MODUL PERKULIAHAN PERTEMUAN I PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN POKOK BAHASAN : Gereja Dan hakekatnya Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 01 Abstract Pemahaman makna secara esensial Kode MK Disusun Oleh 90039 Drs. Sugeng Baskoro, M.M. Kompetensi gereja Mahasiswa mampu memahami esensi gereja dan hakekat gereja secara menyeluruh PERTEMUAN I GEREJA HAKEKAT GEREJA Bahan Alkitab : - Matius 28 : 16-20 - Markus 10;45 - Yohanes 13 : 1-20 ; 15 : 1-8 - I Korintus 12 : 12-31 - 2 Korintus 9 : 1-5 Pendahuluan : “Gereja saya gereja Yesus Kristus di jalan Bangka “. “ Ah itu belum apa-apa. Gereja saya, gereja Allah Yang Esa di seluruh dunia.” Percakapan semacam itu di atas biasa terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Mudah-mudahan nama-nama tadi cuma khayalan belaka. Namun dari percakapan itu tampak bahwa : a. Gereja dipahami sebagai sebuah gedung. Kalau bisa malahan gedung itu harus mewah, punya tempat parkir yang luas, dengan sound system yang paling mahal dan mutakhir dsb. b. Gereja itu ada banyak. Ada gereja Yesus Kristus, gereja Allah, gereja Para Rasul, gereja Anu, gereja Polan dsb c. Yang lebih parah lagi, ada kalanya seperti percakapan di atas, sebuah gereja menganggap dirinya paling hebat. Atau dialah satu-satunya gereja yang benar, sedangkan yang lain salah semua dan bahkan sesat. Tetapi sebenarnya hakekat gereja adalah seperti yang dikatakan Tuhan Yesus dalam 1 Kor 1 : 11-17 , “ pada dasarnya hanya ada satu gereja, karena gereja adalah Persekutuan orang-orang yg telah dipanggil keluar dari kegelapan kepada TerangNya( Allah yang ajaib), untuk dijadikan milik-NYA ( Allah). Hal ini tampak nyata dalam pengakuan iman gereja yang menyebutkan “ Aku percaya satu gereja yang kudus dan am “ Beberapa Pengertian Gereja : Ada beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan pengertian gereja a. Ekklesia (dalam bhs Yunani, ek = keluar ; kaleo = memanggil). Dari istilah ini kita mendapatkan istilah ‘gereja’ yang berasal dari kata’igreja, dalam bahasa Portugis. Artinya persekutuan orang-orang yang telah dipanggil keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib ( I Petrus 2 : 9 ; Kolose 1 : 13 ; Roma 9 : 24 ; Efesus 4 : 1 ; 2 Timotius 1 : 9 ). b. Kuriakon atau kuriake (bhs Yunani) artinya milik atau kepunyaan Allah. Dari kata ini kemudian diperoleh kata church (bhs Inggris), kerk (bhs Belanda) dan kirche (bhs Jerman) c. Dalam Perjanjian Lama dikenal istilah Qahal (bhs Ibrani yang artinya ‘memanggil’ atau ‘mengumpulkan’ .Kata ini biasa digunakan untuk mengacu kepada Israel dalam arti ‘jemaah’ atau perhimpunan umat Allah (Hakimhakim 20:2 ; Raja-raja 8:14) Walaupun hakekatnya Gereja hanya ada satu, Gereja juga dipahami dalam 2 pengertian yakni : a. Gereja yang universal ( Gereja di seluruh dunia) Dalam pengertian in gereja terdiri dari semua orang yang tersebar di seluruh bumi. (Luk 17:20-21) yang telah dibaptiskan di dalam Roh Allah menjadi anggota Tubuh Kristus ( 1Kor 12:13 ; 1 Petrus 1:23) yang artinya tiap orang Kristen merasa sehati & seperasaan dimanapun berada di seluruh bumi. Dimanapun ada gereja atau orang Kristen yang teraniaya, disitu pula kita merasa hati kita berada, dan kitapun ikut merasa kepedihan dan penderitaan mereka. Dimanapun terdapat pertumbuhan gereja dan dimanapun juga gereja terlibat dalam pelayanannya, disitu pula kita merasa ikut bersukacita dan merasa ikut melayani. Dalam pengertian ini pulalah kita berbicara tentang gereja yang Am (= khatolikus = umum). Pengertian ini menunjukkan adanya suatu gereja yang universal, sedunia, bagi semua orang. b. Gereja setempat Gereja dipahami sebagai kelompok orang-orang percaya yg berkumpul disatu tempat tertentu (Kis 8:21 ; Kis11:22 ; Kis 20:17). Di dalam Alkitab disebutkan adanya jemaat di Yerusalem (Kis Rasul 8 : 1 ; 11;22), jemaat di Efesus (Kisah 20:17), jemaat di Kengkrea (Roma 16:1), jemaat di Korintus (1 Kor 1 :2 ; 2 Kor 1:1) jemaat di Laodikia (Kolose 4:16), jemaat di Tesalonika (1 Tes 1 :1 ; 2 Tes 1 : 1) dan lain sebagainya. Memang disini disebutkan berbagai jemaat di berbagai tempat, namun dalam pengertian sesungguhnya, gereja yang mula-mula memahami dirinya sebagai satu kesatuan yang menampakkan diri di tempat yang berbeda-beda. Dalam pengertian yang sama ini pulalah sesungguhnya kita berbicara tentang gereja kita masing-masing. Mis : Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Gereja Bethel, Gereja Baptis, Gereja Pentakosta, dll. Di dalam Alkitab istilah ‘Gereja’ juga dipakai untuk menunjuk kepada ‘orang-orang percaya secara individu’ (I Kor 3 ; 16 ; 1 Kor 6 : 19 ; 2 Kor 6 : 16) Istilah-istilah untuk GEREJA a. Bangunan Allah Ide Bangunan untuk menggambarkan keberadaan gereja ( 1Kor 3:29, 16,17 ; Ef 2:20-22 ; I Timotius 3 : 15), sebab Kristus sendiri merupakan Batu Penjuru dari bangunan ini (Mat 16:28 ; 1 Kor 3:11 ; 1 Petrus 2 : 6,7). b. Tubuh Kristus Sesuai gambaran ini gereja sebagai Tubuh tidak bisa dilepaskan dari hubungannya dengan Kristus sebagai Kepala ( Rom 12:4 ; 1 Kor 12:12-17), Gereja ada dibawah pengawasan Kristus. Gereja sebagai tubuh Kristus dipahami juga di dalam rangka kesatuan dari berbagai anggota (orang-orang yahudi dan bukan Yahudi) dan karunia yang berbeda-beda, tetapi ada dalam satu kesatuan, karena Kristus adalah kepalanya. Gereja sebagai tubuh kristus adalah suatu persekutuan, artinya setiap anggotanya terpanggil untuk mengutamakan kepentingan yang lainnya. Ini berarti setiap anggota tubuh Kristus harus hidup solider dengan anggota-anggota yang lain. c. Mempelai wanita Sebagai mempelai wanita (2 Kor 11:2,3 ; Ef 5:24, 25, 32) Gereja diharapkan senantiasa setia kepada Kristus ( Yak 4:4), selalu siap untuk memasuki pernikahan kudus bersama Kristus. (Wahyu 19:7-8 ; Yoh 3:29) d. Kawanan domba Allah (Yoh 10:1-18 ; Ibr 13:20) Gereja harus taat kepada perintah gembala yang baik (Yesus sendiri). Bila tidak maka Gereja akan tersesat dalam hidupnya, sama seperti domba yg terhilang itu. SIFAT-SIFAT GEREJA 1. Gereja adalah PERSEKUTUAN Alkitab menggambarkan bahwa gereja adalah anggota keluarga Allah (Efesus 2 : 19). Gereja harus selalu memupuk hidup persekutuan dengan Allah. Gereja terpanggil untuk menghilangkan segala macam perbedaan yg ada (golongan, bangsa, suku) 2. Gereja adalah Persekutuan KEMURIDAN Gereja adalah persekutuan orang-orang yg secara pribadi dan sukarela mengikatkan dirinya dengan Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya. Mereka secara sukarela mempelajari ajaranNya dan mengamalkanNya (Ef 4: 12-14 ; Kis 20:28 : I Kor 6 :20) 3. Gereja adalah KUDUS Kata ‘kudus’ berasal dari kata qudosy ( bhs Ibrani = terpisah, dikhususkan, disendirikan untuk Allah. Gereja adalah kudus, karena Allah sendiri telah berkenan menguduskannya. Kekudusan Gereja ditentukan juga oleh kesetiaan untuk hidup berpegang pada perintah-perintah Tuhan (Ulangan 28:9 ; Imamat 20:7 ; Matius 5:48) Tugas Panggilan Gereja Telah disinggung di depan bahwa orang Kristen di manapun berada harus saling merasakan sukacita yang dialami oleh orang-orang Kristen di tempat-tempat lain. Seperti halnya seluruh tubuh akan merasa sakit apabila ada anggota tubuh lain yang menderita. Hal ini dapat disebut sebagai panggilan untuk bersekutu (koinonia). Persekutuan yang ada telah dikaruniakan Tuhan ini (Ef 4 :3), harus dipelihara dengan kebaktian, pelayanan, sakramen, penggembalaan dan pelaksanaan disiplin gereja (Matius 16:19 ; 18 : 15-20) Sebagai Tubuh kristus, gereja mempunyai suatu panggilan khusus, seperti halnya Yesus datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani (Mrk 10:45) ; Yoh 13 : 1-20). Demikian pula gereja hadir bukan untuk dirinya sendiri, melainkan demi kepentingan seluruh umat manusia. Inilah panggilan untuk melayani ( diakonia ). Orang-orang percaya adalah orang-orang yang terlebih dulu telah menerima anugerah keselamatan, berkat dan kasih karunia Tuhan. Oleh sebab itu gereja harus mengungkapkan rasa terima kasih atas kasih karunia Tuhan tersebut dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan baik (Efesus 2 : 10 ; Galatia 6 : 10; Yakobus 1 ; 27) Dengan cara inilah keselamatan (syalom) yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus menjadi nyata dan dirasakan oleh orang-orang lain yang belum mengenal Dia. Disini kita memasuki pangilan gereja yang ketiga, yaitu panggilan untuk ‘bersaksi’ (marturia), yang dilakukan dengan kata-kata dan perbuatan ( Mat 28 16-20) ; I Yoh 3 : 17-18 ; Yakobus 2 : 15-17 ; I Kor 15 : 58) Tuhan Yesus sendiri dengan jelas mengatakan, bahwa nilai kasih dan pelayanan kita kepadaNya ditentukan berdasarkan apa yang telah dan akan kita perbuat kepada sesama kita (Matius 25 : 31-46) Dalam panggilan untuk bersaksi itu juga tersirat panggilan gereja untuk mempersatukan dirinya (oikumene). Kadang-kadang panggilan ini disebut juga sebagai panggilan gereja yang keempat. Dalam Yohanes 17 : 20-21 Tuhan Yesus mendoakan murid-muridNya “ ……. Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita. Supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang mengutus Aku “ Dengan demikian jelas bahwa panggilan gereja tidak dapat dipisah-pisahkan, karena yang satu terjalin erat serta mendukung yang lainnya. Kegagalan gereja dalam melakukan salah satu dari panggilan tersebut berarti kegagalan dalam keseluruhan panggilannya. Daftar Pustaka 1. Dr. H. Berkhof, Dr.I.H Enklear, Sejarah Gereja, Jakarta, BPK,Gunung Mulia 1967 2. Abineno. J.L Ch, Gereja dan Keesaan Gereja, BPK, Gunung Mulia, Jakarta 2002