NAMA : IKA AYU RULIANA NISSA NIM : 14-150-0188 Fak/Jurusan : Ekonomi / Manajemen Angkatan/Kelas : 2014 / E 1. a. Untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan yang diperlukan, perusahaan membutuhkan seleksi yang tepat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teknis dari segi seleksi tidak lain dari usaha untuk mendapatkan orang-orang yang tepat untuk jabatan yang tepat. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu menempatkan para karyawan pada posisi yang tepat yaitu pada posisi yang sesuai dengan keterampilan dan kemampuan masing-masing. Apabila perusahaan kurang memperhatikan seleksi maka ini berarti menutup jalan untuk mencapai efisiensi kerja yang baik dan menghambat pengembangan manajemen perusahaan ke arah pencapaian tujuan perusahaan. Jadi seleksi karyawan mempunyai peranan yang penting dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. b. PELAKSANAAN SISTEM REKRUITMEN PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KOTA SURABAYA Nama Mahasiswa : Ketron Kogoya No Regristrasi : 094263219 Program Studi : D III Administrasi Negara Jurusan : PMP-KN Judul : “Pelaksanaan Sistem Rekruitmen Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kota Surabaya. A. Rekruitmen 1. Pengertian Rekruitmen Rekruitmen merupakan proses penarikan tenaga kerja untuk mendapatkan dan menarik pelamar sehingga perusahaan memiliki kumpulan calon karyawan. Menurut Edwin B. Flippo dalam S.P Hasibuan (2008: 40) mengatakan bahwa: “Recruitment is the process of searching for prospective employess and stimulating them to apply for job in the organizational (penarikan adalh proses pencarian dan pemikatan para calon pegawai yang mampu bekerja dalam organisasi).” Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 98 tahun 2000 tentang Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil menjelaskan bahwa: “Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong. Lowongan formasi dalam suatu satuan organisasi Negara pada umumnya disebabkan adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, meninggal dunia, mutasi jabatan dan adanya pengembangan organisasi. Oleh karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong, maka pengadaan dilaksanakan atas dasar kebutuhan, baik dalam arti jumlah dan mutu pegawai, maupun kompetens jabatan yang diperlukan”. Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan rekruitmen adalah sekumpulan kegiatan organisasi yang digunakan untuk menarik calon karyawan yang memiliki kemampuan dan sikap yang diperlukan untuk membantu organisasi sekumpulan kegiatan organisasi yang digunakan untuk menarik calon karyawan mencapai tujuannya. Merupakan bagian dari pembinaan pegawai agar pegawai memperoleh pengalaman, wawasan dan kemampuan yang baik oleh karena itu formasi perlu diberikan kepada publik agar pegawai dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaiknaiknya untuk mengerjakan kepentingan publik bagi seluruh kepentingan yang ada dalam pemerintah kota Surabaya untuk kesejahtrakan masyarakat umum. Untuk memilih, menarik dan memperoleh tenaga kerja dari dalam dan dari luar perusahaan, dipengaruhi oleh berbagai variabel adalah : 1. Pengaruh kebijaksanaan penarikan terhadap sikap dan tindakan para karyawan perusahaan. 2. Tingkat spesialisasi yang diinginkan dari para karyawan. 3. Partisipasi yang diinginkan dari para karyawan. 4. Diterimanya prinsip senioritas. 5. Mobilitas manajer dalam usaha memajukan perusahaan. 2. Tujuan dari rekrutmen Menyediakan kelompok calon tenaga kerja yang cukup banyak agar manajer dapat memilih karyawan yang mempunyai kualifikasi yang mereka perlukan. Sony secara konsisten mencari insinyur berbakat terbaik pada umumnya, dan mencari orang untuk mengisi lowongan khusus dalam organisasi. 3. Proses Rekruitmen Pegawai atau Karyawan Melayu S.P Hasibuan (2008:41) menjelaskan proses rekruitmen karyawan yang baik adalah sebagi berikut: 1) Penentuan dasar rekruitmen Dasar rekruitmen atau penarikan harus ditentukan lebih dahulu supaya para pelamar yang memasukkan lamarannya sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang diminatinya. Dasar penarikan atau rekruitmen harus berpedoman kepada spesifikasi pekerjaan yang telah ditentukan untuk menduduki jabatan tersebut. 2) Penentuan sumber-sumber rekruitmen atau penarikan Setelah diketahui spesifikasi pekerjaan karyawan yang dibutuhkan, harus ditentukan sumbersumber penarikan calon karyawan. Sumber rekruitmen karyawan atau pegawai bisa dari internal maupun eksternal. 1. Sumber internal Sumber internal adalah karyawan atau pegawai yang akan mengisi lowongan kerja yang lowongan diambil dari dalam perusahaan atau instansi tersebut, yakni dengan cara memutasikan atau memindahkan karyawan yang spesifikasinya memenuhi jabatan tersebut. Pemindahan karyawan bersifat vertikal (promosi ataupun demosi) maupun bersifat horizontal. 2. Sumber eksternal Sumber eksternal adalah karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong dilakukan rekruitmen dari sumber-sumber tenaga kerja di luar perusahaan. 3) Metode-metode penarikan 1. Metode tertutup Metode tertutup adalah ketika rekruitmen hanya diinformasikan kepada para karyawan atau orang-orang tertentu saja. Akibatnya lamaran yang masuk relatif sedikit sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyayawan atau pegawai yang baik sangat sulit. 2. Metode terbuka Metode terbuka adalah rekruitmen diinformasikan secara luas dengan memasang iklan pada media massa maupun elektronik, agar tersebar luas ke masyarakat. Dengan metode terbuka diharapkan banyak lamaran masuk sehingga kesempatan untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas lebih besar. 4) Kendala-kendala penarikan Agar proses rekruimen berhasil, perusahaan perlu menyadari berbagai kendala yang bersumber dari organisasi, pelaksana rekruitmen, dan lingkungan eksternal. Kendala-kendala yang dihadapi setiap perusahaan tidak sama, tetapi umumnya kendala itu meliputi kebijaksanaan organisasi, persyaratan jabatan, metode pelaksanaan penarikan, kondisi tenaga kerja, solidaritas perusahaan, dan lingkungan eksternal. B. Pegawai Negeri Sipil Menurut Udang-Udang No 43 Tahun 1999 Tentang perubahan atas udang-udang No.8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian , pasal I pegawai negeri sipil adalah setiap warga Negara republic Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh penjabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas lainnya dan gaji berdasarkan peraturan perudang-udangan yang berlaku. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2002 tentang kenaikan pangkat pegawai negeri sipil pasal 1 angka 1: pakat adalah kedudukan yang menujukan tingnkat seseorang pegawai negeri sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar pengajian. Perusahaan harus mempertimbangkan alternative-alternatif rekrutmen dengan cermat sebelum memutuskan perekrutan. Alternatifalternatif untuk perekrutan yang umum adalah outsourcing, penggunaan contingent workers, employee leasing, dan lembur Outsourcing. Sumber tradisional dari proses rekrutmen seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Kompetisi dalam mendapatkan SDM dalam bidang pekerjaan yang langka terkadang menyebabkan perekrut mengambil tenaga kerja dibawah standar sehingga perlu banyak training. C. Ruang lingkup Ruang lingkup Formasi mencakup semua perubahan posisi atau pekerjaan dan karyawan, baik secara horisontal maupun vertikal (promosi atau demosi) yang dilakukan karena alasan personal transfer ataupun production transfer di dalam suatu organisasi Rekrutmen ini merupakan penempatan kembali (replecement) karyawan ke posisi tempat yang baru sehingga kemampuan dan kecakapan kerjanya semakin baik. Mencakup mutasi secara horisontal dan vertikal. Rekrutmen horisontal (job rotation or transfer )artinya perubahan tempat atau jabatan karyawan tetapi masih pada ranking yang sama di dalam organisasi itu. Formasi horisontal mencakup “formasi tempat dan mutasi jabatan”. 1. Karyawan atau pegawai Rekrutmen secara vertikal adalah perubahan posisi atau jabatan dan pekerjaan. Penetapan indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja kegiatan meliputi indikator masukan (inputs), keluaran (output), hasil (outcomes), manfaat (benefit) dan dampak (impacts). Indikator-indikator tersebut dapat berupa dana, sumber daya manusia, laporan, buku dan indikator lainnya. Penetapan indikator kinerja ini diikuti dengan penetapan besaran indikator kinerja untuk masing-masing jenis indikator yang telah ditetapkan. 2. Capaian Analisis Kinerja Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan. Pengukuran ini dilakukan dengan manfaatkan data kinerja. Perkiraan pencapaian Tahun Anggaran 2012, sedangkan untuk tahun berjalan yakni Anggaran tahun 2012 dengan usulan sebesar Rp. --terurai dalam 4 program dan 22 kegiatan, diharapkan keberhasilan kinerja mencapai 100% atau minimal sama dengan tahun 2011, baik realisasi keuangan maupun realisasi fisik.dengan volume kebutuhan yang sudah dilakukan sama. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penilaian kinerja terhadap program maupun kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 serta perkiraan capaian program dan kegiatan tahun 2012, dapat dikemukakan beberapa permasalahan dalam melaksanakan program dan kegiatan BKD. Penyempurnaan sistem informasi pegawai, sistem kearsipan pegawai, akurasi dan validasi data pegawai yang cukup memaksimalkan; Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan Diklat dalam upaya meningkatkan sumber daya aparatur dengan pengelolaan/manajemen pelaksanaan Diklat yang didukung dengan perencanaan UPTB sebagai wadah untuk pelaksanaan Diklat. Optimalisasi penyusunan formasi dan analisa jabatan sebagai upaya mewujudkan suatu organisasi yang baik. Penilaian pegawai masih bersifat kualitatif dan cenderung formalitas, oleh karena itu Badan Kepegawaian dan Diklat akan melakukan penyusunan sistem kompetensi untuk meningkatkan kinerja pegawai sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja pegawai. Rendahnya kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, Rendahnya kinerja sumber daya aparatur. Dari identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Badan Kepegawaian dan Diklat dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, maka Dari identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Badan Kepegawaian dan Diklat dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, maka peningkatan kinerja organisasi melalui kegiatan tahunan yang dilaksanakannya, menjadi hal yang mutlak dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan Renstra BKD Kota Surabaya tahun 2010-2015, maka strategi dan kebijakan yang akan ditempuh BKD Kota Surabaya pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: Diklat Struktural, Fungsional maupun Teknis, serta memberi Melaksanakan kesempatan kepada Aparatur yang memiliki kualifikasi dan kompetensi tertentu untuk mengikuti Diklat Luar Negeri. Melaksanakan penyusunan formasi secara cermat terhadap kebutuhan personil organisasi berdasarkan kualifikasi, kualitas maupun kuantitasnya, Melaksanakan rekruitmen pegawai sesuai dengan formasi dan analisis kebutuhan personil, Melaksanakan Pembinaan Pegawai, Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian yang prima, Melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai, Melaksanakan mutasi pegawai, promosi dan rotasi. Kebijakan merupakan kumpulan keputusan-keputusan yang menentukan secara teliti tentang bagaimana strategi akan dilaksanakan yang berfungsi mengatur suatu mekanisme tindak lanjut untuk pelaksanaan pencapaian tujuan dan sasaran. Penetapan kebijakan dapat mengarah pada kondisi-kondisi dimana setiap pejabat dan pelaksana di organisasi mengetahui tentang apakah mereka memperoleh dukungan untuk bekerja dan mengimplementasikan keputusan. Garis-garis kebijakan yang dirumuskan untuk mencapai tujuan dan saran Badan Kepegawaian dan Diklat adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan Internal Peningkatan kualitas pengelolaan administrasi kepegawaian secara tepat waktu, peningkatan penyusunan SIMPEG dan pengelolaan arsip dengan sistem komputerisasi, penyusunan formasi jabatan, standar mutu pegawai, peningkatan kinerja dan kualitas sumber daya aparatur kepegawaian. 2. Kebijakan Eksternal Melakukan kerjasama dengan lembaga parlemen dan pengembangan SDM dari Pemerintah maupun lembaga swasta, Perguruan Tinggi. 3. Peningkatan keikutsertaan PNS pada Diklat di Luar Negeri Rekruitmen PNS atau THL yang disesuaikan dengan kualifikasi yang dibutuhkanPeningkatan Kesejahteraan Pegawai, Memberikan usulan perbaikan dan peningkatan pendapatan yang adil dan terstruktur yang diperkuat dengan SK Walikota. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam melaksanakan pembinaan pegawai, Menyusun rumusan pembinaan pegawai dengan instansi terkait sebagai upaya untuk menjadikan dasar pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pegawai. 4. Sistem Rekrutmen Menurut Sukirno (2004:98) rekrutmen adalah proses menarik orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas pekerjaan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui beberapa tahapan mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan pegawai bertujuan menyediakan pegawai yang cukup agar manajemen dapat memilih karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan. Rekrutmen eksternal melibatkan usaha menarik orang-orang dari luar sumber tenaga kerja akan berakibat fatal yaitu memperoleh tenaga kerja yang tidak sesuai organisasi untuk mengisi lowongan pekerjaan melalui pemasangan iklan ,wawancara pameran peluang kerja dan metode lainnya. Agar kualitas tenaga kerja yang diperoleh sesuai dengan keinginan perusahaan, maka terlebih dahulu perusahaan harus memilih sumber-sumber tenaga kerja yang tersedia. Pemilihan sumber-sumber tenaga kerja sangat penting mengingat jika salah dalam pemilihan dengan harapan. (Kasmir, 2002: 139) “Penarikan (recruitment) pegawai merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui tahapan empat yaitu: 1. Identifikasi dan evaluasi Tahap identifikasi merupakan tahap awal dari proses yang terdiri atas penentuan dari unsurunsur yang diamati. Kegiatan ini diawali dengan melakukan analisis pekerjaan agar dapat mengenali unsur-unsur yang dapat dinilai dan dapat mengembangkan skala penilaian. Dalam kaitannya dengan pihak penilai, identifikasi berarti bahwa bagaimanapun pihak penilai harus dapat menentukan unsur-unsur yang dinilai dari yang dinilai. Tentu saja, apa yang akan dinilai adalah yang berkaitan dengan pekerjaan, bukan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.Selanjutnya, diadakan evaluasi. Dengan diadakannya evaluasi, berarti ada pengamatan secara seksama dan periodik. Semua unsur yang dinilai harus diamati secara seksama agar dapat dibuat penilaian yang wajar dan tepat. 2. Proses seleksi Langkah awal yang terdiri dari apa yang menurut perkiraan supervisor yang bersangkutan dapat dilakukan oleh si pekerja baru dengan apa yang ”diminta” oleh pekerja (dalam bentuk minat intrinsik, kesempatan untuk bekerja sama, kemungkinan-kemungkinan promosi, pembayaran atau imbalan). Faktor-faktor diatas memang harus diakui, tidak mudah untuk diselesaikan terlebih bagi seorang pekerja baru yang belum ”dikenal”. Karena alasan itu maka penempatan pertama biasanya berstatus ”percobaan”. si pekerja baru maupun perusahaan sedang melakukan ”ujicoba”. Seleksi lebih dari sekedar pemilihan orang yang tersedia. Menyeleksi sekumpulan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang sesuai merupakan suatu paket yang terdapat pada manusia untuk memperoleh ”kecocokan” antara apa yang sesungguhnya dapat dilakukan dan apa yang ingin dilakukan pelamar. Adapun proses seleksi yang lazim dipergunakan oleh perusahaan, prosedurnya meliputi: a. Wawancara awal b. Pengisian formulir c. Pemeriksaan referensi d. Test psikologi e. Wawancara/ interview f. Persetujuan atasan langsung g. Pemeriksaan kesehatan h. Indeks atau orientasi 3. Penempatan Penempatan bukanlah merupakan sebuah keputusan final. Hal ini merupakan sebuah langkah awal yang terdiri dari apa yang menurut perkiraan supervisor yang bersangkutan dapat dilakukan oleh si pekerja baru dengan apa yang ”diminta” oleh pekerja (dalam bentuk minat intrinsik, kesempatan untuk bekerja sama, kemungkinan-kemungkinan promosi, pembayaran atau imbalan). Faktor-faktor diatas memang harus diakui, tidak mudah untuk diselesaikan terlebih bagi seorang pekerja baru yang belum ”dikenal”. Karena alasan itu maka penempatan pertama biasanya berstatus ”percobaan”. Baik pekerja baru maupun perusahaan sedang melakukan. 4.Orientasi tenaga kerja Jam kerja, prosedur penggajian, persyaratan kerja lembur, fasilitas dan tunjangan perusahaan, meninjau ulang tugas-tugas dan tanggung jawab karyawan menyediakan tour kunjungan fisik didalam organisasi, dan memperkenalkan karyawan itu kepada Orientasi dapat diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk memperkenalkan dengan rekan-rekan kerja atau proses pengenalan dengan karyawan lama, dan dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk memperkenalkan karyawan baru dengan rekan kerjanya dan dengan organisasi, yaitu informasi mengenai tujuan, sejarah, philosophy, prosedur, dan aturan-aturan, mengkomunikasikan kebijaksanaan SDM yang penting. Misalnya, pimpinan dan rekan kerjanya. Tahap ini adalah langkah terakhir dari proses rekrutmen, dimana penolakan dapat menyangkut masalah atau pengenalan dan penyesuaian karyawan baru dengan perusahaan dilakukan bila calon pegawai gagal selama masa orientasi atau induksi. Orientasi tenaga kerja ini. Pada tahap orientasi ini pertama karyawan diterima dengan diberikan pengarahan dan informasi tentang keadaan perusahaan, sifat dan sejarah berdirinya perusahaan beserta produk yang ditawarkan, kondisi kerja, kompensasi, dan kesejahteraan atau jaminan sosial yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Langkah selanjutnya adalah calon karyawan tersebut diserahkan pada masing-masing supervisornya, untuk menerima pengenalan lebih lanjut. Berhasil tidaknya orientasi ini bisa diukur dari puas tidaknya supervisor dan karyawankaryawan lama terhadap masuknya calon karyawan tersebut dalam kelompok kerja D. Metode rekruitmen Eksternal Menurut Handoko (2001: 74), ada beberapa metode atau cara untuk mendapatkan tenaga kerja dari sumber-sumber eksternal, yaitu : a. Walk-in Pelamar atau pencari kerja datang sendiri ke perusahaan dan kemudian mengisi blanko lamaran yang telah disediakan oleh perusahaan atau mereka yang mengisi secara kebetulan. b. Rekomendasi dari Karyawan Pihak perusahaan terkadang meminta kepada pegawai atau karyawan mencari tenaga kerja untuk mengisi pekerjaan yang lowong. c. Iklan Periklanan merupakan cara lain Cara yang dianggap baik untuk menarik calon tenaga kerja. Iklan dalam surat kabar, melalui radio, majalah, biasanya dapat menarik banyak tenaga kerja tetapi mutunya sangat berbeda. d. Lembaga Pendidikan Perusahaan banyak melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan atau kursuskursus dengan maksud mendapatkan tenaga kerja dengan kualifikasi dan tingkat pendidikan tertentu. Hal ini disebabkan karena tugas atau jabatan semakin kompleks. e. Organisasi Karyawan Perusahaan Dapat mencari tenaga kerja dari organisasi karyawan yang sesuai dengan keterampilan yang diinginkan oleh perusahaan. Sudah jelas bahwa ini menguntungkan bagi manajemen untuk dapat menarik tenaga kerja terampil dan berpengalaman. f. Nepotisme Penarikan anggota keluarga merupakan komponen program penarikan tenaga kerja yang tidak dapat dilakukan dalam perusahaan-perusahaan keluarga. Kebijakan ini tidak berkaitan dengan penarikan atas dasar kecakapan, tetapi berdasarkan kepentingan dan kesetiaan kepada perusahaan. g. Asosiasi Profesional Perekrutan yang dilakukan melalui jaringan-jaringan hubungan pribadi dan pasar tenaga kerja kecil tetapi khusus. Walaupun tujuan resmi perkumpulan profesional untuk saling menukar makalah-makalah ilmiah, namun banyak waktu digunakan untuk tukar-menukar informasi kerja. h. Penyewaan (Leasing) Perusahaan dapat menarik tenaga kerja honorer yang dibayar secara harian untuk menyesuaikan dengan kebutuhan sumber daya manusia jangka pendek. Perusahaan tidak hanya mendapatkan tenaga kerja yang terlatih, baik, dan terpilih, juga menghindarkan perusahaan dari kewajiban-kewajiban dalam pensiun, asuransi dan kompensasi. i. Organisasi Militer Perusahaan dapat mengambil tenaga kerja dari dinas militer. Biasanya anggota militer mempunyai suatu keahlian tertentu yang dapat diandalkan. j. Open House Open house adalah suatu teknik penarikan tenaga kerja dimana orang-orang disekitar perusahaan di undang untuk mengunjungi dan melihat-lihat keadaan perusahaan. Dengan cara ini, para calon anggota tenaga kerja mungkin tertarik untuk bekerja di perusahaan tersebut. Yang dilakukan secara bertahap. Tahap ini adalah langkah terakhir dari proses rekrutmen, dimana penolakan dapat dilakukan bila calon pegawai gagal selama masa orientasi atau induksi. Orientasi tenaga kerja ini menyangkut masalah atau pengenalan dan penyesuaian karyawan baru dengan perusahaan. Pada tahap orientasi ini pertama karyawan diterima dengan diberikan pengarahan dan informasi tentang keadaan perusahaan, sifat dan sejarah berdirinya perusahaan beserta produk yang ditawarkan, kondisi kerja, kompensasi, dan kesejahteraan atau jaminan sosial yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Langkah selanjutnya adalah calon karyawan tersebut diserahkan pada masing-masing supervisornya, untuk menerima pengenalan lebih lanjut. Berhasil tidaknya orientasi ini bisa diukur dari puas tidaknya supervisor dan karyawan-karyawan lama terhadap masuknya calon karyawan tersebut dalam kelompok kerja. E. SELEKSI PEGAWAI /CPNS Seleksi merupakan proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasikualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisis lowongan pekerjaan di sebuah organisasi (Malthis, 2006:261). Adapun proses seleksi yang lazim dipergunakan oleh perusahaan, prosedurnya meliputi: a. Wawancara awal b. Pengisian formulir c. Pemeriksaan referensi d. Test psikologi e. Wawancara/ interview f. Persetujuan atasan langsung g. Pemeriksaan kesehatan h. Indeks atau orientasi Penempatan bukanlah merupakan sebuah keputusan final. Hal ini merupakan sebuah langkah awal yang terdiri dari apa yang menurut perkiraan supervisor yang bersangkutan dapat dilakukan oleh si pekerja baru dengan apa yang ”diminta” oleh pekerja (dalam bentuk minat intrinsik, kesempatan untuk bekerja sama, kemungkinan-kemungkinan promosi, pembayaran atau imbalan). Faktor-faktor diatas memang harus diakui, tidak mudah untuk diselesaikan terlebih bagi seorang pekerja baru yang belum ”dikenal”. Karena alasan itu maka penempatan pertama biasanya berstatus ”percobaan”. Baik si pekerja baru maupun perusahaan sedang melakukan ”ujicoba”. 2. JOB ANALISYS Persyaratan Pekerjaan Pendidikan : Akademi komputer, menguasai komputer, mempunyai keterampilan dalam menggunakan komputer, dan memprogram komputer. Pengalaman : 3 tahun bekerja di bidang komputer. Persyaratan Fisik : Kesehatan baik untuk melakukan pekerjaan dan mempunyai stamina serta daya tahan tubuh cukup kuat untuk melaksanakan tugas-tugas berat. Persyaratan Mental : Jujur, inisiatif dan kreatif, dapat mengambil keputusan secara cepat, dapat menganalisis dan membuat berbagai output informasi yang bermutu tinggi. Supervisi : Rentang kendali 3-9 orang lulusan SMA, mampu berkomunikasi efektif baik lisan maupun tertulis, vertikal dan horizontal dalam perusahaan. Kondisi Kerja : Baik, 75% duduk diatas kursi yang nyaman, tenang, dan dalam ruangan yang ber-AC 3. a. Langkah-langkah membutuhkan karyawan sebagai berikut : Pembuatan Lowongan Pekerjaan → Penerimaan Surat Lamaran → Penyaringan pelamar → Tes ( IQU ) → Wawancara awal → Evaluasi latar belakang dan Referensi → Wawancara mendalam → Tes kesehatan/fisik → Pengambilan keputusan. b. Langkah-langkah dalam proses seleksi karyawan menurut Teori Mangkuprawira (2001:208) adalah : 1. Pemeriksaan awal 2. Pengisian Formulir 3. Penggunaan Formulir 4. Pengujian (Testing) : a) Tes Kepribadian b) Tes Bakat dan Prestasi c) Tes Pengetahuan d) Tes Kesehatan 5. Wawancara Langkah-langkah membutuhkan karyawan pada perusahaan kami dengan langkah-langkah menurut Teori Mangkuprawira (2001:208) adalah tidak sama. Karena didalam perusahaan kami menggunakan langkah-langkah secara dinamis yang sesuai dengan keinginan perusahaan dimana “Orang yang tepat pada tempat yang tepat” untuk mendapatkan karyawan yang qualified (berkualitas), sehingga dalam pembinaan, pengembangan, dan pengaturan karyawan menjadi lebih baik.