BERITA TERKINI Ustekinumab untuk Penyakit Crohn yang Resisten Terhadap Antagonis TNF I nterleukin-12 dan Interleukin-23 adalah sitokin inflamasi yang terlibat dalam patofisiologi Penyakit Crohn. Ustekinumab adalah antibodi monoklonal terhadap subunit p40 dari Interleukin-12/23. Sebuah uji klinis acak, silang, tersamar ganda, menguji efek klinis ustekinumab pada 104 pasien penyakit Crohn sedang-berat (populasi 1). Pasien diberi plasebo subkutan pada minggu 0-3, lalu ustekinumab pada minggu 8-11; atau ustekinumab subkutan pada minggu 0-3, lalu plasebo pada minggu 8-11; atau plasebo intravena pada minggu ke-0, kemudian ustekinumab pada minggu ke-8; atau ustekinumab intravena pada minggu ke-0, kemudian plasebo pada minggu ke-8. Selanjutnya, uji label terbuka mengevaluasi efek 4 injeksi subkutan mingguan atau 1 infus intravena ustekinumab pada 27 pasien yang tidak merespons primer ataupun sekunder terhadap infliximab (populasi 2). Dalam populasi pertama, tingkat respons klinis kelompok gabungan yang diberi ustekinumab dan plasebo adalah 53% dan 30% (p=0,02), masing-masing pada minggu ke-4 dan 6, dan 49% dan 40% (p=0,34), masing-masing pada minggu ke-8. Dalam subgrup 49 pasien yang sebelumnya mendapatkan infliximab (yang tidak merespons bukan primer maupun sekunder), respons klinis terhadap ustekinumab secara signifikan lebih besar daripada kelompok plasebo (p<0,05) melalui minggu ke-8. Dalam populasi 2, respons klinis pada minggu ke-8 terhadap ustekinumab subkutan dan intravena adalah 43% dan 54%. Tidak ada peningkatan efek samping merugikan atau serius pada pasien yang diberi ustekinumab selama 8 minggu dibanding plasebo. Ustekinumab memicu respons klinis pasien penyakit Crohn sedangberat terutama pada pasien yang sebelumnya diberi infliximab. Sebuah uji klinis lain mengevaluasi ustekinumab pada orang dewasa dengan penyakit Crohn sedang berat yang resisten terhadap terapi anti-tumor necrosis factor (TNF). Selama induksi, 526 pasien secara acak menerima ustekinumab intravena (dengan dosis 1, 3, atau 6 mg per kilogram berat badan) atau plasebo pada minggu ke-0. Selama fase pemeliharaan, 145 pasien yang memiliki respons terhadap ustekinumab dalam 6 minggu menjalani randomisasi kedua untuk menerima injeksi subkutan ustekinumab (90 mg) atau plasebo pada minggu ke-8 dan 16. End point primer adalah respons klinis dalam 6 minggu. Proporsi pasien yang mencapai titik akhir primer adalah 36,6%, 34,1%, dan 39,7% untuk 1, 3, dan 6 mg ustekinumab per kgbb, dibandingkan dengan 23,5% untuk plasebo (p=0,005 untuk perbandingan dengan kelompok 6 mg). Tingkat remisi klinis dengan dosis 6 mg tidak berbeda bermakna dengan plasebo dalam 6 minggu. Terapi pemeliharaan dengan ustekinumab, dibandingkan dengan plasebo, menghasilkan remisi klinis (41,7% vs 27,4%, p=0,03) dan respons (69,4% vs 42,5%, p<0,001) yang meningkat signifikan dalam 22 minggu. Infeksi serius terjadi pada 7 pasien (6 orang menerima ustekinumab) selama induksi dan 11 pasien (4 orang menerima ustekinumab) selama pemeliharaan. Basal-cell carcinoma terjadi 1 pasien yang menerima ustekinumab. Pasien dengan penyakit Crohn sedang sampai berat yang resisten terhadap antagonis TNF memiliki laju respons yang meningkat terhadap induksi Ustekinumab dibandingkan plasebo. Pasien dengan respons inisial terhadap ustekinumab mempunyai laju respons dan remisi yang meningkat signifikan terhadap ustekinumab sebagai terapi pemeliharaan. Simpulannya, pasien dengan penyakit Crohn sedang sampai berat yang resisten terhadap antagonis TNF (infliximab) memiliki laju respons dan remisi yang meningkat terhadap induksi dan terapi pemeliharaan dengan ustekinumab dibandingkan dengan plasebo. (RWA) REFERENSI: 1. Sandborn WJ, Feagan BG, Fedorak RN, Scher E, Fleisher MR, Katz S, et al. A randomized trial of ustekinumab, a human interleukin 12/23 monoclonal antibody, in patients with moderate to severe Crohn‘s disease. Gastroenterology 2008;135(4):1130–41. 2. Sandborn WJ, Gasink C, Gao LL, Blank MA, Johanns J, Guzzo C, et al. Ustekinumab induction and maintenance therapy in refractory Crohn’s disease. N Engl J Med 2012;367(16):1519-28. CDK-205/ vol. 40 no. 6, th. 2013 447