F. CAPAIAN KINERJA PADA TATARAN PENGAMBIL KEBIJAKAN DAN PELAKSANA KEBIJAKAN Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan peraturan perundangan lainnyadalam tataran implementatif senantiasa memerlukan ketersediaan sumber-sumber pembiayaan baik yang bersumber dari pendapatan asli Daerah, dana alokasi khusus maupun dana perimbangan.Penyediaan sumber keuangan tersebut harussebanding dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pemerintahan. Undang-UndangNomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah mengatur sumber-sumber keuangan yang menjadi penerimaan pemerintah daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Yang merupakan sumber terselenggaranya Sah. Penerimaan pendapatan pemerintahan, pemerintah yang sangat pembangunan, daerah tersebut diperlukan guna pemberdayaan masyarakat dan pelayanan publik. Berkenaan dengan hal tersebut dan sesuai dengan struktur APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 yang masih mengacu kepada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 terdiri dari : (1) Penerimaan Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan Daerah; (2) Pengeluaran Daerah yang di dalamnya terdapat Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Pada komponen Pendapatan terdiri dari: (1) Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang berasal dari Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; serta (3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang berasal dari Pendapatan Hibah, Dana Darurat, dana Bagi Hasil pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsiatau Pemerintah Daerah Lainnya. Sedangkan pada komponen Belanja terdiri dari : (1) Belanja Tidak Langsung yang didalamnya terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Lainnya, dan Belanja Tidak Terduga; (2) Belanja Langsung yang didalamnya terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal.Sementara komponen pembiayaan terdiri dari : (1) Penerimaan Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Lalu, Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, dan Penerimaan Piutang Daerah; (2) Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri dari Pembentukan dana Cadangan, Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah, dan Pembayaran Pokok Utang; (3) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan,yang mana datanya berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2009. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Bandung ini merupakan Pertanggungjawaban APBD sebagai tindak lanjut KUA DPRDPemkot dengan MoU Nomor 902/2146-Bag.Keu dan Nomor 902/700- DPRD.Dimana didalam KUA tersebut, Kedua belah pihak (DPRDPemerintah Kota Bandung) saling menyepakati bahwa “Sehubungan perkembangan yang saat ini yang tidak sesuai dengan asumsi Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009, sehingga keadaan yang menyebabkan pergeseran antara kegiatan dan antar jenis belanja, keadaan yang menyebabkan sisa lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan dalam tahun anggaran berjalan, maka perlu dilakukan perubahan APBD Tahun Anggaran 2009”. Ketentuan/batasan perubahan yang disepakati kedua belah pihak, meliputi: 1. Strategi Rencana Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah, Plafon Anggaran Sementara per Urusan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah, Program dan Kegiatan, Belanja Tidak Langsung, dan Rencana Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2009. 2. Strategi pencapaian memuat langkah-langkah konkrit dalam mencapai target. Adapun Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2009 termaksud diuraikan berikut ini: A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Kebijakan Umum Perubahan APBD Kota Bandung tahun 2009menggariskan beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung berkenaan dengan peningkatan sumber pendapatan daerah yang dilakukan melalui upaya intensifikasi dan ektensifikasi pendapatan Daerah, sebagai berikut : 1) Identifikasi dan eksplorasi potensi sumber pendapatan daerah, salah satunya melalui kajian dan menghimpun sumber-sumber potensi yang produktif. Hal tersebut dilaksanakan melalui upaya ekstensifikasi obyek pajak yang sesuai dengan ketentuan peraturan daerah namun belum teridentifikasi (obyek pajak potensial yang belum terdaftar) dan/atau melalui intensifikasi obyek pajak yang telah terdaftar namun belum memberikan nilai pembayaran sesuai ketentuan Perda (undervalue). 2) Peningkatan pemerintahan peranan dan PAD terhadap pembangunan penyelenggaraan daerah, melalui peningkatan tabungan daerah dan pendayagunaan aset daerah. 3) Menjalin kemitraan dengan swasta dalam pemungutan pajak dan retribusi daerah, serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas BUMD melalui penertiban dan penyehatan sistem manajemen. 4) Pemantapan kelembagaan, kemampuan SDM serta sistem operasional pemungutan pendapatan daerah. 5) Meningkatkan kinerja pelayanan, khususnya pelayanan yang dipungut retribusinya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah. 6) Meningkatkan kinerja pengelolaan BUMD secara profesional melalui restrukturisasi fungsi dan kelembagaan. 7) Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam perolehan dana perimbangan. 2. Target dan Realisasi Pendapatan Secara operasional Pendapatan Pemerintah Kota Bandung pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 2.189.313.267.404,08 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 2.403.470.674.178,00 atau mencapai sebesar 109,78% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI dengan perincian rencana dan realisasi Pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Komposisi Pendapatan Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 3 URAIAN Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Yang Sah Jumlah TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENDAPATAN PENDAPATAN % 366.201.498.404,08 1.363.217.878.000,00 361.106.964.143,00 1.486.375.416.100,00 98,61 109,03 459.893.891.000,00 555.988.293.935,00 120,89 2.189.313.267.404,08 2.403.470.674.178,00 109,78 Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 Perkembangan pendapatan Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik Pendapatan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2005 – 2009 2.40 2.50 2.02 TRILIYUN RUPIAH 2.00 1.69 1.39 1.50 1.12 1.00 0.50 0.00 2005 2006 2007 2008 2009* TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 *Data sebelum diaudit BPK Adapun rincian dari masing-masing pendapatan tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang berasal dari: (1) Hasil Pajak Daerah; (2) Hasil Retribusi Daerah; (3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; serta (4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 366.201.498.404,08 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 361.106.964.143,00 atau penerimaannya mencapai 98,61% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Adapun perincian PAD Kota Bandung pada Tahun Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel III.2 Perincian Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENDAPATAN PENDAPATAN % Hasil Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 255.506.475.774,08 84.489.317.630,00 5.150.000.000,00 250.613.823.937,00 68.912.741.347,00 7.100.658.109,00 98,09 81,56 137,88 21.055.705.000,00 34.479.740.750,00 163,75 Jumlah 366.201.498.404,08 361.106.964.143,00 98,61 NO 1 2 3 4 URAIAN Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik III.2 Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Bandung Tahun 2005 – 2009 361 400 315 350 287 MILYAR RUPIAH 300 254 226 250 200 150 100 50 0 2005 2006 2007 2008 2009* TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 *Data sebelum diaudit BPK 1) Pajak Daerah Jenis Pajak Daerah yang direncanakan menjadi bagian Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung meliputi: (1) Pajak Hotel (2) Pajak Restoran; (3) Pajak Hiburan; (4) Pajak Reklame; (5) Pajak Penerangan Jalan; dan (6) Pajak Parkir. Penerimaan Pajak Daerah pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 255.506.475.774,08 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 250.613.823.937,00 atau penerimaannya mencapai 98,09%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RIdengan rincian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel III.3 Perincian Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 3 4 5 6 URAIAN Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Pajak Parkir Jumlah TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENDAPATAN PENDAPATAN % 70.528.142.374,98 64.739.641.336,92 21.137.075.554,19 10.073.180.229,00 83.324.322.377,00 5.704.113.901,99 72.300.805.686,00 66.601.904.605,00 22.540.126.656,00 11.668.650.015,00 71.679.002.428,00 5.823.334.547,00 102,51 102,88 106,64 115,84 86,02 102,09 255.506.475.774,08 250.613.823.937,00 98,09 Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 Berdasarkan data pencapaian target pajak daerah tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame dan Pajak Parkir melebihi target yang telah ditetapkan. Adapun faktor-faktor yang dapat menunjang tercapainya target tersebut antara lain : (1) semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya, (2) semakin efektifnya prosedur dan mekanisme admnistrasi pengelolaan pajak daerah. Sementara itu, tidak tercapainya target Pajak Penerangan Jalan disebabkan kendala-kendala eksternal dan internal antara lain adanya himbauan hemat energi dari pemerintah dan juga Pembayaran Pajak Penerangan Jalan bulan Desember baru dapat terima dan atau ditarik pada Januari 2010. Perkembangan pendapatan pajak Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik III.3 Pendapatan Pajak Pemerintah Kota Bandung Tahun 2005 – 2009 PAJAK 300 MILYAR RUPIAH 250 200 150 100 50 0 2005 2006 2007 2008 2009* TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 *Data sebelum diaudit BPK 2) Retribusi Daerah Jenis Retribusi Daerah yang menjadi bagian Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung meliputi: (1) Retribusi Pelayanan Kesehatan; (2) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan; (3) Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil; (4)Retribusi Pelayanan Pemakaman dan PengabuanMayat; (5) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; (6) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ; (7) Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; (8)Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; (9) Retribusi Terminal; (10) Retribusi Rumah Potong Hewan; (11)Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga; (12)Retribusi Penyeberangan di Air; (13)Retribusi Pengolahan Limbah Cair; (14)Retribusi Pembinaan dan Promosi Penyelenggaraan Usaha; (15) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; (16)Retribusi Izin Gangguan/Keramaian; (17)Retribusi Ijin Trayek; (18)Retribusi Izin Bidang Perindustrian dan Perdagangan; (19)Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah; (20) Retribusi Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi. Pendapatan Retribusi Daerah pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 84.489.317.630,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 68.912.741.347,00 atau penerimaannya mencapai 81,56% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Adapun perincian pendapatan dari Retribusi Daerah pada Tahun Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Perincian Penerimaan Retribusi Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 3 URAIAN Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENDAPATAN PENDAPATAN % 30.269.921.480,00 25.144.640.203,00 83,07 40.170.000,00 43.620.000,00 108,59 3.439.877.500,00 4.620.308.000,00 134,32 4 Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat 975.000.000,00 1.046.675.000,00 107,35 5 Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum 5.999.986.150,00 4.503.206.000,00 75,05 6 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 4.993.700.000,00 4.885.167.300,00 97,83 7 Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran 250.000.000,00 238.589.500,00 95,44 8 Retribusi Terminal 8.230.772.500,00 7.481.262.200,00 90,89 9 Retribusi Rumah Potong Hewan 1.569.870.000,00 991.396.500,00 63,15 10 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga 136.270.000,00 623.758.000,00 457,74 11 Retribusi Penyeberangan di Air 38.850.000,00 3.065.200,00 7,89 12 Retribusi Pengolahan Limbah Cair 40.960.000,00 55.451.900,00 135,38 13 Retribusi Pembinaan dan Promosi Penyelenggaraan Usaha 0,00 1.475.154.300,00 14 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan 12.500.000.000,00 9.586.182.935,00 76,69 15 Retribusi Izin Gangguan/Keramaian 3.300.000.000,00 2.682.293.374,00 81,28 16 Retribusi Izin Trayek 677.440.000,00 114.821.500,00 16,95 17 Retribusi Izin Bidang Perindustrian dan Perdagangan 1.885.000.000,00 2.544.756.225,00 135,00 10.000.000.000,00 2.597.072.828,00 25,97 141.500.000,00 275.320.382,00 194,57 84.489.317.630,00 68.912.741.347,00 81,56 18 19 Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah Retribusi Ijin Usaha Jasa Konstruksi Jumlah Sumber :Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 Berdasarkan data pencapaian target retribusi daerah tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa retribusi yang mencapai dan melebihi target yang telah ditetapkan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : (1) semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk turut serta dalam menunjang pelaksanaan pembangunan di Kota Bandung dan (2) semakin meningkatnya kinerja aparatur pengelola administrasi retribusi daerah. Beberapa alasan penjelasan tidak tercapainya target retribusi antara lain (1) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berkontribusi pada Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut, Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung dan Dinas Pertanian Kota Bandung. Target Capaian Sampai dengan per Desember tahun 2009 adalah sebesar 81,56%, SKPD pelayanan kesehatan yang tidak mencapai target tersebut yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Astana Anyar. Penyebab dari tidak tercapainya target pada Rumah Sakit Umum Daerah karena terbatasnya kapasitas sarana prasarana rumah sakit dimana daya dukung anggaran belanja langsung Tahun 2009 sebesar 10,8 Milyar padahal pada Tahun 2008 anggaran belanja langsung 17,1 Milyar, selain dari pada itu tarif retribusi masih menggunakan tarif lama sesuai dengan Perda Nomor 11 Tahun 2002. Sedangkan, tidak tercapainya target pada Rumah Sakit Khusus ibu dan anak karena masih adanya piutang klaim pasien gakin dari sumber pendanaan Bawaku Sehat, Jamkesmas dan Gakinda sebesar Rp. 2.765.197.193,- (dua milyar tujuh ratus enam puluh lima juta seratus sembilan puluh tujuh ribu seratus sembilan puluh tiga rupiah); Piutang tersebut cair pada bulan januari 2010 sebesar Rp. 1.783.729.500,- (satu milyar tujuh ratus delapan puluh tiga juta tujuh ratus dua puluh sembilan ribu lima ratus ribu rupiah) sehingga tidak dapat terhitung pada periode tahun 2009; (2) Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum yang di kelola Dinas Perhubungan dan Unit Pengelola Parkir (UPP) tidak mencapai target karena masih adanya pengelolaan parkir yang dilaksanakan organisasi kemasyarakatan dilingkungan RT/RW; adanya lokasi parkir yang berubah fungsi menjadi TPPS (Tempat Penampungan Pasar Sementara); dan adanya perubahan posisi parkir di ruas jalan tertentu. (3) Retribusi pengujian kendaraan bermotor tidak dapat memenuhi target disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : Adanya kendaraan wajib uji yang mutasi ke luar kota, Adanya kendaraan wajib uji yang ikut numpang uji di luar kota, Adanya kendaraan wajib uji yang berubah status, Adanya kendaraan wajib uji yang sudah tidak aktif lagi/tidak beroperasi, pemberlakuan tanda samping baru dilaksanakan sekitar bulan Agustus 2009,(4) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran tidak mencapai target disebabkan antara lain petugas pemungut retribusihanya 1 orang sedangkan kebutuhan 20 orang; Tidak ada upah pungut; banyak perusahaan yang pailit; database objek retribusi tidak mutakhir, (5) Retribusi Terminal yang dikelola oleh Dinas Perhubungan dan UPP (Unit Pelayanan Perparkiran) tidak memenuhi target capaian disebabkan oleh menurunnya armada angkutan kota yang beroperasi karena adanya perubahan pola transportasi masyarakat lebih memilih menggunakan sepeda motor daripada angkutan kota. (6) Retribusi Rumah Potong Hewan disebabkan antara lainTarif retribusi yang tidak sama, dimana tarif retribusi RPH Pemerintah lebih mahal dari tarif RPH Swasta, sehingga sebagian pengusaha beralih memotong ternaknya di RPH Swasta; Harga daging/karkas sapi lokal jauh lebih tinggi dari sapi impor yang beratnya 1,5 sampai 2 kali lebih berat dari sapi lokal, yang berpengaruh pada jumlah ekor sapi yang dipotong di RPH menjadi menurun; Masuknya daging sapi impor yang harganya lebih murah di pasaran mepengaruhi menurunnya pemasaran daging sapi yang dipotong di RPH sehingga jumlah sapi yang dipotong di RPH menjadi menurun.(7) Retribusi Penyeberangan di Air tidak mencapai target disebabkan antara lain adanya kendala berupa berkurangnya potensi penyebrangan di air yang ada di Kota Bandung. (8) Retribusi Pembinaan dan Promosi penyelenggaraan usaha kepariwisataan meskipun belum teridentifikasikan ketika pengalihan kewenangan dari Dinas Pariwisata ke BPMPPT , tetapi tetap melakukan pelayanan penyelenggaraan usaha kepariwisataan sehingga terealisasi kan sebesar 1,47 Milyar (9) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan disebabkan antara lain persyaratan teknis (gambar) dari pemohon secara teknis banyak yang belum sesuai dengan aturan tata ruang dan Adanya Pergub Nomor 21 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara. (10) Retribusi Izin Gangguan/Keramaian hanya mencapai 81,28% hal ini disebabkan antara lain banyaknya perusahaan yang tutup, yang pindah alamat, tidak melakukan herregistrasi dan kondisi perekonomian yang belum stabil. (11) Retribusi izin trayek yang ada di Dinas Perhubungan Jumlahnya tidak sebesar Rp. 688.440.000,- tetapi hanya sebesar Rp. 91.000.000,- dengan capaian target sebesar Rp. 68.157.000,- yang terdiri dari : Izin Insidentil, Izin Operasi Taksi, Izin Operasi Angkutan Karyawan, Izin Penutupan Jalan. Adapun target retribusi tidak tercapai disebabkan oleh bebrapa hal sebagai berikut : Izin Insidentil (izin untuk beroperasi di luar trayek yang ditetapkan berlaku satu kali perjalanan pulang pergi), karenajumlah permohonan izin insidentil tidak dapat diprediksi;Izin Operasi taksi berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 tahun sehingga tidak semua armada taksi setiap tahunnya mengurus izin perpanjangan izin operasi. Jumlah armada taksi yang layak operasi sejumlah 1.002 buah armada sehingga jika dirata-ratakan hanya sekitar 200-an taksi setiap tahunnya;Izin operasi angkutan karyawan berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 tahun sehingga tidak semua angkutan karyawan setiap tahunnya mengurus izin perpanjangan izin operasi. Jumlah armada angkutan karyawan sejumlah 232 buah namun yang masih layak beroperasi (yang memenuhi syarat izin untuk diperpanjang)hanya 40% nya (sekitar80 kendaraan) sehingga jika dirataratakan hanya sekitar 20 kendaraan setiap tahunnya; Izin penutupan jalan (penggunaan ruas jalan yang digunakan untuk kegiatan diluar kegiatan lalu lintas) sifatnya hanya sewaktu-waktu/insidentil (bila ada event-event tertentu)sehingga jumlahnya tidak dapat diprediksi secara pasti jumlahnya (tergantung jumlah pemohon/tergantung ada tidaknya event di ruas jalan); Izin trayek angkutan kota (bis besar, bis sedang dan bis kecil) diterbitkan oleh BPMPPT sejak September 2008 sehingga bukan lagi menjadi kewenangan Dinas Perhubungan dalam penarikan retribusinya. (izin trayek berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 tahun dari jumlah kendaraan sebanyak 5600 jika dirata-ratakan setiap tahunnya hanya sekitar 1.120 Kendaraan), (12) Retribusi Izin Peruntukkan Pengunaan Tanah hanya tercapai sebesar 25,97% hal ini disebabkan antara lain Peraturan Daerah tentang kenaikan tarif belum ditetapkan sampai saat ini sementara target sudah ditetapkan, belum optimalnya koordinasi dengan SKPD teknis terkait dan adanya Peraturan GubernurNomor 21 Tahun 2009 tentang Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara sehingga memperpanjang birokrasi dalam proses penerbitan perizinan tata ruang. Perkembangan pendapatan retribusi Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik III.4 Pendapatan Retribusi Pemerintah Kota Bandung Tahun 2005 – 2009 78 76.02 76.10 76 72.86 MILYAR RUPIAH 74 72 68.91 70 68 66.28 66 64 62 60 2005 2006 2007 2008 TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 2009* 3) Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan merupakan laba yang diperoleh dari penyertaan modal pada Bank Jabar dan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Kota Bandung yang penerimaannya menjadi bagian dari Pendapatan Asli Daerah, sebagaimana tabel di bawah ini. Tabel III.5 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengeloaan kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENDAPATAN PENDAPATAN URAIAN % PT Bank Jabar PD. BPR 5.000.000.000,00 150.000.000,00 7.100.658.109,00 0,00 142,01 0,00 Jumlah 5.150.000.000,00 7.100.658.109,00 137,88 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 Pada tahun anggaran 2009, perolehan labasebelum dilakukan audit oleh BPK-RI dari PT Bank Jabar direncanakan sebesar Rp. 5.000.000.000,dan dapat direalisasikan sebesar 142,01%. Sedangkan dari Rp. 7.100.658.109,00 atau mencapai PD.BPR Kota Bandung direncanakan memperoleh laba bersih sebesar Rp 150.000.000,00 tetapi sampai dengan Tahun Anggaran berakhir belum terhitung karena belum rekonsiliasi Berdasarkan hasil data sementaradari PD.BPR hak Pemerintah Kota 60% dari laba kotor hasil usaha, Tahun 2009 diperoleh sebesar Rp. 574.546.053,- sehingga laba yang harus disetor PD.BPR yaitu sebesar Rp. 344.727.630. Perkembangan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengeloaan kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik III.5 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengeloaan kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pemerintah Kota BandungTahun 2005 – 2009 8 7.10 7 5.45 MILYAR RUPIAH 6 5 3.76 3.16 4 3 2.55 2 1 0 2005 2006 2007 2008 2009* TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 *Data sebelum diaudit BPK 4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Pos pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah terdiri dari : (1) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak dipisahkan; (2)Penerimaan Jasa Giro Kasda; (3) Jasa Giro dan Bunga Rekening Bendahara ; (4) Bunga Deposito; (5) Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR); (6) Penerimaan Dari PT.Taspen; (7) Pengembalian Belanja dari SKPD; (8) Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum; (9) Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan Kendaraan/Dumb; (10)Pendapatan dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah; (11)Denda Pajak dan Pendapatan Lainnya. Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 21.055.705.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 34.479.740.750,- atau mencapai sebesar 163,75%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Adapun perincian dari pos pendapatan tersebut pada Tahun Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel III.6 Perincian Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12 TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENDAPATAN PENDAPATAN URAIAN Hasil Penjualan Drum Bekas Penjualan Bahan bekas Bangunan Jasa Giro Kasda Jasa Giro rekening Bendahara Bunga Deposito Tuntutan Ganti Rugi Penerimaan Dari PT.TASPEN Pengembalian Belanja dari SKPD Fasilitas Umum Fasilitas GGM Cicilan Penjualan Kendaraan/Dump Sewa Tanah dan Bangunan Alat Berat,Biaya Laboratorium di DBMP dan Denda Pajak di Dipenda Jumlah % 4.005.000,00 4.275.000,00 106,74 11.405.350.000,00 14.068.000,00 14.018.421.712,00 122,91 - 103.849.042,00 787.500.000,00 489.695.676,00 - 3.695.972.725,00 886.350.000,00 260.000.000,00 2.485.977.631,00 1.342.952.438,00 130.699.870,00 - 151,51 50,27 155.978.450,00 8.500.000.000,00 - 8.059.814.352,00 94,82 3.190.535.854,00 21.055.705.000,00 34.479.740.750,00 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 163,75 Perkembangan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik III. 6 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pemerintah Kota Bandung Tahun 2005 – 2009 34.48 35 MILYAR RUPIAH 30 21.89 25 20 16.89 13.66 15 9.93 10 5 0 2005 2006 2007 2008 2009* TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 *Data sebelum diaudit BPK b. Dana Perimbangan Dana Perimbangan merupakan penerimaan daerah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dana perimbangan ini terdiri dari: (1) Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak; (2) Dana Alokasi Umum; (3) Dana Alokasi Khusus. Penerimaan dari Dana Perimbangan pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 1.363.217.878.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.486.375.416.100,00 atau mencapai 109,03% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Adapun perincian penerimaan dari Dana Perimbangan pada Tahun Anggaran 2009 dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel Perincian Dana Perimbangan Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 3 URAIAN Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Jumlah TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENERIMAAN PENERIMAAN % 333.064.218.000,00 989.245.660.000,00 40.908.000.000,00 414.020.100.100,00 1.026.745.545.000,00 45.609.771.000,00 124,31 103,79 111,49 1.363.217.878.000,00 1.486.375.416.100,00 109,03 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 Perkembangan Dana Perimbangan Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik Dana Perimbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2005 – 2009 1.66 1.80 1.49 1.60 MILYAR RUPIAH 1.40 1.14 1.20 1.00 1.10 0.86 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 2005 2006 2007 2008 2009* TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 *Data sebelum diaudit BPK 1) Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Pos penerimaan dari Bagi Hasil Pajak terdiri dari: (1) Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); (2) Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); (3) Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29. Sedangkan pos penerimaan Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri dari (1) Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan; (2) Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan; (3) Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi; (4) Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi; (5) Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi; dan (6) Bagi Hasil dari Pertambangan Umum. Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak/bagi Hasil Bukan Pajak pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 333.064.218.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 414.020.100.100,00 atau mencapai 124,31%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Adapun perincian penerimaan dari Bagi Hasil Pajak pada Tahun Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Perincian Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 3 4 URAIAN Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan 5 Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan 6 Bagi Hasil Pertambangan Umum Jumlah TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENERIMAAN PENERIMAAN % 142.418.448.000,00 160.933.892.395,00 113,00 100.537.970.000,00 136.040.133.961,00 135,31 89.046.990.000,00 95.963.531.109,00 107,77 479.120.000,00 218.416.324,00 45,59 248.450.000,00 96.517.277,00 38,85 333.240.000,00 20.767.609.034,00 6.232,03 333.064.218.000,00 414.020.100.100,00 124,31 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 Perkembangan Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Pemerintah Kota Bandung Tahun 2005 – 2009 450 386.78 414.02 400 MILYAR RUPIAH 350 256.39 300 250 198.54 219.23 200 150 100 50 0 2005 2006 2007 2008 2009* TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 *Data sebelum diaudit BPK 2) Dana Alokasi Umum (DAU) Penerimaan Pemerintah Kota Bandung yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 989.245.660.000,00 sebesarRp.1.026.745.545.000,00 dan dapat direalisasikan atau mencapai 103,79%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Perkembangan Dana Alokasi Umum Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik Dana Alokasi Umum Pemerintah Kota Bandung Tahun 2005 – 2009 1,200 965.52 MILYAR RUPIAH 1,000 828.29 800 600 1,026.75 632.38 458.07 400 200 0 2005 2006 2007 2008 2009* TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 *Data sebelum diaudit BPK 3) Dana Alokasi Khusus (DAK) Penerimaan Pemerintah Kota Bandung yang bersumber dari DAK pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 40.908.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 45.609.771.000,00 atau mencapai 111,49%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Adapun perincian DAK pada Tahun Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENERIMAAN PENERIMAAN URAIAN % Dana Alokasi Khusus Sektor Pendidikan 26.871.000.000,00 26.871.000.000,00 100,00 2 Dana Alokasi Khusus Sektor Kesehatan 8.937.000.000,00 8.937.000.000,00 100,00 3 Dana Alokasi Khusus Sektor Infrastruktur Jalan - 4.701.771.000,00 4 Dana Alokasi Khusus Sektor Infrastruktur Air Bersih 3.330.000.000,00 3.330.000.000,00 100,00 5 Dana Alokasi Khusus Sektor Lingkungan Hidup 769.000.000,00 769.000.000,00 100,00 Dana Alokasi Khusus Sektor Keluarga Berencana 1.001.000.000,00 1.001.000.000,00 100,00 40.908.000.000,00 45.609.771.000,00 111,49 6 Jumlah Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah, 2009 Perkembangan Dana Alokasi Khusus Pemerintah Kota Bandung dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik Dana Alokasi Khusus Pemerintah Kota Bandung Tahun 2005 – 2009 45.61 50 45 MILYAR RUPIAH 40 35 30 25 14.87 20 12.49 15 8.17 10 5 0.00 0 2005 2006 2007 2008 2009* TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 *Data sebelum diaudit BPK c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah Penerimaan Pemerintah Kota Bandung yang bersumber dari Lain-lain Pendapatan yang Sah terdiri dari : (1) Pendapatan hibah; (2) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya; dan (3) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Penerimaan Lain-lain Perndapatan yang Sah pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 459.893.891.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 555.988.293.935,00 atau mencapai120,89%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Adapun perincian Lain-lain Pendapatan yang Sah pada Tahun Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Perincian Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENDAPATAN PENDAPATAN URAIAN Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya % 306.596.730.000,00 332.362.327.947,00 108,40 153.297.161.000,00 223.625.965.988,00 145,88 459.893.891.000,00 555.988.293.935,00 120,89 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 1) Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Pos penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya terdiri dari: (1) Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor; (2) Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; (3) Bagi Hasil dari Pajak bahan Bakar Kendaraan Bermotor; (4) Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah; (5)Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan; (6) Bagi Hasil dari Pengelolaan Hasil Hutan; dan (7) Bagi Hasil dari Kemetrologian. Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 306.596.730.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 332.362.327.947,00 atau mencapai 108,40%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Adapun perincian penerimaan dari Bagi Hasil Pajak pada Tahun Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Perincian Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) 1 2 3 4 5 TAHUN ANGGARAN 2009 REALISASI ANGGARAN PENERIMAAN PENERIMAAN URAIAN NO Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Bagi Hasil dar Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Jumlah % 110.044.200.000,00 119.292.030.574,00 108,40 98.234.940.000,00 106.490.350.841,00 108,40 95.593.750.000,00 103.627.202.048,00 2.364.075.000,00 2.562.745.763,00 108,40 359.765.000,00 389.998.721,00 108,40 306.596.730.000,00 332.362.327.947,00 108,40 Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 2) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Penerimaan dari Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya pada Tahun Anggaran 2009 direncanakan sebesar Rp. 153.297.161.000,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 223.625.965.988,00 atau mencapai 145,88%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Perkembangan penerimaan Bantuan Provinsi dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik Penerimaan Bantuan Provinsi Tahun 2005 – 2009 300 MILYAR RUPIAH 250 285.60 273.43 294.85 223.63 204.94 200 150 100 50 0 2005 2006 2007 2008 2009* TAHUN Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 *Data sebelum diaudit BPK 3. Permasalahan dan Solusi Pencapaian target pendapatan tidak terlepas dari berbagai hambatan dan tantangan yang kemampuan.Adapun harus diupayakan permasalahan diatasi utamadimaksud sesuai dengan berdasarkan kelompok sumber pendapatan, secara deskriptif dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pendapatan Asli daerah (PAD) 1) Tingkat akurasi data dasar pajak dan retribusi yang berpengaruh terhadap data wajib pajak dan wajib retribusi, perlu diupayakan ketersediaannya guna mendukung peningkatan PAD yang bersumber dari pajak dan retribusi. 2) Efektivitas penerapan prosedur dan mekanisme administrasi pengelolaan PAD perlu dioptimalkan guna mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan PAD. 3) Perlu ditingkatkan efektivitas pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumber-sumber PAD. 4) Perlu dioptimalkan kualitas petugas pengelola administrasi PAD 5) Kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajibannya perlu lebih ditingkatkan. 6) Perlu dilakukan pengkajian kembali terhadap Peraturan-peraturan Daerah tentang pajak dan retribusi seiring dengan telah terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi. b. Dana Perimbangan Perhitungan Dana Perimbangan, baik dalam Bagi Hasil Pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak belum sesuai dengan harapan daerah, sehingga perlu ditingkatkan efektivitas pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumber-sumber pendapatan khususnya dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 serta Pajak Bumi dan Bangunan. c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah Penerimaan pendapatan dari Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya dalam pendistribusiannya perlu dialokasikan waktu yang cukup untuk tercapainya sasaran secara efektif dan efisien. B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH 1. Kebijakan Umum Belanja Daerah Komponen yang mengindikasikan aktivitas dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah Belanja Daerah, dimana komponen ini merupakan pengeluaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan pelaksanaan pembangunan daerah, yang diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan kegiatan, serta jenis belanja yang pengeluarannya disesuaikan dengan kemampuan dan potensi fiskal daerah. Arah kebijakan belanja daerah disusun berdasarkan prinsip-prinsip penganggaran dengan pendekatan anggaran yang berbasis kinerja, dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD, prioritas pembangunan sesuai potensi dan permasalahannya serta perkiraan situasi dan kondisi pada tahun depan. Belanja Daerah pada APBD Tahun Anggaran 2009 secara makro dilandasi atas pemahaman efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran Belanja Daerah yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masing-masing program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2009. Kebijakan Belanja Daerah secara deskriptif dapat diuraikan dan dijelaskan sebagai berikut : (1) BELANJATIDAK LANGSUNG, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, (2) BELANJA LANGSUNG, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja Daerah Pemerintah Kota Bandung pada Tahun Anggaran 2009 dianggarkan sebesar Rp. 2.498.896.793.515,08 dan dapat direalisasikan Rp. 2.240.317.269.997,00 atau mencapai 89,65% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RIyang perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Komposisi Belanja Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO URAIAN TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI BELANJA BELANJA % 1 Belanja Tidak Langsung 1.391.773.886.383,08 1.361.106.086.766,00 97,80 2 Belanja Langsung 1.107.122.907.132,00 879.211.183.231,00 79,41 Jumlah 2.498.896.793.515,08 2.240.317.269.997,00 89,65 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 Adapun anggaran dan realisasi masing-masing Belanja untuk Tahun Anggaran 2009, dapat diuraikan sebagai berikut : a. Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung pada tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp. 1.391.773.886.383,08 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.361.106.086.766,00 atau 97,80%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RIdengan rincian pada Tabel berikut ini. Tabel Perincian Belanja Tidak Langsung Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009(Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 3 4 5 6 7 TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN BELANJA REALISASI BELANJA TIDAK LANGSUNG TIDAK LANGSUNG URAIAN % Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Propinsi / Kabupaten / Kota dan Pemerintah desa Belanja Tidak Terduga 1.076.004.242.364,55 135.000.000,00 44.125.500.000,00 184.447.728.500,00 77.940.900.000,00 1.054.928.107.294,00 114.292.407,00 44.125.500.000,00 179.707.803.170,00 77.797.858.895,00 98,04 84,66 100,00 97,43 99,82 5.635.000.000,00 3.485.515.518,53 4.004.250.000,00 428.275.000,00 71,06 Jumlah 1.391.773.886.383,08 1.361.106.086.766,00 97,80 12,29 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 1) Belanja Pegawai Belanja ini pada tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp. 1.076.004.242.364,55dan telah direalisasikan sebesar Rp. 1.054.928.107.294,00 atau 98,04% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini digunakan untuk pembayaran gaji Pegawai dan tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung. 2) Belanja Bunga Belanja Bungapada tahun 2009 dianggarkansebesar Rp. 135.000.000,00dan telah direalisasikan sebesar Rp. 114.292.407,00 atau 84,66%, sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini merupakan pembayaran bunga atas pinjaman daerah. 3) Belanja Subsidi Belanja Subsidi pada tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp. 44.125.500.000,00dan telah direalisasikan sebesar Rp. 44.125.500.000,00 atau 100,00%, sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini digunakan sebagai subsidi kepada PD. Kebersihan untuk biaya operasional pelayanan kebersihan. 4) Belanja Hibah Belanja Hibah pada tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp. 184.447.728.500,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp. 179.707.803.170,00 atau 97,43%, sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini diberikan kepada lembaga, kelompok atau organisasi kemasyarakatan. 5) Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial pada tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp. 77.940.900.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp. 77.797.858.895,00 atau 99,82% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini digunakan untuk Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan. 6) Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Desa/Kelurahan dan Pemerintah Belanja Bantuan Keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota kepada dan Pemerintah Pemerintah Desa/Kelurahan pada tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp. 5.635.000.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp. 4.004.250.000,00 atau 71,06% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI.Bantuan ini antara lain untuk bantuan operasional bagi Kelompok Linmas pada 151 kelurahan dan pemberdayaan Asosiasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. 7) Belanja Tidak Terduga Belanja tidak Terduga pada tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp. 3.485.515.518,53 dan direalisasikan sebesar Rp. 428.275.000,00 atau 12,29% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. b. Belanja Langsung Belanja Langsung pada tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp. 1.107.122.907.132,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 879.211.183.231,00 atau 79,41%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini merupakan belanja yang dianggarkan terkait dengan program dan kegiatan berdasarkan sumber dari APBD Kota Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, dan APBN Pemerintah. Adapun perincian Belanja Langsung pada Anggaran 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini Tahun Tabel Perincian Belanja Langsung Pemerintah Kota BandungTahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) TAHUN ANGGARAN 2009 NO 1 2 3 URAIAN Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah ANGGARAN REALISASI BELANJA LANGSUNG BELANJA LANGSUNG % 160.625.476.609,00 419.218.937.549,00 527.278.492.974,00 124.313.457.618,00 363.909.417.540,00 390.988.308.073,00 77,39 86,81 74,15 1.107.122.907.132,00 879.211.183.231,00 79,41 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 C. RENCANA DAN REALISASI PEMBIAYAAN Struktur APBDmemperlihatkan bahwa komponen pembiayaan merupakan komponen yang dipergunakan untuk mengantisipasi surplus/(defisit) anggaran. Dalam arti bahwa komponen pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah untuk menutupi selisih antara anggaran pendapatan dan anggaran belanja daerah. Kebijakan pembiayaan daerah didasari oleh pandanganbahwa setiap kewajiban yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, secara konsisten dapat dilaksanakan sesuai tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawab yang diemban, serta guna menjaga kredibilitas pemerintah daerah. Pendayagunaan komponen pembiayaan pada struktur APBD tahun anggaran 2009 dilandasi atas pemikiran bahwa setiap kewajiban yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Bandung senantiasa harus diupayakan pelaksanaannya guna menjaga citra dan wibawa Pemerintah Kota Bandung khususnya kepada pemberi pinjaman dan umumnya kepada masyarakat. Berkenaan dengan kebijakan pembiayaan daerah Pemerintah Kota Bandung, maka komponen pembiayaan penggunaannya diarahkan untuk menutupi beban hutang Pemerintah Kota Bandung yang telah jatuh tempo pada tahun anggaran 2009 sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan, yang pada gilirannya akan mengurangi beban pemerintah pada tahun anggaran berikutnya. Selanjutnya, penetapan kebijakan pembiayaan daerah dibarengi pula dengan optimalisasi kemampuan Pemerintah Kota Bandung dalam menyeimbangkan antara pos penerimaan dan pos pengeluaran daerah pada komponen pembiayaan sesuai dengan Kebijakan Umum APBD Pemerintah Kota Bandung yang telah ditetapkan. Optimalisasi kemampuan Pemerintah Kota Bandung dalam rangka menyeimbangkan antara bidang Penerimaan dan bidang Pengeluaran Daerah pada komponen Pembiayaan sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Bandung yang telah ditetapkan.Sumber penerimaan pembiayaan daerah berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. Pembiayaan dalam Tahun Anggaran 2009, dianggarkan sebesar Rp. 212.238.960.158,00dan telah direalisasikan sebesar Rp. 194.744.196.176,20 atau 91,76% sebelum dilakukan audit oleh BPKRI dengan perincian dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Komposisi Pembiayaan Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 URAIAN ANGGARAN PEMBIAYAAN Penerimaan Pembiayaan Daerah Pengeluaran Pembiayaan Daerah Jumlah REALISASI PEMBIAYAAN % 276.159.742.488,00 258.659.742.488,20 93,66 63.920.782.330,00 63.915.546.312,00 99,99 212.238.960.158,00 194.744.196.176,20 91,76 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 Adapun perincian anggaran dan realisasi masing-masing bagian dari komponen pembiayaan, dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Penerimaan Pembiayaan Daerah Besarnya Penerimaan Daerah dalam pembiayaan, dianggarkan sebesar Rp. 276.159.742.488,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 258.659.742.488,20 atau 93,66%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Jumlah Penerimaan Daerah dalam pembiayaan ini, bersumber dari : (1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu, (2) Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, (3)Penerimaan Kembali Investasi. Adapun perincian anggaran dan realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Penerimaan Pembiayaan Daerah Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 3 TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENERIMAAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN URAIAN Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Kembali Investasi Jumlah % 258.659.742.488,00 258.659.742.488,20 100,00 2.500.000.000,00 0,00 0,00 15.000.000.000,00 0,00 0,00 276.159.742.488,00 258.659.742.488,20 93,66 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009 2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Besarnya dianggarkan direalisasikan Pengeluaran sebesar sebesar Rp. Daerah dalam 63.920.782.330,00 Rp. pembiayaan, dan dapat 63.915.546.312,00 atau 99,99%sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Jumlah Pengeluaran Daerah dalam pembiayaan ini, bersumber dari: (1) Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah,(2) Pembayaran Pokok Utang. Adapun perincian anggaran dan realisasi Pengeluaran Daerah, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Anggaran Pengeluaran Pembiayaan Daerah Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2009 (Sebelum dilakukan audit) NO 1 2 URAIAN TAHUN ANGGARAN 2009 ANGGARAN REALISASI PENGELUARAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN % Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang 62.000.000.000,00 62.000.000.000,00 100,00 1.920.782.330,00 1.915.546.312,00 99,73 Jumlah 63.920.782.330,00 63.915.546.312,00 99,99 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2009