Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 KENDALI OPTIMAL PENGOBATAN TUMOR DENGAN KOMBINASI KEMOTERAPI DAN IMMUNOTERAPI Fatanur Baity Tsulutsya,* dan Subchan Pasca Sarjana Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Abstrak Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk dari hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Tumor dibagi mejadi dua golongan besar yaitu tumor jinak (benign) dan tumor ganas (malignant) atau yang popular dengan sebutan kanker. Beberapa jenis pengobatan penyakit tumor antara lain: pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi hormon dan immunoterapi. Penjadwalan pengobatan dengan kombinasi kemoterapi dan immunoterapi menunjukkan banyak potensi untuk berhasil. Tujuan pengembangan strategi kombinasi kemoterapi dan immunoterapi adalah menggunakan obat kemoterapi seminimal mungkin yang secara efektif membunuh sel tumor sekaligus memanfaatkan immunoterapi untuk meningkatkan sistem imun pasien, sehingga memperkuat sistem pertahanan alami tubuh melawan sel-sel tumor dan meminimumkan efek samping bahaya kemoterapi. Dalam makalah ini dibahas kendali optimal pengobatan tumor dengan kombinasi kemoterapi dan immunoterapi. Penyelesaian permasalahan kendali optimal diselesaikan menggunakan metode langsung dengan mentransformasikan ke dalam bentuk permasalahan NLP (Non Linear Programming). Kata-kunci: Tumor, Kemoterapi, Immunoterapi, Kendali optimal. PENDAHULUAN Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk dari hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Tumor dibagi mejadi dua golongan besar yaitu tumor jinak (benign) dan tumor ganas (malignant) atau yang popular dengan sebutan kanker. Penyakit tumor disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : virus, kecanduan rokok, minuman beralkohol, faktor genetis, obesitas, radiasi sinar ultraviolet, zat kimia dan lain-lain. Beberapa jenis pengobatan penyakit tumor antara lain: pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi hormon, dan immunoterapi (Sudoyo, 2011). Kemoterapi adalah tindakan atau terapi pemberian senyawa kimia (obat kanker) untuk mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba di tubuh pasien (hospes.) Tujuan kemoterapi adalah untuk mengobati atau memperlambat pertumbuhan tumor atau mengurangi gejalanya (Lesnussa, 2009). Immunoterapi merupakan teknik pengobatan baru untuk tumor yang mengerahkan dan lebih mendayagunakan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi tumor. Karena hampir selalu menggunakan bahan-bahan alami dari makhluk hidup, terutama manusia, maka immunoterapi sering juga disebut bioterapi atau terapi biologis (Raihannuri, 2010). Tujuan dari immunoterapi adalah untuk memperkuat kemampuan alami tubuh sendiri untuk memerangi kanker dengan meningkatkan efektifitas dari sistem imun (De Pillis dkk, 2006). Penjadwalan pengobatan dengan kombinasi kemoterapi dan immunoterapi menunjukkan banyak potensi untuk berhasil. Tujuan pengembangan strategi kombinasi kemoterapi dan immunoterapi adalah menggunakan obat kemoterapi seminimal mungkin yang secara efektif membunuh sel tumor sekaligus memanfaatkan immunoterapi untuk meningkatkan sistem imun * Fatanur Baity Tsulutsya - Pasca Sarjana Matematika ITS Surabaya, [email protected] M-1 Fatanur Baity Tsulutsya, Subchan / kendali optimal pengobatan pasien, sehingga memperkuat sistem pertahanan alami tubuh melawan sel-sel tumor dan meminimumkan efek samping bahaya kemoterapi . Dalam makalah ini dibahas kendali optimal pengobatan tumor dengan kombinasi kemoterapi dan immunoterapi. Penyelesaian permasalahan kendali optimal diselesaikan menggunakan metode langsung dengan mentransformasikan ke dalam bentuk permasalahan NLP (Non Linear Programming). PEMBAHASAN Model Matematika Kombinasi Kemoterapi dan Immunoterapi Tumor Model De Pillis, dkk (2006) dikembangkan dengan memasukkan endogenous IL-2 yang diproduksi dari sel CD4+T dan CD8+T. Perhitungan untuk proliferasi IL-2 distimulasi dari proliferasi sel NK, penetapan kejenuhan IL-2 dengan dinamika Michaelis-Menten dan menyederhanakan bagian-bagian tertentu dari model untuk analisis kendali optimal. Persamaan differensial biasa dari model tersebut dinyatakan sebagai berikut dT aT (1 bT ) cNT DT K T (1 e T M ) T dt (1) p NI e dN f C N pNT N K N (1 e N M ) N dt f g I N p LI M dL mL T uL2CI j L qLT (r1N r2C )T K L (1 e L ) L I v L (t ) dt I k T I gI I dC C K C (1 e C M ) C dt dM M v M (t ) dt dI LI I C vI (t ) dt I (2) (3) (4) (5) (6) Dengan Dd (L / T ) l (7) s (L / T ) l dengan T (t ) = Total populasi sel tumor; N (t ) = Konsentrasi sel NK per liter darah (sel / l); L(t ) = Konsentrasi sel CD8+T per liter darah (sel / l); C (t ) = Konsentrasi dari limfosit per liter darah, tidak termasuk sel-sel NK dan sel CD8+T (sel / l); = Konsentrasi dari obat kemoterapi per liter darah (mg / l); M (t ) I (t ) = Konsentrasi dari IL-2 per liter darah (IU / l); v L (t ) = Jumlah sel CD8+T yang teraktivasi oleh tumor yang disuntikkan per hari per liter dari volume darah (sel / l per hari); v M (t ) = Jumlah doxorubicin disuntikkan per hari per liter dari volume tubuh (dalam mg / l per hari), dan v I (t ) = Jumlah IL-2 yang disuntikkan per hari per liter dari volume tubuh (dalam IU / l per hari). M-2 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 Dari persamaan (1)-(6) terdapat suatu fungsi objektif (indeks performa) yang bertujuan untuk meminimalkan jumlah populasi sel tumor sehingga diperoleh dosis obat yang optimal, dimana fungsi objektifnya berbentuk linier. Variabel kendali v L , v M , v I berfungsi sebagai kendali (kontrol) untuk mengurangi, menghambat dan mengendalikan populasi sel tumor sehingga didapat dosis obat optimal dalam pengobatan tumor dengan kombinasi kemoterapi dan immunoterapi. Fungsi objektif atau indeks performa yang akan diminimumkan yaitu: 𝑡 𝐽(𝑣𝐿 , 𝑣𝑀 , 𝑣𝐼 ) = ∫0 𝑓(𝑇(𝑡) + 𝜖𝐿 𝑣𝐿 (𝑡) + 𝜖𝑀 𝑣𝑀 (𝑡) + 𝜖𝐼 𝑣𝐼 (𝑡))𝑑𝑡 (8) dengan kondisi batas sebagai berikut : T (0) T0 , N (0) N 0 , L(0) L0 , C (0) C0 , M (0) M 0 , I (0) I 0 , 0 vL (t ), vM (t ), vI (t ) 1 Penyelesaian Masalah kendali optimal pengobatan tumor dengan kombinasi kemoterapi dan immunoterapi Untuk menyelesaikan model kombinasi kemoterapi dan immunoterapi tumor dengan menggunakan teori kendali optimal, hal pertama yang harus dilakukan adalah membentuk persamaan Hamiltonian. d (L / T )l T H T (t ) 𝜖𝐿 v L + 𝜖𝑀 v M +𝜖𝐼 v I 1 aT abT 2 cNT K T T K T Te T M l s ( L / T ) p NI 2 eC fN pNT N K N N K N N e N M g I N m L p LI jTL uL2 CI 3 qLT r1 NT r2 CT K L L K L L e L M I vL I k T I gI I LI 4 C K C C K C C K C C e C M 5 M v M 6 I I C vI I Berdasarkan prinsip minimum Pontryagin maka harus memenuhi kondisi stasioner, persamaan keadaan x(t ) dan co-state (t ) a. Kondisi stasioner Kondisi stasioner yang harus dipenuhi adalah H 0 vL H v L H 0 v M H v M = 𝜖𝐿 + 𝜆 3 = 0 = 𝜖𝑀 + 𝜆 5 = 0 H 0 v I H v I = 𝜖𝐼 + 𝜆 6 = 0 b. Persamaan keadaan Pada persamaan Hamiltonian yang terbentuk dapat diperoleh persamaan keadaan sebagai berikut: M-3 Fatanur Baity Tsulutsya, Subchan / kendali optimal pengobatan d (L / T )l T H T aT abT 2 cNT K T T K T Te T M l 1 s (L / T ) p NI H N eC fN pNT N K N N K N N e N M 2 gN I p LI jTL H m L uL2 CI L qLT r1 NT r2 CT K L L K L L e L M I vL 3 I k T I gI I H M C C K C C K C C K C C e C 4 H M M v M 5 H LI I I I C vI 6 I c. Persamaan co-state Pada persamaan Hamiltonian yang terbentuk dapat diperoleh co-state sebagai berikut: 1 H sldLl T l sdLl T l dL2l T 2l 1 1 a 2abT cN K T K T e T M l 2 T s L / T jkL 3 qL r1 N r2 C k T 2 pN I H 2 1 cT 2 f K N K N e N M N g I N 5 3 r1T lsdLl 1T l 1 H m jT qT 2uLCI K K e L M pI I I 1 3 L L 6 2 l N I g I I I I k T s L / T H uL2 I 2 e 3 r2T 4 K C K C e C M 6 C I H 1 T K T Te T M 2 N K N Ne N M 3 L K L Le L M 4 C K C Ce C M 5 M 3 4 pN 2 6 p g N m L uL2C H pg L L 2 N N 2 3 I I 2 6 I 2 I I g I g I I I 2 I N Kendali v n (t ) muncul secara linier dalam Hamiltonian sehingga v n (t ) yang optimal tidak dapat ditentukan dari kondisi H v n 0 . Karena v n (t ) terbatas maka dapat ditetapkan Hamiltonian yang maksimum seperti dibawah ini (Subchan dan Zbikowski,2009) v n max jika H v 0 n v n (t ) v n sin g jika H v 0 n v min jika H 0 n v n dengan fungsi switching M-4 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 𝜕𝐻 = 𝜖𝐿 + 𝜆3 = 0, 𝜕𝑣𝐿 𝜕𝐻 = 𝜖𝑀 + 𝜆5 = 0, 𝜕𝑣𝑀 𝜕𝐻 = 𝜖𝐼 + 𝜆6 = 0 𝜕𝑣𝐼 Jumlah obat yang diberikan kepada pasien v n min v n (t ) v max a. Ketika vn (t ) pada nilai batasnya ( vn (t ) vn max atau vn (t ) vn min ) 𝑣 max 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝜖𝐿 + 𝜆3 < 0 𝑣𝐿 (𝑡) = { 𝐿 𝑣𝐿 min 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝜖𝐿 + 𝜆3 > 0 𝑣 max 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝜖𝑀 + 𝜆5 < 0 𝑣𝑀 (𝑡) = { 𝑀 𝑣𝑀 min 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝜖𝑀 + 𝜆5 > 0 𝑣 max 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝜖𝐼 + 𝜆𝐼 < 0 𝑣𝐼 (𝑡) = { 𝐼 𝑣𝐼 min 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝜖𝐼 + 𝜆𝐼 > 0 b. Ketika vn (t ) vn (t ) singular (singular control) Ketika fungsi switching H v n menjadi nol dalam interval 0, T t 0 , t f , kendali v n (t ) menjadi singular Menurut Bryson dan Ho (1975) busur singular terjadi ketika H d 2Hv 0 dan 0. v dt 2 Dengan menggunakan bang-bang control maka diperoleh: Untuk kasus v L vL 2D I Y 1 2 2u C I 2D L I 1 2 2u I C L Z Dengan p LI M mL T uL2CI Y j L qLT (r1N r2C )T K L (1 e L ) L I I k T I gI I D 2D m jT qT 2uLCI K L K L e L M p I I 6 I Z 1 T 1 TL 3 I k T L I gI I I m pI g I jk I 2u I LC 3 I T qT I L K L e L M M 2uLC I 2 12 I k T 2 g I I 2 I 6 6 I 2 I I Untuk kasus v M vM V MW W Dengan W T K T 1T T e T M N K N N K N L K L 3 L L e L M C K C 4 C C e C M V T KT e T M 1T T1 N KN e N M 2N N2 LKLe L M M-5 3L L3 C KCe C M 4C C4 5 Fatanur Baity Tsulutsya, Subchan / kendali optimal pengobatan Untuk kasus v I R v I QS Q Dengan 2 p g N . 2 mL 23 uL2 C. I 23 p I g I Q 2 N N3 3 g I I I 3 g I I 3 N pN g N R 2 g I 2 N 2 3 m L uL C p I g I L 2 p N g N 2 2 2 g I 2 ( I ) I ( g i) N 2 3 m L uL C p I g I L 2 ( I ) I 2 ( g i) 2 Penyelesaan masalah kendali optimal pengobatan tumor dengan kombinasi kemoterapi dan immunoterapi menggunakan metode langsung didasarkan pada transformasi masalah kendali optimal ke dalam permasalahan Non Linear Programming (NLP) dengan mendiskritisasi persamaan state dan/atau persamaan kendali. Penyelesaian masalah kendali optimal kombinasi kemoterapi dan immunoterapi tumor dilakukan dengan menggunakan toolbox DOTcvp yang dijalankan pada software MATLAB 7.8.0.347 DOTcvp (Dynamic Optimization Toolbox with control vector parameterization approach) merupakan toolbox yang menerapkan metode pendekatan parameterisasi variabel kendali yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah NLP. Untuk dapat melakukan simulasi dari masalah kendali optimal pengobatan tumor dengan kombinasi kemoterapi dan immunoterapi dengan menggunakan DOTcvp, diperlukan nilai-nilai parameter dari model sistem dinamik yang dinyatakan pada Tabel 1. Tabel 1: Nilai Parameter No Parameter Deskripsi a 1 Laju pertumbuhan tumor 2 Invers dari carrying capacity b c 3 Tingkat kematian tumor yang terinduksi NK KT 4 Tingkat kematian tumor yang terinduksi kemoterapi 5 Koefisien kemanjuran obat T e/ f 6 Rasio tingkat sintesis sel NK dengan tingkat turnover 7 Tingkat turnover sel NK f p 8 Tingkat kematian sel NK karena interaksi tumor pN 9 Tingkat proliferasi sel NK yang terinduksi IL-2 10 Konsentrasi IL-2 setengah dari maksimal proliferasi sel NK gN 11 Tingkat deplesi NK dari toksisitas obat KN N 12 Koefisien toksisitas obat m 13 Tingkat turnover sel CD8+T yang teraktivasi 14 Konsentrasi IL-2 yang mengurangi setengah turnover sel CD8+T q 15 Tingkat kematian sel CD8+T akibat interaksi tumor r1 16 Tingkat debris lisis sel NK tumor dalam aktivasi sel CD8+T 17 Tingkat produksi CD8 dari sirkulasi limfosit r2 18 19 pI gI Tingkat aktivasi sel CD8+T yang terinduksi IL-2 Konsentrasi IL-2 untuk setengah maksimal aktivasi sel CD8+T M-6 Nilai estimasi 4.31 10 1 1.02 10 9 2.9077 10 13 9 10 1 1.8328 1.11 10 1 1.25 10 2 2.794 10 13 6.68 10 2 2.5036 10 5 6.75 10 2 1.8328 9 10 3 2.5036 10 3 3.422 10 10 2.9077 10 11 5.8467 10 13 2.971 2.5036 10 3 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 20 21 22 j 23 k 24 25 26 KL 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 4.417 10 14 Koefisien sel CD8+T membatasi feedback Konsentrasi IL-2 untuk setengah sel CD8+T Tingkat debris lisis sel CD8+T tumor yang diaktifkan sel CD8+T Ukuran tumor untuk setengah dari maksimal debris lisis CD8+T dalam aktivasi sel CD8+T Tingkat deplesi CD8+T dari toksisitas obat Koefisien toksisitas obat Rasio tingkat sirkulasi produksi limfosit dengan tingkat turnover Tingkat perputaran limfosit Tingkat penipisan limfosit dari toksisitas obat Koefisien toksisitas obat Tingkat ekskresi dan penghapusan doxorubicin Tingkat ekskresi dan penghapusan IL-2 Tingkat produksi IL-2 dari sel CD8+T Tingkat produksi IL-2 dari sel CD4+/ sel CD8+T naive Konsentrasi IL-2 dari setengah maksimal sel CD8+T produksi sel IL-2 Koefisien kekuatan sistem imun Skala koefisien kekuatan sistem imun u L / KC C I d l 2.5036 10 3 1.245 10 2 2.019 10 7 4.86 10 2 1.8328 2.25 10 1 6.3 10 3 3.4 10 2 1.8328 5.199 10 1 11 .7427 7.874 10 2 2.38405 10 7 2.5036 10 3 1.88 1.81 5.12 10 1 l s Nilai ( L / T ) yang diperlukan untuk setengah maksimal toksisitas sel CD8+T Simulasi Numerik dan Analisa Hasil Simulasi untuk masalah kendali optimal kombinasi kemoterapi dan immunoterapi tumor dilakukan dengan waktu awal t 0 0 dan waktu akhir t f 100 , nilai variabel kontrol untuk dosis obat 𝑣𝐿 , 𝑣𝑀 , 𝑣𝐼 berkisar antara 0 dan 1. Simulasi dilakukan untuk waktu proses kombinasi kemoterapi dan immunoterapi tumor selama 100 hari. a. Kasus populasi sel tumor lebih kecil dari konsentrasi sel 𝑁𝐾, konsentrasi sel 𝐶𝐷8+ 𝑇 dan konsentrasi limfosit (𝑇 < 𝑁, 𝑇 < 𝐿, 𝑇 < 𝐶) Kondisi awal pada masing-masing populasi sel tumor 10 7 sel, konsentrasi sel 𝑁𝐾 2.5 10 8 , konsentrasi sel CD8+T 5.268 10 8 , konsentrasi limfosit 2.25 10 9 9 2.5 x 10 T N L C M I J Variabel state 2 1.5 1 0.5 0 -0.5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Waktu (Hari) Gambar 1. Variabel State Gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah populasi sel tumor akan menurun drastis dari titik maksimum 10 7 menuju titik minimum 6.65 10 3 . Konsentrasi sel 𝑁𝐾 akan mengalami penurunan dari titik 2.5 10 8 sampai pada titik 7.6 10 7 . Sel 𝐶𝐷8+ 𝑇 akan mengalami penurunan dari titik M-7 Fatanur Baity Tsulutsya, Subchan / kendali optimal pengobatan 5.268 10 8 sampai titik 7.52 10 4 . Konsentrasi limfosit akan mengalami penurunan dari titik 2.25 10 9 sampai 5.9 10 8 . Konsentrasi obat kemoterapi mengalami penurunan dari titik awal sampai pada titik 4.5 10 14 . Konsentrasi IL-2 mengalami penurunan dari titik 1073 menuju titik 1.511 10 1 . 1 vL 0.9 vM Variabel kendali 0.8 vI 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Waktu (Hari) Gambar 2. Variabel Kendali Gambar 2 menunjukkan bahwa kendali dalam bentuk bang–bang. Variabel kendali 𝑣𝐿 , 𝑣𝑀 , 𝑣𝐼 menurun drastis, hal ini mengindikasikan kekuatan dosis obat dalam menekan dan membunuh pertumbuhan sel tumor sehingga menuju titik keseimbangan nol. 7 12 x 10 Nilai Fungsi Objektif [-] 11 10 9 8 7 6 5 4 3 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Waktu CPU [detik] Gambar 3. Fungsi Objektif Gambar 3 menunjukan bahwa nilai fungsi objektif akan semakin menuju ke konvergen atau titik keseimbangan nol. Hal ini menunjukan bahwa nilai fungsi objektif sangat cepat menuju ke titik optimal. Dari hasil simulasi secara numerik dengan menggunakan DOTcvp diperoleh nilai numerik dari fungsi objektif sebesar 𝐽(𝑣𝐿 , 𝑣𝑀 , 𝑣𝐼 ) = 33948688.25331666. b. Kasus populasi sel tumor lebih besar dari konsentrasi sel 𝑁𝐾, konsentrasi sel 𝐶𝐷8+ 𝑇 dan konsentrasi limfosit (𝑇 > 𝑁, 𝑇 > 𝐿, 𝑇 > 𝐶) Kondisi awal pada masing-masing populasi sel tumor 10 10 sel, konsentrasi sel 𝑁𝐾 2.5 10 8 , konsentrasi sel 𝐶𝐷8+ 𝑇 5.268 10 5 , konsentrasi limfosit 2.25 10 9 . M-8 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 9 10 x 10 9 T N L C M I J Variabel State 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Waktu (Hari) Gambar 4. Variabel State Gambar 4 menunjukkan bahwa jumlah populasi sel tumor akan menurun drastis dari titik maksimum 10 10 menuju titik minimum 4.57 10 2 . Konsentrasi sel 𝑁𝐾 akan mengalami penurunan dari titik 2.5 10 8 sampai pada titik 7.08 10 7 . Sel 𝐶𝐷8+ 𝑇 akan mengalami penurunan dari titik 5.268 10 5 sampai titik 9.29 10 4 . Konsentrasi limfosit akan mengalami penurunan dari titik 2.25 10 9 sampai titik 5.62 10 8 . Konsentrasi obat kemoterapi mengalami penurunan dari titik awal sampai pada titik 4.27 10 14 . Konsentrasi 𝐼𝐿 − 2 mengalami penurunan dari titik 1073 menuju titik 1.517 101 . 1 vL 0.9 vM Variabel Kendali 0.8 vI 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Waktu (Hari) Gambar 5. Variabel Kendali Gambar 5 menunjukkan bahwa kendali dalam bentuk bang- bang. Variabel kendali 𝑣𝐿 , 𝑣𝑀 , 𝑣𝐼 menurun drastis, hal ini mengindikasikan kekuatan dosis obat dalam menekan dan membunuh pertumbuhan sel tumor sehingga menuju titik keseimbangan nol. 9 9.5 x 10 Nilai Fungsi Objektif [-] 9 8.5 8 7.5 7 6.5 6 0 50 100 150 Waktu CPU [Hari] Gambar 6. Fungsi Objektif M-9 200 250 Fatanur Baity Tsulutsya, Subchan / kendali optimal pengobatan Gambar 6 menunjukan bahwa nilai fungsi objektif akan semakin menuju ke konvergen atau titik keseimbangan nol. Hal ini menunjukan bahwa nilai fungsi objektif sangat cepat menuju ke titik optimal. Dari hasil simulasi secara numerik dengan menggunakan DOTcvp diperoleh nilai numerik dari fungsi objektif sebesar J (v L , v M , v I ) 6405399773 .64807990 . Kesimpulan a. Ukuran besar kecilnya populasi sel tumor, konsentrasi sel 𝑁𝐾, 𝐶𝐷8+ 𝑇 dan konsentrasi limfosit pada kondisi awal sangat berpengaruh terhadap dosis obat optimal yang diterapkan dalam proses pengobatan yaitu semakin besar populasi tumor, maka semakin besar pula dosis optimal yang dicapai b. Variabel kendali 𝑣𝐿 , 𝑣𝑀 , 𝑣𝐼 menurun drastis, hal ini mengindikasikan kekuatan dosis obat dalam menekan dan membunuh pertumbuhan sel tumor sehingga mendekati titik kesetimbangan nol. c. Hubungan nilai fungsi tujuan dan waktu CPU (CPU time) mengindikasikan bahwa untuk kasus populasi sel tumor lebih kecil dari populasi sel 𝑁𝐾, 𝐶𝐷8+ 𝑇 dan konsentrasi limfosit maka nilai fungsi objektif akan semakin cepat konvergen ke titik kesetimbangan nol daripada untuk kasus dimana populasi sel tumor lebih besar dari populasi sel 𝑁𝐾, 𝐶𝐷8+ 𝑇 dan konsentrasi limfosit. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ing. Thomas Hirmajer, Ph.D, atas kontribusi beliau dalam pembuatan DOTcvp yang telah digunakan dalam pembahasan pada penelitian ini. Daftar Pustaka Bryson, A. E. dan Ho, Y. C. (1975). Applied Optimal Control.New York: Taylor & Francis Group De Pillis, L.G. dkk. (2006). Mixed immunotherapy and chemotherapy of tumors: Modeling, applications and biological interpretations. Journal of Theoretical Biology, (238)4, 841– 862. De Pillis, L.G. dkk. (2007), Seeking bang-bang solutions of mixed Immuno-chemotherapy of tumor, Electronic Journal of Differential Equations, Vol. 2007, No. 171, pp. 1–24. De Pillis, L.G. dkk. (2009), Mathematical model creation for cancer chemo-immunotherapy, Computational and Mathematical Methods in Medicine Vol. 10, No. 3, September 2009, 165–184 Hirmajer, T., Canto, E.B., dan Banga, J.R., (2009), “DOTcvpSB: a Matlab Toolbox for Dynamic Optimization in Systems Biology”, User’s Guide Technical Report, Instituto De Investigaciones Marinas [IIM-CSIC], Spanyol. Lesnussa, Y.A. (2010), Aplikasi Kendali Optimum Dalam Penentuan Interval Waktu dan Dosis Optimal Pada Kemoterapi Kanker, Tesis Jurusan Matematika, FMIPA ITS, Surabaya. Raihannuri. (2010), Imunoterapi. http://percikcahaya.blogspot.com imunoterapi. html. Diakses 12 Pebruari 2012. Subchan, S., dan Zbikowski, R. (2009), Computational Optimal Control Tools and Practise, John Willey and Sons Ltd, publication, United Kingdom. Sudoyo, A. W. (2011), Penatalaksana Terpadu pada Kanker. Medistra Hospital. http://www.medistra.com/index.php. Diakses 12 Pebruari 2012. M-10