Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Alat

advertisement
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.13 No.3, Desember 2016
Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Alat Peraga Kelereng bagi Siswa
Kelas II SD N 050578 Pungai Tahun Ajaran 2013/2014
Jasmanius, S.Pd
SDN 050578 Pungai
[email protected]
Abstrak
Salah satu upaya untuk menumbuhkan kondisi belajar siswa yang menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika adalah menggunakan alat peraga
kelereng dan diskusi kelompok bagi siswa kelas II SD Negeri 050578 Pungai Kecamatan
Binjai Kabupaten Langkat tahun 2013 / 2014. Permasalahan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah bagaimana hasil belajar matematika pada pokok bahasan perkalian dan
pembagian bilangan cacah dengan hasil sampai dengan 50 menggunakan alat peraga
kelereng dan diskusi kelompok bagi siswa kelas II SD Negeri 050578 Pungai Kecamatan
Binjai Kabupaten Langkat tahun 2013/2014. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok
bahasan perkalian dan pembagian bilangancacah dengan hasil sampai dengan 50
menggunakan alat peraga kelereng dan diskusi kelompok bagi siswa kelas II SD Negeri
050578 Pungai Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun 2013/2014.Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dengan melakukan proses pengkajian siklus yang terdiri
dari 4 tahap yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian
tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus.Tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan dan diakhir
siklus diberi tes secara individu. Pada tes akhir siklus I rata-rata nilai tes 72,7. Siswa yang
mendapat nilai ≥ 7,5 ada 77,7 % sebanyak 21 anak dari 27 anak, kemudian siklus II ratarata nilai tes 80. Siswa yang mendapat nilai ≥7,5 ada 88,8 % sebanyak 24 dari 27 siswa
Kata Kunci: Hasil Belajar, Alat Peraga Kelereng
Abstract
One of the efforts to foster student learning conditions were pleasant so that it can
improve learning outcomes of mathematics is to use props marbles and group discussions
for students of classes II SD Negeri 050578 PungaiDistrict of Binjai Langkat year
2013/2014. Problems in this class action research is how the mathematics learning on
the subject of a valid whole number multiplication and division with the results up to 50
using props marbles and group discussions for students of classes II SD Negeri 050578
Pungai District of Binjai Langkat year 2013/2014. Goals to be achieved in this research
is to improve the learning outcomes of students in the subject of math multiplication and
division bilangancacah with results up to 50 using props marbles and group discussions
for students of classes II SD Negeri 050578 PungaiDistrict of Binjai Langkat year
2013/2014. This classroom action research conducted by the assessment process cycle
consists of four phases: planning, action, observation and reflection. In this classroom
action research consisted of two cycles. Each cycle consisted of three meetings and at the
end of the cycle given the test individually. At the end of the first cycle test average test
score of 72.7. Students who score ≥ 7.5 No 77.7% were 21 children from 27 children,
then the second cycle average test scores 80 students who scored 88.8% ≥7,5 there were
24 children from 27 students
Keywords: Learning Outcomes, Marbles Viewer Tool
Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238)
233
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.13 No.3, Desember 2016
A. Pendahuluan
Matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang dengan amat pesat,
baik materi maupun kegunaannya. Matematika mempunyai peran yang cukup besar,
bukan hanya memberikan kemampuan perhitungan kuantitatif tetapi juga dalam hal
penataan cara berfikir terutama dalam hal pembentukan kemampuan menganalisa,
melakukan evaluasi hingga memecahkan masalah. Matematika sebagai ibunya ilmu
dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai sumber ilmu dari yang lain, banyak
ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembanganya bergantung dari matematika.
Seorang guru matematika harus pandai-pandai mensiasati untuk memaksimalkan
usahanya untuk membawa para peserta didik untuk memahami dan menerapkan
keilmuan mereka dalam kehidupan sehari hari. Sesungguhnya matematika itu merupakan
ilmu abstrak yang butuh ketelitian, kesabaran, keuletan dan kesungguhan guru dalam
menerapkan konsep dan mengetahui kondisi murid. Cara meminimalisir turunya
motivasi anak dalam belajar matematika.Pada gilirannya siswa dapat menangkap makna
pengajaran dari guru dan pada akhirnya siswa dapat menjadi manusia yang handal di
daerahnya. “Semakin profisional guru dalam melaksanakan tugasnya semakin terjamin
tercipta dan terbinanya kesiapan dan kehandalan seseorang sebagai tunas bangsa.”
Kondisi riil di SD Negeri 050578 Pungaitahun 2013/2014 yang tergolong low
motivation, sehingga hasil belajar matematika mereka rendah.Akan tetapi hal ini
memungkinkan untuk ditingkatkan dengan melalui penanganan yang baik.
Berdasarkan diskripsi di atas penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul :
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Pengerjaan Hitung
Perkalian Dan Pembagian Bilangan Cacah Dengan Alat Peraga Kelereng Dan Diskusi
Kelompok Bagi Siswa Kelas II SD Negeri 050578 PungaiKecamatan Binjai Kabupaten
Langkat Tahun Pelajaran 2013/2014.
Hakikat belajar matematika
Matematika sebagai sistem yang deduktif formal mengandung arti bahwa
matematika harus dikembangkan berdasarkan pola pikir atau penalaran edukatif dan
setiap prinsip, teori, sifat, dalil dalam matematika harus dibuktikan kebenaranya secara
formal berdasarkan konsistensi kebenarannya.Sprinsip dalam matematika perlu
dibuktikan dengan pola pikir deduktif hal ini dimaksudkan agar matematika yang
dibangun terhindar dari kontradiksi.
Tujuan pembelajaran matematika
Secara umum tujuan pembelajaran matematika meliputi :
a. Mempersiapkan siswa dalam menghadapi masalah sehingga mampu
menyelesaikan secara logis, rasional, kritis, cemat dan jujur.
b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari – hari serta dalam mempelajari bebagai
ilmu pengetahuan.
Secara khusus tujuan pembelajaran matematika meliputi :
a. Siswa memiliki ketrampilan matematika untuk dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Siswa memiliki pandangan yang lebih luas serta memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika, sikap kritis, logis, objektif, terbuka, kreatif serta
inovatif.
c. Hakikat pengajaran dengan diskusi kelompok
Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238)
234
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.13 No.3, Desember 2016
Hasil Belajar Matematika
Nana Sudjana (1989 ) mengatakan bahwa tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat
dikatagorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang
afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), psikomotor (kemampuan / ketrampilan
bertindak / berprilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan.Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak
sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut, harus
dipandang sebagai hasil belajar siswa, dari proses pengajaran. Hasil belajar tesebut
nampak dalam perubahan tingkah laku. Kawasan kognitif dibagi atas enam macam
kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang disusun secara hirarkis dari yang
paling sederhana sampai yang paling kompleks, yaitu (1) pengetahuan adalah
kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari, (2 ) pemahaman adalah
kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal, (3) penerapan adalah kemampuan
mempergunakan hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan
nyata, (4 ) analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian
sehingga struktur organisasinya dapat dipahami, (5) sintesis adalah kemampuan untuk
memadukan bagian-bagian menjadi keseluruhan yang berarti, (6) penilaian adalah
kemampuan memberi harga sesuatu hal yang berdasarkan kriteria interen atau kelompok
atau kriteria eksteren ataupun yang ditetapkan lebih dahulu.
Berdasarkan pandangan diatas maka yang dimaksud dengan hasil belajar
matematika dalam penelitian ini adalah hasil dari seseorang siswa dalam mengikuti
proses pengajaran matematika pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar yang diukur dari
kemampuan siswa tersebut dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika
B. Metode
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SD Negeri 050578
PungaiKecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun ajaran 2013/2014.Adapun siswa yang
menjadi subjek penelitian sebanyak 27 siswa, terdiri dari laki-laki 14 siswa dan
perempuan 13 siswa.
2. Rencana Penelitian
Penelitian tndakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus.Tiap siklus
direncanakan 3 pertemuan. Tiap-tiap siklus direncanakan berkesinambungan artinya
proses dan hasil siklus I akan ditindaklanjuti dalam siklus yang ke 2. Prosedur penelitian
tindakan kelas ini setiap siklus meliputi : (1) Perencanaan (planning). (2) Tindakan
(acting ). (3) Observasi (observing).(4) Refleksi (reflecting).
3. Data dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi yang valid dan reliabel dari pelaksanaan penelitian
tndakan ini, maka perlu kelengkapan data, kualitas alat pengumpul data dan ketepatan
alat analisanya.
a. Jenis data
1) Data hasil belajar siswa.
2) Data siswa dan guru selaku peneliti.
Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238)
235
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.13 No.3, Desember 2016
b. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
1) Melalui hasil tes
2) Hasil pengamatan dari observer.
3) Hasil pengamatan dari peneliti.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
a. Siklus I
Siklus I merupakan proses pembelajaran operasi hitung perkalian bilangan
cacah dengan hasil sampai dengan 50, dengan materi: perkalian sebagai
penjumlahan berulang, mengalikan dua bilangan satu angka dan menemukan sifat
perkalian dengan bilangan 1 dan 0. Siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 28
Nopember 2013, 30 Nopember 2013 pada tiap pertemuan selama 60 menit dan
pembagian waktu untuk pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan
penutup berupa tes individu dan tugas rumah.
1) Pertemuan I
Dari hasil penelitian pada siklus I pertemuan I diperoleh data sebagai berikut:
Siswa sudah cukup siap untuk mengikuti pelajaran dengan alat peraga kelereng
dan diskusi kelompok.Siswa kelihatan tertarik dan senang menggunakan alat
peraga kelereng meskipun pada awalnya kebingungan dalam penggunanya. Hal
ini membuat susana kelas gaduh. Keberanian bertanya siswa kepada guru
masih kurang.
2) Pertemuan II
Dari hasil penelitian pada siklus I pertemuan II diperoleh data sebagai berikut:
Siswa sudah cukup baik dalam menggunakan alat peraga kelereng untuk
menyelesaikan soal. Suasana diskusinya sudah lebih baik, mereka saling
bekerja sama bantu membantu dalam pengerjaan soal dengan alat peraga
kelereng. Siswa yang kurang, dibantu teman dalam lingkup kelompok masingmasing dan mendapat bimbingan dari guru.
3) Hasil tes akhir siklus I
Hasil tes akhir siklus I disajikan dalam tabel berikut:
NIlai Rata-rata
Ketuntasan
72,7
77,7 %
b. Siklus II
Siklus II merupakan proses pembelajaran operasi hitung pembagian bilangan
cacah, dengan materi pembagian sebagai pengurangan berulang dan membagi
bilangan dengan bilangan lain tanpa sisa. Siklus II ini dilakukan pada tanggal 5
Desember 2013, 6 Desember 2013 pada tiap pertemuan selama 60 menit dan
pembagian waktu untuk pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan
penutup berupa tes individu dan tugas rumah.
Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238)
236
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.13 No.3, Desember 2016
1). Pertemuan I
Dari hasil penelitian pada siklus II pertemuan I diperoleh data sebagai berikut:
Hasil observasi terhadap siswa
Siswa sudah cukup baik dalam menggunakan alat peraga kelereng untuk
menyelesaikan soal. Suasana diskusinya sudah baik, mereka saling bekerja
sama bantu membantu dalam pengerjaan soal dengan alat peraga kelereng.
Siswa yang kurang paham dengan bantuan teman, diajari oleh guru dalam
lingkup kelompok masing-masing.
2) Pertemuan II
Jika siswa kurang jelas, siswa sudah berani bertanya dan meminta bimbingan
guru atau teman sekelompoknya.Siswa bersemangat menjawab pertanyaan
guru dan mengerjakan soal-soal dipapan tulis.
c. Hasil tes akhir siklus II
Hasil tes akhir siklus II disajikan dalam tabel berikut: Tabel
Hasil Tes Siswa
Nilai rata-rata
Ketuntasan
80
88,8%
2. Pembahasan
Pembahasan yang akan diuraikan disini berdaskan hasil pengamatan penelitian
terhadap siswa kelas II SDN 050578 Pungai Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat
dan hasil refleksinya pada setiap siklusnya. Pada siklus I sub pokok bahasan opersi
hitung perkalian bilangan cacah dengan materi perkalian 1) perkalian sebagai
penjumlahan berulang, 2) mengalikan dua bilangan satu angka, 3) menemukan sifat
perkalian dengan bilangan 1 dan 0. Proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Beberapa siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal dengan alat peraga
kelereng dan diskusi kelompok.Hal ini diasumsikan oleh peneliti karena siswa kurang
memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Beberapa siswa sudah
cukup baik dalam menggunakan alat peraga dan diskusi kelompok untuk
menyelesaikan soal, dimana 3 x 4 bukan 3 + 3 + 3 + 3 melainkan 4 + 4 + 4 dengan
mengelompokan 4 kelereng sebanyak 3 kelompok diperoleh 12 kelereng.
D. Simpulan
Dari hasil keseluruhan kegiatan PTK di kelas II SDN 050578 PungaiKecamatan
Binjai Kabupaten Langkat dapat disimpulkan bahwa dengan alat peraga kelereng dan
diskusi kelompok, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan operasi
hitung perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai dengan 50. Hal ini terbukti pada
siklus I rata-rata nilai tes 72,7. Siswa yang mendapat nilai ≥75 sebanyak 21 atau77,7%
dan pada siklus II rata-rata nilai tes 80. Siswa yang mendapat nilai ≥75 sebanyak 24 atau
88,8%.
Setelah dilaksanakan PTK di kelas II SDN 050578 Pungai Kecamatan Binjai
Kabupaten Langkat pada Tahun Pelajaran 2013/2014 bahwa salah satu cara untuk
Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238)
237
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.13 No.3, Desember 2016
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep operasi hitung perkalian dan pembagian
bilangan cacah sampai dengan 50 dapat digunakan pembelajaran menggunakan alat
peraga kelereng dan metode diskusi kelompok
E. Daftar Pustaka
Hamalik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Purwanto, M.Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jogjakarta: Kanisus.
Meningkatkan Kemampuan… (Jasmanius,233-238)
238
Download