MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 125 - 1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan penyiapan bahan serta mengembangkan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara, menganalisis opini publik terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang dimuat dalam media massa. 3. TUJUAN JABATAN: Terwujudnya pelaksanaan layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait pengelolaan SBSN serta tersedianya analisis opini publik terkait pengelolaan SBSN yang dimuat di media massa dalam rangka mendukung pengembangan pasar SBSN dan transparansi pengelolaan SBSN, sehingga tercapai pengembangan pasar SBSN yang dalam, aktif, dan likuid. 4. URAIAN TUGAS DAN KEGIATAN: 4.1. Merumuskan bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di bidang pengelolaan pembiayaan syariah. 4.1.1. Mempelajari disposisi Kepala Subdirektorat untuk memberikan bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di bidang pengelolaan pembiayaan syariah, dan menugaskan para Kepala Seksi sesuai bidang tugasnya untuk menyusun konsep bahan masukan Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK dan IKU Direktorat; 4.1.2. Membahas penyusunan konsep bahan masukan Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK, dan IKU Direktorat, bersama pelaksana; 4.1.3. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep bahan masukan Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK, dan IKU Direktorat sesuai pembahasan beserta konsep nota dinas pengantar; 4.1.4. Meneliti bahan masukan Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK, dan IKU Direktorat dan menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat disertai nota dinas pengantar. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 126 - 4.2. Mengkoordinasikan persiapan, perumusan, dan pelaksanaan layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait pengelolaan SBSN baik domestik maupun internasional. 4.2.1. Mempelajari, membandingkan, dan mengevaluasi kebutuhan dalam rangka pelaksanaan layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait pengelolaan SBSN; 4.2.2. Menugaskan pelaksana untuk menyiapkan perumusan dan pelaksanaan layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait pengelolaan SBSN; 4.2.3. Melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan publik dan investor dalam rangka pengembangan pasar SBSN; 4.2.4. Menugaskan pelaksana untuk menyiapkan konsep rekomendasi/laporan sebagai hasil pelaksanaan layanan informasi dan komunikasi koordinasi beserta nota dinas pengantarnya; 4.2.5. Mengoreksi konsep nota dinas dan rekomendasi/laporan hasil pelaksanaan layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor serta menyampaikannya kepada Kepala Subdirektorat Pengembangan Pasar SBSN. 4.3. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga. 4.3.1. Mempelajari usulan rencana pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang diajukan oleh pelaksana pada seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor; 4.3.2. Meneliti bahan dan membahas bersama pelaksana mengenai usulan rencana pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara; 4.3.3. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep usulan rencana pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara; 4.3.4. Meneliti dan mengoreksi konsep usulan rencana pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara , dan menyampaikan kepada Kasubdit; 4.3.5. Membahas konsep usulan rencana pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara bersama Kasubdit dan Kepala Seksi lainnya; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 127 - 4.3.6. Menugaskan pelaksana untuk menyempurnakan konsep usulan rencana pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang akan dilaksanakan sesuai hasil pembahasan beserta konsep nota dinasnya; 4.3.7. Meneliti dan mengoreksi konsep usulan rencana pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang akan dilaksanakan sesuai hasil pembahasan beserta konsep surat Kasubdit dan Direktur serta menyampaikannya kepada Kasubdit. 4.4. Merumuskan analisis opini publik terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang dimuat dalam media massa. 4.4.1. Meneliti dan mempelajari materi yang diperlukan untuk menyusun menyusun analisis opini publik terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang dimuat dalam media massa; 4.4.2. Menugaskan pelaksana untuk mengumpulkan bahan menyusun analisis opini publik terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang dimuat dalam media massa; 4.4.3. Meneliti bahan dan membahas bersama pelaksana mengenai analisis opini publik terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang dimuat dalam media massa; 4.4.4. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep rekomendasi analisis opini publik terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang dimuat dalam media massa; 4.4.5. Meneliti dan mengoreksi konsep rekomendasi analisis opini publik terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang dimuat dalam media massa, dan menyampaikan kepada Kasubdit; 4.4.6. Membahas konsep rekomendasi analisis opini publik terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang dimuat dalam media massa bersama Kasubdit dan Kepala Seksi lainnya; 4.4.7. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep rekomendasi analisis opini publik terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang dimuat dalam media massa sesuai hasil pembahasan beserta konsep nota dinas pengantar; 4.4.8. Meneliti dan mengoreksi konsep rekomendasi analisis opini publik terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara yang dimuat dalam media massa sesuai hasil pembahasan beserta konsep nota dinas pengantar serta menyampaikannya kepada Kasubdit. 4.5. Merumuskan laporan hasil pelaksanaan pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 128 - 4.5.1. Meneliti dan mempelajari materi yang diperlukan dalam penyusunan laporan hasil pelaksanaan pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara; 4.5.2. Menugaskan pelaksana untuk mengumpulkan bahan dan menyusun laporan hasil pelaksanaan pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara; 4.5.3. Meneliti dan mengoreksi konsep laporan hasil pelaksanaan pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara dan menyampaikannya kepada Kasubdit; 4.5.4. Membahas konsep laporan hasil pelaksanaan pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara bersama para Kepala Seksi lainnya; 4.5.5. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep laporan hasil pelaksanaan pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara sesuai pembahasan beserta konsep nota dinasnya; 4.5.6. Meneliti dan mengoreksi konsep laporan hasil pelaksanaan pengembangan teknik, metode, dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara sesuai pembahasan beserta konsep surat Kasubdit dan Direktur serta menyampaikannya kepada Kasubdit. 4.6. Merumuskan bahan administratif dan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal perjalanan dinas luar negeri pejabat Direktorat Pembiayaan Syariah. 4.6.1. Meneliti, mempelajari, dan mengidentifikasi materi yang diperlukan dalam hal persiapan perjalanan dinas luar negeri pejabat Direktorat Pembiayaan Syariah; 4.6.2. Menugaskan pelaksana untuk mengumpulkan bahan dan menyusun konsep bahan administratif dan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal perjalanan dinas luar negeri pejabat Direktorat Pembiayaan Syariah; 4.6.3. Berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka persiapan teknis pelaksanaan perjalanan dinas luar negeri pejabat Direktorat Pembiayaan Syariah; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 129 - 4.6.4. Meneliti dan mengoreksi konsep bahan administratif dan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal perjalanan dinas luar negeri pejabat Direktorat Pembiayaan Syariah dan menyampaikannya kepada Kasubdit; 4.6.5. Membahas bahan administratif dan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal perjalanan dinas luar negeri pejabat Direktorat Pembiayaan Syariah bersama para Kepala Seksi lainnya; 4.6.6. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep bahan administratif dan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal perjalanan dinas luar negeri pejabat Direktorat Pembiayaan Syariah sesuai pembahasan beserta konsep nota dinasnya; 4.6.7. Meneliti dan mengoreksi konsep bahan administratif dan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal perjalanan dinas luar negeri pejabat Direktorat Pembiayaan Syariah sesuai pembahasan beserta konsep surat Kasubdit dan Direktur serta menyampaikannya kepada Kasubdit. 4.7. Mengkoordinasikan pembinaan pegawai pada Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja. 4.7.1. Memberikan nasehat, menegakkan dan meningkatkan disiplin bawahan; 4.7.2. Memberikan kesempatan bawahan untuk mengembangkan diri; 4.7.3. Mengusulkan mutasi dan promosi bawahan; 4.7.4. Memberikan penilaian atas pelaksanaan pekerjaan bawahan. 4.8. Merumuskan bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat, bahan masukan penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja Direktorat Jenderal dan Kementerian, yang meliputi antara lain Analisis Beban Kerja (ABK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). 4.8.1. Menerima dan mempelajari disposisi dari Kepala Subdirektorat untuk menyusun rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan syariah, serta koordinasi dengan pihak/unit terkait; 4.8.2. Mengarahkan dan menugaskan pelaksana untuk menyusun rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan syariah, serta koordinasi dengan pihak/unit terkait; 4.8.3. Meneliti rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan syariah; 4.8.4. Menyampaikan rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan syariah, kepada Kepala Subdirektorat; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 130 - 4.8.5. Melaksanakan rapat pembahasan dengan para Kepala Subdirektorat dan Kepala Seksi, dengan dipimpin Direktur dalam rangka perumusan dokumen evaluasi, serta pelaksanaan monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan syariah. 5. BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN: 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7. 5.8. 5.9. 5.10. 5.11. 5.12. 5.13. 5.14. 5.15. 5.16. 5.17. 6. Disposisi dari Kepala Subdirektorat Pengembangan Pasar Surat Berharga Syariah Negara; Kesepakatan dan keputusan rapat teknis; Konsep surat/nota dinas yang disiapkan para Kepala Subdirektorat; Data dan informasi keuangan; Surat atau dokumen pendukung dari instansi terkait; Data dan informasi mengenai instrumen pembiayaan syariah; Data dan informasi mengenai kebutuhan pembiayaan fiskal; Data dan informasi mengenai aspek pengendalian risiko pembiayaan syariah; Data dan informasi mengenai rencana kerja dan strategi pembiayaan syariah; Data dan informasi mengenai kebijakan portofolio pembiayaan syariah; Data dan informasi mengenai instrumen pembiayaan syariah; Data dan informasi mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan terkait pembiayaan syariah; Rencana Pembangunan Jangka Menengah; Data dan informasi yang terkait dengan rencana pembangunan proyek infrastruktur yang akan dibiayai melalui SBSN; Data dan informasi terkait pertanyaan yang diajukan oleh DPR; Laporan hasil pemeriksaan yang dilaksanakan aparat pengawasan fungsional; Fatwa DSN-MUI dan Shariah Standard Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI). ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN: 6.1. 6.2. 6.3. 6.4. 6.5. 6.6. 6.7. 6.8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara; Undang-Undang tentang APBN; Undang-Undang tentang Perpajakan; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 131 - 6.9. 6.10. 6.11. 6.12. 6.13. 6.14. 6.15. 6.16. 6.17. 6.18. 6.19. 6.20. 6.21. 6.22. 6.23. 6.24. 6.25. 6.26. 6.27. 6.28. 6.29. Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil; Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Keputusan Presiden mengenai pelaksanaan APBN; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 138/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan di Lingkungan Departemen Keuangan; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.01/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55 /PM.1/2007; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis) di Lingkungan Departemen Keuangan; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.01/2010 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014; Keputusan Menteri Keuangan Nomor 759/KM.1/2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Unit-Unit Organisasi di Lingkungan Kementerian Keuangan; Keputusan Direktur Jenderal Nomor Kep-16/PU/2010 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014; Keputusan Direktur Jenderal tentang Strategi Pengelolaan Utang Tahunan; Peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait di bidang pengelolaan pembiayaan syariah; Keputusan atau Peraturan Menteri Keuangan lainnya yang terkait pelaksanaan tugas; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 132 - 6.30. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang yang terkait pelaksanaan tugas; 6.31. Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Utang dan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; 6.32. Prosedur Operasi Standar (Standart Operating Procedures/SOP) terkait dengan pengelolaan pembiayaan syariah; 6.33. Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; 6.34. Fatwa DSN-MUI dan Sharia’ Standard Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institution (AAOIFI); 6.35. Rencana kerja tahunan Direktorat Pembiayaan Syariah dan program kerja tahunan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; 6.36. Literatur di bidang ekonomi dan keuangan termasuk ekonomi dan keuangan Syariah; 6.37. Media infromasi dan komunikasi termasuk internet. 7. HASIL KERJA: 7.1. Konsep bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di bidang pengelolaan pembiayaan syariah; 7.2. Konsep Siaran Pers, jawaban atas pertanyaan publik, materi dan desain media promosi termasuk brosur, poster, banner, dan lain-lain yang akan disahkan oleh Kasubdit; 7.3. Rancangan metode layanan informasi dan komunikasi dengan pihak terkait dalam rangka pengembangan pasar SBSN meliputi sosialisasi, pameran, investor gathering, pre-marketing, roadshow dan lain-lain; 7.4. Analisis opini publik terkait pengelolaan SBSN yang di muat di media massa Materi layanan informasi dan publikasi dalam rangka pengembangan pasar SBSN; 7.5. Laporan hasil pelaksanaan pre-marketing, investor gathering, pameran, roadshow, dan lain-lain; 7.6. Bahan administratif dan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal perjalanan dinas luar negeri pejabat Direktorat Pembiayaan Syariah termasuk paspor, visa, tiket perjalanan, surat tugas dan surat izin; 7.7. Konsep rencana tindak atas hasil pemantauan pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran Subdirektorat; 7.8. Konsep dokumen pembinaan para pegawai pada Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor; 7.9. Konsep bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat yang meliputi antara lain Analisis Beban Kerja (ABK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 133 - 8. WEWENANG: 8.1. Mengajukan konsep bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di bidang pengelolaan pembiayaan syariah; 8.2. Mengajukan data dan informasi dari institusi dan para pihak mengenai pengembangan pasar SBSN dan perumusan kebijakan pembiayaan syariah; 8.3. Mengajukan metode layanan informasi dan komunikasi dengan pihak terkait dalam rangka pengembangan pasar SBSN; 8.4. Mengajukan materi layanan informasi dan publikasi dalam rangka pengembangan pasar SBSN; 8.5. Mengajukan usul, saran, dan pendapat kepada Kepala Subdirektorat Pengembangan Pasar SBSN; 8.6. Mengoreksi dan memaraf konsep surat, laporan, daftar, atau dokumen lain mengenai SBSN; 8.7. Mengikuti pembahasan dengan instansi terkait mengenai pengembangan SBSN dalam rangka koordinasi; 8.8. Menjaga kerahasiaan pelaksanaan tugas; 8.9. Membimbing dan memberikan pengarahan pelaksanaan tugas kepada pelaksana; 8.10. Mengajukan konsep dokumen pembinaan para pegawai pada Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor; 8.11. Mengajukan konsep bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat yang meliputi antara lain Analisis Beban Kerja (ABK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). 9. TANGGUNG JAWAB : 9.1. 9.2. 9.3. 9.4. 9.5. 9.6. Kebenaran konsep bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di bidang pengelolaan pembiayaan syariah; Kebenaran data dan informasi dari institusi dan para pihak mengenai pengembangan pasar SBSN dan perumusan kebijakan pembiayaan syariah; Kebenaran analisis opini public yang diajukan sesuai dengan data yang tersedia; Kebenaran metode layanan informasi dan komunikasi dengan pihak terkait dalam rangka pengembangan pasar SBSN; Kebenaran materi layanan informasi dan publikasi dalam rangka pengembangan pasar SBSN; Kebenaran substansi usulan, saran, pendapat, dan rekomendasi kepada Kepala Subdirektorat PP SBSN; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 134 - 9.7. Kebenaran substansi surat, nota dinas, laporan, daftar, atau dokumen lain sebagai hasil koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka pengembangan pembiayaan syariah; 9.8. Kerahasiaan pelaksanaan tugas dan keamanan akses data terkait pengembangan instrumen pembiayaan syariah dan infrastruktur pasar serta hubungan/perjanjian dengan pihak tertentu; 9.9. Bimbingan dan arahan pelaksanaan tugas pelaksana; 9.10. Kebenaran konsep dokumen pembinaan para pegawai pada Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor; 9.11. Kebenaran konsep bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat yang meliputi antara lain Analisis Beban Kerja (ABK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). 10. DIMENSI JABATAN: 10.1. Dimensi Non Finansial: 10.1.1. Unit koordinasi terkait pembiayaan syariah: 10.1.1.1. Menteri Keuangan; 10.1.1.2. Komite Syariah SBSN; 10.1.1.3. Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia; 10.1.1.4. Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan; 10.1.1.5. Unit-unit terkait di lingkungan Ditjen Pengelolaan Utang; 10.1.1.6. Bank Indonesia; 10.1.1.7. Bapepam dan Lembaga Keuangan; 10.1.1.8. Bappenas; 10.1.1.9. SROs/Dealers /Bank Penata Usaha/Wali Amanat; 10.1.1.10. Market analysts, pelaku pasar, dan investors; 10.1.1.11. International Islamic Financial Market (IIFM); 10.1.1.12. International Financial Services Board (IFSB); 10.1.1.13. Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions (AAOIFI); 10.1.1.14. Islamic Development Bank (IDB); 10.1.1.15. Islamic Research and Training Institute (IRTI); 10.1.1.16. Lembaga keuangan syariah dalam dan luar negeri; 10.1.1.17. Asosiasi syariah di bidang ekonomi, perbankan, asuransi, dan pasar modal; 10.1.1.18. Rating Agencies; 10.1.1.19. Instansi dan unit kerja terkait lainnya; 10.1.1.20. Investor; 10.1.1.21. Wartawan dan media massa. 10.1.2. Data dan informasi yang diperlukan dalam rangka penyusuan layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor; 10.1.3. Analisis opini publik dan data pendukungnya; 10.1.4. Data investor potensian SBSN; 10.1.5. Metode, teknik dan materi layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 135 - 11. HUBUNGAN KERJA: 11.1. 11.2. Direktur Pembiayaan Syariah; Para Kepala Subdirektorat di lingkungan Direktorat Pembiayaan Syariah dalam hal koordinasi pelaksanaan tugas; 11.3. Sekretaris Direktorat Jenderal dalam hal koordinasi ke unit-unit instansi di luar Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; 11.4. Direktur Surat Utang Negara, DJPU, dalam hal koordinasi pelaksanaan transaksi perbitan dan pengelolaan instrumen pembiayaan syariah dalam bentuk SBSN; 11.5. Direktur Pinjaman dan Hibah, DJPU, dalam hal koordinasi pelaksanaan transaksi perbitan dan pengelolaan instrumen pembiayaan syariah dalam bentuk pinjaman berbasis syariah; 11.6. Direktur Strategi dan Portofolio Utang, DJPU, dalam hal koordinasi penyusunan strategi pengelolaan utang; 11.7. Bapepam dan Lembaga Keuangan dalam hal pemberian rekomendasi/kebijakan pada bidang pengaturan perdagangan Surat Berharga Syariah Negara di pasar sekunder; 11.8. Badan Kebijakan Fiskal dalam hal harmonisasi kebijakan fiskal/moneter yang menjadi bagian tanggung jawab Departemen Keuangan; 11.9. Para pelaku pasar dalam hal penerapan kebijakan pelaksanaan strategi utang; 11.10. Konsultan dan nara sumber, dalam hal konsultasi/masukan terkait penerbitan dan pengelolaan instrumen pembiayaan syariah; 11.11. Media Massa dan wartawan; 11.12. Investor. 12. MASALAH DAN TANTANGAN JABATAN: Belum optimalnya layanan informasi dan komunikasi dengan publik dan investor dalam rangka pengelolaan SBSN. 13. RISIKO JABATAN: Tidak Ada. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 136 - 14. SYARAT JABATAN: 14.1. 14.2. 14.3. Pangkat/ golongan : Penata (III/c) Pendidikan formal : Strata 1/D-IV Diklat/Kursus : 14.3.1. Diklatpim Tk.IV; 14.3.2. Public Relation; 14.3.3. Presentation Skill; 14.3.4. Government Policy. 14.4. Syarat lainnya : 14.4.1. Menguasai bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan 14.4.2. Memahami mekanisme pasar keuangan konvensional dan syariah, serta ekonomi makro; 14.4.3. Memiliki dasar-dasar pengetahuan Ekonomi Keuangan Syariah; 14.4.4. Memiliki kemampuan analisis di bidang keuangan dan fiskal serta memahami mekanisme dan struktur APBN; 14.4.5. Memahami berbagai instrumen pasar keuangan konvensional dan syariah, termasuk derivatif; 14.4.6. Memahami manajemen portofolio dan risiko, khususnya risiko keuangan, risiko operasional, dan risiko syariah compliance; 14.4.7. Memahami peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain terutama ketentuan dan perundangan SBSN; 14.4.8. Memahami prosedur dan mekanisme pengelolaan instrumen pembiayaan syariah; 14.4.9. Memahami penggunaan sarana transaksi dan informasi pasar keuangan konvensional dan syariah; 14.4.10. Standar Kompetensi: 14.4.10.1. In-Depth Problem Solving & Analysis (2); 14.4.10.2. Planning and Organizing (2); 14.4.10.3. Continuous Improvement (2); 14.4.10.4. Policies, Processes & Procedures (2); 14.4.10.5. Stakeholder Service (3); 14.4.10.6. Integrity (3); 14.4.10.7. Team Leadership (2); 14.4.10.8. Relationship Management (2); 14.4.10.9. Interpersonal Communication (2). MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 137 - 15. KEDUDUKAN JABATAN: KEPALA SUBDIREKTORAT PENGEMBANGAN PASAR SBSN KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEPALA SEKSI HUBUNGAN KELEMBAGAAN KEPALA SEKSI PELAYANAN PUBLIK DAN HUBUNGAN INVESTOR Perumus Data Pelayanan Publik dan Hubungan Investor Pemroses Bahan Pelayanan Publik dan Hubungan Investor Senior Peemroses Bahan Pelayanan Publik dan Hubungan Investor Junior Penyaji Bahan Pelayanan Publik dan Hubungan Investor Senior Penyaji Bahan Pelayanan Publik dan Hubungan Investor Junior Penatausaha Senior Penatausaha Senior Penatausaha Senior