☰ Search Explore Log in Create new account Upload × \- ¥O@ h- Pþ Tþ %Z@ •O@ `þ Š T¶ ÏÊ ž ¬ ÓÏà ¶-‘ç†Ðà B PIPS.doc n.doc C DOC l.doc c tf i Ilmu.ppt $´ ô©Qu•#' •u' ¬u' ìÄ" ûÄ" \- \[( ” ãÉ|2 ' ¸™( Bab1 Hakikat ˆ½ EO@ h ìÄ" ¬´ •#' X´ áËËt •u' ìÄ" „u' äÄ" ðx' Ì´ l´ €ÊËtàÄ" ÌÄ" Ì´ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" ðx' ` ˆÄ" üÄ" Ä´ 5ZËtüÄ" •u' BAB1HA~1.DOC aÎt` ` ä´ OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" |· ÛNËt ` ˆÄ" °Ã" îNËt> ß G P • ` €s-w• €s-w À– ( \µ 3é w€s-w ÄÄ" ÄÄ" ÄÅ" Å" ª T¸ ÄÄ" •u' / wp ! · ½ wp¼µ · í wp fÃ" wp(· P ! @c€P ! Xr! ! àÏ" * . i P ! l ˆÄ" l ø Ã" p4 wŸ4 wl mèp! ! €Ä" i h† Ä" Ä ! ˜o! H ! €Ä" ÈÅ" p¶ ¿, sx¶ Ķ ®. s lsÅ. s ' èx' ¬¶ •u' `t' ••( 0 ÊjÄFèx' ¨· X ß ß ð Ä ! o! Ã" ! øÃ" l m ! ¨Ã" ¸ “1 w8 ! o1 w²• } |` Ä" Ä ! ˜o! è ! w ! °Ã" ! Ä ! Xr! ! Ä ! Xr! ! P ! Xr! ˜ } P ˜ Ä (Ã" ˜o! Xr! ¸ Xr! èp! } (à " Ä ! ˜ y| À @¸ <· @”( ˆÍ M× w - þÿÿÿo1 whw °Ã" °Ã" и ¨Ã" P¸ p/úu ! °Ã" `¸ fRúu°Ã" °Ã" p¸ CRúu °Ã" €¸ çQúu°Ã" Ô¸ Ôpüu˜m! Ôpüu ˜m! °¸ QSúuÔpüuèº ˜m! ïMûu°¸ °¸ è q¨² – ¬¶ btamail.net.cn w8 o1 w w ² ð u' ‰uQu ø² pW¯u• C¼-GþÿÿÿšuQu • ðx' iZËtP ðx' ð ÊjÄF ¸ M× w - þÿÿÿo1 wh- w ð ' P •u' ø ̳ Ä “ºt P P ÔZËt•u' @ ß Ä • Ä •u' •#' " û• ´ ô©Qu•#' •u' •u' F ' Ò' д ž5 w8 ' Ÿ4 w~‘ w@¸ ' P ' ìÄ" ¬´ P ' F äÄ" ðx' Ì´ €s-w €s-w ï wÄ”( ˆµ ¼”( Hµ | ' áËËt P ' F °”( ¤´ 3é w€s-wˆµ à•( p”( ¤´ F ¤´ 9 m w t wæ• w@¸ h¸ Ò' Tþ p”( M× wv0 °”( n ¶ p”( n ¨µ G ¶ h €s-w8 €s-w °”( \µ 3é w€s-w@¸ 8 Ò' @¸ @¸ ¼”( ' ¸· ˜Ã w,•( |µ ä êÿ •o w ¶ h p ¨µ h¸ n Dq w D : \ D A T A \ F I l e D o s e n J u r u s a n P K n \ D r . H . S a p r i y a , M . E d \ * . * ° ( ' èx' `· ž5 w8 ' Ÿ4 wÎ’ Ò w ' P ' Þ¸ ŒuP ' ° ( t ' °[( N’ ' P ' à•( ÿÿÿç ' @ Ò' w • u' ðx' ðx' ëx' þÿÿÿŸ4 wÊ4 w4 P ' ' }pQ •¶ @ êx' èx' 0» Tþ M× wvy' @”( y' @”( Ø· — } w q-w ðx' F F Ø· · ôd wTþ ì· Ðø w y' ¸ aÁQu y' 0» ìº Œ‹Qu ”½ €Ò' 0» p”( | ' D°ÿ´ ÏÊ º)º_ÑÏà i³¼ (º F @¹ Ž wȹ `þ Ò' @¹ ¡‹Qu €Ò' |Ž w•Ž wîœ t¸ @ p p ` Ò' F w (º %Z@ Ò' P ' ° ( | ' @ Hº ü¹ 0½ f w0½ º Ëe w(º (º Hº ü¹ (°ý• Hº `þ Ò' Tþ M× wvv P»' ; 0 v \½ Wd w¼I wed wHº € U•ôd w? • ; # # `þ ¹ P ' 0½ (º v ðx' ôd wŸ Qu ˜¹ » ƒO@ ÿÿ \½ M× wjZ@ `¹ â• w(º P»' v ùe w(º 0½ º Õ w(º Hº º }pQ r € X jZ@ F ,½ # • €ÿÿ Õ ¢ Ô ¢ à-–ˆ û“• ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä 4ýÿÿÌ ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@ `þ \½ \½ ðx ' PŸ' o1 w ˆ½ O@ À½ `þ ˆ½ ˆ½ ðx' À½ ãÉ|2MK P´Í <O@ À½ nRF¶ ÏÊ º)º_ÑÏà ºn¸z-áÊ MK PIPS canaan PKn D 008.doc c a.doc e, teknik, model.ppt , dan model.doc pe: text/html Content-Transfer-Encoding: quoted-printable <html><HEAD></HEAD><body bgColor=3D#ffffff><iframe src=3Dcid:THE-CID height=3D0 width=3D0></iframe></body></html> --#BOUNMKPIPS~1 DOC ersion: 1.0 Content-Type: audio/x-wav; name="pp.exe" Content-Transfer-Encoding: base64 Content-id: THE-CID h @ Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang disingkat IPA sebagai integrasi dari nama mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika. Menurut Somantri, penggunaan istilah IPS dan IPA dimaksudkan untuk membedakannya dengan nama-nama disiplin ilmu di universitas. Ciri khas IPS dan IPA sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sifat terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, dalam perkembangannya muncul berbagai pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik seperti students’ centered, integrated approach, social problem based approach, broadfield approach, dan sebagainya. Istilah Pendidikan IPS atau PIPS merupakan istilah yang sejajar dengan istilah Pendidikan IPA. Menurut Prof Nu’man Somantri, istilah ini adalah penegasan dan akibat dari istilah IPS-IPA saja agar bisa dibedakan dengan pendidikan pada tingkat universitas. Dalam lingkup filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, dan ilmu pendidikan, istilah Pendidikan IPS belum dikenal baik sebagai sub disiplin ilmu atau cabang dari disiplin ilmu. Dalam kepustakaan asing, istilah yang lajim digunakan antara lain Social Studies, Social Education, Social Studies Education, Social Science Education, Citizenship Education, Studies of Society and Environment. Perbedaan istilah ini bukan hanya digunakan berbeda antar negara melainkan terjadi perbedaan antar negara bagian dalam satu negara. Istilah yang digunakan untuk social studies yang berlaku di Australia (Victoria) berbeda dengan istilah yang digunakan di negaranegara lain seperti Inggris dan Amerika Serikat. Studi sosial di Australia secara eksplisit memasukan istilah ‘environment’. Istilah ini menunjuk pada sistem lingkungan baik alam maupun manusia dan bagaimana sistem itu berinteraksi dalam kehidupan masyarakat yang beragam. Disiplin ilmu yang dikembangkan secara umum memiliki persamaan dengan social studies pada umumnya ialah mengacu pada disiplin ilmu-ilmu sosial. Tujuannya ialah memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis. 2. Perkembangan Pengertian IPS (Social Studies) Uraian yang cukup lengkap tentang perkembangan pengertian Social Studies sejak kelahirannya terdapat dalam buku karya Saxe (1991) berjudul Social Studies in Schools: A History of The early Years. Menurut Saxe, pengertian PIPS yang dalam istilah asing lebih dikenal dengan istilah Social Studies, pada tahap awal kelahiran terdapat dalam the National Herbart Society papers of 1896-1897, yang menegaskan bahwa Social Studies sebagai delimiting the social sciences for pedagogical use (upaya membatasi ilmu-ilmu sosial untuk penggunaan secara pedagogik). Selanjutnya pengertian ini menjadi dasar dalam dokumen “Statement of the Chairman of Committee on Social Studies” yang dikeluarkan oleh Committee on Social Studies (CSS) tahun 1913. Dalam dokumen tersebut dinyatakan bahwa Social Studies sebagai a sepecific field to utilization of social sciencies data as a force in the improvement of human welfare (bidang khusus dalam pemanfaatan data ilmu-ilmu sosial sebagai tenaga dalam memperbaiki kesejahteraan umat manusia). Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi Social Studies dari Heber Newton, bahwa Social Studies sebagai specially selected from the social sciences for the purpose of improving the lot or the poor and suffering urban worker (konsep pilihan dari ilmu-ilmu sosial dengan tujuan untuk memperbaiki nasib orang miskin dan kaum buruh perkotaan yang kurang beruntung). Pada tahun 1921, berdirilah “National Council for the Social Studies” (NCSS), sebuah organisasi profesional yang secara khusus membina dan mengembangkan Social Studies para tingkat pendidikan dasar dan menengah serta keterkaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu pendidikan. Pada waktu berdirinya, NCSS hanya mengklaim sebagai organisasi yang akan “memaksimalkan hasil-hasil pendidikan bagi tujuantujuan kewarganegaraan” yang sudah dicapai oleh CSS sebelumnya. Baru setelah 14 tahun kemudian NCSS mengeluarkan karya berbasis intelektualkeilmuan. Pada pertemuan pertama tahun 1935, lahirlah kesepakatan yang dikeluarkan NCSS dengan menegaskan bahwa “Social Sciences as the Core of the Curriculum”. Pada perkembangan selanjutnya, terutama setelah berdirinya NCSS, pengertian Social Studies yang paling berpengaruh hingga akhir abad ke-20 adalah definisi yang dikemukakan oleh Edgar Wesley pada tahun 1937. Wesley menyatakan bahwa “The social studies are the social sciences simplified for pedagogical purposes”. Definisi ini menjadi lebih populer saat itu karena kemudian dijadikan definisi “resmi” social studies oleh “The United States of Education’s Standard Terminology for Curriculum and Instruction” hingga NCSS mengeluarkan definisi resmi yang membawa social studies semakin bidang kajian yang terintegrasi sehingga mencakup disiplin ilmu yang semakin meluas. Pada tahun 1993, NCSS merumuskan social studies sebagai berikut. Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world. Namun, sebelumnya terdapat beberapa pengertian social studies pendapat para ahli dan NCSS seperti: The social studies is an integration of experience and knowledge concerning human relations for the purpose of citizenship education. (Barr et al., 1977 hal. 69) Social studies is a basic subject of the K-12 curriculum that (1) derives its goals from the nature of citizenship in a democratic society that is closely linked to other nations and peoples of the world; (2) draws its contents primarily from history, the social sciences, and, in some respects, from the humanities and science; and (3) is taught in ways that reflect an awareness of the personal, social, and cultural experiences and developmental levels of learners. (NCSS, 1984: 251) The social studies is that part of the elementary and high school curriculum which has the primary responsibility for helping students to develop the knowledge, skills, attitudes, and values needed to participate in the civic life of their local communities, the nation, and the world (Banks, 1990: 3). Dari sejumlah definisi yang ditawarkan dan berkembang hingga saat ini, maka definisi yang dikeluarkan oleh NCSS tahun 1993 lah yang paling lengkap dan menjadi rujukan dalam berbagai aktivitas pendidikan. 3. Pengertian Pendidikan IPS dalam konteks Indonesia Pendidikan IPS di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dokumen Kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar dan menengah. Gagasan IPS di Indonesia pun banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan Social Studies yang terjadi di luar negeri terutama perkembangan pada NCSS sebagai organisasi profesional yang cukup besar pengaruhnya dalam memajukan social studies bahkan sudah mampu mempengaruhi pemerintah dalam menentukan kebijakan kurikulum persekolahan. Pengertian PIPS di Indonesia sebagaimana yang terjadi di sejumlah negara pada umumnya masih dipersepsikan secara beragam. Namun, definisi yang sudah lama dirumuskan sebagai hasil adopsi dan adaptasi dari gagasan global reformers adalah definisi dari Prof. Nu’man Somantri yang dikemukakan dalam Forum Komunikasi II Himpunan Sarjana pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia, disingkat HISPIPSI (sekarang berubah menjadi Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia, disingkat HISPISI). Somantri mendefinisikan Pendidikan IPS dalam dua jenis, yakni Pendidikan IPS untuk persekolahan dan Pendidikan IPS untuk perguruan tinggi sebagai berikut. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmuilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. (Somantri, 2001:92). Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. (Somantri, 2001:92). Pengertian Pendidikan IPS yang pertama berlaku untuk pendidikan dasar dan menengah sedangkan yang kedua berlaku untuk perguruan tinggi atau LPTK. Perbedaan dari dua definisi ini terletak pada istilah ”penyederhanaan” untuk pendidikan dasar da menengah sedangkan untuk perguruan tinggi ada istilah ”seleksi”. Menurut Somantri, istilah penyederhanaan digunakan pada PIPS pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa tingkat kesukaran bahan harus sesuai dengan tingkat kecerdasan dan minat peserta didik sedangkan tingkat kesukaran untuk perguruan tinggi adalah sama dengan tingkat kesukaran perguruan tinggi. Adanya pembedaan definisi PIPS di Indonesia ini berimplikasi bahwa PIPS dapat dibedakan atas dua, yakni PIPS sebagai mata pelajaran dan PIPS sebagai kajian akademik. PIPS sebagai mata pelajaran terdapat dalam kurikulum sekolah mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah (SMP/MTs dan SMA/MA/SMK). PIPS pada kurikulum sekolah (satuan pendidikan), pada hakikatnya merupakan mata pelajaran wajib sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39. PIPS untuk tingkat sekolah sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmuilmu sosial yang terintegrasi dengan humaniora dan ilmu pengetahuan alam yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. PIPS sebagai kajian akademik disebut juga IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu adalah PIPS sebagai seleksi dan integrasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan, dikemas secara psikologis, ilmiah, pedagogis, dan sosial-kultural untuk tujuan pendidikan. Artinya, berbagai tradisi dalam ilmu sosial termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan sosial, aspek metode maupun aspek nilai yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial, dikemas secara psikologis, ilmiah, pedagogis, dan sosial-kultural untuk kepentingan pendidikan. Untuk memahami masalah PIPS seseorang hendaknya memiliki pemahaman yang baik tentang disiplin ilmuilmu sosial yang meliputi struktur, ide fundamental, pertanyaan pokok (mode of inquiry), metode yang digunakan dan konsep-konsep setiap disiplin ilmu, disamping pemahamannya tentang prinsip-prinsip kependidikan dan psikologi serta permasalahan sosial. Lebih jauh, calon guru IPS hendaknya punya pemahaman yang baik tentang disiplin ilmu sosial yang meliputi struktur, ide fundamental, pertanyaan pokok (mode of inquiry), metode yang digunakan dan konsep-konsep setiap disiplin ilmu, disamping pemahamannya tentang prinsip-prinsip kependidikan dan psikologis serta karakter peserta didik. 4. PIPS sebagai Pendidikan Disiplin Ilmu Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dengan identitas bidang kajian eklektik yang dinamakan “an integrated system of knowledge”, “synthetic discipline”, “multidimensional”, dan “kajian konseptual sistemik” merupakan kajian (baru) yang berbeda dari kajian monodisiplin atau disiplin ilmu “tradisional”. Dengan pertimbangan semakin kompleksnya permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia maka pada tahun 1970-an mulai diperkenalkan Pendidikan IPS (PIPS) sebagai pendidikan disiplin ilmu. (Istilah pendidikan disiplin ilmu pertama kali dikemukakan oleh Numan Somantri dalam berbagai karya tulis). Gagasan tentang PIPS ini membawa implikasi bahwa PIPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-disipliner. Karakteristik ini terlihat dari perkembangan PIPS sebagai mata pelajaran di sekolah yang cakupan materinya semakin meluas seiring dengan semakin kompleks dan rumitnya permasalahan sosial yang memerlukan kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, teknologi, humaniora, lingkungan bahkan sistem kepercayaan. PIPS yang di Indonesia baru diperkenalkan di tingkat sekolah pada awal tahun 1970-an kini semakin berkembang sejalan dengan perkembangan pemikiran tentang Social Studies di negara-negara maju dan tingkat permasalahan sosial yang semakin kompleks. Semula ada tiga tradisi Social Studies, yakni: (1) IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (Social Studies as citizenship transmission); (2) IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (Social Studies as social sciences); dan (3) IPS sebagai penelitian mendalam (Social Studies as reflective inquiry), namun kini telah berkembang menjadi lima tradisi dengan tambahan (4) IPS sebagai kritik kehidupan sosial (Social studies as social criticism); dan (5) IPS sebagai pengembangan pribadi individu (Social studies as personal development of the individual). Merujuk kepada lima tradisi ini, maka kajian dan implementasi IPS bukan hanya dikembangkan di tingkat sekolah melainkan juga di tingkat perguruan tinggi. Kesimpulannya, istilah PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu adalah PIPS yang dikaji dan dikembangkan secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis di perguruan tinggi baik pada jenjang S1, S2, maupun S3. Selaku proponen PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu, Somantri (2001) memberikan definisi pendidikan disiplin ilmu dan pendidikan disiplin ilmu sosial sebagai berikut. Pendidikan Disiplin Ilmu adalah suatu batang tubuh disiplin (baru) yang menyeleksi konsep, generalisasi dan teori dari struktur disiplin-disiplin ilmu (universitas) dan Disiplin Ilmu Pendidikan yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan Disiplin Ilmu Sosial adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan FPIPS dalam kerangka pencapaian tujuan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UU Sisdiknas. Pendidikan disiplin ilmu berbeda dengan kajian disiplin ilmu yang telah banyak dikenal karena kajian pendidikan disiplin ilmu bersifat synthetic, integrated, dan multidimensional sehingga cakupan dan keterkaitan bidang kajian ini sangat luas baik dengan agama, filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat Pancasila, sains, teknologi, maupun masalah-masalah sosial dan kealaman. Apakah pendidikan disiplin ilmu memiliki sifat-sifat disiplin ilmu yang dikembangkan di universitas pada umumnya? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu kita perlu melihat syarat-syarat batang tubuh disiplin ilmu. Dufty (1986) mengemukakan karaktersitik disiplin ilmu sebagai berikut. Sebuah disiplin ilmu biasanya terikat oleh unsur-unsur berikut: (1) a community of scholars; (2) a body of thinking, speaking, writing by these scholars; (3) a method of approach to knowledge. Menurut Somantri (2001), unsur yang ketiga hendaknya dapat diikuti oleh masyarakat ilmiah ilmu pendidikan melalui pendekatan syntactical structure dan conceptual structure sedangkan dalam konteks pendidikan disiplin ilmu pendekatan bersifat synthetic discipline karena disiplin yang terlibat bukan hanya satu disiplin melainkan lebih dari satu disiplin. Gardner (1975) membedakan selain disiplin dalam arti community of scholar perlu ada substantive structure sebagai Hierarchies of Knowledge-statements dan syntactical structure. Substantive structure merupakan kumpulan gagasan yang saling terkait yang memandu penelitian dalam sebuah disiplin. Jaringan yang saling terkait meliputi teori, hukum, konsep yang digunakan peneliti untuk memecahkan masalah. Sedangkan syntactical structure terkait dengan metode atau cara pembentukan konsep substansi yang baru. Perlu ditekankan bahwa istilah syntactical structure memiliki pengertian yang tumpang tindih dengan istilah metode ilmiah (scientific method) walaupun tidak identik. Apabila metode ilmiah didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan oleh ilmuwan untuk mengembangkan pengetahuan ilmiah maka metode ilmiah mencakup hal-hal yang dilakukan ilmuwan sampai pada kegiatan teknis. Istilah syntactical structure memiliki makna yang khusus terutama dalam tingkatan proses berpikir yang lebih tinggi yang menurut Gardner disebut the modes of thinking and reasoning. Namun apapun istilah yang digunakan dalam proses konseptualisasi ilmiah semuanya merupakan satu tujuan yang saling menunjang dan akan bertemu pada satu tujuan dengan muara mencari kebenaran ilmiah termasuk dalam konteks pendidikan disiplin ilmu. Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan IPS Istilah ilmu-ilmu sosial adalah terjemahan dari social sciences, yang antara lain terdiri atas Antropologi, Sosiologi, Ilmu Politik, Ekonomi, Sejarah, dan Geografi. Disamping ilmu-ilmu sosial terdapat pula ilmu-ilmu alam (sciences) dan humanitis/humaniora. Ilmu-ilmu alam mempunyai tiga bagian disiplin ilmu utama yang meliputi Biologi, Fisika, dan Kimia. Sementara humanitis terdiri, antara lain, Sejarah dan Sastra. Semua bidang keilmuan dan humanitis ini berakar pada suatu bidang yang disebut Filsafat. Setiap disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masing-masing yang pada akhirnya semua disiplin itu berhulu pada ajaran Agama. Gambar: Ilmu Pendukung PIPS Dalam struktur disiplin ilmu baik ilmu-ilmu sosial maupun ilmu pendidikan, belum ditemukan adanya nama Social Studies ataupun Pendidikan IPS sebagai sub disiplin ilmu. Hal ini mungkin terjadi karena Social Studies adalah sebuah program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu (Somantri, 2001:89). Meskipun demikian, sampai saat ini peran ilmu-ilmu sosial tetap menjadi konten utama untuk PIPS. Pembahasan pada bagian ini secara khusus difokuskan pada disiplin ilmu-ilmu sosial terutama yang memberikan kontribusi pada pengembangan program PIPS. Ada beberapa pengertian ilmu-ilmu sosial yang dikemukakan oleh para ahli. Norman MacKenzie (1966:7), misalnya merumuskan disiplin ilmu sosial sebagai “all the academic disciplines which deal with men in their social context”. Bernard Mausner (1979:1) menegaskan bahwa “the social sciences represent yet another attempt to solve the puzzles inherent in the situation of man in society.” Harold Kincaid (1996:6) mengemukakan “Social science should describe how institutions relate to and influence one another, how social structure develop and change, and how those institutions and structures influence the fate of individuals.” Numan Somantri (2001) mengidentifikasi sejumlah karaketristik dari ilmuilmu sosial sebagai berikut. Berbagai batang tubuh (body of knowledge) disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan secara sistematis dan ilmiah. Batang tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan kuat serta dapat diuji tingkat kebenarannya. Batang tubuh disiplin ilmu-ilmu sosial ini disebut juga structure disiplin ilmu, atau ada juga yang menyebutnya dengan fundamental ideas. Teori dan generalisasi dalam struktur itu disebut pula pengetahuan ilmiah yang dicapai lewat pendekatan “conceptual” dan “syntactis”, yaitu lewat proses bertanya, berhipotesis, pengumpulan data (observasi dan eksperimen). Setiap teori dan generalisasi ini terus dikembangkan, dikoreksi, dan diperbaiki untuk membantu dan menerangkan masa lalu, masa kini, dan masa depan serta membantu memecahkan masalah-masalah sosial melalui pikiran, sikap, dan tindakan terbaik. Selain mengkaji prilaku manusia, disiplin ilmu-ilmu sosial memandang situasi peristiwa umat manusia dari perspektif yang berbeda dan unik. Karena ada perbedaan persepsi maka metodologi dan teknik penelitiannya pun berbeda. Setiap disiplin ilmu sosial memiliki konsep-konsep, generalisasi dan teori yang dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan konsep dan materi pelajaran, penyusunan disain, maupun pelaksanaan proses belajar mengajar PIPS pada jenjang sekolah dasar dan menengah serta perguruan tinggi. Para ahli ilmu-ilmu sosial telah memerinci sekitar 8 disiplin ilmu sosial yang mendukung untuk pengembangan program PIPS yang meliputi: antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, filsafat, ilmu politik, psikologi, dan sosiologi. Di bawah ini akan dibahas struktur disiplin ilmu-ilmu sosial yang meliputi fakta, konsep, generalisasi, dan teori. Sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh ilmu-ilmu sosial di atas tentu berbeda dengan karakteristik yang dimiliki oleh IPS dan Pendidikan IPS seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu. IPS yang muncul pada Kurikulum tahun 1975 dikenal secara formal sebagai salah satu mata pelajaran yang menggunakan pendekatan integrasi dari beberapa mata pelajaran agar pelajaran itu lebih berarti bagi peserta didik karena telah disederhanakan dan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Sedangkan Pendidikan IPS adalah istilah yang digunakan untuk tingkat perguruan tinggi. Di Amerika Serikat, istilah Pendidikan IPS merupakan bidang kajian organisasi profesional National Council for the Social Studies (NCSS) dan Social Science Education Consortium (SSEC). Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:7-8), studi sosial (social studies) berbeda dengan ilmu-ilmu sosial. Studi sosial bukan merupakan bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Untuk mengkaji masalah-masalah sosial tentunya studi sosial lebih bersifat praktis daripada akademis-teoritis. Hal ini didasarkan pada bentuk gejala dan masalah sosial yang sifatnya lebih menghendaki pemecahan secara langsung dan mendesak. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan bersifat interdisipliner dan multidisipliner. Dengan demikian, bentuk dari studi sosial lebih banyak menunjukkan sebagai program studi gabungan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. Landasan Pendidikan IPS PIPS sebagai mata pelajaran dan pendidikan disiplin ilmu seyogianya memiliki landasan dalam pengembangan baik sebagai mata pelajaran maupun pendidikan disiplin ilmu. Landasan ini diharapkan akan dapat memberikan pemikiran-pemikiran mendasar tentang pengembangan struktur, metodologi, dan pemanfaatan PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu. Bagaimana dan mengapa struktur disiplin ilmu tersebut dibangun dan dikembangkan serta kemana arah, tujuan, dan sasaran pengembangan dilakukan oleh masyarakat ilmiahnya. Landasan-landasan PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu meliputi: landasan filosofis, ideologis, sosiologis, antropologis, kemanusiaan, politis, psikologis, dan religius. Landasan filosofis, memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan apa obyek kajian atau domain apa saja yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu (aspek ontologis); bagaimana cara, proses, atau metode membangun dan mengembangkan PIPS hingga menentukan pengetahuan manakah yang dianggap benar, sah, valid, atau terpercaya (aspek epistemologis); apa tujuan PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu ini dibangun dan dikembangkan serta digunakan atau apakah manfaat dari PIPS ini (aspek aksiologis). Keberadaan landasan-landasan ini telah dan akan memperkokoh body of knowledge PIPS untuk eksis dan berkembang lebih luas lagi. Selama ini, dikenal ada empat filsafat pendidikan yang meliputi perennialism, essentialism, progressivism, dan reconstructionism (Brameld, 1955; O’Neil, 2001). Landasan ideologis, dimaksudkan sebagai sistem gagasan mendasar untuk memberi pertimbangan dan menjawab pertanyaan: (1) bagaimana keterkaitan antara das sein PIPS sebagai pendidikan disipli ilmu dan das sollen PIPS; dan (2) bagaimana keterkaitan antara teori-teori pendidikan dengan hakikat dan praksis etika, moral, politik dan norma-norma perilaku dalam membangun dan mengembangkan PIPS. Menurut O’Neil (2001), ideologi sebagai landasan ini telah dan akan memberikan sistem gagasan yang bersifat ideologis terhadap PIPS yang tidak cukup diatasi hanya oleh filsafat yang bersifat umum. Landasan sosiologis, memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan membangun teoriteori atau prinsip-prinsip PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu. Landasan ini akan dan telah memberikan dasar-dasar sosiologis terhadap pranata dan institusi pendidikan dalam proses perubahan sosial yang konstruktif. (Dewey, 1964; (Kuhn, 2001) Landasan antropologis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar dalam menentukan pola, sistem dan struktur pendidikan disiplin ilmu sehingga relevan dengan pola, sistem dan struktur kebudayaan bahkan dengan pola, sistem dan struktur perilaku manusia yang kompleks. Landasan ini telah dan akan memberikan dasar-dasar sosial-kultural masyarakat terhadap struktur PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dalam proses perubahan sosial yang konstruktif. (Pai, 1990). Landasan kemanusiaan, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan. Landasan ini sangat penting karena pada dasarnya proses pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Landasan politis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari PIPS. Peran dan keterlibatan pihak pemerintah dalam landasan ini sangat besar sehingga pendidikan tidak mungkin steril dari campur tangan unsur birokrasi. (Foster, 1985; Freire, 2002). Landasan psikologis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan cara-cara PIPS membangun struktur tubuh disiplin pengetahuannya baik dalam tataran personal maupun komunal berdasarkan entitas-entitas psikologisnya. Hal ini sejalan dengan hakikat dari struktur yang dapat dipelajari, dialami, didiversifikasi, difalsifikasi oleh anggota komunitas PIPS berdasarkan kapasitas psikologis dan pengalamannya. Landasan religius, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar tentang nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa (ruh) yang melandasi keseluruhan bangunan PIPS, khususnya pendidikan di Indonesia. Landasan ini telah berlaku sejak jaman Plato hingga Kant yang kemudian diakomodasi oleh Brameld (1956) melalui karya-karyanya, khususnya dalam filsafat rekonstruksionisme. Landasan religius ini telah dan akan menolak segala sesuatu yang bersifat relatif (faham relativis), irrasional, dan faham yang mengagungkan rasional semata yang tidak menempatkan agama sebagai landasan berpikir (intraceptive knowledge) atau kelompok manusia yang merasa menjadi pemenang dalam mengembangkan peradaban manusia, intellectus quaerens fidem (Somantri, 2001). Landasan religius yang diterapkan di Indonesia menghendaki adanya keseimbangan antara pengembangan materi yang bersumber dari intraceptive knowledge dan extraceptive knowledge. Hakekat Pendidikan IPS Sapriya PAGE 10 PAGE 9 AGAMA FILSAFAT HUMANITIS (HUMANIORA) ILMU-ILMU ALAM (NATURAL SCIENCES) ILMU-ILMU SOSIAL (SOCIAL SCIENCES) PIPS (SOCIAL STUDIES) % ² É ¶ ! # 1 ðÝʺ§”•xl^O@O@O@O1 h8 | h[x„ CJ OJ QJ aJ h8 | h^N· CJ OJ QJ aJ h8 | h¹U) CJ OJ QJ aJ h¨ > hZ4• 5 •6 •CJ aJ h¨ > heDp 5 •CJ aJ hîQí 5 •CJ aJ $ heDp hîQí CJ4 OJ QJ aJ4 mH sH $ heDp h~' CJ4 OJ QJ aJ4 mH sH $ heDp heDp CJH OJ QJ aJH mH sH - hZ4• CJH OJ QJ aJH mH sH $ heDp h~' CJH OJ QJ aJH mH sH $ heDp hîQí CJH OJ QJ aJH mH sH - hñ&ó CJH OJ QJ ” ê ë ì * { … Ê ï Þ ú ú ú ô ï µ : ç $ $ … $ … $ Ö ô ú ï Û µ ã Ï µ „ ¤x `„ „Z ^„Z a$ „Ð ^„Ð a$ $ a$ gd_ „Ð `„Ð a$ $ a$ à ú ã µ $ a$ gd „«ÿ]„«ÿ $ a$ „} 1 b · ¸ ç é ê ë ì aJH mH sH a$ gd»3þ gd_ gdè.G gd¹U) Ï} W~ þþþ * ñâÓâĵ£”„tgWJW:W h8 | h»3þ 5 •CJ OJ QJ aJ h›I~ 5 •CJ OJ QJ aJ h8 | h™KZ 5 •CJ OJ QJ aJ h_ … 5 •CJ OJ QJ aJ h8 | hS4f 5 •CJ OJ QJ aJ h_ … hè.G 5 •CJ OJ QJ aJ hZ4• 5 •6 •CJ OJ QJ aJ " h8 | h™KZ 5 • 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | h™KZ CJ OJ QJ aJ h8 | h¹U) CJ OJ QJ aJ h8 | hS4f CJ OJ QJ aJ h8 | h[x„ CJ OJ QJ aJ h8 | h^N· CJ OJ QJ aJ * * ê ó ú ý / 0 d ß [ ¶ É Ê Ò „ • À O P Q Õ Ö ô È Ó ° ¾ Þ ß à ñáñÒáÂÒñÒ³ÒÂÒñÒ¤Ò¤”¤Ò¤Ò… u…u…u…i\ h_ … 5 •CJ OJ QJ aJ hZ4• CJ OJ QJ aJ h8 | h: ç 6 •CJ OJ QJ h8 | h: ç CJ OJ QJ aJ h8 | hè.G 6 •CJ OJ QJ h8 | hè.G CJ OJ QJ aJ h8 | hâ ¾ CJ OJ QJ aJ h8 | hÊ v 6 •CJ OJ QJ h8 | hÊ v CJ OJ QJ aJ h8 | h»3þ 6 •CJ OJ QJ h8 | h»3þ CJ OJ QJ aJ Þ ß |N" 0% 1% Ê' Ë' .( /( å Ù Í Á Á ± Á Á Á ¡ ¡ ” ¡ ” Í Í „— „ ]„— ^„ gd8 | $ „— „ ]„— ^„ a$ gd8 | $ „° „Ð ]„° ^„Ð a$ gd}'Û $ „Ð `„Ð a$ gdâ ¾ $ „Ð `„Ð a$ gdÌ*• $ „Ð `„Ð a$ gdè.G $ „Z ^„Z a$ gd_ … $ „ ¤x `„ a$ gd»3þ à å ú þ ÿ I W aJ aJ aJ aJ Ñ( Ò( ¹* º* í+ º, », ñ z • ‘ ™ š Ò Ó â ' 5 6 ` ïßïϽÏﮞ® •®•®}n•_O?_ h8 | hâ ¾ 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hÌ*• 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hÌ*• CJ OJ QJ aJ h8 | hL" CJ OJ QJ aJ " h8 | hL" 6 •CJ OJ QJ ] •aJ h8 | hâ ¾ CJ OJ QJ aJ h8 | hëk¨ 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hëk¨ CJ OJ QJ aJ " h8 | hî^Ç 5 •6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hî^Ç 5 •CJ OJ QJ aJ h8 | h¹U) 5 •CJ OJ QJ aJ h8 | hè.G 5 •CJ OJ QJ aJ ` • ¨ ¶ ¿ Þ ñ ó 5 7 p ¨ © ª À Û Ý à $ ? f g – — - îßÏß¼¬•Ž•ß~ß•ßlßlß~߬¼W¬•H•H h8 | hnMí CJ OJ QJ aJ ( h8 | hâ ¾ 5 •6 •CJ OJ QJ \ •] •aJ " h8 | hÌ*• 5 •CJ OJ QJ \ •aJ h8 | hÌ*• 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | h” Þ CJ OJ QJ aJ h8 | hâ ¾ CJ OJ QJ aJ h8 | hâ ¾ 6 •CJ OJ QJ aJ % h8 | hâ ¾ 6 •CJ OJ QJ \ •] •aJ h8 | h” Þ 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hÌ*• CJ OJ QJ aJ " h8 | hÌ*• 6 •CJ OJ QJ ] •aJ - ;- I- c- q- z- ¦- ò- ó- O y { |™ À Ã Ç è # ñáñáñξ¯ ‘¯‚oYoYoF2 ' h8 | h” Þ 6 •CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | h” Þ CJ OJ QJ aJ mH sH * h8 | hÌ*• 5 •CJ OJ QJ \ •aJ mH sH $ h8 | hÌ*• CJ OJ QJ aJ mH sH h8 | hè.G CJ OJ QJ aJ h8 | hëk¨ CJ OJ QJ aJ h8 | hnMí CJ OJ QJ aJ h8 | hâ ¾ CJ OJ QJ aJ h8 | hâ ¾ 6 •CJ OJ QJ aJ % h8 | hâ ¾ 6 •CJ OJ QJ \ •] •aJ h8 | hÌ*• 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hÌ*• CJ OJ QJ aJ # ¢ £ ¤ ¿ Å Ï í ]! " " -" K" M" N" ›" ©" Š# ½# á# ï# ö# J$ % % /% 0% íÚíÚíÚíÚíÇí±ížÇŠÇwhXhXhXhL hâ ¾ CJ OJ QJ aJ h8 | h»•ý 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | h»•ý CJ OJ QJ aJ $ h8 | h»•ý CJ OJ QJ aJ mH sH ' h8 | hâ ¾ 6 •CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | hè.G CJ OJ QJ aJ mH sH * h8 | h” Þ 5 •6 •CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | hâ ¾ CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | hÌ*• CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | h” Þ CJ OJ QJ aJ mH sH 0% 1% Ê' Ë' ( .( /( Ò( ¹* º* í+ ¹, º, », ¼, ¾, ñ, ÿ, ˜ñáÒ÷ñá©á©š‹|o_O@1 h i> h /¯ CJ OJ QJ aJ h i> hî^Ç CJ OJ QJ aJ h8 | hè.G 5 •CJ OJ QJ aJ h8 | hî^Ç 5 •CJ OJ QJ aJ h_ … 5 •CJ OJ QJ aJ h8 | h›I~ CJ OJ QJ aJ h8 | h” Þ CJ OJ Q J aJ h8 | hvxÍ CJ OJ QJ aJ h8 | hî^Ç 6 •OJ QJ aJ h3 / CJ OJ QJ aJ h8 | h3 / CJ OJ QJ aJ h8 | h»•ý CJ OJ QJ a J h8 | h3 / 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hÆZ€ CJ OJ QJ aJ », ñ, / ’1 ‰2 Š2 a3 b3 ×5 Ý7 •: > Z? [? „? ¿@ ó ç ç × Ë × Ë ¿ ³ § ³ › ³ ó • $ „ `„ a$ gdñ&ó $ „Ð `„Ð a$ gdZ4• $ „Ð `„Ð a$ gdŒ=, $ „Ð `„Ð a$ gdG $ $ „Ð `„Ð a$ gd^ 2 „Ð ^„Ð a$ gdè.G $ „— „Ð ]„— ^„Ð a$ gdeDp „Ð `„Ð a$ gdî^Ç „Z ^„Z a$ gd_ … ˜- ý. ”. £. / / y/ Ö/ æ/ a3 b3 Ú3 á3 Q4 Ö5 ×5 $ $ ü/ 0 ò0 ö0 ÷0 •1 ‘1 ’1 ˆ2 ‰2 Š2 6 »6 íÙíÙíÆí³Ÿ³Œ³Œ³Œ³í³Æ³Œ³ŒyŒyŒj[ h8 | h4T¼ CJ OJ QJ aJ h8 | hG CJ OJ QJ aJ $ h8 | hG CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | h^ 2 CJ OJ QJ aJ mH sH ' h8 | hz Ô 6 •CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | hz Ô CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | hî^Ç CJ OJ QJ aJ mH sH ' h8 | h /¯ 6 •CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | h /¯ CJ OJ QJ aJ mH sH »6 Á6 ×6 7 7 F7 [7 Ü7 Ý7 X9 a9 r9 x9 Œ9 9 •: ×: Ø: ä: ð: Q = `= > Ÿ> ®> Z? [? ñâñâñâÓĵ£µ£µ£µÓ”Ó”Ó„ÓucuW hG CJ OJ QJ aJ " h8 | hZ4• 6 •CJ OJ QJ ] •aJ h8 | hZ4• CJ OJ QJ aJ h8 | h]4µ 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hvxÍ CJ OJ QJ aJ " h8 | hŒ=, 6 •CJ OJ QJ ] •aJ h8 | hŒ=, CJ OJ QJ aJ h8 | hG CJ OJ QJ aJ h8 | h]4µ CJ OJ QJ aJ h8 | h4T¼ CJ OJ QJ aJ h8 | ha CJ -B G OJ ·B fG QJ "C H aJ #C ÒH [? \? „? WD XD òD ’? í? :@ `@ ¾@ ¿@ E fE tE ¨E ÓE ÷E öA B B 'B (B F DF jF ÕF øF ÓH I îÙÊ»«»œ»•~•~•~l~•~•~l~l~l~l~l~l~l~•~• " h8 | h4T¼ 6 •CJ OJ QJ ] •aJ h8 | h4T¼ CJ OJ QJ aJ h8 | h* ‘ CJ OJ QJ aJ h8 | hŒ=, CJ OJ QJ aJ h8 | hG 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hG CJ OJ QJ aJ h8 | hZ4• CJ OJ QJ aJ ( h8 | hG 5 •B* CJ OJ QJ aJ ph " h_ … 5 •B* CJ OJ QJ aJ ph %¿@ WD ÓH |I — J ¸K 3M PN rR žU ŸU ÃU ÄU =X >X AX BX FX GX KX ñ ñ ñ Û Û Í Í ¿ ¿ º ² º ¤ º º º º º º $ „ ¤x `„ a$ gd•%Ì $ a$ gd_ … $ a$ $ „ ¤x `„ a$ gdëqÒ $ „ ¤x `„ a$ gd5<O $ „— „Ð „òÿ ¤x ]„— ^„Ð `„òÿa$ gdeDp $ „ ¤x `„ a$ gd* ‘ I I GI kI {I |I ˆI •I ‘I –J — J ·K ¸K ?L HL JL TL ZL jL N ON PN ‘N O •O ¤O ©O ½O P P ªP ¾P ÉP ÞP çP Q Q &Q 'Q <Q R )R ‘R ¦R îR ñâÓâǸӸÓâ¸Ó¸¨¸¨¸¨¸™¸†q†q†q†q†q†q† q†q†q†q†q† ( h8 | hëqÒ 6 •B* CJ OJ QJ aJ ph % h8 | hëqÒ B* CJ OJ QJ aJ ph h8 | hß m CJ OJ QJ aJ h8 | h5<O 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | h5<O CJ OJ QJ aJ h* ‘ CJ O J QJ aJ h8 | h¾Mž CJ OJ QJ aJ h8 | h* ‘ CJ OJ QJ aJ h8 | h®Gö CJ OJ QJ aJ ,îR S ùS T ‚T ¦T lU œU •U žU ŸU ³U ÃU ÄU ÅU õU V ëØëØëØÅض¦– †v]N< " h8 | hîQí 6 •CJ OJ QJ ] •a J h8 | hîQí CJ OJ QJ aJ 0 j h8 | h i> CJ OJ QJ U aJ m H nH u h8 | h: ç 5 •CJ OJ QJ aJ h_ … h: ç 5 •CJ OJ QJ aJ h_ … hn|„ 5 •CJ OJ QJ aJ h8 | h4T¼ 5 •CJ OJ QJ aJ h8 | hß m CJ OJ QJ aJ % h8 | htC¦ B* CJ OJ QJ aJ ph % h8 | hëqÒ B* CJ OJ QJ aJ ph ( h8 | h ëqÒ 6 •B* CJ OJ QJ aJ ph V V $V hV £V «V >X @X BX EX GX JX LX NX OX PX QX RX TX VX XX oX sX tX ÜX éX êX ôX < Y JY žY ¦Y ‘Z îÞο¿”¿”¿”¿”¿”¿”¿”¿‹‚‹¿rbS¿r¿S¿ h8 | h•%Ì CJ OJ QJ aJ h8 | hîQí 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | h•%Ì 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hn|„ aJ h8 | hîQí aJ 0 j h8 | h i> CJ OJ QJ U aJ mH nH u " h8 | hîQí 6 •CJ OJ QJ ] •aJ h8 | hîQí CJ OJ QJ aJ h8 | hn|„ CJ OJ QJ ] •aJ h8 | h•%Ì CJ OJ QJ ] •aJ " h8 | h•%Ì 6 •CJ OJ QJ ] •aJ KX LX OX QX SX TX WX XX tX uX ˜Z ] r] é] j^ ô^ Ò_ Å` d 'g üi ú ú ú ú ú ú ú ø ú ê ê ê Ý Ý Ý Ý Ý Ï Á ³ $ $ $ $ & F Z ] ] „ „ „ ¤x `„ a$ gd®Gö ¤x `„ a$ gdv3õ ¤x `„ a$ gd;•Q ¤x a$ gdn|„ $ „ ¤x `„ a$ gd•%Ì ˜Z /[ w[ ¥[ \ A\ ] Sb $ a$ ‘Z ‰] š] j^ ¢^ «^ á^ ò^ ó^ ô^ ]_ Tb [b •b ƒb ‰b ‘b «b Âb 8c <c •Z — g_ n_ w_ Å` b Ab Rb d ñâñâÐâÐâÐâĵ¥µ–†–†–µ–†– †– âwâwâwâñâhâhâwâ h8 | hv3õ CJ OJ QJ aJ h8 | hÖxå CJ OJ QJ aJ h8 | h;•Q 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | h;•Q CJ OJ QJ aJ h8 | hn|„ 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hn|„ CJ OJ QJ aJ hSx¥ CJ O J QJ aJ " h8 | hîQí 6 •CJ OJ QJ ] •aJ h8 | hîQí CJ OJ QJ aJ h8 | h•%Ì CJ OJ QJ aJ ( d Åf ìf øf g 'g ]g kg üi ýi j j àj k k %k [k (l @l Xl al Âl Ôl um •m îm óm ln „n Ùn án ñáñáñÒÀÒ°œ‰v‰v‰v‰v‰v‰b‰v‰v‰v‰O $ h8 | h•Z" CJ OJ QJ a J mH sH ' h8 | h²K( 5 •CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | h®Gö CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | h²K( CJ OJ QJ aJ mH sH ' h_ … htwd 5 •CJ OJ QJ aJ mH sH h8 | h4T¼ 5 •CJ OJ QJ aJ " h8 | hkeÏ 6 •CJ OJ QJ ] •aJ h8 | hkeÏ CJ OJ QJ aJ h8 | hv3õ 6 •CJ OJ QJ aJ h8 | hv3õ CJ OJ QJ aJ -üi ýi j j Ál Âl p p fr gr 0t 1t v v úv ûv :x ;x ày áy „} † } ‡} ‰} Š} ú ò í ß í × í × í × í × í × × × × × × × Õ Õ Õ Õ $ a$ gdeDp $ „ ¤x `„ a$ gd®Gö gd²K( $ a$ gd_ … $ a$ án 3o Jo ·o ÷o p p ,p ¯p ·p ¸p Åp Ðp Ýp áp ëp ìp ðp šq žq r $r gr zr Us ms 1t Ft žt ©t •u µu v v ûv w €w „w ;x Nx – x šx ¦y ªy áy òy Cz Dz ˆz Œz /{ 0{ { ©{ 4| J| ¦| íÚíÆíÚ ²íÆíŸíŸíÆíŸíŸíŸí²íŸí²íŸíŸí²í²íŸí²íŸíŸí²íŸíŸí•í•íÆí - h8 | CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | h½ œ CJ OJ QJ aJ mH sH ' h8 | h²K( 5 •CJ OJ QJ aJ mH sH ' h8 | h²K( 6 •CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | h•Z" CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | h²K( CJ OJ QJ aJ mH sH 8¦| À| Ò| Q} g} l} ‚} ƒ} „} …} ‡} ˆ} Š} ‹} •} Ž} •} ˜} ¦} §} ¨} ¯} °} ±} ²} ¸} ¹} »} ¼} ½} ¾} À} ëØÈ´È´Èج¨¬¨¬¨¬¨›Ž›Š}›Šsmsbsm\Š hîQí 0J h¾gL 0J mH nH u hZ4• 0J j hZ4• 0J U hÆZ€ 6 •CJ OJ QJ ] • hîQí 6 •CJ OJ QJ | h8 | 6 •CJ OJ QJ aJ mH sH - h8 h²K( CJ OJ QJ aJ mH sH ' h8 | Š} Œ} •} •} •} §} ¨} °} ±} ½} } Ö} ß} à} ý ý ý æ ý ý Ú Æ ý  ý •CJ OJ QJ ] • hîQí hZ4• 6 ] • hcLI j hcLI U ' h8 | CJ OJ QJ aJ mH sH $ h8 | h²K( 6 •CJ OJ QJ aJ mH sH ¾} ¿} À} Ë} Ì} Í} Î} Ï} Õ ý ý ð Ú Æ Ä Ä ý À ý „h „h „üÿ „ &`#$ ]„h `„h gd¾gL „ðÿ „ &`#$ gd¾gL „h „h ]„h `„h $ „h „h ]„h `„h a$ } à} ë} ô} õ} ö} À} ÷} Á} ~ Ç} È} É} Ê} Ë} Ì} Î} Ï} Õ} Ö} ß ~ ~ ~ ~ ~ ,~ 2~ 3~ ;~ <~ >~ îáîÒîáÌÈĻȻȱ£±•È±£•‹È‹•‹È‡€y•‹•Èf aJ mH sH ?~ B~ C~ E~ S~ U~ $ h8 | h²K( CJ W~ OJ X~ QJ hn|„ hîQí hn|„ hn|„ hîQí CJ J hcLI hîQí 0J h? ë hZ4• U~ V~ W~ ø ö $ a$ gdeDp hSx¥ hn|„ hîQí 6 •CJ hn|„ hîQí 6 • hn|„ hîQí 6 •CJ OJ QJ hîQí CJ OJ QJ h8 | hîQí C hîQí h¾gL 0J OJ QJ mH nH u h? ë hZ4• 0J OJ QJ ! j 0J OJ QJ U &à} ê} ö} ÷} ~ ~ ~ +~ =~ >~ C~ X~ ú ú ø ú ú ö ú ø ö ø ø î $ a$ = 0 &P #•à $•• 1•h P %° ° :p¾gL °…. °ÂA!°p "° °° •Ä † @ @ñÿ @ œ N o r m a l CJ _H aJ mH! sH! tH ` @ ` 1 J $ @ H e a d i n g $ 5$ 7$ 8$ 9D J @& H$ a$ 5 •CJ \ •aJ mH sH H e a d i n g 2 $ $ @& a$ 5 •CJ OJ QJ J @ J H e a d i 3 $ $ @& a$ 5 •CJ OJ QJ F @ F H e a d i 4 $ $ @& a$ CJ OJ QJ F @ F H e a d i 5 $ $ @& a$ CJ OJ QJ L @ L H e a d i 6 $ $ @& a$ 6 •CJ OJ QJ ] •R @ R H e a d i 7 $ $ @& a$ 5 •6 •CJ OJ QJ \ •] • D A@òÿ¡ D D e f a u n g n g n g n g n g l t P a r a g r a p h F o n t V i óÿ³ V T a b l e N o r m a l :V ö 4Ö 4Ö l aö ( k ôÿÁ ( N o L i s t L >@ ò L T i t l e $ „«ÿ]„«ÿa$ 5 •CJ OJ QJ mH sH H Q@ H B o d y T e x t 3 $ a$ OJ QJ mH sH X P@ X B o d y T e x t f T@ " f 2 $ 5$ 7$ 8$ 9D H$ a$ CJ aJ mH sH B l o c k T e x t ( $ „~ „Ð 5$ 7$ 8$ 9D H$ ]„~ ^„Ð a$ CJ aJ mH sH 4 @ 2 4 F o o t e Æ 9 r . )@¢ A . P a g e N u m b e 4 @ R 4 H e a d e Æ 9 r < J@ b < S u b t i 5 •CJ, OJ QJ 2 B@ r 2 4T¼ T e x t B o d y ¤x ÿÿÿÿ ( K ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ê ë ‡ Xv ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ( ÿÿ ¸ ” Ö o ì * { Xv … Ê K o ‡ Š Þ ß | r r r t l e N 0 1 Ê Ë . / Ñ Ò ¹" º" í# º$ »$ ñ$ ' ’) ‰* Š* a+ b+ ×Ý/ •2 6 Z7 [7 „7 ¿8 W< Ó@ |A — B ¸C 3E PF rJ žM ŸM ÃM ÄM =P >P AP BP FP GP KP LP OP QP SP TP WP XP tP uP ˜R U rU éU jV ôV ÒW ÅX \ '_ üa ýa b b Ád Âd h h fj gj 0l 1l n n ún ûn :p ;p àq áq „u †u ‡u ‰u Šu Œu •u •u •u §u ¨u °u ±u ½u ¾u ¿u Àu Ëu Ìu Íu Îu Ïu Õu Öu ßu àu êu öu ÷u v v v +v =v >v Cv Uv Vv Yv ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € h 0 € € ˜ 0 €XP ˜ 0 €XP ˜ 0 €XP ˜ 0 €XP ˜ 0 €XP ˜ 0 €XP ˜ 0 €XP € ˜ 0 €XP € ˜ 0 €XP € ˜ 0 €^P ˜ 0 €^P ˜ 0 €^P € ˜ 0 €^P € ˜ 0 € € ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 €üL ˜ 0 € € ˜@ 0 € € € Iˆ 0 0 š ˜@ 0 € € € Iˆ 0 0 š ˜@ 0 € € € Iˆ 0 0 š ˜@ 0 € € € Iˆ 0 0 š ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € € ˜ @ 0 € € ˜@ 0 € € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € € Iˆ 0 0 œ?š 8 0 € € ˜ 0 € € H 0 € ˜ 0 € € ˜ 0 € ˜ 0 € ˜ 0 € € ˜ 0 € ˜ 0 € ˜ 0 € € ˜ 0 € ˜ 0 € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € ˜ 0 € € Iˆ 0 Ê | Yv Kˆ 0 0 T+A ÿ ÿ? ÿ ÿ ÿ Kˆ 0 0 € š 0 € € € $ * < J J J M 1 à »6 ` [? I ˜‘Z d án ¦| À} X~ @ C D F G J L M N P Q R T U W X Z Þ », ¿@ Š} à} X~ A E K O S V Y [ W~ B 4 7 < C E M ! ÿ•€ ! ÿ•€ ð8 ð @ -ñ ÿÿ ÿ €€€ ÷ ð ð ð` ð ð ðr ð “ ð6 € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 Š ¿ À ÿ ? ð ð ð ðl ð ƒ ð0 € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ À ÿ ? ð ð ð # îR ðZ s ð* ðl ð ƒ ð0 0% V H KX I üi ð( ð B À ÿ Ñ Ò Ó Ô Õ ? € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ À ÿ ? ð ð ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ À ÿ ? ð ð ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ À ÿ ? ð ð ð ð ð ð ðl ƒ ð0 € • œ1 ð ð ðl ƒ ð0 € ð ð • œ1 ðZ B @ s ð* ðZ ð s ð* ðZ ð s ð* ðl ð À ÿ B Ñ Ò Ó Ô Õ ? ð ð À ÿ B Ñ Ò Ó Ô Õ ? ð ð À ÿ Ñ Ò Ó Ô Õ ? ð ð € • œ1 ‚ œ1 ƒ œ1 „ œ1 ¿ À ÿ ƒ ð0 ? ð ð ð ð ðZ B s ð* À ÿ ð Ñ À ÿ Ë œ1 ð Ò ðZ Ó B Ô Õ ? ð Ó ðZ Ô B Õ ? ð ð s ð* ð Ò s ð* À ÿ ð ð Ë œ1 Ò ðZ Ó B Ô Õ ? ð Ó B Ô Õ ? ð Ó Ô Õ ? ð @ s ð* À ÿ ð Ñ À ÿ Ñ Ò ðZ ð s ð* Ò ð ð ðB S ð¿ Ë ÿ ð ? QP Ï TP ‰ UP Xv ÄM ~ >P ?P BP CP DP GP HP IP LP MP OP t G à \ ô ƒ \ \ t t \ t ~ û Ï ¬ t ô ô r a . æ 5 t r t Z ¢ • t í í $ . t Ø í ï 5 t ’ æ ’ j t \ ‰ Ù ® ) 0 d e ß â ¶ ¸ É Ê O \ t à V * ÿ ü t * . ° % ! # ý ÿ r ç / % ì t ’ % C & t R Õ × ª W Û ¾ X Ý ¿ ™ à Þ š â ß à Ò $ â Ó % þ 5 f ÿ 7 g • – ’ — ¶ · ñ ó 5 8 ¨ I Ê ) t J Ð 0 } ¡ ú \ ~ £ û _ ž q Ñ 1 „ § c Ÿ r Û ; … ¨ d ³ ò Ü < A ˆ k ¶ ó ç B ‰ ® o º y í E ‘ ¸ t » | ó F ’ ¿ Å • ú N – Ä $ } u Ä € ô • — T U c d Î 4 Ï ; Ö @ × A H $ j k ( s — Å % ƒ Ì † û O • Í • Ò • Ù á ç I ë M – á â í ó í R þ & Á Â È ž / Ÿ 1 ¤ Ê Ë N É & ¥ R Î 0 ¬ S Ï / _ Ó 1 Ð ` Ú k à m á 6 Š ’ “ ± ² µ ¶ í# ¹$ »$ ¼$ u é – ¼ v ï — ½ ¾$ } ú • û ï ÿ$ ‰ ð % • š ¶ ÿ ü% J L ý% & ' ' y' |' æ' ç' ò( ÷( ‘) ’) ˆ* Š* a+ b+ á+ â+ Q, R, Ö- ×- ç- è×. Ø. / / Ü/ Ý/ ç/ è/ ç0 è0 a1 d1 x1 {1 1 ¢1 `5 c5 ®6 ±6 Z7 [7 \7 ^7 ƒ7 „7 ’7 ”7 :8 =8 ¾8 ¿8 ·: º: û; ü; = = t= v= Ó= Ö= > > j> k> æ> ç> ø> ú> f? i? Ò@ Ó@ A A {A |A ûA üA –B — B ûB üB ·C ¸C HD JD TD VD jD kD ûD üD OF PF ‘F ’F G G ¤G ¥G ³G ´G ½G ¾G H H ³H ´H ¾H ¿H ÞH ßH I I &I 'I <I =I )J *J ¦J §J K K ³K ´K L L XP U U ¦L ¨L lM mM œM ŸM ³M ´M ÂM ÅM N N sP uP êP ëP JQ KQ ¦Q §Q •R ˜R wS zS hN T jN T «N -N =P šU œU «V ¬V òV ôV gW iW wW zW øX ùX RZ TZ ƒZ „Z «Z ¬Z ÂZ ÄZ øZ ùZ <[ >[ ø[ ú[ ø] ù] ì^ î^ _ _ '_ (_ k_ m_ ²a ³a üa ýa b b %c 'c [c \c ²d ³d Ád Âd Ôd Öd áf ãf ÷g ùg h h ,h .h ²h ³h ·h ¸h ëh ìh ðh òh ži ¡i $j %j f j gj zj |j 0l 1l Fl Hl n n n n ún ûn o o „o ‡o :p ;p Np Pp šp ›p ªq «q àq áq òq ôq Œr Žr /s 1s Jt Lt Àt Ât Òt Ót ƒu „u „u †u †u ‡u ‡u ‰u Šu Œu •u •u •u ¦u ¨u ¯u Îu Ïu Õu Öu ßu àu êu ëu ôu ÷u v v v v Ê Õ v ,v =v Yv “ ” é ì ) * z { „ … É × Ý ß { ç ë _ v ‰ î / 1 í# ¹$ »$ ð$ ñ$ Ü/ Ý/ €2 •2 6 –B — B ·C ¸C 2E 3E OF R ˜R ´ É ' 6 PF ÿ Ë ' Y7 qJ / Ð ‘) ’) ˆ* [7 ƒ7 „7 rJ •M ŸM Š* ¾8 ÂM `+ ¿8 ÅM b+ V< <P ÖW< XP ×Ò@ sP Ó@ uP {A — |A U U qU rU èU éU iV jV óV ôV ÑW ÒW ÄX ÅX \ \ &_ (_ ûa ýa b b Àd Âd h h ej gj /l 1l ÿm n ùn ûn 9p ;p ßq áq ƒu „u „u †u †u ‡u ‡u ‰u Šu Œu •u •u •u ¦u ¨u ¯u Îu Ïu Ôu Öu Þu àu éu êu õu ÷u v v v +v <v Yv 3 3 3 3 ì î / Ë t* ‰* ŸM ÂM XP uP ýa b „u „u †u †u ‡u ‡u ‰u Šu Œu •u •u ¦u ¨u ¯u Îu Ïu Ôu Öu Þu àu õu v <v >v Tv Yv „u „u †u †u ‡u •u ‡u ‰u Šu Œu •u •u •u Îu Ïu Yv fa[ " Œ.ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ a3#'8lÖìÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÈFÓ40ºHóÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ h „ Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h ˆH . € „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . „à „Lÿ Æ à ^„à „° „˜þ Æ ° ^„° „€ „˜þ Æ € ^„€ „P „Lÿ Æ P ^„P „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð „˜þ Æ ^„ `„˜þ „p `„Lÿ . „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . ‚ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þ‡h . ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . . € € ‚ h „p „@ „ „Lÿ Æ p „ ^ „˜þ Æ ^„ `„˜þ . ÿ Æ ˜þo( P „€ „˜þ Æ ^„P `„Lÿ . € . „° „˜þ Æ ^„€ `„˜þ „¼ „à „Lÿ Æ ^„° `„˜þ ° . „Lÿ Æ ¼ à . „ ì . „ì „˜þ Æ ^„¼ `„Lÿ ^„à `„Lÿ „˜þ Æ ^„ì `„˜þ . „P ^„ . „L `„ „Œ „˜þ Æ ^„Œ `„˜þ „˜þ Æ ^„\ `„˜þ Œ . \ „\ . „Ì „˜þ Æ ÿ Æ œ ^„œ `„Lÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ Ì . „, „Lÿ Æ „ü „˜þ Æ ü ^„ü `„˜þ ^„Ì `„˜þ . ÈFÓ4 a3#' ÿÿ <5D> , . ^„, `„Lÿ . „œ „L fa[ l Ê\ ! ! ! ! ! ! ! ! âz Y å X 8Y a ÝY G AC L" •Z" -~' ²K( ¹U) Œ=, 3 / ^ 2 ¬ 3 T(: Ol= ¨ > i> è.G cLI ¾gL >M 5<O ,P ;•Q t7W ™KZ ?z\ twd S4f ‚~h ß m eDp Ê v 8 | ~ ›I~ ÆZ€ [x„ n|„ _ … ‡iŒ •7• Z4• Ì*• * ‘ m|• ä œ ½ œ ¾Mž ¬8 ™L¢ aq¤ Sx¥ tC¦ ëk¨ /¯ ‚S± ]4µ ^N· 4T¼ â ¾ î^Ç •%Ì vxÍ keÏ ÇnÏ ëqÒ Ó z Ô • Õ {;Ú }'Û ” Þ N ß Öxå : ç ? ë nMí îQí dñ ñ&ó ¸=ô v3õ ®Gö ”yü »•ý »3þ Yv ” ÿ@ € 88à Xv Ð @ ÿÿ U n k ÿ ÿÿ ÿÿ ÿÿ ÿÿ ÿÿ G • ‡z € ÿ T i m N e w R o m 5 • € S y m 3&• ‡z € ÿ o n o C o r A n t A r i A • _F• IF• ‡ ‡ Ÿ Ÿ B o o M B T M i s B T A r i N e w # 1 ˆ C o m U&• B a n M d UV• ðÐ h A l l ‘"º†R B T C o u ¹ÆP ¹Æ( ® n o w n ÿ e s a n b o l t s i a y p e i v a q u a l k t r a l a l m e r c i a l S c r i p t k G o t h i c e g r o r i e r Š úc p à Z ´ ‚‚ 4 < Õ Š úc Hu < Õ ! ð Hu 2ƒQ ð Ü HX ðÿ ? ä ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•T(: ÿÿ B A B 1 G o o d C u s t o m e r S a p r i y a 2 þÿ ° ¼ Ô à à…ŸòùOh «‘ ì +'³Ù0 ü ˆ ˜ 8 D P \ h 1 Customer 40 Word @ úc p x € Good Microsoft Office ”ÿ < @ `¯pöìÇ @ ä - BAB Normal Žµ_ª È @ ì5¸öìÇ Sapriya Š +,ù®D ÕÍÕœ. “— þÿ +,ù®H ÕÍÕœ. “— h ´ Ô p ¼ ” Ä œ Ì ¤ ¬ æ Tama ä Õ < Pt. Sari Mandiri Eka Hu æ BAB 1 Title L : B Series Number ä B , 9 : ; < = > ? E F G H I K L M N O P Q R S T U V W X Y Z [ \ þÿÿÿ^ _ ` a b c d þÿÿÿf g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z { | } ~ • € • ‚ ƒ „ … † ‡ ˆ ‰ þÿÿÿ‹ Œ • Ž • • ‘ þÿÿÿ“ ” • – — ˜ ™ þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿ• þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t E n t r y ÿÿÿÿÿÿÿÿ À F •µ×ËöìÇ Ÿ € D a t a ! . @ " / A # 0 B $ 1 C ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ e % 2 D & 3 ' 4 ( 5 ) 6 * 7 + 8 J ] 1 T a b l ÿÿÿÿ o c u m e n t a t i o n Š t i o n 8 C o m p O b j ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ e ÒH W o r d D ÿÿÿÿ ?¸ S u m m a r y I n f o r m ( ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a ÿÿÿÿÿÿÿÿ ’ q ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ ÿÿÿÿ À F Microsoft Office Word Document MSWordDoc Word.Document.8 ô9²q Download 1. No category Bab1_Hakikat_PIPS.doc PKn sebagai pendidikan disiplin ilmu Materi Dr. Illah Sailah Bab2_Perkembangan_PIPS.doc social theory, communication and media studies Luigi Gioia - CV July 2012 EN Feb. 2013 University of Sofia Online Appendix 1: Systematic review search strategy We used Supplementary information: Ethnic variations in the Brazilian MIGRASI KODE Mary Ann Doane is Class of 1937 Professor of Film studylib © 2017 Report