BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Thomas Alfa Edison adalah nama yang terlintas ketika mengulas mengenai sejarah terciptanya sebuah lampu. Padahal, terciptanya sebuah lampu bukan hanya diusahakan oleh Edison. Nama-nama seperti Sir Humphrey Davy, Warren De la Rue, James Bowman Lindsay, James Prescott Joule, Frederick de Moleyns, dan Heinrich Göbel adalah pendahulu Edison yang berusaha menerangi malam. Lampu adalah sebuah benda yang dapat menghasilkan cahaya dengan menggunakan energi listrik. Benda ini ada dimana-dimana, semua orang pasti menggunakan lampu untuk menerangi suatu tempat yang ingin diterangi. Akan, tetapi tidak semua orang tahu sejarah terciptanya sebuah lampu tersebut. Oleh karena itu pada kesempatan ini akan dibahas sejarah terciptanya sebuah lampu oleh para penemu yang telah bersusah payah melakukan percobaan untuk menciptakan sebuah lampu yang efisien. Sebelum terciptanya lampu pijar, dulu para nenek moyang telah menciptakan lampu api. Lampu yang bahan utamanya adalah minyak, yang hanya mampu bertahan beberapa saat saja. Walaupun dulu telah ada lampu api, tetapi jika malam hari masih terasa gelap. Karena intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu api kecil dan hanya bertahan beberapa saat saja. Baru pada abad ke-19 mulai diciptakannya sebuah lampu pertama oleh Thomas Alfa Edison dan para penemu lainnya. Lampu yang menggunakan energi listrik untuk menyalakannya. Lampu yang lebih terang intensitas cahayanya, lebih efisien dan lebih tahan lama. Setelah terciptanya lampu pijar pertama tersebut, sekarang perkembangan lampu sangat pesat dalam segi bahan, bentuk, warna cahaya dan lebih tahan lama nyala nya. 1|Page B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan sejarah terciptanya lampu diatas, maka pada kesempatan ini perlu dipertanyakan tentang: C. 1. Bagaimanakah awal mula terciptanya lampu ? 2. Siapa saja perintis terciptanya lampu ? 3. Dapat diterima atau tidak lampu tersebut ? 4. Bagaimana perkembangan lampu tersebut ? Tujuan Lampu sebagai sebuah alat bantu penerangan manusia ini menarik untuk dibicarakan dengan bertujuan sebagai berikut: 1. Agar para pembaca tahu sejarah terciptanya sebuah lampu. 2. Menambah pengetahuan tentang sejarah lampu dan penemu- penemu nya. 3. Ingin mengetahui perkembangan lampu pertama dulu hingga lampu sekarang. D. Manfaat Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang sejarah terciptanya sebuah lampu yang merubah kehidupan kita dari gelap ke terang. Kini lampu pertama itu telah berkembang dan menerangi dunia ini dengan cahaya nya saat malam hari. 2|Page BAB II LANDASAN TEORI A. Lampu Api Lampu api adalah lampu yang digunakan pada jaman dahulu kala oleh para nenek moyang kita. Lampu api biasanya berbahan bakar minyak dan biasa disebut lampu minyak. Lampu minyak adalah sebuah benda yang digunakan untuk menghasilkan cahaya selama beberapa waktu menggunakan sumber bahan bakar berbahan dasar minyak. Penggunaan lampu minyak dimulai ribuan tahun lalu dan berlanjut sampai sekarang, meskipun tidak secara meluas. Benda ini sering dikaitkan dengan cerita mengenai jin. B. Lampu Pijar Lampu pijar adalah lampu yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan kawat logam filamen sampai ke suhu tinggi sehingga menghasilkan sinar. Filamen panas dilindung dari udara oleh bola kaca yang diisi dengan gas lembam atau di vakumkan. Lampu pijar dibuat dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan dioda cahaya. Oleh sebab itu, secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.1 (en)Gale Cengage: Stacey L. Blachford(2006).”Light Bulb”. How Product are Made”.eNotes.com Diakses 09-12-2014, pukul 10:15 1 3|Page Gambar 1.1. Lampu pijar dan bagian-bagian penyusunnya. Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas kandang ayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri. Adapun bagian-bagian komponen penyusun lampu pijar: 1. Konstruksi Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari kaca, filamen yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola lampu, gas pengisi, dan kaki lampu.2 1. Bola lampu 2. Gas bertekanan rendah (argon, neon, nitrogen) 3. Filamen wolfram 4. Kawat penghubung ke kaki tengah 5. Kawat penghubung ke ulir 6. Kawat penyangga 7. Kaca penyangga 8. Kontak listrik di ulir 9. Sekrup ulir 10. Isolator 11. Kontak listrik di kaki tengah Gambar 1.2 lampu pijar 2. Bola lampu Selubung gelas yang menutup rapat filamen suatu lampu pijar disebut dengan bola lampu. Macam-macam bentuk bola lampu antara lain adalah bentuk 2 SNI 03-6575-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung. Badan Standardisasi Nasional. 2001. Diakses 09-12-2014, pukul 10:27 4|Page bola, bentuk jamur, bentuk lilin, dan bentuk lustre. Warna bola lampu antara lain yaitu bening, warna susu atau buram, dan warna merah, hijau, biru, atau kuning.3 3. Gas pengisi Pada awalnya bagian dalam bola lampu pijar dibuat hampa udara namun belakangan diisi dengan gas mulia bertekanan rendah seperti argon, neon, kripton, dan xenon atau gas yang bersifat tidak reaktif seperti nitrogen sehingga filamen tidak teroksidasi. Konstruksi lampu halogen juga menggunakan prinsip yang sama dengan lampu pijar biasa perbedaannya terletak pada gas halogen yang digunakan untuk mengisi bola lampu.4 4. Kaki lampu Dua jenis kaki lampu adalah kaki lampu berulir dan kaki lampu bayonet yang dapat dibedakan dengan kode huruf E (Edison) dan B (Bayonet), diikuti dengan angka yang menunjukkan diameter kaki lampu dalam milimeter seperti E27 dan E14. 5. Operasi Pada dasarnya filamen pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor. Saat dialiri arus listrik, filamen tersebut menjadi sangat panas, berkisar antara 2800 derajat Kelvin hingga maksimum 3700 derajat Kelvin. Ini menyebabkan warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu pijar biasanya berwarna kuning kemerahan. Pada temperatur yang sangat tinggi itulah filamen mulai menghasilkan cahaya pada panjang gelombang yang kasatmata. Hal ini sejalan dengan teori radiasi benda hitam. Indeks renderasi warna menyatakan apakah warna obyek tampak alami apabila diberi cahaya lampu tersebut dan diberi nilai antara 0 sampai 100. Angka 100 artinya warna benda yang disinari akan terlihat sesuai dengan warna aslinya. Indeks renderasi warna lampu pijar mendekati 100. 3 SNI 04-1704-1989 Persyaratan Keamanan Lampu Berfilamen Tungten Untuk Penerangan Rumah Tangga Dan Penerangan Umum Yang Sejenis. Badan Standardisasi Nasional. 2006. Diakses 09-12-2014, pukul 10:49 4 (en)Klipstein, Donald L, (2006).”The Great Internet Bulb Book, Part I” Diakses 09-12-2014, pukul 10:54 5|Page Gambar 1.3. Foto filamen lampu pijar 200 Watt yang diperbesar. 6. Lampu putus Karena temperatur kerja filamen lampu pijar yang sangat tinggi, lambat laun akan terjadi penguapan pada filamen. Variasi pada resistansi sepanjang filamen akan menciptakan titik-titik panas pada posisi dengan nilai resistansi tertinggi. Pada titik-titik panas tersebut filamen wolfram akan menguap lebih cepat yang mengakibatkan ketebalan filamen akan semakin tidak merata dan nilai resistansi akan meningkat secara lokal ini akan menyebabkan filamen pada titik tersebut meleleh atau menjadi lemah lalu putus. Variasi diameter sebesar 1% akan menyebabkan penurunan umur lampu pijar hingga 25%. Selain menyebabkan putusnya lampu, penguapan filamen wolfram juga menyebabkan penghitaman lampu. Elemen wolfram yang menguap pada lampu pijar akan mengendap pada dinding kaca bola lampu dan membentuk efek hitam.5 7. Efisiensi Efisiensi lampu atau dengan kata lain disebut dengan efikasi luminus, adalah nilai yang menunjukkan besar efisiensi pengalihan energi listrik ke cahaya dan dinyatakan dalam satuan lumen per Watt. Kurang lebih 90% daya yang digunakan oleh lampu pijar dilepaskan sebagai radiasi panas dan hanya 10% yang dipancarkan dalam radiasi cahaya kasat mata. “Buku Informasi Otomotif Perbaikan Kendaraan Ringan Sistem Lampu Depan”. Badan Pelatihan Nasional. 2002. 5 6|Page Pada tegangan 120 volt, nilai keluaran cahaya lampu pijar 100W biasanya adalah 1.750 lumen, maka efisiensinya adalah 17,5 lumen per Watt. Sementara itu pada tegangan 230 volt seperti yang digunakan di Indonesia, nilai keluaran lampu pijar 100W adalah 1.380 lumen atau setara dengan 13,8 lumen per Watt. Nilai ini sangatlah rendah bila dibandingkan dengan nilai keluaran sumber cahaya putih "ideal" yaitu 242,5 lumen per Watt, atau 683 lumen per Watt untuk cahaya pada panjang gelombang hijau-kuning di mana mata manusia sangatlah peka. Efisiensi yang sangat rendah ini disebabkan karena pada temperatur kerja, Filamen wolfram meradiasikan sejumlah besar radiasi inframerah.6 “LHE, Hematkah?”. Lembaga Penelitian Dan Kajian Teknik Aplikatif Universitas Gadjah Mada. 2009. Diakses 09-12-2014, pukul 11:13 6 7|Page BAB III PEMBAHASAN A. SEJARAH SEBELUM ADANYA LAMPU ELEKTRIK 1. Lampu Non-Elektrik Yang dimaksud dengan lampu non-elektrik adalah lampu yang bisa menerangi tanpa perlu menggunakan energi listrik. Lampu non-elektrik pertama ditemukan pada tahun 70.000 SM oleh para nenek moyang. Cara pembuatannya adalah batu cekung, kerang, atau bahan alami apa pun yang ada diisi dengan lumut atau bahan lain. Lumut tersebut dibasahi dengan lemak binatang dan dinyalakan. Manusia mulai meniru bentuk-bentuk alamiah melalui tembikar buatan manusia, batu pualam putih, dan lampu-lampu metal. Kemudian manusia belajar menambahkan sumbu untuk mengatur nyala api. Sekita abad ke-7 SM, masyarakat Yunani Kuno sudah menggunakan teknologi lampu terakota untuk menggantikan obor. Kata lampu sendiri berasal dari bahasa Yunani /lampas / yang berarti obor. Gambar 2.1 lampu minyak tanah liat India kontemporer sederhana 2. Lampu minyak Perkembangan selanjutnya dalam sejarah lampu terjadi di abad 18. Saat itu manusia menemukan alat pembakar sentral, ini adalah sebuah kemajuan yang signifikan pada desain lampu. Bahan bakar lampu disimpan dengan ketat di dalam 8|Page besi, dan sebuah pipa metal yang dapat disetel digunakan untuk mengatur intensitas pembakaran bahan bakar dan intensitas cahaya yang dihasilkan. Di abad yang sama, corong asap kaca kecil ditambahkan pada lampu untuk menjaga nyala api dan mengatur aliran udara ke nyala api tersebut. 3. Bahan bakar penerangan Zaman dahulu, bahan bakar untuk lampu non-elektrik adalah minyak zaitun, lilin tawon lebah, minyak wijen, minyak paus, minyak kacang, dan minyak-minyak lainnya. Bahan-bahan bakar tersebut lazim digunakan sampai akhir abad ke-18. Pada tahun1859, pengeboran minyak petroleum mulai sering dilakukan. Alhasil, lampu kerosin menjadi populer. Lampu seperti ini pertama kali digunakan di Jerman. Lampu berbahan bakar batu bara dan gas alam juga menjadi semakin marak digunakan. B. SEJARAH LAMPU ELEKTRIK Lampu elektrik pertama di dunia ditemukan oleh Edison, setelah berkalikali gagal dalam percobaan. Edison mematenkan penemuannya pada 1879. Ide lampu sebenarnya sudah berusia 70 tahun sebelum Edison mematenkannya. Sir Humpry Davy adalah orang pertama yang mendemonstrasikan dua batang karbon yang memercikkan cahaya. Hanya saja, cahaya yang dihasilkan terlalu terang, seperti percikan cahaya saat mengelas besi. Selain itu, lampu ini membutuhkan sumber listrik yang terlalu besar. Lampu Davy masih bisa Anda lihat saat ini di konser musik atau pembukaan toko baru yang meriah. Banyak ilmuwan tertarik pada penemuan Davy. Mereka berusaha memecah cahaya yang terlalu terang itu. Salah satu caranya adalah dengan mengalirkannya melalui suatu material. Hanya saja, material tersebut akan termakan oleh listrik yang berpijar. Untuk mengatasinya maka perlu membatasi kontak antara listrik pijar dengan oksigen. Di situlah muncul ide untuk mengurungnya dalam bola. 9|Page Pada 1841, Frederick DeMoleyns mematenkan bohlam yang terbuat dari campuran platina dan karbon. Empat tahun berikutnya, J.W. Starr mematenkan bohlam vakum dengan bahan pembakar karbon. Kemudian, banyak orang berusaha memvakum bohlam menggunakan material lain, kadang dengan bentuk yang berbeda. Penemuan mereka berhasil di laboratorium tetapi tidak bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada 1878, Thomas Alva Edison bergabung dalam kompetisi pembuatan bohlam yang efektif dan efisien. Sebelumnya, Edison sudah terkenal sebagai penemu telegraf dan fonograf. Pada Oktober, dia mengumumkan bahwa dia sudah mampu mengatasi permasalahan bohlam. Pengumuman itu terlalu dini, Edison memang sudah punya gagasannya, tetapi dia belum sempat menyempurnakannya. Bicara memang lebih mudah ketimbang melakukannya. Itulah yang terjadi. Dalam usaha menyempurnakan gagasannya, Edison gagal terus. Edison mengajak Francis Upton, dari Universitas Princeton, bergabung dalam penelitiannya. Mereka mulai mendaftar percobaan gagal yang dilakukan orang lain dan menghindari cara-cara tersebut. Mereka juga mendaftar sifat-sifat material yang telah digunakan dan mencari material yang tepat. Mereka menemukan bahwa pembakar yang tepat adalah material yang memiliki hambatan besar. Material dengan hambatan besar tidak menghabiskan banyak listrik. Mereka mulai menyeleksi semua material yang memiliki hambatan besar. Sejarah Lampu Bohlam Pertama Pada Oktober 1879, setahun setelah pengumuman gagasannya, Edison menggunakan kapas yang dikarbonasi sebagai pembakar. Lampu itu menyala, tetapi hanya mampu bertahan 13 jam. Itulah lampu yang diklaim sebagai bohlam pertama. Dalam pengembangannya, Edison menemukan bahwa bambu Jepang yang dikarbonasi merupakan material yang paling tepat sebagai pembakar. Material ini kemudian dikenal sebagai filamen. Bohlam yang menggunakan filamen bertahan sampai 600 jam. Jika ada pertanyaan siapa penemu bohlam pasti jawabannya "Thomas Alfa Edison" sebagai penemu bohlam. Hal ini tidak sepenuhnya tepat karena sudah banyak orang yang menemukan bohlam. Hanya saja, Edison menemukan bohlam yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan konsumsi listrik yang efisien. 10 | P a g e C. PERKEMBANGAN LAMPU DAN JENIS- JENISNYA Perkembangan Jenis-Jenis Lampu Kini kita dapat menikmati terangnya cahaya lampu setelah berbagai ilmuwan berjuang mencatat sejarah lampu. Saat ini setidaknya ada 4 jenis lampu yang biasa digunakan oleh manusia, yaitu: 1. Lampu Pijar (Incandescent lamp) Jenis lampu yang dikembangkan Thomas Alfa Edison ini memakai filamen tungsten yaitu semacam kawat pijar didalam bola kaca yang diisi gas nitrogen, argon, kripton, hidrogen dan sebagainya. Lampu ini paling sering dipakai karena harganya relatif murah, dan cahaya nya kuning, tetapi hanya bertahan hingga 1.250 jam atau 3-4 bulan dengan rata-rata pemakaian 10 jam sehari. Selain itu lampu pijar menggunakan energi listrik cukup besar dan boros energi. Gambar 3.1 lampu pijar Banyak orang menyukai menggunakan lampu pijar karena warna yang ditimbulkannya. Warna kuning lampu pijar terasa hangat. Namun yang membeli lampu pijar karena harganya yang relatif murah juga tidak sedikit. Sebaiknya kita memperhatikan bahwa lampu pijar memang murah, namun hanya bertahan 3-4 bulanan saja. 11 | P a g e 2. Lampu TL (Fluorescent) Jenis lampu ini juga dikenal dengan lampu neon. Dewasa ini lampu neon bentuknya macam-macam, ada yang bentuknya memanjang biasa, bentuk spiral atau tornado, dan ada juga yang bentuk memanjang vertikal dengan fitting (bentuk pemasangan ke kap lampu) yang mirip seperti lampu pijar biasa. Lampu TL lebih hemat energi dibandingkan lampu pijar, karena lebih terang. Untuk lampu TL yang baik (merk bagus), bisa bertahan 15.000 jam atau setara dengan 10 tahun pemakaian, harganya juga sekitar 10x lampu pijar biasa. Sedangkan lampu TL yang berkualitas buruk mungkin bisa bertahan 4-6 bulan saja (dewasa ini banyak bermunculan merk lampu 'hemat energi' yang murah, namun kualitasnya rendah). Gambar 3.2 variasi dan bentuk lampu TL dengan fitting ulir. Gambar 3.3 Lampu TL dengan fitting khusus untuk lampu TL yang panjang. 12 | P a g e Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu TL juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna cahayanya ada yang putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga dan lama pemakaian, lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-tempat lain yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi. 3. Lampu Halogen Gambar 3.4 lampu halogen Lampu halogen biasanya memiliki reflektor (cermin dibelakangnya) untuk memperkuat cahaya yang keluar. Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini ada pula yang dengan jenis fitting biasa. Lampu jenis ini merupakan lampu spot yang baik. Lampu spot adalah lampu yang cahayanya mengarah ke satu area saja, misalnya lampu untuk menerangi benda seni secara terfokus. Lampu ini baik untuk digunakan sebagai penerangan taman untuk membuat kesan dramatis dari pencahayaan terpusat seperti menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya. Jenis lampu ini sebenarnya merupakan lampu filamen yang sudah berhasil dikembangkan menjadi lebih terang, namun juga kebutuhan energi (watt) yang relatif sama. 4. Lampu LED LED adalah singkatan dari Light-Emitting Diode. Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya ketika dialiri listrik. Sifatnya 13 | P a g e berbeda dengan filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau lampu TL yang merupakan pijaran partikel. Lampu LED memancarkan cahaya lewat aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan banyak panas. Karena itu lampu LED terasa dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu pijar. Lampu LED juga memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warnawarna lainnya. Gambar 3.5 varian lampu LED Lampu LED merupakan lampu paling hemat energi diantara jenis lampu lainnya, meskipun harganya relatif mahal. Saat artikel ini dibuat, lampu LED 4 watt kualitas bagus yang setara dengan lampu pijar 25 watt, harganya masih sekitar Rp140an ribu. Meskipun demikian, lampu LED disarankan bagi Anda yang memperhatikan bahwa energi (watt) yang dipakai sangat kecil sehingga menggunakan lampu LED sama dengan menghemat listrik hingga 1/5 dari biasanya. Lampu LED juga bisa bertahan sangat lama hingga 20an tahun. Bila dibandingkan dengan menggunakan lampu pijar, maka dalam 20 tahun harus membeli atau mengganti sekitar 60an lampu pijar. Dengan asumsi harga lampu pijar biasa adalah Rp6.000,-, maka biaya yang harus dikeluarkan dengan menggunakan lampu pijar biasa adalah Rp360.000,- tentunya lebih menarik untuk menggunakan lampu LED. Adapun saat ini, terdapat juga lampu LED sekitar 3 watt setara bohlam 20an watt 'made in China' yang murah meriah seharga sekitar Rp 30an ribu, namun jangka keawetannya belum dijamin dengan baik. 14 | P a g e BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari data pembahasan pada makalah ini, dapat di ambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Sebelum adanya lampu pijar, dulu sudah ada lampu api. 2. Dapat diketahui bahwa ide pertama tentang lampu bukan dari Edison. 3. Sebelum Edison sudah ada yang melakukan percobaan membuat sebuah lampu. Seperti: Sir Humphry Davy menunjukkan bahwa arus listrik dapat memanaskan seuntai logam tipis hingga menyala putih. Lalu, Warren De la Rue merancang sebuah lampu dengan cara menempatkan sebuah kumparan logam mulia platina di dalam sebuah tabung lalu mengalirkan arus listrik melaluinya. Hanya saja, harga logam platina yang sangat tinggi menghalangi pendayagunaan penemuan ini lebih lanjut dan juga kurang efisiensi. 4. Sudah banyak orang yang menemukan bohlam/lampu. Hanya saja, Edison menemukan bohlam yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan konsumsi listrik yang efisien. 5. Di jaman sekarang beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah untuk pemanas kandang ayam dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri. 6. Di jaman sekarang lampu bohlam Edison kurang efisien dibanding dengan lampu sekarang yang lebih efisien. 7. Model lampu sekarang bermacam-macam dengan kegunaan yang berbeda-beda. B. Saran Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, mohon dimaklumi jika ada kesalahan penulisan dan mohon untuk para pembaca memberi masukan. Agar makalah ini dapat diperbaiki sehingga menjadi lebih baik. 15 | P a g e DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu Diakses pada 14 Oktober 2014, pukul 16:23 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pijar Diakses pada 14 Oktober 2014, pukul 16:37 WIB http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.com/2013/05/macam-macam-jenislampu.html Diakses pada 14 Oktober 2014, pukul 16:48 WIB Ahira, Anna dalam http://www.anneahira.com/sejarah-lampu.htm Diakses pada 18 Nopember 2014, pukul 19:24 WIB http://www.astudioarchitect.com/2011/11/mengenal-jenis-jenis-lampu-pijar.html Diakses pada 18 Nopember 2014, pukul 19:36 16 | P a g e