TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA Eddy Djauhari Departemen Matematika Fmipa Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang km. 21, tlp./fax. : 022-7794696, Jatinangor, 45363 Email : [email protected] ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas tentang Teorema Cayley dan pembuktiannya dengan menggunakan dua metode, yaitu melalui korespondensi 1-1 antara pohon berlabel dengan barisan dan melalui Teori Kombinatorial. Teorema Cayley ini dikemukakan oleh seorang matematikawan Inggris yang bernama Arthur Cayley. Dalam Teorema Cayley ini dikatakan bahwa bila n merupakan bilangan bulat lebih besar dari satu, maka jumlah pohon yang memiliki n simpul berlabel adalah ππ−2 . Sampai saat ini sudah banyak yang menemukan metode pembuktian Teorema Cayley ini, namun dalam makalah ini hanya dibahas dua metode pembuktian saja. Kata kunci : Teori Graf, Teori Kombinatorial, Teorema Cayley, Korespondensi 1-1, dan Pohon Berlabel. 1. PENDAHULUAN Dalam waktu sekarang-sekarang ini, teori graf telah menguatkan dirinya sebagai alat (tool)matematika yang sangat penting dan bermanfaat. Hal yang utama adalah berhubungan dengan struktur diskrit yang ada pada sistem. Banyak sekali ilmu yang menggunakan Teori Graf (Graph Theory), mulai dari riset operasi, proses komputasi, rangkaian listrik, ilmu komputer, kimia dan biologi (terutama tentang genetika). Teori graf bahkan telah menjadi ilmu tersendiri seperti halnya cabang Ilmu Matematika yaitu Aljabar dan Analisis. Bahkan dengan berkembangnnya Ilmu Komputer dan Teknik Informatika, maka Teori Graf telah banyak memberikan dukungan dalam ilmu yang baru yakni Algoritma Graf (Graph Algorithm). Graf secara sederhana terdiri dari dua himpunan berhingga, yaitu himpunan titik yang disebut dengan himpunan vertex (V=vertex = titik) dan himpunan garis atau himpunan sisi (E = Edge) = sisi). Graf dengan himpunan vertex dan himpunan sisi disimbolkan dengan G (V,E). Dalam makalah ini akan dibicarakan tentang graf yang bersifat khusus, yaitu pohon (tree), karena Teorema Cayley berhubungan dengan pohon berlabel. 2. KAJIAN LITERATUR 2.1 Pohon Untuk para Matematikawan dan Ilmuwan yang lain, pohon merupakan bentuk graf yang sederhana dan banyak memiliki sifat-sifat yang mentakjubkan / mengagumkan. Contohnya isomer – isomer kimia karbon divisualisasikan berbentuk pohon. Penyajian jaringan komputer pun merupakan bentuk pohon. Dalam kehidupan sehari-hari, orang telah lama menggunakan pohon untuk silsilah keluarga. Pohon sudah lama digunakan sejak tahun 1857, ketika Matematikawan Inggris bernama Arthur Cayley menggunakan pohon untuk menghitung jumlah senyawa kimia. Akhir – akhir ini pohon digunakan juga pada pemodelan jaringan komputer yang memuat berbagai macam elemen seperti komputer-komputer dan kabel komunikasi. Selanjutnya akan diberikan beberapa definisi yang berkaitan dengan teori pohon. Definisi 2.1 : Pohon (tree) adalah graf tak berarah terhubungkan yang tidak memiliki rangkaian sederhana. Definisi 2.2 : Pohon perentang (spanning tree) dari graf G adalah graf bagian G yang berupa pohon dan memuat semua vertex dari G. Definisi 2.3 : Derajat (degree) sebuah vertex (simpul) atau titik v disimbolkan dengan deg(v) adalah banyaknya sisi/garis/rusuk yang berhubungan dengan titik v, dan sisi suatu loop dihitung dua kali. Definisi 2.4 : Jembatan (bridge) adalah sisi dalam suatu graf yang penghapusannya akan membuat graf terpecah menjadi dua komponen. Definisi 2.5 : Pohon berlabel atau pohon bernilai adalah pohon yang di setiap simpulnya mempunyai keterangan/nilai yang digunakan untuk mengindikasikan bahwa diagram tersebut digunakan untuk tujuan tertentu. Di bawah ini diberikan contoh pohon dan bukan pohon. T1 : v1 v2 v4 v3 v5 v6 v7 T2 : v8 v7 v1 v3 v2 v4 v8 v5 v6 Gambar 1. T1 pohon dan T2 bukan pohon Teorema – teorema di bawah ini dan buktinya merupakan hasil dan sifat-sifat yang dimiliki pohon. Teorema 2.1 : Jika T adalah pohon dengan n titik maka T mempunyai (n − 1) sisi atau rusuk. Bukti : Untuk n = 1 maka jelas T merupakan sebuah titik saja yaitu graf tanpa sisi (n − 1) = 0 sisi. Untuk n > 1, maka T mempunyai (n − 1) sisi. Jika sebuah sisi sembarang e di T dihapus, maka akan didapat 2 graf bagian yang masingmasing merupakan pohon, katakanlah T1 dan T2 dengan masing-masing titik sebanyak n1 dan n2 dan masing-masing sisi sebanyak k1 dan k 2 . Dari sini diperoleh hubungan sebagai berikut : n1 + n2 = n , k1 + k 2 = (n1 − 1) + (n2 − 1) = n1 + n2 − 2 = n − 2 (sebab sebuah sisi sembarang e telah dihapus dari T). Jadi k1 = n1 − 1 dan k 2 = n2 − 1. Teorema 2.2 : Jika T tidak memiliki rangkaian sederhana dan mempunyai (n − 1) sisi, maka T terhubung Bukti : Misalkan T tak terhubung dan mempunyai (n − 1) sisi maka T tidak memiliki rangkaian sederhana dan jumlah titiknya lebih satu daripada jumlah sisinya. Oleh sebab itu jumlah total titik di T melebihi sisinya dengan paling sedikit 2, yang kontradiksi dengan kenyataan bahwa T memiliki (n − 1) sisi. Teorema 2.3 : Jika T adalah graf terhubung dan mempunyai (n − 1) sisi mata T terhubung dan setiap sisinya adalah jembatan. Bukti : Akan dibuktikan dengan kontradiksi. Misalkan T terhubung dan ada sisinya yang bukan jembatan, maka dengan menghilangkan sebuah sisi tertentu, akan didapat graf dengan n titik dan (n − 2) sisi. Graf ini pastilah tidak terhubung, sehingga diperoleh kontradiksi. Teorema 2.4 : Jika T adalah graf terhubung dan setiap sisinya merupakan jembatan, maka dua titik sembarang di T dihubungkan dengan tepat satu lintasan. Bukti : Akan dibuktikan dengan kontradikasi : Jika dua titik sembarang di T dihubungkan dengan lebih dari satu lintasan (katakanlah dua lintasan), maka dua titik tersebut membentuk rangkaian. Dengan adanya rangkaian maka setiap sisi pada rangkaian tersebut bukan jembatan, dengan kata lain ada sisi yang bukan merupakan jembatan di T. Hal ini kontradiksi dengan kenyataan bahwa setiap sisi di T adalah jembatan. Teorema - teorema di atas merupakan teorema penting yang berkaitan dengan pohon. Teorema Cayley berhubungan dengan jumlah total (non isomorfis) pohon berlabel. Teorema 2.5 (Teorema Cayley) : [3] Ada sebanyak nn-2 pohon berlabel dengan n titik yang berbeda. sehingga diperoleh hanya dua titik yang tinggal. Ilustrasi : 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang penulis lakukan adalah membahas tentang kontruksi pembuktian Teorema Cayley dengan dua pendekatan. Pendekatan itu adalah dengan melakukan korespondensi 1-1 antara pohon berlabel dengan barisan bilangan bulat positif dan yang kedua dengan melakukan perhitungan melalui teori kombinatorial. Dalam hal ini pohon berlabel adalah pohon yang titiknya dilabelkan dengan bilangan bulat positif. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korespondensi 1-1 antara pohon berlabel dengan barisan. [4] Inti pembuktian Teorema Cayley dengan korespondensi adalah melakukan korespondensi 1-1 antara pohon berlabel dengan barisan ( a1 , a2 , a3 , …, an−2 ). Pembuktian ini telah dilakukan oleh Pruefer. Gambar 2. Konstruksi dasar pembuktian dengan korespondensi 1-1 Pros. 1 (Proses 1) : konstruksi dari pohon berlabel menjadi barisan. Pros. 2 (Proses 2) : konstruksi dari barisan menjadi pohon berlabel. Langkah – langkah pada proses 1 (diketahuinya pohon berlabel ): a. Cari titik dengan derajat satu dan pilih dengan label indeks terkecil. b. Cari titik yang langsung berhubungan dengan titik yang telah dipilih dan tempatkanlah indeks itu pada posisi pertama barisan. c. Hilangkan titik yang dipilih pada langkah a. dan sisi yang berhubungan dengannya, sehingga diperoleh pohon yang lebih kecil jumlah titiknya. d. Ulangi langkah a. sampai dengan c, T: v7 v1 v2 v3 v6 No :1 Pilih : v3 Berhub. : v2 ο Indeks : 2 Hilang : v3 v5 2 v4 v2 2 v4 v4 3 v2 v1 1 v2 4 v1 v5 5 v1 5 v6 v5 5 v6 Gambar 3. Pohon berlabel T dan barisan (2 , 2 , 1 , 5 , 5 ) sebagai pasangannya Langkah-langkah pada proses 2 (diketahuinya barisan (a1 , a2 , a3 , …, an−2) ) : a. Gambarlah n titik, labelkan mereka dari v1 , v2 , v3 …, vn dan buatlah daftar bilangan dari 1 sampai dengan n. b. Tentukan bilangan terkecil yang ada di dalam daftar tersebut, tapi tidak berada di barisan dan juga tentukan bilangan pertama dalam barisan; kemudian tambahkan sisi yang menggabungkan titik-titik tersebut dalam gambar. c. Hilangkan bilangan pada langkah b. dari daftar bilangan dan bilangan pertama dari barisan, sehingga didapat daftar bilangan dan barisan bilangan yang lebih sedikit. d. Ulangi langkah b. dan c. untuk daftar bilangan dan barisan bilangan sisanya, sampai hanya ada dua label yang tinggal dalam daftar. Kemudian gabungkan titiktitik pada gambar sesuai dengan dua label sisanya. Ilustrasi : diketahui barisan (2, 2, 1, 5, 5), akan dicari pohon berlabel yang bersesuaian dengannya. Sediakan lebih dahulu daftar {1 , 2 , 3 ,4 , 5 , 6 , 7 }, sebab 7 – 2 = 5. 1. Barisan : ( 2 , 2 , 1 , 5 , 5 ) Daftar : {1 , 2 , 3 ,4 , 5 , 6 , 7 } v7 v1 v2 5.Barisan : ( 5) Daftar : { 5 , 6 , 7 } v7 v1 v2 v3 v6 v5 v4 v6 2. Barisan : ( 2 , 1 , 5 , 5 ) Daftar : {1 , 2 , 4 , 5 , 6 , 7 } v1 v3 v5 v4 6.Barisan : ( - ) Daftar : { 5 ,7 } v2 v7 v7 v1 v2 v3 v6 v5 v4 v3 v6 v5 v4 Gambar 4. Langkah-langkah proses 2 3. Barisan : ( 1 , 5 , 5 ) Daftar : {1 , 2 , 5 , 6 , 7 } v1 v2 v7 v3 v6 v5 v4 4.Barisan :( 5 ,5) Daftar : {1 , 5 ,6 , 7 } v1 v2 v7 v3 v6 v5 v4 Dengan adanya konstruksi korespondensi 1- 1 tersebut, langsung dapat dilihat bahwa, bila dimiliki pohon berlabel maka dapat dibentuk barisannya. Jika dimiliki barisan (a1 , a2 , a3 , …, an−2 ) maka dapatlah dibentuk pohon berlabelnya. Buktinya langsung diperoleh dari barisan. Barisan (a1, a2 , a3 , …, an−2) memuat (n-2) suku dan tiap-tiap suku mempunyai kemungkinan untuk mengambil nilai 1, 2, 3, 4, 5, ..., n. Sehingga jumlah total kemungkinan pohon berlabelnya ada nn−2 buah. Selesailah bukti dengan metode pertama. Akibat 4.1.1 : Jumlah pohon perentang untuk graf k n ada nn−2 buah . Bukti : K n adalah graf yang terdiri dari n titik dimana setiap pasang titiknya dihubungkan dengan tepat satu sisi. Buktinya dengan menggunakan korespondensi 1-1 seperti di atas. Korespondensi itu dilakukan antara semua pohon perentangan K n yang terdiri titik - titik { v1 , v2 , v3 …, vn } dengan himpunan barisan (a1 , a2 , a3 , …, an−2 ), dimana ai adalah bilangan bulat yang memenuhi 1 ≤ ai ≤ n. Jumlah semua kemungkinan yang didapat dari korespondensi itu adalah nn−2 , karena ada n cara untuk memilih setiap ai . Akibat 4.1.2 : Jumlah pohon perentang dari graf K n – e adalah (n-2)nn-3 . Bukti : K n – e adalah graf K n yang sembarang sisi e dihapus. Misalkan sisi e tersebut adalah { vn−1 , vn }, maka dapat dibentuk korespondensi 1-1 seperti pada pembuktian Teorema Cayley. Korespondensi itu antara titik { v1 , v2 , v3 …, vn } di K n – e dengan himpunan barisan ((a1 , a2 , a3 , …, an−2)). Tiap ai adalah bilangan bulat 1 ≤ ai ≤ n untuk i = 1, 2, 3, …, (n-3) dan 1 ≤ an−2 ≤ n-2 . Sehingga ada n cara untuk memilih setiap ai , i = 1, 2, 3, …, (n -3) dan ada (n – 2) cara untuk memilih ππ−2 . Dengan kata lain ada (n-2)nn-3 pohon perentang. Langkah induksi : misalkan teorema benar untuk n = k. Jadi, 4.2. Teorema Kombinatorial Proses pembuktian dengan Teori Kombinatorial merupakan bukti langsung. Dengan teori ini, diadakan penghitungan langsung dengan melakukan pemecahan dan penggabungan pohon. Teorema - teorema penting yang digunakan dalam pembuktian akan diberikan di bawah ini. (x + y)k+1 = (x + y)k (x + y) Teorema 4.2.1 (Binomial) : [1] Misalkan x dan y adalah bilangan-bilangan real dan n adalah bilangan bulat positif, maka n n (x + y) = ∑ ( ) x n−k y k k n k=0 n n n = ( ) x n + ( ) x n−1 y + ( ) x n−2 y 2 + β― + 0 1 2 n n n n−1 ( ) xy + ( )y n−1 n Bukti : Teorema binomial akan dibuktikan dengan induksi matematika. Basis induksi : Akan dibuktikan bahwa teorema benar untuk π = 1, yaitu bahwa 1 1 (x + y) = ∑ ( ) x1−k . y k k 1 k=0 1 1 = ( ) x1−0 . y 0 + ( ) x1−1 . y1 = x + y 0 1 (x + y)k = (k) x k + (k) x k−1 y + 0 1 k k−2 2 ( )x y + β―+ 2 k k ( ) xy k−1 + ( ) y k k−1 k Akan dibuktikan bahwa teorema juga benar untuk n = k + 1, yaitu bahwa : (x + y)k+1 = (k + 1) x k+1 + (k + 1) x k y + 0 1 k + 1 k−1 2 ( )x y +β―+ 2 k + 1 k+1 k+1 ( ) xy k + ( )y k+1 k Dengan menggunakan kebenaran hipotesis (x + y)k , maka didapat (x + y)k+1 = {(k) x k + (k) x k−1 y + 0 1 k k (x … + ( ) y } + y) k k k k = {( ) x + ( ) x k−1 y + β― + 0 1 k k ( ) y k } x + {( ) x k + 0 k k k ( ) x k−1 y + β― + ( ) y k } y 1 k (x + y)k+1 = {(k) x k+1 + (k) x k y + β― + 0 1 k k ( ) xy k } + {( ) x k y + 0 k k k−1 2 k ( ) x y + β― + ( ) y k+1 } 1 k (x + y)k+1 = (k) x k+1 + {(k) + (k)} x k y 0 0 1 k k k−1 2 + {( ) + ( )} x y + β― 2 1 k k + {( ) + ( )} xy k k k−1 k + ( ) y k+1 k Menurut identitas Pascal, k k k+1 ( )+( )=( ) sehingga r r−1 r k+1 (x + y) k k+1 k = ( ) x k+1 + ( )x y + 0 1 k + 1 k−1 2 ( )x y +β―+ 2 k+1 k ( ) xy k + ( ) y k+1 k k k k+1 k Akan tetapi ( ) = 1 = ( ) dan ( ) 0 0 k k+1 =1=( ) k+1 sehingga (π₯ + π¦)π+1 = (k + 1) π₯ π+1 + (k + 1) π₯ π 0 1 k + 1 π−1 2 +( )π₯ y +β― 2 k+1 +( ) π₯ π¦π k k + 1 k+1 +( )y k+1 adalah pohon berlabel dengan deg(v) = k − 1 . Penghapusan sembarang sisi e = wz dari A yang tidak berhubungan dengan titik v akan menghasilkan dua pohon-bagian, salah satu darinya akan memuat v dan yang lain akan memuat v dan w atau z (katakanlah w) dan yang lainnya akan memuat titik z. Jika titik v dan z digabungkan dengan menambahkan satu sisi, maka diperoleh pohon berlabel B dengan deg(v) = k . Pasangan pohon berlabel (A,B) disebut link, jika B dapat diperoleh dari A dengan konstruksi seperti di atas (konstruksi : penghapusan dan penggabungan). ilustrasi : Terbukti bahwa teorema juga benar untuk n = k+1 sehingga terbukti bahwa n n n (x + y) = ∑ ( ) x n−k y k = ( ) x n k 0 n k=0 n n + ( ) x n−1 y + ( ) x n−2 y 2 1 2 n + β―+( ) x y n−1 n−1 n + ( ) yn n Benar untuk semua bilangan bulat positif n. Teorema 4.2.2 : [2] n n (1 + x) = ∑ ( ) x n−k k n k=0 Gambar 5. Link(A,B) dengan deg(v) = 3 pada A dan deg(v) = 4 pada B Benar untuk semua bilangan bulat positif n. Bukti : Ambil y = 1 pada Teorema 4.2.1 di atas, jelas teorema 4.2.2 terbukti benar. Konstruksi pembuktian metode kedua adalah sebagai berikut: pertama dibentuk T(n, k) yaitu menunjukkan banyak pohon berlabel dengan n titik dimana suatu titik tertentu ( sebut v ) memiliki derajat k. Dari T(n, k) ini akan dijumlahkan dari k = 1 sampai dengan k = (n − 1) sehingga didapat Tn, yaitu banyak pohon berlabel dengan n titik. Misalkan A Graf A dapat dipilih dengan salah satu T(n, k1) cara dan B secara tunggal didapat dari sisi wz (yang dapat dipilih dengan (n − 1) – (k − 1) = n − k cara ). Terlihat bahwa link (A,B) mempunyai jumlah total (n − k)T(n, k − 1) . Demikian pula proses dari pohon berlabel B menjadi pohon berlabel A. T(n, k) {(n − 1 − n1 ) + (n − 1 − n2 ) + (n − 1 − n3 ) + β― + (n − 1 − nk )} k = T(n, k){kn − k − ∑ ni } i=1 = {kn − k − n + 1}T(n, k) = (n − 1)(k − 1) T(n, k), Karena k ∑ ni = n − 1 i=1 Sehingga akhirnya diperoleh persamaan (n – k)T(n, k -1) = (n-1) (k-1)T(n, k), ambil T(n, 1) = 1 dan lakukan proses iterasi, maka diperoleh βΆ (n−2) (n−2) T(n, 2) = (n−1)(1) T(n, 1) = (n−1)(1) (n−3) Gambar 6. Link(A,B) dengan deg(v) = 4 pada B dan deg(v) = 3 pada A B adalah pohon berlabel dengan deg(v) = k. Dan tentu saja T1 , T2 , T3 , T4 , …Tk adalah pohon-bagian yang didapat dari B dengan menghilangkan titik v beserta dengan k sisi yang berhubungan dengannya. Misalkan dihilangkan satu sisi (sebut vw4) dan menghubungkan pohon-bagian T4 dengan salah satu dari k pohon - bagian (sebut T1 ) sehingga ditemukan link (A,B). B dapat dipilih dengan T(n, k) cara dan banyaknya cara untuk menghubungkan w4 ke titik lain di pohon-bagian yang lain adalah (n − 1) – ni {ni adalah jumlah titik Ti , dalam hal gambar di atas adalah n4 }. Oleh karena itu link (A,B) adalah : (n−3)(n−2) T(n, 3) = (n−1)(2) T(n, 2) = (n−1)(2)(n−1)(1) (n−4) (n−4)(n−3)(n−2) T(n, 4) = (n−1)(3) T(n, 3) = (n−1)(3)(n−1)(2)(n−1)(1) ...dst... T(n, k) = (n−4)(n−3)(n−2) (n−k) … (n−1)(k−1) (n−1)(3)(n−1)(2)(n−1)(1) ada sebanyak (n – k – 1) untuk bentuk (n - 1), sehingga : (n−2)(n−3)(n−4)…(n−k) T(n, k) = (k−1)(k−2)(k−3)…(3)(2)(1) (n − 1)(n−k−1) T(n, k) = (n − 2)(n − 3)(n − 4) … (n − k). (n − k − 1)! . (k − 1)(k − 2)(k − 3) … (3)(2)(1). (n − k − 1)! . (n − 1)(n−k−1) (n−2)! T(n, k) = (k−1)!(n−k−1)! (n − 1)(n−k−1) n−2 =( ) (n − 1)(n−k−1) k−1 Dalam mencari semua pohon berlabel dengan n titik maka k harus dijumlahkan dari 1 sampai dengan (n-1), prosesnya sebagai berikut : n−1 n−1 n−2 Tn = ∑ T(n, k) = ∑ ( ) (n − 1)n−k−1 k−1 k=1 k=1 n-1 n-2 n-2 n-2 Tn = ∑ ( ) (n-1)n-k-1 = ∑ ( ) (n-1)(n-2)-(k-1) k-1 k-1 k=1 k-1=0 n-2 n-2 = ∑ ( ) (n-1)(n-2)-j j j=0 Persamaan di atas diperoleh dengan substitusi k − 1 = j . Akhirnya dengan menerapkan Teorema 4.2.2 substitusi r = j dan x = (n − 1) maka diperoleh bentuk : Tn = {1 + (n − 1)}n−2 = nn−2 seperti yang diminta. Akhirnya didapat hasil yang sama seperti pada metode korespondensi 1-1 antara pohon berlabel dan barisan. Selesailah bukti dengan metode kedua. 5. KESIMPULAN Kadang - kadang ada orang yang bertanya metodologi apakah yang digunakan dalam matematika. Makalah ini memperlihatkan sedikit metode yang digunakan oleh para Matematikawan. Dari kontruksi pembuktian di atas dapat dilihat bahwa kedua pendekatan tersebut menghasilkan bentuk akhir yang sama. Sehingga metode yang satu dapat membenarkan dan menguatkan hasil yang sudah ada. Untuk metode korespondensi 1 – 1 dibutuhkan kontruksi aturan – aturan yang dapat diterima untuk memetakan dari 1 sistem ke sistem yang lain dan sebaliknya tanpa menghilangkan struktur baku sistem tersebut. Metode seperi ini juga digunakan dalam menyelesaikan persamaan diferensial secara tidak langsung, yaitu melalui Transformasi Laplace. Sedangkan pada metode dengan menggunakan Teori Kombinatorial dibutuhkan penghitungan dan pencaharian secara rekursif – iteratif, dan setelah itu dikembalikan pada bentuk Teorema Binomial untuk penyelesaian akhirnya. Ide dasar dari kedua pembuktian di atas, biarlah dapat memberikan gagasan dan ilham dan untuk bidang penelitian masalah matematika yang lain. DAFTAR REFERENSI [1] Siang, Yek Jong. (2006) Matematika Diskrit dan Aplikasinya Pada Komputer. [2] Rosen, Kenneth H. (1999). Discrete Mathematics and Its Application. McGraw Hill, Inc. [3] Michaels, John G.(2012) Applications of Discrete Matemathics, McGraw-Hill,Inc” [4] Wilson R.J (2014) Graphs An Intoductory Approach, John Wiley & Sons, Inc.