Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak sadar. Saraf tak sadar adalah saraf yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh yang bekerja di luar kesadaran. Saraf tak sadar sering disebut saraf otonom. Saraf tak sadar terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Kedua sistem saraf tersebut bekerja saling berlawanan. Sistem saraf simpatik mempunyai simpul saraf atau ganglion di sepanjang tulang belakang sebelah depan, mulai ruas leher terbawah sampai dengan tulang ekor. Tiap simpul saraf saling berhubungan, sehingga menjadi dua deretan, yaitu deretan kiri dan kanan. Tiap simpul dihubungkan oleh sumsum tulang belakang. Dari tiap simpul terdapat saraf yang menuju ginjal, paru-paru, jantung, dan organ-organ lainnya. Fungsi saraf simpatik, antara lain mengerutkan kulit rambut, mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh darah, dan mempertinggi tekanan darah. Sistem saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang saling berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Fungsi saraf parasimpatik berlawanan dengan fungsi saraf simpatik. Fungsi saraf parasimpatik, antara lain mengembangkan kulit rambut, memperlambat denyut jantung, mempersempit pembuluh darah, dan menurunkan tekanan darah. medula SIMPATI K oblongata membesarkan pupil PARASIMPATIK mengecilkan pupil menstimulasi aliran ludah menghambat aliran ludah ganglion memperlambat detak jantung mempercepat detak jantung membesarkan bronkus mengerutkan bronkus menstimulasi peristaltis dan sekresi menghambat peristaltis dan sekresi menstimulasi perubahan glikogen ke glukosa menstimulasi pelepasan bilus mengerutkan kandung kemih sekresi adrenalin dan nonadrenalin rantai ganglia simpatik Gambar 3.7 Sistem saraf otonom. Saraf simpatik mempersiapkan tubuh untuk keadaan darurat. Saraf parasimpatik membalikkan pengaruh (efek) rangsangan simpatik 34 Mari BIAS 3 menghambat kontraksi kandung kemih Sumber: Biologi, 1990 4. Gerak Biasa dan Gerak Refleks Suatu gerakan terjadi biasanya diawali dengan adanya rangsangan. Gerakan yang terjadi ada yang kita sadari sebelumnya dan ada yang kita sadari setelah terjadinya gerakan. Berdasarkan hal tersebut, gerak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. a. Gerak biasa Di musim hujan, kamu sering kehujanan dan merasa kedinginan. Agar tidak kehujanan, kamu sering membawa payung sebelum bepergian. reseptor informasi masuk otak keputusan Gambar 3.8 Skema perjalanan pulsa elektrik pada gerak biasa perintah otot/kelenjar Sumber: Biologi, 1995 Bagaimana proses terbukanya payung pada saat hujan? Proses dimulai dari adanya titik-titik hujan yang mengenai reseptor pada kulit. Reseptor selanjutnya mengirimkan impuls titik-titik air hujan sepanjang neuron sensorik menuju ke neuron asosiasi di dalam sumsum spinal, kemudian dilanjutkan ke otak. Otak mengolah impuls “titik-titik air hujan” dan selanjutnya memutuskan untuk membuka payung. Dari otak impuls “membuka payung” dikirim melalui neuron asosiasi ke sumsum spinal selanjutnya ke neuron motorik di tanganmu. Akhirnya tanganmu segera bergerak membuka payung. Gerakan membuka payung, seperti yang dicontohkan pada uraian di atas merupakan gerakan yang kamu sadari sebelumnya. Dengan kata lain gerak terjadi karena adanya perintah dari otak. Gerak yang demikian itu dinamakan gerak biasa. Jalannya rangsang gerak biasa dapat diikhtisarkan sebagai berikut. Rangsang —— Reseptor —— Saraf sensorik —— Otak —— Saraf motorik —— Efektor —— Gerakan b. Gerak refleks Ketika berjalan, secara tidak sengaja kakimu tertusuk paku yang tajam. Apa yang kamu lakukan ketika kaki kamu tertusuk paku yang tajam pada saat sedang berjalan? Paku yang mengenai kakimu merupakan rangsangan (impuls) yang diterima oleh kulit kaki. Impuls tersebut diteruskan oleh neuron sensorik menuju ke sumsum tulang belakang yang segera meneruskannya ke neuron Sistem Koordinasi dan Alat Indra pada Manusia 35