KESUKARAN BELAJAR PART III

advertisement
OLEH: METTY VERASARI
a.
b.
c.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:94),
berpendapat bahwa siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan menunjukkan gejalagejala, sebagai berikut:
Menunjukkan prestasi belajar yang rendah atau
berada di bawah rata-rata yang dicapai oleh
siswa lain dalam satu kelasnya.
Hasil belajar atau prestasi belajar yang diperoleh
tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan,
artinya meskipun usahanya sudah keras, namun
nilainya selalu rendah
Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas
belajar, artinya ia selalu tertinggal dalam
mengerjakan soal-soal, dalam mengerjakan
tugas-tugas, dan sebagainya.



Siswa menunjukkan sikap yang tidak atau
kurang wajar selama proses pembelajaran,
misalnya membolos, sering tidak masuk pada
mata
pelajaran-pelajar
tertentu,
dan
sebagainya.
Menunjukkan perilaku menyimpang. Misalnya
suka membolos, tidak mengerjakan tugastugas, tidak mau bekerja sama dengan
temannya, terisolasi, dan sebagainya.
Emosional, misalnya mudah tersinggung,
mudah marah, pemurung, rendah diri, dan
sebagainya.
a.
b.
Faktor internal: yang dapat menyebabkan
kesulitan belajar bagi siswa antara lain,
kemampuan
intelektual,
perasaan
dan
kepercayaan diri, motivasi, kematangan untuk
belajar, usia, jenis kelamin, kebiasaan belajar,
mampu
mengingat,
serta
kemampuan
mengindra seperti melihat, mendengarkan,
membau, dan merasakan.
Faktor eksternal, yang dapat menyebabkan
kesulitan belajar bagi siswa dapat berupa guru,
kualitas pembelajaran, instrumen dan fasilitas
pembelajaran (hardware dan sofware), serta
lingkungan sosial dan alam.
a.
Faktor Intern (faktor dalam diri siswa itu sendiri)
1. faktor fisiologis
faktor fisiologis yang dapat menyebabkan
munculnya kesulitan belajar pada siswa seperti
kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat,
adanya kelemahan aau cacat tubuh, dsb.
2. faktor psikologis
faktor psikologis siswa yang dapat
menyebabkan kesulitan belajar meliputi tingkat
intelegensia pada umumnya rendah, bakat
terhadap mata pelajaran yang rendah, minat
belajar yang kurang, motivasi yang rendah,
kondisi kesehatan mental yang kurang baik,
serta tipe khusus siswa dalam belajar.
b. Faktor ekstern (faktor dari luar siswa itu sendiri)
1.
faktor- faktor nonsosial
faktor non sosial yang dapat menyebabkan kesulitan belajar
pada siswa dapat berupa peralatan belajar atau media belajar
yang kurang baik atau bahkan kurang lengkap, kondisi ruang
belajar atau gedung yang kurang layak, kurikulum yang sangat
sulit dijabarkan oleh guru dan dikuasai oleh siswa, waktu
pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang disiplin, dsb.
2. Faktor- faktor sosial
Faktor- faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya
permasalahan belajar pada siswa seperti faktor keluarga, faktor
sekolah, teman bermain, dan lingkungan masyarakat lebih luas.
Faktor keluarga dapat berpengaruh terhadap proses belajar
siswa seperti cara mendidik anak dalam keluarga, dan faktor
cara orang tua dengan anak, hubungan sesama saudara, dan
faktor cara orang tua membimbing siswa dalam belajar. Selain
itu kondisi keluarga yang lain juga dapat menyebabkan
kesulitan belajar pada siswa, yaitu suasana atau kondisi
keluarga, keadaan sosial ekonomi keluarga, dsb.

Faktor lain yang harus diperhatikan menurut
Abu ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:
89-90), yaitu kondisi guru yang dapat
menjadi penyebab kesulitan belajar pada
siswa, sbb:
◦ Guru yang kurang mampu dalam menentukan
mengampu mata pelajaran dan pemilihan metode
pembelajaran yang akan digunakan
◦ Pola hubungan guru dengan siswa yang kurang
baik, seperti suka marah, tidak pernah senyum,
sombong, tidak pandai menerangkan, pelit, dsb.
◦ Guru
menuntut
dan
menetapkan
standar
keberhasilan belajar yang terlalu tinggi di atas
kemampuan siswa secara umum.


Untuk menentukan diagnose kesukaran belajar maka
perlu secara teliti dengan menyertakan tinjauan
berbagai ahli, yaitu : Guru, petugas BP, orang tua,
pediater, psikolog, psikiater, dan neorolog
Untuk diagnose yang tepat maka diperlukan tentang :
◦ Derajat inteligensi anak
◦ Adakah ada ganggu fungsi organik pada otak (sering
kejang, sakit panas, pingsan)
◦ Adakah gangguan fisiknya (penyakit kronis, hambatan
pendengaran, mata)
◦ Adakah gangguan emosinya dan tingkah laku (mudah
cemas, menangis, gelisah, agresif, dan hiperaktif)
◦ Pengaruh lingkungan tak disenangi guru, teman, situasi
dirumah
◦ Kematangan fungsi motorik, sensorik, orientasi ruang dan
bidang, kognisi dan bahasa.
1.
IDENTIFIKASI SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR
a.perilaku siswa, meliputi: 1)kecepatan dalam menyelesaikan
tugas, 2) tingkat kehadiran mengikuti proses pembelajaran, 3)
keaktifan siswa dalam kelompok, dan 4) kemampuan kerjasama
dan sosialisasi
b. analisis prestasi belajar, meliputi:
1) penilaian acuan norma (PAN), penilaian jenis ini
menggunakan norma kelompok yang wujudnya berupa nilai
rerata kelas. Jadi, siswa yang memiliki nilai di bawah rerata
kelas dapat diidentifikasi memiliki kesulitan belajar.
2) penilaian acuan patokan (PAP), penilaian jenis ini
menggunakan norma berupa nilai atau skor yang telah
ditetapkan atau ditentukan besarannya terlebih dahulu oleh
guru mata pelajaran. Skor tersebut sering disebut dengan batas
tuntas, atau kriteria ketuntasan minimum (KKM).
2. Melokalisasi letak kesulitan belajar
a. membuat rata-rata nilai dari masing-masing
bidang studi
b. membuat grafik kedudukan kasus dalam
bidang studi
c. menetapkan lokasi kesulitan belajar siswa,
yaitu pada bidang studi apa. Caranya dengan
melihat siswa yang nilainya di bawah rata-rata.
d. apabila ditemukan banyak siswa yang
mengalami kesulitan belajar maka prioritasnya
adalah siswa yang paling banyak mengalami
kesulitan belajar.
3. Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar
1. faktor eksternal
2. faktor internal
4. Memperkirakan alternatif bantuan
Hal ini dengan mempertimbangkan beberapa hal
berikut:
a. apakah kesulitan belajar siswa tersebut masih
dapat ditolong?
b. berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
membantu siswa?
c. kapan dan dimana proses pemberian bantuan
akan dilakukan?
d. siapa yang akan memberikan proses bantuan?
5. Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya?
Menurut Sugihartono dkk. (2007:170), kegiatankegiatan tindak lanjut pelaksanaan DKB dapat
berupa:
a.
Memberikan bantuan dengan segera kepada siswa
yang mengalami kesulitan belajar sebagai bentuk
pelaksanaan program bantuan yang telah
ditetapkan;
b.
Melibatkan berbagai pihak yang dapat memberikan
bantuan
c.
Mengikuti perkembangan siswa dan mengadakan
evaluasi terhadap program bantuan yang telah
diberikan. Hal ini untuk melihat kelebihan dan
kekurangan program yang dilaksanakan
d.
Melakukan referral pada pihak yang berkompeten
membantu siswa.
Download