deworming (pembasmian cacing): pilihan terbaik untuk pembangunan

advertisement
buletin
buletin kebijakan j-pal [ maret 2012 ]
MENERJEMAHKAN PENELITIAN KE DALAM AKSI NYATA
deworming (pembasmian cacing):
pilihan terbaik untuk pembangunan
Tindakan pembasmian cacing yang tidak mahal dan berbasis sekolah akan memperbaiki tingkat kehadiran siswa di sekolah
dalam jangka waktu pendek, meningkatkan produktifitas dalam jangka waktu panjang, dan membawa manfaat yang besar bagi
tetangga dan saudara kandung yang tidak menerima pengobatan
Tanyakan kepada anak kenapa mereka tidak pergi ke sekolah dan anda
akan memperoleh jawaban yang beragam: biaya, jarak tempuh, dan
kurangnya seragam sekolah atau kebutuhan sekolah lainnya. Sedikit
dari mereka yang akan menyebut cacing usus, seperti soil-transmitted
helminths (STH) (cacing usus yang ditularkan melalui tanah) dan
schistosoma (cacing pita).
Walaupun begitu, terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa
mengobati cacingan pada anak – yang diperkirakan menginfeksi
600 juta anak usia sekolah di seluruh dunia – meningkatkan tingkat
kehadiran sekolah, kesehatan, dan produktifitas dalam jangka panjang.
Meskipun infeksi ringan seringkali tidak disadari, infeksi cacing yang
lebih berat dapat berakibat sakit di bagian perut, letih, anemia karena
kekurangan zat besi, kurang gizi, pengerdilan dan pelisutan tubuh.
Obat cacing oral sangat efektif dalam membunuh sebagian besar
jenis cacing dengan hanya satu dosis dan biaya beberapa sen. Adanya
infeksi ulang yang cepat berarti bahwa obat tersebut harus diminum
setiap 6-12 bulan sekali untuk mencegah infeksi ulang, sehingga
menemukan pendekatan yang berkesinambungan dalam pemberian
obat merupakan isu yang mendesak.
Buletin ini menguraikan pembelajaran yang diperoleh dari
serangkaian studi yang mengevaluasi Primary School Deworming
Project (PSDP) (Proyek Pembasmian Cacing di tingkat SD), sebuah
program pembasmian cacing berbasis sekolah yang dilakukan di
Kenya bagian barat antara tahun 1998 dan 2001. Serangkaian studi ini
foto oleh aude guerrucci
menghasilkan salah satu evaluasi jangka panjang pertama mengenai
intervensi kesehatan dan pendidikan di negara berkembang. Kesimpulan dari bukti yang ada sangatlah jelas: tindakan
pembasmian cacing tidak hanya sangat efektif dan terjangkau, tetapi tindakannya juga mudah diselenggarakan melalui
sekolah-sekolah negeri dan berguna bagi anak bahkan bertahun-tahun setelah pengobatan dilakukan. Dengan ratusan juta
anak yang masih beresiko terinfeksi cacing di seluruh dunia, menyediakan pembasmian cacing berbasis sekolah secara cumacuma merupakan sebuah kemenangan kebijakan yang mudah bagi kesehatan, pendidikan dan pembangunan.
evaluasi
• Pembasmian cacing memperbaiki taraf kesehatan dan mengurangi angka bolos sekolah. Di
antara anak yang diobati di sekolah, infeksi cacing tingkat sedang hingga berat menurun secara dramatis dan
indikator kesehatan lainnya, seperti anemia dan penyakit yang dikeluhkan (self-reported illness), membaik.
Pembasmian cacing menyebabkan kenaikan sebesar 7,5 titik persentase untuk tingkat kehadiran di sekolah
perlakuan.
• Bahkan anak yang tidak diobati mendapat manfaat dari pembasmian cacing. Anak yang bersekolah
di sekolah perbandingan yang berdekatan dengan sekolah perlakuan mengalami infeksi cacing yang lebih
sedikit dan tingkat kehadiran yang lebih tinggi.
• Pembasmian cacing memperbaiki capaian kognitif untuk bayi yang tidak mendapatkan
pengobatan secara langsung. Anak yang berumur kurang dari usia satu tahun ketika program
pembasmian cacing dimulai di lingkungan mereka memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan kognitif
yang setara dengan antara 0,5 dan 0,8 tahun bersekolah.
• Siswa yang diobati terus menerima manfaat bahkan setelah sepuluh tahun program berakhir.
Dewasa muda yang menerima pengobatan cacing ketika mereka kecil bekerja lebih lama dan mengkonsumsi
lebih banyak makanan per harinya. Di antara mereka yang bekerja digaji, dewasa yang mendapatkan lebih
banyak pengobatan cacing menerima upah 20 persen lebih besar.
foto oleh aude guerrucci
2w w w.p ove r t yac tionlab.org
abdul latif jameel poverty action lab
evaluasi
D
i tahun 1998, LSM International Child Support (ICS)
meluncurkan Primary School Deworming Project
(PDSP) di kota Busia, sebuah daerah miskin dan
padat penduduk di Kenya bagian barat. Program
ini menyediakan pengobatan cacing untuk anak berdasarkan
sekolah. World Health Organization (WHO) menyarankan
bahwa obat untuk pembasmian cacing (albendazole untuk STH
dan Praziquantel untuk schistosoma) harus diberikan kepada
setiap anak di daerah dengan tingkat prevalensi cacing yang
tinggi.
Bekerjasama dengan dinas kesehatan kota, ICS menjangkau
hampir semua sekolah negeri pedesaan di Busia bagian selatan,
wilayah di distrik tersebut yang memiliki tingkat infeksi
cacing tertinggi. Sebanyak 75 sekolah sasaran memiliki angka
partisipasi lebih dari 30.000 siswa antara umur enam hingga
delapan belas tahun.
sebuah desain acak: Karena keterbatasan administratif
dan keuangan, ICS mengikutsertakan sekolah ke dalam program
secara bertahap melalui tiga kelompok. ICS mengelompokkan
sekolah-sekolah ini secara acak dengan mengurutkan mereka
sesuai urutan abjad dan memilah setiap sekolah ketiga ke
dalam kelompok tertentu. Kelompok 1, 2, dan 3 memulai
program pembasmian cacing masing-masing di tahun 1998,
1999, dan 2001. Tahap pengikutsertaan yang acak ini berfungsi
menjamin bahwa sekolah di setiap kelompok tidak berbeda
secara sistematis sebelum dilakukannya intervensi, sehingga
foto oleh aude guerrucci
memungkinkan para peneliti memperoleh estimasi yang tidak
bias atas dampak dari program, bahkan bertahun-tahun setelah evaluasi awal. Meskipun banyak faktor lain yang bisa saja
mempengaruhi kehidupan anak, secara rata-rata faktor tersebut akan terdapat di kelompok perlakuan maupun kelompok
perbandingan. Karena itu, perbedaan antar kelompok yang signifikan secara statistik masih bisa dikaitkan dengan program.
mengukur efek limpahan (spillover effects): Karena program ini dilakukan berdasarkan sekolah, bukan
berdasarkan anak, para peneliti dapat mengukur dampak menyeluruh dari pembasmian cacing masal, termasuk manfaatnya
untuk mengurangi penularan pada anak (“efek limpahan”). Jika program ini dilaksanakan per satuan anak, evaluasi yang
dihasilkan akan mengungkap hanya sedikit dampak dari pembasmian cacing, karena anak yang diobati akan lebih cepat
tertular kembali oleh teman sekolahnya. Teman sekolah yang tidak diobati juga mendapatkan manfaat karena memiliki lebih
sedikit teman sekelas yang terinfeksi.
www.povertyactionlab.org3
evaluasi
intervensi
Sekolah perlakuan menerima obat
pembasmian cacing dan edukasi
tentang pencegahan infeksi cacing.
Karena tingkat ketidakhadiran di
sekolah tinggi, tidak diberikannya ijin
oleh beberapa orang tua, dan faktorfaktor lainnya, tidak semua siswa
di sekolah perlakuan memperoleh
pengobatan cacing. 78% dari siswa
yang dipilih untuk perlakuan
setidaknya mendapatkan pengobatan
terhadap cacingan melalui program
ini di tahun 1998, dan 72%
menerima pengobatan di tahun 1999.
foto oleh alissa fishbane
evaluasi dari program pembasmian cacing di sekolah dasar
1
Evaluasi awal, oleh anggota J-PAL Edward Miguel dan Michael Kremer, menggunakan data kehadiran anak di
sekolah, nilai ujian, infeksi cacing, penyakit yang dikeluhkan, dan indikator kesehatan lainnya untuk menilai
dampak dari pembasmian cacing. Karena absensi sekolah tidak terdokumentasi dengan baik, data kehadiran
di sekolah dikumpulkan oleh petugas lapangan ICS pada saat kunjungan tanpa pemberitahuan ke sekolah.
2
Studi jangka panjang, oleh Sarah Baird, Joan Hamory Hicks, Michael Kremer, dan Edward Miguel,
menelusuri siswa yang ikut serta dalam program pembasmian cacing pertama, selama satu dekade
setelahnya. Angka penelurusan anak yang diteliti melalui studi yang pertama efektifnya adalah 84 persen,
yang setelah ditelusuri sudah berusia antara 19-26 tahun. Para peneliti mengumpulkan data tentang
kesehatan, capaian pendidikan, taraf hidup, dan pekerjaan (termasuk sektor, jam kerja, dan status migrasi).
3
Sebuah studi yang dilakukan oleh Owen Ozier mengumpulkan data di tahun 2009 dan 2010 tentang
anak yang berusia kurang dari satu tahun ketika PSDP menjangkau masyarakat mereka. Pada saat studi
ini dilakukan, semua anak berusia antara 8 sampai 14 tahun. Para peneliti mengumpulkan data tentang
tinggi dan berat badan anak, dan memberikan tes kognitif untuk kefasihan verbal, kosa kata, ingatan jangka
pendek, dan pengetahuan umum.
4
Terakhir, evaluasi tentang iuran biaya (cost-sharing) oleh Miguel dan Kremer mengkaji sebuah unsur
tambahan yang ditambahkan ke dalam PSDP pada tahun 2001. Dua puluh lima sekolah dari Kelompok 1
dan 2 dipilih secara acak untuk ikut serta dalam “iur biaya”, dimana setiap keluarga membayar sejumlah
tertentu untuk pembasmian cacing. Ini menyebabkan variasi antar keluarga dalam hal biaya per anak untuk
pembasmian cacing, karena setiap keluarga memiliki jumlah anak yang berbeda. Meskipun ada pungutan,
pil cacing masih mendapat subsidi yang besar: rata-rata pungutan per anak hanyalah seperlima dari biaya
yang dikeluarkan oleh program untuk pembelian dan pengiriman.
4 w w w.p ove r t yac tionlab.org
abdul latif jameel poverty action lab
hasil
U
ntuk jangka pendek, pembasmian cacing telah memperbaiki kesehatan anak yang diobati maupun yang tidak
diobati, sehingga memungkinkan mereka untuk hadir lebih sering di sekolah. Untuk jangka panjang, peningkatanpeningkatan dalam bidang kesehatan dan pendidikan ini berkontribusi terhadap peningkatan hasil secara
signifikan – sebagai dewasa muda, individu yang mendapatkan pengobatan lebih sehat, lebih berpendidikan, dan
lebih produktif. Anak yang masih terlalu muda untuk mendapatkan pengobatan cacing juga memperoleh manfaat dari program
ini, yaitu adanya perbaikan jangka panjang dalam hal kesehatan dan kognitif. Ketika pembasmian cacing ditawarkan secara
cuma cuma, lebih dari 70% dari siswa menerima pengobatan. Namun ketika pungutan ringan diberlakukan, keikutsertaan
menurun tajam, mengurangi jangkauann dari dampak program.
perbaikan taraf kesehatan di antara
anak yang diobati dan tetangga
mereka
Tingkat kehadiran di sekolah
meningkat bagi anak yang diobati dan
tidak diobati
Studi awal oleh Miguel dan Kremer 1 menemukan
bahwa anak yang diobati memperoleh berbagai manfaat
kesehatan, dan manfaat ini juga dilimpahkan kepada
sekolah dan anak yang tidak diobati. Insiden infeksi cacing
yang sedang hingga berat menurun 25 titik persentase di
antara anak di sekolah perlakuan, dari basis sekitar 37
persen. Para peneliti menemukan bukti bahwa dampak
langsung dan tidak langsung dari pil obat cacing serta
menurunnya tingkat penularan berkontribusi pada hasil
ini. Tingkat infeksi juga menurun di antara anak di sekolah
pembanding yang terletak berdekatan dengan sekolah
perlakuan. Anak di sekolah pengobatan memiliki tingkat
penyakit yang dikeluhkan dan anemia yang lebih rendah,
dan mendapatkan nilai cukup dalam Z-score tinggi badan
menurut umur, sebuah ukuran untuk nutrisi.
Pengobatan cacing menurunkan angka bolos sekolah di
sekolah pengobatan sebanyak 7.5 titik persentase, atau
seperempat penurunan. Tingkat kehadiran paling tinggi
untuk kelompok anak-anak yang paling muda, yaitu antara
TK dan kelas 2 SD selama tahun pengobatan. Sama halnya
seperti tingkat infeksi cacing, anak di sekolah pembanding
yang terletak berdekatan dengan sekolah perlakuan
juga mengalami perbaikan signifikan dalam hal tingkat
kehadiran di sekolah. Miguel dan Kremer memperkirakan
bahwa pengobatan satu anak akan mengakibatkan
kenaikan pada tingkat kehadiran sekolah sebesar 0,14
tahun sekolah , baik karena dampak langsung maupun
tidak langsung (Grafik 1). Para peneliti tidak menemukan
bukti signifikan dari nilai ujian bagi anak yang bersekolah
di sekolah perlakuan.
5.9
hari
anak di
sekolah
pembanding
7.3
14.6
hari
hari
anak yang
tidak diobati
di sekolah
perlakuan
grafik 1: pembasmian cacing meningatkan kehadiran anak yang diobati dan tidak diobati
Mengobati cacing usus untuk satu anak meningkatkan
angka kehadiran sebesar hampir 28 hari di tahun sekolah
tersebut. Karena adanya efek pelimpahan, dampak ini
tersebar pada anak yang diobati, anak yang tidak diobati
di sekolah perlakuan, dan anak di sekolah pembanding.
• •
•
anak yang diobati di sekolah
perlakuan
www.povertyactionlab.org5
hasil
kesehatan dan produktifitas jangka
panjang meningkat di antara siswa
yang diobati
Dalam evaluasi jangka panjang 2, dewasa muda yang
dulunya siswa sekolah Kelompok 1 dan Kelompok 2 disebut
sebagai kelompok diobati. Mereka memilik rata-rata 2,4
lebih banyak tahun pembasmian cacing dibandingkan
siswa di Kelompok 3, yaitu kelompok pembanding.
Karena sekolah Kelompok 3 pada akhirnya juga menerima
pengobatan, perkiraan dampak jangka panjang tidak
tampak.
grafik 2: siswa yang diobati tumbuh sebagai
dewasa muda dengan capaian yang lebih baik
persentase kenaikan
25%
20%
15%
10%
5%
0
proporsi
pelaporan
kesehatan
sangat baik
total
tahun
sekolah
jam bekerja
minggu
lalu
upah
antara
anak yang
putus
sekolah
makanan
yang
dimakan
kemarin
sekolah. Para peneliti juga menemukan adanya 0,2
kenaikan standar deviasi dari keuntungan yang diperoleh
wiraswasta. Responden menyatakan bahwa mereka ratarata mengkonsumsi 0,1 tambahan makanan per hari, yang
merupakan bukti lebih lanjut dari perbaikan taraf hidup.
kognisi dan kesehatan yang membaik
bagi anak yang lebih muda
Pembasmian cacing berbasis sekolah secara masal juga
memberikan dampak dramatis kepada anak yang terlalu
muda untuk menerima pengobatan pada saat PSDP
berlangsung tetapi berada pada tahap penting dari masa
perkembangan kognitif. 3 Anak yang berusia kurang dari
satu tahun ketika komunitasnya memulai pembasmian
cacing memperlihatkan kenaikan standar deviasi sebesar
0,2 pada hasil ujian kognitif mereka setelah satu dekade
kemudian. Dampak ini setara dengan kisaran 0,5 dan 0,8
kelas tambahan di sekolah. Dampaknya dua kali lebih
besar di antara sebagian anak yang memiliki saudara
kandung yang bersekolah di sekolah pengobatan: anakanak ini memperoleh manfaat dari dampak limpahan
yang lebih kuat melalui pengobatan saudara kandungnya
dibandingkan limpahan hanya dari tetangga yang
menerima pengobatan cacing.
100%
6w w w.p ove r t yac tionlab.org
80%
persentase keikutsertaan
Namun demikian, studi ini menemukan banyak
dampak signifikan terhadap kesehatan, pendidikan, dan
produktifitas dewasa muda ini (Grafik 2). Pembasmian
cacing memperbaiki self-reported health, walaupun tidak
memiliki dampak yang terdeteksi atas tinggi badan
orang dewasa. Tahun sekolah meningkat 0,28 tahun
(penambahan sebesar 4,2 persen), dan jam kerja ratarata meningkat 12 persen. Pengobatan juga berakibat
pada pergeseran ke pekerjaan yang lebih menghasilkan:
dari tanaman pangan menuju tanaman komoditi di
bidang pertanian, dan dari buruh berketerampilan
rendah ke pekerjaan dengan bayaran yang lebih baik,
pekerjaan purna waktu di bidang seperti manufaktur.
Pergeseran ini merupakan penggerak utama bagi lebih
dari 20 persen kenaikan pendapatan pekerja yang putus
grafik 3: iuran biaya mengurangi angka
pembasmian cacing
90%
70%
60%
50%
klorin, zambia
40%
30%
sabun, india
kelambu di klinik, kenya
20%
pembasmian cacing, kenya
10%
klorin, kenya
$0.10
$0.20 $0.30 $0.40
$0.50 $0.60
$0.70
harga produk (2009 usd)
$0.80 $0.90
$1.00
abdul latif jameel poverty action lab
hasil
keikutsertaan dalam pembasmian
cacing paling tinggi ketika obat
dibagikan secara cuma-cuma
Upaya untuk mengganti pengobatan cacing secara cumacuma dengan iuran biaya tidaklah efektif: pungutan ringan
mengurangi perlakuan sebesar 58 titik persentase, sebuah
penurunan 80% (Tabel 3). 4 Siswa yang sakit tidak lebih
cenderung bersedia untuk membayar obat dibandingkan
dengan teman kelasnya yang lebih sehat, memperlihatkan
bahwa pungutan gagal mengarahkan pengobatan
kepada mereka yang paling membutuhkan (alasan yang
biasanya digunakan untuk sistem iuran biaya). Temuantemuan ini konsisten dengan evaluasi acak lainnya yang
memperlihatkan bahwa bahkan pungutan yang sangat
kecil pun akan secara drastis mengurangi pemakaian
produk kesehatan dan pendidikan. (Lihat J-PAL 2011, “The
Price is Wrong.”)
foto oleh aude guerrucci
publikasi
Baird, Sarah, Joan Hamory Hicks, Michael Kremer, and Edward Miguel. 2011. “Worms at Work: Long-Run Impacts
of Child Health Gains.” Working paper, Harvard University. 2
Kremer, Michael and Edward Miguel. 2007. “The Illusion of Sustainability.” Quarterly Journal of Economics 122(3):
1007-1065. 4
Miguel, Edward, and Michael Kremer. 2004. “Worms: Identifying Impacts on Education and Health in the Presence
of Treatment Externalities.” Econometrica 72(1): 159-217. 1
Ozier, Owen. 2011. “Exploiting Externalities to Estimate the Long-Term Effects of Early Childhood Deworming.”
Working paper, University of California, Berkeley. 3
J-PAL Policy Bulletin. 2011. “The Price is Wrong.” Cambridge, MA: Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab.
www.povertyactionlab.org7
www.povertyactionlab.org5
aksi kebijakan
pengobatan cacing sangat efektif dari segi biaya
Di antara intervensi yang dilengkapi dengan bukti, pengobatan cacing berbasis sekolah adalah salah satu cara
untuk meningkatkan tingkat kehadiran di sekolah yang paling efektif dari segi biaya. Dua obat yang digunakan
dalam PSDP, albendazole dan praziquantel, memakan biaya kurang lebih masing-masing 4 sen dan 18 sen per
dosis tahunan. Memasukkan biaya pengiriman dan pengelolaan pengobatan, J-PAL memperkirakan bahwa
dalam setiap tahun sekolah tambahan yang diperoleh melalui PSDP hanya memakan biaya US$7,19. Ini berarti
hampir 14 tahun pendidikan per $100 yang dibelanjakan (lihat Grafik 4). Perhitungan ini didasarkan pada
implementasi skala kecil melalui sebuah LSM; program nasional skala besar mungkin memakan biaya lebih kecil
lagi per anak dan oleh karenanya akan lebih efektif dari segi biaya.
Pembasmian cacing juga memberikan manfaat kesehatan dengan cara yang sangat efektif dari segi biaya.
Menggunakan proyeksi biaya untuk program pengobatan skala besar, J-PAL memperkirakan biaya pengobatan
cacing sebesar US$4,55 per Disability Adjusted Life Year (DALY) yang dicegah. (DALYs adalah pengukuran umum
beban penyakit, yang diungkapkan oleh hilangnya tahun hidup karena penyakit atau kematian dini.) Sebagai
perbandingan, World Health Organization menganggap sebuah intervensi “sangat efektif dari segi biaya” jika
intervensi itu memakan biaya kurang dari PDB per kapita untuk setiap DALY yang dicegah; ambang batas yang
sesuai untuk Kenya adalah US$1.560 di tahun 2009.
Pendapatan di masa mendatang yang diterima oleh anak yang diobati memperlihatkan lebih jauh lagi efektifitas
biaya dari pembasmian cacing. Penulis dari studi jangka panjang memperkirakan bahwa investasi kecil di awal
untuk pengobatan cacing akan menghasilkan pengembalian sebesar 82 persen per tahun – sebuah investasi
yang sangat menarik menurut standar apapun. 2
grafik 4: efektivitas biaya terhadap peningkatan waktu bersekolah
20.7 tahun
13.9 tahun
tambahan
tahun sekolah
yang diperoleh
per $100 yang
dikeluarkan
.71 tahun
informasi
pengembalian
dari pendidikan kepada
orang tua
(MADAGASKAR)
pembasmian
cacing melalui
sekolah dasar
(KENYA)
8w w w.p ove r t yac tionlab.org
seragam gratis
untuk sekolah
dasar (KENYA)
.27 tahun
beasiswa
berdasarkan
kepantasan
untuk anak
perempuan
(KENYA)
.09 tahun
pemberian
bantuan
bersyarat
terhadap
kehadiran
anak
perempuan
(MALAWI)
.02 tahun
pemberian
bantuan tidak
bersyarat
untuk anak
perempuan
(MALAWI)
abdul latif jameel poverty action lab
aksi kebijakan
P
engobatan cacing berbasis sekolah bukan hanya program penanggulangan kemiskinan yang efektif, tidak mahal,
dan mudah untuk diimplementasikan; tetapi program ini juga menawarkan sebuah studi kasus tentang bagaimana
bukti ilmiah dapat berkontribusi pada perubahan kebijakan.
Di bulan Januari 2007, anggota J-PAL Michael Kremer (penulis pendamping dari studi yang disajikan di dalam buletin ini)
dan Esther Duflo menyajikan bukti tentang pembasmian cacing berbasis sekolah kepada Young Global Leaders Education
Task Force pada Rapat Tahunan World Economy Forum di Davos, Swiss. Sebagai tanggapan dari presentasi tersebut Satgas
meluncurkan Deworm the World (DtW), sebuah inisiatif bersama dari Innovations for Poverty Action dan Partnership for
Child Development. DtW mengadvokasi pembasmian cacing berbasis sekolah bersama dengan pembuat kebijakan dan mitra
pembangunan, dan memberikan bantuan teknis kepada pemerintah untuk membantu pembangunan dan meluncurkan
program pengobatan berbasis sekolah yang berskala besar dan berkelanjutan.
DtW mengkoordinasikan dukungan strategis untuk pembasmian
cacing berbasis sekolah di 27 negara dan memfasilitasi
pendistribusian 117 juta tablet pengobatan cacing untuk programprogram di negara ini. Tiga dari upaya pembasmian cacing
terbesar hingga saat ini adalah sebagai berikut:
kenya:
foto oleh alissa fishbane
Pemerintah Kenya, berdasarkan masukan dari
riset tentang efektifitas pembasmian cacing di negaranya,
mencanangkan sebuah program pembasmian cacing berbasis
sekolah di tahun 2009 dengan bantuan teknis dari DtW. Program
ini mengobati 3,6 juta anak di 8.200 sekolah di tahun pertama.
Di Januari 2012, Pemerintah mengumumkan fase kedua dari
program tersebut, yang diharapkan mengobati lima juta tahun
tiap tahun.
bihar, india: Di tahun 2011, Pemerintah negara bagian Bihar, India melaksanakan kampanye pembasmian cacing
masal, dengan bantuan teknis dari DtW dan dukungan kebijakan dari J-PAL. Di bulan September 2011, pemerintah
mengumumkan lebih dari 17 juta anak di negara bagian tersebut mendapat pengobatan cacing usus pada tahun itu.
world food programme: The World Food Programme (WFP) mengumumkan di tahun 2009 bahwa mereka
akan menyertakan pembasmian cacing di semua program pangan sekolah di lokasi yang memiliki prevalensi cacing parasit
yang tinggi.
www.povertyactionlab.org9
www.povertyactionlab.org7
pembelajaran untuk kebijakan
Pengobatan cacing adalah “best buy” untuk kesehatan,
pendidikan dan pembangunan. Pengobatan cacing adalah cara
yang sangat efektif dari segi biaya untuk memperbaiki taraf kesehatan
dan meningkatkan tingkat kehadiran sekolah di daerah dimana cacing
usus adalah penyakit endemis. Pembasmian cacing adalah investasi
yang layak, bukan karena manfaat jangka pendeknya saja, tetapi juga
karena pembasmian cacing menghasilkan manfaat yang besar dalam
memperbaiki pendapatan dan standar hidup bertahun-tahun setelah
anak menerima pengobatan.
Penyelenggaraan pembasmian cacing secara cuma-cuma
melalui sistem sekolah merupakan pendekatan yang terbukti.
Penggunaan infrastruktur pendidikan yang sudah ada membantu
meminimalisir biaya pengobatan per anak dan memaksimalkan
foto oleh alissa fishbane
jangkauan program. Dengan pertimbangan bahwa iuran biaya
menurunkan keikutsertaan secara dramatis, dan bahwa seluruh masyarakat mendapatkan manfaat dari berkurangnya
penularan infeksi cacing, pemberian pengobatan cacing secara cuma-cuma dikuatkan oleh bukti.
Pembasmian cacing menunjukkan potensi riset untuk diwujudkan menjadi aksi. Evaluasi menyeluruh atas
pembasmian cacing berbasis sekolah berkontribusi pada perubahan kebijakan di banyak negara dimana terdapat endemik
cacing. Pengobatan cacing adalah studi kasus yang sangat baik untuk menunjukkan bagaimana bukti ilmiah dapat digunakan
untuk mendorong perubahan kebijakan yang memperbaiki taraf hidup.
Perluasan pembasmian cacing berbasis sekolah harus menjadi prioritas kebijakan mendesak. Bukti ilmiah
tentang efektifitas dari pengobatan cacing telah berujung pada perluasan program di banyak negara, termasuk India dan
Kenya. Namun demikian, ratusan juta anak terus menderita akibat infeksi cacing dan konsekuensi jangka panjangnya atas
kesehatan, pendidikan, dan produktifitas. Pengobatan cacing berbasis sekolah merupakan program yang sangat efektif dari
segi biaya, yang berhasil untuk skala besar dan siap diterapkan dimanapun terdapat endemik cacing.
Penulis Buletin: Shawn Powers Editor Buletin: Mary Ann Bates Desain: Leah Horgan and Blu Nordgren
Kutipan yang disarankan: Buletin Kebijakan J-PAL. 2012. “Deworming (Pembasmian Cacing): Pilihan Terbaik untuk Pembangunan.” Cambridge, MA: Abdul
Latif Jameel Poverty Action Lab.
TENTANG J-PAL The Abdul Latif
Jameel Poverty Action Lab (J-PAL)
adalah suatu wadah akademisi di
seluruh dunia yang memakai evaluasi acak untuk menjawab tantangan
utama terkait pemberantasan kemiskinan. Misi J-PAL adalah untuk dapat
berkontribusi mengurangi kemiskinan
dengan memastikan bahwa kebijakan
didasarkan pada bukti empiris.
w ww. po ve r t ya ctio n l a b.o rg
J-PAL EUROPE
Paris School of
Economics
J-PAL SOUTH ASIA
J-PAL GLOBAL
IFMR, India
Massachusetts
Institute of
Technology
J-PAL SOUTHEAST ASIA
J-PAL LATIN AMERICA
& THE CARIBBEAN
Pontificia Universidad
Católica de Chile
Universitas Indonesia
J-PAL AFRICA
University of
Cape Town
Download