RANCANG BANGUN APLIKASI PROTOTYPE PERHITUNGAN ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PADA BISNIS WARALABA (STUDI KASUS PADA ROYAL CREPES SURABAYA) Rachmat Ade susilo 1) S1/Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya email : [email protected] Abstract: “Now, franchise business in Indonesia are growing than before, especially culinary franchise business that is currently increasingly in demand. But not the least of the franchise that failed. Factors affecting the failure of the franchise that is not all people understand about how to calculate and analyze the feasibility of the investment before the opening of business because everyone has different educational and not everyone can analyze the feasibility of the investment. By utilizing information technology, then made an application prototype information system feasibility analysis of investment calculations that can help the franchisee in calculating the BEP and ROI Feasibility and Investment Analysis. The information system is expected to generate output in the form of the cost of production reports to determine the cost of production to be sold, the report projected income statement to calculate the net income derived, Break Event Point report to find out how many units must be sold so that all costs can be covered, the report return on investment to know the percentage of results obtained, and investment feasibility analysis report to see feasibility an investment in a franchise business. Implementation of this system provides information for the franchisee who will calculate the feasibility of an investment of a business franchise that will be executed.” Keywords : Harga pokok produksi, Net Profit, Break Event Point, Return on Investment. Saat ini bisnis waralaba di indonesia negara. Saat ini pertumbuhan usaha waralaba semakin banyak dan berkembang, terutama (franchise) di Indonesia diperkirakan semakin bisnis waralaba kuliner yang saat ini semakin pesat di masa mendatang dan sanggup diminati. Berkembangnya usaha waralaba di mencapai 10 % - 15% per tahun. Indonesia dikarenakan banyaknya calon Namun permasalahan yang terjadi pengusaha yang ingin membuat usaha sendiri. tidak sedikit usaha waralaba yang mengalami Bisnis waralaba juga merupakan salah satu kegagalan, bisnis yang mempunyai kontribusi cukup kegagalan dalam waralaba yaitu tidak semua besar dalam perkembangan perekonomian orang memahami tentang cara menghitung dan Faktor yang mempengaruhi menganalisis kelayakan investasi sebelum dengan waralaba adalah perikatan dimana membuka usaha dikarenakan setiap orang salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan memiliki latar belakang pendidikan yang atau berbeda dan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri tidak semua orang dapat menganalisis kelayakan investasi. menggunakan hak dari kekayaan khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan Oleh karena itu dibutuhkan aplikasi suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang yang dapat melakukan perhitungan Break ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam Event Point, Return on Investment dan rangka penyediaan atau penjualan barang dan Analisa Kelayakan Investasi sehingga dapat jasa. (Sumarsono, 2009) membantu berbisnis para pengusaha waralaba, untuk yang ingin menganalisis Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan kelayakan investasi dengan praktis dan mudah Franchisor dan mampu menghasilkan keluaran berupa 2009) Franchisor atau pemberi waralaba, laporan untuk adalah badan usaha atau perorangan yang mengetahui harga pokok produksi yang akan memberikan hak kepada pihak lain untuk dijual, laporan proyeksi laba rugi untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak menghitung laba bersih yang didapat, laporan atas kekayaan intelektual atau penemuan atau Break Event Point untuk mengetahui berapa cirri khas usaha yang dimilikinya. harga pokok produksi dan Franchisee. (Sumarsono, unit yang harus dijual agar seluruh biaya dapat Franchisee atau penerima waralaba, tertutup, laporan Return on Investment untuk adalah badan usaha atau perorangan yang mengetahui hasil prosentase yang didapat, dan diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau laporan analisa kelayakan investasi untuk menggunakan hak atas kekayaan intelektual melihat kelayakan dari suatu investasi. atau penemuan atau cirri khas yang dimiliki pemberi waralaba LANDASAN TEORI Studi Kelayakan Bisnis Waralaba Waralaba atau franchising dari bahasa Perancis untuk kejujuran atau kebebasan adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud Pengertian studi kelayakan proyek atau bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, Biaya Overhead (biaya bahan penolong) dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi digunakan kelayakan untuk dan mengambil hasilnya keputusan Menurut Mulyadi (2009), Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produksi jadi atau bahan yang apakah suatu proyek atau bisnis dapat meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak nilainya relative kecil bila dibandingkan dijalankan. dengan harga pokok produksi tersebut. Seorang pengusaha dituntut untuk Misalnya dalam waralaba Royal Crepes yang melakukan studi kelayakan terhadap ide bisnis termasuk bahan baku penolong antara lain Tas yang akan dijalankan agar tidak terjadi kresek, kertas, tisu dan gas ketelanjuran investasi di kemudian hari. Selain itu, sebelum sebuah ide bisnis dijalankan, beberapa pihak selain pelaku bisnis juga membutuhkan studi kelayakan dengan berbagai kepentingannya (Suliyanto, 2010) Biaya Tenaga Kerja Menurut Mulyadi (2009), Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah sebuah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja Harga Pokok Produksi Harga pokok merupakan salah satu manusia tersebut. unsur penting dalam menentukan harga jual suatu barang yang dihasilkan. Menurut Mursyidi (2010), Harga pokok adalah biaya yang belum dibebankan atau dikurangkan dari penghasilan. Biaya Bahan Baku Menurut Mulyadi (2009), Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Arus Kas HPP = BBB + BTKL + BO Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Pengertian setara Keterangan : HPP : Harga Pokok Produksi BBB : Biaya Bahan Baku BTKL : Biaya Tenaga Kerja Langsung BO : Biaya Overhead kas sendiri adalah investasi yang sifatnya sangat Liquid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. PSAK No.2 (2009). Arus kas terbagi menjadi tiga yaitu maka perusahaan dapat menentukan luas utama produksi minimal agar perusahaan dapat investasi memperoleh keuntungan. Hal ini disebabkan merupakan perolehan dan pelepasan asset jika market share atau kapasitas teknis tidak jangka panjang serta investasi lain yang tidak mampu termasuk setara kas, aktivitas pendanaan perusahaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan (Suliyanto, 2010). pendapatan operasional aktivitas penghasil titik impas yang merupakan aktivitas Dengan diketahuinya entitas , aktivitas memenuhi akan titik impas mengalami maka kerugian perubahan dalam jumlah serta komposisi Return on Investment kontribusi modal dan pinjaman entitas ROI (Return On Investment) adalah merupakan Net Profit pengukuran kemampuan Pengertian laba menurut Harahap perusahaan secara keseluruhan di dalam dan (2008:113) “kelebihan penghasilan diatas menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan biaya akuntansi”. aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Sementara pengertian laba yang dianut oleh semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih suatu perusahaan karena berarti penggunaan pengukuran pendapatan dan biaya. Besar seluruh modal yang telah diinvestasikan pada kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan seluruh aktiva semakin efisien (Rahayu, 1999) sangat bergantung pada ketepatan pengukuran . pendapatan dan biaya. Analisis Kelayakan Investasi selama satu periode Payback Period (PP) Break Event Point (BEP) BEP (Break Even Point) adalah titik Payback periode merupakan metode waktu dimana biaya operasional bulanan sama yang digunakan untuk menghitung periode banyak bulan waktu kembalinya dana yang diinvestasikan tersebut. Sedangkan menurut Andri apriyono pada suatu proyek atau usaha tertentu. Break Event Point adalah suatu keadaan Perhitungan Payback periode dapat mudah dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak dilakukan, karena membandingkan antara nilai mendapat suatu dengan untung pendapatan maupun (penghasilan = total biaya). total rugi/ impas investasi dengan arus kas yang diproyeksikan diterima setiap periode, dalam hal ini umumnya setiap tahun (danang &henry, 2009). Rumus Keterangan : PVAKB : Present value arus kas bersih yang digunakan untuk menghitung Payback Periode (PP) adalah AKB : Arus Kas Bersih : Discount Factor sebagai berikut (danang &henry, 2009): Total Investasi Payback Periode = Arus Kas per tahun I : Tingkat suku bunga n : Banyak periode (Bulan) Profitability Index (PI) Net Present Value (NPV) Metode Metode Net Present Value merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih atau laba bersih (Proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (Outlays). Oleh karena itu, untuk melakukan perhitungan kelayakan merupakan masuk bersih atau laba bersih dimasa yang akan datang dan rate of return yang metode perbandingan yang antara Index (PI) menghitung nilai sekarang penerimaan kas bersih (PVAKB) dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi (Outlays). Apabila PI > 1 maka investasi pada suatu proyek akan menguntungkan (danang &henry, 2009). investasi dengan metode NPV diperlukan data aliran kas keluar awal atau modal, aliran kas Profitability Rumus yang digunakan untuk menghitung Profitability Index (PI) adalah sebagai berikut : Profitability Index = PVAKB diinginkan. Apabila NPV > 0 maka investasi PVI proyek diterima. Rumus yang digunakan untuk menghitung Internal Rate of Return (IRR) NPV adalah sebagai berikut : Metode Internal Rate of Return (IRR) NPV = PVAKB - PVI adalah besarnya tingkat pengembalian modal Dimana : sendiri yang dipergunakan untuk menjalankan usaha. Jadi kemanfaatan IRR ini modal untuk sendiri mengukur untuk menghasilkan laba. Jika IRR > bunga bank, dikatakan usaha tersebut dinilai layak untuk Sistem Informasi diberi kredit bank. Namun jika IRR < bunga bank berarti usahanya tidak layak untuk diberi kredit Bank. Cara menghitung Internal Rate of Return adalah sebagai berikut : IRR = Sistem Informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari teknologi, media, pengendalian mendapatkan Laba Usaha memproses X 100% Investasi orang-orang, prosedur-prosedur yang jalur fasilitas, ditujukan komunikasi tipe transaksi rutin dan untuk penting, tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal Atau dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik. (Jogiyanto, 1999) Sistem Informasi Akuntansi i1 = Tingkat bunga pertama i2 = Tingkat bunga kedua Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkoordinasian Average Return (AR) Metode Average sumber daya (daya, materials, equipment, Return (AR) supplier, personal, and founds) untuk merupakan metode yang digunakan untuk mengkonversi input berupa data ekonomik mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh menjadi keluaran berupa informasi keuangan dari suatu investasi. Tingkat keuntungan yang yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan digunakan dalam metode ini adalah rata-rata suatu entitas dan menyediakan informasi penerimaan pertahun dibandingkan dengan akuntansi total atau rata-rata investasi. Metode ini tidak berkepentiingan (wilkinson,1991). mendasarkan pada Proceeds atau Cash Flow. Rumus yang digunakan untuk menghitung AR adalah sebagai berikut. Net Profit AR = X Investasi 100% bagi pihak-pihak yang ANALISA PERANCANGAN SISTEM kertas. Rp.20 /pcs DFD (Data Flow Diagram) gas. Rp. 50/pcs Metode Penelitian Maka Biaya-biaya yang timbul akan dapat Metode Break Event Point(BEP) ditutup, apabila penjualan telah mencapai 303 pcs Proses perhitungan BEP merupakan proses yang berfungsi untuk memproyeksikan Metode Return on Investment(ROI) jumlah produksi yang harus dihasilkan oleh ROI digunakan untuk mengukur franchisee agar dapat menutup biaya-biaya efektifitas didalam menghasilkan keuntungan yang ada, baik biaya variabel atau biaya tetap. dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Formula yang digunakan adalah sebagai Formula yang digunakan beserta Estimasi berikut : Angka sebagai berikut untuk paket Gerobak Total Fixed Cost / Harga jual per unit - dorong : variable cost per unit = BEP Laba Bersih Rp.644.000 X 100% Jumlah Total aktiva Rp.2.750 – Rp.620 = = ROI 303 pcs Harga jual per unit : adalah nilai dari ratarata harga jual empat produk Produk 1 Rp. 2000 Produk 2 Rp. 2500 Produk 3 Rp. 3000 Produk 4 Rp. 3500 Harga jual per unit = (Rp.2.000+ Rp.2.500+ Rp.3.000+ Rp.3.500) / 4 = Rp.2.750 Variable cost per unit : Biaya yang dikeluarkan setiap penjualan biaya karyawan Rp.450/pcs kantong plastik Rp. 100/pcs Rp. 220.450 X 100% Rp. 4.500.000 = 4,89 % Maka jumlah prosentase yang dihasilkan oleh paket gerobak dorong adalah sejumlah 4,89 % perbulan. semakin tinggi prosentase maka investasi tersebut. semakin baik tingkat Metode Payback Periode Merupakan metode yang digunakan untuk menghitung periode waktu kembalinya Rp. 220.450 0,033 = X 100% Rp.6.500.000 dana yang diinvestasikan pada suatu proyek atau usaha tertentu. Rumus beserta Estimasi Angka Pada proses perhitungan Average sebagai Return berikut : akan menghasilkan perbulan sebesar 3% Total Investasi Prosentase perbulan sehingga periode investasi yang dihitung. Demikian prosentase yang diberikan kepada franchisee Payback Periode = Arus Kas perbulan Rp.6.500.000 sebesar 3% per bulan. Metode Net Prosent Value Proses 55 bulan = Rp. 118.200 perhitungan NPV adalah menentukan layak tidaknya suatu usaha dari dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang arus perhitungan Payback Periode adalah waktu kas bersih yang akan diterima dikurangi yang dibutuhkan untuk kembali modal yang dengan nilai sekarang dari jumlah investasi akan diberikan kepada franchisee 55 bulan. yang dikeluarkan. Maka hasil yang didapat Dengan Estimasi Angka sebagai berikut Metode Average Return selama enam tahun : Proses perhitungan Average Return merupakan metode yang digunakan untuk NPV = PVAKB - PVI mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh NPV dari suatu investasi. = Rp. 353.707 layak (bunga 6,50%) = Rp. 6.853.707 – Rp.6.500.000 Dengan estimasi angka sebagai berikut NPV = Rp. 6.812.000 – Rp.6.500.000 untuk jenis investasi gerobak dorong : Rp. 312.000 layak (bunga 6,75%) = Net Profit AR = X 100% Investasi Proses perhitungan NPV akan menghasilkan laporan berupa layak atau tidaknya suatu investasi yang akan dilakukan pada bisnis waralaba apabila NPV > 0 dinyatakan layak sedangkan NPV< 0 Metode Profitability Index dinyatakan tidak layak. Proses perhitungan Profitability Index hanya suatu perbandingan antara Present Metode Internal Rate Of Return Value Investasi dengan Present value arus kas Proses perhitungan Internal Rate of Return adalah perhitungan besarnya tingkat pengembalian modal sendiri yang dipergunakan untuk menjalankan usaha, jadi perhitungan IRR kemanfaatan berfungsi modal bersih yang hasilnya berupa prosentase sehingga dapat dilihat hasil dari perhitungan Profitability Index apabila lebih dari satu maka dikatakan layak. mengukur sendiri untuk menghasilkan laba dalam bentuk prosentase Dengan estimasi angka sebagai berikut : PI = PVAKB sehingga apabila besar prosentase IRR lebih besar dari bunga bank maka investasi dianggap layak. PVI PI= Rp. 6.812.000 = 1,04 Layak Rp.6.500.000 Formula perhitungan IRR : Profitability Index yang dihasilkan adalah 1,04 NPV1 IRR = i1 + ( I2 - i1 ) NPV1 – NPV2 maka investasi tersebut dikatakan layak. Karena PI > 1 untuk paket gerobak. Dengan Estimasi Angka sebagai berikut : Rp. 353.707 IRR = 0,065 + ( 0,067 – 0.065 ) Rp. 353.707 – Rp. 312.000 IRR = 0,065 + (8,480 x 0,002) = 0,081 > Context Diagram Context informasi ini diagram seperti dari digambarkan sistem pada gambar di bawah ini. 0,650 dan 0,675 Apabila dilihat pada tabel diskonto Gambar 1 Context Diagram faktor Prosentase IRR adalah 8,1% selama lima tahun. berarti lebih besar daripada suku Dari context diagram diatas maka di bunga 6,50 % dan 6,75% maka usaha ini dapat break down ke level 0 untuk melihat proses diberikan dana baru atas usaha tersebut. lebih detail lagi seperti gambar dibawah ini. Gambar 2 DFD Level 0 Conceptual Data Model Sebuah Conceptual Data PRODUK ID_PRODUK1 VARCHAR(15) NAMA_PRODUK INTEGER HARGA INTEGER Model BIAYA_BAHAN_BAKU ID_BAHAN_BAKU VARCHAR(25) NAMA_BAHAN_BAKU_ VARCHAR(30) TOTAL_BAHAN_BAKU INTEGER TOTAL_KESELURUHAN_ INTEGER menggambarkan secara keseluruhan konsep struktur basis data yang dirancang untuk suatu HPP ID_HPP ID_BAHAN_BAKU ID_BAHAN_BAKU = ID _BAHAN_BAKU ID_TENAGA_KERJA ID_OVERHEAD ID_PRODUK1 TOTAL_HPP program atau aplikasi. ID_PRODUK1 = ID_PRODUK1 VARCHAR(5) VARCHAR(25) VARCHAR(25) VARCHAR(5) VARCHAR(15) INTEGER PENJUALAN ID_PENJUALAN TOTAL_PENJUALAN UNIT_TERJUAL PENJUALAN_SATU_BULAN BIAYA_OPERASIONAL ID_OPERASIONAL NAMA_BIAYA_OPERASIONAL TOTAL_KESELURUHAN_BIAYA_OVERHE TOTAL_BIAYA_OPERASIONAL VARCHAR(25) VARCHAR(25) INTEGER INTEGER VARCHAR(25) INTEGER INTEGER INTEGER ID_OPERASIONAL = ID _OPERASIONAL ID_PENJUALAN = ID_PENJUALAN BIAYA_OVERHEAD ID_OVERHEAD NAMA_OVERHEAD TOTAL_KESELURUHAN_BIAYA_OVERHE TOTAL_BIAYA_OVERHEAD Biaya Bahan Baku ID bahan baku nama bahan baku Total Bahan Baku total keseluruhan Biaya Operasional ID Operasional Nama Biaya Operasional Total keseluruhan Biaya Overhead total Biaya Operasional Biaya tenaga kerja ID tenaga kerja Upah per bulan Jumlah Produksi Upah perproduksi Produk Id_produk Relation_179 Nama Produk harga ID_OVERHEAD = ID_OVERHEAD VARCHAR(5) VARCHAR(50) INTEGER VARCHAR(25) ARUS_KAS ID_PENJUALAN ID_HPP ID_OVERHEAD ID_TENAGA_KERJA ID_ARUS_KAS TOTAL_ARUS_KAS TOT_KEG_OPERASIONAL TOT_KEG_INVESTASI TOT_KEG_PENDANAAN ID_OPERASIONAL ID_OVERHEAD = ID_OVERHEAD Relation_178 ID_INVESTASI = ID _INVESTASI Relation_317 Relation_181 ID_INVESTASI = ID _INVESTASI Relation_182 Arus kas Investasi ID_investasi jenis investasi total investasi Gambar Total Aktiva Profitability Index idd_PI total PI Relation_242 Payback periode ID_payback total payback Relation_230 Relation_231 Relation_782 Relation_214 NPV ID NPV suku bunga faktor_diskonto tahun proyeksi total_PVAKB Total_NPV BIAYA_TENAGA_KERJA ID_TENAGA_KERJA VARCHAR(25) UPAH_PER_BULAN CHAR(25) JUMLAH_PRODUKSI INTEGER UPAH_PERPRODUKSI INTEGER PAYBACK_PERIODE ID_INVESTASI VARCHAR(25) ID_PAYBACK VARCHAR(15) TOTAL_PAYBACK INTEGER ID_ARUS_KAS VARCHAR(15) BEP ID_BEP ID_OPERASIONAL TOTAL_BEP HARGA_JUAL_PER_PRODUK BIAYA_VARIABLE_PER_PRODUK AVARAGE_RETURN ID_INVESTASI VARCHAR(25) ID_NETPROFIT VARCHAR(5) ID_AVARAGE VARCHAR(25) TOTAL_AVARAGE INTEGER ID_ARUS_KAS = ID _ARUS_KAS ROI ID_NETPROFIT = ID_NETPROFIT ID_ROI ID_NETPROFIT TOTAL_AKTIVA TOTAL_ROI INTERNAL_RETE_OF_RETURN ID_IRR VARCHAR(25) ID_NPV VARCHAR(5) TOTAL_IRR INTEGER VARCHAR(5) VARCHAR(25) INTEGER INTEGER INTEGER VARCHAR(5) VARCHAR(5) INTEGER INTEGER BEP Relation_318 Avarage return ID Avarage total avarage ID_INVESTASI = ID _INVESTASI ID_OPERASIONAL = ID _OPERASIONAL ID_NETPROFIT = ID_NETPROFIT PROFITABILITY_INDEX IDD_PI VARCHAR(15) ID_INVESTASI VARCHAR(25) ID_NPV VARCHAR(5) TOTAL_PI INTEGER Net Profit ID NetProfit laba kotor Relation_644 Royalti net profit Penjualan ID penjualan unit terjual Total_Penjualan penjualan satu bulan Relation_232 ID BEP Total BEP harga jual per produk biaya variable per produk ID_INVESTASI = ID _INVESTASI NPV ID_NPV ID_INVESTASI TOTAL_PVAKB TOTAL_NPV SUKU_BUNGA ID_ARUS_KAS FAKTOR_DISKONTO TAHUN_PROYEKSI ROI ID ROI Total Aktiva Total ROI Internal rete of return ID IRR total IRR Relation_241 Relation_321 tot_keg_operasional tot_keg_investasi tot_keg_pendanaan total_arus kas Relation_225 ID_PENJUALAN = ID_PENJUALAN Relation_217 Relation_215 Id_arus kas Relation_216 NET_PROFIT ID_NETPROFIT VARCHAR(5) ID_HPP VARCHAR(5) ID_OPERASIONAL VARCHAR(25) ID_PENJUALAN VARCHAR(25) LABA_KOTOR INTEGER NET_PROFIT INTEGER ROYALTI INTEGER ID_TENAGA_KERJA = ID_TENAGA_KERJA VARCHAR(25) VARCHAR(5) VARCHAR(5) VARCHAR(25) VARCHAR(15) INTEGER INTEGER INTEGER INTEGER VARCHAR(25) ID_TENAGA_KERJA = ID_TENAGA_KERJA Relation_420 Biaya Overhead ID overhead nama overhead Total keseluruhan Biaya Overhead Total biaya overhead ID_OPERASIONAL = ID _OPERASIONAL ID_HPP = ID _HPP INVESTASI ID_INVESTASI VARCHAR(25) JENIS_INVESTASI VARCHAR(10) HARGA_INVESTASI NUMBER(10) GAMBAR LONG RAW TOTAL_AKTIVA <undefined> Relation_777 HPP ID HPP Total HPP ID_HPP = ID _HPP ID_NPV = ID _NPV VARCHAR(5) VARCHAR(25) INTEGER INTEGER ID_ARUS_KAS = ID _ARUS_KAS FLOAT VARCHAR(15) FLOAT INTEGER ID_NPV = ID _NPV Gambar 4 PDM HASIL DAN PEMBAHASAN Relation_235 Relation_441 Gambar 3 CDM Tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah untuk membantu franchisee dalam menghitung HPP, Net profit, serta analisa kelayakan investasi. 1. Penentuan Harga Pokok Produksi Menu perhitungan harga pokok produksi berfungsi untuk menghitung harga pokok produksi. Pada form ini franchisee menginputkan data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Gambar 4 Form Harga Pokok Produksi 2. Perhitungan proyeksi Laba/rugi Menu perhitungan proyeksi laba/rugi berfungsi untuk menghitung keuntungan yang didapat, data yang diperlukan berasal dari Gambar 6 form Perhitungan Net Profit data penjualan, Harga Pokok Produksi , biaya operasional dan royalti. 3. Perhitungan Break Event Point Perhitungan BEP digunakan untuk menghitung berapa unit yang dicapai agar terjadi titik impas atau BEP dari suatu produk yang dijual. Berikut adalah perhitungan dari Break Event Point. Gambar 5 form input penjualan Gambar 7 perhitungan BEP 4. Perhitungan Return on Investment Berikut form perhitungan Return on Investment yang digunakan untuk menghitung Prosentase keuntungan yang didapat. Gambar 9 Perhitungan Payback Periode 6. Perhitungan Avarage Return Menu perhitungan Avarage Return digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang dipengaruhi dari suatu Gambar 8 form perhitungan ROI investasi dan tidak mendasarkan pada cash flow. 5. Perhitungan Payback Periode Menu perhitungan Payback Periode digunakan untuk mengetahui berapa bulan modal akan kembali. Gambar 10 Perhitungan Avarage Return 7. Perhitungan Net Present Value Menu perhitungan Net Present Value untuk mengukur nilai perusahaan yang dihasilkan dari suatu investasi apabila nilai tersebut positif maka perusahaan tersebut dikatakan ada peningkatan kekayaan. Gambar 12 Perhitungan Internal rate of return 9. Perhitungan Profitability Index Menu perhitungan Profitability Index menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi. Gambar 11 Perhitungan Net Present Value 8. Perhitungan Intenal Rete of Return Menu perhitungan Internal rate of return untuk besarnya tingkat pengembalian modal sendiri yang digunakan untuk menjalankan usaha. Gambar 13 Perhitungan Profitability Index Laporan C. Laporan Break Event Point (BEP) A. Laporan Harga Pokok Produksi Hasil Laporan yang terbentuk dari Hasil Laporan yang terbentuk dari perhitungan break event point tampak seperti Harga Pokok Produksi suatu produk tampak gambar di bawah ini. seperti gambar di bawah ini. Gambar 14 Laporan HPP B. Laporan Net Profit / laba bersih Hasil Laporan yang terbentuk dari proyeksi laba rugi tampak seperti gambar di bawah ini. Gambar 16 Laporan BEP D. Laporan Return on Investment Hasil Laporan yang terbentuk dari perhitungan Return on Investment. Gambar 15 Laporan Laba/Rugi Gambar 17 Laporan ROI E. Laporan Analisa Kelayakan Investasi Hasil Laporan yang terbentuk dari b. Penerapan sistem ini menyediakan informasi bagi franchisee yang akan menghitung layak tidaknya suatu usaha Analisa Kelayakan Investasi seperti pada gambar 4.51 di bawah ini. waralaba dari segi BEP, ROI dan Analisa Kelayakan Investasi. SARAN Dalam pengembanganya perancangan sistem prototype aplikasi perhitungan dengan analisa kelayakan investasi ini dapat diajukan beberapa saran, yaitu : a. Didalam sistem ini bisa dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan tekhnologi-tekhnologi baru, sehingga hasil yang didapatkan benar-benar mampu membantu franchisee dalam memilih suatu waralaba dimiliki, dengan dan tentu modal yang saja dapat meningkatkan keuntungan yang didapat seorang franchisee. Gambar 18 Laporan Analisa Kelayakan investasi b. Sistem ini bisa dikembangkan lagi untuk menyimpan beberapa usaha waralaba yang lain sehingga franchisee dapat KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil melihat waralaba yang ada saat ini pada website. implementasi dan Evaluasi pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut: a. Sistem Infomasi aplikasi prototype dengan perhitungan analisa kelayakan investasi dapat memberikan informasi laporan analisa kelayakan investasi. Harddian (2009). DAFTAR PUSTAKA Chariri, anis dan Gozali, imam, (2003). Teori Akuntans, Badan Penerbit Universitas Pengertian Website, Web Hosting dan Domain Name. (online) .(http://harddian.com/2009/03/18/peng ertian-website-web-hosting-dan- Diponegoro, Semarang. domain-name/ Danang Sunyoto dan Henry Sarnowo, (2009). Ekonomi manajerial dan bisnis, Esia Standart (2009). Keuangan, Pernyataan standart akuntansi keuangan laporan arus 28 Hartono, Jogiyanto, 1999, Analisis & Disain Sistem Akuntansi tanggal Februari 2011). Media, Bogor. Dewan diakses Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta. Hartono, Jogiyanto, 1999, Analisis & Disain kas.(online). Sistem (http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi /2011/04/PSAK-2-Laporan-Arus- Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta. Kas1.pdf diakses tanggal 26 Agustus Kontan 2011). (2009). Pertumbuhan Franchise Didit Herlianto dan Triani Pujiastuti, (2009). Studi Kelayakan Bisnis, Graha Ilmu, Yogyakarta. Indonesia. (online).(http://www.franchisewaralab a.com/pertumbuhan-omzet-franchiseindonesia.html Hakim, Lukmanul, (2010). Bikin Website Omzet diakses tanggal 29 Februari 2011). Super Keren dengan PHP dan Jquery, Lokomedia, Yogyakarta. Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M, (2009). Akuntansi Manajerial edisi 8, Salemba empat, Jakarta. Harahap, Sofyan Safri, (2005), Akuntansi, Rajawali Pers, Jakarta. Teori Kontan (2009). Mengapa Tingkat Kegagalan Bisnis Franchise Tinggi?(online). http://www .franchisewaralaba.com/mengapatingkat-kegagalan-bisnis-franchisetinggi.html diakses tanggal 24 Februari 2011). Kompasiana (2011). Tips praktis berbisnis waralaba.(online) http://ekonomi.kompasiana wilikinson, Joseph W. (1991). Sistem .com/wirausaha/2011/01/28/tips-praktis- Informasi dan Akuntansi edisi ke-3, berbisnis-waralaba/ diakses tanggal 24 Bina Rupa Aksara, Jakarta. Februari 2011). Mulyadi, (2002), Akuntansi Biaya, Aditya wild, John J. Dan Robert F. Halsey. (2005). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Media, Yogyakarta. ke-8, alih bahasa Yanivis Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap, Salemba Mulyadi, (2009), Akuntansi Biaya, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Mursyidi, (2010), Akuntansi Biaya, PT Refika Aditama, Bandung. Santoso, Budi dkk, (2003). http://ppsub.ub.ac.id/perpustakaan/abst raksi/tesis/Budi-Santoso-FAKTORFAKTOR-YANGMEMPENGARUHI-RETURN-OFINVESTMENT-(ROI)-DALAMRANGKA-PENGEMBANGANUSAHA.pdf diakses tanggal 30 Juni 2011 Suliyanto. (2010), Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, Andi Offset, Yogyakarta. Sumarsono, Sonny. (2009). Manajemen Bisnis Waralaba, Graha Ilmu, Yogyakarta. Empat, Jakarta.