Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio PERTEMUAN KE SEPULUH Senin, 21 November 2016 (19.00 sd 21.00) INVESTASI PADA AKTIVA TETAP (REAL ASSETS) 10.1 Proposal Investasi Dikenal beberapa istilah antara lain Studi Kelayakan Proyek, Project Appraisal, Project Preparation dan Cost-Benefit Analysis serta istilah lain dalam beberapa literatur adalah Capital Budgeting. Proposal investasi dapat dikelompokan kedalam beberapa katagori: 10.1.1 Pembangunan proyek baru (Pabrik, Real Estate, Infrastruktur) 10.1.2 Investasi Ekspansi : (i) Penambahan kapasitas produksi dari lini produksi yang telah ada. (ii) Adanya ksempatan yang lebih baik didasarkan atas pengalaman perusahaan. (iii) Cost Reduction Program (CRP) termasuk modifikasi pabrik dalam rangka penghematan energi seperti perubahan dari pemakaian. Bahan bakar minyak ke pemakain batubara dalam sistem produksi. (iv) Dalam praktek keputusan ekspansi dan penggantian seringkali diperlakukan sama. Investasi penambahan produk baru. Investasi ini dapat berupa perluasan maupun diversifikasi produk yang telah ada. 10.1.3 Investasi lain yang tidak termasuk ketiga katagori diatas seperti: (i) Investasi alat pengendalian polusi /Limbah industri (ii) Investasi karena faktor pertimbangan kelestarian lingkungan maupun tanggung jawab sosial (iii) Investasi untuk keamanan pabrik 10.2 Metode Penilaian Dalam capital budgeting ada empat metode penelitian yang biasa dipergunakan adalah ; Metode Payback, Net present Value (VPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index. ( P.I ). Page 1 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio 10.2.1 PAY-BACK Metode Pay Back menilai suatu investasi dengan melihat waktu yang diperlukan agar akumulasi arus kas bersih sama dengan initial investment, atau mengukur jangka waktu yang diperlukan agar investasi dapat kembali. Jika arus kas bersih dimasa datang sama setiap tahun maka untuk mencari periode payback menjadi tebih mudah, dengan membagi net investment dengan arus kas bersih setiap tahun. Periode Payback = Investasi Neto Arus Kas Bersih Tahunan Jika arus; kas bersih setiap tahun tidak sama maka untuk mencari periode payback dilakukan dengan cara interpolasi sampai investasi neto kembali. Kelebihan metode payback ini adalah bahwa metode ini sederhana, metode ini juga mengukur likuiditas proyek, dalam beberapa hal juga dapat dipergunakan untuk mengukur risiko. Di lain pihak, metode payback tidak tepat apabila dipergunakan untuk mengukur profitabilitas dan oleh karena itu metode payback tidak baik untuk pembuatan keputusan. Metode payback tidak memperhatikan nilai waktu uang arus kas selain itu juga tidak memperhatikan arus kas setelah payback. SELF STUDY Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan pembelian mesin seharga Rp. 50 Juta dgn umur guna atau umur ekonomis mesin tersebut ditaksir 10 thn. Depresiasi garis lurus akan diterapkan dgn asumsi tidak ada nilai residu. Artinya mesin itu nantinya tak akan laku dijual sebagai besi tua. Pendapatan tahunan berjumlah 10 juta sebelum depresiasi dan pajak. Andaikata tarif pajak adalah 40%, maka periode pengembalian dihitung sebagai berikut : P = I C Page 2 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio Pendapatan sebelum penyusutan dan pajak Kurang : Rp. 10 juta Penyusutan ( 50 juta: 10 thn) Pendapatan sebelum pajak Kurang : 5 juta Rp. 5 juta Pajak pendapatan (40%) Pendapatan bersih 2 juta Rp. 3 juta Ditambah penyusutan Arus uang kas hasil operasi Periode pengambilan Rp. 50 juta / Rp. 8 juta 5 juta Rp. 8 juta = 6,25 tahun 10.2.2 Net Present Value (NPV) Metode NPV suatu Penilaian investasi adalah selisih atas Nilai Sekarang arus kas bersih (di mana cost of capital sebagai discount ratenya) dengan investasi bersih atau present value net investment. (1) Net present value (NPV) adalah: NPV = n At (1 k ) t 1 t o Di mana At adalah arus kas bersih, k adalah biaya modal yang menunjukkan tingkat keuntungan minimal yang diminta investor, n adalah usia aktiva yang diharapkan, Io adalah investasi neto atau initial investment. (2) Dengan metode NPV suatu investasi akan diterima apabila NPV investasi tersebut positif dan menolak investasi apabila NPV investasi itu negatif atau bila present value arus kas bersih lebih rendah dari pads investasi neto. (3) Jika suatu investasi memiliki NPV = 0 maka hares diterima investasi itu, karena investasi yang NPV = 0 tersebut telah memberikan keuntungan sebesar discount ratenya. Jika investor dihadapkan pada proyek yang bersifat saling meniadakan maka haruslah dipihh proyek yang memiliki NPV paling besar. Page 3 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio (4) Metode NPV lebih baik jika dibandingkan dengan metode payback, karena metode NPV memperhatikan nilai waktu uang. Metode ini juga mudah digunakan untuk menilai suatu investasi, karena investasi yang memiliki NPV positif akan meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan. Self Study VI.2.2.1 Pengeluaran pokok untuk sebuah proyek berjumlah Rp. 40 juta. Diperkirakan akan ada arus uang kas hasil operasi sebesar Rp. 10 juta setiap tahun selama 10 tahun. Andaikata tingkat pendapatan minimum adalah 16%, maka NPV dihitung sebagai berikut. Nilai tunai Rp. 1.000 yang tiap-tiap tahun diterima selama 10 tahun, dengan tingkat pendapatan minimum 16 %, adalah 4,833. Maka arus uang kas yang didiskontokan dengan tingkat pendapatan minimum tersebut adalah : 4,833 x Rp. 10 juta = Rp. 48.330.000 Maka nilai tunai netto (net present value) adalah : NPV = arus uang kas yang didiskontokan dengan tingkat pendapatan minimum – investasi pokok = Rp. 48.330.000 – Rp. 40.000.000 = Rp. 8.330.000 Karena NPV ternyata positif, maka proyek itu menguntungkan dan karena itu dapat diterima. 10.2.3 Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah discount rate yang menyamakan present value arus, kas bersih dengan presentvalue investasi neto. Dengan kata lain IRR adalah discount rate yang membuat NPV investasi sama dengan nol. (1) Internal rate of return adalah: n At (1 r ) t 1 t o Di mana r adalah internal rate of return, yang dicari dengan cars trial and error. Page 4 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio (2) Dengan metode IRR suatu investasi akan diterima apabila IRR investasi tersebut lebih besar dari pada biaya modal (k) dan menolak investasi apabila, IRR lebih kecil dari pada biaya modal (k). (3) Seperti halnya NPV metode IRR juga memperhatikan nilai waktu uang. Dalam hal memutuskan proyek yang mutually exclusive maka pilihlah investasi yang memiliki IRR paling tinggi. (4) Kesulitan yang mungkin akan dihadapi dalam hal menilai suatu investasi dengan IRR adalah bila arus, kas tidak seperti biasanya, berubah dari positif ke negatif dan ini dapat menghasilkan multiple: IRR. Metode mana yang seharusnya dipergunakan untuk menilai suatu investasi merupakan pertanyaan penting dalam penganggaran modal. Ternyata NPV adalah merupakan metode yang selalu tepat untuk dipergunakan hal itu disebabkan karena tiga hal: A. Net present value suatu proyek menunjukkan besarnya perubahan kemakmuran pemilik perusahaan yang disebabkan karena investasi tersebut. 1. Arus kas didiscounted pads tingkat discount rate sebesar biaya modal setelah pajak yang tidak lain adalah tingkat keuntungan minimal yang diminta investor. 2. Kelebihan arus kas atas tingkat keuntungan yang diminta oleh investor menghasilkan NPV positif. Pemegang saham akan menerima keuntungan sebesar NPV yang positif tersebut. B. Dengan mendiscountedkan baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dengan tingkat discount rate sebesar biaya modal rata-rata memisahkan keputusan investasi dengan keputusan pemenuhan kebutuhan dana. 1. Yang dimaksud dengan arus kas adalah arus kas setelah pajak yang akan diterima perusahaan jika tidak ads utang. 2. Pertimbangan pemenuhan kebutuhan dana hanya akan mempengaruhi biaya modal tetapi tidak pada, arus kas karena adanya beban bungs telah disesuaikan. C. Membandingkan metode NPV dan IRR akan menunjukkan bahwa metode NPV memang lebih baik. Page 5 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio 1. Metode internal rate of return menggunakan asumsi reinvestment rate atau opportunity cost yang salah, di mana aliran kas diasumsikan akan diinvestasikan kembali dengan tingkat keuntungan penginvestasian kembali sebesar internal rate of return a. Proyek yang memiliki risiko yang sama seharusnya, memiliki opportunity cost yang sama, tetapi karena internal rate of return berbeda maka diasumsikan bahwa reinvestment ratenya berbeda. b. Sementara itu metode net present value (NPV) mendiscountedkan aliran kas atas dasar cost.of capital yang sesuai dengan risiko proyek yang bersangkutan. Dengan demikian maka proyek yang memiliki risiko yang sama didiscounted dengan discount rate yang sama. 2. Kriteria internal rate of return dapat melanggar prinsip, penambahan nilai. a. Metode net present value selalu memperhatikan penambahan nilai. b. Dengan menggunakan NPV, nilai perusahaan adalah merupakan jumlah nilai keseluruhan proyek. IRR dapat memberikan hasil adanya multiple rate of return. 10.3 Pemilihan alternatif kesempatan investasi Terdapat dua jenis dasar dari proposal yaitu : PERTAMA: Proposal yang bersifat “MUTTUALLY EXCLUSIVE “(Saling meniadakan) adalah suatu kesempatan investasi yang hanya dapat diambil salah satu saja dengan konsekuensi meniadakan yang lain. Misalnya: Dalam angkutan material (Materials handling) apakah perusahaan akan mengunakan Conveyor belts (ban berjalan) atau dengan fork-lift.?DUMPTRUCK Dalam penggunaan energi sistem proses produksi apakah perusahaan akan menggunakan Bahan Bakar Minyak/GAS atau batubara KEDUA : PROYEK YANG INDEPENDEN adalah suatu proyek investasi dimana keputusan Menerima (Go) atau Keputusan Menolak (NOT GO) tidak memiliki pengaruh apapun terhadap proyek yang lain (misalnya alternatif investasi untuk membeli perlengkapan materials handing atau mesin pengepakan (packing plant). Page 6 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio Dalam praktek banyak perusahaan menghadapi masalah lain dalam memiliki kesempatan sementara dipihak lain perusahaan dihadapkan pada keterbatasan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana. Adanya keterbatasan dana dalam memilih kesempatan investasi ini sering disebut dengan Capital Rationing. Salah satu metode untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dalam batasan dana dapat dilakukan dengan “Analisis Profitability Index”, untuk mengatasi hal tersebut dilakukan : (i) Membuat Ranking Proposal untuk menentukan proyek-proyek yang mana saja yang harus diterima dengan melihat profitability index setiap investasi. (ii) Pilih proyek yang memiliki profitability index dari yang terbesar sampai seluruh dana yang ada dapat dipergunakan. (iii) Hanya proyek-proyek yang memiliki profitability index diatas satu saja sebaiknya yang diambil.Dalam kondisi lain mungkin akan terjadi bahwa dana yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena alternatif proyek berikutnya memerlukan dana yang besar. (iv) Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara lain yaitu mencari kombinasi lain yang memberikan Net Present Value (NPV) yang maksimum. Profitability Index (PI) atau sering disebut. dengan Benefit Cost Ratio (BCR) adalah rasio antara present value anuitas arus kas bersih dengan investasi netto. Profitability Index (PI) adalah adalah hasil bagi dari pada PV-Annuity Arus Kas Masuk selama masa proyek dibagi Initial Outlay (Io). Profitability Index dapat dinyatakan: Untuk proyek yang arus kas masuknya sama setiap tahun memakai formula : n PI = At (1 k ) t 1 Io t = PVIFA = Present Value Interest Factor Annunity Page 7 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio 1. Untuk proyek yang arus kas masuknya pertahun tidak sama memakai formula 1 konsep bunga majemuk dengan simbol = ( PVIF ) n (1 r) 2. Metode profitability index (PI) menyarankan, suatu investasi sebaiknya diterima apabila memiliki PI lebih besar dari pada satu atau sama dengan satu. 3. Metode profitability index memiliki kelebihan dan kelemahan seperti halnya metode NPV. Kelemahan metode NPV adalah sulit dipahami bagi orang yang kurang terlatih tidak seperti halnya metode payback. NPV mengukur kenaikan kemakmuran pemilik perusahaan secara absolut sementara PI mengukur kenaikan kemakmuran secara relatif. Self Study V-1 (Arus Kas Bersih sama) Saudara sebagai manajer keuangan sebuah perusahaan yang sedang berkembang. Saat ini dihadapkan pada empat kesempatan investasi yang independen dan usia ekonomis masing-masing investasi adalah 4 tahun. Biaya modal 14%. Arus kas masing- masing investasi adalah: Investasi Initial Outlay Arus Kas Bersih W Rp. 50.000.000,- Rp. 20.000.000,- X 35.000.000,- 15.000.000,- Y 20.000.000,- 8.000.000,- z 15.000.000,- 5.000.000,- Saudara diminta : a. Dengan menggunakan metode NPV, investasi mana yang sebaiknya dilakukan? b. Misalkan perusahaan menghadapi kendala dimana hanya tersedia dana sebesar Rp. 70.000.000,- investasi mana saja yg sebaiknya dilakukan? c. Pergunakan metode rata-rata profitability index, dan apakah memberikan hasil yg sama dgn metode NPV? Page 8 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio Jawaban: Self Study V-1 (Arus Kas bersih sama ) n a. NPV Ao t=1 NPVW __ 1 ___ - Io (1 +k)t = Rp.20.000.000,- (PVIFA14%,4) - Rp.50.000.000,= Rp.20.000.000,- (2,9137) - Rp.50.000.000,= Rp.8.274.000,- NPVX = Rp.15.000.000,- (PVIFA14%,4) - Rp.35.000.000,= Rp.15.000.000,- (2,9137) - Rp.35.000.000;= Rp.8.705.000,- NPVy = Rp.8.000.000,- (PVIFA 14%,4) - Rp.20.000.000,= Rp.8.000.G00,- (2,9137) - Rp.20.000.000,= Rp.3.310.000,- NPVZ = Rp.5.000.000,- (PVIFA14%,4) - Rp.15.000.000,= Rp.5.000.000,- (2,9137) - Rp.15.000.000, = (Rp.432.000,-) Proyek W, X, dan Y memiliki net present value yang positif dan dapat diterima sementara hanya proyek Z yang memiliki net present value negatif oleh karena seharusnya ditolak. b. Untuk memilih proyek mana saia sebaiknya yang harus dilaksanakan terdapat dua pilihan. Kombinasinya W dan Y atau X dan Y. Karena net present value dapat ditambahkan maka: NPV(W) + NPV(Y -) = Rp. 8.274.000,- + Rp.3.310.000,= Rp.11.584.000,NPV(X) + NPV(Y) = Rp. 8.705.000,- + Rp.3.310.000,= Rp. 12.015.000,Page 9 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio Dengan demikian maka kombinasi yang terbaik adalah investasi X dan. Y dengan total investasi sebesar Rp.55.000.000,-. Terdapat sisa dana yang tidak dapat dipergunakan sebesar Rp.15.000.000,- dapat diinvestasikan ke dalam Surat berharga. c. Profitability index investasi (Arus Kas Bersih sama ) Proyek W: n PI At (1 k ) t 1 = t Io PV IFA Arus kas masuk selama masa proyek adalah PV A (14 %,4 TAHUN) = Rp 20.000.000 x 2,91371 (Lihat tabel annuity PVIFA) PVIFA Aruskas masuk = Rp 58.274.000 Initial Outlay = Rp.50.000.000 Profitability index investasi- W adalah : Rp.58.274.000, PlW= = = Rp.50.000.000,- = 1,165. - Rp.43.705.000, Plxy = Rp.35.000.000,= = 1,249. - PIyz = Rp.23.310.000, Rp.20.000.000,= 1,166. Investasi W dan Y memiliki rata-rata tertimbang PI: = 50/70 (1,165) + 20/70 (1,166) = 0,823 + 0,333 = 1,165 Page 10 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio Investasi X dan Y memiliki rata-rata tertimbang PI: = 35/7 (1,249) 20/70(1,166) + 15/70 0,333 0,214 (1) (1) = 0,625 0 ++20/70 = 1,172 + 0,214 Dengan menggunakan metode profitability index rata-rata tertimbang temyata memang kombinasi investasi X dan Y memiliki profitability index rata-rata tertimbang yang lebih besar, seperti halnya apabila kita gunakan metode net present value. Self Study V-2 (Arus Kas Bersih tidak sama) Sebuah perusahaan saat ini sedang mempertimbangkan kesempatan investasi yang bersifat mutually exclusive. Investasi tersebut memerlukan dana, Rp.5.000.000,dengan Arus kas bersih setiap tahun masing-masing: Tahun Investasi A Investasi B 1 Rp.2.000.000,- Rp. 3.000.000,- 2 Rp.3.000.000,- Rp. 2.000.000,- 3 Rp.1.500.000,- Rp. 1.500.000,- Biaya modal perusahaan adalah 10% Diminta : Saudara diminta untuk menilai kedua proyek dengan menggunakan : a. Metode payback period b. Net Present Value kedua proyek tersebut. c. Profitability Index ,Bagaimana komentar saudara. Jawaban: a. Kedua proyek tersebut memiliki payback period yang sama yaitu kurang lebih 2 tahun. Page 11 of 21 Rp.1.500.000,- Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio b. NPV proyek A: = -RP 5.000.0000 +Rp.2.000.000,- + Rp.3.000.000,- + Rp.1.500.000, ( 1 + 10%)1 (1 + 10%) 2 (1 + 10%)3 = -Rp 5.000.000 + 2.000.000/0,90090 + 3.000.000/0,828448+1.500.000/0,751315 = -Rp 5000.000 +Rp2.220.002 +Rp.3.621,229 +Rp.1.999.649= 7.840.880 NPV (Nilai Sekarang bersih Proyek A) = Rp 2.840.880 NPV proyek B: = - Rp.5.000.000,- + Rp.3.000.000 + (1+10%)1 Rp.2.000.000, (1+10%)2 + Rp.1.500.000,(1+10%) 3 = -Rp 5.000.000 + 3.000.000/0,90090 + 2.000.000/0,828448+ 1.500.000/0,751315 = -Rp 5.000.000 + Rp 3.330.003 + Rp 2.414.153 +Rp 1.999.649 =7.743.805 NPV (Nilai Sekarang bersih Proyek B) =Rp 2.743.805 Apabila memperhatikan payback period kedua Investasi tersebut adalah sama saja, hal ini disebabkan karena metode payback tidak memperhatikan nilai waktu uang. Tetapi dengan menggunakan metode NPV, maka proyek A ternyata lebih baik jika dibandingkan dengan proyek B hal ini disebabkan karena proyek A memiliki NPV yang lebih besar c. Profitability Index NPV proyek A: Present Value Rp.2.000.000,- + Rp.3.000.000,- + Rp.1.500.000, = Rp 7.840.880 (1 + 10%)1 (1 + 10%) 2 (1 + 10%)3 Page 12 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio NPV proyek B: Rp.3.000.000 Present Value Rp.2.000.000, + (1+10%)1 Profitability Proyek A Rp.1.500.000,+ (1+100)2 Rp 7.840.880 = RP 7.743.805 (1+10%) 3 = 1,568175 Rp 5.000.000 Rp.7.743.805 Profitability Proyek B Rp 5.000.000 = 1,548761 Dengan demikian menggunakan metode profitability index proyek layak untuk dilaksanakan adalah proyek A sama dengan menggunakan analisa metode NPV Bila cara semacam ini masih mengakibatkan adanya dana yang tidak dapat dimanfaatkan maka sebaiknya dana itu diinvestasikan pads surat berharga ber jangka pendek hingga periode berikutnya. Atau dipergunakan untuk membayar sebagian utang sehingga utang perusahaan akan turun atau dapat untuk membayar deviden. Ingat bahwa kebijakan untuk menahan laba yang diperoleh guna investasi pada periode yang akan datang atau akan dibagikan dalam bentuk dividen (kebijakan dividen) hanya dapat dibenarkan sepanjang investasi tersebut memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dari pads biaya modalnya (biaya modal di sisi lain adalah merupakan tingkat keuntungan minimal yang diminta oleh investor). 10.4 ARUS KAS INVESTASI DAN RESIKO Dalam arus kas investasi Estimasi aliran kas baik aliran kas masuk maupun aliran kas keluar yang berkaitan dengan keputusan investasi merupakan masalah yang amat penting di dalam manajemen aktiva tetap. Ada tiga katagori CASH FLOW yang perlu diperhatikan (i) Cash Out Flow /Arus Kas Keluar Cash Out Flow sering disebut Initial Investment Outlay Arus Kas keluar yang segera dibutukan untuk membiayai proyek investasi/aktiva serta pengeluaran Page 13 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio lainnya sampai proyek itu beroperasi secara komersiel ,Contoh (a) Pra Operation Cost (b) Pembelian mesin /Aktiva/Equipment proyek investasi (c) Biaya masuk (d) Ocean freight (e) Inland Transportation (f) Bangunan Pabrik (g) Biaya tenaga ahli lokal asing (h) Biaya pelatihan (i) Interest During Construction ( Bunga masa kontruksi) (j) MODAL KERJA (k) Trial Run Operation (l) Hasil penjualan mesin lama (ii) Cash In Flow/Proceed /Arus Kas Masuk Adalah Arus kas masuk yang diperoleh dari proyek investasi /investasi baru (a) Laba rugi setelah Pajak (b) Depresiasi (c) Cost Reduction Program (CRP) termasuk modifikasi pabrik dalam rangka penghematan energi seperti perubahan dari pemakaian Bahan bakar minyak ke pemakain batubara dalam sistem produksi. (d) Penghematan biaya tenaga kerja (iii) Terminal Cash Flow (Salvage value) Katagori ketiga adalah Cash Flow yang berkaitan dengan masa akhir proyek, contoh Nilai sisa (Nilai Residu), karena akan mempengurhi besarnya depresiasi. Aliran kas yang berkaitan dengan suatu proyek merupakan dasar bagi penilaian proyek itu. PERTAMA :Aliran kas harus diukur atas dasar incremental cash flows. Aliran kas dari suatu proyek adalah selisih aliran kas antara perusahaan yang melakukan proyek tersebut dibanding dengan aliran kas tanpa melakukan proyek tersebut. Page 14 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio KEDUA :Aliran kas harus diperhitungkan ATAS DASAR LABA SETELAH PAJAK (after tax basis). Pengaruh tidak langsung lainnya atas suatu proyek harus turut diperhitungkan pula. Untuk mengestimasikan aliran kas masuk dapat dipergunakan tiga persamaan: 1. Top-down Approach: Aliran Kas = (1 - T) EBIT + Depresiasi Di mana EBIT harus didasarkan atas dasar setelah pajak, karena pajak adalah aliran kas keluar. Juga depresiasi harus ditambahkan kembali dalam aliran kas karena depresiasi merupakan non cash expense. 2. Bottom-up Approach: aliran kas masuk = EAT + Depresiasi + (1 - T) I Di mana I adalah biaya bunga, dan aliran kas masuk ini didasarkan atas laba setelah pajak. 3. Membandingkan sebelum dan sesudah INVESTASI aliran kas masuk = (DS-DO-DD) (1-T ) + D atau aliran kas masuk = (S2-S1) –( 02-01)- ( D2 - D1) x (1-T) + ( D2 - D1) dimana S1 = sales sebelum investasi S2 = Sales sesudah investasi baru 01 =operating cost sebelum investasi baru 02 = Operating cost sesudah investasi D1 = Depresiasi lama D2 = Depresiasi baru Sebaiknya di dalam memperhitungkan aliran kas ini, bunga tidak diperhitungkan dengan demikian keputusan investasi ini tidak memperhatikan cara pemenuhan kebutuhan dananya. Lebih jauh bila beban bunga Page 15 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio dikurangkan dari aliran kas kemudian sisanya didiscountedkan untuk mencari present valuenya, maka cara semacam ini akan mengakibatkan adanya penghitungan ganda (double counting) atas nilai waktu uang karena memperhitungkan bunga dua kali. 4. Terdapat dua aliran kas potensial yang jugs harus diperhatikan yaitu adanya nilai sisa atau solvage value dan modal kerja. Masalahnya akan berkembang apabila ads pajak dan realisasi nilai sisa atas suatu aktiva tidak sama dengan taksirannya. Perlu diperhatikan bahwa kedua batasan aliran kas tersebut adalah independen terhadap biaya pemenuhan modal. Biaya modal akan dibicarakan tersendiri. Untuk mendukung penilaian yang baik diperlukan data yang akurat dan tepat. Estimasi atas, penghematan biaya maupun kenaikan pendapatan yang dapat dipercaya merupakan faktor kritis dalam penilaian. Tidak tepatnya estimasi ini akan mengakibatkan analisa yang dibuat menjadi tidak berarti karena memberikan hasil yang salah atau menyesatkan (misleading). Pencatatan yang efektif untuk meaningful post-audits adalah sangat penting. Individu yang sangat tekun dan ahli di bidangnya merupakan persyaratan utama setelah data yang akurat tersedia. 5. Pengembangan suatu prosedur untuk membuat ranking berbagai kesempatan investasi: Agar keputusan investasi yang diambil optimal, harus . memperhatikan empat kriteria berikut ini: a) Harus memilih proyek-proyek yang memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. b) Harus mempertimbangkan semua arus, kas, baik aliran kas keluar maupun aliran kas masuk. c) Mendiscountedkan arus kas tersebut dengan market opportunity cost of capital. d) Keputusan atas pemilihan kombinasi beberapa proyek tidak boleh bertentangan dengan keputusan pemilihan proyek secara. Individu Page 16 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio Kasus khusus dalam INVESTASI AKTIVA TETAP A. Proyek yang memiliki usia ekonomis berbeda. 1. Untuk menilai proyek yang memiliki usia ekonomis Yang berbeda maka harus-dilakukan dengan asumsi Skala waktu, Yang sama:Artinya apabila terdapat dua proyek A dan-proyek B, proyek memilik usia ekonomis 2 tahun sementara, B usia ekonimisnya 3 tahun Maka harus diasumsikan untuk Skala waktu yang membuat sama ke&a investasi tersebut misal 6 tahun, jadi A dikalikan tiga dan B dikalikan dua. 2. Untuk menghitung net present value proyek tersebut adalah: NPV (n, ~) = NPV (n) (I + k)n (1 + k)n - 1 Di mana NPV (n, ~) adalah NPV proyek pada, n tahun yang dikalikan tak terhingga dan NPV (n) adalah NPV proyek n tahun. B. Proyek yang memiliki skala (investasi neto) yang tidak sama. 1. Skala investasi yang berbeda juga akan menimbulkan masalah khususnya dalam kondisi capital rationing. Semua investasi yang memiliki NPV positif dapat dilaksanakan tanpa memperhatikan skala investasi, karena semua proyek yang memiliki NPV positif (dengan discount rate biaya modal ratarata yang tepat) dapat dipenuhi kebutuhan dananya. 2. Untuk mengatasi kendala modal, dapat menggunakan liner progamming untuk menyelesaikannya. Selain itu profitability indek dapat juga dipergunakan untuk proyek yang skalanya berbeda. Mulailah dengan melaksanakan proyek yang memiliki profitabilitas yang paling tinggi. C. Proyek yang dibiayai dengan Modal Asing (Utang). 1. Misalkan terdapat suatu proyek senilai Rp.30.000.000,- dan akan dibiayai dengan 100% utang dengan bunga 18% per tahun. Tarif pajak 0%. Proyek tersebut hanya berusia 1 tahun (dengan demikian depresiasinya Rp.30.000.000.-). Page 17 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio Penghasilan Penjualan Rp.55.000.000,- Biaya tunai RP.15.000.000.- Depresiasi RP. 30.000.000. ____________________________________________________________________ Operasi Biaya HPP dan Biaya Rp.45.000.000 Laba sebelum bunga dan pajak Rp. 10.000.000, - Biaya bunga 18% Rp. 5.400.000,- Laba sebelum pajak Rp. 4.600.000, Pajak penghasilan 0% Grace Priods) Laba setelah pajak (EAT) ___________0 Rp 4.600.000 Discount rate yang relevan apabila tingkat pajak 0% adalah 18% (1-0%) = 18%. Dengan demikian apabila kita memperhitungkan proceed adalah = EAT + Depresiasi atau sebesar Rp.34.600.000,- maka: NPV = - Rp.30.000.000,- + Rp.34.600.000,(1+18%) = - Rp.677.966,10. >>> Proyek ditolak Tetapi apakah benar kita harus menolak investasi semacam itu? Coba saudara perhatikan bahwa investasi semacam itu telah memberikan tambahan kekayaan kepada saudara satu tahun yang akan datang sebesar Rp.4.600.000,-. Selain itu satu tahun yang akan datang saudara dapat mengembalikan pinjaman (dengan dana dari depresiasi) dan bunganya. Akhirnya mengapa saudara harus menolak suatu investasi yang membuat saudara lebih kaya Rp.4.600.000,- satu tahun lagi. Untuk itu penghitungan proceed seharusnya = EAT + Depres + (1 - Pajak) Bunga atau sebesar: Page 18 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio Arus Kas masuk = Rp. 4.600.000,- + Rp 30000.000 + (1-0%) Rp. 5.400.000 = Rp 40.000.000,- NPV = - Rp.30.000.000,- + Rp.40.000.000,(1+18%) = + Rp. 3.898.305,08. >>> Proyek diterima Perhatikan bahwa nilai sekarang tambahan kekayaan kits adalah memang persis sebesar: = Rp.4.600.000,- >>> Rp. 3.898.305,08. (1 + 18%) 2. Contoh lain misalkan dengan data yang sama tetapi tarif pajak sebesar 40% Dengan Demikian maka discount rate yang relevan adalah sebesar 18% (1 40%) = 10,8%. Penghasilan Biaya tunai Depresiasi Rp.55.000.000,Rp. 15.000.000,30.000.000,Rp.45.000.000,- Laba sebehun bunga dan pajak Rp. 10.000.000,- Biaya bunga 18% 5.400.000,- Laba sebelum pajak Rp. 4.600.000,- Pajak penghasilan 40% 1.840.000,- Laba setelah pajak, . Rp. 2.760.000,- Misalkan saudara memperhitungkan bahwa Arus Kas Bersih itu sebesar laba setelah pajak ditambah depresiasi, maka adalah Rp.32.760.000,-. Dengan demikian maka net present value investasi tersebut adalah: NPV Rp.32.760.000,= Rp.30.000.000,- + (1 + 10,8%) = - Rp.433.213, >>> Proyek ditolak. Page 19 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio Untuk itu penghitungan proceed seharusnya = EAT + Depresiasi+ (1 - Pajak) x Bunga atau sebesar: Arus Kas masuk = Rp.2.760.000,- + Rp.30.000.000,- + (1 - 40%) Rp.5.400.000,= Rp.36.000.000,- NPV = Rp.30.000.000,-+ Rp.36.000.000,(1 + 10,8%) = + Rp.2.490.974,73 >>> Proyek diterima Perhatikan bahwa nilai sekarang tambahan kekayaan kita adalah memang persis sebesar: = Rp. 2.760.000 (1+10,8%) >>>> Rp.2.490.974,73 STUDY KASUS Perusahaan saudara memiliki kesempatan untuk melakukan investasi pada mesin baru senilai Rp.135.750.000,- Mesin tersebut diharapkan memiliki usia ekonomis 7 tahun dan dapat memberikan arus kas bersih setiap tahun sebesar Rp. 45.000.000,- Apabila biaya modal untuk proyek mesin baru tersebut 16 persen, saudara diminta: a. Berapakah net present value investasi itu? b. Berapa internal rate of return investasi? c. Haruskah saudara melakukan investasi mesin tersebut? Jawaban: ( PVIFA) a. NPV = - 135.750.000,- + E 45.000.000 t=I (1 + 16%)t = ( Rp 135.750.000 ) + Rp.45.000.000,- [PVIFA16%,7 tahun) = ( Rp.135.750.000 ) + Rp.45.000.000,- (4,0386) = (Rp.135.750.000 )+ Rp.181.737.000,= + Rp.45.987.000,Page 20 of 21 Fakultas Ekonomi UIGM Manajemen Investasi Dan Portofolio b. Internal rate of return dapat dicari: 0 = NPV = Rp.135.750.000,- + E t=I 45.000.000 (1 + IRR)t = Rp.135.750.000, + 45.000.000 – [PVIFA IRR,7] = Rp 135.750.000 – (45.000.000- [PVIFA IRR,7] 45.000.000 PVIFA = Rp 135.750.00 PVIFA = Rp.135.750.000, / 45.000.000 = 3,01667 Dengan TRIAL AND ERROR dan bantuan tabel pada baris, tahun ke tujuh maka PVIFA sebesar 3,01667 terletak antara tingkat discount 25% dan 27%. Kemudian kits dapat mencari internal rate of return. Discount Discount Aliran Kas per tahun Present Value Rate Factor Aliran Kas 25% 3,1611 Rp.45.000.000,- Rp. 142.249.500,- 27% 3,0087 45.000.000,- Rp. 135.391.500,- 2% IRR Rp. 6.858.000,- = 25% + 142.249.500 – 135.750.000 x (27% 25%) = 142.249.500 - 135.391.500 = 25% + 1,90% >>>> IRR = 26,90%. c. Kesempatan investasi tersebut sebaiknya dilakukan NPV investasi itu positif dan internal rate of return dihasilkan ternyata lebih besar daripada biaya modal. Page 21 of 21