- 56 - 1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pelaksanaan Transaksi 2

advertisement
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 56 -
1.
NAMA JABATAN : Kepala Seksi Pelaksanaan Transaksi
2. IKHTISAR JABATAN:
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan transaksi, yang meliputi kegiatan
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran Surat Berharga Syariah Negara,
melakukan penyiapan dan pengolahan data transaksi, penyusunan dokumen
transaksi selain dokumen hukum, melakukan pemantauan penyelesaian
transaksi Surat Berharga Syariah Negara, serta melakukan koordinasi dengan
pihak terkait dalam rangka pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah
Negara.
3. TUJUAN JABATAN:
Terlaksananya transaksi Surat Berharga Syariah Negara yang akurat,
transparan, akuntabel, efektif, tepat waktu, serta sesuai dengan perencanaan
dan target dalam rangka mendukung pengelolaan portofolio pembiayaan APBN
yang aman dan berkelanjutan.
4. URAIAN TUGAS DAN KEGIATAN:
4.1. Merumuskan bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja
(Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta Indikator
Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di bidang
pengelolaan pembiayaan syariah.
4.1.1. Mempelajari disposisi Kepala Subdirektorat untuk memberikan
bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja),
Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK), serta
Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan di
bidang pengelolaan pembiayaan syariah, dan menugaskan para
Kepala Seksi sesuai bidang tugasnya untuk menyusun konsep
bahan masukan Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK dan IKU
Direktorat;
4.1.2. Membahas penyusunan konsep bahan masukan Renstra, Renja,
RKT, RKA-K/L, PK, dan IKU Direktorat, bersama pelaksana;
4.1.3. Menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep bahan masukan
Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK, dan IKU Direktorat sesuai
pembahasan beserta konsep nota dinas pengantar;
4.1.4. Meneliti bahan masukan Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK, dan
IKU Direktorat dan menyampaikan kepada Kepala Subdirektorat
disertai nota dinas pengantar.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 57 -
4.2. Mengkoordinasikan penyiapan bahan pelaksanaan transaksi penerbitan,
pembelian kembali, dan penukaran Surat Berharga Syariah Negara.
4.2.1. Mempelajari
disposisi
Kasubdit
terkait
penyiapan
bahan
pelaksanaan transaksi penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran Surat Berharga Syariah Negara dan menugaskan
pelaksana untuk menyiapkan materi yang diperlukan untuk
melaksanakan transaksi SBSN, termasuk melakukan market
surveilance untuk mengetahui minat beli investor terhadap SBSN,
dan menyiapkan rumusan rekomendasi rencana pelaksanaan
transaksi penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran Surat
Berharga Syariah Negara;
4.2.2. Meneliti dan mengoreksi konsep rumusan rekomendasi rencana
pelaksanaan transaksi penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran Surat Berharga Syariah Negara yang disampaikan
pelaksana;
4.2.3. Membahas konsep rumusan rekomendasi rencana pelaksanaan
transaksi penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran Surat
Berharga Syariah Negara bersama Kasubdit dan Kepala Seksi
lainnya dan menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep
rumusan rekomendasi rencana pelaksanaan transaksi penerbitan,
pembelian kembali, dan penukaran Surat Berharga Syariah Negara
sesuai pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
4.2.4. Meneliti, mengoreksi dan memberikan masukan rumusan
rekomendasi rencana pelaksanaan transaksi penerbitan, pembelian
kembali, dan penukaran Surat Berharga Syariah Negara sesuai hasil
pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
4.2.5. Menugaskan pelaksana untuk melakukan penyesuaian atas
rumusan rekomendasi rencana pelaksanaan transaksi penerbitan,
pembelian kembali, dan penukaran Surat Berharga Syariah Negara
sesuai hasil koreksi dan masukan;
4.2.6. Meneliti
dan
menyetujui
rumusan
rekomendasi
rencana
pelaksanaan transaksi penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran Surat Berharga Syariah Negara sesuai hasil koreksi dan
masukan beserta konsep nota dinasnya untuk selanjutnya
disampaikan kepada Kasubdit.
4.3. Mengkoordinasikan penyiapan
Berharga Syariah Negara.
dan
pengolahan
data
transaksi
Surat
4.3.1. Mempelajari disposisi Kasubdit terkait penyiapan dan pengolahan
data transaksi Surat Berharga Syariah Negara dan menugaskan
pelaksana untuk menyiapkan materi yang diperlukan untuk
penyiapan dan pengolahan data transaksi SBSN;
4.3.2. Meneliti dan mengoreksi konsep rumusan penyiapan dan
pengolahan data transaksi SBSN yang disampaikan pelaksana;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 58 -
4.3.3. Membahas konsep rumusan penyiapan dan pengolahan data
transaksi SBSN bersama Kasubdit dan Kepala Seksi lainnya dan
menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep rumusan
penyiapan dan pengolahan data transaksi SBSN sesuai hasil
pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
4.3.4. Meneliti, mengoreksi dan memberikan masukan konsep rumusan
penyiapan dan pengolahan data transaksi SBSN sesuai hasil
pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
4.3.5. Menugaskan pelaksana untuk melakukan penyesuaian atas
rumusan penyiapan dan pengolahan data transaksi SBSN sesuai
hasil koreksi dan masukan beserta konsep nota dinasnya;
4.3.6. Meneliti dan menyetujui rumusan penyiapan dan pengolahan data
transaksi SBSN sesuai hasil koreksi dan masukan beserta konsep
surat Kasubdit dan Direktur untuk selanjutnya disampaikan
kepada Kasubdit.
4.4. Merumuskan dokumen transaksi selain dokumen hukum yang diperlukan
termasuk ketentuan dan syarat SBSN dalam rangka penerbitan, penjualan,
pembelian kembali, dan penukaran SBSN.
4.4.1. Mempelajari disposisi Kasubdit terkait penyiapan dokumen
transaksi selain dokumen hukum yang diperlukan termasuk
ketentuan dan syarat SBSN dalam rangka penerbitan, pembelian
kembali, dan penukaran SBSN dan menugaskan pelaksana untuk
menyiapkan materi yang diperlukan untuk melakukan penyusunan
dokumen transaksi selain dokumen hukum yang diperlukan
termasuk ketentuan dan syarat SBSN dalam rangka penerbitan,
pembelian kembali, dan penukaran SBSN penyiapan dan
pengolahan data transaksi SBSN;
4.4.2. Meneliti dan mengoreksi konsep rumusan penyiapan dokumen
transaksi selain dokumen hukum yang diperlukan termasuk
ketentuan dan syarat SBSN dalam rangka penerbitan, pembelian
kembali, dan penukaran SBSN penyiapan dan pengolahan data
transaksi SBSN yang disampaikan pelaksana;
4.4.3. Membahas konsep rumusan penyiapan dokumen transaksi selain
dokumen hukum yang diperlukan termasuk ketentuan dan syarat
SBSN dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran
SBSN penyiapan dan pengolahan data transaksi SBSN bersama
Kasubdit dan Kepala Seksi lainnya dan menugaskan pelaksana
untuk menyusun konsep rumusan penyiapan dokumen transaksi
selain dokumen hukum yang diperlukan termasuk ketentuan dan
syarat SBSN dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran SBSN penyiapan dan pengolahan data transaksi SBSN
sesuai hasil pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 59 -
4.4.4. Meneliti, mengoreksi dan memberikan masukan konsep rumusan
penyiapan dokumen transaksi selain dokumen hukum yang
diperlukan termasuk ketentuan dan syarat SBSN dalam rangka
penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran SBSN penyiapan
dan pengolahan data transaksi SBSN sesuai hasil pembahasan
beserta konsep nota dinasnya;
4.4.5. Menugaskan pelaksana untuk melakukan penyesuaian atas
rumusan penyiapan dokumen transaksi selain dokumen hukum
yang diperlukan termasuk ketentuan dan syarat SBSN dalam
rangka penerbitan, pembelian kembali, dan penukaran SBSN
penyiapan dan pengolahan data transaksi SBSN sesuai hasil koreksi
dan masukan beserta konsep nota dinasnya;
4.4.6. Meneliti dan menyetujui rumusan penyiapan dokumen transaksi
selain dokumen hukum yang diperlukan termasuk ketentuan dan
syarat SBSN dalam rangka penerbitan, pembelian kembali, dan
penukaran SBSN penyiapan dan pengolahan data transaksi SBSN
sesuai hasil koreksi dan masukan beserta konsep surat Kasubdit
dan Direktur untuk selanjutnya disampaikan kepada Kasubdit.
4.5. Mengkoordinasikan pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara,
yang meliputi transaksi penerbitan dan penjualan di pasar perdana,
pembelian kembali, dan penukaran.
4.5.1. Mempelajari disposisi Kasubdit terkait pelaksanaan transaksi Surat
Berharga Syariah Negara, yang meliputi transaksi penerbitan dan
penjualan di pasar perdana, pembelian kembali, dan penukaran dan
menugaskan pelaksana untuk menyiapkan data dan informasi
pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan transaksi SBSN,
yang meliputi transaksi penerbitan dan penjualan di pasar perdana,
pembelian kembali, dan penukaran;
4.5.2. Meneliti dan mengkaji data dan informasi pendukung yang
diperlukan dalam pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah
Negara, yang meliputi transaksi penerbitan dan penjualan di pasar
perdana, pembelian kembali, dan penukaran yang disampaikan
pelaksana dan menugaskan pelaksana untuk membantu
menyiapkan pelaksanaan transaksi, yang meliputi transaksi
penerbitan dan penjualan di pasar perdana, pembelian kembali, dan
penukaran;
4.5.3. Menyiapkan dan memonitoring pelaksanaan transaksi Surat
Berharga Syariah Negara, yang meliputi transaksi penerbitan dan
penjualan di pasar pelaksanaan perdana, pembelian kembali, dan
penukaran serta melakukan pembahasan atas transaksi dengan
kasubdit dan kepala seksi terkait dan menugaskan pelaksana untuk
membantu pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara,
yang meliputi transaksi penerbitan dan penjualan di pasar perdana,
pembelian kembali, dan penukaran;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 60 -
4.5.4. Pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara, yang
meliputi transaksi penerbitan dan penjualan di pasar perdana,
pembelian kembali, dan penukaran serta meneliti dan mempelajari
hasil data transaksi SBSN yang disampaikan oleh Agen Lelang/Agen
Penjual; menyiapkan rekomendasi penetapan hasil transaksi
penerbitan/penukaran/pembelian
kembali
SBSN
dengan
memperhatikan jumlah penawaran yang disampaikan, indikatif
harga, dan kondisi kebutuhan kas; menyiapkan print-out hasil
transaksi penerbitan/penukaran/pembelian dalam format standar,
melakukan uji petik untuk menjamin akurasi perhitungan hasil
transaksi penerbitan/penukaran/pembelian SBSN;
4.5.5. Menugaskan
para
pelaksana
untuk
menyiapkan
konsep
rekomendasi penetapan hasil transaksi penerbitan/penukaran/
pembelian kembali SBSN dengan memperhatikan jumlah penawaran
yang disampaikan, indikatif harga, dan kondisi kebutuhan kas;
menyiapkan print-out hasil transaksi penerbitan/penukaran/
pembelian dalam format standar, melakukan uji petik untuk
menjamin akurasi perhitungan hasil transaksi penerbitan/
penukaran/pembelian SBSN;
4.5.6. Ikut serta melakukan pembahasan penetapan hasil transaksi
bersama dengan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Direktur
Pembiayaan Syariah, Kepala Subdirektorat Pengelolaan Transaksi,
dan pihak-pihak terkait lainnya serta meneliti dan mengoreksi
konsep
rekomendasi
penetapan
hasil
transaksi
penerbitan/penukaran/pembelian
kembali
SBSN
dengan
memperhatikan jumlah penawaran yang disampaikan, indikatif
harga, dan kondisi kebutuhan kas; menyiapkan print-out hasil
transaksi penerbitan/penukaran/pembelian dalam format standar,
melakukan uji petik untuk menjamin akurasi perhitungan hasil
transaksi
penerbitan/penukaran/pembelian
SBSN
yang
disampaikan pelaksana untuk selanjutnya disampaikan kepada
Kasubdit;
4.5.7. Menugaskan pelaksana untuk menyiapkan konsep laporan
pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara, yang
meliputi transaksi penerbitan dan penjualan di pasar perdana,
pembelian kembali, dan penukaran, sesuai dengan hasil
pembahasan;
4.5.8. Meneliti dan mengoreksi laporan pelaksanaan transaksi Surat
Berharga Syariah Negara, yang meliputi transaksi penerbitan dan
penjualan di pasar perdana, pembelian kembali, dan penukaran,
serta menandatangani dan menyampaikannya kepada Kepala
Subdirektorat Pengelolaan Transaksi, disertai dengan konsep nota
dinas Kepala Subdirektorat Pengelolaan Transaksi kepada Direktur
Pembiayaan Syariah, konsep surat laporan transaksi Direktur
Pembiayaan Syariah kepada Direktur Evaluasi, Akuntansi dan
Setelmen, dan konsep surat permintaan setelmen ke Bank
Indonesia.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 61 -
4.6. Mengkoordinasikan pemantauan
Berharga Syariah Negara.
atas
penyelesaian
transaksi
Surat
4.6.1. Mempelajari
disposisi
Kasubdit
terkait
pemantauan
atas
penyelesaian transaksi Surat Berharga Syariah Negara dan
menugaskan pelaksana untuk mengumpulkan dan menyiapkan
data dan informasi pendukung yang diperlukan dalam rangka
pemantauan atas penyelesaian transaksi Surat Berharga Syariah
Negara;
4.6.2. Meneliti dan mengkaji data dan informasi pendukung yang
diperlukan dalam pelaksanaan pemantauan atas penyelesaian
transaksi Surat Berharga Syariah Negara, yang meliputi transaksi
penerbitan dan penjualan di pasar perdana, pembelian kembali, dan
penukaran yang disampaikan pelaksana;
4.6.3. Menyiapkan pelaksanaan pemantauan atas penyelesaian transaksi
Surat Berharga Syariah Negara, yang meliputi transaksi penerbitan
dan penjualan di pasar perdana, pembelian kembali, dan penukaran
serta melakukan pembahasan dengan kasubdit dan kepala seksi
terkait;
4.6.4. Menugaskan pelaksana untuk membantu pelaksanaan pemantauan
atas penyelesaian transaksi Surat Berharga Syariah Negara, yang
meliputi transaksi penerbitan dan penjualan di pasar perdana,
pembelian kembali, dan penukaran;
4.6.5. Menugaskan para pelaksana untuk menatausahakan dokumen
hasil pelaksanaan pemantauan atas penyelesaian transaksi Surat
Berharga Syariah Negara, dan dalam hal terdapat permasalahan
dalam penyelesaian transaksi akan menugaskan pelaksana untuk
menyiapkan konsep laporan pemantauan atas penyelesaian
transaksi Surat Berharga Syariah Negara dan rekomendasi tindak
lanjut yang diperlukan;
4.6.6. Meneliti dan mengoreksi laporan pelaksanaan pemantauan atas
penyelesaian transaksi Surat Berharga Syariah Negara, serta
menandatangani
dan
menyampaikannya
kepada
Kepala
Subdirektorat Pengelolaan Transaksi, disertai dengan konsep nota
dinas Kepala Subdirektorat Pengelolaan Transaksi kepada Direktur
Pembiayaan Syariah.
4.7. Mengkoordinasikan pelaksanaan dengan pihak terkait dalam rangka
pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara.
4.7.1. Mempelajari disposisi Kasubdit Pengelolaan Transaksi mengenai
koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka pelaksanaan
transaksi Surat Berharga Syariah Negara dan menugaskan
pelaksana untuk menyiapkan pelaksanaan koordinasi dengan
institusi dan pihak yang terkait dengan pelaksanaan transaksi
Surat Berharga Syariah Negara yang meliputi transaksi penerbitan
dan penjualan di pasar perdana, pembelian kembali, dan
penukaran;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 62 -
4.7.2. Melaksanakan koordinasi dengan institusi dan pihak yang terkait
dengan pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara yang
meliputi transaksi penerbitan dan penjualan di pasar perdana,
pembelian kembali, dan penukaran;
4.7.3. Menugaskan pelaksana untuk membantu pelaksanaan koordinasi
dengan institusi dan pihak yang terkait dengan pelaksanaan
transaksi Surat Berharga Syariah Negara dan dalam hal diperlukan
menugaskan pelaksana untuk menyiapkan konsep rekomendasi
atau laporan tindak lanjut atas hasil koordinasi dengan institusi
dan pihak yang terkait dengan pelaksanaan transaksi Surat
Berharga Syariah Negara, beserta nota dinas pengantarnya;
4.7.4. Mengoreksi konsep nota dinas dan rekomendasi atau laporan tindak
lanjut atas hasil koordinasi dengan institusi dan pihak yang terkait
dengan pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara serta
menyampaikannya kepada Kepala Subdirektorat.
4.8. Merumuskan laporan realisasi transaksi SBSN.
4.8.1. Mempelajari disposisi Kasubdit Pengelolaan Transaksi untuk
menyusun laporan realisasi transaksi SBSN dan menugaskan
pelaksana untuk menyiapkan konsep laporan realisasi transaksi
SBSN;
4.8.2. Meneliti dan mengoreksi konsep konsep laporan realisasi transaksi
SBSN yang disampaikan pelaksana;
4.8.3. Membahas konsep laporan realisasi transaksi SBSN bersama
Kasubdit dan Kepala Seksi lainnya dan menugaskan pelaksana
untuk menyusun konsep laporan realisasi transaksi SBSN sesuai
hasil pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
4.8.4. Meneliti, mengoreksi dan memberikan masukan konsep laporan
realisasi transaksi SBSN sesuai hasil pembahasan beserta konsep
nota dinasnya;
4.8.5. Menugaskan pelaksana untuk melakukan penyesuaian atas konsep
laporan realisasi transaksi SBSN sesuai hasil koreksi dan masukan
beserta konsep nota dinasnya;
4.8.6. Meneliti dan menyetujui konsep laporan realisasi transaksi SBSN
sesuai hasil koreksi dan masukan beserta konsep surat Kasubdit
dan Direktur untuk selanjutnya disampaikan kepada Kasubdit.
4.9. Mengkoordinasikan pengelolaan database portofolio SBSN.
4.9.1. Mempelajari disposisi Kasubdit Pengelolaan Transaksi untuk
mengelola database portofolio SBSN dan menugaskan pelaksana
untuk mengumpulkan bahan dan menyusun konsep pengelolaan
database portofolio SBSN;
4.9.2. Meneliti dan mengoreksi bahan serta konsep pengelolaan database
portofolio SBSN;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 63 -
4.9.3. Membahas konsep pengelolaan database portofolio SBSN bersama
Kasubdit dan Kepala Seksi lainnya dan menugaskan pelaksana
untuk menyusun konsep pengelolaan database portofolio SBSN
sesuai hasil pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
4.9.4. Meneliti, mengoreksi dan memberikan masukan konsep pengelolaan
database portofolio SBSN sesuai hasil pembahasan beserta konsep
nota dinasnya;
4.9.5. Menugaskan pelaksana untuk melakukan penyesuaian atas konsep
pengelolaan database portofolio SBSN sesuai hasil koreksi dan
masukan beserta konsep nota dinasnya;
4.9.6. Meneliti dan menyetujui konsep pengelolaan database portofolio
SBSN sesuai hasil koreksi dan masukan beserta konsep surat
Kasubdit dan Direktur untuk selanjutnya disampaikan kepada
Kasubdit.
4.10. Merumuskan konsep bahan tanggapan atas Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) yang telah dilakukan oleh aparat pengawas fungsional terkait
pelaksanaan tugas Subdirektorat.
4.10.1. Mempelajari disposisi Kasubdit Pengelolaan Transaksi untuk
menyiapkan konsep bahan tanggapan atas Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) yang telah dilakukan oleh aparat pengawas
fungsional
terkait
pelaksanaan
tugas
Subdirektorat
dan
menugaskan pelaksana untuk mengumpulkan bahan dan
menyusun konsep bahan tanggapan atas LHP yang telah dilakukan
oleh aparat pengawas fungsional terkait pelaksanaan tugas
Subdirektorat;
4.10.2. Meneliti dan mengoreksi konsep bahan tanggapan atas LHP yang
telah dilakukan oleh aparat pengawas fungsional terkait
pelaksanaan tugas Subdirektorat dan menyampaikannya kepada
Kasubdit;
4.10.3. Membahas bahan tanggapan atas LHP yang telah dilakukan oleh
aparat
pengawas
fungsional
terkait
pelaksanaan
tugas
Subdirektorat bersama para Kepala Seksi lainnya dan menugaskan
pelaksana untuk menyusun konsep LHP Direktorat sesuai
pembahasan beserta konsep nota dinasnya;
4.10.4. Meneliti dan mengoreksi konsep LHP sesuai pembahasan beserta
konsep surat Kasubdit dan Direktur serta menyampaikannya
kepada Kasubdit.
4.11. Mengkoordinasikan penyiapan konsep bahan masukan
pemerintah atas pertanyaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
jawaban
4.11.1. Mempelajari disposisi Kasubdit Pengelolaan Transaksi untuk
menyiapkan konsep bahan masukan jawaban pemerintah atas
pertanyaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan menugaskan
pelaksana untuk mengumpulkan bahan dan menyusun konsep
jawaban pemerintah atas pertanyaan DPR terkait pelaksanaan
tugas Subdirektorat;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 64 -
4.11.2. Meneliti dan mengoreksi konsep jawaban pemerintah atas
pertanyaan DPR terkait pelaksanaan tugas Subdirektorat dan
menyampaikannya kepada Kasubdit;
4.11.3. Membahas konsep jawaban pemerintah atas pertanyaan DPR
terkait pelaksanaan tugas Subdirektorat bersama para Kepala Seksi
lainnya dan menugaskan pelaksana untuk menyusun konsep
konsep jawaban pemerintah atas pertanyaan DPR terkait
pelaksanaan tugas Subdirektorat sesuai pembahasan beserta
konsep nota dinasnya;
4.11.4. Meneliti dan mengoreksi konsep konsep jawaban pemerintah atas
pertanyaan DPR terkait pelaksanaan tugas Subdirektorat sesuai
pembahasan beserta konsep surat Kasubdit dan Direktur serta
menyampaikannya kepada Kasubdit.
4.12. Membina pegawai pada Seksi Pelaksanaan Transaksi untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja.
4.12.1. Memberikan nasehat, menegakkan dan meningkatkan disiplin
bawahan;
4.12.2. Memberikan kesempatan bawahan untuk mengembangkan diri;
4.12.3. Mengusulkan mutasi dan promosi bawahan;
4.12.4. Memberikan penilaian atas pelaksanaan pekerjaan bawahan.
4.13. Merumuskan bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat, bahan
masukan penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja
Direktorat Jenderal dan Kementerian, yang meliputi antara lain Analisis
Beban Kerja (ABK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP).
4.13.1. Menerima dan mempelajari disposisi dari Kepala Subdirektorat
untuk menyusun rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan
monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan
syariah, serta koordinasi dengan pihak/unit terkait;
4.13.2. Mengarahkan dan menugaskan pelaksana untuk menyusun
rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan monitoring, dan
pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan syariah, serta
koordinasi dengan pihak/unit terkait;
4.13.3. Meneliti rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan monitoring,
dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan syariah;
4.13.4. Menyampaikan rumusan dokumen evaluasi, melaksanakan
monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan
syariah, kepada Kepala Subdirektorat;
4.13.5. Melaksanakan
rapat
pembahasan
dengan
para
Kepala
Subdirektorat dan Kepala Seksi, dengan dipimpin Direktur dalam
rangka perumusan dokumen evaluasi, serta pelaksanaan
monitoring, dan pelaporan kinerja terkait pengelolaan pembiayaan
syariah.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 65 -
5.
BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN:
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
5.6.
5.7.
5.8.
5.9.
5.10.
5.11.
5.12.
5.13.
5.14.
5.15.
5.16.
5.17.
5.18.
5.19.
5.20.
5.21.
5.22.
5.23.
5.24.
5.25.
6.
Disposisi dari Kepala subdirektorat Pengelolaan Transaksi;
Kesepakatan dan keputusan rapat teknis;
Asumsi indikator APBN;
Kebutuhan Pembiayaan APBN;
Strategi pengelolaan utang;
Data transaksi SBSN;
Data dan informasi mengenai kebutuhan pembiayaan fiskal;
Data dan informasi mengenai kebijakan portofolio pembiayaan syariah;
Data dan informasi mengenai protofolio Surat Berharga Negara (SUN dan
SBSN);
Daftar Barang Milik Negara;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah;
Daftar Aset SBSN;
Konsep surat/nota dinas dari para Kepala Seksi;
Surat dari instansi terkait;
Bahan seminar, workshop, training dan studi banding;
Data dan informasi mengenai pasar keuangan domestik dan
internasional dari Bloomberg dan provider data/media lainnya;
Data dan informasi mengenai harga acuan (owner estimate);
Pertanyaan DPR;
LHP dari aparat pengawasan fungsional;
Hasil riset dan masukan Analis/Dealer/Konsultan;
Offering Memorandum untuk penerbitan sebelumnya;
Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK dan LAKIP Direktorat tahun lalu dan
tahun berjalan;
Hasil persetujuan DPR atas daftar yang BMN dan objek pembiayaan
termasuk proyek infrastruktur yang akan dijadikan sebagai Aset SBSN;
Data dan informasi perkembangan rating Indonesia dan peer group;
Fatwa DSN-MUI dan Shariah Standard Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI).
ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PEKERJAAN:
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
6.5.
6.6.
6.7.
6.8.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara;
Undang-Undang tentang APBN;
Undang-Undang tentang Perpajakan;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 66 -
6.9.
6.10.
6.11.
6.12.
6.13.
6.14.
6.15.
6.16.
6.17.
6.18.
6.19.
6.20.
6.21.
6.22.
6.23.
6.24.
6.25.
6.26.
6.27.
6.28.
6.29.
Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974
tentang
Pokok-pokok
Kepegawaian;
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah;
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil;
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
Keputusan Presiden mengenai pelaksanaan APBN;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 138/PMK.01/2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan di Lingkungan Departemen
Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.01/2006 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating
Procedures) di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55 /PM.1/2007;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2008 tentang
Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis) di
Lingkungan Departemen Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang
Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.01/2010 tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 759/KM.1/2010 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Unit-Unit Organisasi di
Lingkungan Kementerian Keuangan;
Keputusan Direktur Jenderal Nomor Kep-16/PU/2010 tentang Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan
Tahun 2010-2014;
Keputusan Direktur Jenderal tentang Strategi Pengelolaan Utang
Tahunan;
Peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait di bidang
pengelolaan pembiayaan syariah;
Keputusan atau Peraturan Menteri Keuangan lainnya yang terkait
pelaksanaan tugas;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 67 -
6.30.
6.31.
6.32.
6.33.
6.34.
6.35.
7.
Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang yang terkait
pelaksanaan tugas;
Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Utang dan Kode Etik Pegawai
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;
Prosedur Operasi Standar (Standart Operating Procedures/SOP) terkait
dengan pengelolaan pembiayaan syariah;
Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;
Fatwa DSN-MUI dan Sharia’ Standard Accounting and Auditing
Organisation for Islamic Financial Institution (AAOIFI);
Infrastruktur pasar (sistem lelang, pembelian kembali, dan penukaran
SBSN).
HASIL KERJA:
7.1.
7.2.
7.3.
7.4.
7.5.
7.6.
7.7.
7.8.
7.9.
7.10.
7.11.
Konsep bahan masukan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja
(Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), dan IKU Direktorat;
Bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan transaksi Surat Berharga
Syariah Negara, baik transaksi penerbitan dan penjualan di pasar
perdana, pembelian kembali dan penukaran, yang meliputi maturity
profile, sistem perhitungan cash proceeds, sistem perhitungan accrued
interest;
Rumusan rekomendasi rencana penerbitan SBSN, yaitu jenis, struktur
akad, tenor, dan jumlah SBSN yang akan dilelang;
Print-out hasil pengolahan data penawaran lelang SBSN untuk
disampaikan dalam rapat penetapan hasil lelang;
Print-out hasil ketetapan lelang dalam format standar;
Konsep dokumen transaksi selain dokumen hukum SBSN berupa
ketetapan hasil penerbitan dan pejualan, pembelian kembali dan
penukaran, ketentuan dan syarat (terms and conditions) SBSN,
perhitungan cash proceed;
Konsep laporan pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara,
meliputi pelaksanaan transaksi penerbitan dan penjualan di pasar
perdana, pembelian kembali, dan penukaran;
Konsep nota dinas Kepala Subdirektorat Pengelolaan Transaksi kepada
Direktur Pembiayaan Syariah mengenai laporan pelaksanaan transaksi
Surat Berharga Syariah Negara, konsep surat laporan transaksi Surat
Berharga Syariah Negara dari Direktur Pembiayaan Syariah kepada
Direktur Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen, dan konsep surat
permintaan setelmen ke Bank Indonesia;
Rumusan rekomendasi penetapan hasil penerbitan SBSN dengan
memperhatikan jumlah penawaran pembelian yang disampaikan,
indikatif harga, dan kondisi kebutuhan kas;
Database portofolio SBSN yang meliputi Data Rincian Penerbitan, Data
Mutasi SBSN, dan Data Statistik Lelang SBSN.
Konsep rumusan ketentuan dan persyaratan (terms and conditions)
SBSN sesuai dengan karakteristik SBSN yang dilelang/diterbitkan;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 68 -
7.12.
7.13.
7.14.
7.15.
7.16.
7.17.
8.
Konsep Surat Dirjen PU a.n. Menteri Keuangan mengenai penerbitan
SBSN untuk disampaikan kepada Agen Penatausaha SBSN;
Materi pembahasan, rumusan Berita Acara Pembahasan dan Konsep
Naskah Kesepakatan hasil pembahasan dalam rangka transaksi private
placement;
Konsep tanggapan Laporan Hasil Pemeriksaan aparat pengawasan
fungsional terkait pelaksanaan tugas pada Subdirektorat Pengelolaan
Transaksi Surat Berharga Syariah Negara;
Konsep bahan masukan jawaban Pemerintah atas pertanyaan Dewan
Perwakilan Rakyat dari Subdirektorat Pengelolaan Transaksi, terutama
yang terkait dengan pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah
Negara, termasuk transaksi penerbitan dan penjualan di pasar
perdana, pembelian kembali, dan penukaran;
Konsep dokumen pembinaan para pegawai pada Seksi Pelaksanaan
Transaksi;
Konsep bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat yang
meliputi antara lain Analisis Beban Kerja (ABK) dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
WEWENANG:
8.1.
8.2.
8.3.
8.4.
8.5.
8.6.
8.7.
8.8.
8.9.
Mengajukan konsep bahan masukan Rencana Strategis (Renstra),
Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana
Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan
Kinerja (PK), serta Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait
dengan kebijakan di bidang pengelolaan pembiayaan syariah;
Mengajukan usul, saran, dan pendapat kepada Kepala Subdirektorat
Pengelolaan Transaksi;
Mengoreksi dan memaraf konsep surat, nota dinas, laporan, daftar,
atau dokumen lain terkait pelaksanaan tugas;
Menyusun dan menyampaikan konsep validasi data dan kelengkapan
dokumen, baik dokumen hukum maupun dokumen transaksi, dalam
pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara dan pengelolaan
portofolio Surat Berharga Syariah Negara;
Menyusun dan menyampaikan konsep dokumen transaksi selain
dokumen hukum SBSN berupa ketetapan hasil penerbitan dan
pejualan, pembelian kembali dan penukaran, ketentuan dan syarat
(terms and conditions) SBSN, perhitungan cash proceed;
Menyiapkan konsep surat laporan pelaksanaan transaksi Surat
Berharga Syariah Negara, yang meliputi transaksi penerbitan dan
penjualan di pasar perdana, pembelian kembali, dan penukaran;
Melakukan koordinasi dengan instansi-instansi lain yang terkait
dengan pelaksanaan transaksi Surat Berharga Syariah Negara;
Mengelola database portofolio SBSN;
Melakukan koordinasi dengan instansi lain terkait dengan pengelolaan
instrumen pembiayaan syariah;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 69 -
8.10.
8.11.
8.12.
8.13.
8.14.
9.
Mengajukan konsep tanggapan Laporan Hasil Pemeriksaan aparat
pengawasan
fungsional pada Direktorat Kebijakan Pembiayaan
Syariah;
Mengajukan konsep jawaban pemerintah atas pertanyaan DPR
mengenai pelaksanaan kebijakan pembiayaan syariah;
Mengajukan konsep rencana tindak atas hasil pemantauan
pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran Subdirektorat;
Mengajukan konsep dokumen pembinaan para pegawai pada Seksi
Perencanaan Transaksi;
Mengajukan konsep bahan masukan dokumen evaluasi kinerja
Direktorat yang meliputi antara lain Analisis Beban Kerja (ABK) dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
TANGGUNG JAWAB :
9.1.
9.2.
9.3.
9.4.
9.5.
9.6.
9.7.
9.8.
9.9.
9.10.
9.11.
9.12.
9.13.
Kebenaran konsep bahan masukan Rencana Strategis (Renstra),
Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan
dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), Penetapan Kinerja (PK),
serta Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat terkait dengan kebijakan
di bidang pengelolaan pembiayaan syariah;
Kebenaran atas substansi usulan, saran, pendapat, dan rekomendasi
yang diajukan kepada Kepala Subdirektorat Pengelolaan Transaksi;
Kebenaran atas substansi konsep surat, nota dinas, laporan, daftar,
atau dokumen lain terkait pelaksanaan tugas yang diparaf;
Kebenaran atas konsep validasi data dan kelengkapan dokumen, baik
dokumen hukum maupun dokumen transaksi, dalam pelaksanaan
transaksi Surat Berharga Syariah Negara dan pengelolaan portofolio
Surat Berharga Syariah Negara;
Kebenaran atas konsep rekomendasi mengenai terms and conditions dari
Surat Berharga Syariah Negara yang akan diterbitkan;
Kebenaran atas konsep surat laporan pelaksanaan transaksi Surat
Berharga Syariah Negara, yang meliputi transaksi penerbitan dan
penjualan di pasar perdana, pembelian kembali, dan penukaran;
Menjaga kerahasiaan dan keamanan akses data dan informasi terkait
dengan pelaksanaan tugas;
Kebenaran database portofolio SBSN;
Menjaga kerahasiaan pelaksanaan tugas;
Kebenaran konsep tanggapan Laporan Hasil Pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional pada Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah;
Kebenaran konsep jawaban atas pertanyaan DPR mengenai pelaksanaan
kebijakan pembiayaan syariah;
Kebenaran konsep rencana tindak atas hasil pemantauan pelaksanaan
kegiatan dan realisasi anggaran Subdirektorat;
Kebenaran konsep dokumen pembinaan para pegawai pada Seksi
Perencanaan Transaksi;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 70 -
9.14. Kebenaran konsep bahan masukan dokumen evaluasi kinerja Direktorat
yang meliputi antara lain Analisis Beban Kerja (ABK) dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
10. DIMENSI JABATAN:
10.1. Dimensi Finansial:
Total nilai nominal penerbitan SBSN sesuai dengan target APBN yang
ditetapkan;
10.1. Total cash proceed yang diperoleh, termasuk total accrued interest;
10.2. Total nilai nominal SBSN yang jatuh tempo;
10.3. Total nilai Pembayaran kewajiban SBSN dan kewajiban lain SBSN
baik dalam denominasi rupiah dan denominasi valuta asing;
10.4. Total
nilai nominal SBSN yang diterbitkan, dibeli kembali
dan/atau ditukarkan;
10.5. Total cash proceeds yang diperoleh, termasuk total accrued
interest.
10.2. Dimensi Non Finansial:
10.2.1. Jenis dan jumlah instrumen pembiayaan syariah berupa SBSN,
terdiri dari:
10.2.1.1. SBSN dalam denominasi Rupiah atau Valas;
10.2.1.2. Sukuk Ritel;
10.2.1.3. Sukuk Jangka Pendek (Islamic Treasury-bills);
10.2.1.4. SBSN untuk pembiayaan proyek infrastruktur
(project financing).
10.2.2. Jenis dan jumlah akad/perjanjian Sukuk, antara lain meliputi:
10.2.2.1. Ijarah;
10.2.2.2. Mudharabah;
10.2.2.3. Musharakah;
10.2.2.4. Istisna';
10.2.2.5. Perjanjian atau akad lainnya sepanjang sesuai
dengan
prinsip
syariah
atau
berdasarkan
kombinasi dari perjanjian atau akad lainnya
tersebut.
10.2.3. Jenis dokumen transaksi penerbitan SBSN selain dokumen
hukum:
10.2.3.1. Perjanjian jual beli (akad al-bai’);
10.2.3.2. Perjanjian sewa dan menyewa (Ijarah);
10.2.3.3. Perjanjian pengelolaan Aset SBSN;
10.2.3.4. Pernyataan pembelian Aset SBSN;
10.2.3.5. Pernyataan penjualan Aset SBSN oleh Perusahaan
Penerbitan SBSN;
10.2.3.6. Pernyataan kepemilikan Barang Milik Negara;
10.2.3.7. Penetapan Barang Milik Negara sebagai Aset SBSN;
10.2.3.8. Ketentuan dan syarat (Terms and Conditions)
SBSN;
10.2.3.9. Perjanjian wali amanat (declaration of trust), dll.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 71 -
11. HUBUNGAN KERJA:
11.1.
11.2.
11.3.
11.4.
11.5.
11.6.
11.7.
11.8.
11.9.
11.10.
11.11.
11.12.
11.13.
11.14.
11.15.
11.16.
11.17.
11.18.
Kepala Subdirektorat dalam hal menerima tugas dan pengarahan serta
mengajukan usul, saran, dan pendapat terkait penyusunan
rekomendasi kebijakan portofolio pembiayaan syariah;
Para Kepala Seksi pada Subdirektorat Pengelolaan Transaksi dalam hal
koordinasi terkait penyusunan rekomendasi kebijakan portofolio
pembiayaan syariah;
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang dalam hal menerima tugas,
pengarahan dan mengajukan usul, saran dan pendapat terkait
penyusunan rekomendasi kebijakan portofolio pembiayaan syariah;
Sekretaris Direktorat Jenderal dalam hal koordinasi ke unit-unit
instansi di luar Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;
Para Direktur dalam hal koordinasi ke unit-unit instansi di dalam
lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;
Para Kepala Subdirektorat di lingkungan Direktorat Portofolio dan
Risiko Utang dalam hal pelaksanaan tugas penyusunan rekomendasi
strategi;
Para pejabat Bank Indonesia dalam hal pelaksanaan updating
data/informasi;
Para pejabat Kementerian Koordinator Perekonomian dalam hal
harmonisasi kebijakan/strategi ekonomi dan keuangan;
Para pejabat Bappenas dalam hal harmonisasi kebijakan/strategi
perencanaan pembangunan nasional;
Para pejabat Ditjen Anggaran dalam hal alokasi dana;
Ditjen Kekayaan Negara dan instansi lain dalam hal penggunaan
Barang Milik Negara sebagai underlying asset;
Para pejabat Bapepam dan Lembaga Keuangan dalam hal pemberian
rekomendasi/kebijakan pada bidang pelaksanaan transaksi Surat
Berharga Negara;
Para pejabat Badan Kebijakan Fiskal dalam hal harmonisasi kebijakan
fiskal/moneter yang menjadi bagian tanggungjawab Kementerian
Keuangan;
Para pejabat Ditjen Pajak dalam hal hubungan kerja dengan Komite
Kebijakan Pengelolaan Utang;
Para pejabat Biro Hukum Kementerian Keuangan dalam hal pemberian
rekomendasi yang berkaitan dengan masalah hukum dan peraturan
pelaksanaan;
Rating agencies dalam hal peningkatan peringkat instrumen keuangan;
Para pelaku pasar dalam hal penerapan kebijakan pelaksanaan strategi
utang;
Konsultan dan nara sumber, dalam hal konsultasi/masukan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 72 -
12. MASALAH DAN TANTANGAN JABATAN:
Kondisi pasar keuangan konvensional dan pasar keuangan syariah, baik
domestik maupun internasional, cenderung bergerak sangat cepat dan
dinamis, sehingga dapat berimbas pada pelaksanaan transaksi Surat Berharga
Syariah Negara yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah disusun, yang
selanjutnya dapat mengakibatkan peningkatan pada biaya transaksi Surat
Berharga Syariah Negara apabila kondisi pasar sedang bearish. Dengan
demikian diperlukan koordinasi yang lebih baik dengan pihak-pihak terkait,
serta pengelolaan portofolio utang secara aktif dan lentur (fleksibel) yang dapat
cepat menyesuaikan dengan kondisi pasar keuangan.
13. RISIKO JABATAN:
Tidak ada
14. SYARAT JABATAN :
14.1. Pangkat/Golongan
: Penata (III/c)
14.2. Pendidikan formal
: Strata 1
14.3. Diklat/Kursus
:
14.3.1. Diklatpim Tk.IV;
14.3.2. Risk Management;
14.3.3. Money Market;
14.3.4. Financial Market;
14.3.5. Islamic Financing;
14.3.6. Investment Management;
14.3.7. Trading Platform;
14.3.8. IT.
14.4. Syarat lainnya
:
14.4.1. Menguasai bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan;
14.4.2. Memahami mekanisme dan perkembangan pasar keuangan
konvensional
dan
syariah
baik
domestik
maupun
internasional (termasuk pasar obligasi konvensional dan
syariah), serta ekonomi makro;
14.4.3. Memiliki dasar-dasar pengetahuan Ekonomi Syariah;
14.4.4. Memiliki dasar-dasar pengetahuan tentang Finance;
14.4.5. Memahami berbagai instrumen pasar keuangan konvensional
dan syariah, termasuk produk-produk derivatif yang ada;
14.4.6. Memahami manajemen portofolio dan risiko, khususnya risiko
keuangan, risiko operasional, risiko pasar dan risiko syariah
compliance;
14.4.7. Memahami peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lain terutama ketentuan dan perundangan SBSN;
14.4.8. Memahami prosedur dan mekanisme pengelolaan instrumen
Surat Berharga Syariah Negara;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 73 -
14.4.9.
Memahami prosedur dan mekanisme pelaksanaan Surat
Berharga Syariah Negara;
14.4.10. Memahami penggunaan prasarana dan sarana transaksi dan
informasi pasar keuangan konvensional dan syariah,
termasuk penggunaan teknologi informasi yang disediakan
dan dikembangkan oleh provider (BI, Bloomberg, BEI dan
sebagainya) maupun oleh DJPU.
14.4.11. Standar Kompetensi:
14.4.11.1. In-Depth Problem Solving & Analysis (2);
14.4.11.2. Business Acumen (2);
14.4.11.3. Planning and Organizing (2);
14.4.11.4. Continuous Improvement (2);
14.4.11.5. Policies, Processes & Procedures (2);
14.4.11.6. Stakeholder Service (3);
14.4.11.7. Integrity (3);
14.4.11.8. Team Leadership (2);
14.4.11.9. Relationship Management (2).
15. KEDUDUKAN JABATAN:
KEPALA
SUBDIREKTORAT
PENGELOLAAN
TRANSAKSI
KEPALA SEKSI
PERENCANAAN
TRANSAKSI
KEPALA SEKSI
PELAKSANAAN
TRANSAKSI
KEPALA SEKSI
PENATAUSAHAAN
TRANSAKSI
Perumus Pelaksanaan Transaksi Senior
Perumus Pelaksanaan Transaksi Junior
Pemroses Data Pelaksanaan Transaksi Senior
Pemroses Data Pelaksanaan Transaksi Yunior
Penyaji Data Pelaksanaan Transaksi Senior
Penyaji Data Pelaksanaan Transaksi Yunior
Penata Usaha Senior
Penata Usaha Junior
Penata Usaha Pemula
Download