protein - WordPress.com

advertisement
PROTEIN
Makalah Metabolisme Zat Gizi Makro
Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
Arpin Eka Septiawan 201532222
Novi Zahrani 201532223
Delia Sri Yusfikasari 201532224
Cindy Dwi Astuti 201532225
Yola Dwi Jayanti 201532267
Ilmu Gizi
Universitas Esa Unggul
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsurunsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukan kedalam tubuh. Makanan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Unsurunsur atau zat gizi utama yang terdapat didalam makanan ialah karbohidrat, protein,
lemak, air dan vitamin.
Zat gizi memiliki fungsi sebagai sumber energi, zat pembangun dan zat pengatur.
Zat gizi yang berfungsi sebagai sumber energi ialah karbohidrat, protein dan lemak. Zat
gizi yang berfungsi sebagai pembangun ialah protein, mineral dan air. Sedangkan, zat
gizi yang berfungsi sebagai zat pengatur ialah protein, mineral, air dan vitamin.
Protein memiliki fungsi yang cukup besar dalam tubuh yang tidak dapat digantikan
oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Oleh
karena itu, kami ingin mengetahui definisi, fungsi, klasifikasi, angka kecukupan, sifat,
sruktur, akibat kekurangan, akibat kelebihan protein.
B.
Rumusan Masalah
Apa definisi, fungsi, klasifikasi, angka kecukupan, sifat, struktur, sumber, dan akibat
kekurangan dan kelebihan protein?
C.
Tujuan
Tujuan dari makalah ini:
1.
Mengetahui pengertian protein
2.
Mengetahui fungsi protein
3.
Mengetahui klasifikasi protein
4.
Mengetahui jenis-jenis protein
5.
Mengetahui struktur protein
6.
Mengetahui informasi genetik DNA dan RNA
7.
Mengetahui mutu protein
8.
Mengetahui asam amino
9.
Mengetahui sumber protein
D.
10.
Mengetahui angka kecukupan protein
11.
Mengetahui akibat kekurangan protein
12.
Mengetahui akibat kelebihan protein
Manfaat
a. Bagi penulis dapat memberikan pemahaman yang lebih mengenai protein.
b. Bagi pembaca dapat memberikan infromasi mengenai protein.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Protein
Istilah protein berasal dari bahasa Yunani proteos, yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Diperkenalkan pada tahun 1830-an oleh pakarkimia Belanda bernama
Mulder, yang merupakan salah satu dari orang-orang pertama yang mempelajari kimia
dalam protein secara sistematik. Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling
penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup yang merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada didalam otot,
seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit dan selebihnya
didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, sebagai hormon, pengangkut zatzat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Disamping itu
asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar
koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.
B.
Fungsi Protein
Fungsi protein pada umumnya, protein berfungsi sebagai zat pembangun tubuh dan
pelindung tubuh, pendorong metabolisme dan penyokong organ tubuh dalam berbagai
aktivitasnya, tidak hanya itu saja, ada banyak fungsi protein selain itu yang dapat dilihat
dibawah ini.
1.
Membantu dan mendorong pertumbuhan dan memelihara susunan/struktur tubuh
dari sel, jaringan hingga ke organ-organ tubuh.
2.
Membantu tubuh dalam melawan, menghancurkan dan menetralkan zat-zat dari
luar atau asing yang masuk di dalam tubuh.
3.
Memelihara dan menjaga keseimbangan asam basa dan cairan tubuh karna
protein juga berfungsi sebagai buffer (penahan).
4.
Mengatur dan menjalankan metabolisme tubuh karna protein sebagai enzim
artinya protein mengaktifkan dan masuk kedalam reaksi kimia.
5.
Protein merupakan bahan dalam sintesis substansi penting seperti halnya hormon,
enzim, antibodi dan kromosom.
C.
Klasifikasi Protein
1.
Protein Serabut
Protein bentuk serabut terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral
yang terjalin satu sama lain sehngga menyerupa batang yang kaku. Karakteristik
protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis
yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam
unsur-unsur struktur tubuh.
a.
Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat, tidak larut air, Kolagen
tidak mengandung triptofan tapi banyak mengandung hidroksipolin dan
hidroksilisin. Sebanyak 30% protein total manusia adalah kolagen.
b.
Elastin terdapat dalam dalam urat otot. arteri(pembuluh darah) dan jaringan
elastis lain, tidak dapat diubah menjadi gelatin.
c.
Keratin adalah protein rambut dan kuku. Protein ini mengandung banyak
sulfur dalam bentuk sistein. Rambut manusia mengandung 14% sistein.
d.
2.
Miosin merupakan protein utama serat otot.
Protein Globular
Protein Globular dalam globular berbentuk bola, terdapat dalam cairan
jaringan tubuh. Protein ini larutan garam dan asam encer, mudah berubah di bawah
pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi.
a.
Albumin terdapat dalam susu, plasma dan hemoglobin. Albumin larut dalam
air dan mengalami koagulasi biladipanaskan.
b.
Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur dan biji tumbuh-tumbuhan.
Globulin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam encer dan
garam dapur dan mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi.
Globulin mengalami koagulasi bila dipanaskan.
c.
Histon terdapat dalam jaringan-jaringan kelenjar tertentu seperti timus dan
pankreas. Histon di dalam sel terikat dengan asam nukleat
d.
3.
Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
Protein Konjugasi
Protein Konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan
nonasam amino. Gugus non asam amino ini dinamakan gugus prostetik.
a.
Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan asamnukleat dan
mengandung 9-10% fosfat.. Hidrolisis asam nukleat menghasilkan purin,
pirimidin, gula(ribosa atau deoksiribosa)dan asam fosfat. Nukleoprotein
terdapat dalam inti sel. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan
karbohidrat dalam jumlah besar Karbohidrat ini merupakan polisakarida
kompleks yang mengandung N-asetil heksoamina dan asam uronat atau gula
lain. Nukleoprotein yang dapat larut dalam air, tidak mudah didenaturasi
oleh panas.
b.
Lipoprotein adalah protein larut air yang berkonjugasi dengan lipida, seperti
lesitin dan kolesterol. Lipoprotein terdapat dalam plasma dan berfungsi
sebagai pengangkut lipida dalam tubuh.
c.
Fosfoprotein adalah protein yang terikat melalui ikatan ester dengan asam
fosfat seperti pada kasein dalam susu.
d.
Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral, seperti feritin dan
hemosiderin di mana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.
e.
D.
Bentuk protein konjugasi lain adalah hemoprotein dan flavoprotein.
Jenis-Jenis Protein
Dalam jenis atau macam-macam protein terbagai atas 3 bagian antara lain:
1.
Jenis Protein Berdasarkan Fungsinya
Protein terdiri atas 3 macam atau jenis berdasarkan Fungsinya antara lain sebagai
berikut:
a.
Protein Sempurna : protein sempurna adalah protein yang didalamnya
terkandung asam amino yang lengkap. Contohnya kasein pada susu dan
albumin pada putih telur. Protein sempurna pada umumnya terdapat pada
protein hewan.
b.
Protein Kurang Sempurna : protein kurang sempurna adalah protein yang
asam aminonya lengkap tetapi jumlah dari beberapa asam amino sedikit.
Protein kurang sempurna tidak mampu mencukupi pertumbuhan, tetapi
protein kurang sempurna ini dapat mempertahankan jaringan yang telah ada.
Contohnya protein pada lagumin yang terdapat pada kacang-kacangan dan
giladin pada gandum.
c.
Protein Tidak Sempurna : protein tidak sempurna adalah protein yang
kurang atau tidak memiliki asam amino esensial. Protein tidak sempurna tak
mampu mencukupi pertumbuhan dan mempertahankan yang telah ada
sebelumnya. Contohnya, Zein yang terdapat pada jagung, dan beberapa
protein yang ada pada tumbuhan.
2.
Jenis Protein Berdasarkan Komponen-Komponen Penyusunnya
Jenis-jenis protein berdasarkan komponen-komponen penyusunnya terbagi
atas 3 antara lain.
a.
Protein Sederhana (Simple Protein) : protein sederhana adalah protein dari
hasil hidrolisa, total protein ini merupakan campuran atas berbagai macam
asam amino.
b.
Protein Kompleks (Complex Protein) : protein kompleks adalah protein
dari hasil hidrolisa total protein jenis ini yang terdiri dari berbagai macam
asam amino selain itu juga tedapat komponen-komponen yang lain seperti
unsur logam, gugusan phospat. dll Contohnya hemoglobin, lipoprotein,
glikoprotein dan masih banyak lagi).
c.
Protein Derivat (Protein derivative) : protein derivat adalah protein yang
merupakan ikatan antara (intermediate product) yang merupakan hasil dari
hidrolisa parsial yang berasal dari protein native. Contohnya albumosa,
peptone dan masih banyak lagi.
E.
Struktur Protein
Ada 4 tingkat struktur protein yaitu struktur primer, struktur sekunder, struktur
tersier dan struktur kuartener.
1.
Struktur primer
Struktur primer adalah urutan asam-asam amino yang membentuk rantai
polipeptida Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun
protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger
merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam
amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris
ikatan antara asam amino tertentu,menjadi fragmen peptida yang lebih pendek
untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuankertas kromatografik. Urutan asam
amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957. Vernon Ingram menemukan
bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, danlebih lanjut
memicu mutasi genetik.
Gbr.1 Struktur primer
2.
Struktur sekunder
Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan berulang dari rangka
protein. Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan beta sheet. Struktur sekunder
protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada
protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder
misalnya ialah sebagai berikut:
a.
alpha helix (α-helix, “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-asam amino
berbentuk seperti spiral;
b.
beta-sheet (β-sheet, “lempeng-beta”), berupa lembaran-lembaran lebar yang
tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan
hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
Gbr 2. Alpha helix dan Beta-sheet.
> beta-turn, (β-turn, “lekukan-beta”)
Gbr 3. β-turn
> gamma-turn, (γ-turn, “lekukan-gamma”)
Gbr 4. γ-turn
3.
Struktur tersier
Struktur tersier protein adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai
polipeptida sehingga membentuk struktur 3 dimensi tertentu.Sebagai contoh,
struktur tersier enzim sering padat, berbentuk globuler.Struktur tersier yang
merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier
biasanya berupa gumpalan.Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara
fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer,
trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
Gbr 5. Struktur Tersier
4.
Struktur kuartener
Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan 1
rantai polipeptida. Tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida
dalam membentuk suatu protein, maka disebut struktur kuartener.
Pada umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknua protein
sama dengan ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier.
Gbr 6. Struktur Kuartener
F.
Informasi Genetik DNA dan RNA
Setiap makhluk hidup berbeda dalam bentuk protein yang membentuknya,
begitupun tubuh setiap orang. Perbedaan ini terletak pada susunan dan urut-urutan asam
amino yang membentuknya.
Petunjuk pembuatan tiap jenis protein dalam tubuh
seseorang dilakukan melalui informasi genetik yang diterima seseorang pada tahap
pembuahan. Informasi ini tersimpan dalam DNA (deoxyribonucleic acid) yang berada
dalam inti tiap sel. Spesifikasi suatu protein, jenis, dan urut-urutan asam amino yang
membentuknya kemudian disampaikan oleh pesuruh RNA (ribonucleic acid) kepada
mesin pembuat protein yang terdiri atas DNA dan suatu protein di dalam sel. Asam
amino yang dibutuhkan kemudian dibawa oleh RNA lain yang dinamakan alat angkut
RNA ke tempat yang membutuhkan.
Urut-urutan khusus asam amino tiap protein menentukan konfigurasi khususnya
yang menentukan fungsi khusus protein tersebut. Bila terjadi kesalahan genetik dalam
pemben tukan protein ini, akan terjadi kelainan protein tubuh yang tidak dapat diperbaiki.
Untuk membuat protein tertentu, suatu sel harus memiliki semua jenis asam amino pada
waktu yang sama dalam jumlah yang dibutuhkan. Bila kurang dalam asam amino nonesensial, tubuh dapat segera membuatnya, asalkan tersedia cukup asam amino lain
sebagai pemasok nitrogen yang dibutuhkan. Bila asam amino esensial yang kurang,
tubuh tidak dapat melanjutkan pembuatan protein yang dibutuhkan, atau asam amino
esensial yang dibutuhkan diambil dari hasil pemecahan protein lain dalam tubuh.
G.
Mutu Protein
Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang dikandungnya.
Protein komplet atau protein dengan nilai biologi tinggi atau bermutu tinggi adalah
protein yang mengandung semua jenis asam amino esensal dalam proporsi yang sesuai
untuk keperluan. Semua protein hewani kecuali gelatin, merupakan protein komplit.
Gelatin kurang dalam asam amino triptofan.
Protein tidak komplet, atau protein bermutu rendah adalah protein yang tidak
mengandung atau mengandung dalam jumlah kurang satu atau lebih asam amino
esensial. Sebagian besar protein nabati kecuali kacang kedelai dan kacang-kacangan lain
merupakan protein tidak komplet. Beberapa jenis protein mengandung semua macam
asam amino esensial, namun masing-masing dalam jumlah terbatas namun cukup untuk
perbaikan jaringan tubuh akan tetapi tidak cukup untuk pertumbuhan. Asam amino dalam
jumlah terbatas memungkinkan pertumbuhan ini dinamakan asam amino pembatas, atau
limiting amino acid. Merionin merupakan asam amino pembatas kacang-kacangan, lisin
dari beras dan triptofan dari jagung. Bila terdapat secara bersamaan dalam makanan
sehari-hari, beberapa macam protein dapat saling mengisi dalam asam amino esensial.
Dua jenis protein yang terbatas dalam asam amino yang berbeda, bila dimakan
secara bersamaan di dalam tubuh dapat menjadi susunan protein komplet. Misalnya, bila
nasi yang terbatas dalam lisin dicampur dengan tempe yang terbatas dalam metionin,
didapatkan campuran yang memungkinkan pertumbuhan Menambahkan sedikit susu
yang mengandung semua jenis asam amino ke dalam bubur beras akan memberikan
cukup lisin kepada bubur tersebut untuk memungkinkan per tumbuhan. Hal-hal ini perlu
diperhatikan dalam menyusun menu seimbang, misalnya untuk dalam keadaan ekonomi
terbatas. Campuran dua jenis protein nabati atau penambahan sedikit protein hewani ke
protein nabati akan menghasilkan protein tinggi dengan harga relatif rendah. Dalam
keadaan rercampur asam amino yang berasal dari berbagai jenis protein dapat saling
mengisi untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan.
H.
ASAM AMINO
1.
Pengertian Asam Amino
Protein adalah molekul makro yang mempunya berat molekul antara lima
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsurunsur fosfor, besi, sulfur, iodium, dan nitrogen. Asam amino adalah senyawa
organik yang mengandung gugus amino dan gugus asam (biasanya asam
karboksilat). Terdapat sekitar 500 jenis asam amino yang sebagian besar adalah
non-fisiologis. Selain itu, banyak asam amino fisiologis penting tidak digunakan
dalam protein. Namun, dalam biokimia, istilah “asam amino” umumnya mengacu
pada salah satu dari 20 jenis unit monomer yang paling umum digunakan untuk
membangun protein.
Semua asam amino memiliki struktur kimia yang mirip, berisi sebuah atom
karbon pusat dan karbon ini terpasang sebuah gugus karboksil, yang terdiri dari
karbon dan oksigen, dan gugus amino yang terbuat dari nitrogen dan hidrogen.
Asam amino yang dihubungkan oleh ikatan kimia yang disebut peptida membentuk
protein. Ikatan ini sangat sulit dipecahkan, namun asam, enzim, dan agen lainnya
mampu memecahkan ikatan tersebut misalnya saat proses pencernaan. Rantai
samping pada asam amino memberikan sifat kimia yang berbeda pada masingmasing yang mempengaruhi bagaimana berinteraksi ketika dimasukkan ke dalam
molekul protein dan bagaimana sel-sel mencernanya.
2.
Jenis Asam Amino
Seorang pioner dalam penelitian potein Dr. William Rose membagi protein
menjadi dua golongan, yatiu asam amino esensial dan tidak esensial. Pembagian
ini berdasarkan hasil penelitian pada tikus yang ternyata pengeluaran beberapa
asam amino tertentu mengganggu pertumbuhan, sedangkan yang lain tidak. Asam
amino esensial yaitu asam amino yang tidak dibuat oleh tubuh sehingga
kebutuhannya dipasok dari makanan. Asam amino non esensial yaitu asam amino
yang diproduksi tubuh dan mencukupi kebutuhan walaupun tidak diperoleh dari
makanan.
Essensial


Non Essensial
3.


Berasal dari bahan makanan, tubuh tidak dapat
mensintesa
Leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin,
treonin, lisin, histidin
Tubuh dapat mensintesa melalui transaminase
Asam glutamat, alanin, asam aspartat, glutamin,
asparagin
Fungsi Biologis Asam Amino
Fungsi biologis asama amino adalah sebagai berikut:
1.
Bahan utama penyusun protein.
2.
Pertumbuhan
3.
Pemeliharaan tubuh
4.
Beberapa asam amino bertindak sebagai neurotransmitter dan beberapa
bertindak sebagai awal bahan untuk biosintesis neurotransmitter, hormon,
dan senyawa biokimia penting lainnya.
5.
Asam amino dapat dimetabolisme untuk menghasilkan energi setelah
cadangan karbohidrat dan lemak habis.
I.
Sumber Protein
Manusia sangat di anjurkan untuk mengkonsumsi berbagai sumber protein dari
berbagai jenis makanan. Karena makanan satu dengan makanan lainnya mengandung
protein yang berbeda. Fungsi protein berbeda-beda pada setiap makanan. Sumber protein
dibagi menjadi dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Berikut adalah sumber
protein nabati dan hewani yang cocok untuk di konsumsi:
1.
Sumber Protein Nabati
contohnya seperti, kacang-kacangan (kedelai, almond, kacang mede, kacang hijau,
kacang hazel, kacang merah), jintan, biji bunga matahari dan biji labu.
2.
Sumber Protein Hewani
contohnya seperti daging merah, daging unggas, telur, ikan dan produk susu.
J.
Angka Kecukupan Protein
Komposisi protein yang mengandung unsur karbon menjadikan protein sebagai
bahan bakar sumber energi. Apabila tubuh tidak menerima karbohidrat dan lemak dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh maka protein akan dibakar untuk
sumber energi. Dalam hal ini, keperluan tubuh akan energi lebih diutamakan sehingga
sebagian protein tidak dapat digunakan untuk membentuk jaringan.
Protein mensuplai 4 kalori per gram, tetapi secara ekonomis sumber energi yang
berasal dari protein lebih mahal dibandingkan dengan sumber energi yang berasal dari
lemak dan karbohidrat. Sebagai dasar perhitungan, kecukupan protein = 10-15 % dari
total suplai kalori. Misalnya 10% dari kecukupan energi = 210 kalori = 52,5 gram protein,
(1 kalori = 4 gram protein) (Suhardjo dan Clara, 1992).
K.
Akibat Kekurangan Protein
1.
Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah bagi gejala yang sangat ekstrem yang diderita oleh bayi
dan anak-anak kecil akibat kekurangan konsumsi protein yang parah meskipun
konsumsi energi atau kalori telah mencukupi kebutuhan.Gejalanya, pertumbuhan
terhambat, otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan
(moon face) dan gangguan psikomotor, anak apatis, tidak nafsu makan, tidak
gembira dan suka merengek, kulit kering dan bersisik, pecah-pecah, rambut rontok,
jagung, kurus, kusam. Hati membesar dan berlemak disertai anemia.
2.
Marasmus
Berasal dari bahasa Yunani yang artinya wasting atau merusak. Marasmus
adalah istilah yang digunakan bagi gejala yang timbul bila anak menderita
kekurangan energi (kalori) dan kekurangan protein. Marasmus juga bisa disebut
penyakit kelaparan dan terdapat banyak diantara kelompok sosial ekonomi rendah
di sebagian besar negara sedang berkembangdan lebih banyak daripada
kwashiorkor. Gejalanya, pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang,
serta otot-otot berkurang dan melemah, berat badan lebih banyak berpengaruh
daripada ukuran kerangka seperti panjang, lingkar kepala dan lingkar dada. Anak
apatis seperti sudah tua, tidak ada edema, pembesaran hati.
L.
Akibat Kelebihan Protein
Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan
obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain terutama pada bayi.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah dan demam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Protein adalah bagian dari semua sel hidup yang merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air.
2. Protein berfungsi sebagai zat pembangun tubuh dan pelindung tubuh, pendorong
metabolisme dan penyokong organ tubuh dalam berbagai aktivitasnya.
3. Protein dibagi menjadi tiga jenis, yaitu protein sederhana, kompleks dan derivat.
4. Protein diklasifikasikan menjadi protein serabut, globular dan konjugasi
5. Protein memiliki empat struktur, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan
kuartener.
6. Spesifikasi suatu protein, jenis, dan urut-urutan asam amino yang membentuk DNA
kemudian disampaikan oleh pesuruh RNA (ribonucleic acid) kepada mesin
pembuat protein yang terdiri atas DNA dan suatu protein di dalam sel. Asam amino
yang dibutuhkan kemudian dibawa oleh RNA lain yang dinamakan alat angkut
RNA ke tempat yang membutuhkan.
7. Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang dikandungnya.
Protein komplet atau protein dengan nilai biologi tinggi atau bermutu tinggi adalah
protein yang mengandung semua jenis asam amino esensal dalam proporsi yang
sesuai untuk keperluan.
8. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain
dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur fosfor, besi, sulfur,
iodium, dan nitrogen.
9. Sumber protein dibagi menjadi dua, yaitu sumber protein hewani dan nabati.
10. Dasar perhitungan kecukupan protein = 10-15 % dari total suplai kalori. Misalnya
10% dari kecukupan energi = 210 kalori = 52,5 gram protein, (1 kalori = 4 gram
protein) Mengetahui akibat kekurangan protein
11. Kekurangan protein dapat menyebabkan penyakit marasmus dan kwarshiorkor
12. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan
obesitas
Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama;
Jakarta
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta. PT Rineka Cipta; Jakarta.
Drs. G. Kartasapoetra dan H. Marsetyo, Drs. Med. 2005. Buku Tentang Ilmu Gizi Korelasi
Gizi Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Jakarta. PT. Rineka Cipta; Jakarta.
Download