IMPLEMENTASI HUKUM ISLAM

advertisement
ABSTRAK
NAMA : BERLIANTO HARIS
NPM : 100 1020 4019
“ANALISIS PERBANDINGAN SURAT UTANG NEGARA (SUN) DAN
SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN)”
Dalam proses pembangunan, setiap Negara membutuhkan dana untuk
membiayai pembangunannya dan menutupi kesenjangan antara tabungan
domestik dengan kebutuhan investasinya dalam rangka menjaga kesinambungan
fiskal dan pembiayaan APBN. Pemerintah telah mengambil sikap untuk
menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dan SBSN/Sukuk Negara untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN dan menutupi kesenjangan tersebut
dengan cara mengembangkan portofolio utang negara. dan mengakomodir
berkembangnya permintaan terhadap instrumen keuangan berbasis syariah baik
dalam negeri maupun tingkat global. Disamping itu, penerbitan SBSN ini untuk
melakukan diversifikasi terhadap sumber pembiayaan anggaran, memperluas
basis investor, menciptakan benchmark, dan mengembangkan pasar keuangan
syariah.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui mengenai perbandingan
antara Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN/Sukuk Negara) pada : (1) struktur, sistem, dan mekanisme, (2) persamaan
dan perbedaan dalam prinsip risiko-risiko, aspek legal hukum, dan perpajakan, (3)
keunggulan dan kelemahan kedua instrument SBN ini, serta analisis pembahasan
SUN dan SBSN dari aspek ekonomi dan syariah. Data yang diambil penulis
adalah pada periode tahun 2000 hingga periode awal tahun 2009. Metode
penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yaitu merupakan
suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Hasil analisis dan kesimpulan menunjukkan bahwa secara umum struktur
SBSN serupa dengan SUN. Menurut tenornya SUN maupun SBSN dapat
diterbitkan dengan jangka waktu jatuh tempo lebih dari satu tahun (jangka
panjang) atau jangka waktu jatuh tempo sampai dengan satu tahun (jangka
pendek). Berdasarkan sistem perhitungan dan pembayaran pendapatan, SUN
memberikan pendapatan berupa bunga atau kupon. Sedangkan SBSN memberikan
pendapatan berupa bagi hasil/margin/imbalan (fee) tergantung dari jenis akad
yang digunakan. Mekanisme Penerbitan SBSN pada prinsipnya tidak jauh berbeda
dengan SUN. Penerbitan SBSN terlebih dahulu harus melalui proses opini syariah
(syariah endorsement). Persamaan dan perbedaan SUN dan SBSN sama-sama
merupakan instrumen Surat Berharga Negara (SBN), namun berbeda pada prinsip,
SBSN bukanlah surat utang sebagaimana SUN melainkan SBSN merupakan
sertifikat bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat (beneficial
title). SUN dengan sistem obligasi konvensional, sedangkan SBSN dengan sistem
obligasi syariah. Dan juga, SUN lebih rentan terhadap risiko di bandingkan
SBSN. SUN dan SBSN sama-sama diatur dalam Undang-undang dan dikenakan
pajak sesuai peraturan perpajakan kecuali atas transaksi underlying asset, tidak
dikenakan pungutan pajak.
v
Keunggulan SUN, antara lain : (1) metode bunga telah lama dikenal oleh
masyarakat. (2) SUN lebih kreatif dalam menciptakan produk-produk. (3) Investor
penyimpan dana atau debitor yang telah terbiasa dengan metode bunga cenderung
memilih SUN. Adapun kelemahan SUN, antara lain: (1) tidak ada jaminan bahwa
uang yang masuk akan diinvestasikan ke sektor riil. (2) tidak dapat menstimulasi
pertumbuhan ekonomi secara lebih baik. (3) Beban utang jauh lebih berat bila
dibandingkan dengan beban return SBN lainnya.(4) lebih rentan terkena risikorisiko keuangan lantaran menggunakan sistem bunga.
Sedangkan keunggulan SBSN dibandingkan dengan SUN. (1) menjamin
aliran dana yang diterima akan masuk kepada proyek-proyek investasi di sektor
riil. (2) dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi secara lebih baik bila
dibandingkan dengan SUN. (3) beban return SBSN jauh lebih ringan bila
dibandingkan dengan beban bunga utang SUN. Terdapat beberapa kelemahan dan
kendala yang dihadapi oleh pemerintah terkait penerbitan sukuk ; (1)
kekahwatiran investor terhadap pajak ganda yang membuat harga SBSN mahal
menjadikaSBSN tidak kompetitif di pasar, padahal Pemerintah sudah menjamin
SBSN bebas pajak, (2) masih tingginya tingkat bunga pasar di Indonesia, (3)
kondisi anggaran yang mengalami defisit dari tahun ke tahun, (4) kurangnya
sosialisasi dan pemahaman tentang SBSN/sukuk negara. Dan hasil analisis
pembahasan SUN dan SBSN secara ekonomi dan syariah memaparkan bahwa
SBSN lebih unggul daripada SUN, karena SBSN dapat mengurangi beban bunga
dan SBSN memerlukan underlying asset akan mendorong efisiensi penggunaan
aset negara.
vi
Download