari Cisukarame membentuk kolam air panas sesudah Pliosen Bawah diatas batuan andesit di sungai Cisukarame Data hasil analisa geokimia digunakan untuk yang tertutup endapan alluvial dengan menghitung prosentase unsur SO4, Cl, dan temperatur berkisar antara 54°C - 99°C HCO3 dengan pH 6,8 – 8,2. Kegiatan thermal di jenis fluida manifestasi kemudian digunakan tepi dan dasar sungai Cisukarame dengan untuk menghitung geothermometer. Untuk lintasan kurang lebih 500 meter (Widarto, D. menghitung konsentrasi klorida, sulfat, dan S., 1987). bikarbonat terlebih dahulu untuk menentukan dengan cara menjumlahkan kandungan unsur ∑ Konsentrasi = Cl + S04 + HCO3 kemudian menghitung proporsi relatif dari masing-masing komponen jumlah di atas dalam persen sebagai berikut : % Cl = (Cl / ∑ Konsentrasi) x 100 % S04 = (S04 / ∑ Konsentrasi) x 100 % HCO3 = (HCO3- / ∑ Konsentrasi) x 100 Foto 1. Mata air panas LP 36 sampel manifestasi C-12 Tabel 2. Hasil prosentase unsur SO4, Cl, dan HCO3 Foto 2. Mata air dan kolam air panas LP 37 Data Geokimia Panasbumi Cisukarame Lokasi C-09 C-10 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 C-18 %SO4 17.77 15.94 17.19 19.19 18.89 19.76 19.02 19.67 22.66 10.50 %Cl 50.15 40.22 56.99 64.83 64.17 68.31 63.68 68.30 24.46 1.47 %HCO3 32.08 43.84 25.82 15.98 16.94 11.93 17.30 12.03 52.88 88.03 Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data analisa geokimia panasbumi dari 7 Berdasarkan prosentase kandungan unsur manifestasi airpanas daerah Cisukarame. SO4, Cl, dan HCO3 dalam diagram Cl - SO4 Hasil analisa geokimia dapat dilihat pada – HCO3 (Gambar 3) dan Diagram K/100- Tabel 1. Na/1000-√Mg (Gambar mataairpanas Cisukarame, 4) daerah terdapat 7 mataairpanas yang termasuk jenis fluida Cl dan dapat digunakan untuk menghitung 1217 T (°C) = ----------------------- - 273 Log (Na/K) + 1.483 geothermometer yaitu C11, C12, C13, C14, C15, dan C16. Geothermometer Panasbumi Cisukarame Pada sistem panasbumi bertemperatur tinggi, 2. Giggenbach (1988) Persamaan empiris perhitungan variasi Na dan K sangat dikontrol oleh geothermometer Na/K menurut Giggenbach, perubahan temperatur dan pertukaran ion-ion 1988 yaitu ini yang terdapat dalam feldspar-nya. mineral alkali Dalam 1390 T (°C) = ----------------------- - 273 Log (Na/K) + 1,75 menggunakan persamaan Na/K geothermometer sebaiknya digunakan 2 atau 3 persamaan agar kita dapat memperoleh gambaran besar rentangan Hasil penentuan jenis fluida panasbumi yang perbedaannya. Apabila hanya menggunakan dapat satu sebaiknya geothermometer yaitu manifestasi C11, C12, menggunakan formula dari Fournier (1979). C13, C14, C15, dan C16, sehingga dapat Sebaiknya tidak menggunakan persamaan ini diketahui geothermeter panasbumi daerah pada kondisi air dengan kandungan klorida Cisukarame berkisar antara 185°C – 195°C rendah atau pada air yang mengandung Na- (Fornier, HCO3 atau air kaya ammonia yang telah (Giggenbach, 1988) persamaan saja maka digunakan 1979) atau untuk 202°C menghitung – 212°C bereaksi dengan sedimen yang kaya bahan organik (Sumintadireja A, P., 2005) . Fournier, 1979 menyebutkan bahwa penentuan suhu bawah permukaan dengan perbandingan Na/K sedikit Tabel 2. Hasil perhitungan geothermometer Sampel Geothermometer Na-K Fornier, Giggenbach, 1979 1988 194 211 mempunyai C11 keuntungan karena tidak dipengaruhi oleh C12 192 209 pengenceran. Perhitungan geothermometer C13 185 202 C14 188 205 C15 195 212 C16 195 212 Na/K dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa persamaan empiris antara lain berdasarkan 1. Fournier (1979) Persamaan empiris perhitungan geothermometer Na/K menurut Fournier, 1979 yaitu T pada 26°C di steam table adalah 108,9°C Heatloss Panasbumi Cisukarame Cara ekstrapolasi : Hasil pengambilan data dilapangan, terdapat 1 manifestasi panasbumi yang bisa digunakan untuk menghitung besarnya heat loss yaitu manifestasi kolam air panas C15 dengan data sebagai berikut : Manifestasi Debit Suhu Ketinggian (L/s) (°C) (m) 62,5- 98,9 C15 26 - 25 108,9 – 104,8 -------------- = ------------------25,1 – 25 X – 104,8 X – 104,8 -------------- = 4,1 0,1 X – 104,8 = 4,1 x 0,1 X – 104,8 = 0,41 245 80 X = 0,41 + 104,8 X = 105,21°C Nilai T Manifestasi C15 = 98,9°C Suhu udara rata-rata pada bulan Agustus 2009 dari data Stasiun Klimatologi Maranginan – Sukabumi yang berada pada ketinggian 412m adalah sebesar 24,1°C. To untuk menghitung heat loss diperoleh dari persamaan Brown, 1994 bahwa akan terjadi penurunan suhu sebesar penurunan ketinggian 0,7°C sebesar setiap 100 m, sehingga To Cisolok : Manifestasi Selisih To (°C) Ketinggian (m) C15 167 Diketahui : T pada 95°C di steam table adalah 398°C T pada 100°C di steam table adalah 419,9°C Cara ekstrapolasi : 100 - 95 419,9 - 398 -------------- = ------------------- 26 98,927- 95 X – 398 5 21,9 -------- = ---------------3,9 X – 398 5 (X – 398) 5 X – 1990 25,1 5X = 85,41+ 1990 5X = 2075,41°C X Untuk menghitung heat loss, nilai T dan To dikonversikan ke dalam steam table dengan cara perhitungan ekstrapolasi sehingga T dan To daerah prospek panasbumi Cisukarame adalah sebagai berikut : Nilai To = 25,1°C Diketahui : T pada 25°C di steam table adalah 104,8°C = 21,9 x 3,9 = 85,41 Berdasarkan = 415,082°C perhitungan tersebut diatas nilai T dan To untuk manifestasi C15 adalah Manifestasi T (°C) To (°C) C15 415,082 105,21 Maka heat loss di daerah Cisolok dapat dihitung dengan memakai rumus Q = m (T – To), dimana m = V x ρf, (Brown, 1994) Perhitungan heat loss Cisukarame manifestasi C15 adalah sebagai berikut : Q = V x ρf x (T – To) = 62,5x10-3 x 1000 x (415,082 - 105,21) = 62,5x10-3 x 1000 x 309,872 = 19.367 kj/kg Kesimpulan 1. Manifestasi panasbumi Cisukarame berada di sepanjang sungai Cisukarame berupa steaming ground dan mata air panas sebanyak 8 titik. 2. Perhitungan geothermometer dari hasil analisa geokimia menunjukkan suhu reservoar berkisar 185°C-212°C sehingga lapangan panasbumi ini termasuk dalam klasifikasi system panasbumi entalphi sedang. 3. Hilang panas alamiah (heat loss) prospek lapangan panasbumi daerah Cisukarame sebesar 19.367 kj/kg. 4. Studi geothermometer berperan dalam kimia suatu sangat rencana pengembangan lapangan panasbumi pada tahapan eksplorasi pendahuluan maupun eksplorasi rinci. Ucapan Terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Jabar Rekind Geothermal (JRG) atas ijin pemakaian data dan publikasi penelitian ini. Daftar Pustaka Browne, P. R. L.,and Freeston, D.H., 1994, Teaching The Teachers : Geotyhermal Technology, Geothermal Institute University of Auckland. Fournier, R.O., 1979, A revised equation for the Na/K geothermometer, Geothermal resources council, 221-224p. Giggenbach, W. F., 1988, Geothermal solute equilibria. Derivation of Na-K-Mg-Ca geoindicator. Geochim. Cosmochim. Acta, 52, 2749-2765 PT. JRG (Jabar Rekind Geothermal) – ELC (Electroconsult), 2010, Geoscientific Survey of the Cisolok-Cisukarame Geothermal Field Province of West Java Republic of Indonesia, Geological Report, Unpublish. Sujatmiko and Santosa, S., 1992. Peta Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), Bandung. Suryantini and Hendrasto Fajar., 2009. Ekskursi Geothermal (PB 6013 Evaluasi Prospek Panasbumi) Cisolok, Jawa Barat, 1 November 2009, Magister Program In Geothermal Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. Widarto, D.S., 1987, Penafsiran Suhu Bawah Permukaan Berdasarkan Sifat Kimia Di Lapangan Panasbumi CisolokCisukarame, Pelabuhan Ratu, Teknologi Indonesia Jilid X No 1987, 1 - 17 Gambar 1. Peta Geologi Daerah Cisukarame (modifikasi dari Sujatmiko dan Santoso, S., 1992 dalam Suryantini and Hendrasto Fajar., 2009) Gambar 2. Interpretasi Dtruktur Geologi dari Foto Udara Sample C-09 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 Type Mata air panas Mata air panas Mata air panas Mata air panas Mata air panas Mata air panas Mata air panas Mata air panas Sample C-09 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 Temp °C 54.2 99.4 97.7 98.7 99.6 98.9 99.0 53.6 K mg/l 10.2 24.1 29.3 26.2 30.6 26.7 33.5 7.54 Ca mg/l 24.7 46.2 21.4 30.0 21.5 29.8 18.8 62.1 Mg mg/l 1.75 0.98 0.39 0.46 0.11 0.67 0.10 4.14 NH4 mg/l 0.11 <0.05 0.20 <0.05 <0.05 0.10 <0.05 <0.05 HS mg/l tidak terdeteksi tidak terdeteksi tidak terdeteksi tidak terdeteksi tidak terdeteksi tidak terdeteksi tidak terdeteksi tidak terdeteksi SiO2 mg/l 100.3 195.8 247.7 232.8 233.2 208.7 270.0 66.9 B mg/l 7.88 19.65 27.79 26.42 28.99 23.94 30.19 4.20 Li mg/l 0.578 1.314 1.724 1.459 1.685 1.519 1.917 0.292 pH 6.92 7.71 8.13 8.15 8.09 8.20 8.08 6.83 Type Mata air panas Mata air panas Mata air panas Mata air panas Mata air panas Mata air panas Mata air panas Mata air panas Na mg/l 132 320.2 396.9 392.1 439.3 349.7 436.8 82.9 SO4 mg/l 55.96 123.1 157.3 152.7 172.2 137.4 170.0 80.52 Cl mg/l 157.9 408.2 531.8 518.9 595.5 460.0 590.3 86.94 Fe mg/l 0.033 0.018 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 Tabel 1. Hasil analisa geokimia dari mataairpanas Cisukarame F mg/l 0.82 1.75 2.15 2.11 2.32 1.96 2.31 0.37 As mg/l 0.979 1.590 2.712 2.378 2.158 2.108 2.611 0.720 Br mg/l 0.46 0.96 1.22 1.31 1.29 1.02 1.28 0.20 HCO3 mg/l 101 185 131 137 104 125 104 188 NO3 mg/l 0.94 1.07 2.20 2.25 <0.05 1.39 1.13 <0.05 Cl 90% 80% 70% 60% 50% C14 C16 C13 C15 C12 C11 C9 C10 40% 30% 20% C17 Steam Heated Waters 10% SO4 C18 HCO3 Gambar 3. Diagram Cl - SO4 – HCO3 air panas Cisukarame (Intan, 2013) Na 90% 80% 70% 60% 120 180160140 100 200 50% 220 C14 80 240 60 40% 260 C16 280 300 C12 30% 320 C13 C15 C11 340 Partial Equilibration 20% 10% 10 K Immature Waters C9 C17 C18 C10 1000 Mg^0.5 Gambar 4. Diagram K/100-Na/1000-√Mg air panas Cisukarame (Intan, 2013)