Capaian kinerja

advertisement
F. CAPAIAN KINERJA PADA TATARAN PENGAMBIL KEBIJAKAN
DAN PELAKSANA KEBIJAKAN
Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang diatur
berdasarkan
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya
dengan
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2008
dan
peraturan
perundangan lainnyadalam tataran implementatif senantiasa memerlukan
ketersediaan sumber-sumber pembiayaan baik yang bersumber dari
pendapatan
asli
Daerah,
dana
alokasi
khusus
maupun
dana
perimbangan.Penyediaan sumber keuangan tersebut harussebanding
dengan
kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan
oleh
penyelenggara
pemerintahan.
Undang-UndangNomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah mengatur sumber-sumber
keuangan yang menjadi penerimaan pemerintah daerah terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan
Yang
merupakan
sumber
terselenggaranya
Sah.
Penerimaan
pendapatan
pemerintahan,
pemerintah
yang
sangat
pembangunan,
daerah
tersebut
diperlukan
guna
pemberdayaan
masyarakat dan pelayanan publik.
Berkenaan dengan hal tersebut dan sesuai dengan struktur APBD Kota
Bandung Tahun Anggaran 2009 yang masih mengacu kepada ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
struktur APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 terdiri dari : (1)
Penerimaan Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan
Penerimaan Pembiayaan Daerah; (2) Pengeluaran Daerah yang di
dalamnya terdapat Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.
Pada komponen Pendapatan terdiri dari: (1) Pendapatan Asli Daerah
yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah Yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang berasal dari Bagi Hasil
Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi
Khusus; serta (3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang berasal dari
Pendapatan Hibah, Dana Darurat, dana Bagi Hasil pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan
Bantuan Keuangan dari Provinsiatau Pemerintah Daerah Lainnya.
Sedangkan pada komponen Belanja terdiri dari : (1) Belanja Tidak
Langsung yang didalamnya terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Bunga,
Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan
Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Lainnya,
dan Belanja Tidak Terduga; (2) Belanja Langsung yang didalamnya terdiri
dari
Belanja
Pegawai,
Belanja
Barang
dan
Jasa,
dan
Belanja
Modal.Sementara komponen pembiayaan terdiri dari : (1) Penerimaan
Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran
Tahun
Anggaran
Lalu,
Penerimaan
Kembali
Pemberian
Pinjaman, dan Penerimaan Piutang Daerah; (2) Pengeluaran Pembiayaan
Daerah yang didalamnya terdiri dari Pembentukan dana Cadangan,
Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah, dan Pembayaran Pokok
Utang; (3) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan,yang mana
datanya berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2009.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Bandung ini
merupakan Pertanggungjawaban APBD sebagai tindak lanjut KUA DPRDPemkot dengan MoU Nomor 902/2146-Bag.Keu dan Nomor 902/700-
DPRD.Dimana didalam KUA tersebut, Kedua belah pihak (DPRDPemerintah Kota Bandung) saling menyepakati bahwa “Sehubungan
perkembangan yang saat ini yang tidak sesuai dengan asumsi Kebijakan
Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009,
sehingga keadaan yang menyebabkan pergeseran antara kegiatan dan
antar jenis belanja, keadaan yang menyebabkan sisa lebih tahun
anggaran sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan dalam tahun
anggaran berjalan, maka perlu dilakukan perubahan APBD Tahun
Anggaran 2009”.
Ketentuan/batasan perubahan yang disepakati kedua belah pihak,
meliputi:
1. Strategi Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah,
Plafon Anggaran Sementara per Urusan dan Satuan Kerja Perangkat
Daerah, Program dan Kegiatan, Belanja Tidak Langsung, dan Rencana
Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2009.
2. Strategi pencapaian memuat langkah-langkah konkrit dalam mencapai
target.
Adapun Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun 2009 termaksud diuraikan berikut ini:
A.
PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
1.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Kebijakan Umum Perubahan APBD Kota Bandung tahun
2009menggariskan beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bandung berkenaan dengan peningkatan
sumber pendapatan daerah yang dilakukan melalui upaya
intensifikasi dan ektensifikasi pendapatan Daerah, sebagai
berikut :
1) Identifikasi dan eksplorasi potensi sumber pendapatan
daerah, salah satunya melalui kajian dan menghimpun
sumber-sumber
potensi
yang
produktif.
Hal
tersebut
dilaksanakan melalui upaya ekstensifikasi obyek pajak yang
sesuai dengan ketentuan peraturan daerah namun belum
teridentifikasi (obyek pajak potensial yang belum terdaftar)
dan/atau melalui intensifikasi obyek pajak yang telah
terdaftar namun belum memberikan nilai pembayaran
sesuai ketentuan Perda (undervalue).
2) Peningkatan
pemerintahan
peranan
dan
PAD
terhadap
pembangunan
penyelenggaraan
daerah,
melalui
peningkatan tabungan daerah dan pendayagunaan aset
daerah.
3) Menjalin kemitraan dengan swasta dalam pemungutan
pajak dan retribusi daerah, serta meningkatkan efisiensi dan
produktivitas BUMD melalui penertiban dan penyehatan
sistem manajemen.
4) Pemantapan kelembagaan, kemampuan SDM serta sistem
operasional pemungutan pendapatan daerah.
5) Meningkatkan kinerja pelayanan, khususnya pelayanan yang
dipungut
retribusinya
untuk
meningkatkan
kesadaran
masyarakat dalam membayar retribusi daerah.
6) Meningkatkan kinerja pengelolaan BUMD secara profesional
melalui restrukturisasi fungsi dan kelembagaan.
7) Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam
perolehan dana perimbangan.
2.
Target dan Realisasi Pendapatan
Secara operasional Pendapatan Pemerintah Kota Bandung pada
Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 2.189.313.267.404,08
dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 2.403.470.674.178,00 atau mencapai
sebesar 109,78% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI dengan perincian
rencana dan realisasi Pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel
Komposisi Pendapatan Pemerintah
Kota Bandung Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
3
URAIAN
Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
Dana Perimbangan
Lain-lain Pendapatan
Yang Sah
Jumlah
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENDAPATAN
PENDAPATAN
%
366.201.498.404,08
1.363.217.878.000,00
361.106.964.143,00
1.486.375.416.100,00
98,61
109,03
459.893.891.000,00
555.988.293.935,00
120,89
2.189.313.267.404,08
2.403.470.674.178,00
109,78
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
Perkembangan pendapatan Pemerintah Kota Bandung dari
Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
Grafik
Pendapatan Pemerintah Kota Bandung
Tahun 2005 – 2009
2.40
2.50
2.02
TRILIYUN RUPIAH
2.00
1.69
1.39
1.50
1.12
1.00
0.50
0.00
2005
2006
2007
2008
2009*
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
*Data sebelum diaudit BPK
Adapun rincian dari masing-masing pendapatan tersebut di atas,
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan
daerah yang berasal dari: (1) Hasil Pajak Daerah; (2) Hasil
Retribusi Daerah; (3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan; serta (4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah.
Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Bandung pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar
Rp. 366.201.498.404,08 dan dapat direalisasikan sebesar
Rp. 361.106.964.143,00 atau penerimaannya mencapai
98,61% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI.
Adapun perincian PAD Kota Bandung pada Tahun Anggaran 2009
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel III.2
Perincian Pendapatan Asli Daerah
Kota Bandung Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENDAPATAN
PENDAPATAN
%
Hasil Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah Yang Sah
255.506.475.774,08
84.489.317.630,00
5.150.000.000,00
250.613.823.937,00
68.912.741.347,00
7.100.658.109,00
98,09
81,56
137,88
21.055.705.000,00
34.479.740.750,00
163,75
Jumlah
366.201.498.404,08
361.106.964.143,00
98,61
NO
1
2
3
4
URAIAN
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Bandung
dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Grafik III.2
Pendapatan Asli Daerah
Pemerintah Kota Bandung
Tahun 2005 – 2009
361
400
315
350
287
MILYAR RUPIAH
300
254
226
250
200
150
100
50
0
2005
2006
2007
2008
2009*
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
*Data sebelum diaudit BPK
1) Pajak Daerah
Jenis Pajak Daerah yang direncanakan menjadi bagian Pendapatan
Asli Daerah Kota Bandung meliputi: (1) Pajak Hotel (2) Pajak Restoran;
(3) Pajak Hiburan; (4) Pajak Reklame; (5) Pajak Penerangan Jalan; dan
(6) Pajak Parkir.
Penerimaan
Pajak
Daerah
pada
Tahun
Anggaran
2009
direncanakan sebesar Rp. 255.506.475.774,08 dan dapat direalisasikan
sebesar
Rp.
250.613.823.937,00
atau
penerimaannya
mencapai
98,09%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RIdengan rincian dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel III.3
Perincian Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
3
4
5
6
URAIAN
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Parkir
Jumlah
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENDAPATAN
PENDAPATAN
%
70.528.142.374,98
64.739.641.336,92
21.137.075.554,19
10.073.180.229,00
83.324.322.377,00
5.704.113.901,99
72.300.805.686,00
66.601.904.605,00
22.540.126.656,00
11.668.650.015,00
71.679.002.428,00
5.823.334.547,00
102,51
102,88
106,64
115,84
86,02
102,09
255.506.475.774,08
250.613.823.937,00
98,09
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
Berdasarkan data pencapaian target pajak daerah tersebut di atas,
dapat dijelaskan bahwa Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame dan Pajak Parkir melebihi target yang telah ditetapkan. Adapun
faktor-faktor yang dapat menunjang tercapainya target tersebut antara
lain : (1) semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam memenuhi
kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya, (2) semakin efektifnya
prosedur dan mekanisme admnistrasi pengelolaan pajak daerah.
Sementara itu, tidak tercapainya target Pajak Penerangan Jalan
disebabkan kendala-kendala eksternal dan internal antara lain adanya
himbauan hemat energi dari pemerintah dan juga Pembayaran Pajak
Penerangan Jalan bulan Desember baru dapat terima dan atau ditarik
pada Januari 2010.
Perkembangan pendapatan pajak Pemerintah Kota Bandung dari
Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut
ini :
Grafik III.3
Pendapatan Pajak Pemerintah Kota Bandung
Tahun 2005 – 2009
PAJAK
300
MILYAR RUPIAH
250
200
150
100
50
0
2005
2006
2007
2008
2009*
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
*Data sebelum diaudit BPK
2) Retribusi Daerah
Jenis Retribusi Daerah yang menjadi bagian Pendapatan Asli Daerah
Kota Bandung meliputi: (1) Retribusi Pelayanan Kesehatan; (2) Retribusi
Pelayanan Persampahan/Kebersihan; (3) Retribusi Penggantian Biaya KTP
dan
Akte
Catatan
Sipil;
(4)Retribusi
Pelayanan
Pemakaman
dan
PengabuanMayat; (5) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; (6)
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ; (7) Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran; (8)Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; (9) Retribusi
Terminal; (10) Retribusi Rumah Potong Hewan; (11)Retribusi Tempat
Rekreasi dan Olah Raga; (12)Retribusi Penyeberangan di Air; (13)Retribusi
Pengolahan
Limbah
Cair;
(14)Retribusi
Pembinaan
dan
Promosi
Penyelenggaraan Usaha; (15) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
(16)Retribusi
Izin
Gangguan/Keramaian;
(17)Retribusi
Ijin
Trayek;
(18)Retribusi Izin Bidang Perindustrian dan Perdagangan; (19)Retribusi
Izin Peruntukan Penggunaan Tanah; (20) Retribusi Surat Izin Usaha Jasa
Konstruksi.
Pendapatan
Retribusi
Daerah
pada
Tahun
Anggaran
2009
direncanakan sebesar Rp. 84.489.317.630,00 dan dapat direalisasikan
sebesar Rp. 68.912.741.347,00 atau penerimaannya mencapai 81,56%
sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI.
Adapun perincian pendapatan dari Retribusi Daerah pada Tahun
Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel
Perincian Penerimaan Retribusi Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
3
URAIAN
Retribusi Pelayanan Kesehatan
Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
Retribusi Penggantian Biaya
KTP dan Akte Catatan Sipil
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENDAPATAN
PENDAPATAN
%
30.269.921.480,00
25.144.640.203,00
83,07
40.170.000,00
43.620.000,00
108,59
3.439.877.500,00
4.620.308.000,00
134,32
4
Retribusi Pelayanan
Pemakaman dan Pengabuan
Mayat
975.000.000,00
1.046.675.000,00
107,35
5
Retribusi Pelayanan Parkir di
Tepi Jalan Umum
5.999.986.150,00
4.503.206.000,00
75,05
6
Retribusi Pengujian Kendaraan
Bermotor
4.993.700.000,00
4.885.167.300,00
97,83
7
Retribusi Pemeriksaan Alat
Pemadam Kebakaran
250.000.000,00
238.589.500,00
95,44
8
Retribusi Terminal
8.230.772.500,00
7.481.262.200,00
90,89
9
Retribusi Rumah Potong Hewan
1.569.870.000,00
991.396.500,00
63,15
10
Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olah raga
136.270.000,00
623.758.000,00
457,74
11
Retribusi Penyeberangan di Air
38.850.000,00
3.065.200,00
7,89
12
Retribusi Pengolahan Limbah
Cair
40.960.000,00
55.451.900,00
135,38
13
Retribusi Pembinaan dan
Promosi Penyelenggaraan
Usaha
0,00
1.475.154.300,00
14
Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan
12.500.000.000,00
9.586.182.935,00
76,69
15
Retribusi Izin
Gangguan/Keramaian
3.300.000.000,00
2.682.293.374,00
81,28
16
Retribusi Izin Trayek
677.440.000,00
114.821.500,00
16,95
17
Retribusi Izin Bidang
Perindustrian dan Perdagangan
1.885.000.000,00
2.544.756.225,00
135,00
10.000.000.000,00
2.597.072.828,00
25,97
141.500.000,00
275.320.382,00
194,57
84.489.317.630,00
68.912.741.347,00
81,56
18
19
Retribusi Izin Peruntukan
Penggunaan Tanah
Retribusi Ijin Usaha Jasa
Konstruksi
Jumlah
Sumber :Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
Berdasarkan data pencapaian target retribusi daerah tersebut di
atas, dapat dijelaskan bahwa retribusi yang mencapai dan melebihi target
yang telah ditetapkan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : (1)
semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk turut serta dalam
menunjang pelaksanaan pembangunan di Kota Bandung dan (2) semakin
meningkatnya kinerja aparatur pengelola administrasi retribusi daerah.
Beberapa alasan penjelasan tidak tercapainya target retribusi antara
lain (1) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berkontribusi pada Retribusi
Pelayanan Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah Sakit Khusus
Gigi dan Mulut, Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bandung dan Dinas Pertanian Kota Bandung. Target Capaian
Sampai dengan per Desember tahun 2009 adalah sebesar 81,56%, SKPD
pelayanan kesehatan yang tidak mencapai target tersebut yaitu Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Bandung dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Astana Anyar. Penyebab dari tidak tercapainya target pada Rumah Sakit
Umum Daerah karena terbatasnya kapasitas sarana prasarana rumah sakit
dimana daya dukung anggaran belanja langsung Tahun 2009 sebesar 10,8
Milyar padahal pada Tahun 2008 anggaran belanja langsung 17,1 Milyar,
selain dari pada itu tarif retribusi masih menggunakan tarif lama sesuai
dengan Perda Nomor 11 Tahun 2002. Sedangkan, tidak tercapainya target
pada Rumah Sakit Khusus ibu dan anak karena masih adanya piutang
klaim pasien gakin dari sumber pendanaan Bawaku Sehat, Jamkesmas
dan Gakinda sebesar Rp. 2.765.197.193,- (dua milyar tujuh ratus enam
puluh lima juta seratus sembilan puluh tujuh ribu seratus sembilan puluh
tiga rupiah); Piutang tersebut cair pada bulan januari 2010 sebesar Rp.
1.783.729.500,- (satu milyar tujuh ratus delapan puluh tiga juta tujuh
ratus dua puluh sembilan ribu lima ratus ribu rupiah) sehingga tidak dapat
terhitung pada periode tahun 2009; (2) Retribusi Pelayanan Parkir di tepi
jalan umum yang di kelola Dinas Perhubungan dan Unit Pengelola Parkir
(UPP) tidak mencapai target karena masih adanya pengelolaan parkir
yang dilaksanakan organisasi kemasyarakatan dilingkungan RT/RW;
adanya lokasi parkir yang berubah fungsi menjadi TPPS (Tempat
Penampungan Pasar Sementara); dan adanya perubahan posisi parkir di
ruas jalan tertentu. (3) Retribusi pengujian kendaraan bermotor tidak
dapat memenuhi target disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
Adanya kendaraan wajib uji yang mutasi ke luar kota, Adanya kendaraan
wajib uji yang ikut numpang uji di luar kota, Adanya kendaraan wajib uji
yang berubah status, Adanya kendaraan wajib uji yang sudah tidak aktif
lagi/tidak beroperasi, pemberlakuan tanda samping baru dilaksanakan
sekitar bulan Agustus 2009,(4) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran
tidak mencapai target disebabkan antara lain petugas
pemungut retribusihanya 1 orang sedangkan kebutuhan 20 orang; Tidak
ada upah pungut; banyak perusahaan yang pailit; database objek retribusi
tidak
mutakhir, (5)
Retribusi
Terminal
yang dikelola oleh
Dinas
Perhubungan dan UPP (Unit Pelayanan Perparkiran) tidak memenuhi
target capaian disebabkan oleh menurunnya armada angkutan kota yang
beroperasi karena adanya perubahan pola transportasi masyarakat lebih
memilih menggunakan sepeda motor daripada angkutan kota. (6)
Retribusi Rumah Potong Hewan disebabkan antara lainTarif retribusi yang
tidak sama, dimana tarif retribusi RPH Pemerintah lebih mahal dari tarif
RPH Swasta, sehingga sebagian pengusaha beralih memotong ternaknya
di RPH Swasta; Harga daging/karkas sapi lokal jauh lebih tinggi dari sapi
impor yang beratnya 1,5 sampai 2 kali lebih berat dari sapi lokal, yang
berpengaruh pada jumlah ekor sapi yang dipotong di RPH menjadi
menurun; Masuknya daging sapi impor yang harganya lebih murah di
pasaran mepengaruhi menurunnya pemasaran daging sapi yang dipotong
di RPH sehingga jumlah sapi yang dipotong di RPH menjadi menurun.(7)
Retribusi Penyeberangan di Air tidak mencapai target disebabkan antara
lain adanya kendala berupa berkurangnya potensi penyebrangan di air
yang ada di Kota Bandung. (8) Retribusi Pembinaan dan Promosi
penyelenggaraan usaha kepariwisataan meskipun belum teridentifikasikan
ketika pengalihan kewenangan dari Dinas Pariwisata ke BPMPPT , tetapi
tetap melakukan pelayanan penyelenggaraan usaha kepariwisataan
sehingga terealisasi kan sebesar 1,47 Milyar (9) Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan disebabkan antara lain persyaratan teknis (gambar) dari
pemohon secara teknis banyak yang belum sesuai dengan aturan tata
ruang dan Adanya Pergub Nomor 21 Tahun 2009 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2008
tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara. (10)
Retribusi Izin Gangguan/Keramaian hanya mencapai 81,28% hal ini
disebabkan antara lain banyaknya perusahaan yang tutup, yang pindah
alamat, tidak melakukan herregistrasi dan kondisi perekonomian yang
belum stabil. (11) Retribusi izin trayek yang ada di Dinas Perhubungan
Jumlahnya tidak sebesar Rp. 688.440.000,- tetapi hanya sebesar Rp.
91.000.000,- dengan capaian target sebesar Rp. 68.157.000,- yang terdiri
dari : Izin Insidentil, Izin Operasi Taksi, Izin Operasi Angkutan Karyawan,
Izin Penutupan Jalan. Adapun target retribusi tidak tercapai disebabkan
oleh bebrapa hal sebagai berikut : Izin Insidentil (izin untuk beroperasi di
luar trayek yang ditetapkan berlaku satu kali perjalanan pulang pergi),
karenajumlah permohonan izin insidentil tidak dapat diprediksi;Izin
Operasi taksi berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang setiap 5
tahun sehingga tidak semua armada taksi setiap tahunnya mengurus izin
perpanjangan izin operasi. Jumlah armada taksi yang layak operasi
sejumlah 1.002 buah armada sehingga jika dirata-ratakan hanya sekitar
200-an taksi setiap tahunnya;Izin operasi angkutan karyawan berlaku
selama 5 tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 tahun sehingga tidak
semua angkutan karyawan setiap tahunnya mengurus izin perpanjangan
izin operasi. Jumlah armada angkutan karyawan sejumlah 232 buah
namun yang masih layak beroperasi (yang memenuhi syarat izin untuk
diperpanjang)hanya 40% nya (sekitar80 kendaraan) sehingga jika dirataratakan hanya sekitar 20 kendaraan setiap tahunnya; Izin penutupan jalan
(penggunaan ruas jalan yang digunakan untuk kegiatan diluar kegiatan
lalu lintas) sifatnya hanya sewaktu-waktu/insidentil (bila ada event-event
tertentu)sehingga jumlahnya tidak dapat diprediksi secara pasti jumlahnya
(tergantung jumlah pemohon/tergantung ada tidaknya event di ruas
jalan); Izin trayek angkutan kota (bis besar, bis sedang dan bis kecil)
diterbitkan oleh BPMPPT sejak September 2008 sehingga bukan lagi
menjadi kewenangan Dinas Perhubungan dalam penarikan retribusinya.
(izin trayek berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 tahun
dari jumlah kendaraan sebanyak 5600 jika dirata-ratakan setiap tahunnya
hanya sekitar 1.120 Kendaraan), (12) Retribusi Izin Peruntukkan
Pengunaan Tanah hanya tercapai sebesar 25,97% hal ini disebabkan
antara lain Peraturan Daerah tentang kenaikan tarif belum ditetapkan
sampai saat ini sementara target sudah ditetapkan, belum optimalnya
koordinasi
dengan
SKPD
teknis
terkait
dan
adanya
Peraturan
GubernurNomor 21 Tahun 2009 tentang Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kawasan Bandung Utara sehingga memperpanjang birokrasi dalam proses
penerbitan perizinan tata ruang.
Perkembangan pendapatan retribusi Pemerintah Kota Bandung dari
Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut
ini :
Grafik III.4
Pendapatan Retribusi Pemerintah Kota Bandung
Tahun 2005 – 2009
78
76.02
76.10
76
72.86
MILYAR RUPIAH
74
72
68.91
70
68
66.28
66
64
62
60
2005
2006
2007
2008
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
2009*
3) Hasil
Perusahaan
Milik
Daerah
dan
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan merupakan laba yang diperoleh dari penyertaan
modal pada Bank Jabar dan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
(PD BPR) Kota Bandung yang penerimaannya menjadi bagian dari
Pendapatan Asli Daerah, sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel III.5
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengeloaan
kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENDAPATAN
PENDAPATAN
URAIAN
%
PT Bank Jabar
PD. BPR
5.000.000.000,00
150.000.000,00
7.100.658.109,00
0,00
142,01
0,00
Jumlah
5.150.000.000,00
7.100.658.109,00
137,88
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
Pada tahun anggaran 2009, perolehan labasebelum dilakukan audit
oleh BPK-RI dari PT Bank Jabar direncanakan sebesar Rp. 5.000.000.000,dan dapat direalisasikan sebesar
142,01%.
Sedangkan
dari
Rp. 7.100.658.109,00 atau mencapai
PD.BPR
Kota
Bandung
direncanakan
memperoleh laba bersih sebesar Rp 150.000.000,00 tetapi sampai dengan
Tahun Anggaran berakhir belum terhitung karena belum rekonsiliasi
Berdasarkan hasil data sementaradari PD.BPR hak Pemerintah Kota 60%
dari laba kotor hasil usaha, Tahun 2009 diperoleh sebesar Rp.
574.546.053,- sehingga laba yang harus disetor PD.BPR yaitu sebesar Rp.
344.727.630.
Perkembangan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengeloaan
kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pemerintah Kota Bandung dari Tahun
2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik III.5
Hasil Perusahaan Milik Daerah
dan Hasil Pengeloaan kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Pemerintah Kota BandungTahun 2005 – 2009
8
7.10
7
5.45
MILYAR RUPIAH
6
5
3.76
3.16
4
3
2.55
2
1
0
2005
2006
2007
2008
2009*
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
*Data sebelum diaudit BPK
4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Pos pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
terdiri dari : (1) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak dipisahkan;
(2)Penerimaan Jasa Giro Kasda; (3) Jasa Giro dan Bunga Rekening
Bendahara ; (4) Bunga Deposito; (5) Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
(TGR); (6) Penerimaan Dari PT.Taspen; (7) Pengembalian Belanja dari
SKPD; (8) Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum; (9) Pendapatan dari
Angsuran/Cicilan
Penjualan
Kendaraan/Dumb;
(10)Pendapatan
dari
Pemanfaatan Kekayaan Daerah; (11)Denda Pajak dan Pendapatan
Lainnya.
Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah pada
Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 21.055.705.000,- dan
dapat direalisasikan sebesar Rp. 34.479.740.750,- atau mencapai sebesar
163,75%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI.
Adapun perincian dari pos pendapatan tersebut pada Tahun
Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel III.6
Perincian Pendapatan dari
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Kota Bandung Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
12
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENDAPATAN
PENDAPATAN
URAIAN
Hasil Penjualan Drum
Bekas
Penjualan Bahan bekas
Bangunan
Jasa Giro Kasda
Jasa Giro rekening
Bendahara
Bunga Deposito
Tuntutan Ganti Rugi
Penerimaan Dari
PT.TASPEN
Pengembalian Belanja
dari SKPD
Fasilitas Umum
Fasilitas GGM
Cicilan Penjualan
Kendaraan/Dump
Sewa Tanah dan
Bangunan
Alat Berat,Biaya
Laboratorium di DBMP
dan Denda Pajak di
Dipenda
Jumlah
%
4.005.000,00
4.275.000,00
106,74
11.405.350.000,00
14.068.000,00
14.018.421.712,00
122,91
-
103.849.042,00
787.500.000,00
489.695.676,00
-
3.695.972.725,00
886.350.000,00
260.000.000,00
2.485.977.631,00
1.342.952.438,00
130.699.870,00
-
151,51
50,27
155.978.450,00
8.500.000.000,00
-
8.059.814.352,00
94,82
3.190.535.854,00
21.055.705.000,00
34.479.740.750,00
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
163,75
Perkembangan
Lain-Lain
Pendapatan
Asli
Daerah
yang
Sah
Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik III. 6
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pemerintah Kota
Bandung
Tahun 2005 – 2009
34.48
35
MILYAR RUPIAH
30
21.89
25
20
16.89
13.66
15
9.93
10
5
0
2005
2006
2007
2008
2009*
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
*Data sebelum diaudit BPK
b. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan merupakan penerimaan daerah sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dana
perimbangan ini terdiri dari: (1) Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak;
(2) Dana Alokasi Umum; (3) Dana Alokasi Khusus.
Penerimaan dari Dana Perimbangan pada Tahun Anggaran 2009
direncanakan sebesar Rp. 1.363.217.878.000,00 dan dapat direalisasikan
sebesar Rp. 1.486.375.416.100,00 atau mencapai 109,03% sebelum
dilakukan audit oleh BPK-RI.
Adapun perincian penerimaan dari Dana Perimbangan pada Tahun
Anggaran 2009 dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel
Perincian Dana Perimbangan
Kota Bandung Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
3
URAIAN
Bagi Hasil Pajak / Bagi
Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Jumlah
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENERIMAAN
PENERIMAAN
%
333.064.218.000,00
989.245.660.000,00
40.908.000.000,00
414.020.100.100,00
1.026.745.545.000,00
45.609.771.000,00
124,31
103,79
111,49
1.363.217.878.000,00
1.486.375.416.100,00
109,03
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
Perkembangan Dana Perimbangan Pemerintah Kota Bandung dari
Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut
ini :
Grafik
Dana Perimbangan Pemerintah Kota Bandung
Tahun 2005 – 2009
1.66
1.80
1.49
1.60
MILYAR RUPIAH
1.40
1.14
1.20
1.00
1.10
0.86
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
2005
2006
2007
2008
2009*
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
*Data sebelum diaudit BPK
1) Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Pos penerimaan dari Bagi Hasil Pajak terdiri dari: (1) Bagi Hasil dari
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); (2) Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); (3) Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 25 dan Pasal 29. Sedangkan pos penerimaan Bagi Hasil Bukan
Pajak terdiri dari (1) Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan; (2)
Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan;
(3) Bagi Hasil dari
Pertambangan Minyak Bumi; (4) Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi;
(5) Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi; dan (6) Bagi Hasil dari
Pertambangan Umum.
Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak/bagi Hasil Bukan Pajak pada Tahun
Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 333.064.218.000,00 dan dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.
414.020.100.100,00
atau
mencapai
124,31%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI.
Adapun perincian penerimaan dari Bagi Hasil Pajak pada Tahun
Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel
Perincian Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dan Bukan
Pajak
Kota Bandung Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
3
4
URAIAN
Bagi Hasil dari Pajak
Bumi dan Bangunan
(PBB)
Bagi Hasil dari Bea
Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan
(BPHTB)
Bagi Hasil dari Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal
25 dan Pasal 29
Bagi Hasil dari Iuran Hak
Pengusahaan Hutan
5
Bagi Hasil dari Pungutan
Hasil Perikanan
6
Bagi Hasil
Pertambangan Umum
Jumlah
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENERIMAAN
PENERIMAAN
%
142.418.448.000,00
160.933.892.395,00
113,00
100.537.970.000,00
136.040.133.961,00
135,31
89.046.990.000,00
95.963.531.109,00
107,77
479.120.000,00
218.416.324,00
45,59
248.450.000,00
96.517.277,00
38,85
333.240.000,00
20.767.609.034,00
6.232,03
333.064.218.000,00
414.020.100.100,00
124,31
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
Perkembangan Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik
Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
Pemerintah Kota Bandung
Tahun 2005 – 2009
450
386.78
414.02
400
MILYAR RUPIAH
350
256.39
300
250
198.54
219.23
200
150
100
50
0
2005
2006
2007
2008
2009*
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
*Data sebelum diaudit BPK
2) Dana Alokasi Umum (DAU)
Penerimaan Pemerintah Kota Bandung yang bersumber dari Dana
Alokasi Umum (DAU) pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar
Rp.
989.245.660.000,00
sebesarRp.1.026.745.545.000,00
dan
dapat
direalisasikan
atau
mencapai
103,79%sebelum
dilakukan audit oleh BPK-RI.
Perkembangan Dana Alokasi Umum Pemerintah Kota Bandung dari
Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut
ini :
Grafik
Dana Alokasi Umum Pemerintah Kota Bandung
Tahun 2005 – 2009
1,200
965.52
MILYAR RUPIAH
1,000
828.29
800
600
1,026.75
632.38
458.07
400
200
0
2005
2006
2007
2008
2009*
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
*Data sebelum diaudit BPK
3) Dana Alokasi Khusus (DAK)
Penerimaan Pemerintah Kota Bandung yang bersumber dari DAK
pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 40.908.000.000,00
dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 45.609.771.000,00 atau mencapai
111,49%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI.
Adapun perincian DAK pada Tahun Anggaran 2009 dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENERIMAAN
PENERIMAAN
URAIAN
%
Dana Alokasi Khusus Sektor
Pendidikan
26.871.000.000,00
26.871.000.000,00
100,00
2
Dana Alokasi Khusus Sektor
Kesehatan
8.937.000.000,00
8.937.000.000,00
100,00
3
Dana Alokasi Khusus Sektor
Infrastruktur Jalan
-
4.701.771.000,00
4
Dana Alokasi Khusus Sektor
Infrastruktur Air Bersih
3.330.000.000,00
3.330.000.000,00
100,00
5
Dana Alokasi Khusus Sektor
Lingkungan Hidup
769.000.000,00
769.000.000,00
100,00
Dana Alokasi Khusus Sektor
Keluarga Berencana
1.001.000.000,00
1.001.000.000,00
100,00
40.908.000.000,00
45.609.771.000,00
111,49
6
Jumlah
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah, 2009
Perkembangan Dana Alokasi Khusus Pemerintah Kota
Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik Dana Alokasi Khusus Pemerintah Kota Bandung
Tahun 2005 – 2009
45.61
50
45
MILYAR RUPIAH
40
35
30
25
14.87
20
12.49
15
8.17
10
5
0.00
0
2005
2006
2007
2008
2009*
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
*Data sebelum diaudit BPK
c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Penerimaan Pemerintah Kota Bandung yang bersumber dari Lain-lain
Pendapatan yang Sah terdiri dari : (1) Pendapatan hibah; (2) Dana Bagi
Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya; dan (3) Bantuan
Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Penerimaan
Lain-lain Perndapatan yang Sah pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan
sebesar Rp. 459.893.891.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp.
555.988.293.935,00 atau mencapai120,89%sebelum dilakukan audit oleh
BPK-RI.
Adapun perincian Lain-lain Pendapatan yang Sah pada Tahun
Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel
Perincian Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Kota Bandung Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENDAPATAN
PENDAPATAN
URAIAN
Bagi Hasil Pajak dari
Propinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
%
306.596.730.000,00
332.362.327.947,00
108,40
153.297.161.000,00
223.625.965.988,00
145,88
459.893.891.000,00
555.988.293.935,00
120,89
Bantuan Keuangan dari
Propinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
Jumlah
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
1) Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
Pos penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya terdiri dari: (1) Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor;
(2) Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; (3) Bagi Hasil
dari Pajak bahan Bakar Kendaraan Bermotor; (4) Bagi Hasil dari Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah; (5)Bagi Hasil dari Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan; (6) Bagi Hasil dari
Pengelolaan Hasil Hutan; dan (7) Bagi Hasil dari Kemetrologian.
Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp.
306.596.730.000,-
dan
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.
332.362.327.947,00 atau mencapai 108,40%sebelum dilakukan audit oleh
BPK-RI.
Adapun perincian penerimaan dari Bagi Hasil Pajak pada Tahun
Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Perincian Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
dan Pemerintah Daerah Lainnya
Kota Bandung Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
1
2
3
4
5
TAHUN ANGGARAN 2009
REALISASI
ANGGARAN
PENERIMAAN
PENERIMAAN
URAIAN
NO
Bagi Hasil dari Pajak
Kendaraan Bermotor
Bagi Hasil dari Bea Balik
Nama Kendaraan
Bermotor
Bagi Hasil dar Pajak
Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor
Bagi Hasil dari Pajak
Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah
Tanah
Bagi Hasil dari Pajak
Pengambilan dan
Pemanfaatan Air
Permukaan
Jumlah
%
110.044.200.000,00
119.292.030.574,00
108,40
98.234.940.000,00
106.490.350.841,00
108,40
95.593.750.000,00
103.627.202.048,00
2.364.075.000,00
2.562.745.763,00
108,40
359.765.000,00
389.998.721,00
108,40
306.596.730.000,00
332.362.327.947,00
108,40
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
2) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya
Penerimaan dari Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah
daerah lainnya pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp.
153.297.161.000,-
dan
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.
223.625.965.988,00 atau mencapai 145,88%sebelum dilakukan audit oleh
BPK-RI.
Perkembangan penerimaan Bantuan Provinsi dari Tahun 2005
sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik Penerimaan Bantuan Provinsi
Tahun 2005 – 2009
300
MILYAR RUPIAH
250
285.60
273.43
294.85
223.63
204.94
200
150
100
50
0
2005
2006
2007
2008
2009*
TAHUN
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
*Data sebelum diaudit BPK
3.
Permasalahan dan Solusi
Pencapaian target pendapatan tidak terlepas dari berbagai hambatan
dan
tantangan
yang
kemampuan.Adapun
harus
diupayakan
permasalahan
diatasi
utamadimaksud
sesuai
dengan
berdasarkan
kelompok sumber pendapatan, secara deskriptif dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Pendapatan Asli daerah (PAD)
1) Tingkat akurasi data dasar pajak dan retribusi yang berpengaruh
terhadap data wajib pajak dan wajib retribusi, perlu diupayakan
ketersediaannya guna mendukung peningkatan PAD yang bersumber
dari pajak dan retribusi.
2) Efektivitas
penerapan
prosedur
dan
mekanisme
administrasi
pengelolaan PAD perlu dioptimalkan guna mendorong transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan PAD.
3) Perlu
ditingkatkan
efektivitas
pelaksanaan
pengawasan
dan
pengendalian pengelolaan sumber-sumber PAD.
4) Perlu dioptimalkan kualitas petugas pengelola administrasi PAD
5) Kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajibannya perlu lebih
ditingkatkan.
6) Perlu dilakukan pengkajian kembali terhadap Peraturan-peraturan
Daerah tentang pajak dan retribusi seiring dengan telah terbitnya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak dan Retribusi.
b. Dana Perimbangan
Perhitungan Dana Perimbangan, baik dalam Bagi Hasil Pajak /Bagi
Hasil Bukan Pajak belum sesuai dengan harapan daerah, sehingga
perlu
ditingkatkan
efektivitas
pelaksanaan
pengawasan
dan
pengendalian pengelolaan sumber-sumber pendapatan khususnya dari
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 serta Pajak Bumi dan
Bangunan.
c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Penerimaan pendapatan dari Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah
Daerah
Lainnya
dalam
pendistribusiannya
perlu
dialokasikan waktu yang cukup untuk tercapainya sasaran secara
efektif dan efisien.
B.
PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
1. Kebijakan Umum Belanja Daerah
Komponen yang mengindikasikan aktivitas dalam struktur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah Belanja Daerah, dimana
komponen ini merupakan pengeluaran dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dan kepentingan pelaksanaan pembangunan daerah, yang
diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan kegiatan, serta
jenis belanja yang pengeluarannya disesuaikan dengan kemampuan dan
potensi fiskal daerah.
Arah kebijakan belanja daerah disusun berdasarkan prinsip-prinsip
penganggaran dengan pendekatan anggaran yang berbasis kinerja,
dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD,
prioritas pembangunan sesuai potensi dan permasalahannya serta
perkiraan situasi dan kondisi pada tahun depan.
Belanja Daerah pada APBD Tahun Anggaran 2009 secara makro
dilandasi atas pemahaman efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan
anggaran Belanja Daerah yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
masing-masing program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2009.
Kebijakan Belanja Daerah secara deskriptif dapat diuraikan dan
dijelaskan sebagai berikut : (1) BELANJATIDAK LANGSUNG, merupakan
belanja
yang
dianggarkan
tidak
terkait
secara
langsung
dengan
pelaksanaan program dan kegiatan, (2) BELANJA LANGSUNG, merupakan
belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan.
Belanja Daerah Pemerintah Kota Bandung pada Tahun Anggaran
2009
dianggarkan
sebesar
Rp.
2.498.896.793.515,08
dan
dapat
direalisasikan Rp. 2.240.317.269.997,00 atau mencapai 89,65% sebelum
dilakukan audit oleh BPK-RIyang perinciannya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel
Komposisi Belanja Pemerintah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
URAIAN
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
BELANJA
BELANJA
%
1
Belanja Tidak Langsung
1.391.773.886.383,08
1.361.106.086.766,00
97,80
2
Belanja Langsung
1.107.122.907.132,00
879.211.183.231,00
79,41
Jumlah
2.498.896.793.515,08
2.240.317.269.997,00
89,65
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
Adapun anggaran dan realisasi masing-masing Belanja untuk Tahun
Anggaran 2009, dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung pada tahun 2009 dianggarkan
sebesar Rp. 1.391.773.886.383,08 dan dapat direalisasikan
sebesar Rp. 1.361.106.086.766,00 atau 97,80%sebelum
dilakukan audit oleh BPK-RIdengan rincian pada Tabel
berikut ini.
Tabel Perincian Belanja Tidak Langsung Pemerintah Kota
Bandung
Tahun Anggaran 2009(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
3
4
5
6
7
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
BELANJA
REALISASI BELANJA
TIDAK LANGSUNG
TIDAK LANGSUNG
URAIAN
%
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan kepada
Pemerintah Propinsi /
Kabupaten / Kota dan
Pemerintah desa
Belanja Tidak Terduga
1.076.004.242.364,55
135.000.000,00
44.125.500.000,00
184.447.728.500,00
77.940.900.000,00
1.054.928.107.294,00
114.292.407,00
44.125.500.000,00
179.707.803.170,00
77.797.858.895,00
98,04
84,66
100,00
97,43
99,82
5.635.000.000,00
3.485.515.518,53
4.004.250.000,00
428.275.000,00
71,06
Jumlah
1.391.773.886.383,08
1.361.106.086.766,00
97,80
12,29
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
1) Belanja Pegawai
Belanja ini pada tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp.
1.076.004.242.364,55dan telah direalisasikan sebesar
Rp.
1.054.928.107.294,00
atau
98,04%
sebelum
dilakukan audit oleh BPK-RI.
Belanja
ini
digunakan
untuk
pembayaran
gaji
Pegawai dan tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
2) Belanja Bunga
Belanja Bungapada tahun 2009 dianggarkansebesar
Rp. 135.000.000,00dan telah direalisasikan sebesar Rp.
114.292.407,00 atau 84,66%, sebelum dilakukan audit
oleh BPK-RI. Belanja ini merupakan pembayaran bunga
atas pinjaman daerah.
3) Belanja Subsidi
Belanja Subsidi pada tahun 2009 dianggarkan
sebesar Rp. 44.125.500.000,00dan telah direalisasikan
sebesar Rp. 44.125.500.000,00 atau 100,00%, sebelum
dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini digunakan
sebagai subsidi kepada PD. Kebersihan untuk biaya
operasional pelayanan kebersihan.
4) Belanja Hibah
Belanja Hibah pada tahun 2009 dianggarkan sebesar
Rp. 184.447.728.500,00 dan telah direalisasikan sebesar
Rp.
179.707.803.170,00
atau
97,43%,
sebelum
dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini diberikan kepada
lembaga, kelompok atau organisasi kemasyarakatan.
5) Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Sosial pada tahun 2009 dianggarkan
sebesar Rp. 77.940.900.000,00 dan telah direalisasikan
sebesar Rp. 77.797.858.895,00 atau 99,82% sebelum
dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini digunakan untuk
Bantuan
Sosial
kepada
Organisasi
Sosial
Kemasyarakatan.
6) Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota
Desa/Kelurahan
dan
Pemerintah
Belanja
Bantuan
Keuangan
Provinsi/Kabupaten/Kota
kepada
dan
Pemerintah
Pemerintah
Desa/Kelurahan pada tahun 2009 dianggarkan sebesar
Rp. 5.635.000.000,00 dan telah direalisasikan sebesar
Rp. 4.004.250.000,00 atau 71,06% sebelum dilakukan
audit oleh BPK-RI.Bantuan ini antara lain untuk bantuan
operasional bagi Kelompok Linmas pada 151 kelurahan
dan pemberdayaan Asosiasi Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat.
7) Belanja Tidak Terduga
Belanja tidak Terduga pada tahun 2009 dianggarkan
sebesar Rp. 3.485.515.518,53 dan direalisasikan sebesar
Rp. 428.275.000,00 atau 12,29% sebelum dilakukan
audit oleh BPK-RI.
b. Belanja Langsung
Belanja Langsung pada tahun 2009 dianggarkan sebesar
Rp. 1.107.122.907.132,00 dan dapat direalisasikan sebesar
Rp. 879.211.183.231,00 atau 79,41%sebelum dilakukan audit
oleh BPK-RI. Belanja ini merupakan belanja yang dianggarkan
terkait dengan program dan kegiatan berdasarkan sumber
dari APBD Kota Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, dan
APBN Pemerintah.
Adapun
perincian
Belanja
Langsung
pada
Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tahun
Tabel
Perincian Belanja Langsung
Pemerintah Kota BandungTahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
TAHUN ANGGARAN 2009
NO
1
2
3
URAIAN
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Jumlah
ANGGARAN
REALISASI
BELANJA LANGSUNG BELANJA LANGSUNG
%
160.625.476.609,00
419.218.937.549,00
527.278.492.974,00
124.313.457.618,00
363.909.417.540,00
390.988.308.073,00
77,39
86,81
74,15
1.107.122.907.132,00
879.211.183.231,00
79,41
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
C. RENCANA DAN REALISASI PEMBIAYAAN
Struktur APBDmemperlihatkan bahwa komponen pembiayaan
merupakan komponen yang dipergunakan untuk mengantisipasi
surplus/(defisit) anggaran. Dalam arti bahwa komponen pembiayaan
merupakan transaksi keuangan daerah untuk menutupi selisih antara
anggaran pendapatan dan anggaran belanja daerah.
Kebijakan pembiayaan daerah didasari oleh pandanganbahwa
setiap kewajiban yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah,
secara konsisten dapat dilaksanakan sesuai tugas pokok, fungsi, dan
tanggung jawab yang diemban, serta guna menjaga kredibilitas
pemerintah daerah.
Pendayagunaan komponen pembiayaan pada struktur APBD tahun
anggaran 2009 dilandasi atas pemikiran bahwa setiap kewajiban yang
menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Bandung senantiasa harus
diupayakan
pelaksanaannya
guna
menjaga
citra
dan
wibawa
Pemerintah Kota Bandung khususnya kepada pemberi pinjaman dan
umumnya kepada masyarakat.
Berkenaan dengan kebijakan pembiayaan daerah Pemerintah Kota
Bandung, maka komponen pembiayaan penggunaannya diarahkan
untuk menutupi beban hutang Pemerintah Kota Bandung yang telah
jatuh tempo pada tahun anggaran 2009 sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan, yang pada gilirannya akan mengurangi beban
pemerintah pada tahun anggaran berikutnya.
Selanjutnya, penetapan kebijakan pembiayaan daerah dibarengi
pula dengan optimalisasi kemampuan Pemerintah Kota Bandung
dalam menyeimbangkan antara pos penerimaan dan pos pengeluaran
daerah pada komponen pembiayaan sesuai dengan Kebijakan Umum
APBD Pemerintah Kota Bandung yang telah ditetapkan.
Optimalisasi kemampuan Pemerintah Kota Bandung dalam rangka
menyeimbangkan antara bidang Penerimaan dan bidang Pengeluaran
Daerah pada komponen Pembiayaan sesuai dengan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kota Bandung yang telah ditetapkan.Sumber
penerimaan pembiayaan daerah berasal dari sisa lebih perhitungan
anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan,
hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan
pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan
penerimaan piutang daerah.
Pembiayaan dalam Tahun Anggaran 2009, dianggarkan sebesar
Rp.
212.238.960.158,00dan
telah
direalisasikan
sebesar
Rp.
194.744.196.176,20 atau 91,76% sebelum dilakukan audit oleh BPKRI dengan perincian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
Komposisi Pembiayaan Pemerintah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
URAIAN
ANGGARAN
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
Daerah
Pengeluaran
Pembiayaan Daerah
Jumlah
REALISASI
PEMBIAYAAN
%
276.159.742.488,00
258.659.742.488,20
93,66
63.920.782.330,00
63.915.546.312,00
99,99
212.238.960.158,00
194.744.196.176,20
91,76
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
Adapun perincian anggaran dan realisasi masing-masing bagian dari
komponen pembiayaan, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penerimaan Pembiayaan Daerah
Besarnya Penerimaan Daerah dalam pembiayaan, dianggarkan
sebesar Rp. 276.159.742.488,00 dan dapat direalisasikan sebesar
Rp. 258.659.742.488,20 atau 93,66%sebelum dilakukan audit oleh
BPK-RI. Jumlah Penerimaan Daerah dalam pembiayaan ini,
bersumber dari : (1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu,
(2) Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, (3)Penerimaan
Kembali Investasi.
Adapun
perincian
anggaran
dan
realisasi
Penerimaan
Pembiayaan Daerah, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
Penerimaan Pembiayaan Daerah Pemerintah Kota
Bandung
Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
3
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENERIMAAN
PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN
URAIAN
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Lalu
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
Penerimaan Kembali
Investasi
Jumlah
%
258.659.742.488,00
258.659.742.488,20
100,00
2.500.000.000,00
0,00
0,00
15.000.000.000,00
0,00
0,00
276.159.742.488,00
258.659.742.488,20
93,66
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Besarnya
dianggarkan
direalisasikan
Pengeluaran
sebesar
sebesar
Rp.
Daerah
dalam
63.920.782.330,00
Rp.
pembiayaan,
dan
dapat
63.915.546.312,00
atau
99,99%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Jumlah Pengeluaran
Daerah dalam pembiayaan ini, bersumber dari: (1) Penyertaan
Modal (Investasi) Pemerintah Daerah,(2) Pembayaran Pokok
Utang.
Adapun perincian anggaran dan realisasi Pengeluaran Daerah,
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
Anggaran Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Pemerintah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2009
(Sebelum dilakukan audit)
NO
1
2
URAIAN
TAHUN ANGGARAN 2009
ANGGARAN
REALISASI
PENGELUARAN
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN
%
Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah
Daerah
Pembayaran Pokok
Utang
62.000.000.000,00
62.000.000.000,00
100,00
1.920.782.330,00
1.915.546.312,00
99,73
Jumlah
63.920.782.330,00
63.915.546.312,00
99,99
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009
Download