Universitas PGRI Adibuana Surabaya 1 Peran Teknologi Pembelajaran Dalam Usaha Peningkatan Kualitas Profesional Guru Suhardjono Pidato Ilmiah Pada acara Wisuda ke XVI Program Magister Teknologi Pembelajaran Universitas PGRI Abibuana Surabaya 29 Maret 2008 suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 2 Peran Teknologi Pembelajaran Dalam Usaha Peningkatan Kualitas Profesional Guru Suhardjono Rektor Universitas PGRI Adibuana Surabaya yang saya hormati, Direktur Program Pascasarjana Universitas PGRI Adibuana Surabaya, beserta staf saya hormati, Ketua dan Anggota Yayasan yang terhormat Keluarga wisudawan/wati, serta para undangan yang berbahagia, Serta, para Wisudawan/wisudawati yang sangat berbahagia. Assalamu’alikum Warahmatullah Wabarakatuh Pendahuluan Diundang untuk memberikan pidato ilmiah, terlebih lagi pada acara yang sangat penting sebagaimana acara Wisuda ke XVI Program Magister Teknologi Pembelajaran Unversitas PGRI Adibuana Surabaya pagi ini, sungguh merupakan kehormatan. Karena itulah, dengan perasaan tersanjung dan bangga, saya sampaikan penghargaan dan terimakasih atas kepercayaan dan kehormatan ini. Namun, tidak mudah untuk dapat menyampaikan suatu pesan dengan baik, di acara yang amat menyenangkan dan meriah seperti pada acara wisuda pagi ini. Rasa hati dan perhatian wisudawan dan wisudawati, terlebih lagi para keluarganya, tentunya lebih memfokus kepada kebagiaan yang sedang mereka terima. Jerih payah yang telah dilakukan selama beberapa tahun, dirayakan pagi ini. Karena itu, sangat penting bagi saya untuk memulai pidato ini dengan menyampaikan selamat kepada semua wisudawan /wisudawati beserta keluarganya. suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 3 Semoga sukses ini, menjadi pijakan yang kokoh untuk sukses-sukses berikutnya. Dalam suasana yang ceria ini, sesuai dengan permintaan panitia, saya mencoba urun rembug tentang permasalahan Peran Teknologi Pembelajaran Dalam Usaha Peningkatan Kualitas Profesional Guru Teknologi Pembelajaran Dalam beberapa makalahnya Yusufhadi Teknologi Pembelajaran Teknologi Pembelajaran Teori dan praktik dalam perancangan, Miarso --pakar, sesepuh, guru Teori pengembangan, dan praktik dalam perancangan, pemanfaatan, dan penyemai Teknologi pengembangan, pengelolaan, penilaian dan pemanfaatan, penelitian, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan sistem untuk Pendidikan Indonesia-proses, sumber dan sistem untuk belajar belajar memfokuskan makna Teknologi yang digunakan untuk : yang Pembelajaran digunakan untuk (perancangan, : Teknologi Pendidikan Teknologi Pengelolaan Pengelolaan Pembelajaran pengelolaan, penilaian), dan (perancangan, (Educational Technology) pengelolaan, penilaian), dan Pengembangan Pembelajaran (penelitian, Pengembangan Pembelajaran pengembangan, pemanfaatan, dll)(penelitian, menjadi Teknologi pengembangan, pemanfaatan, dll) Pembelajaran (Instructional Technology). Sekedar mengingatkan, saya kutipkan definisi Teknologi Pembelajaran, yaitu ”teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan sistem untuk belajar”. Sebagai ilmu yang memfokus tentang bagaimana meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, teknologi pembelajaran menjadi semakin penting dan dibutuhkan. Sebagai contoh, akhir-akhir ini, adanya tuntutan dan persyaratan sertifikasi dan pengembangan profesi guru menjadikan penelitian tindakan kelas (PTK) sangat populer dan banyak dilakukan. Melalui PTK diyakini guru dapat meningkatkan mutu pembelajarannya. Karenanya, berbagai program, rangsangan dan kegiatan PTK telah dilakukan oleh pemerintah. Bukankah, PTK merupakan salah satu aplikasi Teknologi Pembelajaran? suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 4 Sementara itu, minat masyarakat (khususnya masyarakat kependidikan) terhadap ilmu Teknologi Pembelajaran cenderung bertambah. Jumlah pendidikan keahlian teknologi pendidikan, terutama di jenjang S2 dan S3., di berbagai Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, makin meningkat dan tidak kekurangan peminatnya. Dapat disimpulkan bahwa ekstistensi Teknologi Pembelajaran masih kokoh. Dan justru menjadi jauh lebih kokoh dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sayangnya tidak banyak yang memahami hal tersebut. Banyak yang kurang memahami bahwa apa yang seharusnya dilakukan guru dalam peningkatan mutunya adalah penerapan dari ilmu Teknologi Pembelajaran. Justru, tidak sedikit yang terpesona pada peran dan gebyar Teknologi Informasi (TI). Dan bahkan berpendapat bahwa TI adalah obat pamungkas bagi berbagai penyakit dalam proses pembelajaran. Bukankah, Teknologi Informasi (TI) merupakan komponen yang masih harus dirancang, dikembangkan, dimanfaatkan, dikelola agar mampu secara optimal meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran? Bukankah tanpa pengolaan yang baik, Teknologi Informasi (TI) justru berpeluang membawa masalah baru dalam pembelajaran. Bukankan kegiatan mengelola Teknologi Informasi (TI), merupakan bagian dari Teknologi Pembelajaran(TEP)? suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 5 Mutu Profesional Guru Perlu Ditingkatkan Terdapat berbagai permasalahan dalam upaua peningkatkan mutu pendidikan. Mulai dari kekurangan guru sampai dengan kompleksitas implementasi UU Guru dan Dosen. Salah satu masalah yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan dalam kaitannya dengan kegiatan sertifikasi guru, adalah perlunya meningkatkan kompetensi guru. Sertifikasi guru merupakan upaya pengakuan kepada guru profesional. Makin profesional guru, diyakini akan mampu meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan/pembelajaran. Karenanya guru dituntut mempunyai berbagai kompetensi. Salah satu kompetensi utamanya adalah kompetensi pedagogik. Apakah kompentesi pedagogik itu? Menurut UUD Guru dan Dosen, kompetensi ini meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran serta memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Jika demikian, tampak sangat erat kesamaan arti antara kompetensi pedagogik dengan makna Teknologi Pembelajaran. Guru yang berkompetensi pedadogik, adalah mereka yang memahami teori Teknologi Pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam praktik pembelajarannya. Guru dengan kualifikasi semacam itu, sangat perlu ditingkatkan, baik dalam jumlah maupun mutunya. suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 6 Masalahnya adalah, siapa, apa dan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar para guru makin berkemampuan dan berkemauan untuk menerapkan teknologi pembelajaran dalam praktik profesinya. Siapa ”pemain” teknologi pembelajaran? ”Pemain” di bidang ilmu kedokteran tampaknya lebih jelas. Secara perorangan mereka adalah para dokter, para profesional lain yang terkait dengan ilmu kedokteran Siapa pemain TEP ? Siapa pemain TEP ? .para profesional teknologi pendidikan, .para profesional teknologi pendidikan, dosen, guru, peneliti, dosen,dan guru, peneliti, mahasiswa anggota mahasiswa anggota masyarakat lain yangdan telah dan masyarakat yang telah dan akan menjadilain anggota IPTPI, akan menjadi anggota IPTPI, organisasi IPTPI, perguruan organisasi IPTPI, program perguruan tinggi, khususnya tinggi, khususnya program studi yang berkait dengan studi yang orgaisasi berkait dengan kependidikan, dan kependidikan, orgaisasi dan institusi lain terkait dengan institusi lain terkait dengan teknologi pendidikan teknologi pendidikan Sehingga, pada kegi-atan peningkatan mutu ilmu dan ketenagaan kedokteran dapat dengan jelas diketahui, siapa yang seharusnya berperan. . . Teknologi Pendidikan 7 Teknologi Pendidikan 7 Bagaimana dengan keilmuan teknologi pembelajaran? Sebagai bagian yang spesifik dari keilmuan pendidikan, yang memfokus pada ”teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan sistem untuk belajar”, tentunya mempunyai ”pemain” yang spesifik. Siapakah mereka? Secara perorangan, mereka yang memenuhi kriteria sebagai anggota IPTPI1 adalah para ”pemain utama” di bidang teknologi pembelajaran. 1 IPTPI adalah singkatan dari Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia yang terbentuk sejak tahun 1987. suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 7 Merekalah yang diharapkan secara gigih dan gagah mampu mewujudkan cita-cita IPTPI, yang antara lain berbunyi (1) menyebarluaskan konsep, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan ke seluruh lembaga pendidikan dan pelatihan di Indonesia, dan (2) menyebarkan aplikasi Teknologi Pendidikan agar tiap warga negara memperoleh pengajaran seumur hidup, dengan memanfaatkan Teknologi Pendidikan/Pembelajaran.. Bagian terbesar dari anggota IPTPI adalah mereka yang berkaitan dengan program kependidikan di bidang teknologi pendidikan/pembelajaran baik para dosen, peneliti maupun para mahasiswanya. Tentunya termasuk para lulusan program magister teknologi pembelajaran, dan juga para guru. Hal ini menggembirakan, sekaligus juga memprihatinkan. Menggembirakan karena minat masyarakat pada bidang ilmu Teknologi Pembelajaran cenderung meningkat. Lulusan program magister Teknolgi Pembelajaran juga makin bertambah. Jumlah guru yang akan disertifikasi juga meningkat pesat. Tetapi juga memprihatinkan, karena, baik ilmu teknologi pembelajaran maupun ikatan profesi IPTPI, kurang dikenal. Dan kemudian menjadikannya kurang disayang. Banyak guru telah melakukan kegiatan peningkatan kompetensi pedagogiknya, melakukan PTK, mempebaiki kegiatan pembelajarannya, dengan tanpa memahami bahwa apa yang dilakukan itu adalah merupakan praktik teknologi pembelajaran. Sementara itu, upaya untuk lebih memasyarakatkan IPTPI sebagai wadah para profesional di bidang teknologi pendidikan/ pembelajeran, sayangnya, akhir-akhir ini meredup. Keadaan serupa juga terjadi pada berbagai aktifitas IPTPI yang lain. Padahal organisasi profesi, termasuk juga IPTPI, seharusnyalah terus menerus berkarya meningkatkan kinerjanya, bila memang masih berniat mewujutkan cita-citanya. suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 8 Tidak sedikit institusi pendidikan, penelitian dan pengembangan yang berkait dengan ilmu teknologi pembelajaran, yang berpeluang besar dalam memberikan sumbangan nyata untuk meningkatkan kompetensi guru, melalui teknologi pembelajaran, juga belum mampu berfungsi secara optimal. Sehingga bila kita ingin meningkatkan peran teknologi pembelajaran katakanlah dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru, siapa yang seharusnya berperan? Jawabannya cukup jelas, mereka adalah para profesional teknologi pembelajaran, dosen, guru, peneliti, para magister teknologi pembelajaran, mahasiswa dan anggota masyarakat lain yang telah dan akan menjadi anggota IPTPI, organisasi IPTPI, Perguruan Tinggi, khususnya program studi yang berkait dengan kependidikan, organisasi dan insitiusi lain terkait dengan teknologi pembelajaran, (termasuk Pustekom, dan berbagai Direktorat dan Unit Kerja lain di jajaran Diknas, dan tentu saja Program Magister Teknologi Pembelajaran Universitas Adibuana Surabaya). Apa yang dapat dilakukan? Apa yang dapat dilakukan oleh Teknologi Pembelajaran, dalam membantu memecahkan permasalahan pendidikan di Indonesia? Jawabannya banyak, banyak sekali, sebanyak permasalahan pendidikan yang kita hadapi. Apa ada kegiatan TEP ? Apa ada kegiatan TEP ? (a)Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model(a)Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan modelmodel pembelajaran, model pembelajaran, (b)Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (b)Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan mengajar, dalam proses belajar danlayanan mengajar, (c) Pengembangan alternatif untuk daerah (c) Pengembangan layanan untuk daerah pedesaan, terpencilalternatif dan kepulauan, pedesaan, terpencil dan kepulauan, (d)Penyebarluasan informasi pendidikan., informasi pendidikan., (e)(d)Penyebarluasan Percepatan kualifikasi dan kompetensi bagi pendidik, (e) Percepatan kualifikasi dan kompetensi bagi pendidik, (f) Percepatan sertifikasi akademik bagi pendidik, (f) Percepatan sertifikasi akademik bagi pendidik, . . Teknologi Pendidikan 8 Namun, bila memfokus pada permasalahan mutu guru, kita semua meyakini bahwa teknologi pembelajaran berpotensi besar untuk membantu pemecahan permasalahan itu. Teknologi Pendidikan suhardjono 8 Universitas PGRI Adibuana Surabaya 9 Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, kompetensi pedagogik pada hakekatnya adalah kompetensi di bidang teknologi pembelajaran.. Sehingga, guru yang berkompetensi pedadogik, adalah mereka yang berkemampuan serta berkemauan menerapkan Teknologi Pembelajaran dalam praktik pembelajarannya. Sehingga, sangatlah sesuai bila kita “para pemain” dalam keilmuan teknologi pembelajaran, untuk berperan serta dalam meningkatkan profesionalisme guru. Bila kompetensi pedagogik pada hakekatnya adalah kompetensi di bidang teknologi pembelajaran, rasanya agak “aneh”, bila pada kegiatan yang berkaitan dengan upaya peningkatan kompetensi pedagogik, peran para “pemain” teknologi pembelajaran tidak tampak berarti. Namun, yang lebih aneh (dan sekaligus memilukan) bila para guru yang juga telah memiliki formalitas keilmuan teknologi pembelajaran (misalnya dengan disandangnya gelar Magister TEP), tidak mampu menunjukkan performannya sebagai guru yang kompeten dalam bidang pedagogik. Apalagi, bila yang bersangkutan tidak menyadari, bahwa peningkatan mutu PBMnya, adalah merupakan penerapan dari keilmuan yang dimilikinya. Adakah kegiatan di kawasan teknologi pembelajaran? Dan apakah menjadi prioritas saat ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya sajikan cuplikan berbagai rancangan kegiatan bidang pendidikan, sebagai berikut : Program Kerja tahun 2008 untuk Pendidikan Dasar Menengah Program Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model-model pembelajaran Sasaran Program Terlaksananya pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan modelmodel pembelajaran yang mengacu pada standar nasional dan mempertimbangkan standar internasional suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 10 Program Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan mengajar di SMA/SMK/MA. Sasaran Program Terlaksananya pengembangan proses belajar dan mengajar dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerahdaerah pedesaan, daerah terpencil dan kepulauan termasuk Paket C setara SMA. Terlaksananya pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-daerah perdesaan, terpencil dan kepulauan termasuk Paket C setara SMA. Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan. Terlaksananya penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan antara lain (1) Percepatan peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi pendidik, (2) Percepatan sertifikasi akademik bagi pendidik Terlaksananya pelatihan untuk memenuhi standar kompetensi bagi pendidik; Terlaksananya pendidikan untuk memenuhi standar kualifikasi pendidik; Terlaksananya sertifikasi pendidik bagi pendidik; Dstnya Bukankah program-program seperti : (a) Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model-model pembelajaran, (b) Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan mengajar, (c) Pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-daerah pedesaan, terpencil dan kepulauan, (d) Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan., (e) Percepatan peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi pendidik, (f) Percepatan sertifikasi akademik bagi pendidik, dan lain-lain, merupakan bidang ilmu dan bidang garapan keilmuan teknologi pendidikan/pembelajaran? Itulah sebagian kecil, dari apa yang dapat kita lakukan. Itulah sebagian tantangan bagi para ”pemain” di bidang teknologi pembelajaran. suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 11 Bagaimana Melaksanakan Upaya Itu? Pentingnya peningkatan kompetensi pedagogik (yang berarti pula kemampuan dalam keilmuan teknologi pendidikan) bagi guru, makin terus menuntut perhatian. Bagaimana ? Bagaimana ? 1.Agar eksistensi “pemain”di 1.Agar “pemain”di bidang eksistensi teknologi pendidikan bidang teknologi pendidikan makin diketahui, sudah makin diketahui, sudah waktunya kita bersama waktunya kita bersama melangkah. melangkah. 2.Berikan keyakinan pada pembuat 2.Berikan pembuat kebijakan keyakinan bahwa kitapada “para kebijakan bahwa kita “para pakar, ahli, teknolog” masih pakar, ahli, teknolog” masih eksis, dan berniat kuat ikut eksis, dan berniat membangun bangsa.kuat ikut membangun bangsa. Kegiatan sertifikasi guru yang menuntut adanya seperangkat penjelasan dan bukti kegiatan nyata guru (guna memaparkan kompetensi pedagogiknya) menjadikan meningkatnya kebutuhan guru akan apa, mengapa dan bagaimana melaksanakan teknologi pengajaran dalam praktik mengajarnya. Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan 9 9 Demikian pula dengan diwajibkannya guru dalam mengumpulkan angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi, membawa peningkatan kemampuan guru dalam ”desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan sistem untuk belajar”, menjadi keharusan. Apabila kita ”para pemain” di bidang teknologi pendidikan, mampu memberikan kegiatan nyata pada kebutuhan para guru di atas, berarti, paling tidak, kita telah ikut (1) menyebarluaskan konsep, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan, dan (2) menyebarkan aplikasi Teknologi Pendidikan, sebagaimana yang kita cita-citakan. Berdasar pengamatan yang terbatas, saya mengetahui telah banyak dilakukan kegiatan untuk membantu guru dalam upayanya meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Antara lain meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK). Kegiatan ini sangat populer dan banyak dilakukan akhir-akhir ini. Berbagai program, rangsangan dan kegiatan dilakukan agar guru mampu melakukan PTK. Macam kegiatan yang telah dilakukan suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 12 antara lain adalah pengadaan block-grant PTK, KTI on-line, REE, dan lain-lain. Substansi isi dari kegiatan itu, pada dasarnya adalah meningkatkan kemampuan di bidang teknologi pembelajaran. Pertanyaannya adalah seberapa banyak keterlibatan para “pemain” teknologi pembelajaran pada kegiatan tersebut, baik sebagai pribadi maupun sebagai institusi? Agar peran kita makin tampak, agar eksistensi “pemain”di bidang teknologi pembelajaran makin diketahui, sudah waktunya kita bersama melangkah. Berikan keyakinan pada pembuat kebijakan bahwa kita “para pakar, ahli, teknolog” pada kawasan keilmuan teknologi pembelajaran masih eksis, dan berniat kuat ikut membangun bangsa. Membangun kepercayaan kiranya tidak cukup bila hanya dilakukan dengan mengirimkan pemberitahuan. Kita seharusnya mampu menyusun program-program kerja yang jelas, bermakna, sesuai dengan program jangka panjang yang telah ditetapkan. Bersama dengan IPTPI, dengan memanfaatkan berbagai sumber yang ada, mampu dan bersedia, merancang berbagai kegiatan yang nyata, perlu dan segera dapat dilaksanakan suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 13 Misalnya, (1) membantu ratusan ribu guru, agar mereka makin berkemampuan dalam menerapkan teknologi pembelajaran dalam pengembangan profesinya. Agar mereka lebih mampu mengumpulkan angka kredit dengan benar dalam kegiatan pengembangan profesi, agar mereka dapat memenuhi persyaratan untuk kenaikan jabatannya, (2) memperbanyak kegiatan “menyebar luaskan informasi tentang teknologi pembelajaran” melalui berbagai kegiatan akademik, seminar, kursus, diklat, dan lain-lain, yang melibatkan lebih banyak guru, (3) kembali memperkokoh dan menghidupkan gairah dan memperoleh manfaat dari kegiatan berorganisasi profesi, (4) dan berbagai kegiatan yang lain.. Rangkuman 1. Guru wajib mempunyai berbagai kompetensi. Salah satu di antaranya adalah kompetensi pedagogik yang terdiri dari kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran serta memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Sangat erat kesamaan arti kompetensi pedagogik dengan makna Teknologi Pembelajaran. Guru yang berkompetensi pedadogik, adalah mereka yang memahami teori Teknologi Pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam praktik pembelajarannya. Pada kompentensi ini, sebagian besar guru masih dituntut peningkatan kualitasnnya 3. Masalahnya adalah, siapa, apa dan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar para guru makin berkemampuan dan suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 14 berkemauan untuk menerapkan teknologi pembelajaran dalam praktik profesinya. 4. Siapa yang dapat ikut serta dalam upaya peningkatan kompetensi pedegogik guru? Tentunya adalah mereka yang merasa sebagai profesional dalam bidang keilmuan teknlologi pembelajaran. Lebih khusus lagi, mereka adalah para guru yang telah memiliki formalitas sebagai magister teknologi pembelajaran. 5. Agar peran kita makin tampak, agar eksistensi “pemain”di bidang teknologi pembelajaran makin diketahui, sudah waktunya kita bersama melangkah. Berikan keyakinan pada pembuat kebijakan bahwa kita “para pakar, ahli, teknolog” pada kawasan keilmuan teknologi pembelajaran masih eksis, dan berniat kuat ikut membangun bangsa. 6. Khususnya, bagi para guru yang juga sekaligus magister teknologi pembelajaran (yang sebagian diwisuda siang ini), langkah praktis yang dapat segera dilakukan, mudah dilakukan, dan tanpa menunggu orang lain, adalah menerapkan ilmu yang dipunyainya, sehingga mampu menunjukkan secara nyata peningkatan kualitas profesionalnya sebagai guru. Demikian urun pendapat saya disekitar peran Teknologi Pembelajaran dalam Usaha Peningkatan Kualitas Profesional Guru. Atas perhatian dan kesabaran hadirin yang terhormat, dalam mengikuti orasi ini, sungguh saya sampaikan penghargaan dan terima kasih. Sekian. Wassalamu’alikum Warahmatullah Wabarakatuh suhardjono Universitas PGRI Adibuana Surabaya 15 Bacaan Miarso, Yusufhadi (2003). Peran Profesi Teknologi Pendidikan, makalah Seminar Sehari Jurusan KTP FKIP Universitas Baturaja, 22 Januari 2003. Salisbury, David F. (1996) Five Technologies for Educational Change. Englewood, New Jersey: Educational Technology Publication. Suhardjono, (2004), Memanfaatkan Teknologi Pembelajaran untuk Membangun Karakter , Makalah Disampaikan pada Semiloka Regional Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompertensi, Politeknik Kesehatan, 5-6 Mei 2004 Suhardjono (2007) Mengaktifkan PeranTeknologi Pendidikan guna Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru, Makalah Urun Rembug pada Seminar Pengembangan Teknologi Pembelajaran, yang diselenggarakan oleh Pustekom Diknas, Bogor, 6-7 Nopember 2007 Suhardjono (2007), Revitalisasi Teknologi Pendidikan untuk Mengatasi Permasalahan Pendidikan, Makalah disajikan pada Temukarya Kemitraan Pengembangan Teknologi Pembelajaran di Perguruan Tinggi, yang diselenggarakan oleh Pustekom Diknas, Bogor, 27-28 September 2007 Data Diri Pembicara Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE, lahir di Kebumen, Maret 1946. Guru besar Metodologi Penelitian, Pembina Utama golongan IVe. Lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya tahun 1972, memperoleh Diploma on Hydraulic Engineering dari International Institute of Hydraulic Engineering TH Delft, Nederland (1977), menyelesaikan Magister Kependidikan dari IKIP Jakarta pada tahun 1982, dan Doktor Kependidikan bidang Studi Teknologi Pembelajaran di tahun 1990 di IKIP Malang. Mengikuti pendidikan tambahan, dalam bidang kependidikan dan pengembangan sumber daya air baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain di University of Newcastle, Inggris (1997), International Institute for Infrastructural, Hydraulic and Enviromental Engineering, Manila (1996), State University of New York at Albany, USA (1988), University of Southern California, Los Angeles, USA (1980). Pernah menjabat sebagai Ketua Pusat Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI) Universitas Brawijaya (1986-2001), Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (1982-1985 dan 2001-2005). Anggota Tim Teknis Penilai KTI Pengembangan Profesi Guru, serta menulis berbagai buku tentang pendidikan, penelitian dan peningkatan SDM. suhardjono