AGRITEK Vol. 18 No. 2 April 2010 ISSN. 0852-5426 PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN TEH ROSELLA MERAH DI KOTA MALANG Consumer’s Behaviour in Purchasing the Red Rosella Tea in Malang City A Wahib Muhaimin Dosen Jurusan SOSEK FP UB ABSTRACT Aims of this study are to identify the consumer’s profile of red rosella tea, analyze the factors that influence consumer’s behaviour and the main factor purchase of red rosella tea, to analyze the main factor of product strategy that influences consumer’s behaviour in purchase red rosella tea. This research was done in Malang City, and then in sample could be done by non probability and data could be collected by questioner to 80 respondents. Primary data were collected and analyzed by using the techniques of validity test, reliability test, descriptive analysis and path analysis through regression equation. SPSS program would be used to analyze the data. The result of this study can be concluded that the consumer’s profile of red rosella tea can be shown as follows: the consumer’s gender are female, the age group for about 21-30 years old, they are Scholar and they have job as official servant, the level of income for about > Rp.500.000-1.000.000 and the total of family for about 3-4 people. The factors that influence consumer’s behaviour of red rosella tea are psychology, personal and marketing strategy. Beside, the marketing strategy factor is the main factor that influences consumer’s behaviour in purchase red rosella tea. Whereas, the main factor of product strategy that influence consumer in purchase red rosella tea is product package factor. Keywords: consumer’s behaviour, purchase ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi profil konsumen teh rosella merah, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, serta faktor dominan dalam membeli teh rosella merah, dan menganalisis faktor dominan pada strategi produk yang mempengaruhi konsumen dalam membeli teh rosella merah. Penelitian dilakukan di kawasan Kota Malang, pengambilan sampel dilakukan secara non probabilitas dan data dikumpulkan melalui kuesioner kepada 80 responden. Data primer dianalisis dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, analisis deskriptif dan analisis jalur (path analysis) melalui persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil konsumen teh rosella merah antara lain sebagian besar berjenis kelamin perempuan, kelompok umur terbanyak yaitu antara 21-30 tahun, tingkat pendidikan sebagian besar Sarjana dan jenis pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), tingkat pendapatan > Rp.500.000-1.000.000 serta jumlah anggota keluarga antara 3-4 orang. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli teh rosella merah yaitu faktor psikologis, individu dan strategi pemasaran. Dan faktor strategi pemasaran merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian teh rosella merah. Sedangkan faktor dominan pada strategi produk yang mempengaruhi konsumen dalam membeli teh rosella merah yaitu faktor kemasan. Kata kunci: perilaku konsumen, pembelian 176 AGRITEK Vol. 18 No. 2 April 2010 ISSN. 0852-5426 efisien, yaitu ketika pemasar mengetahui bahwa konsumen menginginkan produk yang berkualitas dan memiliki dampak yang positif bagi kesehatan. Maka pemasar atau produsen dapat mengetahui segmen pasar yang dituju. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain faktor budaya, sosial, individu, psikologi dan strategi pemasaran (Bilson, 2002). Penelitian ini mengidentifikasikan perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam pembelian teh rosella merah. Kajian faktor-faktor tersebut meliputi faktor budaya, sosial, individu, psikologis dan strategi pemasaran. Penelitian ini betujuan untuk mengidentifikasi profil konsumen teh rosella merah, menganalisis faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli teh rosella merah, menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli teh rosella merah, menganalisis faktor dominan pada strategi produk yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli teh rosella merah “Framboz”. PENDAHULUAN Teh rosella secara umum belum diketahui oleh masyarakat secara luas, hanya masyarakat tertentu saja yang mengetahui tentang teh rosella sebagai teh kesehatan yang mempunyai khasiat yang sangat banyak bagi kesehatan tubuh. Ekstrak kuncup bunga rosella dapat berfungsi sebagai antispasmodik (penahan kekejangan), antihelmintik (anticacing) dan antibakteria (Sudarwati, 2007). Salah satu produsen teh rosella di Kota Malang yaitu Jamaica Agri Corporation yang memulai usaha sejak 1 Mei 2008. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengemasan dan pemasaran teh rosella. Produk teh rosella yang dikaji dalam penelitian ini adalah teh rosella merah (original), karena telah dipasarkan cukup luas di wilayah Kota Malang. Pemasaran teh rosella belum mencapai seluruh pasar dan sasaran pasar yang dituju. Hal tersebut dikarenakan masyarakat secara luas belum mengenal lebih jauh mengenai teh rosella. Pasar yang telah dimasuki masih terbatas pada apotek, toko, swalayan, pusat oleh-oleh, koperasi dan perorangan (distributor). Teh rosella belum menjadi produk yang dikenal masyarakat secara umum seperti produk teh biasa maupun teh hijau. Harga teh rosella juga relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan produk teh biasa. Selain itu, perusahaan mempunyai kendala yaitu terdapat banyak pesaing, adanya persaingan harga antar produsen dan peminat teh rosella mulai berkurang karena kebutuhan pokok konsumen mengalami kenaikan harga, konsumen lebih mengutamakan memilih memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu. Sehingga, perusahaan masih mengalami kendala dalam pemasaran produk teh rosella kepada seluruh masyarakat luas. Menurut Sutisna (2001), hal yang sangat penting adalah mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Memahami konsumen akan membuat pemasar dapat menentukan kebijakan pemasaran yang tepat dan METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling yaitu di wilayah Kota Malang. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan lokasi pemasaran teh rosella merah yang luas di Kota Malang dan adanya keragaman dalam faktor demografi antara lain usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, jenis pekerjaan dan pendapatan. Dengan demikian akan diperoleh deskripsi mengenai perilaku konsumen dalam membeli teh rosella merah. Metode pengambilan sampel yang dipergunakan adalah non probability sampling karena data yang diperoleh tidak dapat diketahui secara pasti jumlah populasi dari konsumen teh rosella merah. Maka peneliti mengambil sampel menurut pendapat Malhotra (2005), yaitu jumlah responden paling sedikit 4 atau 5 kali 177 AGRITEK Vol. 18 No. 2 April 2010 ISSN. 0852-5426 jumlah variabel atau item yang digunakan dalam penelitian. Sehingga dalam penelitian ini, jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti sebesar 80 responden agar dapat representatif (mewakili populasi yang ada). Responden yang dijadikan sampel harus memenuhi kriteria yaitu pernah membeli dan sedang mengkonsumsi teh rosella “Framboz”. Alasan penetapan kriteria responden tersebut bertujuan agar informasi yang diperoleh dari renponden benar-benar akurat. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab tujuan pertama dalam penelitian, yaitu mengidentifikasi karakteristik konsumen teh rosella merah. Analisis deskriptif pada penelitian ini meng-gunakan metode distribusi frekuensi yaitu dengan penyajian bivarate yaitu membandingkan antara karakteristik konsumen yang satu dengan karakteristik konsumen yang lain dimana kedua karakter tersebut mempunyai hubungan. Dari analisis ini akan diperoleh hasil dalam bentuk persen dan jumlah responden sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala pengukuran ini digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen produk teh rosella “Framboz”, yang disajikan dalam bentuk pertanyaan kepada responden. Pilihan dibuat berjenjang mulai intensitas paling rendah sampai paling tinggi. Untuk menguji validitas instrumen digunakan teknik korelasi Product Moment dengan mengkorelasikan skor total. Nilai korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan nilai kritis tabel r dengan taraf signifikansi sebesar 0,05.Hipotesa yang dirumuskan sebagai berikut: Ho: tidak terdapat hubungan antar pertanyaan; H1: terdapat hubungan antar pertanyaan. Keputusan yang diambil adalah jika nilai korelasi Product Moment > nilai kritis, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Instrumen yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah teknik Alpha Cronbach. Teknik Alpha hanya digunakan untuk menganalisis reliabilitas kuisioner yang skalanya bukan skala diskrit (skala 0 dan 1). Suatu instrumen dikatakan reliable apabila memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Path Analysis dengan Program SPSS (Statistical Products and Solution Services). Penyusunan metode path analysis meliputi: 1. Spesifikasi model penelitian Dua model path analysis digunakan dalam penelitian ini. Kedua model tersebut digambarkan melalui gambar jalur, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Budaya Sosial Psikologis Pembelian Individu Strategi Pemasaran Rasa dan Aroma Merek Kemasan 178 Pembelian AGRITEK Vol. 18 No. 2 April 2010 ISSN. 0852-5426 Menurut Kotler (1997), jenis kelamin merupakan aspek utama yang penting diketahui perusahaan ketika menciptakan suatu produk. Adanya perbedaan jenis kelamin akan membentuk perilaku pembelian yang berbeda pula. Berdasarkan jenis kelamin, konsumen dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan sebanyak 63,8 %. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen perempuan lebih sering terlibat dalam proses pembelian teh rosella “Framboz”, termasuk keputusan pembelian. 2. Analisis regresi terhadap model Model path analysis yang telah ditetapkan kemudian dilakukan analisis regresi linier berganda dengan melihat nilai R2, analisis ANOVA serta koefisien jalur dengan tingkat kesalahan sebesar 10 %. Karena di dalam penelitian sosial masih dapat mentoleransi tingkat kepercayaan hingga 90%, variabel-variabel dalam penelitian sosial sangat luas dan tidak mudah untuk dideskripsikan secara keseluruhan. 3. Uji Hipotesis Hipotesis diterima apabila t-value lebih besar dari 1,664 atau tingkat kesalahan dapat ditoleransi hingga 10%. Apabila t-value kurang dari ketentuan tersebut, maka hipotesis ditolak. b. Usia Apabila ditinjau dari segi pemasaran, semua penduduk pada semua usia merupakan konsumen. Konsumen pada setiap jenjang usia tertentu cenderung memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, dibutuhkan segmentasi pasar untuk memudahkan sasaran pasar yang dituju dan mendapatkan pasar yang potensial untuk produk yang dipasarkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ujang (2004), Komposisi penduduk menurut kelompok umur pada suatu daerah dapat dijadikan sebagai dasar untuk segmentasi pasar suatu produk. Konsumen terbanyak berasal dari golongan usia 21-30 tahun. Hal tersebut dikarenakan konsumen pada usia 21-30 tahun mempunyai tingkat informasi tentang teh rosella yang relatif tinggi, selain itu juga disebabkan oleh tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan sehingga konsumen semakin selektif dalam memilih atribut-atribut produk yang ditawarkan teh rosella. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Penelitian Instrumen Hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat dua variabel yang tidak signifikan dari 18 variabel dalam penelitian. Variabel yang tidak signifikan tersebut adalah pendidikan dan ketersediaan produk. Hasil analisis reliabilitas dari instrumen penelitian ini yaitu koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0.725. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah reliable, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. Profil Konsumen Profil konsumen sering digunakan sebagai dasar segmentasi pasar yang mengacu pada pengukuran statistik suatu populasi. Informasi demografi ini paling mudah didapatkan dan memiliki efektivitas untuk mengidentifikasi konsumen target yang berniat membeli produk teh rosella “Framboz”. a. c. Tingkat Pendidikan Menurut Engel, et.al (1994), perbedaan tingkat pendidikan akan membentuk perilaku pembelian yang berbeda pula. Tingkat pendidikan berperan penting dalam membentuk pilihan produk. Dari pendidikan terdapat proses belajar yang menghasilkan pengetahuan, kepercayaan dan sikap tertentu. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap gaya hidup dan pola pikir dalam Jenis Kelamin 179 AGRITEK Vol. 18 No. 2 April 2010 ISSN. 0852-5426 mempertimbangkan sesuatu. Tingkat pendidikan responden teh rosella yang paling dominan adalah Sarjana yaitu sebesar 42.5%. Hasil tersebut menunjukkan tingkat pendidikan responden cukup tinggi dan dianggap dapat mendeskripsikan dengan baik pemikiran responden terhadap produk. e. Tingkat Pendapatan Justifikasi teori menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pendapatan tinggi akan meningkatkan biayanya (cost) berkaitan dengan dukungan untuk membeli suatu produk. Tingkat pendapatan seseorang akan mempengaruhi daya belinya, sehingga juga akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin tinggi pula kemampuan membeli seseorang. Mayoritas tingkat pendapatan konsumen teh rosella “Framboz” berkisar > 500.000-1.000.000 yaitu sebanyak 38,8 %. Hal tersebut sesuai dengan keterangan sebagian besar responden bahwa harga teh rosella adalah sesuai atau terjangkau. Meskipun responden tidak mempunyai pendapatan yang terlalu tinggi, tetapi mereka masih mampu membeli produk teh rosella. d. Jenis Pekerjaan Jenis mata pencaharian seseorang akan mempengaruhi tingkat pendapatannya. Konsumen yang memiliki jenis pekerjaan tertentu pada umumnya mengkonsumsi barang-barang tertentu yang berbeda dengan konsumen dengan jenis pekerjaan lainnya (Kasali, 2000). Konsumen teh rosella di daerah penelitian cukup beragam apabila ditinjau dari jenis pekerjaan. Hal tersebut menunjukkan sebagian besar responden mempunyai penghasilan sendiri yang dapat dibelanjakan sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keinginan. Jenis pekerjaan paling dominan adalah PNS sebesar 35%. Tabel 1. Hasil Path Analysis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Teh Rosella “Framboz” Jalur Budaya Sosial Pembelian Pembelian Psikologis Pembelian Individu Pembelian StrategiPemasaran Pembelian Koefisien t-value 0,014 0,148 -0,024 -0,291 0,393 3,266 0,085 1,696 0,529 3,913 Keterangan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Hasil Pengujian Hipotesis ditolak ditolak diterima diterima diterima selektif terhadap pemilihan suatu produk, karena hal tersebut berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan. Apabila para anggota keluarga tersebut mengkonsumsi produk yang sama, maka biaya yang f. Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota keluarga juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan semakin besar jumlah keluarga, maka individu akan semakin 180 AGRITEK Vol. 18 No. 2 April 2010 ISSN. 0852-5426 dikeluarkan untuk membeli produk tersebut akan semakin besar. Konsumen teh rosella “Framboz” sebagian besar terdiri dari 3-4 anggota keluarga, yaitu sebanyak 57 %. Golongan anggota keluarga tersebut termasuk dalam keluarga kecil atau keluarga inti, yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak. Dengan demikian, keluarga kecil memiliki kesadaran yang tinggi dalam mengkonsumsi teh rosella, yang didukung oleh biaya atau pengeluaran dalam keluarga cenderung lebih kecil apabila dibandingkan dengan keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga yang besar. Tabel 2. Hasil Path Analysis Faktor-Faktor Strategi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Teh Rosella “Framboz” Jalur Koefisien t-value Keterangan Rasa dan Aroma Pembelian Merek Pembelian 0,280 2,568 0,147 1,502 Kemasan 0,563 4,944 signifikan Tidak signifikan signifikan Pembelian Hipotesis Pengujian Hipotesis diterima ditolak diterima perilaku konsumen dalam membeli teh rosella. Pengaruh Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Teh Rosella b. Pengaruh Sosial Terhadap Pembelian Faktor sosial dalam penelitian ini diukur dengan dua indikator, yaitu kelompok acuan (reference group) dan keluarga (family). Indikator kelompok acuan yaitu mengenai apakah terdapat pengaruh dari lingkungan sosial konsumen yang terdiri dari teman, tetangga atau ahli dalam mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian teh rosella merah. Sedangkan indikator keluarga mengenai apakah anggota keluarga yang meliputi suami/istri, orangtua, anak, atau saudara mempengaruhi konsumen dalam membeli teh rosella merah. Faktor sosial konsumen yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembelian menunjukkan bahwa lingkungan sosial konsumen yang terdiri dari kelompok acuan (teman, tetangga dan tenaga ahli) dan keluarga (anak; suami/istri) tidak mempengaruhi dalam perilaku konsumen untuk mengkonsumsi a. Pengaruh Budaya Terhadap Pembelian Faktor budaya dalam penelitian ini diukur dengan dua indikator, yaitu kebiasaan dan trend produk. Indikator kebiasaan yaitu mengenai kebiasaan konsumen mengkonsumsi produk teh biasa pada umumnya apakah akan berdampak pada kecenderungan konsumen untuk mengkonsumsi produk teh rosella merah “Framboz”. Sedangkan trend produk yaitu mengenai dampak adanya fenomena adanya trend produk di maasyarakat apakah akan mempengaruhi konsumen dalam membeli teh rosella merah. Faktor budaya yang tidak berpengaruh nyata terhadap pembelian teh rosella, menunjukkan bahwa adanya perubahan kebiasaan dan semakin berkembangnya trend produk dalam mengkonsumsi atau membeli teh rosella, maka tidak mendorong semakin tinggi 181 AGRITEK Vol. 18 No. 2 April 2010 ISSN. 0852-5426 atau membeli teh rosella. Hal ini berarti bahwa konsumen tidak perlu meminta pertimbangan atau pendapat kepada teman, tetangga, para ahli, anak, suami/istri dalam hal membeli teh rosella. pekerjaan dan pendapatan (income), maka berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi teh rosella. e. Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Pembelian Faktor strategi pemasaran diukur dengan enam indikator dari empat indikator bauran pemasaran, yaitu harga, promosi, lokasi penjualan, rasa dan aroma, merek, serta kemasan. Indikator harga yaitu mengenai kesesuaian harga teh rosella merah bagi konsumen. Indikator promosi yaitu mengenai desain alat promosi berupa brosur apakah menarik bagi konsumen dalam mempengaruhi pembelian terhadap produk teh rosella merah. Indikator lokasi penjualan yaitu mengenai kepentingan letak lokasi penjualan teh rosella merah bagi konsumen. Indikator rasa dan aroma yaitu mengenai tingkat kekhasan flavor teh rosella merah yang mempengaruhi dalam pembelian. Indikator merek yaitu mengenai tingkat kepopuleran merek bagi konsumen dalam mempengaruhi pembeliannya. Sedangkan indikator kemasan yaitu mengenai desain dan bentuk kemasan produk teh rosella merah “Framboz” yang dapat berpengaruh terhadap pembelian konsumen. Strategi pemasaran yang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa terdapat upaya-upaya dalam bentuk strategi harga, strategi promosi, strategi produk dan strategi distribusi yang berpengaruh nyata terhadap membeli atau mengkonsumsi teh rosella. c. Pengaruh Psikologis Terhadap Pembelian Faktor psikologis dalam penelitian ini diukur dengan dua indikator, yaitu pengetahuan mengenai manfaat produk dan pengetahuan mengenai kandungan gizi yang terdapat pada teh rosella merah. Indikator pengetahuan manfaat produk yaitu mengenai manfaat teh rosella merah apasaja yang diketahui oleh konsumen, sehingga dapat bermanfaat bagi tubuh yang selanjutya akan berpengaruh terhadap pembelian teh rosella merah. Sedangkan indikator pengetahuan kandungan gizi produk yaitu mengenai apasaja kandungan gizi dalam teh rosella merah serta manfaatnya bagi tubuh, sehingga akan mempengaruhi konsumen dalam membeli teh rosella merah. Faktor psikologis konsumen yang berpengaruh secara nyata terhadap pembelian menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan konsumen mengenai manfaat produk dan kandungan gizi teh rosella, maka semakin tinggi pengaruh konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi teh rosella. d. Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pembelian Faktor Individu dalam penelitian ini diukur dengan dua indikator, yaitu usia dan tingkat pendapatan. Indikator usia yaitu mengenai apakah semakin tinggi golongan usia konsumen akan berpengaruh terhadap pembeliannya dalam membeli teh rosella merah, dengan kata lain apakah semakin tinggi usia konsumen akan semakin tinggi pula pengaruh pembeliannya terhadap teh rosella merah. Faktor karakteristik individu yang signifikan terhadap perilaku konsumen dalam membeli teh rosella, menunjukkan bahwa semakin tinggi perkembangan individu konsumen yang terdiri dari usia, Pengaruh Faktor-Faktor Strategi Produk Terhadap Pembelian Teh Rosella “Framboz” a. Pengaruh Faktor Rasa dan Aroma Terhadap Pembelian Rasa dan aroma atau yang biasa disebut dengan flavor merupakan sensasi yang dihasilkan bahan makanan ketika 182 AGRITEK Vol. 18 No. 2 April 2010 ISSN. 0852-5426 diletakkan dalam mulut terutama yang ditimbulkan oleh rasa dan bau (Cut Fatimah, 2006). Keunikan rasa dan aroma suatu produk akan mempengaruhi konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk tersebut. Semakin unik atau khas rasa dan aroma produk tersebut, maka kecenderungan konsumen dalam membeli akan semakin tinggi. Sehingga produsen harus selalu memperhatikan faktor rasa dan aroma produk karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian dan kontinyuitas pembelian. Faktor rasa dan aroma yang berpengaruh secara signifikan terhadap pembelian teh rosella, menunjukkan bahwa semakin khas rasa dan aroma teh rosella akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi teh rosella. c. Pengaruh Faktor Kemasan Terhadap Pembelian Meninjau peranan kemasan dalam pemasaran, fungsi kemasan tidak hanya terbatas pada melindungi produk di dalamnya, melainkan berkembang lebih luas lagi dengan adanya penambahan nilainilai fungsionalnya, antara lain adalah sebagai sarana komunikasi produk, dan pada akhirnya menjual produk itu sendiri. Dalam hal ini, kemasan merupakan “penjual yang diam”, yang menyampaikan tentang produk dan segala keuntungan yang dapat diperoleh konsumen yang dapat dibandingkannya dengan produk pesaing serta secara tidak langsung turut mempengaruhi pemilihan konsumen terhadap produk (Iwan, 1999). Faktor kemasan yang berpengaruh secara signifikan terhadap pembelian teh rosella menunjukkan bahwa konsumen membeli teh rosella salah satunya karena faktor kemasan. Kemasan yang ada pada produk teh rosella menggunakan plastik transparan agar isi produk terlihat secara langsung oleh konsumen. Kemasan digunakan sebagai pelindung produk dan menjaga kehigienisan produk. b. Pengaruh Faktor Merek Terhadap Pembelian Merek produk berkembang menjadi sumber aset terbesar dan merupakan faktor penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan. Merek merupakan indikator nilai (value) suatu produk. Nilai bagi konsumen adalah perolehan manfaat fungsional, dan manfaat emosional. Manfaat fungsional adalah manfaat yang diperoleh langsung berkaitan dengan fungsi-fungsi yang diciptakan oleh suatu produk. Sedangkan manfaat emosional adalah manfaat yang diperoleh konsumen berupa stimulasi terhadap emosi dan perasaannya. Persaingan di antara merek yang beroperasi di pasar semakin meningkat, dan hanya produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat akan tetap mampu bersaing, merebut dan menguasai pasar (Darmadi, 2001). Faktor merek yang tidak berpengaruh terhadap pembelian teh rosella menunjukkan bahwa semakin populer merek tidak membuat konsumen terpengaruh untuk membeli atau mengkonsumsi teh rosella. Sehingga konsumen membeli teh rosella bukan berdasarkan faktor merek produk. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. 2. 183 Profil konsumen yang membeli atau mengkonsumsi teh rosella sebagian besar yaitu perempuan dengan persentase 63,8%, sedangkan kelompok usia terbesar yaitu antara 21-30 tahun dengan persentase 35,0 %. Tingkat pendidikan konsumen sebagian besar yaitu Sarjana 42,5 %, jenis pekerjaan yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 35,0 % dan jumlah anggota keluarga rata-rata sebesar 3-4 orang sebesar 57,5 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap pembelian teh rosella yaitu faktor psikologis, individu dan strategi pemasaran. Nilai AGRITEK Vol. 18 No. 2 April 2010 3. 4. ISSN. 0852-5426 pengaruh setiap faktor tersebut terhadap pembelian berturut-turut 39,3 %; 8,5 %; 52,9 %. Faktor dominan yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli teh rosella yaitu faktor strategi pemasaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat upaya-upaya dalam strategi pemasaran teh rosella merah, sehingga mempengaruhi dalam keputusan pembelian konsumen. Faktor dominan pada strategi produk yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli teh rosella yaitu faktor kemasan. Karena dengan adanya kemasan yang transparan dan label yang menarik, konsumen lebih tertarik terhadap produk teh rosella merah. diharapkan dapat volume penjualan. DAFTAR PUSTAKA Bilson Simamora. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Cut Fatimah Zuhra. 2006. Flavor (Cita Rasa). USU Repository. Medan Darmadi Durianto, Sugiarto, Toni Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar, Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Iwan Warya. 1999. Kemasan Yang Menjual. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Kasali, Rhenald. 2000. Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi Targeting Positioning. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian: Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta Malhotra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan Edisi Keempat. Intan Sejati Klaten. Klaten Sudarwati. 2007. Manfaat Rosella Merah. http://sehatyuk.blogspot.com/2007/ 04/manfaat-rosela-merah.html Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung Ujang Sumarwan. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. PT Ghalia Indonesia. Bogor. Saran-saran 1. 2. meningkatkan Sebaiknya produsen memperluas pasar selain pada kelompok profil konsumen yang telah dihasilkan pada penelitian ini. Seperti memperluas pasar pada konsumen laki-laki, karena berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa konsumen perempuan lebih sering terlibat dalam pembelian teh rosella merah. Sebaiknya produsen teh rosella merah harus lebih memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian teh rosella, terutama faktor strategi pemasaran. Karena strategi pemasaran merupakan faktor yang paling dominan dalam penelitian dan agar konsumen lebih mengenal teh rosella merah secara luas. Sehingga 184