PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN WOSE BERBANTUAN

advertisement
P EN G EM BA N GA N ME DI A P EM B ELA JA R AN WO S E B ER B ANT U AN
KA RT U UN O U NT U K ME N IN GK AT KA N K EM AM P UA N
B ER PI KI R K RIT IS SI S WA K ELA S V SD
Kurniasari Dwi Nurratri
Universitas PGRI Yogyakarta
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran WOSE berbantuan kartu UNO,
mengetahui kualitas media pembelajaran WOSE berbantuan kartu UNO, serta untuk mengetahui analisis efektifitas
kemampuan berpikir kritis siswa setelah menggunakan media pembelajaran WOSE berbantuan kartu UNO.Teknik dan
pengumpulan data: angketi, observasi, tes, dan wawancara. Hasil perhitungan t-test sample independent menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas Eksperimen dan siswa di kelas Kontrol. Berdasarkan
hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kritis siswa di kelas Eksperimen mengalami peningkatan dari sebelum dan
sesudah menggunakan media pembelajaran yang telah dikembangkan. Selain itu, secara keseluruhan rata-rata
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu 0,57 berada pada kategori sedang.
Kata kunci : Pengembangan, Media Pembelajaran, WOSE, Kartu UNO, Berpikir Kritis
Abstract
This research aimed to determine the development of WOSE learning media with UNO cards, to know the quality
of WOSE learning media with UNO cards, to determine the effectiveness analysis of student’s critical thinking after using
WOSE learning media with UNO cards.Techniques and data collection were questionnaire, observation, testing, and
interviews.The calculation result of independent sample t-test showed that there were differences in the students’ ability of
critical thinking in the experiments class and in the control class. Based on the calculation of the student’s critical thinking
test in the classroom experiments have increased from before and after using learning media that have been developed. In
addition, the overall average increase the student’s critical thinking, about 0.57 in the middle category.
Keywords : Development, Learning Media, WOSE, UNO Cards, Critical Thinking
PENDAHULUAN
Salah satu karakteristik pembelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
merangsang siswa untuk menemukan sendiri konsep
yang dipelajari.Salah satu masalah yang dihadapi adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran,
anak
kurang
didorong
untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada
kemampuan anak untuk menghafalkan informasi, otak
anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya, ketika peserta didik lulus dari
sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka
miskin aplikasi.
Tugas guru adalah membuat agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif,
kreatif, menarik dan menyenangkan. Ada empat cara
meningkatkan kemampuan berpikir kritis yaitu dengan
(a) media pembelajaran tertentu (b) pemberian tugas
mengkritisi buku (c) penggunaan cerita dan (d)
penggunaan model pertanyaan Socrates (Devi Yulianti,
2015:53). Oleh sebab itu, maka media pembelajaran
memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan
pembelajaran yang secara aktif, efektif, kreatif, menarik
dan menyenangkan.Penggunaan media pembelajaran di
kelas dinilai sangat bermanfaat baik bagi guru maupun
peserta didik.Bagi pendidik, media pembelajaran
membantu mengkonkretkan konsep atau gagasan dan
membantu memotivasi peserta didik.Sedangkan bagi
siswa, media pembelajaran dapat menjadi jembatan
untuk berpikir kritis dan kreatif.Dengan demikian media
pembelajaran dapat membantu tugas pendidik dan
peserta didik mencapai kompetensi dasar yang
ditentukan.
Rendahnya level berpikir siswa ini salah satu
penyebabnya adalah terbatasnya media pembelajaran
yang tersedia di sekolah. Oleh karena itu, peneliti
berupaya mengembangkan media pembelajaran berupa
media pembelajaran WOSEberbantuan kartu UNO yang
mudah di pahami siswa.WOSE adalah istilah dari Word
Square.Penggunaan
media
pembelajaran
WOSEberbantuan kartu UNO diharapkan dapat
membantu pencapaian keberhasilan belajar dan melatih
1
kemampuan berpikir kritis siswa.Media pembelajaran
dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran.Dalam penelitian ini
telah dilakukan penyelidikan media pembelajaran yang
diduga dapat efektif meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran
WOSE berbantuan kartu UNO sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V SD?
2. Bagaimana kualitas media pembelajaran WOSE
berbantuan kartu UNO sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V SD?
3. Apakah penggunaan media pembelajaran WOSE
berbantuan kartu UNO efektif untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD?
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna
dalam dunia pendidikan di Sekolah Dasar, khususnya
bagi siswa, guru, dan sekolah.
KAJIAN TEORI
A. Media Pembelajaran
Pendapat Schramm (Rayandra Asyhar,
2012:7) tentang media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Menurut Gerlach dan Ely (Rayandra Asyhar, 2012:7),
media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat
luas, yaitu termasuk manusia, materi, atau kajian
yeng mambangun suatu kondisi yang membuat
peserta didik mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap. Sementara itu, menurut
Ronald H. Anderson (Sukiman, 2012:28), media
pembelajaran adalah media yang memungkinkan
terwujudnya hubungan langsung antara karya
seseorang pengembang mata pelajaran dengan para
siswa.secara umum wajarlah bila peranan guru yang
menggunakan media pembelajaran sangatlah
berbeda dari peranan seorang guru “biasa”.
Berdasarkan pengertian di atas,
media pembelajaran dapat dipahami sebagai “segala
sesuatu yang dapat menyampaikan atau meyalurkan
pesan dari suatu sumber secara terencana,
sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan proses
belajar secara efisien dan efektif (Rayandra Asyhar,
2012:8).
Levied dan Lentz (Azhar Arsyad, 2011:16)
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual, yaitu:
1. Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada
isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks
materi pelajaran.
2.
3.
4.
Fungsi afektif, yaitu melihat kenikmatan siswa
ketika belajar atau membaca teks yang
bergambar. Dari gambar dan lambang visual
dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah
sosial atau ras.
Fungsi kognitif, lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar dan
melatih berpikir kritis.
Fungsi kompensatoris, yaitu media visual
memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks
dan mengingatnya kembali.
.
B. WOSE
WOSE adalah istilah dari Word Square. Word
square terdiri dari 2 kata word dan square. Word
berarti kata sedangkan Square adalah lapangan
persegi. Jadi Word Square adalah pengisian
huruf/angka pada kotak yang disediakan (Devia
Jonelisa, 2013:6). WOSE dalam penelitian ini yaitu
salah satu media pembelajaran melalui sebuah
permainan “belajar sambil bermain” yang ditekankan
adalah belajarnya.
WOSE merupakan salah satu media
pembelajaran yang di dalamnya terdapat unsur
permainan, sehingga anak tidak merasa bosan dan
dapat menarik minat dan menambah motivasi belajar
siswa. Kelebihan WOSE cenderung menggali
pengetahuan siswa dan menarik minat siswa dalam
dalam belajar. WOSE dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran melatih
untuk berdisiplin, dapat melatih sikap teliti dan
berpikir kritis (Mohamad Yusuf, dkk, 2015:62).
C. Kartu UNO
Permainan yang digunakan dalam proses
pembelajaran dapat diadopsi dari permainan seharihari yang biasanya senang dimainkan oleh siswa
serta dapat diolah dengan mengintegrasikan materi
pelajaran sehingga siswa dapat belajar sambil
bermain. Permainan yang dapat diadopsi dari
permainan sehari-hari salah satunya adalah
permainan kartu (Reni Ratna Sari dan Achmad Lutfi,
2015:188).
Permainan sebagai media pembelajaran
melibatkan siswa dalam proses pengalaman dan
sekaligus menghayati tantangan, mendapat inspirasi,
terdorong untuk kreatif dan berinteraksi dalam
kegiatan dengan sesama siswa dalam melakukan
permainan (Utomo Dananjaya, 2013:165).
Dalam penelitian ini, media pembelajaran
WOSE dirancang dengan memodifikasi permainan
kartu yang sangat populer di kalangan anak-anak,
yaitu permainan kartu UNO. Kartu UNO berbeda
dengan kartu remi atau domino karena kartu UNO
lebih bertujuan untuk media bermain oleh anak-anak.
2
Gambar dalam kartu UNO lebih menarik dengan
gambar yang sesuai dengan materi. Melalui gambar
tersebut dapat meminimalisasi sisi negatif kartu
UNO.
D. Berpikir Kritis
Arti kata dasar “pikir” dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta
(2007:891) adalah akal budi, ingatan, angan-angan.
“Berpikir” artinya menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu,
menimbang-nimbang dalam ingatan. “Berpikiran”
artinya mempunyai pikiran, mempunyai akal.
“Pikiran” yaitu hasil berpikir, dan “pemikiran”
merupakan proses, cara, perbuatan memikir,
sedangkan “pemikir” adalah orang cerdik, pandai,
serta hasil pemikirannya dimanfaatkan orang lain.
Menggunakan kemampuan berpikir kritis yang
kuat memungkinkan kita untuk mengevaluasi
argumen, dan layak untuk penerimaan berdasarkan
pikirannya. Berpikir kritis dapat terjadi kapan saja.
Pada umumnya, setiap saat seseorang harus
mencari tahu apa yang harus dipercaya atau apa
yang harus dilakukan, dan melakukannya dengan
cara yang wajar dan reflektif. Membaca, menulis,
berbicara, dan mendengarkan bisa dilakukan dengan
kritis atau tidak kritis.
Menumbuh kembangkan keterampilan berpikir
kritis mulai jenjang SD memang dimungkinkan,
namun
dengan
pertimbangan
tahap
perkembangannya. Siswa SD berada pada tahap
perkembangan intelektual operasional konkret. Pada
tahap ini anak mampu berpikir logis dengan
kehadiran benda-benda konkret, bukan hanya
dengan konsep-konsep yang dihafalkan (Farida
Ardiyanti dan Winarti, 2013:28).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
pengembangan atau yang disebut R & D (Research and
Development), yang merupakan jenis penelitian yang
digunakan untuk menghasilkanproduk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,
2013:297). Produk yang dikembangkan dalam penelitian
ini adalah pengembangan media pembelajaran WOSE
berbantuan kartu UNO untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V SD.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Muhammadiyah Sidoarum. Peserta didik yang terlibat
sebagai subjek penelitian terdiri atas dua bagian yaitu:
1. Uji coba terbatas terdiri dari 20 siswa kelas VC
XO
2. Uji coba lapangan terdiri dari 26 siswa kelas VA
sebagai kelas Eksperimen dan 24 siswa kelas VB
sebagai kelas Kontrol.
Eksperi
men
O 1 X O2
Kontrol
O3 O4
X :Treatment
berupa
penerapan
media
pembelajaran interaktif dengan Macromedia
Authorware 7.0
O :Observasi/hasil
dari
penerapan
media
pembelajaran interaktif dengan Macromedia
Authorware 7.0
O1dan O3: Pre-test
O2 dan O4: Post-test (Sumber: Sugiyono, 2015:408)
Tabel 5: Jenis, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan
Data
Jenis Data
Teknik
Instrumen
Pengumpulan Pengumpulan
Data
Data
Validitas
Angket validasi Lembar
produk
validasi
Aktivitas
Observasi
Lembar
siswa
observasi
Kemampuan Tes
Lembar soal
Berpikir
tes
Kritis
Respon
Angket respon Lembar angket
siswa
siswa
respon Siswa
Respon
Wawancara
Pedoman
guru
wawancara
Efektivitas
pembelajaran
dengan
menggunakan media pembelajaran WOSE
berbantuan kartu UNO untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa SD Muhammadiyah
Sidoarum kelas V dengan menggunakan t test dan
ujiN-Gain
ternormalisasi
untuk
mengetahui
perbedaan pembelajaran kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kedua nilai kelas eksperimen dan
kelas kontrol dibandingkan dan dianalisis.
Rumus t-test yang dapat digunakan uji-t
sampel independen (Sunarti dan Selly Rahmawati,
2014:94)
Keterangan:
t
= nilai t yang dihitung
𝑋1
= rata–rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen
𝑋2
= rata–rata hasil belajar siswa kelas
control
3
= simpangan baku sampel 1 (siswa kelas
eksperimen)
𝑆2
= simpangan baku sampel 2 (siswa kelas
kontrol)
𝑆 12
= varians data kelompok 1
𝑆 22
= varians data kelompok 2
r
= korelasi antara data dua kelompok
Adapun kriteria pengujian adalah:
Ha diterima apabila thitung< ttabel dan Ho ditolak
apabila thitung> ttabel dengan taraf signifikansi 0, 05 dan
dk = n1 + n2 – 2.
Uji N-Gain
Hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa dianalisis
dengan perhitungan sebagai berikut:
Σ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ𝑎𝑛
Nilai =
x 100 %
Σ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kategori kemampuan berpikir kritis:
81, 25 < x < 100
: sangat kritis
62, 5 < x < 81, 25
: kritis
43, 75 < x < 62, 5
: kurang kritis
25, 00 < x < 43, 75
: sangat kurang kritis
(Depdiknas dalam Deni Wahyuti (2009))
𝑆1
Untuk
mengetahui
besarnya
peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa dalam penelitian ini
digunakan nilai gain ternomalisasi (N-gain). Menurut
Savinainen & Scott (Heny Yuliana Astuti, 2015:32),
Peningkatan pretest dan posttest dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut::
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
N-Gain =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
Dengan kategori tingkat perolehan indeks gain
sebagai berikut:
g> 0,70
: Tinggi
0,30 < g < 0,70
: Sedang
g< 0,30
: Rendah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengembangan Media Pembelajaran WOSE
Berbantuan Kartu UNO.
Pengambangan media pembelajaran ini
dimulai dari analisis kebutuhan yaitu untuk mencari
informasi awal tentang hal-hal yang dibutuhkan
ketika penelitian, seperti penggunaan media
pembelajaran pada saat proses pembelajaran.
Tahap selanjutnya yaitu tahap desain pembelajaran
adalah membuat rancangan pembuatan media.
Tahap awal dimulai dari persiapan sumber dan
bahan, materi pembelajaran, dan pembuatan desain
produk.
B. Kualitas Media Pembelajaran WOSE Berbantuan
Kartu UNO
Data validasi terhadap produk di ambil untuk
mengetahui bahwa produk yang telah dikembangkan
sudah valid dan layak untuk diuji cobakan kepada
siswa. Data validitas produk diperoleh dari ahli media
dan ahli materi.Menurut penilaian ahli media adalah
25 dengan presentase 89,28% berada pada kriteria
antara 76% - 100%, maka nilai kualitas produk
menurut ahli media adalah SB atau kualitas produk
sangat baik. Menurut ahli materi adalah 15 dengan
presentase 75% berada pada kriteria 56% - 75%,
maka nilai kualitas produk menurut ahli materi adalah
B atau kualitas produk baik.
Berikut ini rangkuman hasil observasi aktivitas
siswa pada uji coba terbatas (kelas V C) dan uji
lapangan (kelas V A) terhadap pembelajaran yang
menggunakan media pembelajaran WOSE
berbantuan kartu UNO.
Uji coba
terbatas
Jumlah
Skor
Persen
tase
Kriteria
26
65%
Baik
Uji coba
lapangan
36
Rata-rata
90%
77,5%
Sangat Baik
Sangat
Baik
62
Secara keseluruhan respon siswa pada uji
coba terbatas dan uji coba lapangan terhadap media
pembelajaran WOSE berbantuan kartu UNO yaitu
sangat baik. Hal ini berarti media pembelajaran yang
telah dikembangkan layak digunakan untuk
pembelajaran IPA khususnya materi peristiwa alam
dan sumber daya alam.Berikut ini rekapitulasi hasil
respon siswa pada uji coba terbatas dan uji coba
lapangan
terhadap
pembelajaran
dengan
menggunakan media pembelajaran berbantuan kartu
UNO.
Uji coba
RataUji coba
lapangan
rata
terbatas
Jumlah
Skor
Persentas
e
Kriteria
180
241
421
90%
92,6%
91,6%
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
kelas V diperoleh informasi bahwa dengan media
pembelajaran WOSE berbantuan kartu UNO pada
pembelajaran IPA lebih menarik perhatian siswa
untuk belajar, bisa mengasah berpikir siswa, serta
siswa merasa lebih antusias dan aktif dalam
pembelajaran.
C. Analisis Efektifitas Media Pembelajaran WOSE
Berbantuan Kartu UNO untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Hasil Uji Prasyarat Nilai Pretest dan Post-test
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas ini untuk mengetahui
apakah data dari hasil penelitian sebenarnya
berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan uji
normalitas dari data nilai pretest dan post-test
siswa kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
menggunakan program komputer SPSS 16.0 for
windows.
4
Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Pretest
Posttest
Derajat
Kebeba
san (dk)
Data
Uji
Hasil
26
0.200
(*)
26
0.200
(*)
Taraf
Kesalah
an 5%
(α =
0,05)
0.05
0.05
Pernyataa
n
normalitas
, jika Sig >
0,05
Normal
dan
Sangat
Signifikan
Normal
dan
Sangat
Signifikan
c.
t
Data
Uji
Hasil
Taraf
Kesalah
an 5%
(α =
0,05)
Pretest
24
0.200
(*)
0.05
Posttest
24
0.200
(*)
0.05
b.
Pernyata
an
normalit
as, jika
Sig >
0,05
Normal
dan
Sangat
Signifika
n
Normal
dan
Sangat
Signifika
n
Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas ini untuk membuktikan
data yang dianalisis berasal dari populasi yang
tidak jauh berbeda keragamannya (varians).
Perhitungan uji homogenitas dari data nilai
pretest dan post-test siswa kelas Eksperimen
dan kelas Kontrol menggunakan program
komputer SPSS 16.0 for windows.
Derajat
Kebeba
san (dk)
Eksperim
en
Kontrol
Nilai
Sig.
51
0.080
Taraf
Kesal
ahan
5% (α
=
0.05)
0.05
47
0.108
0.05
Pernyat
aan
homoge
nitas
jika Nilai
Sig. >α
Homoge
n
Homoge
n
df
Sig.
(2tailed)
5.852
48
.000
Berdasarkan hasil uji T-test di atas, diperoleh
nilai signifikansinya adalah 0.00 < 0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa tes tersebut dapat
mengukur perbedaan kemampuan siswa di
kelas Eksperimen dan siswa di kelas Kontrol.
Uji Normalitas Kelas Kontrol
Derajat
Kebeba
san (dk)
Uji T-test
Hasil Uji Independent Samples Test
d.
Uji N-Gain
Perhitungan tes kemampuan berpikir kritisdari
hasil pretest dan post-test siswa. Rangkuman
Perhitungan Tes Kemampuan Berpikir Kritis dari
Hasil Pretest dan Post-test.
Skor
Kriteria
Jumlah
siswa
Pretest
Sangat Kritis
Kritis
12
Kurang Kritis
14
Sangat Kurang
Kritis
Post-test
Sangat Kritis
14
Kritis
12
Kurang Kritis
Sangat Kurang
Kritis
Berdasarkan tabel di atas, perhitungan tes
kemampuan
berpikir
kritis
mengalami
peningkatan. Sebelum proses pembelajaran
menggunakan media yang telah dikembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa banyak yang
belum memenuhi kriteria “kritis”, tetapi setelah
proses pembelajaran dilakukan menggunakan
media pembelajaran yang telah dikembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa banyak yang
telah memenuhi kriteria di atas “kritis”. Hal ini
menunjukkan bahwa media pembelajaran
WOSE dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa khususnya kelas V
SD.Untuk mengetahui besar peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa sebelum
diberikan treatment dan setelah diberikan
digunakan uji N-Gain. Perhitungan besar
peningkatan kemampuan berpikir kritisdari hasil
pretest dan post-test siswa. Rangkuman
perhitungan N-Gain.
5
N-Gain
Kategori
G > 0,70
0,30 < G < 0,70
G < 0,30
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
Siswa
5
20
1
Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan
rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa yaitu sedang. Hal ini menunjukkan
keberhasilan
pengembangan
media
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
KESIMPULAN
1. Pengembangan media pembelajaran WOSE
berbantuan kartu UNO dimulai dari menganalisis
kebutuhan yaitu mencari informasi awal tentang
penggunaan media pembelajaran pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Hasil dari analisis
kebutuhan yang dilakukan dengan melakukan
observasi dan wawancara yaitu guru pada saat
proses pembelajaran tidak menggunakan media
pembelajaran. Hal ini memungkinkan adanya inovasi
dalam proses pembelajaran IPA di kelas V SD
dengan cara mengembangkan media pembelajaran
yang efektif, menarik, dan mudah digunakan oleh
guru maupun siswa. Tahap selanjutnya yaitu
membuat rancangan pembuatan media, seperti
persiapan sumber dan bahan, materi pelajaran, dan
pembuatan desain produk media pembelajaran.
2. Media pembelajaran WOSE berbantuan kartu UNO
layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V di
SD Muhammadiyah Sidoarum diperoleh dari hasil
penilaian produk media menunjukkan persentase
sebesar 89,28% dengan kriteria sangat baik dan
hasil penilaian ahli materi menunjukkan persentase
sebesar 75% dengan kriteria baik, hasil observasi
aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan
media pembelajaran yang telah dikembangkan
menunjukkan rata-rata sebesar 77,5% dengan
kriteria sangat baik, respon siswa terhadap media
pembelajaran
yang
telah
dikembangkan
menunjukkan rata-rata sebesar 91,6% dengan
kriteria sangat baik, dan respon guru terhadap media
pembelajaran
yang
telah
dikembangkan
menunjukkan respon yang sangat baik. Guru
mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
dikembangkan mudah digunakan serta dapat
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
untuk siswa, sehingga semua siswa aktif dalam
pembelajaran. Maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa media yang dikembangkan layak digunakan
dalam pembelajaran IPA kelas V SD khususnya
materi peristiwa alam dan sumber daya alam.
3. Media pembelajaran WOSE berbantuan kartu UNO
efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas V SD yang ditunjukkan dengan peningkatan
kemampuan berpikir kritis melalui uji N-Gain dengan
rata-rata sebesar 0,57 berada pada kategori sedang.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Deni Wahyuti. 2009. Implementasi Media Gambar
Puzzle untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas IV SD Negeri Tangkil 1 Sragen
Pokok Bahasa Benda dan Sifatnya. Skripsi,
UNNES.
Devia Jonelisa. 2013. Model Pembelajaran Inovatif Tipe
Word Square pada Pembelajaran Matematika
SD. Skripsi, UNILA.
Devi Yulianti. 2015. Pengembangan Media Word Square
Berbantu Kartu UNO untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis. Skripsi, UNILA.
Farida Ardiyanti dan Winarti. 2013. “Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Fenomena untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal UIN SUKA,
Vol. IX, No. 2, ISSN 2301-8550 (Online),
(http://journal.uin-suka.ac.id, diunduh 21
Februari 2016).
Heny Yuliana Astuti. 2015. Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis
Discovery
Learning
untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa SMA. Skripsi, UNNES.
Mohamad Yusuf, dkk. 2015. “Efektivitas Penggunaan
Media Powerpoint dan LKS Word Square
dalam Pembelajaran IPS Materi Pokok
Keragaman Bentuk Muka Bumi Kelas VII
SMP Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran
2013/2014”.
Edu
Geography,
ISSN
22526684(Online),(http://journal.unnes.ac.id/
sju/index.php/edugeo, diunduh 10 Februari
2016).
Rayandra Asyhar. 2012. Kreatif Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.
Reni Ratna Sari dan Achmad Lutfi. 2015. “Kelayakan
Permainan UNO Card sebagai Media
Pembelajaran pada Materi Pokok Struktur
Atom”. UNESA Journal of Chemical
Education, ISSN: 2252-9454 (Online),
(ejournal.unesa.ac.id/article/15540/36/article.
pdf, diunduh 15 Februari 2016).
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Pedagogia.
Utomo Dananjaya. 2013. Media Pembelajaran Aktif.
Bandung: Nuansa Cendekia.
6
Download