metode-metode dalam penelitian psikologi

advertisement
METODE-METODE
DALAM PENELITIAN
PSIKOLOGI
Pada dasarnya metode penelitian dapat dibedakan
atas dua bagian besar, yaitu metode longitudinal dan
crossectional.
• Metode Longitudinal
Metode
ini
merupakan
metode
yang
membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai
suatu hasil penelitian. Penelitian dilakukan hari
demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi
tahun, hasil pengamatan dicatat, kemudian
diolah untuk menarik kesimpulan.
• Metode Crossectional
Metode
ini
merupakan
metode
yang
membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama
untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan
metode ini dalam waktu yang relatif singkat
dapat
dikumpulkan
bahan
yang
banyak.
Contohnya adalah metode kuesioner
Dalam penelitian psikologi juga
terdapat metode :
• Penelitian Eksperimental
Dengan metode eksperimental peneliti dengan
sengaja menimbulkan keadaan atau situasi yang
ingin diteliti, dengan menggunakan perlakuan
atau treatment, yang ingin diketahui akibat dari
perlakuan tersebut.
• Penelitian Non-Eksperimental
Dalam penelitian non-eksperimental peneliti
mencari atau menunggu situasi yang ingin
diteliti, jadi penelitian dilakukan dalam keadaan
wajar/situasi alami (natural) sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
Metode-metode yang
digunakan dalam Psikologi
• Metode Instrospeksi
Metode ini merupakan metode penelitian dengan
melihat peristiwa-peristiwa kejiwaan ke dalam
dirinya sendiri.
• Metode Instrospeksi Eksperimental
Metode ini merupakan penggabungan metode
instrospeksi dengan eksperimen.
• Metode Ekstrospeksi
Metode ekstrospeksi subjek penelitian bukan
dirinya sendiri, tetapi orang lain. Namun juga
berdasar pada metode instrospeksi, dimana
orang dapat menyimpulkan yang terjadi pada
orang lain, juga berdasarkan dirinya sendiri.
• Metode Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan metode
penelitian dengan menggunakan daftar
pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab/dikerjakan
oleh
orang
yang
menjadi subjek dari penelitian tersebut.
• Metode Interview
Interview merupakan metode penelitian
dengan
menggunakan
pertanyaanpertanyaan yang diberikan secara lisan.
• Metode Biografi
Metode ini merupakan tulisan tentang
kehidupan seseorang
yang merupakan
riwayat hidup
• Metode Analisis Karya
Metode analisis karya merupakan suatu metode
dengan mengadakan analisis dari hasil karya.
• Metode Klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan
klinis untuk mempelajari keadaan orang-orang
yang jiwanya terganggu (abnormal). Kelemahan
metode ini seakan-akan memberi kesan bahwa
subjeknya orang-orang yang jiwanya tidak
normal, hingga hasil yang dicapai kurang
menggambarkan keadaan jiwa pada umumnya.
• Metode Testing
Metode ini merupakan metode penelitian yang
menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan,
atau
tugas-tugas
lain
yang
telah
distandarisasikan.
• Metode Statistik
Metode statistik digunakan untuk mengadakan
penganalisisan terhadap materi atau data yang
telah dikumpulkan dalam suatu penelitian.
Manusia & Perkembangannya
Terdapat banyak pendapat dari para ahli tentang
faktor-faktor
yang
menentukan
dalam
perkembangan manusia, sehingga menimbulkan
bermacam-macam teori mengenai perkembangan
manusia.
• Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan
manusia ditentukan oleh faktor-faktor nativus,
yaitu faktor-faktor keturunan yang merupakan
faktor-faktor yang dibawa oleh individu pada waktu
dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu
dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu,
sifat-sifat inilah yang menentukan keadaan
individu yang bersangkutan, sedangkan faktor lain
yaitu lingkungan tidak berpengaruh terhadap
perkembangan inidividu itu.
• Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan
seseorang
individu
akan
ditentukan
oleh
pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama
perkembangan
individu
itu,
termasuk
pendidikannya. Teori empirisme ini dikemukan oleh
John Locke, yang dikenal denga teori tabula rasa,
yang memandang keturunan atau pembawaan tidak
mempunyai peranan.
• Teori Konvergensi
Teori ini dikemukakan oleh Willian Stern. Teori ini
merupakan gabungan dari teori nativisme dan
empirisme, yaitu pembawaan maupun pengalaman
atau lingkungan mempunyai peranan penting dalam
perkembangan individu. Perkembangan individu
akan ditentukan baik oleh faktor yang dibawa sejak
lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan
(faktor eksogen)
FAKTOR ENDOGEN &
FAKTOR EKSOGEN
Faktor Endogen adalah faktor yang dibawa
oleh individu sejak dalam kandungan
hingga
lahir.
Jadi
faktor
endogen
merupakan faktor keturunan dan faktor
pembawaan.
Faktor Eksogen adalah faktor yang datang
dari
luar
diri
individu,
merupakan
pengalaman-pengalaman, alam sekitar,
pendidikan dsb.
LANDASAN NEUROBIOLOGIS
DARI PSIKOLOGI
• Sistem saraf terdiri dari sel yang
disebut neuron yang menerima
stimulasi melalui dendrit dan sel
tubuh serta memindahkan impuls
melalui
akson.
Akson
aferen
membawa pesan dari reseptor indera
menuju ke otak dan sumsum
belakang,
neuron
eferen
memindahkan isyarat dari otak dan
sumsum belakang ke saluran otot
dan kelenjar. Benang akson akan
mengelompok membentuk saraf.
• Dua aspek penting dalam pemindahan impuls :
konduksi sepanjang benang akson dari pemindahan
yang menyeberangi sambungan sinaptik antar
neuron. Konduksi aksional melalui potensi aktif,
elektrokimia menyangkut perubahan antara ion
sodium dan potasium melalui jaringan sel. Senyawa
kimia
yang
menjadi
perantara
disebut
neurotransmitor, membawa impuls dari satu neuron
ke neuron selanjutnya di seberang sinapsis.
Neurotransmitor dilepaskan dari terminal akson dan
bekerja pada dendrite dan sel tubuh dari neuron
penerima,
mengubah
penyeberangan
jaringan
menuju
gerbang pembakaran
(pada sinapsis
eksitatori) atau menjauhi gerbang (pada sinapsis
inhibitory). Gabungan input eksitatory dan input
inhibitory pada sinapsisnya menentukan apakah
sebuah neuron akan terbakar.
• Sistem saraf dibagi dalam sistem
saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) dan sistem saraf periferal
(saraf-saraf yang membentang dari
otak dan sumsum tulang belakang
ke bagian tubuh lainnya). Sub-sub
pembagian dan sistem saraf periferal
adalah
sistem
somatik
(yang
membawa pesan menuju dan dari
reseptor
indra,
otot-otot,
dan
permukaan
tubuh)
dan
sistem
otonomik
(yang
berhubungan
dengan organ-organ internal dan
kelenjar-kelenjar)
Otak manusia terdiri dari tiga lapisan konsentrik, Central
core, sistem limbik, dan Cerebrum
a. Central Core mencakup medula, yang bertanggung jawab
pada pengeluaran dan gerak refleks postural ; serebelum
menyangkut koordinasi motorik talamus, sebuah stasiun
pemancar untuk informasi sensorik yang masuk; dan
hipotalamus, berperan penting dalam hal emosi dan
mempertahankan homeostatis. Sistem retikular yang
menyilang
melalui
beberapa
struktur
tersebut
mengendalikan keadaan organisme dalam keadaan jaga
dan kena rangsangan.
b. Sistem
limbik
mengendalikan
beberapa
kegiatan
“instingtif” yang diatur oleh hipotalamus, juga memegang
peranan penting dalam emosi dan ingatan.
c. Cerebrum dibagi dalam 2 belahan serebral. Permukaan
belahan yang bergelombang yaitu korteks serebral,
mengendalikan diskriminasi, pembuatan keputusan,
belajar, dan berpikir. Bagian tertentu otak merupakan
pusat masukan sensorik atau pengendalian gerakan
khusus. Bagian otak selebihnya terdiri dari bagian yang
berasosiasi
• Ketika korpuskalosum (pita benang-benang saraf
yang menghubungkan kedua belahan serebral)
terputus, perbedaan yang mencolok dalam fungsi
kedua belahan serebral tersebut dapat diamati.
Belahan kiri terampil dalam kemampuan bahasa
dan matematika, belahan kanan dapat mengerti
sebagian unsur bahas tetapi tidak dapat
berkomunikasi dengan ucapan.
• Sistem saraf otonomi terdiri dari dua bagian,
bagian simpatetik dan bagian parasimpatetik.
Karena benangnya menjadi perantara otot halus
dengan kelenjar, sistem otonomi menjadi penting
dalam reaksi emosional pada khususnya. Bagian
simpatetik biasanya menjadi aktif selama ada
rangsangan emosi, dan parasimpatetik menjadi
aktif selama keadaan tenang.
• Kelenjar endoktrin memancarkan hormon ke
dalam aliran darah yang penting bagi
perilaku emosional dan motivasi serta
penting bagi beberapa aspek kepribadian.
Kelenjar tersebut merupakan pasangan yang
penting
bagi
sistem
saraf
dalam
mengintegrasikan perilaku, dan kegiatannya
berkaitan erat dengan kegiatan hipotalamus
dan sistem saraf otonomi.
• Potensi hereditas individu, diturunkan oleh
kromosom dan gen, mempengaruhi ciri
psikologis dan jasmaniah. Gen utama terdiri
dari molekul-molekul DNA, yang merupakan
penghantar dari informasi genetik. Beberapa
gen bersifat dominan, sebagian resesif, dan
sebagian merupakan pautan seks. Sebagian
besar ciri manusia adalah poligenik yaitu
ditentukan oleh banyaknya pasangan gen.
• Pembiakan pilihan (mengawinkan hewan
dengan suatu ciri tertentu yang kuat atau
lemah) merupakan metode mempelajari
pengaruh hereditas. Metode lain untuk
mengklasifikasikan pengaruh lingkungan
dan hereditas adalah dengan anak kembar
dengan ciri identik.
• Semua perilaku tergantung pada interaksi
antara hereditas dengan lingkungan, gen
menentukan batas potensi individu, tetapi
apa yang terjadi pada potensi ini
tergantung pada lingkungan.
Download