Buletin PioGAMA Vol. 1 Edisi 2 : Juli - Agustus 1999 DITERBITKAN SETIAP DWI WULAN OLEH PUSAT INFORMASI OBAT FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Editorial Pembaca yang budiman, tak terasa waktu dua bulan telah berlalu. Tiba saatnya Buletin PioGAMA kembali hadir dengan sejumlah informasi menarik tentunya. Sepanjang dua bulan ini banyak kritik dan saran yang kami terima baik terhadap edisi cetak maupun edisi on-line buletin ini. Terima kasih atas segala masukan tersebut dan kesemuanya akan sangat berarti bagi upaya kami meningkatkan mutu penyajian buletin ini. Edisi kedua kami awali dengan artikel tentang bawang putih sebagai penurun kolesterol darah. Artikel ini mengkaji kebenaran khasiat salah satu bumbu dapur khas Indonesia ini sebagai penurun kolesterol. Melanjutkan artikel edisi pertama lalu, internet sebagai sumber informasi obat kembali hadir kepada Pembaca. Pada bagian kedua artikel ini diulas beberapa situs web yang terkait dengan Organisasi kesehatan semacam WHO, FDA, NIH dan Depkes RI. Artikel tentang obat dan kehamilan kami hadirkan untuk membantu Pembaca mendapatkan informasi tentang boleh tidaknya suatu obat diberikan kepada wanita hamil. Artikel ini dapat disimak pada halaman 3 edisi kedua ini. Meski masih tetap sangat sederhana, kami berharap edisi kedua ini akan dapat memuaskan harapan Pembaca. Akhirnya, selamat menyimak artikel-artikel menarik yang disajikan. Ungkapan kritik, saran dan masukan dari Pembaca senantiasa kami harapkan agar kualitas edisi selanjutnya akan semakin meningkat. Terima kasih. Tim Redaksi Topik Edisi Kedua 1 2 3 Bawang Putih (Allium sativum L.) Sebagai Penurun Kolesterol Darah Internet Sebagai Sumber Informasi Obat (Bagian Kedua) Obat dan Kehamilan Mengapa tidak mengiklankan Produk Anda di ruangan ini? → Disket, Buletin … Gratis ? Menjadi Anggota PioGAMA Solusinya ! ⇓ informasi lengkap Kunjungi homepage PioGAMA sekarang juga… http://www.angelfire.com/id/piogama/profil.html Bawang Putih (Allium sativum L.) Sebagai Penurun Kolesterol Darah Bawang putih (Allium sativum L.) sudah bukan barang asing lagi di Indonesia. Umbi-umbian berwarna putih ini sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu komponen berbagai bumbu masakan. Penggunaan bawang putih untuk pengobatan alternatif juga sudah dikenal sejak jaman nenek moyang. Meski demikian aplikasi untuk suatu penyakit tertentu yang didukung data ilmiah relatif belum lama dikenal. Akhir-akhir ini banyak obat-obat alami yang dikemas secara modern dan dipasarkan dengan berbagai indikasi misalnya sebagai tambahan nutrisi (food supplements), pencegahan terhadap suatu penyakit (preventive) ataupun pengobatan terhadap suatu penyakit (curative) dimana bawang putih termasuk salah satunya. Produk obat alami yang dikemas modern ini diindikasikan sebagai penurun kolesterol darah. Kolesterol darah yang tinggi merupakan kondisi yang dialami oleh hampir seluruh lapisan masyarakat usia 40 tahun ke atas. Pertanyaan klasik yang selalu dilontarkan masyarakat terhadap obat tradisional termasuk terhadap bawang putih ini, adalah tentang senyawa aktif yang terkandung di dalamnya dan bagaimana mekanisme kerjanya. Sejauh ini hanya diketahui satu jenis senyawa dalam bawang putih yang mempunyai aktivitas farmakologi yaitu senyawa thiosulfinat dimana allisin sebagai kandungan utamanya (70%). Senyawa thiosulfinat dalam bawang putih terbentuk karena aktivitas enzim alliinase terhadap alliin (asam amino yang mengandung atom sulfur). Asam amino ini sendiri tidak mempunyai aktivitas farmakologi, sehingga dapat dikatakan bahwa alliin adalah semacam prodrug allisin yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah. Efektivitas bawang putih sebanding dengan Bezafibrate, dimana bawang putih mampu menurunkan 25,3% kolesterol darah sedangkan Bezafibrate menurunkan 27,2%. Mekanisme penurunan kolesterol darah oleh allisin terjadi melalui penghambatan secara langsung aktivitas enzim HMG-CoA (3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A) reduktase oleh allisin, sebagaimana aktivitas yang ditunjukkan oleh obat modern penurun lemak yaitu Lovastatin. Penghambatan aktivitas enzim ini menyebabkan tidak terbentuknya mevalonat dari HMG-CoA, dimana mevalonat ini mestinya akan diubah menjadi skualen, lanosterol, dihidrolanosterol, D 8-dimetilsterol, 7-dihidrokolesterol dan akhirnya menjadi kolesterol. Mengingat senyawa aktif allisin ini sangat tidak stabil, sangat cepat terbentuk (kurang dari 10 detik) oleh Bersambung ke halaman 2 Halaman 1 Buletin PioGAMA Vol. 1 Edisi 2 : Juli - Agustus 1999 aktivitas enzim alliinase, perubahan/pelepasan senyawa aktif sebelum digunakan untuk pengobatan sangat tidak diinginkan. Oleh karena itu perawatan atau penyimpanan bawang putih agar tetap dalam keadaan terbaik perlu diupayakan, apalagi telah diketahui bahwa pengaruh mekanik seperti luka, pecah, terpotong atau terbentur dapat mengaktifkan enzim alliinase Berdasarkan pentingnya kandungan allisin dalam sediaan, maka tidak mengherankan jika kualitas sediaan bawang putih dinyatakan sebagai jumlah (%) allisin atau senyawa thiosulfinat yang dihasilkan dari kadar alliin (tidak aktif) dalam sediaan bawang putih Hasil pemantauan terhadap 20 sediaan tablet bawang putih yang diperdagangkan di Amerika Serikat menunjukkan hanya 5 sediaan yang mampu menghasilkan allisin lebih dari 80% dan selebihnya hanya mampu menghasilkan allisin kurang dari 15%. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembuatan serta penyimpanan sediaan bawang putih harus mendapat perhatian yang serius. Di samping itu diketahui pula bahwa ada beberapa produk sediaan bawang putih yang hanya mencantumkan kadar alliinnya saja dengan harapan bahwa di dalam lambung, karena pengaruh asam, alliin akan diubah menjadi allisin. Tetapi pernyataan ini kurang tepat mengingat tidak dicantumkannya data tentang berapa jumlah senyawa aktif (allisin) yang dihasilkan dari alliin yang terdapat dalam sediaan. (Subagus Wahyuono) Internet Sebagai Sumber Informasi Obat (Bagian Kedua) Setelah menyajikan informasi tentang 5 situs web yang terkait dengan jurnal dan klub medik (Biomednet dan Medscape), pada edisi kedua ini disajikan beberapa situs web yang terkait dengan organisasi kesehatan, obat dan makanan. Situs web yang disajikan berasal dari WHO, FDA, DIA, NIH dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Situs-situs tersebut menyediakan banyak informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam memberikan informasi obat. ♦ WHO Situs web WHO menyediakan banyak informasi yang bermanfaat tentang organisasi kesehatan dunia ini. Link yang menarik untuk anda simak adalah What's New, Information Source, dan Health Topics. Dari Information Source misalnya dapat diakses publikasi dan perpustakaan organisasi kesehatan dunia ini. Selain itu tersedia juga link tentang Keorganisasian WHO, Direktorat Jenderal WHO, Laporan Tahunan WHO, Alamat WHO, Penjelasan tentang WHO, dan link ke organisasi lain yang berada di bawah PBB. Website menarik ini dapat dikunjungi di alamat: http://www.who.ch ♦ FDA Situs FDA menyediakan informasi tentang obat dan makanan yang beredar di Amerika Serikat. Meskipun demikian informasi yang tersedia juga sangat bermanfaat bagi kita di Indonesia. Situs ini menyediakan informasi secara khusus tentang makanan, obat untuk manusia, obat untuk hewan, kosmetika, peralatan medis dan radiologis, peraturan dan ketentuan tentang bahaya tembakau terhadap anak-anak, riset toksikologi, serta laporan tentang produk kesehatan yang digunakan di USA. Situs ini juga menyediakan informasi khusus tentang obat dan makanan khusus bagi anak, pasien, konsumen, wanita dan dunia industri. Bagi Anda yang menginginkan banyak informasi tentang obat-obatan yang berada di bawah kendali FDA, mengunjungi CDER (Center For Drug Evaluation Research) melalui link Human Drug merupakan suatu keharusan. Situs FDA dapat Anda kunjungi di alamat : http://www.fda.gov ♦ Recomendation For Safe Handing of Citotoxic Drug Situs ini merupakan salah satu publikasi NIH (National Institutes of Health) yang menjelaskan cara penanganan obat sitotoksik secara aman agar tidak membahayakan baik kepada pasien yang menggunakannya maupun tenaga medis yang mempersiapkannya. Obat yang tergolong sitotoksik diketahui mempunyai potensi membahayakan bagi sel sehat sehingga cara penanganan yang baik dan benar perlu diketahui oleh farmasis dan tenaga kesehatan lain. Disertai dengan gambar yang lengkap dan jelas membuat artikel ini menjadi suatu pedoman yang sangat baik bagi farmasis dan tenaga kesehatan lain. Salah satu publikasi NIH ini dapat diakses melalui alamat : http://www.nih.gov/od/ors/ds/pubs/cyto/ ♦ Drug Information Association Homepage (DIA) Situs ini merupakan milik DIA yaitu suatu lembaga multidisipliner nir-laba yang bergerak dalam bidang informasi obat. DIA menawarkan keanggotaan dengan membayar sejumlah fee untuk mendapatkan sejumlah keuntungan bagi anggotanya. Sampai saat ini tercatat lebih dari 22.000 orang yang berasal dari berbagai institusi seperti akademisi, farmasi, ahli biologi dan tenaga kesehatan lain bergabung dengan DIA. Meskipun Anda tidak menjadi anggota DIA mengingat fee keanggotaannya yang cukup mahal, site ini menyajikan informasi menarik yaitu jurnal DIA yang terbit 3 bulan sekali yang dapat diakses gratis secara fulltext dengan format file pdf. Drug Information Journal ini akan menjadi salah satu literatur penting bagi Anda yang berkecimpung dalam dunia informasi obat. Situs web DIA dapat disimak di : http://www.diahome.org/ ♦ Departemen Kesehatan Republik Indonesia Bagi Anda yang berkecimpung dalam dunia kesehatan, situs web Departemen Kesehatan RI ini sangat penting untuk disimak. Situs web ini menyediakan berbagai informasi penting yang harus diketahui baik oleh dokter, apoteker, dokter gigi, profesi kesehatan lain dan bahkan terhadap masyarakat awam sekalipun. Dari situs ini Anda dapat menyimak bentuk organisasi dan program kerja Departemen Kesehatan Pusat maupun daerah, gambaran umum kondisi Bersambung ke halaman 3 Halaman 2 Buletin PioGAMA Vol. 1 Edisi 2 : Juli - Agustus 1999 Rumah Sakit, Puskesmas dan apotik di Indonesia, program pencegahan penyakit meningitis, HIV, polio dan wabah, serta bagaimana pengawasan obat dan makanan yang beredar di Indonesia. Situs ini juga menyediakan beragam informasi melalui kliping serta siaran pers Departemen Kesehatan. Link ke situs organisasi profesi (IDI) juga tersedia pada homepage ini. Menu Pengawasan Obat dan Makanan misalnya menyediakan artikel tentang Pengawasan Obat, Obat Generik, Sentra Informasi Keracunan, Unit Pengaduan Konsumen, DOEN, Obat Rasional, Jumlah Industri Farmasi di Indonesia, serta Harga Jual Obat di Apotik. Sayangnya belum semua menu dan artikel memberikan informasi yang lengkap. Menu Profesi Kesehatan dan Mitra Kerja misalnya baru menyediakan link ke situs IDI (http://www.idi.or.id) dan belum ada link ke organisasi profesi lain. Artikel Harga Jual Obat di Apotik misalnya hanya mencantumkan SK Dirjen POM dan belum memberikan link yang berisi lampiran harga obat sesuai judul artikelnya. Terlepas dari semua hal tersebut, secara keseluruhan informasi yang tersedia di situs web ini sangat menarik dan bermanfaat bagi Anda. Kunjungi situs Departemen Kesehatan RI ini di alamat: http://202.155.5.34/ind/index0.htm Bersambung (Akhmad Kharis Nugroho) Obat dan Kehamilan Tragedi talidomid yang terjadi pada tahun 60-an memberikan hikmah tak ternilai bagi masyarakat tentang bahaya obat-obatan yang layak diminum oleh wanita hamil. Dewasa ini diperkirakan 2-3% kelainan bayi di Amerika disebabkan karena obat. Diketahui juga bahwa obat-obatan yang dipergunakan selama akhir kehamilan dapat berpengaruh buruk terhadap persalinan. Meskipun demikian, sekitar 30-60% wanita hamil tetap memerlukan obat karena berbagai kondisi yang dialaminya, misalnya hipertensi, kencing manis, epilepsi dan asma. Dapat pula seorang wanita terkena infeksi, atau gangguan akut seperti mual dan muntah sewaktu hamil. Jika suatu obat memang diperlukan, hendaknya obat tersebut memberikan keuntungan klinik yang maksimal bagi si ibu dan resiko yang minimal bagi ibu dan janin. Efek Teratogenik Teratogenisitas adalah kemampuan suatu senyawa kimia (obat atau xenobiotika lain) untuk menimbulkan kelainan bawaan pada bayi (kongenital), termasuk malformasi dan kelainan fungsional minor maupun mayor. Efek teratogenik yang paling lazim ialah abortus spontan, malformasi bawaan, perlambatan pertumbuhan janin dan perkembangan mental, karsinogenesis dan mutagenesis. Obat-obat seperti warfarin atau fenitoin menyebabkan gangguan khas yang disebut sindrom warfarin atau fenitoin pada janin. Obat-obat yang dikenal menyebabkan kelainan janin misalnya : 1. Penghambat enzim pengubah Angiotensin (ACE inhibitors) 2. Penghambat reseptor Angiotensin II 3. Golongan androgen, dietilstilbestrol, anti konvulsan, yodida, litium, isotretinoin, tetrasiklin, warfarin dan vaksin hidup. Sebagai contoh, pada seorang ibu hamil yang terkena jerawat, pengobatan dengan isotretinoin (teratogen paling poten pada manusia) dapat menyebabkan malformasi janin pada organ-organ tulang tengkorak, jantung, timus dan susunan syaraf pusat. Pada wanita hamil yang menderita asma, ternyata tidak terdapat hubungan yang kuat antara malformasi bawaan dengan obat-obat asma seperti teofilin, agonis reseptor beta, kromiolin, atau kortikosteroid inhalasi. Obat-obat epilepsi (karbamazepin, Na Valproat, fenitoin, fenobarbital, misolin) bersifat teratogenik. Resikonya pada janin berkaitan dengan obat-obatan tersebut, terutama jika dikombinasi dengan Na valproat. Gabapentin dan lamotrigin, meskipun tidak teratogen pada hewan uji, namun menurut beberapa laporan klinis ternyata teratogenik pada manusia. Topiramat, obat anti konvulsan baru, terbukti teratogenik pada hewan uji. Obat-obat diabetes oral hendaknya dihindari sewaktu hamil. Obat-obat ini selain merangsang pankreas janin sehingga menyebabkan hipoglikemia pada janin atau bayi yang baru lahir (neonatus) juga bersifat teratogenik, karena dapat menembus plasenta. Anti-diabetes yang hanya sedikit menembus plasenta adalah insulin meskipun bentuk long acting-nya perlu diwaspadai. Obat-obat antihipertensi mempengaruhi janin secara langsung (mempengaruhi sirkulasi umbilikal dan kardiovaskular janin) dan tidak langsung (memperlambat aliran darah utero-plasental). Pemberian obat-obat penghambat ACE dikaitkan dengan efek buruk pada neonatus, misalnya oligohidramnios, anuria, hipotensi, hipokalvaria, dan displasia tubulus ginjal. Pada bulan Maret 1992 FDA melaporkan bahwa penghambat ACE dapat menimbulkan gangguan dan bahkan kematian janin pada trimester kedua dan ketiga. Begitu juga diuretik hendaknya dihindari karena dapat menurunkan volume darah ibu dan mengurangi aliran darah utero-plasental yang menuju ke janin. Akan halnya dengan obat-obat penghambat Cachannel, dewasa ini masih diragukan efek buruknya. Namun dari sebuah penelitian, obat-obat ini mampu mengurangi usia kehamilan. Pada ibu hamil yang menderita depresi atau gangguan antipsikotik, beberapa laporan menyebutkan efek buruk obat-obat anti-depresan trisiklik. Namun laporan lain tidak menemukan efek malformasi neonatal ketika obat-obat ini diminum selama tiga bulan pertama kehamilan. Pemberian litium pada trimester pertama berkaitan dengan timbulnya peningkatan frekuensi kelainan kardiovaskular. Keracunan bayi menjelang persalinan (perinatal), seperti sianosis, hipotonia, bradikardia, kelainan gambaran ECG, dapat terjadi jika si ibu meminum litium pada akhir kehamilan. Bersambung ke halaman 4 Halaman 3 Buletin PioGAMA Vol. 1 Edisi 2 : Juli - Agustus 1999 Obat-obat yang lazimnya aman bagi ibu hamil dapat dilihat pada tabel 1. Oral: eritromisin Topikal: tretinoin Pemilihan obat untuk ibu hamil hendaknya didasarkan atas keamanan bagi si ibu dan janin yang dikandungnya. Obat lain meskipun efektivitasnya lebih baik, namun jika keamanannya belum diketahui lebih baik tidak diberikan. Tentang dosis, pada awalnya dipilih dosis rendah dan jika perlu diatur besarannya kemudian, sampai tercapai efek terapi yang diinginkan. Begitu pula dengan durasi pemberian obat, jika tidak sangat diperlukan tidak boleh terlalu lama. Pada akhirnya, poli-farmasi sedapat mungkin dihindari. Hal ini dilakukan demi keselamatan ibu dan bayinya. Dekstrometorfan (Lukman Hakim) Tabel 1. Obat-obat yang aman digunakan wanita hamil Kondisi Jerawat Asma Batuk Depresi Obat Pilihan Utama (Drug of Choice) Topikal: eritromisin, klindamisin, benzoil peroksida Inhalasi: betaadrenergic agonis, kortikosteroid, kromolin, ipratropium Oral: teofilin, kortikosteroid Kodein (jangka pendek), difenhidramin, cough lozenges Antidepresan trisiklik, fluoksetin Insulin manusia Obat Alternatif ****** Diabetes Mellitus Sakit Kepala 1) Migraine Parasetamol parasetamol, kodein, dimenhidrinat Asetosal dan AINS (anti inflamasi non-steroid), benzodiazepin Butalbital, asetosal Profilaksi: beta-bloker, antidepresan trisiklik Hipertensi Metildopa, hidralazin Penekan reseptor β , prazosin Hypertiroid 3) ismus Propiltiourasil Hipotiroidi sme Infeksi 4) bacterial Levotiroksin, liotironin Oral: penisilin, sefalosporins, kotrimoksazol (sulfametoksazol dengan trimetoprim), eritromisin, klindamisin, nitrofurantoin Topikal: polisporin Klorpromazin, haloperidol Metimazol, penekan reseptor β (untuk gejala simptomatik) Tiroid kering 2) Mania, kepribadia n ganda Mual, muntah, mabuk perjalanan Tukak lambung Doksilamin dikombinasikan dengan piridoksin Antasida, ranitidin Pemilihan obat Insulin sapi atau babi Aminoglikosida, metronidazol, trimetoprim Untuk keadaan depresi: antidepresan trisiklik, fluoksetin Klorpromazin, metoklopramide (pada trimester ketiga), difenhidramin, meklizin, Siklizin, dimenhidrinat Sukralfat, Bismut subsalisilat Catatan : Obat-obat yang tidak tertulis di sini tidak berarti teratogenik pada manusia 1) Hindari asetosal dan AINS pada trimester ketiga 2) Jika menggunakan penekan reseptor β , amati bayi usia 18 -24 jam terhadap hipotensi dan bradikardia 3) Dosis propil tiourasil pada ibu (lebih dari 200 mg) dapat mempengaruhi tiroid janin. Pada pemakaian penekan reseptor β , amati bayi usia 18 - 24 jam terhadap hipotensi dan bradikardia 4) Jika mungkin hindari metronidazol pada trimester pertama. Hindari obat atau zat yang mengandung sulfa setelah 36 minggu masa gestasi dan pada wanita yang cenderung anemia hemolitika Buletin PioGAMA Diterbitkan oleh Pusat Informasi Obat Fakultas Farmasi UGM setiap dwi wulan. Harga eceran Rp. 1.500,Langganan Rp. 8.000,- pertahun Pelindung : Dekan Fakultas Farmasi UGM Penanggung jawab: Dr. Lukman Hakim, M.Sc, Apt Pemimpin Redaksi : Drs. Riswaka Sudjaswadi, SU, Apt. Redaksi Pelaksana : Akhmad Kharis Nugroho, S.Si, Apt. Bendahara: Ika Puspita Sari, M.Si, Apt. Rekening Redaksi : Taplus BNI 46 UGM No. 228.005274971.901 a.n. Ika Puspitasari, M.Si., Apt. Staf Redaksi : Drs. Mulyono, Apt, Dr. Marchaban, Apt, Dr. Supardi W., Apt. Dr. Suwidjiyo Pramono, Apt., Dra. Zullies Ikawati, Apt, TN. Saifullah, SSi, Apt, Arief Rahman Hakim, S.Si, Apt. RR Endang L, S.Si. Sirkulasi & Iklan : Yosi Bayu Murti, S.Si.,Apt Alamat Redaksi : Ruang PD III Fakultas Farmasi UGM Sekip Utara Yogyakarta, 55281 Telp. (0274)0 902563 Fax: (0274)902562 Email: [email protected] Homepage: http://www.angelfire.com/id/piogama Redaksi menerima naskah yang berisi informasi yang terkait dengan obat, obat tradisional, kosmetika dan bahan-bahan berbahaya. Kirimkan melalui alamat redaksi dengan format MS Word 97 spasi ganda maksimal 3 halaman kuarto. Redaksi berhak mengubah sebagian isi naskah untuk diterbitkan. Halaman 4