Dari Redaksi Dengan berlakunya Kartu AKSes, pasar modal Indonesia memasuki babak baru Single Investor ID (SID). Dengan berlakunya SID, transparansi pasar modal Indonesia akan lebih baik lagi, dan menjadi landasan utama penerapan Straight Through Processing dan Data Warehouse. Untuk itulah KSEI di tahun 2011 akan terus mengagendakan sosiali­ sasi seputar pentingnya kepemilikan Kartu AKSes kepada para pemodal, melanjutkan agenda road show ke sejumlah kota-kota besar yang dilakukan sepanjang 2010. Pada edisi terakhir di tahun 2010 ini, Fokuss selain menurunkan liputan utama seputar pemisahan rekening dana nasabah, menghadirkan tulisan seputar KSEI shareholders seminar yang menghadirkan pembicara dari India dan Hong Kong. Para peserta shareholder seminar mendengarkan kisah sukses kedua negara dalam menerbitkan depository receipt. Kami mengulas pula hasil custo­ mer survey KSEI yang diadakan secara rutin setiap tahun, untuk mengukur kepuasan para pemakai jasa KSEI. Tak ketinggalan kami selipkan profil Adrian Maulana, sebagai Duta Kartu AKSes. Sebagai penutup, kami meng­ ucapkan Selamat Tahun Baru 2011 untuk para pembaca sekalian yang senantiasa bersama kami. Selamat membaca! Redaksi Website KSEI ������������� www.ksei.co.id �������������� Toll Free ��������������� 0800 -1- 865734 ����������������� Call Center KSEI ������������������ 021 - 515 2855 Implementasi Pemisahan Rekening Dana Nasabah Untuk meningkatkan kepercayaan investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia, setelah meluncurkan Kartu AKSes sebagai Single Investor ID, kini KSEI tengah mengimplementasikan fasilitas untuk memonitor rekening dana nasabah. S ejak tahun 2009, Bapepam-LK bersa­ ma Self Regulatory Organiza­­tion, yaitu: PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kli­ring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) te­ngah melakukan kegiatan besar pe­ ngembangan infrastruktur pasar modal. Salah satu proyek yang menjadi agenda utama ada­ lah Identitas Tunggal Pemodal (Single In­ves­tor ID) dan pe­ningkatan keterbukaan infor­masi investor yang ada di bawah koordinasi KSEI. daftar isi 1 Implementasi Pemisahan Rekening Dana Nasabah 3 KSEI Shareholders Seminar 2010 4 KSEI Customer Survey 2010 5 Kartu AKSes “Untuk Kenyamanan Berinvestasi” 7 Adrian Maulana [Duta Kartu AKSes] 8 aktivitas & Statistik Kisah Sukses India dan Hong Kong Memberikan Layanan Jasa Unggul Keamanan Berinvestasi Jadi Prioritas Pengembangan basis data investor de­ ngan penerapan Single Investor ID merupakan lan­dasan utama untuk pengembangan infra­ struktur pasar modal lainnya yaitu Straight Through Processing dan Data Warehouse. Penerapan Single Investor ID juga diarahkan untuk dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam berinvestasi. Nantinya, investor dapat dengan mudah memonitor catatan kepemilikan Efeknya dan juga mutasi serta data instruksi yang terkait mulai dari data 06 Edisi Tahun 2010 ������������� ���������� Proses Pembukaan Rekening Dana Nasabah �������� ������������������ � ������������������������������ � ������������������������������ ��������������������������� � � � ���������������� � ��������������� ����� �������� ���������� ��������� ����������������� ������������ �������������� � � ���������� ������������� � � ���������� ���������� ��������������� ������� ������������������������ ���� �������� Edisi 06, 2010 ������������������������ ������������� Fokuss transaksi di BEI, data perhitungan hak dan kewajiban penyelesaian transaksi dari KPEI hingga data instruksi settlement di KSEI. Peluncuran Fasilitas AKSes KSEI pada bulan Juni 2009 lalu merupakan langkah awal implementasi Single Investor ID. Sejalan dengan pengembangan Single Investor ID, terkait dana investor yang dikelola oleh Pemegang Rekening KSEI (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) di bank, KSEI dan Bank Pembayaran telah mengembangkan sistem monitoring catatan dan administrasi dana investor di bank. Informasi rekening dana di bank tersebut nantinya dapat dihubungkan dengan data Single Investor ID yang dikelola oleh KSEI sehingga investor dimungkinkan untuk melakukan monitor­ ing asset berupa dana dan Efek secara terkonsolidasi melalui Fasilitas AKSes KSEI. “Di antara 4 (empat) Bank Pembayaran, Pemegang Rekening tidak harus menggunakan jasa bank yang merupakan Bank Pembayarannya dan tidak dibatasi hanya satu bank.” Kajian dan pengembangan yang di­ lakukan oleh KSEI dan Bank Pembayaran ini telah dilakukan sejak pertengahan tahun 2010 dan merupakan bagian dari persiapan atas rencana dikeluarkannya ketentuan Peraturan Bapepam-LK terkait kewajiban Pemegang Rekening untuk melakukan pembukaan Rekening Efek di Kustodian dan rekening dana di bank secara terpisah untuk investor yang menjadi nasabahnya. Pemisahan pencatatan Efek dan dana nasabah tersebut diharapkan dapat mendukung dan memperkuat fung­si serta mekanisme pengawasan oleh oto­­­ritas pasar modal terhadap pelaku pa­­sar serta memungkinkan investor se­ca­ra lang­­sung memonitor kepemilikan port­­o­­­folionya. Se­ cara konsep, kajian yang dikembangkan dalam proyek ini di­per­kenalkan istilah Re­ kening Dana Nasabah de­ngan karakteristik se­bagai berikut: l Rekening dana di bank dibuka atas nama nasabah, proses pembukaan re­ kening secara kolektif dilakukan Perusahaan Efek (PE) atau Bank Kustodian (BK). l Rekening dana bersifat khusus dengan memberikan kewenangan kepada PE atau BK untuk mengadministrasikan dana milik nasabah. l PE atau BK dimungkinkan mengadmi­ nistrasikan dana melalui beberapa bank. l Bapepam-LK melalui KSEI memiliki akses informasi atas rekening dana milik nasabah. l Bapepam-LK memiliki kewenangan untuk melakukan pemblokiran rekening dana sesuai ketentuan yang berlaku di Pasar Modal. Sebagai bagian dari proyek Single Inves­ tor ID, informasi nasabah pemilik rekening dana akan diidentifikasi dan dikonsolidasikan dengan Investor ID yang diberlakukan di Pasar Modal. Setiap nasabah PE atau BK yang memiliki dana yang dikuasakan kepada PE atau BK untuk penyelesaian transaksi Efek wajib membuka Rekening Nasabah di bank melalui PE atau BK. Syarat untuk pembukaan Rekening Dana Nasabah adalah nasabah harus memiliki: l Dana minimum yang ditetapkan bank. l Sub Rekening Efek yang tercatat di sistem KSEI (C-BEST). l Single Investor ID pada Fasilitas AKSes. Syarat tersebut harus dicantumkan dalam dokumen pembukaan Rekening Dana Nasabah bersama syarat lain sesuai ketentuan yang berlaku di bank. Dari sisi persiapan, KSEI dan Bank Pembayaran (Bank Mandiri, BCA, CIMB Niaga, Permata) telah menyiapkan sistem dan infrastruktur serta perangkat pendukung administrasinya. Walaupun secara ketentuan sampai saat ini Peraturan Bapepam-LK belum secara resmi dikeluarkan, KSEI dan Bank Pembayaran telah siap untuk secara operasional mengimplementasikan pemi­ sahan Rekening Dana Nasabah. Beberapa Pemegang Rekening telah melakukan pilot project dan diharapkan dapat diikuti oleh Pemegang Rekening KSEI lainnya. Di antara 4 (empat) Bank Pembayaran yang ditunjuk KSEI untuk memberikan layanan jasa pemisahan rekening dana nasabah, Pemegang Rekening tidak harus menggunakan jasa bank yang merupakan Bank Pembayarannya dan tidak dibatasi hanya satu bank. Hal ini diharapkan dapat memberikan keleluasa­an kepada Pemegang Rekening KSEI da­lam meng­administrasikan rekening da­­­­­na nasabahnya. Dengan telah siapnya infrastruktur yang dikembangkan oleh KSEI dan Bank Pembayaran untuk implementasi pemisah­ an rekening dana nasabah, Pemegang Rekening dapat mulai menghubungi Bank Pembayaran untuk melakukan persiapan pengembangan sistem dan persiapan opera­sional yang diperlukan oleh masingmasing Pemegang Rekening.l [Syafruddin] Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Annisa Indri Hapsari, M. Ridwan • Penanggung Jawab: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI KSEI Shareholders Seminar 2010 Kisah Sukses India dan Hong Kong Para peserta shareholder seminar berkesempatan untuk mendengar kisah sukses dari India dan Hong Kong tentang penerbitan Indian Depository Receipt (IDR) dan informasi seputar dokumen yang dibutuhkan untuk mensukseskan produk Depository Receipt. penerbit Efek utama dan Domestic Depo­ sitory. Pelaksanaan IPO IDR di India memakan waktu 20 minggu dengan kegiatan pre-issue activity, pemasaran, biding, allocation serta listing. Keterlibatan Central Depository Ser­ vices (India) Limited (CDSL) dan National Se­ curities Depository Limited (NSDL) selaku cen­ tral securities depository (CSD) dalam proses IPO yaitu pada proses pendistribusian IDR ke beneficial CSD account. Proses perdagangan IDR mengikuti proses perdagangan “Keuntungan penerbitan DR bagi investor antara lain investor dapat memiliki saham atas perusahaan asing dalam mata uang lokal” Fokuss perluas basis investor yang memiliki saham yang diterbitkannya, memungkinkan perusaha­an multinasional mendapatkan dana tambahan dengan biaya yang lebih ringan, pengembangan profil Emiten dalam pasar DR dan meningkatkan likuiditas saham. Pihak-pihak utama yang memfasilitasi penerbitan IDR antara lain Issuer Company asing sebagai pihak Penerbit Efek utama dan sahamnya listing di bursa negaranya. Registrar atau Transfer Agent bertindak dalam memberikan layanan kepada perusahaan penerbit Efek utama, Domestic De­ positary, dan pemegang IDR yang layanan jasanya meliputi pencatatan pemegang IDR, koordinasi kegiatan Corporate Action, dan pengelolaan serta penyimpanan Efek utama di negara asing. Overseas Custodian merupakan perusahaan asing yang ditunjuk oleh Domestic Depositary untuk mengelola dan menyimpan Efek utama di negara asing. Domestic Depositary merupakan institusi keuangan di India yang ditunjuk oleh penerbit Efek utama yang bertindak sebagai custody di Securities and Exchange Board of India (SEBI). Institusi ini bertindak sebagai trustee atas pemegang IDR dima­na hak serta kewajibannya secara khusus di­ nyatakan dalam Deposit Agreement antara Edisi 06, 2010 M enjelang penutupan tahun, KSEI kembali menyelenggarakan KSEI Shareholder Seminar pada 11 – 14 November 2010, di Bali. Acara ini dihadiri perwakilan Pemegang Saham KSEI serta Bapepam-LK dan beberapa undangan lainnya. Kegiatan seminar dengan topik Indone­ sian Depositary Receipt ini diselenggarakan dengan menghadirkan nara sumber yang merupakan praktisi dari Standard Chartered Bank Mumbai, Standard Chareterd Hong Kong, Kantor Konsultan Hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners serta KSEI dan BEI. Acara dibuka secara resmi oleh Direktur KSEI, Margeret Mutiara Tang yang kemudian dilanjutkan dengan agenda sesi pertama yang disampaikan oleh Vikas Tandon, Director Transaction Banking Standard Char­ tered Bank Mumbai, India. Dalam presentasinya, Vikas Tandon berbagi pengalamannya ketika menerbitkan Indian Depository Receipt (IDR) di India. Ia menyampaikan, Depository Receipt (DR) adalah Efek keuangan yang diterbitkan oleh Depostary Bank atas Underlying Secu­ rities (Efek utama) yang diterbitkan oleh Emiten utamanya. DR pada umumnya dapat diperdagangankan di Bursa Efek lokal akan tetapi Emiten Efek utamanya berada di negara asing. Dengan bahasa yang lebih sederhana IDR merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan investor di India untuk berinvestasi dalam mata uang Indian (Rupee) atas perusahaan asing yang tercatat di Bursa asing. Keuntungan penerbitan DR bagi investor antara lain investor dapat memiliki saham atas perusahaan asing dalam mata uang lokal, mendiversifikasikan saham yang diperdagangkan dalam pasar lokal dengan kondisi yang telah mereka kenal dimana mereka dapat berinvestasi saham a­sing tanpa menambah resiko dengan berdagang langsung di Bursa asing. Sementara keuntung­an penerbitan DR bagi Emiten lanjut Mr. Tandon antara lain mem- Edisi 06, 2010 Fokuss equity di India dengan waktu penyelesaian T+2. IDR yang sudah terbitkan dapat dikonversikan kembali menjadi ke­pemilikan Efek utama dengan proses cancellation. Proses distribusi dana untuk cash divi­ dend, penerbit Efek utama akan membayarkan hasil kegiatan cash dividend ke overseas custodian dalam mata uang asing. Setelah dikurangi dengan preagreed dividend fee, overseas custodian akan menyampaikan net dividend ke domestic depositary dalam mata uang Rupee. Domestic depositary India akan menyampaikan informasi dividend rate atas IDR serta melakukan perhitungan atas pembayaran cash dividen. Pada tanggal distribusi, dana didistribusikan ke final beneficial’s CSD account melalui CDSL dan NSDL. Proses distribusi Corporate Action (CA) lainnya mengikuti alur distribusi CA pada Efek bersifat ekuitas. Pada sesi kedua acara dilanjutkan dengan pemaparan yang disampaikan Bill Wang, Company Secretary Senior Corporate Governance Counsel Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited dengan topik “Depositary Receipt - Legal Consideration”. Bill Wang menginfomasikan mengenai dokumen-dokumen yang wajib ada dan memerlukan perhatian khusus saat penerbitan DR ataupun penyelesaian transaksi DR. Selain itu penerapan DR setiap negara seperti Singapore, Brasil, Mesir, Taiwan, Hong Kong, China dan India berbeda, mengikuti aturan hukum yang berlaku di setiap negara. Dalam presentasinya Bill Wang ba­nyak menginformasikan ke peserta seminar se­ putar implementasi DR di bawah hukum Inggris dan Amerika Serikat. Presentasi Bill Wang sekaligus menutup kegiatan seminar hari pertama. Pada hari kedua seminar, acara diawali dengan presentasi tentang rencana “Bank Kustodian memiliki peran penting selaku penerbit SPEI untuk menyimpan Efek utama dan menerbitkan SPEI.” implementasi Indonesia Depository Receipt atau Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) oleh Rieke Savitri, Senior Asscociate Hadiputranto, Hadinoto & Partners yang menyatakan bahwa Bapepam-LK telah mengeluarkan peraturan terkait SPEI pada tahun 1997, hanya saja SPEI belum terimplementasi hingga saat ini. Dengan adanya peraturan tersebut, Bapepam-LK memberikan kesempatan untuk perusahaan asing dari yurisdiksi setara, untuk menawarkan Efeknya dalam bentuk SPEI dan mencatatkannya serta memperdagangkan Efek tersebut di Bursa Efek Indonesia sebagaimana negara-negara la­ in yang telah mengimplementasikannya. Bank Kustodian memiliki peran penting selaku penerbit SPEI untuk menyimpan Efek utama dan menerbitkan SPEI, dan melakukan beberapa kegiatan yaitu: i) Tata cara pengalihan SPEI. ii) Tata cara pembagian dividen dan saham bonus dan hal lain yang menjadi hak pemegang saham/SPEI. iii) Tata cara pengalihan kembali Efek Utama dalam hal pemegang SPEI ingin mengubah kepemilikannya menjadi pemilik Efek utama. Dalam pelaksanaannya diperlukan penjelasan lebih lanjut atas peraturan Bapepam-LK tersebut kurang/tidak jelas. Pa­da kenyataannya masing-masing pe­ la­ku yang disebut dalam peraturan ter­ sebut seperti Penerbit Efek Utama, Bank Kustodian, Auditor terdaftar dan Konsultan Hukum terdaftar mempunyai masalah dalam pelaksanaannya. Sebagai contoh siapakah pihak yang dapat menjadi Depositary Bank. Dalam diskusi, muncul apakah per­ atur­an Bapepam-LK yang ada sekarang sebaiknya direvisi untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini bersama dengan penyesuaian peraturan BEI dan KSEI. Rekomendasi ini juga menjadi salah satu kesimpulan dalan forum sharing discussion yang dilaksana­kan Margeret Mutiara Tang, Eddy Sugito (Direktur BEI), Rieke Savitri serta Dian Fithri Fadila F (Ketua Asosiasi Bank Kustodian Indonesia). Kegiatan KSEI Shareholder Seminar di Bali ditutup Direktur Utama KSEI Ananta Wiyogo, dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas partisipasinya dalam kegiatan tersebut. Se­ moga di tahun mendatang KSEI dapat menyelenggarakan kegiatan serupa dengan topik yang tak kalah menariknya. Sampai jumpa di Shareholders Seminar 2011.l [Dian Kurniasarie] C ustomer Survey saat ini telah menjadi agenda rutin KSEI dan pada tahun ini KSEI kembali mengadakan kegiatan Customer Survey 2010 pada September hingga Desember 2010. Seperti kegiatan pada tahun sebelumnya, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan pemakai jasa, dan juga menilai seberapa jauh tingkat kepuasan para pemakai jasa atas pelayanan yang telah dilakukan KSEI, terutama dalam segi Pelayanan Pelanggan, Jasa Informasi dan Komunikasi, Teknologi, Proses Transaksi serta Pengembangan Bisnis dan Sistem. Hasil dari kegiatan ini akan menjadi dasar bagi pengembangan layanan KSEI di tahun 2011. Kegiatan Customer Survey dilakukan terhadap pemakai jasa KSEI yang meliputi; Perusahaan Efek (PE), Bank Kustodian (BK), Biro Administrasi Efek (BAE), Emiten, dan Manajer Investasi (MI). Penyelenggaraan Customer Survey ini dibantu oleh PPM Manajemen sebagai konsultan independen yang ditunjuk, kegiatan ini dilatarbelakangi keinginan untuk selalu berusaha memenuhi harapan pemakai jasa serta sebagai persyaratan dalam memenuhi standar ISO 9001:2008, yaitu Fokus Pelanggan. Metode pelaksanaan survey dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu penyebaran kuesioner, kunjungan perusahaan dan Fo­ cus Group Discussion. [1] Penyebaran Kuesioner KSEI telah melakukan penyebaran ku­­­­­e­­ sioner sejak tanggal 27 September 2010–– 15 Oktober 2010, yang ditujukan kepada seluruh pemakai Jasa KSEI dengan data statistik sebagai berikut: Pemakai Jasa Pemegang Rekening (PE-BK) Emiten BAE MI Kuesioner Masuk 108 185 9 31 Berdasarkan dari data jumlah kuesio­ ner yang masuk, menunjukan bahwa data tersebut sudah mewakili keseluruhan pemakai jasa KSEI. Hasil untuk KSEI Customer Survey 2010, diperoleh Customer Satisfaction Index (CSI) KSEI secara keseluruhan sebesar 77,20% yang menunjukkan bahwa pemakai jasa KSEI telah puas dengan layanan yang diberikan oleh KSEI. Nilai ini lebih baik dibandingkan dengan CSI untuk lembaga/ institusi keuangan Singapura (68,20%) dan Amerika Serikat (77,10%) yang digunakan sebagai benchmark. CSI KSEI tahun 2010 mengalami kenaikan 0,54% dibandingkan dengan CSI KSEI tahun 2009 (76,66%). KSEI Customer Survey 2010 Memberikan Layanan Jasa Unggul Keinginan dan kebutuhan para pemakai jasa menjadi bagian penting dalam kegiatan Customer Survey untuk mengukur sejauh mana tingkat kepuasan atas layanan jasa yang diberikan. ������������������������ ��� ��� ������������������������ ��� ������ ������ ������������ ��� ������������������������ ���������������� ������ ������ l ������������ l ��������� ��� ��� ��� ������������������� ��������������� ������������������� ������������������ ������������������� l ��������������������������������� ������������������������������������������������������������������������������������������ ���������������������������������������������������������������������������� ��� ��������������������������������������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ����� ������ �� ��� ���� ������ ������ ������ ������ ���� ������ ������ ������ ������ ���� ������ ������ ������ ������ ���� ������ ������ ������ ������ Untuk mengukur Indeks kepuasan Pemakai Jasa, KSEI membedakan berdasarkan kategori kelompok yaitu: indeks kepuasan kelompok Pemegang Rekening (PE dan BK), Emiten, BAE dan MI. Hasilnya, berdasarkan Indeks Kepuasan Pemakai Jasa, diperoleh gambaran umum bahwa Indeks Kepuasan kelompok PE-BK dan MI mengalami pe­ ningkatan, sedangkan di tingkat kelompok Emiten dan BAE terjadi sedikit penurunan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Strategic Satisfaction Ma­ trix (SSM) dimana dengan menggunakan matriks ini maka, dapat diketahui gambar­ an posisi dimensi pelayanan berdasarkan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan menurut Pemakai Jasa KSEI. Dari hasil tersebut, diketahui area yang perlu mendapat perhatian lebih dari KSEI adalah pada Pengembangan Bisnis dan Sistem (PE-BK), Proses Transaksi (Emiten) dan Jasa Informasi Komunikasi serta Teknologi (BAE). 2. Kunjungan Perusahaan Sebagai upaya untuk menggali masukan dan usulan pengembangan secara lebih mendalam dari pemakai jasa, KSEI melakukan kunjungan ke beberapa per­ usahaan pada 12 Oktober hingga 3 Novem­ ber 2010. Kegiatan kunjungan ini dilaksa­ nakan terhadap 14 Perusahaan Efek, 6 Bank Kustodian dan 3 Emiten yang dipilih. 3. Focus Group Discussion Kegiatan selanjutnya sebagai tahap­an akhir kegiatan Customer Survey, KSEI meng­ adakan Focus Group Discussion yang dilaksanakan tanggal 1-2 Desember 2010. Dalam kegiatan ini KSEI melakukan pertemuan dan diskusi dengan beberapa wakil dari pemakai jasa guna membahas masuk­an dari kuesio­ ner dan kunjungan serta menentukan Action Plan 2010-2011, antara lain: l Peningkatan stabilitas konektivitas ja­ ringan dan performa sistem C-BEST l Seluruh masukan dan saran tersebut akan menjadi dasar perbaikan, peningkat­ an dan pengembangan layanan jasa KSEI serta menjadi Action Plan tahun 2010-2011. Diharapkan, kedepannya KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di pasar modal Indonesia senantiasa selalu berupaya untuk memberikan layanan jasa unggul dan terbaik bagi pemakai jasanya sehingga pada akhirnya dapat menciptakan kenyamanan berinvestasi bagi investor di pasar modal Indonesia. l [Syarief Bastaman] “Berdasarkan Indeks Kepuasan Pemakai Jasa, diperoleh gambaran umum bahwa Indeks Kepuasan kelompok PE-BK dan MI mengalami peningkatan.” Edisi 06, 2010 ����������������������� (kapasitas server dan bandwith, serta proses sistem). Penyempurnaan fungsi Customer Ser­ vice dan perannya dalam mempercepat pelayanan. KSEI melakukan koordinasi dan sosiali­ sasi terlebih dahulu terhadap pengembangan yang akan dilakukan. Koordinasi dengan BAE dan Emiten de­ ngan kelengkapan dan keterkinian informasi daftar pemegang Efek. Meningkatkan kecepatan tampilan in­­­formasi Corporate Action atau peng­ umum­an lainnya di website KSEI. Fokuss ��������������������������������� lai tambah), terutama di sisi pengawasan. Kartu AKSes juga dapat menjadi alat untuk menganalisa keefektifan kinerja portofolio yang dipegang investor,” paparnya. Kota Batam merupakan tujuan akhir dari rangkaian kegiatan sosialisasi Kartu AKSes. Acara yang dilaksanakan pada 24 - 25 November 2010 di Hotel Novotel Batam ini, menampilkan Margeret Mutiara Tang (Direktur KSEI) sebagai pembicara Program sosialisasi Kartu AKSes di tahun 2010 diakhiri utama, didampingi oleh Irwan Ariston di Surabaya dan Batam. Pada kesempatan ini juga KSEI Napitupulu (praktisi pasar modal), Jimmy menyampaikan tentang pemisahan rekening dana Nyo (Direktur Utama PT BNI Securities) dan nasabah yang secara langsung akan terkait dengan fungsi Adrian Maulana (Duta Kartu AKSes). monitoring melalui Kartu AKSes. Terkait dengan kenyamanan yang dinikmati pelaku pasar mo­dal dengan adanya Kartu AKSes, dalam acara Investor Gathering yang dihadiri 116 investor itu, angkaian program kegiat­ Irwan Ariston Na­­pi­tupulu mean Sosialisasi Kartu AKSes maparkan, in­ves­­tor dapat meskala lokal pada tahun manfaatkan Kar­tu AKSes seba­ 2010 berakhir di Surabaya dan gai salah sa­tu cara untuk me­ Batam. Fungsi Identitas Tunggal ngontrol ke­ber­adaan sahamInvestor (Single Investor ID) dan nya. Inves­tor dapat memastikan fungsi transparansi bagi investor por­tofolionya benar-benar masih menjadi informasi penting ber­ada di Perusahaan Efek dalam kegiatan sosialisasi di kota dengan mengecek di website tersebut. http://akses.ksei.co.id sesering Sosialisasi di Surabaya di­se­ mungkin. “Dengan melakukan leng­garakan pada tanggal 3 - 4 hal ini, investor kini tidak perlu November 2010, bertempat di ce­mas dan khawatir akan ke­ Hotel JW Marriott Surabaya. Pada beradaan sahamnya. Investor acara Investor Gathering ini, tampil ke­mudian dapat mencurahkan Sosialisasi Kartu AKSes di Batam Ananta Wiyogo (Direktur Utama pikiran dan konsentrasinya pa­ KSEI) bersama Haryajid Ra­melan da pilih­an investasi maupun (praktisi pasar modal), Alpino Kianjaya (DiDalam sesi presentasinya Ananta Wiyogo trading sa­hamnya,” kata Ariston. rektur Uta­ma PT Indo Premier Securities), juga menyampaikan tentang pemisahan Sependapat dengan Irwan, Adrian dan Adrian Maulana (Duta Kartu AKSes) Maulana memberikan komentarnya me­ rekening dana investor dan rekening dana sebagai nara sumber. Pada kegiatan ini terPerusahaan Efek. Persiapan pengembang­ ngenai manfaat Kartu AKSes terhadap incatat seba­nyak 378 investor hadir dan turut an dengan Bank Pembayaran telah dilakuvestor. “Pergerakan harga saham saat ini berdiskusi interaktif dengan nara sumber kan sejak awal tahun, dan pelaksanaan pilot sangat dinamis. Isu dan rumor pasar banyak terkait topik yang disampaikan. project-nya mulai dilakukan pada perte­ beredar. Banyak hal yang tidak dapat kita ngahan bulan November 2010 ini. Adanya kontrol sebagai investor. Namun demikian, pemisahan rekening dana ini secara langkita dapat mengontrol keputusan kita unsung akan terkait dengan fungsi monitoring tuk berinvestasi, memperkecil risiko yang “Persiapan yang dimiliki Kartu AKSes untuk mencapai diambil, dan memastikan portofolio dan pengembangan dengan pe­ningkatan transparansi industri pasar dana kita digunakan sebagaimana mestiBank Pembayaran telah modal Indonesia dan secara khusus memnya. Kartu AKSes memberikan kontrol yang dilakukan sejak awal lebih besar kepada investor atas porto­ bangun kredibilitas Perusahaan Efek di Intahun, dan pelaksanaan donesia yang solid. folionya,” jelas Adrian. pilot project-nya mulai Haryajid Ramelan, praktisi pasar modal Rangkaian kegiatan sosialisasi Kartu dari PT Capital Bridge Indonesia, meng­ AKSes di kota Batam ini adalah rangkaian dapat dilakukan pada ungkapkan nilai lebih dari Kartu AKSes. penutup sosialisasi Kartu AKSes skala lokal pertengahan bulan “Fasilitas Kartu AKSes ini dapat menjadi pada tahun 2010. KSEI masih akan melakuNovember 2010.” kan sosialisasi hingga akhir Mei 2011, de­ semacam early warning bagi investor, terutama bila investor melakukan investasi ngan target 50% Sub Rekening Efek yang melalui beberapa Perusahaan Efek. Selain tercatat di KSEI telah memiliki Kartu AKSes. itu, Kartu AKSes akan menjadi standar baru Sebagai gambaran, per akhir November bagi investor. Investor yang memiliki Kartu 2010 kepemilikan Kartu AKSes telah menAKSes dan Per­usahaan Efek yang kooperacapai 39.022 investor, atau meningkat tif membantu nasabahnya mendapatkan 186% sejak akhir Juni 2010. l [Redaksi] Kartu AKSes akan memiliki added value (ni- Kartu AKSes “Untuk Kenyamanan Berinvestasi” Edisi 06, 2010 R Fokuss Adrian Maulana [Duta Kartu AKSes] ­ Keamanan Berinvestasi Jadi Prioritas lum berinvestasi di pasar modal, hendak­ nya calon investor memahami risiko terlebih dahulu. Sesuaikan gaya berinvestasi dengan profil risiko masing-ma­sing. Untuk jangka panjang, berinvestasi di pasar mo­ dal memberikan return yang sa­ngat baik. Namun sebelum membeli saham, carilah informasi yang jelas mengenai perusahaan yang hendak dibeli. Baginya, sukses berinvestasi adalah milik siapa saja yang memiliki kedisiplinan. Mengenai rangkaian sosialisasi Kartu AKSes yang diikuti Adrian bersama KSEI, ia menyebutkan, masih terbatasnya informasi masyarakat Indonesia mengenai investasi di pasar modal, mengharuskan kita untuk lebih aktif mensosialisasikan tentang manfaat dan keamanan bertransaksi di pasar modal melalui Kartu AKSes. Berbagai kegiatan sosialisasi telah dilakukan sejak pertengahan tahun 2010. Tidak hanya di kota Jakarta saja (sebagai kota yang memiliki investor pasar modal terbanyak), namun juga di kota-kota lainnya seperti Bandung, Semarang, Medan, Surabaya dan Batam. “Insya Allah di tahun 2011 nanti kita akan melanjutkan roadshow ke kota-kota lainnya. Sosialisasi ini tidak hanya ditujukan bagi investor saja, namun juga kepada perusahaan sekuritas sebagai mitra para investor bertransaksi di pasar modal. Media pun memiliki peran yang besar selama berlangsungnya kegiatan sosialisasi ini,” kata penggemar fitness dan membaca itu. Sebagai Self Regulatory Orga­ nization yang menjalankan fungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di pasar modal Indoneisa, menurut Adrian, KSEI mempunyai tugas yang sangat vital dalam menjaga keamanan data dan Efek yang dimiliki oleh para investor. “Namun dengan kredibilitas KSEI selama ini, saya yakin KSEI akan mampu menjalankan perannya secara profesional,” ucapnya.l “Sebelum membeli saham, carilah informasi yang jelas mengenai perusahaan yang hendak dibeli. Baginya, sukses berinvestasi adalah milik siapa saja yang memiliki kedisiplinan”. Fokuss I tulah yang membuat Adrian selain memang ditunjuk sebagai Duta Kartu AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas), menyebutkan pentingnya kartu yang diterbitkan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) itu untuk keamanan bertransaksi. “Dengan Kartu AKSes, setiap investor bisa memonitor portofolio yang dimilikinya di beberapa sekuritas sekaligus secara realtime dan online. Para investor pun dapat melihat mutasi transaksi selama 30 hari terakhir. Sehingga bila misalnya ada kesalahan data, bisa dikonfirmasikan ke sekuritas yang bersangkutan atau juga melaporkan ke pihak KSEI,” ujar Adrian. Sudah sejak lima tahun terak­ hir, aktor bernama lengkap Hadid Adrian Maulana ini menjadi investor di pasar modal Indonesia. Ia memulai investasinya di Reksa Dana. Dalam dua tahun pertama berinvestasi di Reksa Dana Saham, ia berhasil memperoleh return (keuntungan) sekitar 84%. Itulah yang kemudian membuatnya ter­tarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai Reksa Dana. Pria yang sedang giat berlatih golf ini lantas rajin mengikuti berbagai pelatihan, seminar, membaca ba­ nyak buku, hingga di tahun 2007 mulai berinvestasi saham secara mandiri. Banyak orang Indonesia punya uang, tetapi tidak mau berusaha memahami pentingnya berinvestasi di pasar modal karena paradigma risiko yang dianggap tinggi. Padahal menurutnya, inflasi atau kenaikan harga barang adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. “Kita membutuhkan lahan berinvestasi yang bisa mengalahkan inflasi tersebut. Karena inflasi lebih tinggi dari return tabungan dan deposito, maka kedua instrumen tersebut tidak bisa dikategorikan investasi,” tandasnya. Sebe- Edisi 06, 2010 Sejak mengenal dunia pasar modal lima tahun lalu, Adrian Maulana semakin mencintai dunia investasi portofolio ini. Menurutnya, keamanan berivestasi menjadi prioritas utama melebihi keuntungan berinvestasi. aktivitas Radio Talk Show Kartu AKSes Sejalan dengan berlangsungnya program Sosial­i­ sasi Kartu AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas), KSEI juga mengadakan kegiatan Radio Talk Show yang bekerja sama dengan beberapa Stasiun Radio di Jakarta dan daerah. Kegiatan radio talk show yang berlangsung bulan November 2010 ini bertujuan untuk menyebarkan dan meyampaikan informasi serta manfaat Kartu AKSes kepada masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas. Acara ini mendapat respon yang sangat baik dari para pendengar diberbagai wilayah dan daerah, hal ini dapat dilihat dari antusias pendengar dalam mengirimkan pertanyaan tentang Kartu AKSes melalui SMS dan telepon. Diharapkan informasi yang disampaikan dapat bermanfaat bagi para pendengar. l Edisi 06, 2010 Olimpiade Pasar Modal Nasional 2010 Seperti tahun sebelumnya BEI, KPEI dan KSEI bekerjasama dengan Bapepam-LK kembali mengadakan Investor Summit dan Capital Market Expo 2010 (ISCME 2010) di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta pada tanggal 10-11 November 2010. Penyelenggaraan acara yang berlangsung selama 2 (dua) hari ini dibuka oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Tema yang diusung untuk acara kali ini adalah “Capital Markets: Gateway To a Better Future” bertujuan untuk mendorong kesadaran masyarakat untuk masa depan yang lebih baik dengan berinvestasi di pasar modal. Selain di Jakarta kegiatan serupa juga diadakan di kota Surabaya pada tanggal 18-19 November 2010 bertempat di Gramedia Expo. Pengunjung pameran dapat memperoleh berbagai informasi dan penawaran investasi dari booth-booth peserta ISCME 2010. Selain itu pengunjung juga dapat mengikuti berbagai presentasi yang dihadirkan oleh emiten-emiten unggulan di Bursa Efek Indonesia. Diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan kesadaran dan rasa optimisme masyarakat untuk mulai berinvestasi di pasar modal Indonesia. l statistik ����������������������������������������� ��������������������������������� Total Distribusi “Corporate Action” (Periode Januari - November 2010) Januari - November 2010 Dana Fokuss KSEI bersama dengan Bapepam-LK dan SRO (BEI dan KPEI) menggelar acara Olimpiade Pasar Modal Nasional 2010 pada tanggal 15 - 17 Desember 2010 bertempat di ruang Galery Bursa Efek Indonesia. Kegiatan yang diikuti oleh 32 siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) dari 32 propinsi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta eduaksi sejak dini tentang pasar modal kepada siswa. Diharapkan de­ ngan tingginya minat dan antusiasme partisipasi siswa SMU dalam ajang ini dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan pasar modal Indonesia kedepannya. l Investor Summit and Capital Market Expo 2010 Rp (miliar) USD (juta) Equity (Dividen dan Exercise) 33.239,98 80,84 Debt (Bunga dan Pokok) 25.489,95 12,06 Total Dana 58.729,93 92,90 Efek (Jumlah/Unit Efek) ������ ��� ������ ��� ������ ��� ������ ��� ������ Saham 87.668.302.975 - ��� ������ Waran 11.010.211.525 - HMETD 111.834.480.429 - ��� ������ ���������������������������������� ��������������������������������� ����������������������� �������� �������� �������� �������� ��� ��� ��� ������ ��� ������ ��� ������ ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� �������� �������� �������� �������� ������ ������� ������� ������� ������� �������� �������� ��� ��� ����������������������������������������������� ��������������������������������� �������� ������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���