Sel sistem Saraf (Nervosum)

advertisement
Makalah Anatomi Histologi - Sistem Nervousum atau Saraf
Kelompok 6
-
Ilmu Keperawatan Gigi Universitas Gadjah Mada
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Sistem Saraf atau Sistem
Nervosum”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun dari materinya. Maka dari itu, krititik konstruktif
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfat kepada yang membacanya.
Yogyakarta, 20 Oktober 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Organ-organ tubuh kita dapat bekerja secara selaras dan teratur
karena tubuh kita memiliki suatu sistem yang dikenal dengan sistem
koordinasi atau sistem pengatur. Sistem koordinasi terdiri dari sistem
saraf atau nervosum, sistem indera, dan sistem hormon. Dalam makalah
ini akan dibahas salah satu yang termasuk ke dalam sistem koordinasi
yaitu sistem saraf atau nervosum. Sistem saraf manusia adalah suatu
jalinan dan jaringan syaraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf adalah
mengintegrasi, memproses, dan mengkoordinasi data sensorik dengan
perintah motorik. Sistem saraf juga berguna untuk mengontrol interaksi
antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur berbagai sistem tubuh penting lainnya. Sehingga terjadi
hubungan dan komunikasi antara sistem saraf yang satu dengan sistem
saraf lainnya. Akibat pengaturan hubungan saraf diantara berbagai sistem,
tubuh menjadi mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis.
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, bahasa, sensasi dan gerakan
semuanya berasal dari sistem ini.
Salah satu peristiwa yang berhubungan dengan sistem saraf
contohnya pada saat kaki kita menginjak paku, kita secara langsung akan
teriak dan memindahkan kaki kita. Namun, dalam makalah ini tidak
membahas kinerja secara detail kenapa kaki kita bisa berpindah dan kita
bisa berteriak. Dalam makalah ini akan lebih membahas tentang anatomi
dan histologi dari sistem saraf.
2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah tentang anatomi
dan histologi sistem saraf atau sistem nervosum dan tentang siatem
kinerjanya secara singkat. Berikut beberapa rumusan masalah tersebut :
• Apa yang dimaksud dengan sistem saraf atau nervosum?
• Apakah fungsi dari sistem saraf atau nervosum?
• Apa saja klasifikasi dari sistem saraf atau nervosum?
• Apa saja penyusun dari sel saraf atau nervosum?
• Bagaimana anatomi dan histologi organ yang berhubungan dengan
sistem nervosum?
• Bagaimana kinerja dari sistem saraf atau nervosum?
• Bagaimana penjelasan dari panca indera?
• Bagaimana hubungan sistem saraf atau nervosum dengan keperawatan
gigi dalam hal klinis?
3. Tujuan Penulisan
Dari beberapa rumusan masalah yang ada, trdapat beberapa tujuan dari
penulisan makalah tersebut. Diantaranya adalah:
• Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf atau
nervosum secara jelas
• Dapat memahami fungsi sistem saraf dalam tubuh kita
• Dapatmengetahui klasifikasi dan sel penyusun sistem saraf
• Dapat memahami kinerja dari sistem saraf
• Dapat mamahami anatomi dan histologi sistem saraf secara lengkap
• Dapat memahami hubungan sistem saraf dengan keperawatan gigi
dalam bidang klinis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi jaringan yang
kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon
oleh tubuh. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang
mempunyai bentuk variasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap
dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
luar maupun dalam.
B. Fungsi Sistem Nervosum atau Saraf
Sebagai sistem koordinasi, sistem nervosum memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
• Sebagai penghubung antara tubuh dengan dunia luar melalui indera
• Memberi respon terhadap rangsang
• Mengatur dan mengendalikankerja organ – organ tubuh sehingga
dapat bekerja sesuai fungsinya
• Menerima informasi dan memproses informasi yang diterima
C. Sifat Sel Nervosum
Sel nervosum mempunyai 2 sifat utama, yaitu :
1. Sel saraf mudah dirangsang dan mampu merespons setiap stimulus.
Stimulus atau rangsangan adalah perubahan-perubahan di lingkungan
yang dapat dideteksi oleh indra.
2. Sel saraf mampu menghantarkan sebuah pesan, yaitu berupa impuls–
impuls saraf.
D. Klasifikasi Sistem Nervosum
Susunan sistem nervosum pada manusia terbagi menjadi 2, yaitu Systema
Nervosum Centrale (sistem saraf pusat) yang terdiri dari encephalon
(otak) dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang) dan Systema
Nervosum Periphericum (sistem saraf tepi) yang terdiri dari sistem saraf
somatis yang terbagi lagi menjadi Nervus Spinalis (saraf tulang belakang)
dan Nervus Cranialis (sistem saraf kepala) dan Systema Nervosum
Autonomicum atau otonom (saraf tak sadar).
1. Systema Nervosum Centrale (Sistem Saraf Pusat)
Systema Nervosum Centrale merupakan bagian dari sistem saraf yang
mengkoordinasi semua kegiatan tubuh. Systema Nervosum Centrale
terdiri dari otak (enchepalon) dan sumsum tulang belakang (medulla
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak sehingga
sangat memerlukan perlindungan. Keduanya dilindungi oleh
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang dan juga dilindungi oleh tiga
lapisan selaput meninges, yaitu:
- Durameter, terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan
tengkorak sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater
yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala
dengan duramater terdapat rongga epidural.
-
Arachnoidea mater, disebut demikian karena bentuknya seperti
sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor
cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela
membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai
bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
- Piameter, merupakan lapisan terdalam yang mempunyai bentuk
yang disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan otak.
Pada otak dan sumsum tulang belakang terdapat 2 substansi, yaitu
substansi grissea dan substansi alba. Subtansi grissea memiliki warna
abu-abu karena tersusun oleh badan sel dari sel saraf. Sedangkan
substansi alba memiliki warna putih, karena tersusun oleh serabutserabut saraf. Walaupun keduanya memiliki substansi yang sama,
namun berbeda dalam hal susunannya. Pada otak substansi grissea
terdapat pada bagian korteks dan substansi alba terdapat pada bagian
tengah. Sedangkan pada sumsum tulang belakang, substansi grissea
terdapat pada bagian tengah yang membentuk seperti kupu-kupu dan
substansi alba terdapat pada bagian korteks.
a. Otak (Enchepalon)
Otak merupakan organ yang sangat penting dan memiliki fungsifungsi yang kompleks. Besar otak kurang lebih dua genggaman
tangan dengan berat kurang lebih 1500 gram. Otak terdiri dari dua
belahan, yaitu belahan kiri yang mengatur tubuh bagian kanan dan
belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. Otak mempunyai
permukaan berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga
dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga merupakan pusat
penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran dan
kemauan. Bagian dalamnya berwarna putih yang berisi serabut
saraf dan bagian luarnya berwarna kelabu yang berisi badan sel
saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Otak depan (Prosoncephalon), pada otak depan berkembang
menjadi
telencephalon
dan
diencephalon.
Telencephalon
berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon
berkembang menjadi thalamus, hyphotamus dan epithalamus.
 Otak Besar (Cerebrum), bagian yang sangat penting dari
otak, yang terdiri dari dua hemisphere. Otak besar memiliki
berat 83% dari total berat otak. Otak besar memiliki fungsi
mengatur semua aktivitas mental yang berhubungan dengan
kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran dan
pertimbangan. Pada cerebrum terdapat 3 bagian, yaitu
Cerebral Cortex, yaitu bagian cerebrum yang berwarna abuabu(substansi grissea) karena terdapat banyak badan sel
saraf. Celebral Cortex memiliki empat area yang disebut
lobus, yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, dan
lobus temporal. Lobus frontal merupakan pusat kemampuan
motorik seperti kecerdasan, berbicara dan daya ingat atau
memori. Bagian yang kedua adalah Medullary Body, yaitu
bagian cerebrum yang berwarana putih (substansi alba)
karena menandung banyak serabut saraf (akson). Bagian ini
berfungsi mengirimkan impuls dari dan ke cerebral cortex.
Pada medullary body terdapat bagian yang disebut Corpus
callosum, yang menghubungkan impuls dari kedua celebral
hemisphere. Bagian yang ketiga adalah Basal Ganglia, yaitu
bagian cerebrum yang berwarna abu-abu (banyak badan sel
saraf). Bagian ini berfungsi untuk mengatur pergerakan otot
rangka. Selain itu, basal ganglia juga menghubungkan
celebral cortex, thalamus dan hypothalamus.
 Thalamus, berbentuk seperti telur dan merupakan struktur
yang berpasangan. Sebesar 80 % dari diencephalon. Terdiri
dari pusat saraf yang berfungsi sebagai tempat penerimaan
untuk sementara sensor data dan sinyal-sinyal motorik,
sebagai contoh untuk pengiriman data dari mata dan telinga
menuju bagian yang tepat dalam korteks.
 Hypothalamus, merupakan bagian bawah dari diencephalon.
Bagian ini sangat penting dalam pengeturan fungsi autonom.
Bersama dengan sistem limbic, hypothalamus berperan
dalam pengaturan emosi. Hypothalamus juga mampu
mensekresikan regulatory hormon. Selain itu juga dapat
berfungsi untuk mengatur nafsu makan, syahwat dan
mengatur kepentingan biologis lainnya.
 Epithalamus, merupakan bagian terkecil dari posterior dan
superiorthalamus. Pada epithalamus terdapat pineal gland
yang merupakan bagian dari kelenjar endokrin. Kelenjar ini
mensekresikan melatonin untuk mempersiapkan diri pada
siklus tidur dan bangun.
2. Otak Tengah (Mesencephalon), terletak di depan otak kecil dan
jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan
kelenjar hipofisis yang berfungsi mengatur kerja kelenjarkelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) dari otak tengah
merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan
pupil
mata
dan
juga
merupakan
pusat
pendengaran. Otak tengah tidak beerkembang dan akan tetap
menjadi otak tengah.
3. Otak belakang (Rhombencephalon), berkembang menjadi
metencephalon
dan
mielencephalon.
Metencephalon
berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan
mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.
 Otak kecil (cerebelum), terletak di bagian belakang kepala
dan dekat dengan bagian leher ujung atas. Meskipun
mempunyai bentuk yang kecil jika dibandingkan dengan
otak besar, cerebelum memiliki fungsi yang sangat penting.
Cerebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi
gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan
posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
 Jembatan Varol(Pons Varoli), berbentuk seperti tonjolan
yang terletak antara otak tengah (mesencephalon) dengan
madulla
oblongata.
berisi
serabut
saraf
yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, dan juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Berfungsi juga sebagai pengontrol proses pernapasan.
 Medulla Oblongata (Sumsum sambung), merupakan bagian
dari otak belakang yang berbentuk kerucut dan mengandung
banyak serabut saraf yang berfungsi menghantarkan impuls
yang datang dari medulla spinalis menuju otak. Sumsum
sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan
respirasi, gerak alat pencernaan dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu, medulla oblongata juga mengatur
gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk dan berkedip.
b. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Medula spinalis merupakan kelanjutan dari medulla oblongata.
Bagian berlanjut ke belakang sampai tulang belakang. Panjang
sumsum tulang belakang sekitar 42 cm sampai 43cm. Medula
spinalis dilindungi oleh rongga tulang belakang dan dilapisi oleh
meninges. Pada penampang melintang medula spinalis terlihat
bagian luar berwarna putih (alba), sedangkan bagian dalam
berbentuk kupu-kupu dn berwarna kelabu (grissea). Pada
penampang melintang susmsum tulang belakang ada bagian seperti
sayap yang terdiri atas sayap atas (tanduk dorsal) dan sayap bawah
(tanduk ventral). Impuls sensori dari reseptor dihantarkan ke
sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan
akan menghantarkan ke saraf motorik.
2. Systema Nervosum Periphericum (sistem saraf tepi)
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf
pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer
merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang
melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian, otot,
kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat,
sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang. Terdiri dari sistem saraf
sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom).
a. Sistem saraf sadar (somatik), yaitu sistem saraf yang mengatur
segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah
koordinasi saraf pusat atau otak. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa
ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan
oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Berdasarkan
asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem
saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
• Sistem Saraf Otak (Cranial)
Sistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada
otak dan dibedakan menjadi 12 pasang saraf, seperti tercantum pada
tabel berikut:
Urutan saraf
Nama Saraf
Fungsi
saraf
I
Nervus olfaktorius Sensorik
Hidung,
sebagai
alat
penciuman
II
Nervus optikus
Sensorik
Bola
mata,
untuk
penglihatan
III
Nervus
Motorik
okulomotoris
IV
Nervus troklearis
Penggerak bola mata dan
mengangkat kelopak mata
Motorik
Mata, memutar mata dan
penggerak bola mata
V
Nervus trigeminus Motorik dan sensorik
-nervus
Motorik dan Kulit kepala dan kelopak
oftalmikus
sensorik
mata atas
Sensorik
Rahang
atas,
palatum,
-nervus maksilaris Motorik dan hidung
-nervus
sensorik
Rahang bawah dan lidah
Motorik
Mata, penggoyang sisis
mandibularis
VI
Nervus abdusen
mata
VII
Nervus fasialis
Motorik
Otot lidah, menggerakkan
lidah
VIII
Nervus auditorius
Sensorik
Telinga,
rangsangan
pendengaran
IX
Nervus
X
gloso- Sensorik
Faring, tonsil dan lidah,
faringeis
dan motorik rangsangan cita rasa
Nervus vagus
Sensorik
Jantung, lambung, usus
dan motorik halus, laring
XI
Nervus asesorius
Motorik
Leher, otot leher
XII
Nervus
Motorik
Lidah, cita rasa dan otot
hipoglosus
lidah
• Sistem saraf sumsum spinalis
Sistem saraf sumsum spinalis merupakan sistem saraf yang berpusat
pada medula spinali (sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31
pasang saraf yang terbagi sepanjang medula spinalis. 31 pasang saraf
medula spinalis, seperti tercantum pada tabel berikut:
jumlah
Medulla
spinalis menuju
daerah
7
serviks
Kulit kepala, leher an otot tangan
punggung
Organ dalam
Lumbal/pinggang
Paha
pasang
12
pasang
5
pasang
5
pasang
Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari
1
koksigeal
Sekitar tulang ekor
pasang
b. Sistem Saraf Tak sadar (otonom), mengatur kerja jaringan dan
organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh
kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf
otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Pada gerak refleks,
impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf
sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung
(asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan
ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau
kelenjar. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan
sistem saraf parasimpatik.
• Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena
saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai
dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul
saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem
saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung,
memperlebar pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi
tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil,
menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan
meningkatkan sekresi adrenalin.
• Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf
kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan
daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang
berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf
simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang
berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada
sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung,
sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut
jantung.
E. Sel sistem Saraf (Nervosum)
Sistem nervosum (saraf) terdiri dari jaringan saraf yang selnya padat dan
ketat dan saling terkait. Meskipun sangat kompleks, jaringan saraf hanya
terdiri dari dua jenis sel utama, yaitu neuron (sel-sel saraf) dan neuroglia
(sel pendukung/insulator/pelindung sel saraf).
Gambar: Sel saraf
1. Neuron (sel saraf)
Neuron adalah sel-sel yang sangat kompleks. Semua sel saraf
mempunyai badan sel (cell body) yang fungsinya sangat penting
dalam kerja sistem saraf. Neuron bergabung membentuk suatu
jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Neuron terdiri dari
beberapa bagian, yaitu:
a. Badan Sel (The Cell Body)
Badan sel disebut juga soma (badan). Diameternya antara 5 sampai
140 μm. Semua sel saraf hanya memiliki satu inti sel yang
dikelilingi oleh sitoplasma. Kandungan sitoplasma pada sel saraf
tidak berbeda dengan sel-sel lain pada umumnya. Badan sel
merupakan tempat proses dari impuls yang diterima oleh ujungujung saraf. Badan sel menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Badan sel banyak terletak di Sistem
Saraf Pusat. Namun badan sel yang disebut ganglia
(tunggal:ganglion) terletak disepanjang sistem saraf tepi.
b. Tonjolan ( prosesus )
Prosesus merupakan sambungan mirip serat yang panjang dari
badan sel dan memungkinkan neuron dapat menghantarkan sinyal
melewati jarak yang jauh. Ada tiga jenis tonjolan neuron yaitu :
 Dendrit, tonjolan bercabang pendek yang menghantarkan
rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju ke badan sel saraf.
Dendrit juga berfungsi sebagai penerima rangsang dan
memperluas area untuk menerima sinyal dari sel saraf lain.
 Serabut saraf akson (neurit), tonjolan panjang yang merupakan
penjuluran sitoplasma badan sel yang berfungsi menghantarkan
rangsang (impuls) dari badan sel saraf menuju ke luar badan sel
saraf. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis
selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
 Persambungan (sinapsis), tempat pertemuan ujung akson sel
saraf dengan ujung dendrit sel saraf lainnya, sehingga
merupakan tempat perpindahan impuls menuju sel saraf
lainnya.
gambar: Sinaps
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi 3
macam, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik dan sel saraf
intermediet (asosiasi).
 Sel saraf sensorik, berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan
dengan saraf asosiasi (intermediet).
 Sel saraf motorik, berfungsi mengirim impuls dari sistem saraf
pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan
tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan
dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat
panjang.
 Sel saraf intermediet, disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini
dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi
menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem
saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor
sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok
serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung
dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf
berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
Berdasarkan jumlah ulurannya neuron terbagi menjadi:
• Neuron bipolar yaitu neuron yang memiliki satu buah akson yang
bercabang.
• Neuron unipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson dan satu
dendrite.
• Neuron multipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson dan
sejumlah
dendrite.
Gambar (a) Neuron unipolar,(b) neuron bipolar,(c) neuron multipolar.
2. Neuroglia (sel pendukung/insulator/pelindung sel saraf)
Neuroglia menyediakan dukungan struktural, perlindungan, dan
bantuan untuk neuron. Terdapat lebih banyak dari neuron. Terdiri dari
sel schwan dan nodus ranvier.
a. Sel schwan, merupakan sel penunjang yang tersusun seperti rantai
di sepanjang akson. Sel schwan bersama-sama melapisi akson
dengan lapisan insulator yang disebut selubung mielin. Fungsinya
memberi nutrisi dan membantu regenerasi akson.
b. Nodus ranvier, merupakan celah kecil pada selubung mielin yang
berada di antar serangkaian susunan sel schwan di sepanjang
akson. Berfungsi mempercepat jalannya impuls.
F. Panca Indera
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar
sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan
dari luar tubuh dapat ditangkap, dibutuhkan alat –alat tubuh tertentu yang
dinamakan indera. Kelima indera itu adalah mata, telinga, kulit, hidung,
lidah. Setiap manusia memiliki panca indera yang berfungsi dengan baik
untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai
dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat
indera masih bisa hidup namun tidak dapat menikmati hidup layaknya
manusia yang lainnya.
Indera manusia disebut dengan panca indera ,yaitu :
1. Indera pengelihatan atau mata
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan
sekitarnya dalam bentuk gambar, sehingga mampu mengenali
lingkungan yang ada disekitarnya dengan cepat. Rangsangan cahya
terjadi seperti berikut: cahaya- aqueous humor - pupil- lensa - vitreous
humor- retina. Dan bagian - bagian mata memiliki fungsi, yaitu :
• seklera, merupakan pembungkus lapisan terluar pada mata yan
berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan mekanis
• kornea, merupakan selaput bening tembus pandang pada bagian depan
sklera sebagai penerima rangsang cahaya mereaksikan cahaya
• koroidea, lapisan tengah antara sklera dan retina berupa selaput darah
(kecuali pada bagian depan ) sebagai penyedia makanan bagi bagian
mata yang lain
• iris selaput berwarna, (mengandung pigmen melanin terletak pada
bagian depan koroidea) berfungsi memberi warna pada bola mata
melindungi refleksi cahaya pada mata
• pupil, berupa lubang yang dibatasi oleh iris berfungsi mengatur
banyak sedikitnya cahaya yang masuk
• lensa, berupa lensa bikonveks untuk membiaskan dan memfokuskan
cahaya agar jatuh tepat pada retina
• aqueus humor, berupa cairan encer untuk menjaga bentung kantong
depan boal mata
• vitreous humor, berupa cairan bening dan kental pada selaput jala
untuk meneruskan rangsang kebagian mata
• retina, menerima bayangan
• fovea, bagian yang mengandung sel - sel berbentuk kerucut sebagai
tempat jatuh bayangan pada retina
• badan silia, berupa otot melingkar dan radial yang terdekat pada ujung
depan lapisan koroid untuk menyokong lensa dan mensekresikan
aqueus humor
• bintik buta, tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata
tidak peka terhadap cahaya karena tidak ada sel konus dan sedikit sel
batang
• saraf mata, berupa serabut saraf meneruskan cahaya ke saraf kranial
atau saraf optik
2. Indra penciuman atau hidung
Panca indera yang digunakan untuk mengenali lingkungan sekitar
melalui aromanya. Indra pembau pada tubuh kita berupa hidung. Di
dalam rongga hidung bagian atas terdapat serabut-serabut saraf
pembau dengan sel-sel pembau di ujungnya. Serabut-serabut saraf itu
bergabung menjadi urat saraf pembau yang menuju pusat pembau di
otak. Sel-sel pembau mempunyai rambut-rambut halus di ujungnya
dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Selsel pembau peka terhadap zat-zat kimia dalam udara (berupa gas atau
uap). Pada saat tubuh terserang flu biasanya disertai dengan pilek.
Pilek menyebabkan saluran pernapasan tersumbat, terutama pada
bagian hidung. Saat pilek, hidung tidak peka terhadap bau (aroma)
tertentu dan nafsu makan berkurang karena lidah tidak peka terhadap
rasa. Adakah hubungan antara indra pembau (penciuman) dan indra
pengecap. Pada saat kita menarik napas, udara masuk ke dalam rongga
hidung. Gas memasuki rongga hidung bercampur dengan lendir,
kemudian menstimulasi ujung-ujung saraf. Impuls ini diteruskan ke
saraf pembau di pusat saraf, dan akhirnya diinterpretasikan sebagai
bau. Indra pembau (pencium) ini bersangkut paut dengan indra
pengecap. Jika terjadi gangguan pada indra pembau, kita tidak dapat
mengecap dengan baik.
3. Indra pengecap atau lidah
Indra pengecap pada tubuh kita berupa lidah. Manusia kadang-kadang
lebih menyenangi beberapa makanan tertentu daripada jenis makanan
yang lain. Hal itu disebabkan mereka dapat merasakan perbedaan
substansi kimiawi pada makanan tersebut. Seperti halnya indra yang
lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Pada
manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncupkuncup pengecap
pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu,
terletak pada lidah di bagian depan hingga belakang. Indra pengecap
4.
a.
b.
c.
5.
makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap
melalui pori-pori bagian atas. Di dalam mulut, makanan akan
merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut. Dari ujung tersebut
pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai
hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut
kita. Manusia hanya mampu mengecap empat macam cita rasa, yaitu
rasa asam, asin, manis, dan pahit. Kuncup pengecap pada lidah untuk
masing-masing rasa tersebut terletak di daerah yang berbeda. Untuk
cita rasa manis berada di bagian ujung lidah sedangkan depan lidah
untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa asam ada di sisi lidah.
Adapun, kuncup pengecap untuk cita rasa pahit berada di bagian
belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang
mempunyai rasa manis dan pahit sekaligus, maka yang terasa lebih
awal adalah rasa manis barulah kemudian rasa pahit.
Indera peraba atau kulit
Alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu,
sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit
terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron
sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi,
dll. Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita
bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni :
Kemoreseptor kemoreseptor adalah alat indera yang merespon
terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (idung) dan indra
pengecap (lidah).
Mekanoreseptor mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon
terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni
indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
Photoreseptor / fotoreseptor photoreseptor adalah alat indera yang
merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau
mata. Alat indra kita merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab
itu jagalah kesehatan alat indera kita agar tetap sehat dan berfungsi
dengan baik.
Indra pendengaran atau telinga
Alat indera untuk mengenali lingkungan dengan rangsangan bunyi
telinga luar telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran telinga luar,
dan bagian yang berbatasan dengan telinga tengah atau disebut juga
membrane tympani (gendang telinga). Telinga tengah telinga tenga
(rongga tympani) berupa rongga kecil yang berisi udara, terletak di
dalam tulangoelipis, dan dindingnya dilapisi sel epitel. Di dalam
rongga telinga tenga terdapat tiga tulang, yaitu tulang martil, tulang
landasan, dan tulang sanggurdi. Ke tiga tulang tersebut saling
berhubungan melalui sendi yang bergerak bebas. Ke arah depan,
telinga tengah dihubungkan dengan tenggorokan oleh saluran tuba
eustachius. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan telingah luar
dengan telinga tengah. Telinga dalam telinga dalam (labirin) terdiri
dari labirin osea dan labirin membranase. Labirin osea adalah
serangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum berisi
cairan perilimfe. Sedangkan labirin membranase memiliki bentuk
yang sama dengan labirin osea, tetapi terletak di bagian yang lebih
dalam dan dilapisi sel epitel seta berisi cairan endolimfe. Labirin osea
terdiri dari tiga bagian yaitu kanalis semisrkularis, vestibula dan
koklea. Kanalis semisirkularis dan vestibula mengandung reseptor
keseimbangan tubuh, sedangkan koklea mengandung reseptor
pendengaran. Telinga sebagai indra keseimbangan indera
keseimbangan merupakan indra khusus yang terletak di dalam telinga.
Indra keseimbangan secara structural terletak dekat indra pendengaran
yaitu di bagian belakang telinga dalam yang membentuk struktur
utrikulus dan sakulus, serta kanalis semisirkularis. Struktru tersebut
berfungsi dalam pengaturan keseimbangan tubuh yang dihubungkan
dengan bagian keseimbangan saraf otak viii. Dengan demikian saraf
viii mengandung 2 komponen yaitu komponen pendengaran dan
komponen keseimbangan. Telinga sebagai indra pendengaran telinga
daoat mendengar jika ada gelombang suara. Gelombang suara adalah
suatu perubahan rapatan dan renggangan molekul udara yang
disebabkan oleh bergetarnya suatu benda. Daun telinga berfungsi
seperti corong yang mengumpulkan gelombang suara kemudian
disalurkan ke saluran telinga luar. Gelombang udara akan diteruskan
ke tulang-tulang pendengaran. Getaran pada tulang sanggurdi akan
menyebabkan tingkap oval bergetar sehingga perilimfe pada skala
vestibule juga bergetar. Pada tingkap oval, terjadi penguatan getaran
sekitar 20 kali. Getaran prelimfe pada skala vestubuli akan melintasi
membrane vestibularis, sehingga menggetarkan membrane basilaris.
Akibatnya, rambut pada sel rambut akan bergetar terhadap membrane
tektoria dan menimbulkan impuls yang akan dijalarkan ke saraf otak
lalu ke korteks otak bagian pendengaran untuk diinterprentasikan.
G. Mekanisme Pengantar Impuls
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel
saraf dan sinapsis.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan
melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan
potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu
sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub
negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa
rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan
perbedaan
potensial
listrik
sesaat.
Perubahan
potensial
ini
(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan
perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai
dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau
tidaknya
selubung
mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak
dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali
seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali
diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan
berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang
(threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah
potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls
akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat
menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu
tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk
tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat
struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang
disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis
disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel
berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila
impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan
melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter
adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari
neuron
pra-sinapsis
ke
post-sinapsis.
Neurontransmitter
ada
bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh,
noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta
serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi
melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat
pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor
menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
melaksanakan
tugasnya
maka
akan
diuraikan
oleh
enzim
asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
H. Hubungan Sistem Nervosum dengan Keperawatan Gigi
Pemahaman system saraf dalam keperawatan gigi karena berhubungan
dengan gigi manusia. Adapun keterkaitan system saraf dalam proses
terbentuknya plak, karies, radang gusi dan lain-lain.
Secara umum penyakit yang menyerang gigi dimulai dengan adanya plak
gigi.Plak timbul dari sisa makanan yang mengendap pada lapisan gigi
yang kemudian berinteraksi dengan bakteri yang banyak terdapat dalam
mulut, seperti Streptococcus mutans. Plak akan melarutkan lapisan email
pada gigi sehingga lama-kelamaan lapisan itu menipis. Terjadinya plak
sangat singkat hanya 10 – 15 menit setelah makan.
Plak yang menumpuk kemudian membentuk karies gigi yang akhirnya
merusak lapisan email hingga melubangi gigi. Malangnya, proses ini
biasanya tidak kita sadari karena lapisan plak sering tak terlihat karena
warnanya juga putih. Sedangkan proses lubangnya gigi kadang tak terasa
selama belum menyentuh saraf gigi yang terletak di dalam rongga gigi
yang cukup dalam.
Proses kerusakan gigi umumnya berlangsung cukup lama dan sering tidak
disadari. Proses karies bisa terjadi dalam 1-2 tahun sebelum terdeteksi
oleh saraf sehingga sakit gigi baru terasa. Untuk mendeteksi adanya plak,
biasanya digunakan suatu cairan khusus yang disapukan pada pemukaan
gigi. Gigi yang mengandung plak akan berwarna merah dan harus segera
dibersihkan sebelum menjadi karies. Jika tumpukan plak mengendap di
dekat gusi akan tercipta karang gigi berupa lapisan kapur yang
mengendap cukup tebal antara gigi dan gusi. Selain membuat kusam gigi,
karang gigi akan memicu radang gusi yang warnanya sangat merah,
bengkak, dan mudah berdarah. Tentu saja sakit pula rasanya.
Terkadang jika gigi sakit atau berlubang, kita memindahkan proses
memakan pada satu sisi mulut saja. Hal ini bisa menimbulkan ketegangan
otot mengunyah pada satu sisi dan tidak berfungsinya sisi yang lain
sehingga timbul ketegangan pada sekitar leher. Gigi berlubang yang
sudah mencapai saraf gigi dan tak juga diatasi bisa berakibat
fatal.Masalahnya sistem saraf dan pembuluh darah kita menyambung di
seluruh tubuh sehingga bakteri bisa menimbulkan infeksi pada organorgan vital seperti jantung, ginjal dan otak.Saraf perasa pada gigi juga
bisa mati sehingga gigi yang berlubang tak terasa sakit lagi.Hilangnya
rasa sakit ini bukan berarti sembuh tetapi justru menjadi tempat
berkumpulnya bakteri yang menimbulkan munculnya berbagai penyakit,
termasuk masuknya bakteri dalam sistem syaraf dan pembuluh darah
dalam gigi.“Dalam beberapa kasus, seperti alergi kulit, sakit mata, sakit
telinga hingga migrain ternyata berhubungan dengan gigi yang berlubang.
Karena itu pemahaman tentang system saraf dalam keperawatan gigi
sangat diperlukan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel
saraf (neuron). Sistem saraf bekerja saling berhubungan dengan sistem yang
lainnya. Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak yang dilindungi oleh tengkorak dan sumsum
tulang belakang yang di lindungi oleh tulang belakang. Sedangkan sistem saraf
perifer terdiri dari sistem saraf sadar dan tak sadar. Saraf sadar terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang, sedangkan saraf tak sadar terdiri dari saraf
simpatik dan parasimpatik.
Sel penyusun sistem saraf terdiri dari neuron dan neuroglia. Neuron merupakan
sel saraf yang terdiri dari badan sel dan tonjolan. Tonjolan berupa dendrit, akson
dan sinapsis. Sedangkan neuroglia merupakan sel pendukung neuron terdiri dari
sel schwan dan nodus ranvier.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/Appolucion/sistem-saraf-koordinasi-danpengontrolan
http://www.scribd.com/doc/114711497/Sistem-Nervosum
http://systembiosaraf.wordpress.com/2010/04/28/sst-sistem-saraf-tepiperifer/
Http://organisasi.org/5-lima-alat-indera-manusia-mata-hidung-telinga-lidahkulit-panca-indera
http://www.biologisel.com/2013/02/indra-peraba-indra-pembau-penciumdan.html
http://www.biologizone.com/p/indera-pendengaran-telinga.html
http://fadliyanur.blogspot.com/2010/12/sistem-nervosum.html
http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf
http://www.slideshare.net/irwanto/sistem-sara1-f-presentation
http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-syaraf/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf_pusat
http://www.slideshare.net/basil_miaw/power-point-anatomi-fisiologi-sistemsaraf
kempoantolin.wordpress.com/rajin-sikat-gigi-dan-hindari-makanan-pencetusplak/
http://www.profitgoonline.com/2013/05/systema-nervosum-sistem-saraf.html
Anonim.
2010.
Sistem
saraf
pusat.
Tersedia
pada
http://grandmall10.wordpress.com /2010/03/02/system-saraf-pusat/
Anonim.
2010.
Sistem
saraf
tepi.
Tersedia
pada
http://systembiosaraf.wordpress.com /2010/04/28/sst-sistem-saraf-tepiperifer/
Diah et al. 2007. Biologi SMA dn MA. Jakarta: Esis.
Marieb E N, Wihelm P B, Mallatt J. 2012. Human Anatomy (sixth edition). New
York: Pearson.
Download