PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN KERTAS KARTON UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Fahmi Abdul Halim, Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Lumajang [email protected] / 0857 49 535152 Abstrak: Dalam proses pembelajaran matematika kelas V SDN Tegalbangsri 02, kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah tersebut menyebabkan siswa pasif hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru, Selain itu guru juga tidak pernah menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran matematika sehingga pembelajaran terasa monoton dan membosankan. Siswa juga tidak antusia dan malas dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar yang kurang maksimal. Pemaparan permasalahan di atas membutuhkan suatu penyelesaian yang tepat yang perlu direncanakan dengan matang dan dikaji dengan seksama sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif penyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan kertas karton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi berbantuan kertas karton yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN Tegalbangsri 02. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilakukan dalam silus dimana tiap siklus mempunyai empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Tegalbangsri 02 tahun pelajaran 2014 – 2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata – rata aktivitas siswa meningkat dari kategori cukup aktif menjadi kategori aktif. Rata-rata hasil belajar siswa pada materi bangun juga mengalami peningkatan sebesar 9,71%. Kata Kunci : Metode Demonstrasi, Kertas Karton, Aktivitas Siswa, Hasil Belajar. PENDAHULUAN Dari studi pendahuluan di kelas V SDN Tegalbangsri 02, kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah tersebut menyebabkan siswa pasif hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru, Selain itu guru juga tidak pernah menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran matematika sehingga pembelajaran terasa monoton dan menbosankan. Siswa juga tidak antusias dan malas dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar yang kurang maksimal. Dari kegiatan pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa guru masih memperlakukan siswa sebagai objek belajar dan guru menyampaikan konsep matematika secara informatif (ceramah) hal ini mengakibatkan kecenderungan siswa hanya meniru atau menghafal cara maupun rumus yang diajarkan. Pemaparan permasalahan di atas membutuhkan suatu penyelesaian yang tepat yang perlu direncanakan dengan matang dan dikaji dengan seksama agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pembelajaran hendaknya lebih berorientasi pada siswa dimana dalam kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif dalam memahami konsep matematika, dengan demikian pembelajaran akan lebih bermakna. Dari uraian diatas maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Kertas Karton Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SDN Tegalbangsri 02. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran penerapan metode demonstrasi berbantuan kertas karton untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN Tegalbangsri 02. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas SDN Tegalbangsri 02 Tahun Ajaran 2014/2015. Tahap penelitian dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 1. Tahap perencanaan Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, LKS, dan Media Pembelajran serta bahan yang dibutuhkan selama penelitian. Menyiapkan instrumen penilaian yang meliputi lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, soal tes, dan lembar validasi. 2. Tahap pelaksanaan tindakan Pelaksanaan penelitian ini yaitu: pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, dan pelaksanaan tes akhir siklus. Pelaksanaan tindakan yaitu pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan kertas karton. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh observer dengan berpedoman pada intrumen penelitian berupa lembar obervasi guru dan lembar aktivitas siswa. Pelaksanaan tes diilakukan pada akhir siklus/akhir tindakan. 3. Tahap Observasi Obervasi atau pengamatan dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Peneliti membeikan lembar obervasi kepada observer (pengamat). Observer disarankan peneliti untuk mencatat setiap aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung seperti apa adanya, agar diperoleh data atau informasi yang akurat. 4. Tahap Refleksi Tahap refleksi dilakukan yaitu dengan menganalisis keseluruhan tindakan yang telah dilakukan atau mengevaluasi dan meninjau kembali keseluruhan proses pelaksanaan pembelajaran. Hasil evaluasi dijadikan bahan pertimbangan untuk perbaikan atau perumusan rencana tindakan selanjutnya. Jika kriteria belum terpenuhi maka penelitian berlanjut ke siklus berikutnya dengan merevisi perangkat atau tindakan yang ada pada siklus sebelumya. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah persentase akivitas siswa perkomponen, persentase aktivitas siswa perpertemuan, rata-rata aktivitas siswa. Sedangkan hasil belajar yang dianalisis adalah rata – rata hasil belajar dan peningkatan atau penurunan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada saat penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berbantuan kertas karton pada materi sifatsifat bangun dan hubungan antar bangun diperoleh data tentang aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Penerapan Pembelajaran Demonstrasi untuk Guru (Aktivitas Guru) Dari hasil observasi terhadap tingkat aktivitas guru dalam mengajar pelaksanaan pada pertemuan I memperoleh persentase 77% termasuk dalam kategori baik. Pada pertemuan II memperoleh persentase sebesar 73% termasuk kriteria cukup baik dan pada pertemuan III memperoleh persentase sebesar 80% termasuk kriteria baik, dengan ini terlihat bahwa penerapan pembelajaran yaitu aktivitas guru mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan III tetapi pada pertemuan II mengalami penurunan. Rata-rata aktivitas guru memperoleh persentase sebesar 76,67% termasuk pada kriteria baik. Segala kekurangan yang terjadi dalam siklus I akan segera diperbaiki dalam siklus selanjutnya dan dijadikan sebagai acuan untuk siklus selanjutnya. Sedangkan pada pelaksanaan siklus II diperoleh data bahwa persentase skor pada Pada pertemuan I memperoleh persentase sebesar 82% termasuk kriteria baik, pada pertemuan II memperoleh persentase sebesar 78% termasuk kriteria baik dan pertemuan ketiga memperoleh persentase sebesar 85% termasuk kriteria baik. Apabila dibandingkan dengan kegiatan awal maka kegiatan inti lebih baik. Ratarata aktivitas guru pada siklus II memperoleh persentase 82% yang berdasarkan pada kriteria penilaian lembar observasi guru termasuk pada kriteria baik. Pada penelitian ini dapat di lihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dari siklus I dan Siklus II, yaitu sebesar 5,33 %. Aktivitas Siswa Pada penelitian ini peneliti yang bertindak sebagai guru. Kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi berbantuan alat peraga karton sederhana hasil observasi aktivitas siswa pada pada pertemuan I memperoleh skor sebesar 73,67%, pada pertemuan II memperoleh skor sebesar 70,67%, dan pada pertemuan ketiga memperoleh skor sebesar 74%. Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa pada pertemuan pertama memperoleh persentase sebesar 73,33%, pada pertemuan kedua memperoleh persentase sebesar 76%, dan pertemuan ketiga memperoleh persentase sebesar 77,67%. Dari pemaparan data tersebut terlihat bahwa rata-rata hasil lembar aktivitas siswa memperoleh persentase sebesar 80,67% yang termasuk dalam kriteria aktif. Pada penelitian ini dapat di lihat bahwa terjadi peningkatan dari setiap tahap aktivitas siswa dan terjadi peningkatan aktivitas siswa secara keseluruhan dari siklus I dan siklus II, yaitu sebesar 2,78 %. Hasil Belajar Siswa Setelah peneliti menganalisis terhadap hasil belajar siswa siklus I didapat nilai persentase siswa dengan menerapkan model pembelajaran Demonstrasi barbantuan kertas karton diperoleh nilai rata – rata hasil belajar siswa adalah 68,61 yang termasuk kriteria cukup baik atau ada 16 siswa dari 21 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 61 sebesar 76% lebih besar dari persentase ketuntasan klasikal yang di targetkan yaitu sebesar 70%. Sedangkan pada siklus II dapat dijelaskan bahwamenerapkan metode pembelajaran Demonstrasi berbantuan kertas karton diperoleh nilai rata – rata hasil belajar siswa adalah 72,65 yang termasuk kriteria baik atau ada 18 siswa dari 21 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa sudah mencapai target, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 61 sebesar 85,71%. Hasil belajar siswa dari siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan sebanyak 9,71 %. Penelitian ini berakhir pada siklus II. Pembahasan Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas yang dimaksud disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Pembelajaran demonstrasi merupakan salah satu metode yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa, langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Shoimin, 2014). Shoimin (2014) mengatakan bahawa langkah-langkah pembelajaran demonstrasi adalah: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, (2) Guru memberikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan, (3) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan, (4) Menunjuk seorang siswa untuk mendemonstrasikan, (5) Tiap siswa mengemukakan hasil dan mendemonstrasikan, (6) Guru dan siswa membuat kesimpulan, (7) Penutup. Pada pembelajaran yang menerapkan pembelajaran demonstrasi ini membahas tentang Polihedron dengan bantuan alat peraga. Polihedron adalah suatu bangun tiga dimensi yang tersusun dari daerah poligon, di mana setiap dua poligon mempunyai paling banyak satu sisi yang sama (Musser, Trimpe, dan Maurer, 2008). Daerah poligon pada polihedron disebut permukaan (faces) atau bidang sisi. Segmen garis bersama disebut tepi (edges) atau rusuk. Suatu titik di mana tepi-tepi (edges) bertemu disebut vertex (titik sudut). (Musser, Trimpe, dan Maurer, 2008). Face Vertex Edge Gambar 1. Poligon pada Polihedron Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah alat peraga kertas karton tentang sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun, dengan menggunakan media ini maka akan mempermudah pemahaman siswa karena siswa dapat melihat meraba dan memanipulasi alat peraga maka anak mempunyai pengalaman nyata. Pada Gambar 1 ditunjukkan bangun datar dari kertas karton, Gambar 2 menunjukkan jarring-jaring kubus dari kertas karton, dan Gambar 3 menunjukkan jaring-jaring bangun ruang. Gambar 2. Bangun Datar dari Kertas Karton Gambar 3. Jaring-Jaring Bangun Datar dari Kertas Karton Gambar 4. Jaring-Jaring Bangun Ruang KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan metode demonstrasi berbantuan karton dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu dengan langkah-langkah : guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan diajarkan dengan maksud menarik perhatian siswa, dilanjutkan dengan memperagakan alat yang akan didemonstrasikan baik oleh guru maupun siswa, serta guru memberi penjelasan tentang bagian-bagian yang terperinci dari hasil demonstrasi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan alat peraga yang didemonstrasikan untuk memperkuat pemahaman siswa, memberikan kesempatan bertanya kepada siswa sebelum demonstrasi selesai di lakukan, memeberikan pujian atau penilaian terhadap hasil kerja yang didemonstrasikan oleh siswa. 2. Terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi sifatsifat bangun dan hubungan antar bangun dengan metode demonstrasi dikelas V SDN Tegalbangsri 02 Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang sebesar yaitu 2,78 %. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi sifatsifat bangun dan hubungan antar bangun dengan metode demonstrasi dikelas V SDN Tegalbangsri 02 Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang sebesar 9,71 %. Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa metode demonstrasi terbukti mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Berikanlah bimbingan khusus kepada siswa sehingga tidak ada siswa yang tertinggal dengan nilai yang ditetapkan berdasarkan KKM. 2. Penerapan metode demonstrasi agar dipertahankan dan ditingkatkan, karena terbukti dapat digunakan dalam proses pembelajaran sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. DAFTAR PUSTAKA Aliansyah, Muhammad. 2012. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Volume Balok di Kelas V SDN 06 Riam Danau. Skripsi tidak diterbitkan.Ketapang : PGSD Pontianak. Amanah. 2011. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Motorik Anak Usia Dini Terhadap Materi Ibadah Shalat Kelas Nol Besar di TK Karna Duta Tangkil Bantul Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Bell Gredler, E. Margaret. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Hudoyo, Herman. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Muhsetyo, Gatot. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Musser, Gary L. danTrimpe, Lynn E. Dan Maurer, Vikki R. 2008. Colledge Geometry: A Problem Solving Approach with Applications Second Edition. Pearson Education, Inc Poedjiadi Anna. 1999. Pengantar filsafat ilmu bagi pendidik. Bandung: Yayasan Cendrawasi Sadiman.Arief. 2007. Media Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar – Ruzz Media. Subanji. 2011. Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Malang: Universitas Negeri Nasional Winarti. 2013. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat Operasi Hitung Bilangan dengan Menggunakan metode Demonstrasi pada Siswa Kelas V SDN Sumberejo Bandar Lampung. Skripsi tidak diterbitkan.