PERANAN BAKTERI ASAL PENCERNAAN IKAN NILA GIFT

advertisement
PERANAN BAKTERI ASAL PENCERNAAN IKAN NILA GIFT
DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN
Microcystis aeruginosa BT-02
ANDRI TARUNA RACHMADI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
PERANAN BAKTERI ASAL PENCERNAAN IKAN NILA GIFT DALAM
MENGHAMBAT PERTUMBUHAN
Microcystis aeruginosa BT-02
ANDRI TARUNA RACHMADI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul : Peranan Bakteri Asal Pencernaan Ikan Nila GIFT dalam Menghambat
Pertumbuhan Microcystis aeruginosa BT-02
Nama : Andri Taruna Rachmadi
NIM : G34103072
Menyetujui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Nisa Rachmania Mubarik, M.Si.
Dra. Taruni Sri Prawasti
NIP 132045531
NIP 131284837
Mengetahui :
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Dr. Drh. Hasim DEA.
NIP 131578806
Tanggal lulus :
ABSTRAK
ANDRI TARUNA RACHMADI. Peranan Peranan Bakteri Asal Pencernaan Ikan
Nila GIFT dalam Menghambat Pertumbuhan Microcystis aeruginosa BT-02.
Dibimbing oleh NISA RACHMANIA MUBARIK dan TARUNI SRI PRAWASTI.
Penelitian ini bertujuan untuk menapis bakteri proteolitik yang berasal dari
saluran pencernaan ikan Nila GIFT yang memiliki kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan sianobakter Microcystis
aeruginosa BT-02. M. aeruginosa
merupakan sianobakter yang dapat menyebabkan blooming yang bersifat toksik
terutama pada ikan. Dipilih empat isolat proteolitik yang memiliki indeks protease
tertinggi, yaitu NU-2, NU-3, NU-4, dan NU-8. Kultur M. aeruginosa ditumbuhkan
pada dua macam media cair, yaitu BG-11 termodifikasi dan MLA. Metode agaragar blok lapis ganda (Double layer) digunakan untuk menapis M. aeruginosa.
Isolat NU-4 dan NU-8 dapat mendegradasi koloni M. aeruginosa BT-02. Indeks
penghambatan sebesar 1.6 dihasilkan oleh NU-8 yang lebih besar daripada NU-4
dengan nilai 1.3. Ekstrak kasar protease yang dihasilkan kedua isolat tersebut tidak
dapat menghambat pertumbuhan M. aeruginosa BT-02. Kedua isolat bakteri
tersebut termasuk bakteri Gram negatif dan NU-8 diidentifikasi sebagai Aeromonas
sp.
ABSTRACT:
ANDRI TARUNA RACHMADI. The Role of Bacteria Isolated from Tilapias
GIFT in Preventing The Growth of Microcystis aeruginosa BT-02. Under the
guidance of NISA RACHMANIA MUBARIK and TARUNI SRI PRAWASTI.
The objective of this research is to screen bacteria isolated from digestive
tract of tilapias and study about its role against M. aeruginosa BT-02. M.
aeruginosa is cyanobacteria which cause toxic blooming, mainly for fish. Four
isolates which have high protease index have been chosen. Those are NU-2, NU3, NU-4, and NU-8. M. aeruginosa culture were cultivated in two kind of liquid
medium. Those are Modified BG-11 and MLA. Block agar method using double
layer agar were used for M. aeruginosa screening process. Inhibition index was
produced by NU-8 (1.6) which was higher than NU-4 (1.3). Protease crude extract
which were produced by both isolates could not prevent the growth of M.
aeruginosa. Both of bacteria were Gram negative and NU-8 has been identified as
Aeromonas sp.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 1985 dari ayah Drs.
Bambang Rachmadi dan Ibu Boediningsih. Penulis merupakan anak pertama dari
dua bersaudara.
Pada tahun 2003 penulis lulus dari dari SMU Regina Pacis Surakarta dan
pada tahun yang sama diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten pratikum
Biologi Dasar pada tahun ajaran 2006/2007 dan 2007/2008 dan Mikrobiologi Dasar
pada tahun ajaran 2006/2007 dan 2007/2008. Penulis juga pernah menjadi anggota
tim penyaji terbaik kedua dan penyaji poster terbaik ketiga pada ajang Pekan
Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional (PIMNAS) ke-20 pada tanggal 17-22 Juli
2007 di Universitas Lampung. Penulis juga pernah terlibat sebagai salah satu
penyaji di Internastional Conference of Basic and Applied Science UNAIR-RUGKNAW-ATM yang diadakan oleh Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 67 agustus 2007.
Penulis pernah melaksanakan Studi Lapang dengan judul Distribusi dan
Fluktuasi Harian Diatom di tepi danau TWA Situ Gunung pada bulan Agustus
2005. Praktik lapang di PT Mekar Unggul Sari dengan tema Koleksi dan Budidaya
Tanaman Salak ( Salacca Edulis Reinw.) di Taman Wisata Mekarsari dilakukan
pada bulan Juli-September tahun 2006.
PRAKATA
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah
dengan judul Peranan Bakteri Asal Pencernaan Ikan Nila GIFT Dalam
Menghambat Pertumbuhan Microcystis aeruginosa BT-02 disusun berdasarkan
hasil penelitian dari bulan Februari sampai dengan Juni 2007. Sebagian dari
penelitian ini pernah disampaikan dalam presentasi lisan dalam International
Conference of Basic and Applied Science UNAIR-RUG-KNAW-ATM yang
diadakan di Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 6-7 Agustus 2007.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Nisa Rachmania Mubarik,
M.Si. dan Dra. Taruni Sri Prawasti selaku pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan. Ucapan terima kasih diucapkan kepada Alan E Wilson,
PhD dari Auburn University, USA atas kebaikannya memberikan kultur aksenik
dari Microcystis aeruginosa dan segala saran, masukan, dan jurnal yang telah
diberikan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr.Ir. Ahmad Farajallah,
M.Si. atas diskusi dan peranan beliau sebagai penguji dan wakil komisi pendidikan
dalam ujian skripsi.
Terima kasih kepada semua pihak yang membantu: Dr. Iman Rusmana, M.Si.
dan Dr. Yulin Lestari atas saran dan kritik yang membangun, para teknisi dan
laboran di Bagian Mikrobiologi: Pak Jaka, Mbak Heni, Pak Endang, Bu Kokoy,
dan Pak Husen atas bantuan yang telah diberikan. Terima kasih kepada Novan,
Irni, Kak Rika, Wahyu, Tri, Besti, Dona, Ryo, Ai, Ima, Sarah, Mute, Ika Supar,
Dendi dan semua teman-teman Biologi 40 yang telah memberikan informasi,
arahan, dan bantuan selama penelitian ini. Terima kasih juga kepada Tya, Anas,
Agnes, Christian, Sis, David, serta semua sahabat di KEMAKI dan PMK atas
segala bantuan, doa dan dukungannya selama ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak, Ibu dan adik tercinta serta
seluruh keluarga besar atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya tulis ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2008
Andri Taruna Rachmadi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... viii
PENDAHULUAN ..............................................................................................
1
Latar Belakang ................................................................................................
1
Tujuan .............................................................................................................
1
Waktu dan Tempat ..........................................................................................
1
BAHAN DAN METODE ...................................................................................
1
Biakan Bakteri dan Sianobakter......................................................................
1
Peremajaan dan Pemilihan Bakteri Uji ...........................................................
2
Pertumbuhan dan Peremajaan M. aeruginosa.................................................
2
Penapisan Isolat Proteolitik yang Menghambat Pertumbuhan Microcystis
aeruginosa.......................................................................................................
2
Metode Penapisan dengan Menggunakan Ekstrak Kasar Protease.................
2
HASIL .................................................................................................................
2
PEMBAHASAN .................................................................................................
3
SIMPULAN ........................................................................................................
4
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Sel M. aeruginosa BT-02 pada perbesaran mikroskop 1000 x.....................
3
2 Koloni M. aeruginosa BT-02 pada media agar-agar lapis ganda. .................
3
3 Degradasi M. aeruginosa oleh isolat (a) NU-4 dan (b) NU-8.........................
3
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Komposisi Media BG-11 yang telah dimodifikasi (Vanderloeg et al. 2000) .. 8
2 Komposisi MLA (Bolch & Blackburn 1996) .................................................. 9
3 Data Peremajaan 30 isolat proteolitik ............................................................... 10
4 Uji Patogenitas dari Isolat Terpilih ................................................................... 11
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ledakan populasi atau bloming koloni
sianobakter dapat terjadi pada lingkungan laut
maupun air tawar yang kaya nutrisi dan
mengalami
eutrofikasi
(Paerl
1988).
Eutrofikasi adalah penurunan kadar oksigen
pada air. Lebih dari 80% blooming yang
terjadi bersifat toksik (Sedmak & Kosi 1998).
Spesies sianobakter Microcystis dapat
menghasilkan metabolit sekunder berupa
hepatotoksin (Carmicael 1992). Toksin yang
diproduksi oleh genus Microcystis diberi
nama mikrosistin yang merupakan senyawa
siklopeptida (Christoffersen et al. 2002).
Microcystis
termasuk
dalam
ordo
Chroococcales, mempunyai pigmen klorofil,
bersifat gram negatif, berbentuk bulat
berukuran 5-30 µm, biasanya membentuk
koloni dan berlendir (Stainer & Bazire 1977;
Balows et al. 1991; Hock et al. 1997).
Spesies Microcystis antara lain: M. botrys,
M. flos aque, M. ichthyoblabe, M. viridis, M.
wesenbergii (Wilson et al. 2005). Saat
blooming terdapat keragaman dari spesies
Microcystis, namun yang telah banyak
dipelajari dan hampir semua galur atau
varietasnya menghasilkan toksin ialah M.
aeruginosa. Di alam Microcystis berperan
sebagai salah satu fitoplankton yang
merupakan sumber makanan bagi zooplankton
(Stainer & Bazire 1977).
Konsentrasi mikrosistin lebih dari 10 µg/L
(>1.8 x 108 sel) dapat menurunkan keragaman
fitoplankton dari 30 spesies menjadi hanya 5
spesies saja (Sedmak & Kosi 1998).
Mikrosistin merangsang perubahan subunit
katalitik dari enzim-enzim pada hati dan ginjal
serta merusak pankreas, ginjal, insang, dan
saluran pencernaan pada ikan mas (Fisher &
Dietrich 2000).
Hal yang menarik, spesies ikan tertentu
dapat memanfaatkan blooming sianobakter
sebagai pakan alaminya. Konsentrasi M.
aeruginosa yang tinggi dapat meningkatkan
pertumbuhan ikan
nila (Oreochromis
niloticus (Linnaeus) Trewavas) di Waduk
Saguling Jawa Barat (Hadikusumah & Costa
Pierce 1990). Diduga bahwa flora normal
bakteri dalam saluran pencernaan ikan nila
mempunyai kemampuan untuk mendegradasi
sel dari M. aeruginosa dan juga mikrosistin
yang dihasilkannya. Flora normal dapat
berfungsi sebagai probiotik, karena dapat
membantu proses metabolisme inang tanpa
merusak jaringan inang. Bakteri probiotik
dapat menghasilkan enzim hidrolitik, seperi
protease (Verschuere et al. 2000). Mikrosistin
dapat didegradasi oleh bakteri penghasil
protease alkalin Pseudomonas aeruginosa
(Takenaka & Watanabe 1997).
Sebanyak 30 isolat bakteri protease telah
diisolasi pencernaan ikan Nila GIFT (Genetic
Improvement of Farm Tilapias) (Mubarik et
al. 2006). Ikan nila GIFT merupakan spesies
unggul diantara ikan nila lainnya karena
pertumbuhannya lebih cepat, ukurannya lebih
besar, dan mempunyai daya tahan tubuh yang
lebih baik (Arie 2000).
Menurut Bourne et al. (1996), bakteri
seperti Pseudomonas sp. dan Sphingomonas
sp. memiliki aktivitas mikrosistinase yang
dapat
menguraikan
mikrosistin.
Mikrosistinase ini masih termasuk golongan
enzim protease (Bourne et al. 1996)
Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini
akan dlihat apakah bakteri yang berasal dari
saluran pencernaan ikan nila GIFT dapat
menghambat pertumbuhan M. aeruginosa.
Sehingga dihasilkan bakteri yang mampu
mengendalikan pertumbuhan sianobakter
toksik dan dapat diaplikasikan bagi
lingkungan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menapis
bakteri protease yang berasal dari saluran
pencernaan ikan nila GIFT dan mempelajari
peranan bakteri tersebut dalam menghambat
pertumbuhan M. aeruginosa.
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan mulai bulan
Februari 2007 sampai dengan bulan Oktober
2007 di Laboratorium Bagian Mikrobiologi,
Departemen Biologi, FMIPA , IPB.
BAHAN DAN METODE
Biakan Bakteri dan Sianobakter
Tiga puluh isolat bakteri protease dari
saluran pencernaan ikan nila GIFT didapat
dari koleksi Bagian Mikrobiologi, FMIPA,
IPB (Mubarik et al. 2006).
Isolat M. aeruginosa BT-02 yang berasal
dari danau Swan, Michigan, USA (Wilson AE
et al. 2005) diperoleh dari Alan Wilson PhD.
2
Peremajaan dan Pemilihan Bakteri Uji
Peremajaan
dilakukan
dengan
memindahkan masing-masing dari 30 isolat
bakteri protease dalam gliserin cair ke media
kaldu nutrien (NB) yang mengandung susu
skim 0.5 %. Kemudian diinkubasi sambil
digoyang pada 120 rpm selama 24 jam.
Setelah 24 jam, digores pada media agar-agar
nutrien (NA) yang mengandung 0.5 % susu
skim lalu diinkubasi 24 jam. Empat bakteri uji
dipilih berdasarkan indeks protease tertinggi
(Mubarik et al. 2006).
Pertumbuhan
dan
Peremajaan
M.
aeruginosa
Pertumbuhan dan peremajaan kultur M.
aeruginosa dilakukan pada dua macam media
cair yaitu media BG-11 yang dimodifikasi
(Lampiran 1) (Vanderloeg et al. 2001). Media
kedua ialah media MLA (Lampiran 2) (Bolch
& Blackburn 1996).
Penapisan bakteri terhadap M. aeruginosa
dilakukan pada media padat. Media padat
dibuat dengan menambahkan agar-agar bakto
(Difco) pada kedua media di atas dengan
kisaran konsentrasi antara 0.5-2 % (b/v).
Larutan agar-agar dan mineral dibuat dan
disterilisasi secara terpisah. Kedua larutan
dicampur setelah suhunya mendekati 50 0C.
Pertumbuhan M. aeruginosa pada media
padat menggunakan beberapa metode, yaitu
cawan sebar, cawan gores, dan agar-agar lapis
ganda (double layer). Pembuatan agar-agar
lapis ganda dilakukan dengan menuangkan
5 ml kultur M. aeruginosa ke dalam 100 ml
media. Konsentrasi agar-agar pada lapisan
bawah bervariasi antara 1-2%, sedangkan
untuk lapisan atas 0.5-1%. Penyimpanan
kultur M. aeruginosa dilakukan pada suhu
ruang dan diberi perlakuan terang dengan 4
lampu fluoresen 18 watt (Philips) yang
menghasilkan +1000 lux cahaya.
Penapisan Isolat Proteolitik yang
Menghambat Pertumbuhan Microcystis
aeruginosa
Pengujian dilakukan dengan metode agaragar blok (Nedialkova & Naidenova 2005).
Empat isolat bakteri uji terpilih yang telah
ditumbuhkan pada NA yang mengandung
0.5% susu skim yang berumur 24 jam dibor
dengan menggunakan cork bor berdiameter 1
cm dan dipindahkan ke dalam isolat M.
aeruginosa pada media padat yang berumur
satu
minggu
yang
menampakkan
pertumbuhan koloni yang tersebar dengan
baik.
Metode Penapisan dengan Menggunakan
Ekstrak Kasar Protease
Penapisan dilakukan dengan metode agaragar difusi (Nedialkova & Naidenova 2005).
Penapisan dilakukan dengan menuangkan
20 µl ekstrak kasar protease yang berasal dari
suspensi bakteri uji ke dalam paper disk
(cakram kertas) berdiameter 0.6 mm. Ekstrak
kasar protease didapat dengan menyentrifuse
suspensi bakteri dalam NB yang mengandung
0.5% susu skim berumur 24 jam pada 10.000
g selama 15 menit (Mubarik et al. 2006).
Paper disk kemudian diletakkan di atas koloni
M. aeruginosa di media padat yang berumur
satu minggu. Aktivitas penghambatan diukur
berdasarkan ukuran zona hambat yang
terbentuk.
HASIL
Dari 30 isolat bakteri proteolitik yang
diremajakan, sebanyak 20 isolat tumbuh dan
menghasilkan zona bening di sekitar koloni
(Lampiran 3). Zona bening menunjukkan
bahwa koloni bakteri tersebut menghasilkan
protease ekstraseluler. Kemudian dipilih
empat isolat proteolitik yang memiliki indeks
proteolitik terbesar (Fatimah 2005).
Kultur M. aeruginosa dapat tumbuh
optimal pada media MLA maupun BG-11
(Gambar 2). Agar diperoleh pertumbuhan
yang optimal, biakan ini diberi perlakuan
cahaya +1000 lux (Shirai et al. 1989) dan
diinkubasi pada suhu ruang 27 ◦C. Suhu 2527 ◦C merupakan suhu optimal pertumbuhan
M. aeruginosa (Paerl 1998). Pertumbuhan
dilakukan dalam tabung kultur dan erlenmeyer
yang diisi dengan medium cair sebanyak
sepertiga bagiannya agar aerasi tetap terjaga.
Koloni M. aeruginosa BT-02 tumbuh
optimum pada agar-agar lapis ganda yang
mengandung konsentrasi agar-agar 1% pada
lapisan bawah dan 0.75% di lapisan atas
(Gambar 3).
Setelah diperoleh pertumbuhan optimum
dari isolat-isolat proteolitik terpilih dan
diperoleh pertumbuhan M. aeruginosa yang
optimum, selanjutnya dilakukan penapisan.
Penapisan menggunakan metode agar-agar
blok menunjukkan ada dua isolat yang
menghambat pertumbuhan M. aeruginosa
yaitu isolat NU-8 dan NU-4.
3
Tabel 1 Diameter zona bakteri dan indeks penghambatan M. aeruginosa oleh bakteri asal saluran
pencernaan ikan Nila GIFT
No
Isolat bakteri
Gram
1
2
3
4
NU-2
NU-3
NU-4
NU-8
positif
negatif
negatif
negatif
Zona Hambat
(cm)
Tidak ada
Tidak ada
2.3
2.6
Penapisan dengan menggunakan metode
difusi dengan enzim ekstrak kasar protease
dari
kedua
isolat
ternyata
tidak
menghasilkan zona hambat sampai waktu
inkubasi dua minggu. Hal ini membuktikan
bahwa hanya bakterinya saja yang
menghambat pertumbuhan M. aeruginosa
sedangkan enzim ekstrak kasar protease
yang
dihasilkannya
tidak
dapat
menghambat.
Diameter koloni
(cm)
1
1
1
1
Indeks
penghambatan
Tidak ada
Tidak ada
1.3
1.6
0.5 cm
(b)
Gambar 3 Degradasi M. aeruginosa oleh
isolat (a) NU-4 dan (b) NU-8.
PEMBAHASAN
20 µm
Gambar 1 Sel M. aeruginosa BT-02 yang
ditumbuhkan pada media BG-11 dengan
perbesaran mikroskop 1000 x.
0.5 cm
Gambar 2 Koloni M. aeruginosa BT-02
pada media agar-agar lapis ganda.
0.5 cm
(a)
Ikan nila GIFT merupakan spesies
unggul dibandingkan ikan nila jenis lainnya.
Ikan ini pertumbuhannya cepat, ukurannya
lebih besar, dan daya tahan tubuhnya lebih
baik daripada ikan nila lainnya. Oleh karena
itu, bakteri yang berasal dari pencernaan
ikan ini diduga mempunyai potensi sebagai
probiotik. Dari 30 isolat bakteri proteolitik
hasil penelitian sebelumnya (Fatimah 2005)
sebanyak 20 isolat dapat tumbuh dengan
baik pada agar-agar nutrien yang
mengandung 0.5% susu skim (Lampiran 3).
Kemudian dipilih empat isolat yang
memiliki indeks protease terbesar (Fatimah
2005).
Microcystis
aeruginosa
adalah
sianobakter yang bersifat fotoautotrof. M.
aeruginosa dapat ditumbuhkan pada media
yang mengandung mineral dan elemen
mikro seperti media BG-11 dan MLA
dengan cahaya yang cukup. Sumber cahaya
yang digunakan ialah lampu fluoresen
dengan intensitas cahaya melebihi 1000 lux
meter (Shirai et al. 1989). Cahaya
dipancarkan selama 24 jam pada tempat
penyimpanan,
sehingga
pertumbuhan
menjadi cepat.
Peremajaan
dilakukan
ketika koloni M. aeruginosa sudah padat dan
memenuhi media pertumbuhan.
Peremajaan
dilakukan
dengan
memindahkan sedikit koloni M. aeruginosa
ke dalam media cair yang baru. Jika
4
ditumbuhkan pada media padat, faktorfaktor pertumbuhan seperti kelembapan,
kandungan air dan agar-agar menentukan
pertumbuhan optimum M. aeruginosa.
Oleh karena itu, konsentrasi agar-agar dibuat
pada kisaran (0.5-1%), tetapi dijaga agar
dapat digunakan untuk cawan gores maupun
cawan sebar. Selama proses seleksi dengan
metode cawan gores dan cawan sebar
dengan satu lapisan agar-agar, tidak
menunjukkan hasil yang baik. Koloni tidak
tumbuh optimal dan menjadi cepat kering
selama satu minggu inkubasi.
Media padat dengan agar-agar lapis
ganda tidak mudah kering dan tahan lama
sehingga paling cocok untuk menumbuhkan
M. aeruginosa secara optimum. Lapisan atas
agar-agar yang mengandung kultur dan
lapisan bawah yang konsentrasi agaragarnya lebih tinggi berfungsi sebagai
penyimpan nutrisi. Metode agar-agar lapis
ganda dengan konsentrasi 1% pada lapisan
atas dan 0.75% pada lapisan bawah, baik
untuk pertumbuhan koloni M. aeruginosa.
Koloni M. aeruginosa dapat tumbuh selama
sebulan pada agar-agar lapis ganda,
sehingga proses penapisan bakteri dapat
dilakukan tanpa resiko agar-agar mengering.
Setelah didapatkan pertumbuhan bakteri
proteolitik dan M. aeruginosa yang optimal
maka dilakukan proses penapisan. Penapisan
bakteri menggunakan metode agar-agar
blok. Diperoleh dua isolat bakteri terpilih
yang mempunyai kemampuan stabil dalam
menghambat
atau
mendegradasi
pertumbuhan dari koloni M. aeruginosa. Hal
ini ditunjukkan dengan zona hambat yang
berwarna kecoklatan di sekitar agar-agar
bakteri. Diameter zona bakteri terbesar
ditunjukkan oleh isolat NU-8 (2.6 cm) yang
telah
teridentifikasi
sebagai
spesies
Aeromonas sp. (Mubarik et al. 2006).
Pengujian penghambatan M. aeruginosa
dengan menggunakan ekstrak kasar protease
tidak menunjukkan adanya zona hambat.
Hal ini menunjukkan bahwa hanya sel
bakterinya saja yang berperan mendegradasi
M. aeruginosa sedangkan ekstrak kasar
protease yang dihasilkannya tidak. Aktivitas
protease tertrtinggi isolat NU-8 dihasilkan
pada suhu pH 7 suhu 50º C dan pH 7 suhu
70 ºC (Mubarik et al. 2006). Aktivitas ini
terjadi pada jam ke-24 dan memasuki fase
stasioner (Mubarik et al. 2006). NU-4
diketahui berbentuk batang dan berantai,
gram negatif namun belum diidentifikasi
lebih lanjut. Protease yang dihasilkan NU-8
ialah tipe metaloprotease, yang artinya
aktivitas katalitiknya akan meningkat jika
ditambahkan ion logam tertentu, dan untuk
NU-8 aktivitas katalitiknya akan bertambah
jika ditambahkan ion kalium (Mubarik et al.
2006).
Blooming sianobakter yang disebabkan
oleh populasi M. aeruginosa dapat
didegradasi oleh sejumlah mikroorganisme
pada habitat alaminya di perairan
(Christoffersen et al. 2002). Dalam skala
laboratorium isolat bakteri NU-8 dan NU-4
terbukti dapat mendegradasi koloni M.
aeruginosa.
Aeromonas merupakan genus bakteri
gram negatif, kebanyakan motil, berbentuk
batang serta mempunyai habitat yang luas
baik di daratan maupun perairan (Janda
1991). Aeromonas juga merupakan flora
alami pada ikan. Aeromonas bersifat
patogen oportunis, artinya bakteri ini akan
dapat menjadi patogen sekunder jika kondisi
inang sedang stress atau menurun (Janda
1991). Aeromonas menghasilkan hemolisin
tipe alfa dan atau beta yang bersifat sitolitik
dan enterotoksik sehingga dapat melisis sel
darah (Janda 1991). Isolat NU-8 juga
menghasilkan hemolisisin yang ditunjukkan
dengan adanya zona bening di sekitar koloni
bakteri pada
media agar-agar darah
(Lampiran 4).
Aeromonas menghasilkan enterotoksin
dan sejumlah enzim ekstraseluler seperti
protease, amilase, dan kitinase yang secara
aktif dapat mendegradasi berbagai kompleks
protein, polisakarida, mukopolisakarida dan
juga molekul yang mengandung lemak
(Janda 1991). Pavan et al. (2000) juga
menemukan
beberapa
dari
spesies
Aeromonas dapat menghasilkan enzim
pektinase yang dapat mengurai senyawa
pektin. Hal yang menarik karena dinding sel
dari Microcystis mengandung senyawa yang
mirip dengan pektin dengan komposisi 83%
merupakan asam galakturonat (Hoiczyk &
Hansel 2000).
Kemampuan Aeromonas
yang dapat menghasilkan enzim pektinase di
samping senyawa ektraseluler seperti toksin
dan enzim pengurai lainnya memungkinkan
Aeromonas dapat mendegradasi sel M.
aeruginosa dengan cara melisis dinding
selnya yang diikuti dengan kematian sel.
Akan tetapi, hal ini harus diteliti lebih lanjut
kebenarannya.
SIMPULAN
Dua isolat bakteri proteolitik asal
saluran pencernaan ikan nila yaitu NU-4 dan
5
NU-8 terbukti dapat mendegradasi koloni
sianobakter toksik Microcystis aeruginosa
BT-02. Indeks penghambatan dan zona
hambat terbesar dihasilkan oleh isolat NU-8
masing-masing dengan nilai 1.6 dan 26 mm
dengan menggunakan metode agar-agar
blok. Sedangkan ekstrak kasar protease yang
dihasilkan kedua isolat tersebut tidak dapat
menghambat pertumbuhan M. aeruginosa
BT-02. Kedua isolat bakteri tersebut
termasuk bakteri gram negatif, dan NU-8
diidentifikasi sebagai Aeromonas sp.
DAFTAR PUSTAKA
Arie U. 2000. Pembenihan dan Pembesaran
Ikan Nila GIFT. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Balows et al. 1991. The Procaryotes. Ed ke2. New York : Springer-Verlag New
York Inc.
Bolch CJS, Blackburn SI. 1996. Isolation
and purification of Australian isolates of
the toxic cyanobacterium Microcystis
aeruginosa Kutz. J Appl Phycol 8 : 5-13.
Bourne D et al. 2002. Enzymatic pathway
for the bacterial degradation of the
cyanobacterial cyclic peptide toxin
microcystin LR. Appl Environ Microbiol
62 : 4086-4094.
Carmichael WW. 1992. Cyanobacteria
secondary metabolites-the cyanotoxins. J
Appl Bacteriol 72: 445-459.
Christoffersen K, Lyck S, Winding A. 2002.
Microbial
activity
and
bacterial
community structure during degradation
of microcystin. Aquol Microb Ecol 27:
125-136.
Fatimah I. 2005. Isolasi bakteri proteolitik
dari saluran pencernaan ikan nila galur
GIFT (Oreochromis niloticus (Linnaeus)
Treawavas) dan karakterisasi protease
ekstraselulernya. [Skripsi]. Bogor :
Institut Pertanian Bogor.
Fisher WJ, Dietrich DR. 2000. Pathological
and biochemical characterization of
microcystin induced hepatopancreas and
kidney damaged in carp (Cyprinus
carpio). Toxicol Appl Pharmacol 164:
73-81.
Hadikusumah H, Costa B.1990. Research on
cage aquaculture systems in the Saguling
reservoir,
West
Java,
Indonesia.
ICLARM Tech : 112-217.
Hitzfeld CB, Hoger JS, Dietrich RD. 2002.
Cyanobacterial toxins: removal during
drinking water treatment, and human risk
assessment. Environ Health Perspect.
108 : 113-122.
Hoek , Mann DG, Jahns HM. 1997. Algae :
an Introduction to Phycology. London :
Cambridge University Press.
Hoiczyk E, Hansel A. Minireview :
cyanobacterial cell walls: news from an
unusual
prokaryotic
envelope.
J
Bacteriol 182: 1191-1199.
Janda JM. 1991. Recent advances in the
study of the taxonomy, pathogenicity,
and Infectious syndromes associated
with the genus Aeromonas. J Clin
Microbiol 4: 397-410.
Mubarik NR, Fatimah I, Wahjuningrum.
2006. Isolation of proteolytic bacteria
from digestive tract of tilapias strain
GIFT (Oreochromis niloticus (Linnaeus)
Trewavas) and characterization of its
extracellular protease. Proceding of
Symposium Enzimes L: Industrial and
Medical Prospect; Surabaya, 6-7 Feb
2006, hlm1-6.
Nedialkova D, Naidenova M. 2005.
Screening the antimicrobial activity of
actinomycetes strains isolated from
antartica. J Culture Collect 4: 29-35.
Pavan ME, Abbott SL, Zorzopulos J, Janda
JM. 2000. Aeromonas salmonicida
subsp. pectinolytica subs. nov., a new
pectinase-positive subspecies isolated
from a heavily polluted river. Int J Syst
Evol Microbiol 50: 1119-1124.
Paerl H W. 1988. Nuisance phytoplankton
blooms in coastal, estuarine, and inland
waters. Limnol Ocean 33: 823-847.
Sedmak B, Kosi G. 1998. The role of
microcystins in heavy cyanobacterial
bloom formation. J Plankton Res 20 :
691-708.
Shirai M, et al. 1989. Development of solid
medium for growth and isolation of
axenic
Microcystis
strains
(cyanobacteria). Appl Environ Microbiol
55: 2569-2571.
Stainer, Bazire-Cohen. 1977. Cyanobacteria.
Annu Rev Microbiol 31 : 225-274.
Takenaka S & Watanabe MF. 1997.
Microcystin-LR
degradation
by
Pseudomonas
aeruginosa
alkaline
protease. Chem 34 : 749-757.
Vanderloeg et al.2001. Zebra mussel
(Dreissena
polymorpha)
selective
filtration promoted toxic Microcystis
blooms in Saginaw bay (lake huron) and
lake erie. Can J Fish Aquat Sci 58: 12081221.
6
Verschuere L, Rombaut G, Sorgelos P,
Verstraete W. 2000. Probiotic bacteria as
biological control agents in aquaculture.
Microb Mol Biol Rev : 655-671.
Wilson AE et al. 2005. Genetic variation of
the bloom-forming cyanobacterium
Microcystis aeruginosa within and
among lakes: implications for harmful
algal blooms. Appl Environ Microbiol
71: 6126-6133.
LAMPIRAN
8
Lampiran 1 Komposisi Media BG-11 yang telah dimodifikasi (Vanderloeg et al. 2000)
Larutan Stok Medium BG-11
Bahan
Per Liter
6g
Citric acid
NaNO3
170 g
MgSO4.7H2O
73.94 g
K2HPO4
41 g
.
CaCl2 2H2O
36.76 g
Na2CO3
20 g
Ferric ammonium citrate
6g
Garam disodium EDTA
1g
NaHCO3
84 g
Trace metal mix
1 ml
Penyiapan :
Masing-masing 1 ml larutan stok dan 10 ml NaHCO3 kemudian dicampurkan ke
botol Schott-Duran berisi aquabides atau air bebas ion sehingga volume totalnya 1
L. Aduk sampai rata menggunakan magnetic stirer, sesuaikan pHnya sampai 7.4
dengan HCl 1 N atau NaHCO3 1M.
Komposisi Larutan Trace metal mix
Bahan
H3BO3
Per Liter
0.079 g
.
MnCl2 4H2O
1.81 g
.
Na2MoO4 2H2O
.
ZnSO4 7H2O
0.222 g
.
CuSO4 5H2O
0.079 g
.
CO(NO3)2SO4 6H2O
Penyiapan :
0.39 g
0.049 g
Setiap bahan ditambahkan ke dalam air suling. Air suling ditambahkan sampai
dengan volume yang diinginkan. Aduk rata. Larutan disterilkan dengan cara
filtrasi, kemudian disimpan ke dalam botol yang sudah disterilkan.
9
Lampiran 2 Komposisi MLA (Bolch & Blackburn 1996)
Larutan Stok inti MLA
Bahan
Komposisi Larutan Mikronutrient
Per Liter
Bahan
Per 800 ml
H3BO3
2.47 g
Na2MoO4. 2H2O
0.6 g
NaNO3
85 g
ZnSO4.7H2O
2.2 g
MgSO4.7H2O
49.4 g
CuSO4.5H2O
1g
K2HPO4
6.96 g
.
1g
.
CaCl2 2H2O
29.4 g
H2SeO3
1.29 mg
NaHCO3
84 g
Larutan stok 2 MLA
Bahan
COCl2 6H2O
Per 10 ml
Garam disodium EDTA
4.36 g
.
FeCl3 6H2O
1.58 g
.
MnCl2 4H2O
0.36 g
NaHCO3
16.9 g
Pertama, kita membuat larutan MLA konsentrasi 40 X dengan cara mencampur :
Bahan
Per 250 ml
H3BO3
10 ml
NaNO3
20 ml
MgSO4.7H2O
10 ml
K2HPO4
50 ml
Mikronutrien
10 ml
H2SeO3
10 ml
Terakhir, untuk membuat media MLA steril
Bahan
Per 1 L
MLA 40 X
25 ml
Air bebas ion / aquabides
964 ml
.
CaCl2 2H2O
1 ml
NaHCO3
10 ml
Aduk semua bahan dengan menggunakan magnetic stirrer, sterilkan.
10
Lampiran 3 Data Peremajaan 30 isolat proteolitik
Isolat
NL-1
NL-2
NL-3
NL-4
NL-5
NL-6
NL-7
NL-8
NL-9
NL-10
NL-11
NL-12
NL-13
NL-14
NL-15
NL-16
NL-17
NL-18
NU-1
NU-2
NU-3
NU-4
NU-5
NU-6
NU-7
NU-8
NU-9
NU-10
NU-11
NU-12
NU-13
Pertumbuhan pada
media NA
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Indeks Proteolitik *
1.64
1
1.27
1.75
2.71
0.67
0.86
1.2
0.67
1.86
0.16
0.27
0.25
0.4
0.33
3.4
0.12
0.11
1.75
1.89
2.71
2.71
4.5
0.78
0.69
1.1
0.5
1.44
0.75
0.75
1.55
Ket :
+ Tumbuh setelah 24 kam inkubasi pada suhu kamar
- Tidak tumbuh setelah 24 kam inkubasi pada suhu kamar
* Data diambil dari Fatimah (2005)
11
Lampiran 4 Uji Patogenitas dari Isolat Terpilih
Isolat bakteri yang menghasilkan zona bakteri pada koloni Microcystis aeruginosa
kemudian diuji patogenitasnya. Uji patogenitas dilakukan dengan cara menggores isolat terpilih
pada agar darah kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu ruang. Patogenitas terlihat dari
zona bening yang terjadi pada agar darah yang menandakan bahwa darah telah terlisis.
Uji patogenitas dengan menggunakan agar-agar darah menunjukkan hasil bahwa semua
isolat bakteri asal ikan nila dapat melisis sel darah yang dapat dilihat dari adanya zona bening di
sekitar koloni bakteri.
Ket:
a. NU-4
b. NU-2
c. NU-8
d. NU-3
a
b
c
d
Download