KASUS 2 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung

advertisement
TUTOR GUIDE
BASIC MEDICAL SCIENCE 1 (BMS1)
KASUS 2
TIM BLOK BMS 1
Dr.drg.Sri Tjahajawati,MKes., Dr.drg.Marry S.Mariam,MS , Dr. Winny
Yohana,drg.,SPKGA, Drg.Nani Murniati,MKes., drg.Moch.Rodian,MKes.
drg.Tadeus Arufan Yasrin,MM., drg.Rosiliwati Wihardja MDSc., drg.Kartika Indah
Sari,MKes., drg.Ervin Rizali.,MKes.,
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran
Bandung- 2016
1
Kasus 2 (lanjutan kasus 1):
Untuk melengkapi pemeriksaan pasien, dokter gigi melakukan foto rontgen.
Hasil foto rontgen menunjukkan terdapat gambaran sedikit kerusakan pada tulang alveolar
rahang bawah sebelah kiri.
Pertanyaan:
1. Apakah yang dialami oleh Rani?
2. Uraikan sistem tubuh apa yang terlibat pada kasus ini.
3. Buatlah hipotesis dan learning issuenya.
2
Kasus 2 (lanjutan kasus 1)
Tutor Guide
Identitas Pasien:
Pasien perempuan, bernama Rani, usia 18 th.
Keluhan Pasien: Sakit pada daerah rahang bawah sebelah kiri
Hipotesis: Terdapat sedikit kerusakan pada tulang alveolar regio rahang bawah sebelah kiri
serta luka pada jaringan lunak.
Mekanisme: Trauma, tulang alveolar mengalami sedikit kerusakan, luka jaringan lunak dan
timbul raasa sakit akibat reaksi jaringan dan persarafan.
Trauma
Jaringan Keras
Gigi Lepas
Jaringan Lunak
Tulang alveolar mengalami
Kerusakan (Hasil Rontgen foto)
Luka Terbuka
Sakit
Learning issues:
Anatomi:
1. Arahkan mahasiswa untuk mengetahui pembagian susunan saraf secara umum
2. Menyebutkan persarafan mandibula
Kuliah: sistem saraf pusat (drg.Moch.Rodian,MKes.)
Histologi:
Mahasiswa diarahkan:
1. Untuk mengetahui struktur mikroskopis dan macam-macam saraf perifer
2. Menjelaskan pembentukan akhiran saraf
Kuliah: pembentukan dan struktur mikroskopis sistem saraf pusat (Dr. Winny
Yohana,drg.,SpKGA)
3
Fisiologi:
Mahasiswa diarahkan untuk:
1. Menjelaskan secara fisiologi dan mekanisme kerja sistem saraf pusat, sistem saraf
perifer,dan sistem saraf otonom.
2. Menjelaskan interaksi transmiter berupa respon eksitasi dan inhibisi (termasuk proses
polarisasi, depolarisasi, hiperpolarisasi, repolarisasi)
3. Menjelaskan sifat sensasi somatik berupa nosiseptif, mekanoreseptif, elektromagnetik,
eksteroseptif, proprioseptif.
Kuliah :
Menjelaskan bagian lobus frontal, occipital, temporal, parietal, serta area Broadman dan
bagian selaput pelindung otak, sumsum spinal dan fungsinya
Menjelaskan beberapa kemampuan mengenal bentuk seperti stereognosi, rangsang vibrasi,
perasaan sintetik dan diskriminasi dua titik.
Menjelaskan kelainan-kelainan pada sistem saraf serta ciri-cirinya (Ervin Rizali,drg.MKes.)
Praktikum:
Anatomi: Lidah (Tim)
Histologi: sistem saraf pusat dan perifer Dr. Winny Yohana,drg.,SpKGA)
Fisiologi: Organ reseptor khusus (Tim)
4
TOPIK 2 SARAF
ANATOMI
SISTEM SARAF
1. Sistem Saraf Pusat (SSP) yang terdiri dari Otak dan Medulla spinalis
2. Sistem Saraf Tepi (SST) (peripheral nervous system) terdiri dari saraf-saraf kepala
(cranial nerves), saraf tulang belakang (spinal nerves)
MENINGES
Jaringan pelindung di sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) adalah meninges
(bentuk tunggal: meninx). Meninges terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
a. Dura Mater merupakan lapisan paling luar yang tebal, keras dan fleksibel tetapi tidak
dapat direnggangkan (unstretchable) .
b. Arachnoid Membrane, merupakan jaringan bagian tengah yang bentuknya seperti jaring
laba- Iaba. Sifatnya lembut, berongga-rongga dan terletak di bawah lapisan durameter.
c. Pia Mater merupakan jaringan pelindung yang terletak pada lapisan paling bawah (paling
dekat dengan otak, sumsum tulang belakang, dan melindungijaringan-jaringan sarafyang
lain). Lapisan ini mengandung pembuluh darah yang mengalir di otak dan sumsum tulang
belakang.
Antara pia mater dan membran arachnoid terdapat bagian yang disebut subarachnoid space
yang dipenuhi oleh cairan cerebrospinal fluid (CSF).
Bagian Otak :
5
1. Cerebrum (Telencephalon dan Diencephalon)
2. Cerebellum
3. Brainstem / Batang Otak (Midbrain, pons dan medulla oblongata )
Telencephalon
Telencephalon terdiri dari kedua belah hemisphere yang simetris dan membentuk otak besar
(cerebrum). Telencephalon merupakan bagian terbesar dari otak manusia
1) Cortex. Hemisphere dilapisi oleh jaringan yang disebut cerebral cortex (atau
cerebralbark). Sebagian besar cortex terdiri dari sel glia, soma sel, dendrit dan interneuron.
Karena sebagian besar cortex terdiri dari soma sel, maka bagian ini berwarna keabuabuan
(substansia grissea). Di bawah cerebral cortex terdapat jutaan axon yang menghubungkan
neuron-neuron di cerebral cortex dengan neuron di bagian lain. Axon pada bagian ini
diselaputi oleh myelin oleh karena itu warna bagian bawah cortex cenderung nampak
keputihan (substanstia alba). Bentuk jaringan cerebral ini bergelombang (berlipat-lipat).
Didalam lipatan-lipatan tersebut terdapatjurang-jurang yang dalam dan yang dangkal. Jurang
yang dalam disebut dengan fissures, sedangkan jurang yang dangkal disebutdengan sulci
(tunggal =sulcus). Punggung gelombang (bagian permukaan lipatan yang tampak) disebut
dengan gyri (tunggal =gyrus). Bagian hemisphere kiri dan kanan dihubungkan oleh corpus
callosum. Fissure yang membagi cortex terdiri dari dua buah central fissure dan dua buah
lateral fissure beserta gyri disekitarnya. Gyrus precentral mengaturfungsi motorik.
Postcentral gyri merupakan saraf-saraf somatosensorik (menerima input dari reseptor
sensoris di
kulit, persendian, dan otot-otot). Superior Temporal Gyri berhubungan dengan auditory
(pendengaran). Fissure-fissure utama ini(centraldan lateralfissure) membagi cortex menjadi
4 bagian/lobus/lobes (sesuai pula dengan pembagian tulang tengkorak yang melindunginya),
yaitu frontal lobe (lobus frontal), parietal lobe (lobus parietal), temporal lobe (lobus
temporal), dan occipital lobe (lobus occipital). Central fissures memisahkan frontal lobe
dengan parietal lobe dan lateral fissure (Sylvian fissure) memisahkan temporal lobe dari
frontal dan parietal lobe.
6
Diencephalon
Diencephalon adalah bagian dari forebrain yang terletak antara telencephalon dan midbrain,
dan mengelilingi ventrikel ketiga. Diencephalon terdiri dari dua struktur utama, yaitu
thalamus dan hypothalamus.
1) Thalamus. Thalamus (Bahasa Yunani = thalamos yang berarti ruangan di dalam)terletak di
bagian dorsal dari
7
terletak pada sebelah sisi ventrikel ketiga. Kedua lobus thalamus ini dihubungkan oleh massa
intermedia yang terletak dibagian ventrikel ketiga.
2) Hypothalamus. Hypothalamus terletak di kedua sisi bagian inferior dari ventrikel ketiga
di bagian dasar otak, persis di bawah thalamus. Bentuknya kecil (hypo = kurang), kira-kira
1/10 ukuran thalamus. Pada bagian bawah hypothalamus (lewatpituitary
stalk/cabangpituitary) terdapat kelenjar pituitary yang mengatur pelepasan hormon dalam
tubuh.
Cerebellum
Cerebellum (otak kecil) merupakan versi miniatur dari cerebrum. Cerebellum dilindungi oleh
cerebellar cortex.Cerebellum terletak di permukaan lateral dan dorsal dari pons
Brainstem / Batang Otak (Midbrain, pons dan medulla oblongata )
Midbrain sering juga disebut dengan istilah mesencephalon.
Pons. Pons berarti bridge atau jembatan. Letaknya secara lebih rinci adalah diantara mesencephalon
dan medulla oblongata dan di bagian ventral cerebellum.
8
Medulla Oblongata merupaka Myelencephalon. MO merupakan bagian otak yang letaknya paling
ujung posterior (cauda!),sebagian besar terdiri dari traktus (saluran-saluran) yang membawa sinyal di
seluruh bagian otak dan bagian tubuh, iajuga mengandung nuclei dari saraf cranial yang
meninggalkan otak.
SUMSUM TULANG BELAKANG( SPINALCORD/MEDULLASPINALIS)
Sumsum tulang belakang berbentuk silindris dengan ketebalan kira-kira seukuran jari
kelingking manusia dewasa.
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31
1) Cervical (leher), terdiri dari 8 ruas tulang
2) Thoracic (dada), terdiri dari 12 ruas tulang
3) Lumbar (punggung bawah), terdiri dari 5 ruas
4) Sacral (panggul), terdiri dari 5 ruas tulang
5) Coccygeal (ekor), terdiri dari 1 ruas tulang
9
Secara umum dapat kita lihat bahwa setiap masa tulang belakang terdiri dari bagian yang
berwama abu-abu dan berwama putih. Bagian yang berwama abu-abu (disebut substansi
grisea) sebagian besar terdiri dari soma sel dengan neurit atau axon yang tidak dilapisi
myelin, sedangkan bagian putih (substansi alba) yang mengelilingi bagian berwama abuabu
adalah kumpulan dari axon-axon yang dilapisi myelin. Myelin yang menyebabkan
bagian tersebut berwama putih. Keempat "lengan" dari bagian yang berwama abu-abu (seperti bentuk H)
disebut dengan dua tanduk dorsal (dorsal horns/cornu posterius) dan dua tanduk ventral (ventral horns/
cornu anterius). Setiap kumpulan saraf (bagian kiri atau bagian kanan) dibagi menjadi dua
bagian, axonnya masuk ke sumsum tulang belakang melalui dua akar (root), yaitu dorsal root dan ventral root.
10
SST (Sistem Saraf Tepi/Perifer)
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh
dengan sistem saraf pusat. SST dibagi 2 yaitu :
1. Sistem saraf sadar/somatik
Sistem saraf sadar/somatik merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara
sadar/diperintah oleh otak. Bedakan menjadi dua yaitu :
11
Sistem saraf pada otak (Nervus Cranialis)
Sistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan
dibedakan menjadi 12 pasang saraf, seperti tercantum pada tabel berikut:
Sistem saraf sumsum spinalis
Sistem saraf spinalis
Sistem saraf sumsum spinalis merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula
spinalis (sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi
sepanjang medula spinalis.
12
2.Sistem Saraf Tak Sadar
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang
tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik
dan sistem saraf parasimpatik. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal
dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.






Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk
sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion.
Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan
yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion.
Syaraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion
pendek,
Syaraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya
ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
13
HISTOLOGI
NERVE TISSUE
Anatomical the nervous system is divided into (2) :
1. Central nervous system (2)
• Brain
• Spinal cord
2. Peripheral nervous system (2)
• Nerve fibers
• Nerve ganglia
14
2. Glialcell (neuroglia, supporting cell)
• Astrocyt (protp-grisea & fibrosa)
• Oligodendrocyt (grisea,vetriculus & Canalis centralis)
• Microglia (mesoglia-mesoderm, grisea, fagocyte cell )
• Ependymal cell
15
16
17
18
19
20
21
The two fundamental functions of the nervous system :
1. Detect, analyze, integrate, and transmit all information generated by sensory stimuli (such
as heat and light) and by mechanical and chemical change that take place in the internal and
external milieu.
2. Organize and coordinate, most functions of the body,,especially the motor, visceral,
endocrine and mental activities.
Embryonic development of nerve tissue :
Neural plate
Neural groove
Neural tube
Neural crest
The following is a list of neural crest derivatives :
1. Chromaffin cell
2. Melanocyt
3. Odontoblast
4. Cell of the piamater and the arachnoid
5. Sensory neuron of the craniospinal ganglia
6. Postganglionic neuron of sympathetic and parasympathetic ganglia
7. Schwan cell
8. Satellite cell
22
23
24
25
26
Sectional view (transverse section)
27
28
29
Classification (3) :
1. Relationship between the receptor and the nervous system :
a. Neuronal receptor :
- Cutaneous sense organs
- Proprioceptors
b. Epithelial receptor :
- Retinal photoreceptors
- Hair cells in the inner ear
- Sensory cells in taste buds
c. Neuroepithelial receptor :
- Sensory of the olfactory epithelium
2. Adequate stimulus
3. Presense or absence of a capsule
30
31
32
2. Fisiologi Sistem Saraf
2.1 Pendahuluan
Sistem saraf adalah koordinator tubuh yang menggunakan messenger kimia (agen
neurotransmiter) untuk mempengaruhi sel saraf lain, sel otot, dan sel kelenjar. Sistem saraf
bekerja cepat tapi tidak dapat bertahan lama, sedangkan sistem endokrin bekerja lambat tapi
bertahan lama.
Rangsang adalah suatu agen atau pengaruh yang mengubah lingkungan reseptor sehingga
menimbulkan reaksi fungsional atau reaksi trofik pada reseptor tersebut. Rangsang dapat
berupa rangsang listrik, kimia, termal, dan mekanik.
Rangsang yang menimbulkan aspek yang berarti pada tubuh disebut informasi bagi sistem
saraf. Informasi berbentuk impuls saraf. Impuls saraf ini dikirimkan ke otak untuk
dipersepsikan sehingga dapat menggerakkan efektor.
2.2 Maksud dan Tujuan
Mahasiswa harus mengetahui dan mempunyai kompetensi dalam :
1. Mengidentifikasikan pengertian sistem saraf.
2. Menjelaskan mekanisme kerja dan fungsi sistem saraf.
3. Menjelaskankan sistem saraf sebagai sistem jaringan peka rangsang yang mengatur
kegiatan tubuh secara cepat.
4. Menjelaskan kelainan fungsi sistem saraf.
2.3 Kegiatan
2.3.1 Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah koordinator tubuh yang menggunakan messenger kimia
( agen
neurotransmiter ) untuk mempengaruhi sel saraf lain, sel otot, dan sel kelenjar. Sistem saraf
bekerja cepat tapi tidak dapat bertahan lama, sedangkan sistem endokrin bekerja lambat tapi
bertahan lama.
33
2.3.2 Mekanisme Kerja dan Fungsi Sistem Saraf
Sebelum mempelajari fungsi dan mekanisme sistem saraf terlebih dahulu mengetahui
struktur fungsional sistem saraf, yaitu :
1) Struktur Fungsional Sistem saraf
Unsur sel saraf yaitu : sel saraf ( neuron ) dan sel glial ( neuroglial ). Komponen sel saraf
terdiri dari :
1. Segmen reseptif ( reseptor ) : badan sel dan dendrit.
2. Segmen awal : zona sambungan antara segmen reseptif dan konduktif.
3. Segmen konduktif ( akson ) : cabang tempat impuls saraf dikirim dari badan sel saraf.
Dilindungi selaput mielin, pada beberapa tempat ada celah : Nodus / simpul Ranvier.
4. Segmen sinaps transmisi: meneruskan potensial aksi akson. Neurotransmitter
dilepaskan ke dalam celah sinap melalui eksositosis. Interaksi neurotransmitter
dengan membran pascasinaps menyebabkan terjadi respon eksitasi atau respon
inhibisi.
 Respon eksitasi tampak sebagai depolarisasi ( masuknya ion Na dan keluarnya
ion K pada membran pascasinaps ).
 Respon Inhibisi tampak sebagai hiperpolarisasi ( masuknya ion Cl dan
keluarnya ion K lintas membran pascasinaps ).
Dengan bertambahnya umur, jumlah neuron akan berkurang dan tidak diganti. Fungsinya
akan dikompensasi oleh sel syaraf yang masih hidup.
34
Gambar 2.1 Komponen Sel Syaraf ( Sumber : Williams; Warwick.
1989. Gray’s Anatomy )
Gambar 2.2 Penghantaran Impuls pada Akson Bermielin dan Akson
Tak Bermielin ( Sumber : Williams; Warwick. 1989. Gray’s Anatomy )
Sel saraf dibagi menjadi 3 jenis :
1. Sel saraf sensorik : terdapat pada kulit dan organ sensorik, membawa pesan ke sumsum
spinal atau otak.
35
2. Sel saraf motorik : membawa pesan dari otak dan sumsum spinal ke otot dan jaringan.
3. Sel saraf penghubung asosiatif : membawa pesan dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya.
2) Potensial Membran Sel Syaraf
1. Potensial membran istirahat atau polarisasi. Pada istirahat, keadaan polaritas ( 
) di dalam dan ( + ) di luar membran akson  dikatakan membran dalam keadaan
polarisasi, konsentrasi ion K tinggi dan ion Na rendah.
2. Potensial aksi atau depolarisasi.
Rangsangan yang cukup kuat melebihi ambang rangsang  menyebabkan permeabilitas
membran sel terhadap Na+ meningkat. Masuknya ion Na dan keluarnya ion K ( Na – K
pump )  potensial aksi.
3. Repolarisasi.
Timbul setelah depolarisasi berlangsung, dan kembali ke potensial istirahat normal.
4. Hiperpolarisasi.
Besarnya potensial membran lebih besar dari potensial membran istirahat. Proses terjadi
karena masuknya Cl - ,dan keluarnya K+ pada lintas membran pascasinaps.
3) Sinaps
Transmisi Sinaptik : transmisi dari sel saraf ke sel saraf, sel saraf ke otot, dan sel saraf ke
kelenjar. Sambungan sinaptik (sinaps) yaitu : daerah tempat kontak khusus antara sel saraf
dengan sel saraf, sel otot, dan sel kelenjar.
Struktur sinaps terdiri atas : presinaps, celah sinaps, dan pascasinaps. Dalam akson yang
diselubungi mielin, penghantaran impuls lebih cepat. Depolarisasi terjadi di Nodus Ranvier.
Ini disebut konduksi salsatori.
36
Gambar 2.3 Transmisi Impuls pada Sinaps ( Sumber : Sanders, T; Scanlon, V. C. 2007.
Essentials of Anatomy and Physiology ).
2.3.3 Organ Reseptor
Reseptor adalah : transduser / pengubah biologik yang menggunakan rangsang energi
tertentu. Mengubah rangsang menjadi energi listrik impuls saraf. Kelebihan reseptor adalah
adaptasinya terhadap rangsang.
1) Klasifikasi Berdasarkan Fisiologi Indra Somatik dan Rangsangnya.
1. Mekanoreseptor : mendeteksi rangsang mekanis, sentuhan, dan tekanan.
2. Termoreseptor
3. Kemoreseptor
4. Nosiseptor
: mendeteksi rangsang thermal ( panas / dingin ).
: mendeteksi perubahan kimia ( indra penghidu dan pengecap ).
: mendeteksi nyeri.
5. Fotoreseptor / reseptor elektromagnet : mendeteksi rangsang cahaya.
6. Stratoreseptor
: reseptor keseimbangan.
37
7. Fonoreseptor
: mendeteksi suara, terdapat di organ korti telinga
bagian dalam.
2) Klasifikasi Berdasarkan Sifat Sensasi Somatik dan Asalnya.
1. Eksteroreseptif, berasal dari permukaan tubuh.
2. Proprioseptif, asal dari tempat yang berhubungan dengan kondisi fisik tubuh (
tendo, otot, dan lain – lain ).
3. Viseral, asal dari organ dalam.
4. Dalam, asal dari jaringan dalam (tulang) terutama sensasi nyeri, tekanan,getaran.
3) Klasifikasi – Lokasi - Jenis Reseptor – Sensasi
(Modalitas).
1. Reseptor Umum
 Ujung akhir serabut saraf dalam epidermis : ujung bebas, diskus Merkel,
ujung dalam.
 Folikel rambut.
 Reseptor dalam jaringan penyambung ( kulit dan seluruh tubuh ).
 Reseptor dalam jaringan lebih dalam ( gigi ).
 Reseptor dalam otot, tendo dan sendi.
2. Reseptor Khusus
 Neuron bipolar : sensasi bau.
 Putik kecap : sensasi rasa.
 Sel batang dan kerucut retina : sensasi penglihatan.
 Sel rambut dalam organ korti : sensasi pendengaran.
 Sel rambut dalam kanal semisirkuler, sakulus, utrikulus : sensasi
vestibuler, keseimbangan.
3. Reseptor Dalam Viscera
 Presoreseptor dalam sinus dan lengkung aorta : sensasi tekanan arteri.
 Kemoreseptor dalam badan karotis dan badan aorta, permukaan dan
bagian dalam.
 MO : sensasi kadar O2 dan C02 arteri.
38
 Kemoreseptor dalam nukleus supraopti hipotalamus : sensasi osmolaritas
darah.
 Reseptor dalam paru-paru : sensasi refleks pernafasan dan refleks batuk.
 Ujung saraf bebas dalam visera: sensasi nyeri dan rasa penuh di lambung.
Gambar 2.4 Bagan Sistem Saraf ( Sumber : Rohkamm, R. 2004.
Color Atlas of Neurology )
2.3.4 Sistem Saraf Pusat (SSP)
Bagian sistem saraf yang mengatur fungsi organ dan anggota tubuh, serta tempat budi
pekerti manusia. Terdiri dari otak dan sumsum spinal / tulang belakang. Karena merupakan
39
sistem vital, dibagian luar ditutupi oleh susunan tulang. Otak diselubungi rongga cranial,
sumsum spinal oleh ruas tulang belakang.
Gambar 2.5 Sistem Saraf Pusat ( Sumber : Williams; Warwick.
1989. Gray’s Anatomy )
40
Gambar 2.6 Lapisan Pelindung Otak Bagan Sistem Saraf ( Sumber :
Rohkamm, R. 2004. Color Atlas of Neurology )
SSP diselubungi juga oleh
membran Meninges
yang bertugas melindungi dari zat
berbahaya yang mungkin terdapat di dalam darah. Terdiri dari 3 lapisan : Duramater, selaput
Arachnoid dan Piamater. Diantara meninges terdapat cairan cerebrospinal untuk meredam
gerakan mendadak dari tubuh. Mengandung glukosa yang tinggi dan fungsi nutrisi.
Kepadatan otak sama dengan cairan yang terdapat didalam rongga tengkorak, sehingga
terapung, jika ada benturan akan dilembutkan sehingga tidak ada bagian yang mengalami
distorsi.
41
Otak dan sumsum spinal tersusun dari bagian putih ( dibentuk serabut saraf ) dan bagian
kelabu (dibentuk oleh badan sel saraf). Di otak, bagian kelabu terletak di lapisan luar dan di
sumsum spinal, bagian kelabu terletak di tengah dan dikelilingi oleh bagian putih di luar.
2.3.5.1 Otak
Otak sebagai sistem saraf pusat terdiri atas 4 bagian, yaitu:
1. Encephalon : bagian sistem saraf pusat teratas dan terletak di dalam rongga kranial.
Didalamnya terdapat pusat saraf koordinasi dan integrasi yang lebih tinggi, terbagi
menjadi otak besar, otak kecil, dan batang otak. Otak besar adalah bagian otak terbesar,
terdiri dari dua belahan kanan kiri yang dipisah oleh celah longitudinal. Kedua belahan
otak itu dihubungkan oleh serangkaian serabut saraf yang membentuk corpus callosum.
Permukaan luar terlihat berlipat-lipat. Bagian terluar otak adalah Cerebral Cortex yang
mengandung bahan kelabu. Terbagi menjadi:
1) Lobus Frontal : cortex
bagian
posterior merupakan pusat motorik ( Area
Brodmann 4,6 ) yang mengatur dan mengawasi fungsi motorik otot sadar.
Hemisfer kiri mengaktivasi gerakan sadar sisi kanan tubuh dan hemisfer kanan
mengaktivasi gerakan sadar sisi kiri tubuh. Bagian Caudal Girus Frontal tengah
berfungsi pada gerakan mata secara sadar. Girus Frontal bagian superior, tengah,
dan inferior ( Area Brodmann 9,10,11 ) berfungsi menentukan keputusan,
pengenalan, suasana hati, ambisi, mengingat, memberikan alasan, dan dapat
dikatakan manusia memiliki kecerdasan paling tinggi. Lobus ini juga mengawasi
fungsi bicara (Area Brodmann 44,45).
2) Lobus Parietal : pusat sensorik/somestetik ( Area Brodmann 1,2,3 ) berfungsi
menerima dan menginterpretasi impuls saraf dari reseptor sensorik seperti nyeri,
sentuhan, panas, dingin dan juga membantu
menentukan jarak, ukuran dan
bentuk.
3) Lobus temporal : bagian atas merupakan pusat pendengaran ( Area Brodmann
41) dan bagian anterior merupakan pusat penghidu ( Area Brodmann 12 dan
lobus limbik ).
4) Lobus Osipital : meliputi Cerebellum ( Area Brodmann 17,18,19 ) merupakan
pusat penglihatan dan gerak mata secara otomatis.
42
Gambar 2.7 Area Browmann ( tampak lateral ) ( Sumber: Rohkamm, R.
2004. Color Atlas of Neurology ).
2. Diencephalon terletak antara serebrum dan otak tengah.
Terdiri dari talamus dan
hipotalamus.
1) Talamus merupakan stasiun relay untuk impuls yang masuk dan keluar dari
berbagai organ sensorik , serebelum atau daerah otak lain. Kerusakan talamus 
kehilangan sensibilitas nyeri, atau kehilangan kesadaran secara total.
2) Hipotalamus terletak di bawah
mengawasi
saraf
otonom,
talamus, dan
sistem
berfungsi
kardiovaskuler,
mengatur
suhu,
selera
dan
makan,
keseimbangan air, pencernaan makanan, keadaan emosi dan tidur.
3. Serebellum berfungsi mengawasi dan mengkoordinasi gerakan otot dan
kesiagaan
gerakan ini.
4. Batang otak terdiri dari otak tengah, pons, dan medulla oblongata.
1) Pons : melayani jalur impuls saraf dengan mentransmisi impuls saraf antar 2
hemisfer. Juga pusat pengawasan respirasi.
2) Medulla Oblongata : melayani jalur impuls saraf antara sumsum spinal dan otak.
Merupakan
pusat
penghambat
denyut
jantung, pusat respirasi dan pusat
vasokontriksi pembuluh darah.
43
Gambar 2.8 Anatomi Otak ( Sumber : Marieb, E.N; Hoehn, K. 2007.
Human Anatomy & Physiology ).
2.3.5.2 Sumsum Spinal
Sumsum spinal merupakan kelanjutan medulla oblongata, fungsi sebagai pusat refleks
dan konduksi jalur saraf ke dan dari otak. Terdiri dari :
1) Massa kelabu ( Substantia Grisea ). Berwarna kelabu mengandung unsur nuklei
dan lamina komponen motorik, yaitu kolumna anterior dan lateral yang
menginervasi otot rangka. Komponen reseptif terdapat pada kolumna posterior.
44
Gambar 2.9 Bagian Sumsum Spinal ( Sumber : Williams;
Warwick. 1989. Gray’s Anatomy ).
Terdiri dari bagian sebagai berikut :
 Tanduk dorsal ( posterior ), tempat keluar akar dorsal (sensorik), berfungsi
meneruskan impuls dari reseptor sensorik ke sumsumspinal.
 Tanduk ventral ( anterior ), intermediat dan komisur. Tempat keluar akar
ventral ( motorik ) yang mengurus persarafan motorik somatik beberapa
otot sadar. Akar dorsal dan ventral membentuk saraf spinal.
Gambar 2.10 Penampang Sumsum Spinal ( Sumber : Williams;
Warwick. 1989. Gray’s Anatomy ).
45
Gambar 2.11 Alur Saraf Sensorik dan Motorik ( Sumber : Williams;
Warwick. 1989. Gray’s Anatomy ).
2) Massa Putih ( Substantia Alba ). Terdiri dari serabut saraf bermielin dan tanpa
mielin yang mengandung komponen asenden, desenden dan campuran. Berfungsi
sebagai penghubung antar segmen sumsum spinal dan antara sumsum spinal dan
otak.
Sensasi Khusus
Ditimbulkan oleh rangsangan pada reseptor khusus pada organ indera khusus, yaitu :
1. Sensasi penglihatan, jalur penghantar : Traktus Genikulokarkarina, Pusat : Area
karkarina Lobus Osipital (Area Brodmann 18-21)
2. Sensasi pendengaran, jalur penghantar : Lemniskus Lateralis,Pusat : Girus Temporalis
Superior (Area Brodmann 41,42).
3. Sensasi keseimbangan, jalur penghantar : Fesikel Longitudinal / Traktus
Vestibulospinal, Pusat : Girus Pascasentral Korteks (Area Brodmann 1,3).
4. Sensasi penghidu, jalur penghantar : Traktus Olfaktorius, Pusat : Korteks Olfaktorius
Primer (Area Brodmann 9-12).
5. Sensasi pengecap, jalur penghantar : Traktus solitarius, Pusat : Area Parietal,
Operculum Insula (Area Brodmann 43).
46
Menurut tempat asalnya, saraf dibagi menjadi saraf kranial dan saraf spinal. Ada 12
pasang saraf kranial yang berasal dari otak menuju organ-organ kepala, kecuali satu yang
menuju organ jantung dan rongga perut , dan 31 pasang saraf spinal yang berasal dari segmen
medullar kiri dan kanan ( Cervical 1-8 Thoracal 1-12, Lumbal 1-5, Sacral 1-5, 1 buah
Coxigis).
12 pasang saraf kranial yaitu :
1. Pasangan I
: Saraf penghidu
2. Pasangan II : Saraf optik
3. Pasangan III : Saraf Oculomotor
4. Pasangan IV : Saraf Trochlear
5. Pasangan V
: Saraf Trigeminal
6. Pasangan VI : saraf Abducens
7. Pasangan VI : Saraf Facial
8. Pasangan VII : Saraf Acusticus
9. Pasangan IX : Saraf Glosopharing
10. Pasangan X
: Saraf Vagus
11. Pasangan XI : Saraf Asesorius
12. Pasangan XII : Saraf Hypoglosus
Saraf cranial memiliki fungsi sensoris, motoris, atau campuran. Pasangan I, II, VIII
mengirim rasa untuk penghidu, penglihat dan pendengar. Pasangan III, IV, VI untuk
membuat gerakan mata. Pasangan IX, XI, XII untuk menggerakkan pharing, dan
kerongkongan. Pasangan V, VII untuk otot wajah dan rasa. Pasangan X bagian SSO, fungsi
peredaran darah, pencernaan dan pernafasan.
2.3.4 Sistem Saraf Tepi (SST)
Tersusun atas saraf yang tidak terdapat di otak atau sumsum tulang belakang. Sistem ini
membentuk dua jaringan terpisah, sistem saraf cerebrospinal dan sistem saraf otonom atau
vegetatif.
2.3.6 Sistem Saraf Otonom ( SSO )
SSO disebut juga Sistem Saraf Viseral, Vegetatif, tidak sadar/ involunter. Bagian dari
SST yang mengatur aktivitas gerakan tak sadar seperti kontraksi otot polos, jantung atau
sekresi kelenjar tubuh. SSO terdiri dari 2 bagian, yang melaksanakan aksi antagonis:
47
1. Sistem Simpatis ( Torakolumbar T1-L2 )
Berpangkal di medulla spinal. Tugas sistem simpatis mengaktifkan fungsi organ tubuh :
menaikkan irama metabolisme dan aliran darah ke otak, membesarkan bronkus paru dan
pupil mata, mengaktifkan pernafasan, menaikkan tekanan darah. Aksinya akan menaikkan
penggunaan energi tubuh. Neurotransmitter : norepinefrin/ noradrenalin, sehingga merupakan
Sistem Adrenergik.
2. Sistem Parasimpatis ( Kraniosakrum S2-S4 )
Berpangkal dalam medula spinal dan batang cerebral. Tugas berlawanan dengan sistem
simpatis, yaitu menghambat atau memperlambat kegiatan organisme, untuk menghindari
terkurasnya energi. Kedua sistem saling berinteraksi, sehingga dalam keadaan normal fungsi
tubuh menjadi seimbang. Neurotransmitter : asetilkolin,
sehingga merupakan Sistem
Kolinergik.
48
Gambar 2.12 Sistem Simpatis dan Sistem Parasimpatis ( Sumber :
Williams; Warwick. 1989. Gray’s Anatomy )
2.3.7 Refleks
Refleks berasal dari kata re : kembali, fleks : melengkung. Aktivitas terjadi waktu stress/
depresi/ bahaya. Fungsi melindungi tubuh dan mempertahankan hidup. Terdiri dari:
1) Refleks tidak bersyarat
1. Refleks spinal ( refleks sederhana )
Unsur refleks meliputi lengkung refleks, terdiri dari :
 Reseptor, menerima rangsangan
 Neuron sensorik, meneruskan impuls aferen ke susunan saraf pusat
 Sistem saraf pusat integrasi, terdiri dari satu atau lebih sinaps
49
 Neuron motorik, meneruskan impuls
 Efektor, organ target
contoh : refleks sederhana:
 Refleks monosinaps / refleks ekstensor / refleks patella, refleks
fleksor,rahang.
 Refleks dwisinaps, misal refleks penarikan dari tangan terhadap rangsang
bahaya.
 Refleks polisinaps, misal refleks tarik diri / takut, melawan, melarikan diri
( Fright, Fight ,Flight ).
2. Refleks Kompleks
Hasil integrasi progresif refleks ke dalam seluruh gerakan fungsional.
contoh : refleks kompleks :
 Refleks mengatur suhu tubuh dengan jalur desenden ke kelenjar
keringat dan pembuluh darah perifer.
50
Gambar 2.13 Refleks Monosinap dan Polisinaps ( Sumber : Graff, K;
Rhees, R.W. 2001. Human Anatomy and Physiology.. Mc. Graw-Hill ).
2) Refleks Bersyarat
Terjadi melalui proses belajar atau latihan. Timbulnya karena respon terhadap rangsang
yang berulang, contoh : Refleks Pavlov, menulis, mengetik, memainkan alat musik.
Ingatan
Di daerah sensorik dan daerah asosiasi sensorik direkam ingatan mengenai berbagai pola
gerakan motorik  Engram.
Ada beberapa macam ingatan, yaitu:

Ingatan segera ( informasi yang disimpan hanya dalam beberapa detik ).

Ingatan baru ( yang memungkinkan untuk mengingat fakta yang terjadi
beberapa jam yang lalu ).
51

Ingatan jangka panjang (kejadian yang terjadi dengan tenggang waktu
yang lebih lama).
Ingatan berhubungan dengan bagian otak yang lain, misal bahasa yang melibatkan
kemampuan menggunakan istilah untuk berkomunikasi. Di cortex cerebri terdapat 4 pusat
bahasa, yaitu untuk
bicara, menulis, memahami bahasa lisan dan tulisan. Bahasa
memungkinkan kita untuk menyampaikan pikiran dan menyampaikan ide.
Gambar 2.14 Pusat Bahasa di Cortex Serebri ( Sumber :
Williams; Warwick. 1989. Gray’s Anatomy ).
Elektroensefalogram (EEG)
EEG ini adalah alat untuk mencatat tatalistrik otak. Gelombang listrik pada otak
berirama dan dilukiskan dalam istilah amplitudo ( Mikro-Volt ) dan frekuensi ( jumlah osilasi
atau gelombang perdetik ).
52
Emosi dan Tidur
Merupakan dua karakter sistem saraf. Emosi adalah segala sesuatu yang menyebabkan
sebuah perasaan subyektif. Emosi berhubungan dengan sistem limbik, yaitu struktur otak
paling
primitif, dan berhubungan
dengan
bagian
otak
lain
seperti korteks dan
hipotalamus.
Tidur adalah saat dimana kita kehilangan kesadaran. Gangguan tidur dikenal den’ gan
istilah insomnia. Pilihan bangun atau tidur dikendalikan oleh formasi retikuler yang ada
dalam batang otak. Formasi ini dibentuk rangkaian neuron yang tersusun seperti jala.
2.3.8 Aspek Klinis Sistem Saraf
1) Kerusakan traktus desenden, misal : karena pemutusan satu sisi segmen sumsum
spinal terjadi paralisis spastik. Gejala arefleksi, yaitu hipertonus, paresis, hilangnya
refleks kulit dan atrofi.
2) Kelumpuhan motorend plate. Adanya paralisis dengan ciri arefleksi, atrofi,
kehilangan resistensi terhadap gerak pasif, serta fasikulasi atau kejang otot.
2.3.9 Kelainan Organ Sistem Saraf
1) Ablasi Area Brodmann (4). Jackson Epilepsi / kejang berpola : merupakan gangguan
pada korteks motorik, ditandai dengan kontraksi berulang pada otot muka, kedutan
pipi, lengan, jari dan pangkal kaki.
2) Ablasi Area Brodmann (9,10,11,12). Penderita lepas kendali, tadinya hidup rapi,
berubah kepribadian jadi tidak acuh, dan lusuh.
3) Ablasi Area Brodmann ( 5,7 ). Penderita tidak mengenali bagian tubuh pada
sisikontralateral lesi.
4) Kerusakan Ganglion Basal. Penderita kesulitan dlm memulai gerak sadar yang
diinginkan dan kelainan dalam aktivitas motorik normal.
5) Kerusakan Talamus bagian ventral. Ditandai dengan adanya rigiditas (pada Parkinson
Disease).
6) Disfungsi serebellum. Contohnya Pendular Knee Jerk / refleks lutut berayun asinergi
( seperti boneka berjalan / sempoyongan ). Disebabkan oleh kerusakan saraf V.
53
Ditandai dengan : anestesi sisi muka, rongga mulut, rongga hidung, dan paralisis otot
pengunyahan.
7) Lesi sumsum spinal. Apabila mengenai tanduk akar dorsal, contoh : Tabes Dorsalis
(kalau jalan sempoyongan, tidak sadar sepenuhnya akan tempat ekstrimitas bawah).
Tetapi bila mengenai tanduk akar posterior : Hilangnya sensibilitas nyeri, suhu dan
raba.
54
Download